Anda di halaman 1dari 9

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN SILATURRAHMI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadis Akhlak

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Moh. Misbakhul Khoir, M. Th. I

Disusun oleh :

Kelompok 11

Adi Nur Fadhilah 20106013

Nanda Meirina Sari 20106014

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena atas Rohmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Kritik Sanad dan Matan
dengan judul “BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN SILATURRAHMI” dengan
lancar tanpa ada suatu halangan apapun.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami (penulis) dengan tangan terbuka mengharap kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tugas mendatang.

Selanjutnya, pada kesempatan kali ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberi bantuan moral dan
spiritual baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 8 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

A. Pengertian Berbakti kepada Orang Tua...................................................2


B. Pengertian Silaturrahmi...........................................................................2
C. Konsep Berbakti kepada Orang Tua dalam Hadis...................................3
D. Konsep Silaturrahmi dalam Hadis...........................................................4

BAB III PENUTUP........................................................................................6

KESIMPULAN...............................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbakti kepada orang tua dalam agama Islam menunjukkan betapa


mulianya sosok orangtua di hadapan Allah SWT. Adab kita sebagai anak terhadap
orang tua yang telah merawat kita sehingga kewajiban kita adalah berbuat baik
yang diwujudkan dengan berbakti pada keduanya. Selain itu kita juga harus
menyambung tali persaudaraan dengan bersilaturrahmi dengan kerabat dekat
maupun sesama manusia. Dalam ajaran Islam, melakukan silaturrahmi bukan
hanya sebuah tradisi, melainkan sunah sesuai ajaran nabi. Seperti yang kita tahu,
menjalankan sunah Nabi juga menjadi salah satu cara untuk membuka pintu
pahala. Apalagi kalau kita memahami makna yang terkandung di dalam berbakti
kepada orang tua dan silaturrahmi. Untuk itu pembahasan berikut akan
menjelaskan tentang konsep berbakti kepada orang tua dan silaturrahmi.dalam
hadis Nabi SAW.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian berbakti kepada orang tua dan silaturrahmi?
b. Bagaimana konsep berbakti kepada orang tua dan silaturrahmi dalam hadis?

C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan agar para pembaca dapat mengetahui
dan juga memahami pengertian berbakti kepada orang tua, serta konsepnya dalam
prespektif hadis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbakti kepada Orang Tua


Berbakti kepada kedua orang tua dalam bahasa Arab sering biasa disebut
dengan ungkapan “Birrul Walidain” yang merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu dari kata “birr” dan kata “al-walidain”. Secara bahasa (etimologi) kata “birr”
berasal dari kata barra-yabirru-barran artinya adalah kebenaran, ketaatan,
sedangkan dalam kamus Al-Munawwir artinya adalah taat berbakti, bersikap baik,
sopan, benar, banyak berbuat kebajikan. Sedangkan kata al-walidain maknanya
adalah ayah dan ibu.
Dengan demikian, berarti istilah berbakti kepada orang tua (birrul
walidain) mengandung pengertian benar, berbuat baik, belas kasih dan taat kepada
keduanya. Keempat hal tersebut berarti terwujud dalam sikap: berperilaku dan
berbuat baik kepada keduanya, tunduk dan patuh kepada mereka dalam segala hal
kebaikan apa saja yang di perintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya,
memuliakan mereka dan selalu berusaha mencari dan mendapatkan keridhaan dari
keduanya, kemudian tulus dalam mengabdi dan melayani keduanya, mengasihi
dan menyayangi selalu keduanya, merawat dan menjaga selalu keduanya dengan
sebaik-baiknya, tidak melakukan hal buruk kepada keduanya apalagi menyakiti
hati keduanya baik itu dalam bentuk ucapan ataupun perbuatan, karena itu bisa
membuat Allah SWT tidak ridha dan murka.

B. Pengertian Silaturrahmi
Silaturrahmi berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu silah yang artinya
menyambung, dan rahm yang artinya kasih sayang. Silaturrahmi berarti
menyambung, menjalin, atau menghubungkan kasih sayang, persaudaraan, atau
kekerabatan.
Silaturrahmi merupakan aktivitas ibadah yang memiliki keutamaan yang
besar, baik berupa karunia dunia maupun pahala di akhirat. Silaturrahmi memiliki
arti yang sangat penting, khususnya dalam kehidupan seseorang dan umumnya
bagi umat Islam secara keseluruhan. Silaturrahmi menjadi tonggak yang
mengokohkan banyak hal, mulai dari persatuan, perhatian, kasih sayang, mata
pencaharian, sehingga memudahkan seseorang untuk masuk ke dalam surga. Jika
setiap individu mampu membangun shilaturahmi dengan baik, maka akan banyak
kemudahan. Oleh karena itu, wahana shilaturrahmi harus terus selalu dibangun
dan dilestarikan.

2
C. Konsep Berbakti kepada Orang Tua dalam Hadis
1.
‫َح َّد َثَنا َعْبُد الَّر َّز اِق َأْخ َبَر َنا َم ْع َم ٌر َعْن َأِبي ِإْسَح اَق َعْن َأِبي ُع َبْيَد َة َع ِن اْبِن َم ْسُعوٍد َقاَل‬
‫َس َأْلُت َرُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُقْلُت َأُّي اَأْلْع َم اِل َأْفَض ُل َقاَل الَّص َلَو اُت ِلَو ْقِتَها َو ِبُّر‬
‫اْلَو اِلَدْيِن َو اْلِج َهاُد ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َع َّز َو َج َّل‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, telah mengabarkan kepada


kami Ma'mar dari Abu Ishaq dari Abu Ubaidah dari Ibnu Mas'ud ia berkata, Aku
bertanya kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, aku tanyakan; Amalan apakah yang paling
utama? Beliau menjawab, "Salat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua
orang tua dan berjihad fisabilillah 'Azza wa Jalla." (HR. Ahmad, Kitab. Musnad
Sahabat yang Banyak Meriwayatkan Hadis, Bab. Musnad Abdullah bin Mas’ud
ra, No. 4060, Ensiklopedi Hadits 9 Imam)

2.
‫َح َّد َثَنا ُقَتْيَبُة ْبُن َسِع يٍد َح َّد َثَنا َج ِريٌر َعْن ُع َم اَر َة ْبِن اْلَقْع َقاِع ْبِن ُش ْبُر َم َة َعْن َأِبي ُز ْر َع َة َعْن َأِبي‬
‫ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َقاَل‬
‫َج اَء َرُج ٌل ِإَلى َرُس وِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَقاَل َيا َرُس وَل ِهَّللا َم ْن َأَح ُّق الَّناِس ِبُح ْس ِن‬
‫َصَح اَبِتي َقاَل ُأُّم َك َقاَل ُثَّم َم ْن َقاَل ُثَّم ُأُّم َك َقاَل ُثَّم َم ْن َقاَل ُثَّم ُأُّم َك َقاَل ُثَّم َم ْن َقاَل ُثَّم َأُبوَك‬
‫َو َقاَل اْبُن ُش ْبُر َم َة َو َيْح َيى ْبُن َأُّيوَب َح َّد َثَنا َأُبو ُز ْر َع َة ِم ْثَلُه‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, telah menceritakan
kepada kami Jarir dari 'Umarah bin Al Qa'qa' bin Syubrumah dari Abu Zur'ah dari
Abu Hurairah radhiallahu'anhu, ia berkata, "Ada seseorang yang datang kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬seraya berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling
berhak kuberikan bakti kepadanya?" Beliau menjawab, "Ibumu." Ia bertanya lagi,
"Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu." Ia bertanya lagi, "Kemudian siapa
lagi?" beliau menjawab, "Ibumu." Ia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau
menjawab, "Kemudian ayahmu." Ibnu Syubrumah dan Yahya bin Ayyub berkata,
telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah hadis seperti di atas." (HR. Bukhori,
Kitab. Adab, Bab Siapa yang Paling Berhak Digauli dengan Baik, No. 5514,
Ensiklopedi Hadits 9 Imam)

Dalam hadis pertama dijelaskan bahwa amal perbuatan yang paling utama
ada tiga yaitu shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua, dan jihad fii
sabilillah. Artinya keutamaan berbakti kepada orang tua lebih tinggi nilainya
daripada jihad fii sabilillah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih
mengutamakan berbakti kepada orang tua daripada berjihad. Walaupun berjihad

3
di jalan Allah memiliki banyak keistimewaan, tetapi berbakti kepada orang tua
lebih mulia kedudukannya.

Sedangkan pada hadis ke-2 menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih


sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap
seorang ayah. Nabi SAW menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara
kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa
menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil,
kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak,
hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh
seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya.

D. Konsep Silaturrahmi dalam Hadis


1.
‫و َح َّد َثَنا َأُبو ُك َر ْيٍب ُم َح َّم ُد ْبُن اْلَعاَل ِء َح َّد َثَنا َأُبو ُأَس اَم َة َعْن ِهَشاٍم َعْن َأِبيِه َعْن َأْس َم اَء ِبْنِت‬
‫َأِبي َبْك ٍر َقاَلْت‬
‫َقِد َم ْت َع َلَّي ُأِّم ي َو ِهَي ُم ْش ِرَك ٌة ِفي َع ْهِد ُقَرْيٍش ِإْذ َعاَهَدُهْم َفاْس َتْفَتْيُت َرُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َفُقْلُت َيا َرُس وَل ِهَّللا َقِد َم ْت َع َلَّي ُأِّم ي َو ِهَي َر اِغ َبٌة َأَفَأِص ُل ُأِّم ي َقاَل َنَعْم ِص ِلي‬
‫ُأَّم ِك‬
Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin
Ala`, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari
bapaknya dari Asma` binti Abu Bakar ia berkata, (Ketika terjadi gencatan
senjata dengan kaum Quraisy) ibuku mendatangiku yang ketika itu masih
musyrik. Lalu aku meminta pendapat Rasulullah ‫ﷺ‬, saya bertanya,
"Wahai Rasulullah, Ibuku mendatangiku karena rindu padaku. Bolehkah aku
menjalin silaturrahmi dengan Ibuku?" Beliau menjawab, "Ya, sambunglah
silaturrahmi dengan ibumu. (HR. Muslim, Kitab. Zakat, Bab. Keutamaan
Infak dan Sedekah kepada Kerabat, No. 1671, Ensiklopedi Hadits 9 Imam)

2.
‫َح َّد َثَنا َخ اِلُد ْبُن َم ْخ َلٍد َح َّد َثَنا ُس َلْيَم اُن َح َّد َثَنا َعْبُد ِهَّللا ْبُن ِد يَناٍر َعْن َأِبي َص اِلٍح َعْن َأِبي‬
‫ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه‬
‫َعْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِإَّن الَّرِح َم َشْج َنٌة ِم ْن الَّرْح َمِن َفَقاَل ُهَّللا َم ْن َو َص َلِك‬
‫َو َص ْلُتُه َو َم ْن َقَطَعِك َقَطْع ُتُه‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad, telah


menceritakan kepada kami Sulaiman, telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu dari

4
Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersabda, "Sesungguhnya penamaan rahim itu diambil dari
(nama Allah) Ar Rahman, lalu Allah berfirman: Barang siapa
menyambungmu maka Akupun menyambungnya dan barang siapa
memutuskanmu maka Akupun akan memutuskannya." (HR. Bukhori, Kitab.
Adb, Bab. Siapa Menyambung Silaturahim mka Allah Akan
Menyambungkannya, No. 5529, Ensiklopedi Hadits 9 Imam)

Seorang muslim wajib bersilaturrahmi kepada kerabatnya sesuai dengan


kemampuannya. Meskipun hanya dengan ucapan yang baik. Bila kerabatnya
miskin, ia bisa membantunya dengan harta, bila ada. Bersilaturahmi kepada
yang terdekat kemudian yang terdekat, meskipun dengan telepun dan surat.
Tetap bersilaturahmi dan berusaha menyambung kepada mereka, meskipun
mereka memutuskan hubungan.

Adapun kepada kerabat kafir, maka tidak wajib bersilaturrahmi kepada


mereka. Tetapi bila kita bersilaturrahmi kepada mereka, itu hal yang baik.
Karena bisa jadi, dia mendapatkan petunjuk dengan sebab (silaturrahmi) kita.
Kalau kita punya saudara kafir, paman kafir atau sepupu kafir dan kita
bersilaturrahmi kepada mereka, itu baik bagimu. Ini dari sebab-sebab
hidayahnya.

Adapun kepada dua orang tua, maka kita tetap bersilaturrahmi kepada
mereka, meskipun keduanya musyrik/kafir. Kedua orang tua memiliki hak
yang besar. Kita tetap berbuat baik kepada mereka, bersilaturrahmi kepada
keduanya meskipun keduanya kafir, dan mengajak keduanya untuk berbuat
baik.

Dalam hadis yang ke-2 dinyatakan bahwa dengan memutus silaturahim


sama dengan memutus rahmat Allah. Maksudnya adalah tidak ada kebaikan
yang lebih cepat mendapat pahala selain silaturrahim dan tidak ada kejahatan
yang lebih cepat mendatangkan azab Allah,salah satunya dengan memutuskan
tali silaturrahim. Dengan silaturrahim akan mampu mencairkan hubungan
yang beku, sehingga akan terwujud hubungan yang harmonis. Dan untuk
itulah silaturrahim perlu dilakukan karena silaturrahim merupakan bagian dari
karakteristik orang yang beriman. Dan salah satu tanda orang yang beruntung
nanti di hari kiamat adalah orang-orang yang selama di dunia senang
menyambungkan tali silaturrahim.

5
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berbakti kepada orang tua adalah memuliakan mereka dan selalu berusaha
mencari dan mendapatkan keridhaan dari keduanya. Apabila terhadap seorang ibu,
harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah, karena banyaknya
kemuliaan yang dimiliki ibu yang tidak dimiliki ayah. Sedangkan dalam lingkup
kerabat dekat silaturrahmi menjadi tonggak yang mengokohkan banyak hal, mulai
dari persatuan, perhatian, kasih sayang, mata pencaharian, sehingga memudahkan
seseorang untuk masuk ke dalam surga. Jika setiap individu mampu membangun
shilaturahmi dengan baik, maka akan banyak kemudahan. Oleh karena itu, wahana
shilaturrahmi harus terus selalu dibangun dan dilestarikan.

Daftar Pustaka

Software Ensiklopedi Hadis 9 Imam

Hikmah, Mutiara, Berbakti pada Orang Tua Lebih Mulia dari Berjihad, 2020,
(diakses pada https://www.dakta.com/news/24984/berbakti-pada-orang-tua-lebih-
mulia-dari-berjihad)

Istanah, Silaturrahim sebagai Upaya Menyambungkan Taliyang Terputus, Riwayah:


Jurnal Studi Hadis, Vol. 2, No. 2, 2016

Muhaemin, Konsep Berbakti kepada Orang Tua dalam Perspektif Al-Qur’an dan
Hadis, Skripsi, 2021

Anda mungkin juga menyukai