Anda di halaman 1dari 33

HADIST TENTANG SILATURRAHIM

Makalah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Hadist Maudhu’i

Penyusun: SUKMAWATI

Dosen Pengampu:

Sofyan Effendy, S.Th.I,M.A

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H/2019M
KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan penulis kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
berangkaikan salam juga senantiasa dijunjungkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW.
karena dengan Al-Qur’an beliau telah menghantarkan umat manusia kepada jalan
keselamatan dunia dan akhirat.
Makalah Hadist tentang Silaturrahim ini merupakan bentuk salah satu tugas pada
mata kuliah Studi Tafsir di Indonesia. Maka, sehubungan dengan itu, penulis mencoba
menguraikan satu persatu permasalahan yang berkaitan dengan hadist tentang silaturrahim .
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Mulai dari dosen pengampu mata kuliah Hadist Maudhu’I Bapak
Sofyan Effendy M.A, perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan semua teman-
teman yang telah memberikan pinjaman buku referensi.
Kiranya penulis dalam menuliskan materi dan bahasan dalam makalah ini terdapat
kekeliruan, penulis sangat membuka kritik dan saran. Agar kedepannya penulis dapat lebih
teliti dalam menulis.

Penulis,

Sukmawati , Desember 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Ruang Lingkup........................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. pengertian Silaturrahim..........................................................................................................2
B. keutamaan Silaturrahim.........................................................................................................5
C. Hadist yang berhubungan dengan Silaturrahim..................................................................6
D. Hukuman bagi Orang yang Memutuskan Silaturrahim......................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang berubah dan bertumbuh,
saling membutuhkan dan saling mempengaruhi. Hubungan manusia merupakan
perbuatan yang harus dilakukan agar jalinan sillaturrahmi semakin harmonis, petunjuk
utama bersillaturrahmi setelah al-Qur’an adalah Hadis-hadis nabi. Hadis ini berfungsi
sebagai penjelas dan penafsir terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat umum dan
sebagai sumber hukum, sumber kerahmatan, dan sumber ilmu pengetahuan.
Hal yang utama dalam memperbaiki hubungan kepada sesama manusia, dimulai
dengan hubungankepada tetangga. Secara umum, tetangga ialah orang atau rumah yang
letak nya berdekatan. Tetangga merupakan orang-orang yang sangat dekat dan menjadi
orang pertama mengetahui jika tertimpa musibah. Olehnya, hubungan bertetangga tidak
bisa dianggap remeh karena mereka adalah saudara. Hubungan baik antara tetangga
merupakan perbuatan yang terhormat dan menjadikan penghormatan kepada tetangga
sebagai bagian keimanan kepada Allah dan Rasul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Silaturrahim?
2. Apa keutamaan Silaturrahim ?
3. Apa Saja Hadist yang Berhubungan dengan Silaturrahim?
4. Apa Hukuman Bagi Orang yang Memutuskan Silaturrahim?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Silaturrahim?
2. Mengetahui keutamaan Silaturrahim ?
3. Mengetahui Saja Hadist yang Berhubungan dengan Silaturrahim?
4. Mengetahui Hukuman Bagi Orang yang Memutuskan Silaturrahim?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sillaturrahmi
Silaturrahmi menurut KBBI adalah tali persahabatan (persaudaraan). S ilaturahmi
berasal dari kata shilah yang artinya hubungan dan rahim artinya kerabat. Rahim sendiri
juga berasal dari Ar Rahmah yang berarti kasih sayang, sehingga sering disebut dengan
berkasih sayang atau menjalin kekerabatan pada istilah silaturahmi.

B. Keutamaan Silaturrahmi
Keutamaan bersilaturahmi telah dijelaskan dalam hadis Nabi:
ِ ‫ول‬ ٍ ِ‫َخبرىِن أَنَس ب ِن مال‬ ٍ ِ
‫اهلل‬ َّ ‫ أ‬,‫ك‬
َ ‫َن َر ُس‬ َ ُْ َ َ ْ ‫ أ‬:‫ قَ َال‬,‫ع ْن عُ َقْي ٍل َع ْن ابْ ِن ش َهاب‬. َ ‫ث‬ َ ٍ‫َح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ِن بُ َكرْي‬
ُ ‫ح َّدثَنَا اللَّْي‬,
‫ِ مِح‬ ِِ
ُ‫ َف ْليَص ْل َر َه‬,‫ط لَهُ ىِف ِر ْزقه َويُْن َسأَ لَهُ ىِف أَثَِر ِه‬
َ ‫ب أَ ْن َيْب ُس‬ َّ ‫َح‬
َ ‫ َم ْن أ‬:‫م قَ َال‬.‫ص‬
Terjemahan : Yahya Ibnu Bukhair menceritakan kepada kami, Lais menceritakan kepada
kami dari Ukail dari Syeikh Ibnu Syihab berkata: Anas bin Malik memberi kabar
kepadaku bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang ingin dilapangkan
rezekinya, dan diakhirkan (panjangkan) usianya maka hendaklah ia mempererat
hubungan kekeluargaan(HR. Bukhari: 5986, 5985)1

Gharibul Hadis:

‫ ىِف أَثَِر ِه‬: Bermakna ajal. Ajal dimanai asar (jejak), ia mengikuti umur.
Penjelasan Hadis:
1. Orang yang bersilaturahmi akan dilapangkan rezekinya.
2. Dipanjangkan umurnya. Pertambahan umur yang dimaksud adalah keberkahan
umur karena mendapat taufik dan kepada ketaatan, mengisi waktunya dengan
perbuatan-perbuatan yang bermanfaat baginya diakhirat dan menjaga dari
perbuatan yang sia-sia. Serupa dengan hal ini disebutkan dari hadits nabi bahwa
umur umatnya lebih pendek dibandingkan umur umat-umat terdahulu maka Allah
memberikan lailatul qadar kepada mereka. Adapun yang berpendapat yang

Abu Abdullah Muhammad, Ensiklopedia Hadis 2; Shahih Al-Bukhari 2, (Jakarta: Al-Mahira,


1

2016), Cet. 2, diterjemahkan oleh Subhan Abdullah, Idris, dkk, h. 531

4
dimaksud dengan perpanjangan umur adalah dihilangkannya gangguan pada
orang yang berbuat baik dalam pemahaman maupun akalnya.2
Kesimpulannya menyambung silaturahmi menjadi sebab seseorang mendapat
taufik dan hidayah kepada ketaatan dan menjaga dari kemaksiatan yang
menjadiakan namanya tetap harum dan terkenang seakan-akan dia belum
meninggal.3

Pelajaran hadis:
1. Menyambung tali silaturahmi sangat dianjurkan dikarenakan mempunyai
keutamaan yang sangat besar.
2. Seseorang yang menyambung tali silaturahmi akan mendapatkan taufik untuk
selalu melakukan kebaikan.
3. Mendapatkan keberkahan umur dan rizki nya.

C. Dosa Memutuskan Sillaturrahmi

‫ص الِ ٍح َع ْن أَيِب ُهَر ْي َر َة َر ِض َي‬ ِ ِ ٍ ِ


َ ‫َح َّد َثنَا َخال ُد بْ ِن خَمْلَد َح َّد َثنَا ُس لَْي َما ُن َح َّد َثنَا َعْب ُد اهلل بْ ِن دينَ ا ٍر َع ْن اَيِب‬
‫ك‬ِ َ‫اللَّه َعْن ه َعن النَّيِب ِّ ص لَّى اللَّه َعلَي ِه وس لَّم قَ َال إِ َّن ال َّر ِحم َش جنَةٌ ِمن ال رَّمْح َ ِن َف َق َال اللَّه من وص ل‬
َ َ َُْ ْ ْ َ َ ََ ْ ُ َ ْ ُ ُ
ِ
ُ‫ص ْلتُهُ َو َم ْن قَطَ َعك قَطَ ْعتُه‬
َ ‫َو‬
Artinya:Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
rahim itu berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman, “Siapa
menyambungmu Aku menyambungnya dan barangsiapa memutusmu aku
memutusnya.” (HR. Bukhari : 5988).

Gharibul Hadis:
ٌ‫ َش ْجنَة‬bahasa Syajnah berarti akar pohon yang saling melilit sementara yang dimaksudkan
Syajnah dalam hadits ini adalah kerabat yang saling merekat kuat laksana akar yang melilit
ke ranting.
‫ ال َّر ِح َم‬merupakan pengaruh rahmat Allah yang melekat kuat dengan kerahimannya. Adapun

orang yang memutuskan hubungan silaturahim berarti dia memutuskan hubungan untuk
dirinya dari rahmat Allah

Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008),
2

diterjemahkan oleh Amiruddin, h. 55


3
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 56

5
‫ الرَّمْح َ ِن‬dari kata Rahim sebagai mana Hadits Qudsi. Bersabda Rasulullah SAW, “Saya adalah

Rahman Aku ciptakan Rahim dan darinya Aku bentuk nama-Ku untuk-Ku.”4
Penjelasan hadis:
1. Allah berfirman, “Barangsiapa yang menyambung hubungan silaturahim maka
Aku akan menyambungkannya dan barangsiapa yang memutuskan hubungan
silaturahim maka Aku memutuskannya.” Menurut Imam Qurtubi ada dua macam
rahim:
a. Rahim secara umum. Rahim secara umum mencakup makna saling cinta saling
kasih sayang dan berlaku adil.
b. Rahim secara khusus. Rahim secara khusus mencakup memberikan nafkah
kepada kerabat, memperhatikan keadaan mereka, pura-pura tidak tahu dengan
kesalahan mereka.
2.
Pelajaran Hadis:
1. Agungnya sebutan nama Rahman
2. Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapatkan pahala yang besar.
3. Orang yang memutus silaturahmi adalah akan diberi sanksi baginya.

ِ ْ‫ الرَّ ِح ُم م َُعلّ َق ُة ِبا ْال َعر‬: ‫َعنْ َعا ِئ َش َه َر ضِ َي هللاُ َع ْن َها َع ِن ال َّن ِبي ص م َقا َل‬
ْ‫ َمن‬: ‫ش َتقُو ُل‬
)‫ َو َمنْ َق َط َعنِي َق َط َع ُه هللا (متفق عليه‬,ُ‫ص َل ُه هللا‬ َ ‫ص َلنِي َو‬
َ ‫َو‬
Artinya : Dari Aisyah r.a dari Nabi saw bersabda : “Rahim atau kekeluargaan itu tergantung di
Arsy. Rahim itu berkata : barang siapa menyambungku Allah akan menyambungnya, dan barang
siapa memutusku maka Allah akan memutuskan hubungan dengan dia. (H.R. Bukhari dan
Muslim).

Ketika seorang umat mengupayakan dirinya untuk memutuskan tali silaturrahmi maka
akan hilanglah keharmonisan sebuah persahabatan atau persaudaraan, sehingga yang tinggal
hanyalah kegalauan dalam hidup karena ketika dia putuskan hubungan dengan keluarga maka
Allah pun akan memutuskan hubungan dengannya sesuai apa yang telah di perbuat.
Ketika Allah sudah memutuskan hubungan dengan hamba-Nya maka tidak ada yang terjadi
dalam diri hamba tersebut kecuali penderitaan, namun jika seorang hamba memiliki hubungan
yang harmonis dengan Allah sebagi pencipta dan pemiliknya maka hanya kebahagiaan dan
ketentraman yang dia rasakan, oleh karena itu maka tidak heran jika suatu ketika seorang
4
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 60

6
sahabat meminta kepada Nabi untuk ditunjukkan terhadap amalan yang dapat memasukkan
kesurga, dan Nabi pun mengatakan bahwa salah satunya adalah menyambung tali
persaudaraan. Adapun bunyi Haditsnya adalah sebagai berikut :

‫ َيا َرسُو‬: ‫ َانَّ َر ُجاًل َقا َل‬: ‫صا ِري َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬ َ ‫ْن َز ْي ٍد االَ ْن‬
ِ ‫ب خا َ لِ ِد اب‬
َ ُ‫َعنْ اَ ِبي اَيو‬
‫ك ِب ِه َشيْا ًء َو ُتقِي ُم‬ َ ‫ َتع ُب ُد‬: ‫َاخ ِبرنِي َبعْ م ُل ْيدخ ِْلنِي ْالج َّن َة َف َقا َل ال َّن ِبي ص م‬
ُ ‫هللا َواَل ُت ْش ِر‬ ْ ‫َل هلل‬
)‫الزكا َ َة َو َتصِ َل الرَّ ح ِِم (متفق عليه‬ َّ ‫صاَل َة َو ُت ْؤتِي‬
َّ ‫ال‬

Artinya : Dari Ayyub Khalid bin Zaid Al- Anshariy ra. Ia berkata : ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah :“ Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amal yang dapat memasukkanku
kedalam surga. “ Nabi saw menjawab : “ sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya,
dirikanlah salat, bayarlah zakat, dan sambunglah tali kekerabatan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Maka dari kutipan hadits riwayat Bukhari dan Muslim diatas dengan jelas dapat kita fahami
bahwa secara tegas Nabi menyampaikan bahwa silarurrahmi termasuk amalan yang dapat
memasukkan seseorang kedalam surga Allah, apabila orang tersebut beriman,mendirikan
shalat, dan memberikan hak fakir miskin dengan mengeluarkan zakat.

D. Penyebab Terputusnya Tali Silaturahmi

Sering terdengar di masyarakat berbagai kasus putusnya tali silaturrahim dengan


berbagai bentuknya. Terhadap pemutusan silaturrahim ini, Islam sangat tegas
ancamannya. Allah berfirman:

َ ‫ أ ُ ْو َل ِئ‬. ‫ض َو ُت َق ِّطعُوا أَرْ َحا َم ُك ْم‬


َ ‫ك الَّذ‬
ُ‫ِين َل َع َن ُه ُم هللا‬ ِ ْ‫َف َه ْل َع َس ْي ُت ْم إِن َت َولَّ ْي ُت ْم أَن ُت ْفسِ ُدوا فِي ْاألَر‬
‫ار ُه ْم‬
َ ‫ص‬ َ ‫ص َّم ُه ْم َوأَعْ َمى أَ ْب‬ َ َ ‫َفأ‬
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang
dila’nati Allah dan Allah tulikan telinga mereka dan Allah butakan penglihatan mereka”.
[Muhammad:22-23].
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
‫الَ َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة َقاطِ ٌع‬
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahmi”. [HR Bukhari 5984 dan
Muslim 2556].

7
Banyak faktor yang dapat menyulut terjadinya pemutusan tali silaturrahim. Namun
ketidaktahuan seseorang tentang itu, membuatnya terjerumus dalam kesalahan.
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa banyak hal yang dapat menyebabkan
terputusnya silaturrahmi, di antaranya ialah:
1. Ketidaktahuan Bahaya Memutuskan Tali Silaturrahmi.
2. Ketakwaan Yang Melemah.
3. Kesombongan.
4. Perpisahan Yang Lama.
5. Celaan Berat
6. Memberatkan
Ada orang, jika dikunjungi oleh sanak familinya, dia terlihat membebani dirinya untuk
menjamunya secara berlebihan.
7. Kurang Memperhatikan Peziarah.
8. Pelit Dan Bakhil.
9. Menunda Pembagian Harta Warisan.
10. Kerjasama Antar Keluarga Dekat.
Sebagian orang bekerjasama dengan saudaranya dalam suatu usaha atau PT tanpa ada
kesepakatan yang jelas. Ditambah lagi, dengan tidak adanya tranparansi. Usaha ini
terbangun hanya berdasarkan suka sama suka dan saling mempercayai.
Jika hasilnya mulai bertambah serta wilayah usahanya semakin melebar, mulai timbul
benih perselisihan, perbuatan zhalim mulai dan mulai timbul prasangka buruk kepada
yang lain. Dari suasana yang kurang sehat ini, kemudian hubungan semakin memburuk,
perpecahan tak terelakkan, bahkan mungkin bisa berbuntut ke pengadilan. Akhirnya di
persidangan mereka saling mencela. Allah berfirman:

ِ ‫ِين َءا َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬


‫ت‬ َ ‫ض إِالَّ الَّذ‬ ُ ْ‫َوإِنَّ َك ِثيرً ا م َِن ْال ُخ َل َطآ ِء َل َي ْبغِي َبع‬
ٍ ْ‫ض ُه ْم َع َلى َبع‬
‫َو َقلِي ٌل مَّا ُه ْم‬
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang shalih; dan amat sedikitlah mereka ini”. [Shaad:24].
11. Sibuk Dengan Dunia.
12. Thalak Di Antara Kerabat.
13. Jarak Yang Berjauhan Serta Malas Ziarah.
14. Rumah Yang Berdekatan.
Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

8
“Perintahkanlah kepada para kerabat agar saling mengunjungi bukan untuk saling
bertetangga”.
15. Kurang Sabar.
16. Lupa Kerabat Pada Saat Mempunyai Acara.
17. Hasad Atau Dengki.
18. Banyak Gurau.
19. Fitnah.
20. Perangai Buruk Sebagian Istri.

A. Hal-hal yang berkaitan dengan memutuskan silaturrahim


‫ َقا َل َرسُو ُل هللا ص م الَ َي ْد ُخل الجنة‬: ‫ير ابْنُ م ُْط َع ْم َرضِ َي هللا َع ْن ُه َقا َل‬
ٍ ‫َعنْ َج ِب‬
)‫َقاطِ ُع َيعْ نِي َقا َطع َرح ِِم (متفق عليه‬
Artinya : “Jabir bin Muth’im berkata : Rasulullah saw. bersabda : “ tidak masuk syurga
siapa yang memutuskan tali kasih sayangnya dengan orang lain“

Adapun yang dimaksud dengan “ tidak masuk ” dalam kutipan hadits tersebut adalah
tidak langsung masuk karena umat manusia akan masuk syurga dengan syafaat
Rasulullah saw. Dan orang yang sekali saja mengucapkan Syahadatain selama hidupnya
dan matinya tidak kafir. Hadits diatas bersifat tahdiidan atau ancaman berat bagi siapa
saja yang memutuskan tali silaturrahminya.
Dari uraian hadits diatas jelas bahwa orang yang memutuskan hubungan persaudaraan
berarti dia telah berbuat maksiat karena telah melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-
Nya tentang kewajiban umat Islam untuk menyambung tali persaudaraan.bahkan
sekedar menjauhi dan meninggalkan saudaranya lebih dari tiga malam dengan niat
memutuskan hubungan persaudaraan pun tidak dibenarkan oleh agama karna
merupakan hal yang tidak baik dan bahkan dapat menimbulkan penyakit hati pada ke
dua belah pihak.

‫ب السَّما َ ِء م ُْغ َل َق ًة ُد ْو َن َقاطِ ُع‬


َ ‫ اَنَّ اَب َْو‬: ‫ َقا َل الّ ِنبي ص م‬: ‫َعنْ ِابْنُ َمسْ عُو ٍد َقا َل‬
)‫الرَّ حْ ِم (روه طبراني‬
Artinya : Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata : Nabi Muhammad saw bersabda :
“sesungguhnya pintu langit itu tertutup untuk orang yang memutuskan hubungan
persaudaraan.” (H.R. Thabrani)

Dan Rasulullah saw dalam berbagai haditsnya pun telah mengutuk perbuatan dari
orang-orang yang memutuskan tali silaturrahmi atau hubungan persaudaraan, yang
dimana secara tegas diperintah oleh Allah SWT untuk senantiasa menjaganya, sebab

9
yang demikian dapat dipahami karena kecintaan seseorang terhadap saudaranya
merupakan bukti dari keimanan seseorang sehingga ketika seseorang telah memutuskan
hubungan kasih sayang terhadap sesama sebagai bentuk persaudaraan maka dia telah
kehilangan sebagian dari keimanannya,karena keimanan yang sempurna menuntut
kecintaan terhadap sesama muslim.

Silaturahmi secara konkrit dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk antara lain :


a. Berbuat baik atau ihsan terutama dengan memberikan bantuan materiil untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, adapun yang harus diprioritaskan untuk dibantu adalah karib kerabat
dibanding dengan pihak-pihak lain yakni diantaranya ada anak yatim, orang miskin, ibnu sabil,
dan lain-lain. Karena jika karib kerabat tersebut seorang yang miskin maka bersedekah kepada
kerabat tersebut bermakna ganda : yakni sedekah sekaligus silaturrahmi. Dengan demikian jelas
bahwa dari ukhuwah antar karib kerabat adalah lebih utama dan yang paling di utamakan di
bandingkan dengan yang lain nya.
b. Memelihara dan meningkatkan rasa kasih sayang sesama kerabat maupun sesama muslim
maupun orang lain dapat dapat diaplikasikan dengan sikap saling kenal-mengenal, hormat-
menghormati, bertukar salam, kunjung-mengunjungi, surat-menyurat, bertukar hadiah, jenguk-
menjenguk, bantu-membantu, dan berkerja sama menyelenggarakan walimahan silaturahmi
dan lain-lain dan itu semua bisa di katakan
silaturrahmi dengan catatan hal-hal tersebut diorientasikan untuk meningkatkan persaudaraan.

E. Orang pertama yang wajib bagi kita untuk silaturrahim

Allah berfirman “ dan kami wajibkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
.kedua orang tuanya
Sebagaimna sabda Rasulullah bahwa kita harus berbakti dengan maksud selalu
.menyambung silaturrahim kepada orang tua dengan baik

‫ أَ ْخَب َرنِي‬،‫الولِي ُد بْ ُن َع ْي َزا ٍر‬َ :‫ال‬


ِ ِ‫ح َّد َثنَا أَبو الول‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫ َح َّد َثنَا ُش ْعبَة‬،‫يد‬ َ ُ َ
‫ َوأ َْو َمأَ بِيَ ِد ِه إِلَى َدا ِر‬،‫ب َه ِذ ِه الدَّا ِر‬ ِ - ‫ أَ ْخبرنَا‬:‫ول‬ ِ َّ ‫ت أَبا َعم ٍرو‬ ِ َ َ‫ق‬
ُ ‫صاح‬ َ َ َ ُ ‫ َي ُق‬،‫الش ْيبَان َّي‬ ْ َ ُ ‫ َسم ْع‬:‫ال‬
َ َ‫ب إِلَى اللَّ ِه؟ ق‬
:‫ال‬ ُّ ‫َح‬ َ ‫الع َم ِل أ‬
َ ‫َي‬ ُّ ‫ أ‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ْت النَّبِ َّي‬ُ ‫ َسأَل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْب ِد اللَّ ِه‬-
‫اد فِي‬ ِ :‫ال‬
ُ ‫«الج َه‬ َ َ‫َي؟ ق‬ٌّ ‫ ثُ َّم أ‬:‫ال‬َ َ‫الوالِ َديْ ِن» ق‬ ِ َ َ‫َي؟ ق‬
َ ‫ «ب ُّر‬:‫ال‬ ٌّ ‫ ثُ َّم أ‬:‫ال‬ َ َ‫«الصالَةُ َعلَى َوقْتِ َها» ق‬َّ
‫ادنِي‬ ْ ‫ َولَ ِو‬،‫ َح َّدثَنِي بِ ِه َّن‬:‫ال‬
َ ‫اسَت َز ْدتُهُ ل ََز‬ َ َ‫يل اللَّ ِه» ق‬ ِ ِ‫َسب‬

10
Terjemahannya: “seseorang bertanya kepada rasullulah, apakah perbuatan yang
paling Allah sukai? Rasul menjawab sholat pada waktunya . kemudian dia bertanya
lagi , kemudian apa lagi ya rasul? Rasul menjawab berbuat baiklah kepada kedua
orang tuamu, kemudian apa lagi ya rasul? ‘jihad dijalan Allah’ . (bukhari,5991)

Keterangan Hadist :

(berbakti kepada orang tua ) dan mempererat hubungan kekeluargaan .


demikian yang tercantum pada sebagian naskhah Shahih Bukhari.Sebagian
mereka menghapus kalimat kalimat berbakti kepada orang tua dan
mempererat hubungan kekeluargaan , dan yang lain menghapus
“basmalah”An-Nasafi menyebutkan, “ berbakti(kepada kedua orang tua) dan
mempererat hubungan kekeluargaan “ pada bagian awal kitab Adabul Mufrod
karya imambukhari disebutkan, “ bab penjelasan firman Allah ‘ dan kami
wajibkan manusia (berbuat kebaikan kedua ibu-bapaknya”. Kitab Adabul
Mufrad membuat tambahan hadist-hadist yang tidak disebutkan dalam
Shahih Bukharidan beberapa atsar yang mauquf sehingga memiliki manfaat
yang sangat besar.
Kata ‘adab’ digunakan untuk perkataan atau perbuatan yang terpuji.
Sehingga ulam mendefenisikan adab adalah akhlaq yang mulia. Ada yang
berpendapat bahwa adab adalah usaha u ntuk melakukan hal-hal yang baik.
Menurut yang lain, menghormati yang tua dan lemah lembut kepada yang
lebih muda. Bahkan ada yang beroendapat bahwa adab kata ‘adab’ diambil
dari kata ma’dabahartinya undangan untuk makan. Dinamakan demikian
karena termasuk sesuatu yang dianjurkan.
Ayat dengan lafaz seperti diatas terdapat dalam surat Ankabut dan Al-Ahqaaf.
Namun, yang dimaksud pada bab ini adalah ayat pada surat Al-Ankabut .
Ibnu-Bathal menyebutkan para ahli tafsir berpendapat bahwa ayat yang yang
terdapat dalam surah Luqman ini turun berkenaan sengan Saad bin Abi
Waqqash. Demikian dia katakana ‘yakni’ “dalam surat Luqman” padahal
sebenarnya tidak demikian. Imam muslim meriwayatkan dari Mus’ad Bin
Sa’ad dari bapaknya, dia berkata; “ ibunya Sa’ad bersumpah tidak akan
berbicara dengan anaknya (Sa’ad) selamanya hingga anaknya itu kafir dari
agamanya.” Sang ibu berkata, “ engkau mengatakan bahwa Allah berwasiat
kepadamu untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, sementara aku adalah
ibumu, sehingga aku memerintahkan untuk kafir dari agamamu, maka
turunlah firman Allah :

‫ك ِب ِه عِ ْل ٌم َفاَل‬
َ ‫ْس َل‬ َ ‫ك َع َل ٰى أَن ُت ْش ِر‬
َ ‫ك ِبي َما َلي‬ َ ‫حسناوإِن َجا َهدَا‬َ َ ‫ص ْي َنا اإْل ِن َس‬
‫ان ِب َوالِدَ ْي ِه‬ َّ ‫َو َو‬
‫صا ِح ْب ُه َما فِي ال ُّد ْن َيا َمعْ رُو ًفا‬ َ ‫ُتطِ عْ ُه َما ۖ َو‬

11
dan kami wajibkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Dan (
jika keduanya menyuruhmu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.
demikian yang ).Dan bergaulah dengan keduanya dengan pergaulan yang baik
.tercantum dalam riwayat imam muslim

Dalam riwayat ini terjadi perpindahan dari satu ayat ke ayat yang lain,
‫ ب ما ليس لك به‬U‫ جاهدك لتشارك‬karena ayat dalam surat Al-Ankabut disebutkan
dan jika keduanya memerintahkan mu untuk( U‫مرجعكم‬ - ‫علم فال تطعهما – الى‬
menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu
).maka janganlah kamu mengikuti keduanya hingga kembalimu

Nama Ibnu Sa’ad bin Abi Waqqash adalah hamnah bin Abi Sufyan bin
Umayyah. Saya tidak menemukan dalam satu riwayat pun yang bmenjelaskan
bhwa dia masuk Islam. Dalam ayat ini terdapat wasiat untuk berbuat baik
kepada orang tua dan perintah menaati keduanya walaupun dalam keadaan
kafir. Kecuali keduanya memerintahkan untuk berbuat syirik, maka tidak wajib
menaatinya, sehinnga ayat ini menjelaskan makna global untuk menaati
.keduanya

Ibni At-Tin berkata, “mengedepankan bernbakti kepada orang tua dari


pada jihad memiliki dua alasan. Pertama, manfaat perbuatan ini dapat dirasakan
orang lain. Kedua, pelakunya menganggap perbuatannya sebagai balasan atas
kebaikan kedua orang tuanya. Seakan-akan dia menganggap bahwa perbuatan
lain lebih baik darinya.” Maka disini ditandaskan keutamaan berbakti kepada
.”kedua orang tua

Saya Ibnu Hajar katakana, alasan pertama kurang jelas. Ada kemungkinan
berbakti kepada kedua orang tua diutamakan karena seseorang tidak dapat
berjihad kecuali telah mendapatkan izin dari kedua orang tuanya, seperti yang
telah dijelaskan.

12
َ‫ َع ْن عُ َم َارة‬،‫ َح َّد َثنَا َج ِر ٌير‬: ‫ قَااَل‬،‫ب‬ ٍ ‫ َو ُز َه ْير بْ ُن َح ْر‬،‫الث َق ِف ُّي‬
َّ ‫يف‬ ِ ‫يد بْ ِن َج ِم‬
ٍ ‫يل بْ ِن طَ ِر‬ ِ ‫ح َّد َثنَا ُقَتيبةُ بن س ِع‬
َ ُ ْ َْ َ
ُ
،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ‫ جاء رجل إِلَى رس‬:‫ال‬
َ ‫ول اهلل‬ ُ َ ٌ ُ َ َ َ َ َ‫ ق‬،َ‫ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة‬،َ‫ َع ْن أَبِي ُز ْر َعة‬،‫اع‬ ِ ‫بْ ِن الْ َق ْع َق‬
‫ " ثُ َّم َم ْن؟‬:‫ال‬ َ َ‫ك» ق‬ َ ‫ «ثُ َّم أ ُُّم‬:‫ال‬َ َ‫ ثُ َّم َم ْن؟ ق‬:‫ال‬
َ َ‫ك» ق‬ َ ‫ «أ ُُّم‬:‫ال‬ َ َ‫ص َحابَتِي؟ ق‬َ ‫َّاس بِ ُح ْس ِن‬
ِ ‫َح ُّق الن‬
َ ‫ َم ْن أ‬:‫ال‬ َ ‫َف َق‬
ِ ِ ِ ِ َ ‫ «ثُ َّم أَب‬:‫ال‬
‫َم‬
ْ ‫ص َحابَتي َول‬ َ ‫َح ُّق بِ ُح ْس ِن‬ َ ‫ َم ْن أ‬:َ‫وك» َوفي َحديث ُقَت ْيبَة‬ ُ َ َ‫ ثُ َّم َم ْن؟ ق‬:‫ال‬
َ َ‫ك» ق‬ َ ‫ «ثُ َّم أ ُُّم‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬
َ ‫يَ ْذ ُك ِر الن‬
5
‫َّاس‬

MANUSIA YANG PALING BERHAK UNTUK DIHORMATI

Terjemahannya: ” Qutaidah bin Sai’d menyampaikan kepada kami dari jarir, dari
umarah ada seseorang datang kepada Rasulullah lalu bertanya, siapakah yang paling berhak
aku perlakukan dengan baik? Beliau bersabda “ ibumu” dan dia bertanya : kemudia siapa?
Beliau bersabda “ibumu” kemudian bertanya lagi siapa lagi ya Rasul? “ibumu” kemudian dia
bertanya lagi , siapa lagi ya Rasul “ayahmu”(bukhari,2548.)

Keterangan hadist:

Mengapa ibu disebutkan oleh Rosulullah SAW sebanyak 3 kali? Dan kenapa ayah tidak
disebutkan pertama? Ini menjadi pertanyaan dalam benak kita. Perlu kita ketahui bahwa
pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya tidak dapat tergantikan sampai kapanpun dan
dengan apapun, karena kasih seorang ibu begitu tulus tanpa mengharap balasan dari anaknya.
Selain itu, ibu mengandung kita selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari, selama
mengandung perut ibu setiap hari bertambah besar dalam keadaan yang semakin lemah, jika
berjalan harus lebih pelan karena didalam perut ada anak yang sangat disayangi dan masih
lemah, setelah tiba waktunya seorang ibu mempertaruhkan nyawa demi anaknya bisa terlahir
kedunia. Setelah anak lahir, ibu merawat anaknya dan menyusuinya baik siang maupun tengah
malam tanpa memikirkan waktu asal anaknya senang dan nyaman. Selain itu, dibawah telapak
kaki ibu ada surga, sedangkan dibawah telapak kaki ayah tidak ada. Ini adalah salah satu kenapa
ibu disebut sebanyak tiga kali oleh Rosulullah SAW, dan dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang
pengorbanan seorang ibu, dalam QS. Al-Lukman ayat 14 :

َ ‫ْن أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي َول َِوالِ َد ْي‬


‫ك إِلَيَّ ْالمَصِ ي ُر‬ َ ِ‫ان ِب َوالِدَ ْي ِه َح َملَ ْت ُه أ ُ ُّم ُه َوهْ ًنا َعلَى َوهْ ٍن َوف‬
ِ ‫صالُ ُه فِي َعا َمي‬ َ ‫ص ْي َنا اإل ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬

Shahih Muslim 4621 Sunan Tirmidzi 1819 Sunan Ibnu Majah 2697 __________ 5
Sunan Ibnu Majah 3648 Musnad Ahmad 7994
http://carihadis.com/Shahih_Bukhari/5514

13
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Berbakti pada orang tua tidak hanya dalam tindakan, namun juga ucapan. Sebagaimana
dijelaskan dalam QS. Al-Israa’ ayat 23 :

‫ك ْال ِك َب َر أَ َح ُد ُه َما أَ ْو كِال ُه َما َفال َتقُ ْل لَ ُه َما أُفٍّ َوال َت ْن َهرْ ُه َما َوقُ ْل‬ ِ ‫ُّك أَال َتعْ ُبدُوا إِال إِيَّاهُ َو ِب ْال َوالِدَ ي‬
َ َ‫ْن إِحْ َسا ًنا إِمَّا َي ْبلُغَ نَّ عِ ْند‬ َ ‫َو َق‬
َ ‫ضى َرب‬
َ َ
‫ل ُه َما ق ْوال ك ِريمًا‬ َ

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

F. .Tetap bersilaturrahim meski keluarga itu musyrik

َّ ِ‫ش َو ُم َّدتِ ِه ْم إِ ْذ عَاهَ ُدوا النَّب‬


‫ي‬ ٍ ‫ فِي َع ْه ِد قُ َر ْي‬،ٌ‫ت أُ ِّمي َو ِه َي ُم ْش ِر َكة‬ ْ ‫ قَ ِد َم‬:‫ قَالَت‬،‫ع َْن أَ ْس َما َء‬
ْ ‫ إِ َّن أُ ِّمي قَ ِد َم‬:‫ت‬
‫ت‬ ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقُ ْل‬ َ ‫ي‬ ُ ‫ فَا ْستَ ْفتَي‬،‫ َم َع ا ْبنِهَا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َّ ِ‫ْت النَّب‬ َ
»‫ك‬ ُ ِ ،‫ «نَ َع ْم‬:‫صلهَا؟ قَا َل‬
ِ ‫صلِي أ َّم‬ ُ َ َ ٌ
ِ ‫َو ِه َي َرا ِغبَة؟ أفَأ‬

Terjemahan: Dari Asma radhiyallohu anha berkata: Ibuku datang sementara dia
musyrik ketika masa perjanjian damai kaum Qurays dengan kaum muslimin
bersama anak lelakinya, maka aku meminta fatwa kepada Nabi shallallohu alaihi
wasallam, “Sesungguhnya ibuku datang dan mengharapkan baktiku kepadanya,
apakah boleh aku bersilaturrahim kepadanya? Beliau menjawab, “Iya, sambunglah
tali silaturrahim dengannya.”(Bukhari,5979)

Kesimpulan dan Pelajaran:

 Penjelasan tentang hukum bersilaturrahim kepada keluarga dan orang


tua yang non muslim

 Begitu mahal dan berharganya hidayah Allah subhanahu wa ta’la. Begitu


banyak para sahabat radhiyallohu anhum di zaman tersebut yang telah
mendapat hidayah untuk masuk Islam namun tidak sedikit diantara keluarga
mereka yang tidak mendapat hidayah bahkan diantara mereka ada yang yang
menjadi musuh dan penentang dakwah Islam Disyariatkannya bertanya kepada

14
seorang alim dalam permasalahan ad dien termasuk dalam persoalan keluarga
apatah lagi yang berkaitan dengan aqidah Penjelasan tentang kaidah dan
batasan aqidah “Al Walaa wa Al Baraa” (Loyalitas kepada kaum muslimin dan
berlepas diri dari selainnya) Bolehnya bersilaturrahim kepada keluarga dan orang
tua yang non muslim selama mereka tidak memusuhi dan memerangi ummat
Islam
 Penjelasan tentang sebab turunnya firman Allah subhanahu wa ta’la dalam QS.
Al Mumtahanah ayat 8 Keutamaan Asma bintu Abi Bakar radhiyallohu anha yang
karena persoalan yang beliau tanyakan maka Allah azza wa jalla menurutkan
ayat untuk menjelaskan hukum dan penjelasannya Kaum kafir ada yang harby
(memerangi ummat Islam) dan ada juga yang tidak, masing-masing memiliki
hukum dan penyikapan yang berbeda. Keadilan dalam bersikap yang diajarkan
oleh Dienul Islam yang mulia ini kepada ummatnya Kebanyakan ulama menyebut
bahwa nama dari ibu Asma ini adalah Qatiilah binti Abdul ‘Uzza dan dia adalah
ibu kandung dari Asma namun sebagian juga mengatakan dia adalah ibu
persesusuannya, Wallohu A’lam.

G. Memuliakan Tetangga
Tetangga adalah dalam KBBI tetangga adalah yang tinggal disebelah
rumah, orang yang tinggal berdekatan rumahnya, berarti tetangga adalah hidup
berdekatan karena berdekatan rumahnya.6 Secara umum, tetangga adalah orang
atau rumah yang rumahnya sangat dekat. Dalam kehidupan bertetangga
haruslah saling memuliakan. Sebagaimana dalam hadis Nabi:

‫• عن‬,‫ عن ابيه‬,‫• حدثنا عمر• بن محمد‬,‫ يزيد بن زريع‬,‫حدثنا محمد بن• منهالل‬
ِ ْ‫ َما َزا َ•ل ِجب ِْر ْي ُ•ل يُو‬:‫م‬.‫ قال رسول هللا ص‬,‫ابن عمر• رضي هللا عنهما‬
‫ص ْينِ ْ•ي‬
•ُ‫ت أَنَّهُ َسيُ َو ِّرثُه‬ •ِ ‫بِ ْالـ َج‬
ُ ‫ار َحتَّى• ظَنَ ْن‬
“Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira
bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris” (HR. Bukhari 6014,
Muslim 2625)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: “Bukan berarti


dalam hadits ini Jibril mensyariatkan bagian harta waris untuk tetangga
karena Jibril tidak memiliki hak dalam hal ini. Namun maknanya adalah
beliau sampai mengira bahwa akan turun wahyu yang mensyariatkan tetangga
6
KBBI

15
mendapat bagian waris. Ini menunjukkan betapa ditekankannya wasiat Jibril
tersebut kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam”

Gharibul hadis:

•‫ عمر بن محمد‬: ialah ibnu zayd bin Abdullah bin umar bin khattab.

‫ار‬ ْ digunakan untuk makna mereka yang masuk dalam perlindungan.


ِ ‫الـ َج‬:
Digunakan juga untuk makna mereka yang berdekatan rumahnya, makna
terakhir inilah dimaksud dalam hadis ini. 7

Penjelasan hadis:

1. Syeikh Abu Muhammad Bin Abi Jamroh berkata, “memelihara tetangga


termasuk kesempurnaan iman. Dahulu orang-orang jahiliyah memelihara
hal ini. Wujud berwasiat kepada tetangga adalah dengan memberi
kebaikan kepadanya sesuai dengan kemampuan, seperti hadiah, seperti
salam, berwajah ceria saat bertemu, memperhatikan keadaannya,
menolong dalam hal-hal yang dibutuhkan, dan sebagainya.” 8
2. Rasulullah telah menafikan iman mereka yang tetangga nya merasa tidak
aman dikarnakan gangguan.
3. Tetangga itu ada tiga macam:
a. Tetangga yang memiliki satu hak, yaitu: tetangga musyrik, dia
memiliki hak bertetangga.
b. Tetangga yang memiliki dua hak,yaitu: tetangga muslim, memiliki
hak bertetangga dan hak muslim.
c. Tetangga yang memiliki tiga hak,yaitu: tetangga kerabat, memiliki
hak bertetangga, hak muslim, hak kerabat. 9

Pelajaran Hadis:

1. Dalam hadis ini jibril sangat menekan kan hak bertetangga


2. Menghormati tetangga adalah salah satu sumber ajaran Islam, yang mana
menghormati adalah tunduk namun tidak menyembah, patuh bukan karena
rendah, memuliakan serta menghargai orang lain.
3. Tujuan dari menghormati adalah memanusiakan manusia, menghormati pribadi
sebagai manusia biasa dengan cara memberikan penghormatan kepada
manusia lainnya.

H. Dosa Membuat Tetangga Tidak Aman

7
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 140
8
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 142
9
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 144

16
ٍ ‫ َعن س ِع‬،‫ب‬ ِ ِ ِ
‫صلَّى‬َ ‫َن النَّبِ َّي‬
َّ ‫ أ‬،‫ َع ْن أَبِي ُش َريْ ٍح‬،‫يد‬ َ ْ ٍ ْ‫ َح َّد َثنَا ابْ ُن أَبِي ذئ‬،‫َح َّد َثنَا َعاص ُم بْ ُن َعل ٍّي‬
ِ ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ َّ :‫ال‬ ِ
‫ول‬
َ ‫ َو َم ْن يَا َر ُس‬:‫يل‬ َ ‫ َوالله الَ ُي ْؤم ُن» ق‬،‫ َوالله الَ ُي ْؤم ُن‬،‫«والله الَ ُي ْؤم ُن‬ َ َ َ‫اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ق‬
ِ َّ َ َ‫اللَّ ِه؟ ق‬
‫ال ُح َم ْي ُد بْ ُن‬
َ َ‫ َوق‬،‫وسى‬ َ ‫َس ُد بْ ُن ُم‬ َ ‫ َوأ‬،ُ‫ارهُ َب َوايَِقهُ» تَ َاب َعهُ َشبَابَة‬
ُ ‫ «الذي الَ يَأ َْم ُن َج‬:‫ال‬
،‫ب‬ ٍ ْ‫ َع ْن ابْ ِن أَبِي ِذئ‬،‫ب بْ ُن إِ ْس َحا َق‬ ٍ َّ‫ َوأَبُو بَ ْك ِر بْ ُن َعي‬،‫ َوعُثْ َما ُن بْ ُن عُ َم َر‬،‫َس َو ِد‬
ُ ‫ َو ُش َع ْي‬،‫اش‬ ْ ‫األ‬
‫ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َر َة‬،‫ي‬ِّ ‫الم ْقبُ ِر‬
َ ‫َع ِن‬
“Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang
bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’.Beliau menjawab: ‘Orang yang
tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘” (HR. Bukhari
6016, Muslim 46)

Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: “Bawa’iq maksudnya culas, khianat,


zhalim dan jahat. Barangsiapa yang tetangganya tidak aman dari sifat itu,
maka ia bukanlah seorang mukmin. Jika itu juga dilakukan dalam perbuatan,
maka lebih parah lagi. Hadits ini juga dalil larangan menjahati tetangga, baik
dengan perkataan atau perbuatan. Dalam bentuk perkataan, yaitu tetangga
mendengar hal-hal yang membuatnya terganggu dan resah”. Beliau juga
berkata:”Jadi, haram hukumnya mengganggu tetangga dengan segala bentuk
gangguan. Jika seseorang melakukannya, maka ia bukan seorang mukmin,
dalam artian ia tidak memiliki sifat sebagaimana sifat orang mukmin dalam
masalah ini” (Syarh Riyadhis Shalihin, 3/178)

Bahkan mengganggu tetangga termasuk dosa besar karena pelakunya


diancam dengan neraka. Ada seorang sahabat berkata:

‫• ال خير‬:‫ قال‬.‫ وفي لسانها شيء تؤذي جيرانها‬،‫يا رسول هللا! إن فالنة تصلي الليل وتصوم النهار‬
‫ هي في النار‬،‫فيها‬

“Wahai Rasulullah, si Fulanah sering shalat malam dan puasa. Namun


lisannya pernah menyakiti tetangganya. Rasulullah bersabda: ‘Tidak ada
kebaikan padanya, ia di neraka’” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak 7385,
dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih Adabil Mufrad 88)

Sebagaimana Imam Adz Dzahabi memasukan poin ‘mengganggu tetangga’


dalam kitabnya Al Kaba’ir (dosa-dosa besar). Al Mula Ali Al Qari
menjelaskan mengapa wanita tersebut dikatakan masuk neraka: “Disebabkan
ia mengamalkan amalan sunnah yang boleh ditinggalkan, namun ia malah
memberikan gangguan yang hukumnya haram dalam Islam” (Mirqatul
Mafatih, 8/3126).

Gharibul Hadis:

17
‫ب َوايِ َق‬:
َ dahsyat, perkara yang membinasakan dan urusan besar terkadang
menyebabkan kematian.

‫أَيِب ُشَريْ ٍح‬:Abu syuraih al-khudza’I

‫واللَّ ِه الَ يُ ْؤ ِم ُن‬:


َ demi allah tidak beriman. Titik kalimat ini diulang tiga kali secara
terang-terangan.

Penjelasan Hadis:

1. Pengulangan sumpah yang dilakukan oleh Rasulullah merupakan bentuk


penegasan tentang hak tetangga.
2. Dalam hadis ini disebutkan pula penafian iman dari orang yang
mengganggu tetangga nya baik berupa perkataan maupun perkataan.

Pelajaran Hadis:

1. Orang yang mengganggu atau menyakiti tetangga nya termasuk orang


yang melakukan kemaksiatan yang tidak sempurna keimanan nya.
2. Hendaklah seseorang tidak menyakiti tetangga nya dengan waktu yang
lama.
3. Hendaklah memperbanyak ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

I. Persaudaraan Sesama Muslim

‫َن َعْب َد اللَّ ِه‬ ِ َّ ‫اب أ‬ ٍ ‫ َع ِن ابْ ِن ِشه‬،‫ َعن عُ َقْي ٍل‬،‫ث‬
َّ ‫َخَبَرهُ أ‬
ْ ‫َن َسال ًما أ‬ َ ْ ُ ‫ َح َّد َثنَا اللَّْي‬، ٍ‫َح َّد َثنَا حَيْىَي بْ ُن بُ َكرْي‬
ِ ِ ِ َ ‫َن رس‬ ِ
‫َخو‬ ُ ‫ «املُ ْسل ُم أ‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال‬ َ ‫ول اللَّه‬ ْ ‫ أ‬،‫بْ َن عُ َمَر َرض َي اللَّهُ َعْن ُه َما‬
ُ َ َّ ‫ أ‬:ُ‫َخَبَره‬
‫ َو َم ْن َفَّر َج َع ْن‬،‫اجتِ ِه‬ ِ ِ ِ ‫ ومن َكا َن يِف ح‬،‫املسلِ ِم الَ يظْلِمه والَ يسلِمه‬
َ ‫اجة أَخيه َكا َن اللَّهُ يِف َح‬ َ َ ْ ََ ُُ ْ ُ َ ُُ َ ُْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ َو َم ْن َسَتَر ُم ْسل ًما َسَتَرهُ اللَّهُ َي ْو َم‬،‫ َفَّر َج اللَّهُ َعْنهُ ُك ْربَةً م ْن ُكُربَات َي ْوم القيَ َامة‬،ً‫ُم ْسل ٍم ُك ْربَة‬
ِ
»‫القيَ َام ِة‬
Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak
menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang
membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya.
Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah
menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari
qiyamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan
menutup aibnya pada hari qiyamat.”10
10
Abu Abdullah Muhammad, Ensiklopedia Hadis 2; Shahih Al-Bukhari 2, h. 128

18
Gharibul Hadis:

‫َخ و امل ْس لِ ِم‬


ُ ‫امل ْس لِ ُم أ‬: seorang muslim adalah saudara muslim yang lain.ini adalah
ُ ُ
bentuk ukhuwah atau bentuk persaudaraan dalam islam.

ِ
ُ‫الَ يَظْل ُم ه‬: tidak mendzoliminya. Ini adalah kalimat berita yang bermakna
perintah.

‫و َم ْن َف َّر َج َع ْن ُم ْس لِ ٍم ُك ْربَة‬:
َ barang siapa yang melapangkan kesusahan seorang
muslim. Kurbah artinya kesusahan yang melanda jiwa.

‫و َم ْن َسَتَر ُم ْسلِ ًما‬:


َ barangsiapa yang menutupi seorang muslim. Yakni, melihatnya
berada dalam perbuatan buruk tetapi dia tidak membeberkan nya kepada yang
lain.11

Penjelasan Hadis:

1. Kedzoliman seorang muslim terhadap muslim lain adalah haram.


2. Seorang muslim dengan muslim yang lain itu adalah saudara. Oleh karna
itu tidak ada perbedaan antara muslim merdeka, budak, dewasa dan anak-
anak.
3. Apabila seorang muslim melakukan perbuatan yang buruk maka muslim
yang lain apabila melihatnya tidak boleh memnbeberkan kepada yang lain.
Kecuali ia menjadi saksi bagi muslim yang berbuat buruk tersebut telah
mengingkari dan telah dinasehati.
4. Dalam hadis ini terdapat isyarat untuk meninggalkan ghibah sebab orang
yang menampakan keburukan saudaranya berarti tidak menutupi nya.12

Pelajaran Hadis:

1. Seorang muslim harus saling menolong.


2. Selalu menjalin pergaulan dan persahabatan.13
3. Pada hakikat saudara tidak menyakiti saudaranya, bahkan saling
memberikan manfaat antar saudara.
4. Sebagai sesama saudara dilarang untuk saling menzalimi.
5. Jika ada seorang muslim yang membantu kebutuhan muslim lainya, maka
kebutuhannya juga akan dibantu oleh Allah SWT

11
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 9-10
12
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 11
13
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 12

19
J. Larangan pengacuhan selama tiga hari

‫يد َح َّد َثنَا َع ْب ُد ال َْع ِزي ِز َي ْعنِي ابْ َن ُم َح َّم ٍد َع ْن ال َْعاَل ِء َع ْن أَبِ ِيه َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة‬
ٍ ‫ح َّد َثنَا ُقَتيبةُ بن س ِع‬
َ ُ ْ َْ َ
ٍ ‫ال اَل ِه ْجرةَ ب ْع َد ثَاَل‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ َ ‫َن رس‬
.‫ث‬ َ َ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫أ‬
Artinya: “Qutadah bin Sa’idmenceritakan kepada kami, Abdul Aziz (maksudnya Ibnu
Muhammad), menceritakan kepada kami dari Al’ala, dari ayah, dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah Saw bersabda, “tidak boleh ada pengacuhan setelah tiga hari”
(bukhari,4522,muslim 2562

Keterangan hadist:

Sabda rasulullah tidak halal bagi seorang muslim untuk mengacuhkan


saudaranya dari tiga malam, para ulama mengatakan bahwa hadist ini
mengandung hukum diharamkannya seorang muslim mengacuhkan
seorang muslim lainnya lebih dari tiga hari, dan dihalalkannya hal itu
dalam tiga hari tersebut berdasarkan nash hadist ini, dihalalkannya hal
tersebut setelah tiga hari pertama berdasarkan hadist ini. Mereka
mengatakan bahwa si muslim memberikan tolerasnsi pada yoga hari
tersebut, karena bahwasanya watak manusia cenderung pada kemarahan,
perangai buruk dan hal lainnya. Oleh karena itulah, dia diberi toleransi
pada tiga hari tersebut, agar pemicu kemarahannya ia hilang. Menurut satu
pendapat, hadist tersebut tidak menunjukkan dibolehkannya mengacuhkan
orang muslim dalam tiga hari. Pendapat ini sesuai dengana pendapat yang
mengatakan bahwa Mafhum
Dan tidak dapat dijadikan dalil. Redaksi ‫يلتقيانفيعرض هذا ويعرض هذا‬، (ketika),
keduanya saling bertemu, si ini berpaling, dan si ini pun memalingkan
dirinya).
Dalam sebuah riwayat, digunakan redaksi : ‫( فيصد هذا ويصد هذا‬lalu si ini
berpaling dan si itu memalingkan diri.) yakni dengan dhommah huruf
shod. Makna ‫ يصد‬adalah ‫يعرض‬, artinya tubuhnya.

Redaksi ‫( وخيرهما الذي يبدأ بالسالم‬dan yang terbaik diantara keduanya


adalah mengucapkan salam) maksudnya adalah, yang terbaik diantara
mereka berdua. Hadsit ini mengandung pendapat Asy-Syafi’i, Malik dan
sependapat dengan keduanya, bahwasala itu dapat mengakhiri sikap
mengacuhkan dan mengangkat serta menghilangkan dosa karena hal itu.

20
Namun, Ahmad dan Ibnu Qasim Al-Maliki mengatakan bahwa jika
pemberi salam mengganggu atau menyakiti yang diberi salam, maka salam
tersebut belum mengakhiri sikap pengacuhannya itu.

Para sahabat kami mengatakan bahwa jika seseorang menulis surat dan
mengirimkannya kepada yang diacuhkannya, apakah dosa mengacuhkan
sudah hilang? Dalam hal ini terdapat dua pendapat:
Pertama; dosanya belum hilang karena ia belum berbicara kepadanya.
Kedua, dosanya hilang, karena suasana sepi atau acuh tak acuh sudah
tidak ada lagi pendapat kedua ini lah yang paling shahih. (tidak hala bagi
seorang muslim. “sabda rasulullah inilah yang dijadikan dalil oleh orang-
orang yang mengatakan bahwa: orang-orang kafir tidak diperintahkan
untuk melaksanakan cabang-cabang agam. Namun, pendapat yang paling
tepat adalah yang mengatakan bahwa mereka juga diperintahkan untuk
melaksanakan itu. Sabda rasulullah tersebut dibatasi dengan kata miuslim,
karena muslimlah yang menerima perintah syri’at dan mendapatkan mafaat
darinya.14

K. Larang Bermusuhan dan Saling Mengacuhkan

‫ئ َعلَْي ِه َع ْن ُس َه ْي ٍل َع ْن أَبِ ِيه َع ْن أَبِي ُه َر ْي َر َة‬ ِ ٍ َ‫ك ب ِن أَن‬ ِ ٍِ


َ ‫يما قُ ِر‬ َ ‫سف‬ ْ ِ ‫َح َّد َثنَا ُقَت ْيبَةُ بْ ُن َسعيد َع ْن َمال‬
‫يس‬ِ ‫ْجن َِّة َي ْو َم ااِل ْثَن ْي ِن َو َي ْو َم الْ َخ ِم‬
َ ‫اب ال‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ُ ‫ال ُت ْفتَ ُح أ َْب َو‬
ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫أ‬
ُ ‫َخ ِيه َش ْحنَاءُ َفُي َق‬ ِ ‫ت بينه وبين أ‬ ِ ِ ٍ ِ
‫ال‬ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ‫َفُيغْ َف ُر ل ُك ِّل َع ْبد اَل يُ ْش ِر ُك باللَّه َش ْيئًا إِاَّل َر ُجاًل َكان‬
‫صطَلِ َحا‬ ِ
ْ َ‫صطَل َحا أَنْظ ُروا َه َذيْ ِن َحتَّى ي‬
ِ ‫أَنْ ِظروا ه َذي ِن حتَّى يصطَلِحا أَنْ ِظروا ه َذي ِن حتَّى ي‬
َْ َ ْ َ ُ َ َْ َ ْ َ ُ

Artinya : Qutahidha bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Malik bin Anas
melalui apa yang dibicarakan kepadanya dari suhail, dari ayahnya, dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “pintu-pintu surga dibaka pada hari
senin dan hari kamis, dan setiap orang yang tidak mempersekutukan Allah
dengan sesuatu apapun akan diampuni, kecuali sesorang yang bermusuhn
dengan saudaranya. Dikatakan: ‘tanggungkanlah (“oleh kalian ampunan”)
untuk kedua orang ini, sampai keduanya berdamai, tanggungkannlah (oleh
kalian ampunan), sampai keduanya berdamai.

Keterangan hadist:

14
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 452

21
‫ ( جعفر بن برقانن‬ja’fat bin burqon). Lafazd tersebut dibaca dengan dhommah
huruf ba’ dan sukun huruf ya’. ِ ‫ْجن َِّة َي ْو َم ااِل ْثَن ْي ِن َو َي ْو َم الْ َخ ِم‬
‫يس‬ َ ‫اب ال‬
ُ ‫ال ُت ْفتَ ُح أ َْب َو‬
َ َ‫ق‬
(pintu-pintu surga dibuka hari senin dan kamis.) Al-Qadhi mengatakan bahwa
Al-Baji berkata, “ makna dibukanya pintu langit adalah banyaknya toleransi,
ampunan, dan pengangkatan derajat, serta pemberian pahala yang berlimpah.”

Al-Qadhi berkata, “namun ada kemungkinan maksudnya adalah sesuai dengan


makna harfiyyah(dibuka), dan dibukanya pintu langit btersebut merupakan tanda
adanya semua itu (toleransi, ampunan,dst)”

‫ ( اركوهذاين حتى يصطلحا‬tanggungkannlah oleh kalian ampunan.) untuk kedua


orang ini, sampai keduanya berdamai. Lafadz ‫ اركو‬dibaca sukun huruf ra’ ,
dhommah huruf kaf, dan adanya hamzah washal diawal lafadz, artinyz
tangguhkannlah oleh kalian.

Penulis kitab At-Tahriir berkata, “ lafadz tersebut boleh diriwayatkan dengan


menjadikan hamzah washal tersebut sebagai hamzah Qatha’ berharokat fathah,
artinya menangguhkannya.”
Ulama lainnya mengatakan bahwa lafadz tersebut boleh dibaca dengan hamzah
washal dan qatha’, adapun Asy-Syahna’ maknanya adalah permusuhan, sekena
akan dia membenci sebagian yang tercela.
‫( انتظروا هذين‬nantikanlah keduanya) lafadz tersebut dibaca dengan
hamzah qath’i, artinya nantikanlah keduanya, hingga keduanya pulang,
maksudnya kembali pada kedamaian dan kasih sayang.

L. Mengadu Domba

‫صلى اهلل عليه‬- ‫ول اللَّ ِه‬ ِ ِ


َ ‫ت َر ُس‬ َ ‫َن َر ُجالً يَنِ ُّم احْلَد‬
ُ ‫يث َف َق َال ُح َذ ْي َفةُ مَس ْع‬ َّ ‫َع ْن ُح َذ ْي َفةَ أَنَّهُ َبلَغَهُ أ‬
‫ول « الَ يَ ْد ُخ ُل اجْلَنَّةَ مَنَّ ٌام‬ ُ ‫ َي ُق‬-‫وسلم‬

“Dari Hudzaifah, beliau mendapatkan laporan tentang adanya seseorang


yang suka melakukan namimah maka beliau mengatakan bahwa beliau
mendengar Rasulullah bersabda, “Pelaku adu domba tidak akan masuk
surga” (HR Muslim no.  168).

Penjelasan Hadis:

1. Secara etimologi, dalam bahasa Arab, adu domba bermakna suara


pelan atau gerakan. Secara istilah pada dasarnya adu domba adalah

22
menceritakan perkataan seseorang kepada orang yang menjadi bahan
pembicaraan. Namun bentuk adu domba tidak harus seperti itu. Tolak
ukur adu domba adalah setiap pembeberan perkara yang tidak disukai
untuk diungkapkan, baik yang tidak suka itu orang yang menjadi
sumber berita atau orang yang diberi tahu atau yang lain,baik isi berita
berupa ucapan ataupun perbuatan, baik isi pembicaraan itu sebuah aib
ataukah bukan.
2. Menurut Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarifin Nawawi definisi adu domba
adalah merekayasa omongan, menghasut, memprovokasi untuk
menghancurkan manusia. Al-Baghawi rahimahullah menngatakan bahwa adu
domba adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu
domba antara seseorang dengan si pembicara. Adapun Al-Hafizh Ibnu Hajar
AlAsqalaani rahimahullah menjelaskan bahwa adu domba adalah
membeberkan sesuatu yang tidak suka untuk dibeberkan. Baik yang tidak
suka adalah pihak yang dibicarakan atau pihak yang menerima berita,
maupun pihak yang lainnya.15
3. Mengadu domba adalah perilaku jelek termasuk penyakit hati yang
mematikan, virus ganas yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat
serta melahirkan permusuhan dan pertikaan dikalangan umat manusia.

Pelajaran hadis:
1. Janganlah memercayai seseorang yang sedang melakukan adu domba, karena
orang yang melakukan adu domba adalah orang fasik, dan orang fasik
tertolak beritanya.
2. Tidak berburuk sangka kepada orang yang sedang diceritakan.
3. Tidak menjadikan berita itu sebagai alasan untuk memata matai dan
menyelidikinya untuk membuktikan kebenaran berita tersebut.
4. Tidak menuruti apa yang dicegah oleh tukang pengadu domba dengan tidak
rela kalau terjadi pada dirinya, dan tidak turut serta menyebarkan berita
fitnah tersebut

M. Manusia Yang Paling Berhak Untuk Dihormati

15
Hariyadin, Larangan Adu Domba Sesama Umat Islam dalam Pandangan Hadis Nabi SAW,
Joernal Skripsi, 2017, h. 16-17

23
َ‫ َع ْن عُ َم َارة‬،‫ َح َّد َثنَا َج ِر ٌير‬: ‫ قَااَل‬،‫ب‬ ٍ ‫ َو ُز َه ْير بْ ُن َح ْر‬،‫الث َق ِف ُّي‬
َّ ‫يف‬ ِ ‫يد بْ ِن َج ِم‬
ٍ ‫يل بْ ِن طَ ِر‬ ِ ‫ح َّد َثنَا ُقَتيبةُ بن س ِع‬
َ ُ ْ َْ َ
ُ
،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ‫ جاء رجل إِلَى رس‬:‫ال‬
َ ‫ول اهلل‬ ُ َ ٌ ُ َ َ َ َ َ‫ ق‬،َ‫ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة‬،َ‫ َع ْن أَبِي ُز ْر َعة‬،‫اع‬ ِ ‫بْ ِن الْ َق ْع َق‬
‫ " ثُ َّم َم ْن؟‬:‫ال‬ َ َ‫ك» ق‬ َ ‫ «ثُ َّم أ ُُّم‬:‫ال‬َ َ‫ ثُ َّم َم ْن؟ ق‬:‫ال‬
َ َ‫ك» ق‬ َ ‫ «أ ُُّم‬:‫ال‬ َ َ‫ص َحابَتِي؟ ق‬َ ‫َّاس بِ ُح ْس ِن‬
ِ ‫َح ُّق الن‬
َ ‫ َم ْن أ‬:‫ال‬ َ ‫َف َق‬
ِ ِ ِ ِ َ ‫ «ثُ َّم أَب‬:‫ال‬
‫َم‬
ْ ‫ص َحابَتي َول‬ َ ‫َح ُّق بِ ُح ْس ِن‬ َ ‫ َم ْن أ‬:َ‫وك» َوفي َحديث ُقَت ْيبَة‬ ُ َ َ‫ ثُ َّم َم ْن؟ ق‬:‫ال‬
َ َ‫ك» ق‬ َ ‫ «ثُ َّم أ ُُّم‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬
َ ‫يَ ْذ ُك ِر الن‬
16
‫َّاس‬

Terjemahannya: ” Qutaidah bin Sai’d menyampaikan kepada kami dari jarir, dari
umarah ada seseorang datang kepada Rasulullah lalu bertanya, siapakah yang paling berhak
aku perlakukan dengan baik? Beliau bersabda “ ibumu” dan dia bertanya : kemudia siapa?
Beliau bersabda “ibumu” kemudian bertanya lagi siapa lagi ya Rasul? “ibumu” kemudian dia
bertanya lagi , siapa lagi ya Rasul “ayahmu”(bukhari,2548.)

Keterangan hadist:

Mengapa ibu disebutkan oleh Rosulullah SAW sebanyak 3 kali? Dan kenapa ayah tidak
disebutkan pertama? Ini menjadi pertanyaan dalam benak kita. Perlu kita ketahui bahwa
pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya tidak dapat tergantikan sampai kapanpun dan
dengan apapun, karena kasih seorang ibu begitu tulus tanpa mengharap balasan dari anaknya.
Selain itu, ibu mengandung kita selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari, selama
mengandung perut ibu setiap hari bertambah besar dalam keadaan yang semakin lemah, jika
berjalan harus lebih pelan karena didalam perut ada anak yang sangat disayangi dan masih
lemah, setelah tiba waktunya seorang ibu mempertaruhkan nyawa demi anaknya bisa terlahir
kedunia. Setelah anak lahir, ibu merawat anaknya dan menyusuinya baik siang maupun tengah
malam tanpa memikirkan waktu asal anaknya senang dan nyaman. Selain itu, dibawah telapak
kaki ibu ada surga, sedangkan dibawah telapak kaki ayah tidak ada. Ini adalah salah satu kenapa
ibu disebut sebanyak tiga kali oleh Rosulullah SAW, dan dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang
pengorbanan seorang ibu, dalam QS. Al-Lukman ayat 14 :

‫ْن أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي‬ َ ‫ان ِب َوالِدَ ْي ِه َح َم َل ْت ُه أ ُ ُّم ُه َوهْ ًنا َع َلى َوهْ ٍن َوف‬
ِ ‫ِصالُ ُه فِي َعا َمي‬ َ ‫ص ْي َنا اإل ْن َس‬
َّ ‫و ََو‬
‫ك إِ َليَّ ْالمَصِ ي ُر‬
َ ‫َول َِوالِ َد ْي‬
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
16
Shahih Muslim 4621 Sunan Tirmidzi 1819 Sunan Ibnu Majah 2697 Sunan Ibnu Majah
3648 Musnad Ahmad 7994
http://carihadis.com/Shahih_Bukhari/5514

24
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
Berbakti pada orang tua tidak hanya dalam tindakan, namun juga ucapan. Sebagaimana
dijelaskan dalam QS. Al-Israa’ ayat 23 :

‫ك ْال ِك َب َر أَ َح ُد ُه َما أَ ْو كِال ُه َما َفال َتقُ ْل لَ ُه َما أُفٍّ َوال َت ْن َهرْ ُه َما َوقُ ْل‬ ِ ‫ُّك أَال َتعْ ُبدُوا إِال إِيَّاهُ َو ِب ْال َوالِدَ ي‬
َ َ‫ْن إِحْ َسا ًنا إِمَّا َي ْبلُغَ نَّ عِ ْند‬ َ ‫َو َق‬
َ ‫ضى َرب‬
َ َ
‫ل ُه َما ق ْوال ك ِريمًا‬ َ

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.

‫الم ِغ َير ِة‬ ِ ِ ‫ َعن و َّر ٍاد مولَى‬،‫الشعبِي‬


ُ ‫ َع ِن‬،َ‫المغ َيرة بْ ِن ُش ْعبَة‬ُ ْ َ َ ْ ِّ ْ َّ ‫ َع ِن‬،‫صو ٍر‬ ُ ‫ َع ْن َم ْن‬،‫ َح َّد َثنَا َج ِر ٌير‬،‫َح َّد َثنَا عُثْ َما ُن‬
ِ ‫ عُ ُقو َق األ َُّم َه‬:‫ " إِ َّن اللَّهَ ح َّرم َعلَْي ُكم‬:‫ال النَّبِ ُّي صلَّى اهلل َعلَْي ِه وسلَّم‬
‫ َو َوأْ َد‬،‫ات‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،َ‫بْ ِن ُش ْعبَة‬
ْ َ َ َ ََ ُ َ
ِ ‫اعةَ الم‬ َ ِ‫ َوإ‬،‫الس َؤ ِال‬ ِ ِ ِ
" ‫ال‬ َ َ‫ض‬ ُّ ‫ َو َك ْث َر َة‬،‫ال‬َ َ‫يل َوق‬َ ‫ َو َك ِر َه لَ ُك ْم ق‬،‫ َو َمنَ َع َو َهات‬،‫البنَات‬ َ

Terjemahan : Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallāhu ‘anhu, dari


Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya Allāh
Subhānahu Wa Ta’āla mengharamkan atas kalian Durhaka kepada para ibu
Mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup Hanya sekedar bisa menuntut
hak, sementara tidak menunaikan hak orang lain (banyak menuntut sesuatu
yang tidak pantas dituntutnya) Mengatakan “katanya & katanya” (banyak
menukil perkataan manusia. Terlalu banyak bertanya (meminta). Dan
membuang-buang (menyia nyiakan) harta.”(Muttafaqun ‘alaih).(bukhari,
2408)

25
َ‫ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة‬،‫صالِ ٍح‬ ِ ِ ٍ ِ
َ ‫ َع ْن أَبِي‬،‫ َح َّد َثنَا َع ْب ُد اللَّه بْ ُن دينَا ٍر‬،‫ َح َّد َثنَا ُسلَْي َما ُن‬،‫َح َّد َثنَا َخال ُد بْ ُن َم ْخلَد‬
َ ُ‫ال اللَّه‬
‫م ْن‬: َّ ‫الر ِح َم َش ْجنَةٌ ِم َن‬
َ ‫ َف َق‬،‫الر ْح َم ِن‬ َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َّ ‫ " إِ َّن‬:‫ال‬ ِ
َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،ُ‫َرض َي اللَّهُ َع ْنه‬
" ُ‫ َو َم ْن قَطَ َع ِك قَطَ ْعتُه‬،ُ‫َو َصلَ ِك َو َصلْتُه‬
Artinya: ” Sesungguhnya rahim itu bagian dari Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih). Rahim berkata, ‘Wahai Tuhanku! sesungguhnya aku dianiaya. Wahai Tuhanku! sesungguhnya aku
diputuskan (hubungan). Wahai Tuhanku! sesungguhnya aku, sesunguhnya aku,’ Lulu Allah menjawabnya, ‘Apakah engkau rela Aku memutuskan orang yang memutuskan hubunganmu, dan Aku
menyambung orang yang menyambungmu ?.'”(bukhari,5988)

Pelajaran dari hadits:

 Penamaan rahim diambil dari akar kata nama Allah yang mulia yaitu Ar
Rahman (Yang Maha Penyayang).

 Penamaan tersebut menunjukkan wajibnya saling menyayangi di antara


rahim. Allah Azza wa Jalla Mahakuasa berkata kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dari para hamba-Nya. Siapa yang menyambung tali silaturrahim maka Allah
Azza wa Jalla akan menyambung hubungan dengannya dan sebaliknya siapa
yang memutuskan tali silaturrahim maka Allah Azza wa Jalla akan memutuskan
hubungan dengannya.

 Hadits ini merupakan di antara dalil dari kaidah yang terkenal dalam syariat, “al
Jazaa min Jinsil ‘Amal” (Balasan yang didapatkan sepadan dan sesuai dengan
amalan yang dikerjakan).

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِجهَارًا َغ ْي َر‬َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬


ُ ‫ال َس ِمع‬ َ َ‫اص رضي هللا عنه ق‬ ِ ‫عن َع ْمرو بْن ْال َع‬
‫ لَ ْيسُوا بِأَوْ لِيَائِي إِنَّ َما‬- ٌ‫ب ُم َح َّم ِد ْب ِن َج ْعفَ ٍر بَيَاض‬ ِ ‫ال َع ْمرٌو فِي ِكتَا‬ َ َ‫ق‬- ‫ « إِ َّن آ َل أَبِي‬:ُ‫ِس ٍّر يَقُول‬
‫س ع َْن َع ْم ِرو ْب ِن‬ ٍ ‫صالِ ُح ْال ُم ْؤ ِمنِينَ » زَا َد َع ْنبَ َسةُ ب ُْن َع ْب ِد ْال َوا ِح ِد ع َْن بَيَا ٍن ع َْن قَ ْي‬
َ ‫َولِيِّ َي هَّللا ُ َو‬
‫ « َولَ ِك ْن لَهُ ْم َر ِح ٌم أَبُلُّهَا بِبَاَل هَا يَ ْعنِي‬: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬ ِ ‫ْال َع‬
ُ ‫اص قَا َل َس ِمع‬
‫صلَتِهَا‬ ِ ِ‫صلُهَا ب‬ ِ َ‫» أ‬

26
Artinya: “Dari Amru bin Al ‘Ash radhiyallohu anhu dia berkata, “Saya mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam secara jelas dan terang-terangan bersabda,
“Sesungguhnya keluarga Abu (fulan)—Amru berkata, di dalam kitab Muhammad
bin Ja’far tidak disebutkan nama fulan itu—bukanlah dari para waliku
(penolongku), sesungguhnya waliku adalah Allah dan orang-orang shalih dari
kaum Mukminin.” ‘Anbasah bin Abdul Wahid menambahkan, dari Bayan dari Qais
dari ‘Amru bin Al ‘Ash dia berkata, “Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam (bersabda), “Akan tetapi mereka (keluarga Abu fulan) masih memiliki
tali silaturrahim yang aku tetap akan menyambungnya dengan tali silaturrahim
itu.”(Bukhari, 5990)

 Kesimpulan dan Pelajaran :

  Di antara sifat khotbah dan cara penyampaian Nabi Muhammad


shallallohu alaihi wasallam adalah menyampaikan dengan suara yang keras dan
jelas. Di antara hikmah tidak disebutkannya nama keluarga tersebut demi
menjaga kehormatan dari anggota keluarga atau keturunan mereka yang
beriman. Hadits ini salah satu dalil penjelasan tentang aqidah al-Wala’ dan al-
Bara’ (loyalitas kepada orang beriman dan berlepas diri dari orang kafir).
Penolong yang hakiki bagi orang yang beriman adalah Allah Azza wa Jalla dan
sesama saudaranya yang beriman bukan orang kafir walaupun dari karib
kerabatnya.

Ukhuwah imaniyah (yang didasari dengan keimanan) lebih tinggi


kedudukannya dan lebih erat pertautannya dibandingkan dengan ukhuwah
nasabiyah (ukhuwah yang hanya didasari pertalian darah atau kekeluargaan) 
Pertalian darah dan hubungan kekeluargaan jika tidak diiringi dengan keimanan
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala maka manfaatnya hanya akan dirasakan di
dunia dan tidak bermanfaat lagi di akhirat kelak. Keluarga yang termasuk rahim
namun tidak beriman tetap memiliki hak silaturrahim di dunia ini dengan
beberapa batasannya.Sifat keadilan yang diajarkan oleh Islam kepada ummatnya
di mana senantiasa memberikan hak kepada pemiliknya secara proporsional.

‫ت‬ ْ َ‫ق َحتَّى إِ َذا فَ َر َغ ِم ْن خَ ْلقِ ِه قَال‬ َ ‫ق ْال َخ ْل‬ َ َ‫ «إِ َّن هَّللا َ خَ ل‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ َ ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ رضي هللا عنه ع َْن النَّبِ ِّي‬
َ َ
‫ك قالت بَلى يَا َربِّ قا َل‬ ْ َ َ َ َ ْ
ِ ‫ك َوأقط َع َمن قط َع‬ َ ْ َ َ
ِ ‫صل‬ ْ
َ ‫ص َل َمن َو‬ َ ْ
ِ ‫ض ْينَ أن أ‬ َ َ
َ ْ‫ال نَ َع ْم أ َما تَر‬ َ َ‫ك ِم ْن ْالقَ ِطي َع ِة ق‬ َ ِ‫َّح ُم هَ َذا َمقَا ُم ْال َعائِ ِذ ب‬ ِ ‫الر‬
‫ض َوتُقَطِّعُوا‬ ِ ْ‫ر‬ َ ‫أْل‬‫ا‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ‫ُوا‬ ‫د‬‫س‬ِ ْ
‫ف‬ ُ ‫ت‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫م‬
ْ ُ ‫ت‬‫ي‬ْ َّ ‫ل‬ ‫و‬ َ
َ ِ ‫ت‬ ْ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬
ْ ُ ‫ت‬‫ي‬ْ ‫س‬
َ ‫ع‬ َ ْ‫ل‬َ ‫ه‬ َ ‫ف‬ ﴿ ‫م‬
ْ ُ ‫ت‬‫ئ‬ ْ ‫ش‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫إ‬
ِ ‫وا‬ ‫ء‬
ُ ‫ر‬
َ ‫ق‬ْ ‫ا‬َ ‫ف‬ :‫م‬ َّ
َ َ ‫ل‬ ‫س‬
َ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ُ ‫هَّللا‬ ‫ى‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ِ ‫هَّللا‬ ‫ل‬
ُ ‫ُو‬ ‫س‬ ‫ر‬
َ ‫ل‬َ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫ك‬
ِ َ ‫ل‬ ‫فَهُ َو‬
﴾ ‫أَرْ َحا َمك ْم‬
ُ

27
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam beliau bersabda, “Setelah Allah menciptakan seluruh makhluk, maka
rahim pun berkata, “Inilah tempat bagi yang berlindung kepada-Mu dari
terputusnya silaturahim.” Allah menjawab, ”Benar. Tidakkah kamu rela
bahwasanya Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan
memutuskan yang memutuskanmu?“ Rahim menjawab, “Tentu, wahai Rabb.” Allah
berfirman, “ltulah yang kamu miliki.” Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Jika kalian ingin, maka bacalah ayat berikut ini (artinya),
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”  [TQS. Muhammad: 22].
(bukhari,5987,5986)

Kesimpulan dan Pelajaran :

 Allah Azza wa Jalla Maha Pencipta dan menetapkan segala takdir bagi para
hamba-Nya.

 Imam Ibnu Abi Jamrah menyebutkan bahwa makna makhluk dalam hadits ini boleh
jadi bermakna seluruh makhluk dan boleh jadi khusus bagi jin dan manusia. Demikian pula
waktu kejadiannya ada beberapa kemungkinan di antaranya:
a. Setelah penciptaan langit dan bumi dan dinampakkannya makhluk-makhluk tersebut.
b. Setelah ditetapkannya seluruh takdir dalam Lauh Mahfuzh namun belum ada yang
ditampakkan kecuali kitab Lauh Mahfuzh dan pena.
c. Setelah selesai penciptaan ruh dari manusia.

 Allah Azza wa Jalla Mahakuasa menjadikan seluruh makhluk-Nya berbicara


termasuk di antaranya rahim. Keutamaan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dari memutuskan silaturrahim. Keutamaan yang sangat besar dari silaturrahim
dan bahaya memutuskannya. Siapa yang menyambung tali silaturrahim maka Allah Azza wa
Jalla akan menyambung hubungan dengannya dan sebaliknya siapa yang memutuskan tali
silaturrahim maka Allah Azza wa Jalla akan memutuskan hubungan dengannya. Hadits ini
merupakan salah satu dalil dari kaidah yang terkenal dalam syariat, “Al jazaa min jinsil
‘amal” (Balasan yang didapatkan sepadan dan sesuai dengan amalan yang
dikerjakan). Rasulullah shallallohu alaihi wasallam dalam banyak haditsnya menjelaskan
hubungan antara hadits beliau dengan firman Allah Azza wa Jalla. Di antara fungsi hadits
adalah sebagai penjelasan dan penjabaran dari ayat-ayat Allah dalam Al-Quran Al-Karim.
? Di antara fitnah kekuasaan adalah melakukan kerusakan di muka bumi dan memutuskan
tali silaturrahim.
 

ِ ‫ َعن مج‬،‫ وفِطْ ٍر‬،‫ والحس ِن ب ِن َعم ٍرو‬،‫ش‬


‫ َع ْن‬،‫اه ٍد‬ ِ
َُ ْ َ ْ ْ َ َ َ ِ ‫ َع ِن األَ ْع َم‬،‫ أَ ْخَب َرنَا ُس ْفيَا ُن‬،‫َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن َكثي ٍر‬
‫ َو َر َف َعهُ َح َس ٌن‬،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ش إِلَى النَّبِ ِّي‬
ُ ‫َم َي ْر َف ْعهُ األَ ْع َم‬ َ َ‫ ق‬- :‫َع ْب ِد اللَّ ِه بْ ِن َع ْم ٍرو‬
ْ ‫ ل‬:‫ال ُس ْفيَا ُن‬

28
‫اص ُل الَّ ِذي إِذَا‬ َ
ِ ‫ ول‬،‫اصل بِالْم َكافِ ِئ‬
ِ ‫َك ِن الو‬
َ ُ ُ ‫الو‬
ِ
َ ‫س‬ َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ ‫ «ل َْي‬:‫ال‬
ِ
َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬- ‫َوفط ٌْر‬
»‫صلَ َها‬ ِ ْ ‫قُ ِطع‬
َ ‫ت َرح ُمهُ َو‬ َ

Artinya : ”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan
seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah
orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh
pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)

Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung
silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik
pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal
saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau
memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka
makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama
keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)

Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ص َل َها‬َ ‫ َف َمنْ َو‬،‫ِن اسْ مِي‬ ِ ‫ت َل َها م‬ ُ ‫ َوأَنا َخ َل ْق‬، ُ‫ أَنا الرَّ حْ من‬:َّ‫قَا َل هللاُ َع َّز َو َجل‬
ُ ‫ َوا ْش َت َق ْق‬،‫ت الرَّ ِح َم‬
‫ َو َمنْ َق َط َع َها ب َت ُّت ُه‬،ُ‫ص ْل ُته‬
َ ‫َو‬

“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku
mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya.
Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih
lighoirihi).

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

َ َ‫َوأ‬
‫ح َّب ُه أَهْ لُ ُه‬ ،ُ‫ ُنسّى َء فِي أَ َجلِه َو َث َرى َمالَه‬،ُ‫ص َل َر ِح َمه‬
َ ‫ َو َو‬،ُ‫َم ِن ا َّت َقى َر َّبه‬

“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan
diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)

Memang terjadi salah kaprah mengenai istilah silaturahmi di tengah-tengah kita sebagaimana
yang dimaksudkan dalam hadits-hadits di atas. Yang tepat, menjalin tali silaturahmi adalah
istilah khusus untuk berkunjung kepada orang tua, saudara atau kerabat. Jadi bukanlah istilah
umum untuk mengunjungi orang sholeh, teman atau tetangga. Sehingga yang dimaksud

29
silaturahmi akan memperpanjang umur adalah untuk maksud berkunjung kepada orang tua dan
kerabat. Ibnu Hajar dalam Al Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu
yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada
hubungan mahrom ataukah tidak.” Itulah makna yang tepat.

N. Bab Silaturrahim Kepada Dua Ibu Bapa Yang Musyrik

‫ت‬ ُ ‫ أَ ْخ َب َر ْتنِي أَسْ َما ُء ِب ْن‬،‫ أَ ْخ َب َرنِي أَ ِبي‬،‫ َح َّد َث َنا ِه َشا ُم بْنُ عُرْ َو َة‬، ُ‫ َح َّد َث َنا ُس ْف َيان‬، ُّ‫َح َّد َث َنا ال ُح َم ْيدِي‬
،‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِّ‫ فِي َع ْه ِد ال َّن ِبي‬،‫ أَ َت ْتنِي أُمِّي َراغِ َب ًة‬:‫ت‬ ْ ‫ َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َقا َل‬،‫أَ ِبي َب ْك ٍر‬
‫ َفأ َ ْن َز َل هَّللا ُ َت َعا َلى‬:‫ « َن َع ْم» َقا َل ابْنُ ُع َي ْي َن َة‬:‫ آصِ لُ َها؟ َقا َل‬:‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ُ ‫َف َسأ َ ْل‬
َ َّ‫ت ال َّن ِبي‬
]8 :‫ين} [الممتحنة‬ َ ‫ {الَ َي ْن َها ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّذ‬:‫فِي َها‬
ِ ‫ِين َل ْم ُي َقا ِتلُو ُك ْم فِي ال ِّد‬
 Terjemahan : Dari Asma’ bint Abi Bakar r.a., ia berkata, “Ibuku mengunjungiku, ia ingin
menyambung silatirahim dengan ku di zaman Nabi saw., lalu aku bertanya kepada
Nabi saw. “Apakah aku (tetap) menyambung tali silaturahim dengannya?” “Iya”, jawab
Nabi saw. Ibnu Uyainah berkata, lalu turunlah firman Allah swt tentang hal ini “Allah
tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tiada memerangimu karena agama.(Q.S. Al-Mumtahanah: 8)” (HR. Al-Bukhari 5978)

Hadis tersebut diberi judul oleh imam Al-Bukhari dengan judul babu shilatil walidil
musyrik (bab menyambung tali silaturrahim dengan orang tua yang non muslim).
Menurut Imam Badrud din Al-Aini di dalam kitab Umdatul Qari syarah dari Shahih
Al-Bukhari mengatakan bahwa bab ini menunjukkan disyariatkannya bagi umat
muslim untuk tetap menyambung silaturahim kepada orang tuanya yang masih
non muslim. Bahkan imam Ibnu Battal menghukumi wajib. Hal ini disebabkan Allah
swt. telah berfirman:

30
‫اح ْبهُ َما• فِى ٱل ُّد ْنيَا َم ْعرُوفًا‬
ِ ‫ص‬َ ‫َو‬

an pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, (Q.S. Luqman: 15). Berdasarkan


ayat ini, Allah swt. memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua
meskipun mereka tidak beragama Islam.

Demikianlah nasihat Nabi saw. kepada Asma’ agar tetap menyambung silaturahim


kepada ibunya yang non muslim. Hal inilah yang menjadikan turunnya ayat 8
surah Al-Mumtahanah. Ayat yang menjelaskan bahwa umat Muslim harus berbuat
baik kepada semua orang yang tidak memeranginya karena agama.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari uraian-uraian tersebut maka dapat kita ketahui bahwa silaturrahim dengan
silaturrahmi memiliki maksud pengertian yang sama namun dalam penggunaan
bahasa Indonesia istilah silaturrahmi memiliki pengertian yang lebih luas,
karena penggunaan istilah ini tidak hanya terbatas pada hubungan kasih sayang
antara sesama karib kerabat, akan tetapi juga mencakup pengertian
masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain dengan baik dan yang lebih
luas.
Islam dalam berbagai ayat al-qur’an maupun hadits Nabi sebagai sumber ajaran
Islam juga telah banyak menganjurkan akan pentingnya kasih sayang terhadap
sesama, serta melarang sifat yang berbau permusuhan dan pertikaian. sehingga
Allah SWT pun sangat menjunjung tinggi orang yang memiliki sifat kasih
saynang terhadap sesama, karena jika seseorang telah memiliki sifat kasih
sayang terhadap sesamanya, maka Allah SWT akan mengasihinya sebagai mana
dia mengasihi orang soleh dan orang orang yang beriman yang di Ridhoi-Nya.
Dan orang-orang yang memutuskan hubungan persaudaraan berarti dia telah
berbuat maksiat karena telah melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-Nya
tentang kewajiban umat Islam untuk menyambung tali persaudaraan dan
Rasulullah saw dalam berbagai haditsnya pun juga telah mengutuk perbuatan
dari orang-orang yang memutuskan tali silaturrahmi atau hubungan

31
persaudaraan, yang dimana secara tegas diperintah oleh Allah SWT untuk
senantiasa menjaganya. Adapun dengan senantiasa menyambung silaturrahmi
maka kita kan memperoleh banyak manfaat diantaranya yaitu : akan mendapat
rahmat, nikmat dan ihsan dari Allah SWT, masuk surga dan jauh dari neraka
serta akan dilapangkan rizki dan panjang umur

32

Anda mungkin juga menyukai