Makalah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Hadist Maudhu’i
Penyusun: SUKMAWATI
Dosen Pengampu:
JAKARTA
1441 H/2019M
KATA PENGANTAR
Bismillâhirrahmânirrahîm
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan penulis kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
berangkaikan salam juga senantiasa dijunjungkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW.
karena dengan Al-Qur’an beliau telah menghantarkan umat manusia kepada jalan
keselamatan dunia dan akhirat.
Makalah Hadist tentang Silaturrahim ini merupakan bentuk salah satu tugas pada
mata kuliah Studi Tafsir di Indonesia. Maka, sehubungan dengan itu, penulis mencoba
menguraikan satu persatu permasalahan yang berkaitan dengan hadist tentang silaturrahim .
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Mulai dari dosen pengampu mata kuliah Hadist Maudhu’I Bapak
Sofyan Effendy M.A, perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan semua teman-
teman yang telah memberikan pinjaman buku referensi.
Kiranya penulis dalam menuliskan materi dan bahasan dalam makalah ini terdapat
kekeliruan, penulis sangat membuka kritik dan saran. Agar kedepannya penulis dapat lebih
teliti dalam menulis.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Ruang Lingkup........................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. pengertian Silaturrahim..........................................................................................................2
B. keutamaan Silaturrahim.........................................................................................................5
C. Hadist yang berhubungan dengan Silaturrahim..................................................................6
D. Hukuman bagi Orang yang Memutuskan Silaturrahim......................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang berubah dan bertumbuh,
saling membutuhkan dan saling mempengaruhi. Hubungan manusia merupakan
perbuatan yang harus dilakukan agar jalinan sillaturrahmi semakin harmonis, petunjuk
utama bersillaturrahmi setelah al-Qur’an adalah Hadis-hadis nabi. Hadis ini berfungsi
sebagai penjelas dan penafsir terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat umum dan
sebagai sumber hukum, sumber kerahmatan, dan sumber ilmu pengetahuan.
Hal yang utama dalam memperbaiki hubungan kepada sesama manusia, dimulai
dengan hubungankepada tetangga. Secara umum, tetangga ialah orang atau rumah yang
letak nya berdekatan. Tetangga merupakan orang-orang yang sangat dekat dan menjadi
orang pertama mengetahui jika tertimpa musibah. Olehnya, hubungan bertetangga tidak
bisa dianggap remeh karena mereka adalah saudara. Hubungan baik antara tetangga
merupakan perbuatan yang terhormat dan menjadikan penghormatan kepada tetangga
sebagai bagian keimanan kepada Allah dan Rasul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Silaturrahim?
2. Apa keutamaan Silaturrahim ?
3. Apa Saja Hadist yang Berhubungan dengan Silaturrahim?
4. Apa Hukuman Bagi Orang yang Memutuskan Silaturrahim?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Silaturrahim?
2. Mengetahui keutamaan Silaturrahim ?
3. Mengetahui Saja Hadist yang Berhubungan dengan Silaturrahim?
4. Mengetahui Hukuman Bagi Orang yang Memutuskan Silaturrahim?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sillaturrahmi
Silaturrahmi menurut KBBI adalah tali persahabatan (persaudaraan). S ilaturahmi
berasal dari kata shilah yang artinya hubungan dan rahim artinya kerabat. Rahim sendiri
juga berasal dari Ar Rahmah yang berarti kasih sayang, sehingga sering disebut dengan
berkasih sayang atau menjalin kekerabatan pada istilah silaturahmi.
B. Keutamaan Silaturrahmi
Keutamaan bersilaturahmi telah dijelaskan dalam hadis Nabi:
ِ ول ٍ َِخبرىِن أَنَس ب ِن مال ٍ ِ
اهلل َّ أ,ك
َ َن َر ُس َ ُْ َ َ ْ أ: قَ َال,ع ْن عُ َقْي ٍل َع ْن ابْ ِن ش َهاب. َ ث َ ٍَح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ِن بُ َكرْي
ُ ح َّدثَنَا اللَّْي,
ِ مِح ِِ
ُ َف ْليَص ْل َر َه,ط لَهُ ىِف ِر ْزقه َويُْن َسأَ لَهُ ىِف أَثَِر ِه
َ ب أَ ْن َيْب ُس َّ َح
َ َم ْن أ:م قَ َال.ص
Terjemahan : Yahya Ibnu Bukhair menceritakan kepada kami, Lais menceritakan kepada
kami dari Ukail dari Syeikh Ibnu Syihab berkata: Anas bin Malik memberi kabar
kepadaku bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang ingin dilapangkan
rezekinya, dan diakhirkan (panjangkan) usianya maka hendaklah ia mempererat
hubungan kekeluargaan(HR. Bukhari: 5986, 5985)1
Gharibul Hadis:
ىِف أَثَِر ِه: Bermakna ajal. Ajal dimanai asar (jejak), ia mengikuti umur.
Penjelasan Hadis:
1. Orang yang bersilaturahmi akan dilapangkan rezekinya.
2. Dipanjangkan umurnya. Pertambahan umur yang dimaksud adalah keberkahan
umur karena mendapat taufik dan kepada ketaatan, mengisi waktunya dengan
perbuatan-perbuatan yang bermanfaat baginya diakhirat dan menjaga dari
perbuatan yang sia-sia. Serupa dengan hal ini disebutkan dari hadits nabi bahwa
umur umatnya lebih pendek dibandingkan umur umat-umat terdahulu maka Allah
memberikan lailatul qadar kepada mereka. Adapun yang berpendapat yang
4
dimaksud dengan perpanjangan umur adalah dihilangkannya gangguan pada
orang yang berbuat baik dalam pemahaman maupun akalnya.2
Kesimpulannya menyambung silaturahmi menjadi sebab seseorang mendapat
taufik dan hidayah kepada ketaatan dan menjaga dari kemaksiatan yang
menjadiakan namanya tetap harum dan terkenang seakan-akan dia belum
meninggal.3
Pelajaran hadis:
1. Menyambung tali silaturahmi sangat dianjurkan dikarenakan mempunyai
keutamaan yang sangat besar.
2. Seseorang yang menyambung tali silaturahmi akan mendapatkan taufik untuk
selalu melakukan kebaikan.
3. Mendapatkan keberkahan umur dan rizki nya.
Gharibul Hadis:
ٌ َش ْجنَةbahasa Syajnah berarti akar pohon yang saling melilit sementara yang dimaksudkan
Syajnah dalam hadits ini adalah kerabat yang saling merekat kuat laksana akar yang melilit
ke ranting.
ال َّر ِح َمmerupakan pengaruh rahmat Allah yang melekat kuat dengan kerahimannya. Adapun
orang yang memutuskan hubungan silaturahim berarti dia memutuskan hubungan untuk
dirinya dari rahmat Allah
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008),
2
5
الرَّمْح َ ِنdari kata Rahim sebagai mana Hadits Qudsi. Bersabda Rasulullah SAW, “Saya adalah
Rahman Aku ciptakan Rahim dan darinya Aku bentuk nama-Ku untuk-Ku.”4
Penjelasan hadis:
1. Allah berfirman, “Barangsiapa yang menyambung hubungan silaturahim maka
Aku akan menyambungkannya dan barangsiapa yang memutuskan hubungan
silaturahim maka Aku memutuskannya.” Menurut Imam Qurtubi ada dua macam
rahim:
a. Rahim secara umum. Rahim secara umum mencakup makna saling cinta saling
kasih sayang dan berlaku adil.
b. Rahim secara khusus. Rahim secara khusus mencakup memberikan nafkah
kepada kerabat, memperhatikan keadaan mereka, pura-pura tidak tahu dengan
kesalahan mereka.
2.
Pelajaran Hadis:
1. Agungnya sebutan nama Rahman
2. Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapatkan pahala yang besar.
3. Orang yang memutus silaturahmi adalah akan diberi sanksi baginya.
ِ ْ الرَّ ِح ُم م َُعلّ َق ُة ِبا ْال َعر: َعنْ َعا ِئ َش َه َر ضِ َي هللاُ َع ْن َها َع ِن ال َّن ِبي ص م َقا َل
ْ َمن: ش َتقُو ُل
) َو َمنْ َق َط َعنِي َق َط َع ُه هللا (متفق عليه,ُص َل ُه هللا َ ص َلنِي َو
َ َو
Artinya : Dari Aisyah r.a dari Nabi saw bersabda : “Rahim atau kekeluargaan itu tergantung di
Arsy. Rahim itu berkata : barang siapa menyambungku Allah akan menyambungnya, dan barang
siapa memutusku maka Allah akan memutuskan hubungan dengan dia. (H.R. Bukhari dan
Muslim).
Ketika seorang umat mengupayakan dirinya untuk memutuskan tali silaturrahmi maka
akan hilanglah keharmonisan sebuah persahabatan atau persaudaraan, sehingga yang tinggal
hanyalah kegalauan dalam hidup karena ketika dia putuskan hubungan dengan keluarga maka
Allah pun akan memutuskan hubungan dengannya sesuai apa yang telah di perbuat.
Ketika Allah sudah memutuskan hubungan dengan hamba-Nya maka tidak ada yang terjadi
dalam diri hamba tersebut kecuali penderitaan, namun jika seorang hamba memiliki hubungan
yang harmonis dengan Allah sebagi pencipta dan pemiliknya maka hanya kebahagiaan dan
ketentraman yang dia rasakan, oleh karena itu maka tidak heran jika suatu ketika seorang
4
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 60
6
sahabat meminta kepada Nabi untuk ditunjukkan terhadap amalan yang dapat memasukkan
kesurga, dan Nabi pun mengatakan bahwa salah satunya adalah menyambung tali
persaudaraan. Adapun bunyi Haditsnya adalah sebagai berikut :
َيا َرسُو: َانَّ َر ُجاًل َقا َل: صا ِري َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل َ ْن َز ْي ٍد االَ ْن
ِ ب خا َ لِ ِد اب
َ َُعنْ اَ ِبي اَيو
ك ِب ِه َشيْا ًء َو ُتقِي ُم َ َتع ُب ُد: َاخ ِبرنِي َبعْ م ُل ْيدخ ِْلنِي ْالج َّن َة َف َقا َل ال َّن ِبي ص م
ُ هللا َواَل ُت ْش ِر ْ َل هلل
)الزكا َ َة َو َتصِ َل الرَّ ح ِِم (متفق عليه َّ صاَل َة َو ُت ْؤتِي
َّ ال
Artinya : Dari Ayyub Khalid bin Zaid Al- Anshariy ra. Ia berkata : ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah :“ Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amal yang dapat memasukkanku
kedalam surga. “ Nabi saw menjawab : “ sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya,
dirikanlah salat, bayarlah zakat, dan sambunglah tali kekerabatan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Maka dari kutipan hadits riwayat Bukhari dan Muslim diatas dengan jelas dapat kita fahami
bahwa secara tegas Nabi menyampaikan bahwa silarurrahmi termasuk amalan yang dapat
memasukkan seseorang kedalam surga Allah, apabila orang tersebut beriman,mendirikan
shalat, dan memberikan hak fakir miskin dengan mengeluarkan zakat.
7
Banyak faktor yang dapat menyulut terjadinya pemutusan tali silaturrahim. Namun
ketidaktahuan seseorang tentang itu, membuatnya terjerumus dalam kesalahan.
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa banyak hal yang dapat menyebabkan
terputusnya silaturrahmi, di antaranya ialah:
1. Ketidaktahuan Bahaya Memutuskan Tali Silaturrahmi.
2. Ketakwaan Yang Melemah.
3. Kesombongan.
4. Perpisahan Yang Lama.
5. Celaan Berat
6. Memberatkan
Ada orang, jika dikunjungi oleh sanak familinya, dia terlihat membebani dirinya untuk
menjamunya secara berlebihan.
7. Kurang Memperhatikan Peziarah.
8. Pelit Dan Bakhil.
9. Menunda Pembagian Harta Warisan.
10. Kerjasama Antar Keluarga Dekat.
Sebagian orang bekerjasama dengan saudaranya dalam suatu usaha atau PT tanpa ada
kesepakatan yang jelas. Ditambah lagi, dengan tidak adanya tranparansi. Usaha ini
terbangun hanya berdasarkan suka sama suka dan saling mempercayai.
Jika hasilnya mulai bertambah serta wilayah usahanya semakin melebar, mulai timbul
benih perselisihan, perbuatan zhalim mulai dan mulai timbul prasangka buruk kepada
yang lain. Dari suasana yang kurang sehat ini, kemudian hubungan semakin memburuk,
perpecahan tak terelakkan, bahkan mungkin bisa berbuntut ke pengadilan. Akhirnya di
persidangan mereka saling mencela. Allah berfirman:
8
“Perintahkanlah kepada para kerabat agar saling mengunjungi bukan untuk saling
bertetangga”.
15. Kurang Sabar.
16. Lupa Kerabat Pada Saat Mempunyai Acara.
17. Hasad Atau Dengki.
18. Banyak Gurau.
19. Fitnah.
20. Perangai Buruk Sebagian Istri.
Adapun yang dimaksud dengan “ tidak masuk ” dalam kutipan hadits tersebut adalah
tidak langsung masuk karena umat manusia akan masuk syurga dengan syafaat
Rasulullah saw. Dan orang yang sekali saja mengucapkan Syahadatain selama hidupnya
dan matinya tidak kafir. Hadits diatas bersifat tahdiidan atau ancaman berat bagi siapa
saja yang memutuskan tali silaturrahminya.
Dari uraian hadits diatas jelas bahwa orang yang memutuskan hubungan persaudaraan
berarti dia telah berbuat maksiat karena telah melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-
Nya tentang kewajiban umat Islam untuk menyambung tali persaudaraan.bahkan
sekedar menjauhi dan meninggalkan saudaranya lebih dari tiga malam dengan niat
memutuskan hubungan persaudaraan pun tidak dibenarkan oleh agama karna
merupakan hal yang tidak baik dan bahkan dapat menimbulkan penyakit hati pada ke
dua belah pihak.
Dan Rasulullah saw dalam berbagai haditsnya pun telah mengutuk perbuatan dari
orang-orang yang memutuskan tali silaturrahmi atau hubungan persaudaraan, yang
dimana secara tegas diperintah oleh Allah SWT untuk senantiasa menjaganya, sebab
9
yang demikian dapat dipahami karena kecintaan seseorang terhadap saudaranya
merupakan bukti dari keimanan seseorang sehingga ketika seseorang telah memutuskan
hubungan kasih sayang terhadap sesama sebagai bentuk persaudaraan maka dia telah
kehilangan sebagian dari keimanannya,karena keimanan yang sempurna menuntut
kecintaan terhadap sesama muslim.
Allah berfirman “ dan kami wajibkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
.kedua orang tuanya
Sebagaimna sabda Rasulullah bahwa kita harus berbakti dengan maksud selalu
.menyambung silaturrahim kepada orang tua dengan baik
10
Terjemahannya: “seseorang bertanya kepada rasullulah, apakah perbuatan yang
paling Allah sukai? Rasul menjawab sholat pada waktunya . kemudian dia bertanya
lagi , kemudian apa lagi ya rasul? Rasul menjawab berbuat baiklah kepada kedua
orang tuamu, kemudian apa lagi ya rasul? ‘jihad dijalan Allah’ . (bukhari,5991)
Keterangan Hadist :
ك ِب ِه عِ ْل ٌم َفاَل
َ ْس َل َ ك َع َل ٰى أَن ُت ْش ِر
َ ك ِبي َما َلي َ حسناوإِن َجا َهدَاَ َ ص ْي َنا اإْل ِن َس
ان ِب َوالِدَ ْي ِه َّ َو َو
صا ِح ْب ُه َما فِي ال ُّد ْن َيا َمعْ رُو ًفا َ ُتطِ عْ ُه َما ۖ َو
11
dan kami wajibkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Dan (
jika keduanya menyuruhmu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.
demikian yang ).Dan bergaulah dengan keduanya dengan pergaulan yang baik
.tercantum dalam riwayat imam muslim
Dalam riwayat ini terjadi perpindahan dari satu ayat ke ayat yang lain,
ب ما ليس لك بهU جاهدك لتشاركkarena ayat dalam surat Al-Ankabut disebutkan
dan jika keduanya memerintahkan mu untuk( Uمرجعكم - علم فال تطعهما – الى
menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu
).maka janganlah kamu mengikuti keduanya hingga kembalimu
Nama Ibnu Sa’ad bin Abi Waqqash adalah hamnah bin Abi Sufyan bin
Umayyah. Saya tidak menemukan dalam satu riwayat pun yang bmenjelaskan
bhwa dia masuk Islam. Dalam ayat ini terdapat wasiat untuk berbuat baik
kepada orang tua dan perintah menaati keduanya walaupun dalam keadaan
kafir. Kecuali keduanya memerintahkan untuk berbuat syirik, maka tidak wajib
menaatinya, sehinnga ayat ini menjelaskan makna global untuk menaati
.keduanya
Saya Ibnu Hajar katakana, alasan pertama kurang jelas. Ada kemungkinan
berbakti kepada kedua orang tua diutamakan karena seseorang tidak dapat
berjihad kecuali telah mendapatkan izin dari kedua orang tuanya, seperti yang
telah dijelaskan.
12
َ َع ْن عُ َم َارة، َح َّد َثنَا َج ِر ٌير: قَااَل،ب ٍ َو ُز َه ْير بْ ُن َح ْر،الث َق ِف ُّي
َّ يف ِ يد بْ ِن َج ِم
ٍ يل بْ ِن طَ ِر ِ ح َّد َثنَا ُقَتيبةُ بن س ِع
َ ُ ْ َْ َ
ُ
،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِ ِ جاء رجل إِلَى رس:ال
َ ول اهلل ُ َ ٌ ُ َ َ َ َ َ ق،َ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة،َ َع ْن أَبِي ُز ْر َعة،اع ِ بْ ِن الْ َق ْع َق
" ثُ َّم َم ْن؟:ال َ َك» ق َ «ثُ َّم أ ُُّم:الَ َ ثُ َّم َم ْن؟ ق:ال
َ َك» ق َ «أ ُُّم:ال َ َص َحابَتِي؟ قَ َّاس بِ ُح ْس ِن
ِ َح ُّق الن
َ َم ْن أ:ال َ َف َق
ِ ِ ِ ِ َ «ثُ َّم أَب:ال
َم
ْ ص َحابَتي َول َ َح ُّق بِ ُح ْس ِن َ َم ْن أ:َوك» َوفي َحديث ُقَت ْيبَة ُ َ َ ثُ َّم َم ْن؟ ق:ال
َ َك» ق َ «ثُ َّم أ ُُّم:ال َ َق
َ يَ ْذ ُك ِر الن
5
َّاس
Terjemahannya: ” Qutaidah bin Sai’d menyampaikan kepada kami dari jarir, dari
umarah ada seseorang datang kepada Rasulullah lalu bertanya, siapakah yang paling berhak
aku perlakukan dengan baik? Beliau bersabda “ ibumu” dan dia bertanya : kemudia siapa?
Beliau bersabda “ibumu” kemudian bertanya lagi siapa lagi ya Rasul? “ibumu” kemudian dia
bertanya lagi , siapa lagi ya Rasul “ayahmu”(bukhari,2548.)
Keterangan hadist:
Mengapa ibu disebutkan oleh Rosulullah SAW sebanyak 3 kali? Dan kenapa ayah tidak
disebutkan pertama? Ini menjadi pertanyaan dalam benak kita. Perlu kita ketahui bahwa
pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya tidak dapat tergantikan sampai kapanpun dan
dengan apapun, karena kasih seorang ibu begitu tulus tanpa mengharap balasan dari anaknya.
Selain itu, ibu mengandung kita selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari, selama
mengandung perut ibu setiap hari bertambah besar dalam keadaan yang semakin lemah, jika
berjalan harus lebih pelan karena didalam perut ada anak yang sangat disayangi dan masih
lemah, setelah tiba waktunya seorang ibu mempertaruhkan nyawa demi anaknya bisa terlahir
kedunia. Setelah anak lahir, ibu merawat anaknya dan menyusuinya baik siang maupun tengah
malam tanpa memikirkan waktu asal anaknya senang dan nyaman. Selain itu, dibawah telapak
kaki ibu ada surga, sedangkan dibawah telapak kaki ayah tidak ada. Ini adalah salah satu kenapa
ibu disebut sebanyak tiga kali oleh Rosulullah SAW, dan dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang
pengorbanan seorang ibu, dalam QS. Al-Lukman ayat 14 :
Shahih Muslim 4621 Sunan Tirmidzi 1819 Sunan Ibnu Majah 2697 __________ 5
Sunan Ibnu Majah 3648 Musnad Ahmad 7994
http://carihadis.com/Shahih_Bukhari/5514
13
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Berbakti pada orang tua tidak hanya dalam tindakan, namun juga ucapan. Sebagaimana
dijelaskan dalam QS. Al-Israa’ ayat 23 :
ك ْال ِك َب َر أَ َح ُد ُه َما أَ ْو كِال ُه َما َفال َتقُ ْل لَ ُه َما أُفٍّ َوال َت ْن َهرْ ُه َما َوقُ ْل ِ ُّك أَال َتعْ ُبدُوا إِال إِيَّاهُ َو ِب ْال َوالِدَ ي
َ َْن إِحْ َسا ًنا إِمَّا َي ْبلُغَ نَّ عِ ْند َ َو َق
َ ضى َرب
َ َ
ل ُه َما ق ْوال ك ِريمًا َ
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Terjemahan: Dari Asma radhiyallohu anha berkata: Ibuku datang sementara dia
musyrik ketika masa perjanjian damai kaum Qurays dengan kaum muslimin
bersama anak lelakinya, maka aku meminta fatwa kepada Nabi shallallohu alaihi
wasallam, “Sesungguhnya ibuku datang dan mengharapkan baktiku kepadanya,
apakah boleh aku bersilaturrahim kepadanya? Beliau menjawab, “Iya, sambunglah
tali silaturrahim dengannya.”(Bukhari,5979)
14
seorang alim dalam permasalahan ad dien termasuk dalam persoalan keluarga
apatah lagi yang berkaitan dengan aqidah Penjelasan tentang kaidah dan
batasan aqidah “Al Walaa wa Al Baraa” (Loyalitas kepada kaum muslimin dan
berlepas diri dari selainnya) Bolehnya bersilaturrahim kepada keluarga dan orang
tua yang non muslim selama mereka tidak memusuhi dan memerangi ummat
Islam
Penjelasan tentang sebab turunnya firman Allah subhanahu wa ta’la dalam QS.
Al Mumtahanah ayat 8 Keutamaan Asma bintu Abi Bakar radhiyallohu anha yang
karena persoalan yang beliau tanyakan maka Allah azza wa jalla menurutkan
ayat untuk menjelaskan hukum dan penjelasannya Kaum kafir ada yang harby
(memerangi ummat Islam) dan ada juga yang tidak, masing-masing memiliki
hukum dan penyikapan yang berbeda. Keadilan dalam bersikap yang diajarkan
oleh Dienul Islam yang mulia ini kepada ummatnya Kebanyakan ulama menyebut
bahwa nama dari ibu Asma ini adalah Qatiilah binti Abdul ‘Uzza dan dia adalah
ibu kandung dari Asma namun sebagian juga mengatakan dia adalah ibu
persesusuannya, Wallohu A’lam.
G. Memuliakan Tetangga
Tetangga adalah dalam KBBI tetangga adalah yang tinggal disebelah
rumah, orang yang tinggal berdekatan rumahnya, berarti tetangga adalah hidup
berdekatan karena berdekatan rumahnya.6 Secara umum, tetangga adalah orang
atau rumah yang rumahnya sangat dekat. Dalam kehidupan bertetangga
haruslah saling memuliakan. Sebagaimana dalam hadis Nabi:
• عن, عن ابيه,• حدثنا عمر• بن محمد, يزيد بن زريع,حدثنا محمد بن• منهالل
ِ ْ َما َزا َ•ل ِجب ِْر ْي ُ•ل يُو:م. قال رسول هللا ص,ابن عمر• رضي هللا عنهما
ص ْينِ ْ•ي
•ُت أَنَّهُ َسيُ َو ِّرثُه •ِ بِ ْالـ َج
ُ ار َحتَّى• ظَنَ ْن
“Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira
bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris” (HR. Bukhari 6014,
Muslim 2625)
15
mendapat bagian waris. Ini menunjukkan betapa ditekankannya wasiat Jibril
tersebut kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam”
Gharibul hadis:
• عمر بن محمد: ialah ibnu zayd bin Abdullah bin umar bin khattab.
Penjelasan hadis:
Pelajaran Hadis:
7
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 140
8
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 142
9
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 144
16
ٍ َعن س ِع،ب ِ ِ ِ
صلَّىَ َن النَّبِ َّي
َّ أ، َع ْن أَبِي ُش َريْ ٍح،يد َ ْ ٍ ْ َح َّد َثنَا ابْ ُن أَبِي ذئ،َح َّد َثنَا َعاص ُم بْ ُن َعل ٍّي
ِ ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ َّ :ال ِ
ول
َ َو َم ْن يَا َر ُس:يل َ َوالله الَ ُي ْؤم ُن» ق، َوالله الَ ُي ْؤم ُن،«والله الَ ُي ْؤم ُن َ َ َاهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ق
ِ َّ َ َاللَّ ِه؟ ق
ال ُح َم ْي ُد بْ ُن
َ َ َوق،وسى َ َس ُد بْ ُن ُم َ َوأ،ُارهُ َب َوايَِقهُ» تَ َاب َعهُ َشبَابَة
ُ «الذي الَ يَأ َْم ُن َج:ال
،ب ٍ ْ َع ْن ابْ ِن أَبِي ِذئ،ب بْ ُن إِ ْس َحا َق ٍ َّ َوأَبُو بَ ْك ِر بْ ُن َعي، َوعُثْ َما ُن بْ ُن عُ َم َر،َس َو ِد
ُ َو ُش َع ْي،اش ْ األ
َع ْن أَبِي ُه َر ْي َر َة،يِّ الم ْقبُ ِر
َ َع ِن
“Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang
bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’.Beliau menjawab: ‘Orang yang
tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘” (HR. Bukhari
6016, Muslim 46)
• ال خير: قال. وفي لسانها شيء تؤذي جيرانها،يا رسول هللا! إن فالنة تصلي الليل وتصوم النهار
هي في النار،فيها
Gharibul Hadis:
17
ب َوايِ َق:
َ dahsyat, perkara yang membinasakan dan urusan besar terkadang
menyebabkan kematian.
Penjelasan Hadis:
Pelajaran Hadis:
َن َعْب َد اللَّ ِه ِ َّ اب أ ٍ َع ِن ابْ ِن ِشه، َعن عُ َقْي ٍل،ث
َّ َخَبَرهُ أ
ْ َن َسال ًما أ َ ْ ُ َح َّد َثنَا اللَّْي، ٍَح َّد َثنَا حَيْىَي بْ ُن بُ َكرْي
ِ ِ ِ َ َن رس ِ
َخو ُ «املُ ْسل ُم أ:صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال َ ول اللَّه ْ أ،بْ َن عُ َمَر َرض َي اللَّهُ َعْن ُه َما
ُ َ َّ أ:َُخَبَره
َو َم ْن َفَّر َج َع ْن،اجتِ ِه ِ ِ ِ ومن َكا َن يِف ح،املسلِ ِم الَ يظْلِمه والَ يسلِمه
َ اجة أَخيه َكا َن اللَّهُ يِف َح َ َ ْ ََ ُُ ْ ُ َ ُُ َ ُْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َو َم ْن َسَتَر ُم ْسل ًما َسَتَرهُ اللَّهُ َي ْو َم، َفَّر َج اللَّهُ َعْنهُ ُك ْربَةً م ْن ُكُربَات َي ْوم القيَ َامة،ًُم ْسل ٍم ُك ْربَة
ِ
»القيَ َام ِة
Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak
menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang
membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya.
Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah
menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari
qiyamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan
menutup aibnya pada hari qiyamat.”10
10
Abu Abdullah Muhammad, Ensiklopedia Hadis 2; Shahih Al-Bukhari 2, h. 128
18
Gharibul Hadis:
ِ
ُالَ يَظْل ُم ه: tidak mendzoliminya. Ini adalah kalimat berita yang bermakna
perintah.
و َم ْن َف َّر َج َع ْن ُم ْس لِ ٍم ُك ْربَة:
َ barang siapa yang melapangkan kesusahan seorang
muslim. Kurbah artinya kesusahan yang melanda jiwa.
Penjelasan Hadis:
Pelajaran Hadis:
11
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 9-10
12
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 11
13
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 12
19
J. Larangan pengacuhan selama tiga hari
يد َح َّد َثنَا َع ْب ُد ال َْع ِزي ِز َي ْعنِي ابْ َن ُم َح َّم ٍد َع ْن ال َْعاَل ِء َع ْن أَبِ ِيه َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة
ٍ ح َّد َثنَا ُقَتيبةُ بن س ِع
َ ُ ْ َْ َ
ٍ ال اَل ِه ْجرةَ ب ْع َد ثَاَل َ َصلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق ِ َ َن رس
.ث َ َ َ ول اللَّه ُ َ َّ أ
Artinya: “Qutadah bin Sa’idmenceritakan kepada kami, Abdul Aziz (maksudnya Ibnu
Muhammad), menceritakan kepada kami dari Al’ala, dari ayah, dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah Saw bersabda, “tidak boleh ada pengacuhan setelah tiga hari”
(bukhari,4522,muslim 2562
Keterangan hadist:
20
Namun, Ahmad dan Ibnu Qasim Al-Maliki mengatakan bahwa jika
pemberi salam mengganggu atau menyakiti yang diberi salam, maka salam
tersebut belum mengakhiri sikap pengacuhannya itu.
Para sahabat kami mengatakan bahwa jika seseorang menulis surat dan
mengirimkannya kepada yang diacuhkannya, apakah dosa mengacuhkan
sudah hilang? Dalam hal ini terdapat dua pendapat:
Pertama; dosanya belum hilang karena ia belum berbicara kepadanya.
Kedua, dosanya hilang, karena suasana sepi atau acuh tak acuh sudah
tidak ada lagi pendapat kedua ini lah yang paling shahih. (tidak hala bagi
seorang muslim. “sabda rasulullah inilah yang dijadikan dalil oleh orang-
orang yang mengatakan bahwa: orang-orang kafir tidak diperintahkan
untuk melaksanakan cabang-cabang agam. Namun, pendapat yang paling
tepat adalah yang mengatakan bahwa mereka juga diperintahkan untuk
melaksanakan itu. Sabda rasulullah tersebut dibatasi dengan kata miuslim,
karena muslimlah yang menerima perintah syri’at dan mendapatkan mafaat
darinya.14
Artinya : Qutahidha bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Malik bin Anas
melalui apa yang dibicarakan kepadanya dari suhail, dari ayahnya, dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “pintu-pintu surga dibaka pada hari
senin dan hari kamis, dan setiap orang yang tidak mempersekutukan Allah
dengan sesuatu apapun akan diampuni, kecuali sesorang yang bermusuhn
dengan saudaranya. Dikatakan: ‘tanggungkanlah (“oleh kalian ampunan”)
untuk kedua orang ini, sampai keduanya berdamai, tanggungkannlah (oleh
kalian ampunan), sampai keduanya berdamai.
Keterangan hadist:
14
Ibnu Hjar Al-Asqalani, Fathul Baari syarah Shahih Al-Bukhari, h. 452
21
( جعفر بن برقاننja’fat bin burqon). Lafazd tersebut dibaca dengan dhommah
huruf ba’ dan sukun huruf ya’. ِ ْجن َِّة َي ْو َم ااِل ْثَن ْي ِن َو َي ْو َم الْ َخ ِم
يس َ اب ال
ُ ال ُت ْفتَ ُح أ َْب َو
َ َق
(pintu-pintu surga dibuka hari senin dan kamis.) Al-Qadhi mengatakan bahwa
Al-Baji berkata, “ makna dibukanya pintu langit adalah banyaknya toleransi,
ampunan, dan pengangkatan derajat, serta pemberian pahala yang berlimpah.”
L. Mengadu Domba
Penjelasan Hadis:
22
menceritakan perkataan seseorang kepada orang yang menjadi bahan
pembicaraan. Namun bentuk adu domba tidak harus seperti itu. Tolak
ukur adu domba adalah setiap pembeberan perkara yang tidak disukai
untuk diungkapkan, baik yang tidak suka itu orang yang menjadi
sumber berita atau orang yang diberi tahu atau yang lain,baik isi berita
berupa ucapan ataupun perbuatan, baik isi pembicaraan itu sebuah aib
ataukah bukan.
2. Menurut Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarifin Nawawi definisi adu domba
adalah merekayasa omongan, menghasut, memprovokasi untuk
menghancurkan manusia. Al-Baghawi rahimahullah menngatakan bahwa adu
domba adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu
domba antara seseorang dengan si pembicara. Adapun Al-Hafizh Ibnu Hajar
AlAsqalaani rahimahullah menjelaskan bahwa adu domba adalah
membeberkan sesuatu yang tidak suka untuk dibeberkan. Baik yang tidak
suka adalah pihak yang dibicarakan atau pihak yang menerima berita,
maupun pihak yang lainnya.15
3. Mengadu domba adalah perilaku jelek termasuk penyakit hati yang
mematikan, virus ganas yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat
serta melahirkan permusuhan dan pertikaan dikalangan umat manusia.
Pelajaran hadis:
1. Janganlah memercayai seseorang yang sedang melakukan adu domba, karena
orang yang melakukan adu domba adalah orang fasik, dan orang fasik
tertolak beritanya.
2. Tidak berburuk sangka kepada orang yang sedang diceritakan.
3. Tidak menjadikan berita itu sebagai alasan untuk memata matai dan
menyelidikinya untuk membuktikan kebenaran berita tersebut.
4. Tidak menuruti apa yang dicegah oleh tukang pengadu domba dengan tidak
rela kalau terjadi pada dirinya, dan tidak turut serta menyebarkan berita
fitnah tersebut
15
Hariyadin, Larangan Adu Domba Sesama Umat Islam dalam Pandangan Hadis Nabi SAW,
Joernal Skripsi, 2017, h. 16-17
23
َ َع ْن عُ َم َارة، َح َّد َثنَا َج ِر ٌير: قَااَل،ب ٍ َو ُز َه ْير بْ ُن َح ْر،الث َق ِف ُّي
َّ يف ِ يد بْ ِن َج ِم
ٍ يل بْ ِن طَ ِر ِ ح َّد َثنَا ُقَتيبةُ بن س ِع
َ ُ ْ َْ َ
ُ
،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِ ِ جاء رجل إِلَى رس:ال
َ ول اهلل ُ َ ٌ ُ َ َ َ َ َ ق،َ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة،َ َع ْن أَبِي ُز ْر َعة،اع ِ بْ ِن الْ َق ْع َق
" ثُ َّم َم ْن؟:ال َ َك» ق َ «ثُ َّم أ ُُّم:الَ َ ثُ َّم َم ْن؟ ق:ال
َ َك» ق َ «أ ُُّم:ال َ َص َحابَتِي؟ قَ َّاس بِ ُح ْس ِن
ِ َح ُّق الن
َ َم ْن أ:ال َ َف َق
ِ ِ ِ ِ َ «ثُ َّم أَب:ال
َم
ْ ص َحابَتي َول َ َح ُّق بِ ُح ْس ِن َ َم ْن أ:َوك» َوفي َحديث ُقَت ْيبَة ُ َ َ ثُ َّم َم ْن؟ ق:ال
َ َك» ق َ «ثُ َّم أ ُُّم:ال َ َق
َ يَ ْذ ُك ِر الن
16
َّاس
Terjemahannya: ” Qutaidah bin Sai’d menyampaikan kepada kami dari jarir, dari
umarah ada seseorang datang kepada Rasulullah lalu bertanya, siapakah yang paling berhak
aku perlakukan dengan baik? Beliau bersabda “ ibumu” dan dia bertanya : kemudia siapa?
Beliau bersabda “ibumu” kemudian bertanya lagi siapa lagi ya Rasul? “ibumu” kemudian dia
bertanya lagi , siapa lagi ya Rasul “ayahmu”(bukhari,2548.)
Keterangan hadist:
Mengapa ibu disebutkan oleh Rosulullah SAW sebanyak 3 kali? Dan kenapa ayah tidak
disebutkan pertama? Ini menjadi pertanyaan dalam benak kita. Perlu kita ketahui bahwa
pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya tidak dapat tergantikan sampai kapanpun dan
dengan apapun, karena kasih seorang ibu begitu tulus tanpa mengharap balasan dari anaknya.
Selain itu, ibu mengandung kita selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari, selama
mengandung perut ibu setiap hari bertambah besar dalam keadaan yang semakin lemah, jika
berjalan harus lebih pelan karena didalam perut ada anak yang sangat disayangi dan masih
lemah, setelah tiba waktunya seorang ibu mempertaruhkan nyawa demi anaknya bisa terlahir
kedunia. Setelah anak lahir, ibu merawat anaknya dan menyusuinya baik siang maupun tengah
malam tanpa memikirkan waktu asal anaknya senang dan nyaman. Selain itu, dibawah telapak
kaki ibu ada surga, sedangkan dibawah telapak kaki ayah tidak ada. Ini adalah salah satu kenapa
ibu disebut sebanyak tiga kali oleh Rosulullah SAW, dan dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang
pengorbanan seorang ibu, dalam QS. Al-Lukman ayat 14 :
ْن أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي َ ان ِب َوالِدَ ْي ِه َح َم َل ْت ُه أ ُ ُّم ُه َوهْ ًنا َع َلى َوهْ ٍن َوف
ِ ِصالُ ُه فِي َعا َمي َ ص ْي َنا اإل ْن َس
َّ و ََو
ك إِ َليَّ ْالمَصِ ي ُر
َ َول َِوالِ َد ْي
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
16
Shahih Muslim 4621 Sunan Tirmidzi 1819 Sunan Ibnu Majah 2697 Sunan Ibnu Majah
3648 Musnad Ahmad 7994
http://carihadis.com/Shahih_Bukhari/5514
24
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
Berbakti pada orang tua tidak hanya dalam tindakan, namun juga ucapan. Sebagaimana
dijelaskan dalam QS. Al-Israa’ ayat 23 :
ك ْال ِك َب َر أَ َح ُد ُه َما أَ ْو كِال ُه َما َفال َتقُ ْل لَ ُه َما أُفٍّ َوال َت ْن َهرْ ُه َما َوقُ ْل ِ ُّك أَال َتعْ ُبدُوا إِال إِيَّاهُ َو ِب ْال َوالِدَ ي
َ َْن إِحْ َسا ًنا إِمَّا َي ْبلُغَ نَّ عِ ْند َ َو َق
َ ضى َرب
َ َ
ل ُه َما ق ْوال ك ِريمًا َ
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.
25
َ َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرة،صالِ ٍح ِ ِ ٍ ِ
َ َع ْن أَبِي، َح َّد َثنَا َع ْب ُد اللَّه بْ ُن دينَا ٍر، َح َّد َثنَا ُسلَْي َما ُن،َح َّد َثنَا َخال ُد بْ ُن َم ْخلَد
َ ُال اللَّه
م ْن: َّ الر ِح َم َش ْجنَةٌ ِم َن
َ َف َق،الر ْح َم ِن َ َصلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق
َّ " إِ َّن:ال ِ
َ َع ِن النَّبِ ِّي،َُرض َي اللَّهُ َع ْنه
" ُ َو َم ْن قَطَ َع ِك قَطَ ْعتُه،َُو َصلَ ِك َو َصلْتُه
Artinya: ” Sesungguhnya rahim itu bagian dari Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih). Rahim berkata, ‘Wahai Tuhanku! sesungguhnya aku dianiaya. Wahai Tuhanku! sesungguhnya aku
diputuskan (hubungan). Wahai Tuhanku! sesungguhnya aku, sesunguhnya aku,’ Lulu Allah menjawabnya, ‘Apakah engkau rela Aku memutuskan orang yang memutuskan hubunganmu, dan Aku
menyambung orang yang menyambungmu ?.'”(bukhari,5988)
Penamaan rahim diambil dari akar kata nama Allah yang mulia yaitu Ar
Rahman (Yang Maha Penyayang).
Hadits ini merupakan di antara dalil dari kaidah yang terkenal dalam syariat, “al
Jazaa min Jinsil ‘Amal” (Balasan yang didapatkan sepadan dan sesuai dengan
amalan yang dikerjakan).
26
Artinya: “Dari Amru bin Al ‘Ash radhiyallohu anhu dia berkata, “Saya mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam secara jelas dan terang-terangan bersabda,
“Sesungguhnya keluarga Abu (fulan)—Amru berkata, di dalam kitab Muhammad
bin Ja’far tidak disebutkan nama fulan itu—bukanlah dari para waliku
(penolongku), sesungguhnya waliku adalah Allah dan orang-orang shalih dari
kaum Mukminin.” ‘Anbasah bin Abdul Wahid menambahkan, dari Bayan dari Qais
dari ‘Amru bin Al ‘Ash dia berkata, “Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam (bersabda), “Akan tetapi mereka (keluarga Abu fulan) masih memiliki
tali silaturrahim yang aku tetap akan menyambungnya dengan tali silaturrahim
itu.”(Bukhari, 5990)
ت ْ َق َحتَّى إِ َذا فَ َر َغ ِم ْن خَ ْلقِ ِه قَال َ ق ْال َخ ْل َ َ «إِ َّن هَّللا َ خَ ل:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ رضي هللا عنه ع َْن النَّبِ ِّي
َ َ
ك قالت بَلى يَا َربِّ قا َل ْ َ َ َ َ ْ
ِ ك َوأقط َع َمن قط َع َ ْ َ َ
ِ صل ْ
َ ص َل َمن َو َ ْ
ِ ض ْينَ أن أ َ َ
َ ْال نَ َع ْم أ َما تَر َ َك ِم ْن ْالقَ ِطي َع ِة ق َ َِّح ُم هَ َذا َمقَا ُم ْال َعائِ ِذ ب ِ الر
ض َوتُقَطِّعُوا ِ ْر َ أْلا ي ِ ف ُوا دسِ ْ
ف ُ ت ْ
ن َ أ م
ْ ُ تيْ َّ ل و َ
َ ِ ت ْ
ن إ م
ْ ُ تيْ س
َ ع َ ْلَ ه َ ف ﴿ م
ْ ُ تئ ْ ش
ِ ْ
ن إ
ِ وا ء
ُ ر
َ قْ اَ ف :م َّ
َ َ ل س
َ و ه
ِ ْ
ي َ لعَ ُ هَّللا ىَّ ل ص
َ ِ هَّللا ل
ُ ُو س ر
َ لَ اَ ق ك
ِ َ ل فَهُ َو
﴾ أَرْ َحا َمك ْم
ُ
27
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam beliau bersabda, “Setelah Allah menciptakan seluruh makhluk, maka
rahim pun berkata, “Inilah tempat bagi yang berlindung kepada-Mu dari
terputusnya silaturahim.” Allah menjawab, ”Benar. Tidakkah kamu rela
bahwasanya Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan
memutuskan yang memutuskanmu?“ Rahim menjawab, “Tentu, wahai Rabb.” Allah
berfirman, “ltulah yang kamu miliki.” Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Jika kalian ingin, maka bacalah ayat berikut ini (artinya),
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” [TQS. Muhammad: 22].
(bukhari,5987,5986)
Allah Azza wa Jalla Maha Pencipta dan menetapkan segala takdir bagi para
hamba-Nya.
Imam Ibnu Abi Jamrah menyebutkan bahwa makna makhluk dalam hadits ini boleh
jadi bermakna seluruh makhluk dan boleh jadi khusus bagi jin dan manusia. Demikian pula
waktu kejadiannya ada beberapa kemungkinan di antaranya:
a. Setelah penciptaan langit dan bumi dan dinampakkannya makhluk-makhluk tersebut.
b. Setelah ditetapkannya seluruh takdir dalam Lauh Mahfuzh namun belum ada yang
ditampakkan kecuali kitab Lauh Mahfuzh dan pena.
c. Setelah selesai penciptaan ruh dari manusia.
28
اص ُل الَّ ِذي إِذَا َ
ِ ول،اصل بِالْم َكافِ ِئ
ِ َك ِن الو
َ ُ ُ الو
ِ
َ س َ َصلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق
َ «ل َْي:ال
ِ
َ َع ِن النَّبِ ِّي- َوفط ٌْر
»صلَ َها ِ ْ قُ ِطع
َ ت َرح ُمهُ َو َ
Artinya : ”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan
seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah
orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh
pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)
Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung
silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik
pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal
saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau
memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka
makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama
keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)
Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ص َل َهاَ َف َمنْ َو،ِن اسْ مِي ِ ت َل َها م ُ َوأَنا َخ َل ْق، ُ أَنا الرَّ حْ من:َّقَا َل هللاُ َع َّز َو َجل
ُ َوا ْش َت َق ْق،ت الرَّ ِح َم
َو َمنْ َق َط َع َها ب َت ُّت ُه،ُص ْل ُته
َ َو
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku
mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya.
Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih
lighoirihi).
َ ََوأ
ح َّب ُه أَهْ لُ ُه ،ُ ُنسّى َء فِي أَ َجلِه َو َث َرى َمالَه،ُص َل َر ِح َمه
َ َو َو،َُم ِن ا َّت َقى َر َّبه
“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan
diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)
Memang terjadi salah kaprah mengenai istilah silaturahmi di tengah-tengah kita sebagaimana
yang dimaksudkan dalam hadits-hadits di atas. Yang tepat, menjalin tali silaturahmi adalah
istilah khusus untuk berkunjung kepada orang tua, saudara atau kerabat. Jadi bukanlah istilah
umum untuk mengunjungi orang sholeh, teman atau tetangga. Sehingga yang dimaksud
29
silaturahmi akan memperpanjang umur adalah untuk maksud berkunjung kepada orang tua dan
kerabat. Ibnu Hajar dalam Al Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu
yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada
hubungan mahrom ataukah tidak.” Itulah makna yang tepat.
ت ُ أَ ْخ َب َر ْتنِي أَسْ َما ُء ِب ْن، أَ ْخ َب َرنِي أَ ِبي، َح َّد َث َنا ِه َشا ُم بْنُ عُرْ َو َة، ُ َح َّد َث َنا ُس ْف َيان، َُّح َّد َث َنا ال ُح َم ْيدِي
،صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َ ِّ فِي َع ْه ِد ال َّن ِبي، أَ َت ْتنِي أُمِّي َراغِ َب ًة:ت ْ َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َقا َل،أَ ِبي َب ْك ٍر
َفأ َ ْن َز َل هَّللا ُ َت َعا َلى: « َن َع ْم» َقا َل ابْنُ ُع َي ْي َن َة: آصِ لُ َها؟ َقا َل:صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ُ َف َسأ َ ْل
َ َّت ال َّن ِبي
]8 :ين} [الممتحنة َ {الَ َي ْن َها ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّذ:فِي َها
ِ ِين َل ْم ُي َقا ِتلُو ُك ْم فِي ال ِّد
Terjemahan : Dari Asma’ bint Abi Bakar r.a., ia berkata, “Ibuku mengunjungiku, ia ingin
menyambung silatirahim dengan ku di zaman Nabi saw., lalu aku bertanya kepada
Nabi saw. “Apakah aku (tetap) menyambung tali silaturahim dengannya?” “Iya”, jawab
Nabi saw. Ibnu Uyainah berkata, lalu turunlah firman Allah swt tentang hal ini “Allah
tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tiada memerangimu karena agama.(Q.S. Al-Mumtahanah: 8)” (HR. Al-Bukhari 5978)
Hadis tersebut diberi judul oleh imam Al-Bukhari dengan judul babu shilatil walidil
musyrik (bab menyambung tali silaturrahim dengan orang tua yang non muslim).
Menurut Imam Badrud din Al-Aini di dalam kitab Umdatul Qari syarah dari Shahih
Al-Bukhari mengatakan bahwa bab ini menunjukkan disyariatkannya bagi umat
muslim untuk tetap menyambung silaturahim kepada orang tuanya yang masih
non muslim. Bahkan imam Ibnu Battal menghukumi wajib. Hal ini disebabkan Allah
swt. telah berfirman:
30
اح ْبهُ َما• فِى ٱل ُّد ْنيَا َم ْعرُوفًا
ِ صَ َو
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian-uraian tersebut maka dapat kita ketahui bahwa silaturrahim dengan
silaturrahmi memiliki maksud pengertian yang sama namun dalam penggunaan
bahasa Indonesia istilah silaturrahmi memiliki pengertian yang lebih luas,
karena penggunaan istilah ini tidak hanya terbatas pada hubungan kasih sayang
antara sesama karib kerabat, akan tetapi juga mencakup pengertian
masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain dengan baik dan yang lebih
luas.
Islam dalam berbagai ayat al-qur’an maupun hadits Nabi sebagai sumber ajaran
Islam juga telah banyak menganjurkan akan pentingnya kasih sayang terhadap
sesama, serta melarang sifat yang berbau permusuhan dan pertikaian. sehingga
Allah SWT pun sangat menjunjung tinggi orang yang memiliki sifat kasih
saynang terhadap sesama, karena jika seseorang telah memiliki sifat kasih
sayang terhadap sesamanya, maka Allah SWT akan mengasihinya sebagai mana
dia mengasihi orang soleh dan orang orang yang beriman yang di Ridhoi-Nya.
Dan orang-orang yang memutuskan hubungan persaudaraan berarti dia telah
berbuat maksiat karena telah melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-Nya
tentang kewajiban umat Islam untuk menyambung tali persaudaraan dan
Rasulullah saw dalam berbagai haditsnya pun juga telah mengutuk perbuatan
dari orang-orang yang memutuskan tali silaturrahmi atau hubungan
31
persaudaraan, yang dimana secara tegas diperintah oleh Allah SWT untuk
senantiasa menjaganya. Adapun dengan senantiasa menyambung silaturrahmi
maka kita kan memperoleh banyak manfaat diantaranya yaitu : akan mendapat
rahmat, nikmat dan ihsan dari Allah SWT, masuk surga dan jauh dari neraka
serta akan dilapangkan rizki dan panjang umur
32