Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

(SILATURRAHIM)
Disusun Untuk memenuhi tugas mata kuliah pada Studi Hadits Multikultural

Dosen Pengampu Dr. Sahudi, M.HI., M.Pd.I

DI SUSUN OLEH:

MUSLIMIN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MULTIKULTUR PROGRAM STUDI PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) FATTAHUL MULUK PAPUA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat


serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul
“Silaturahmi”. Dengan adanya suatu tugas makalah, penulis sangat bersyukur
karena bisa menambah wawasan serta pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu.

Trimakasih pula kepada Dosen Mata kuliah Bapak Dr. Sahudi, M.HI.,
M.Pd.I, yang telah memberikan arahan beserta teman-teman seangkatan, sehingga
makalah ini selesai tepat pada waktunya. Walaupun masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, namun penulis berharap agar makalah ini dapat
dipergunakan dan di manfaatkan baik di dalam kampus atau di luar kampus.

Akhirnya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.


Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bai
para pembaca umumnya. Sekian dari penulis mengucapkan banyak terima kasih .

Jayapura

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................3

C. TUJUAN PENULISAN................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Silaturrahim.................................................................................4

B. Manfaat Silaturahim......................................................................................5

C. Anjuran silaturrahim.....................................................................................8

D. Macam-macam Silaturahim........................................................................10

E. Sanad dan Biografi Perawi Hadits Silaturahim..........................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................18

B. Rekomendasi...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri,
dengan kata lain manusia membutuhkan orang lain. Agama Islam
menganjurkan untuk selalu berkomunikasi atau bersilaturrahim antara satu
dan yang lain, untuk menjalin kekeluargaan dan menjaga kasih sayang antara
satu dan lainya.

Di dalam Islam silaturrahim sangat penting untuk di budayakan,


karena silaturrahim dapat memberikan manfaat bagi yang menjalankannya,
baik dalam bentuk fisik atau psikis. Silaturrahim adalah suatau cara dimana
seseorang menjalin hubungan antara perorangan ataupun perkelompok agar
menuju keharmonisan kekeluargaan. Dikatakan juga, silaturrahim adalah cara
seseorang untuk berkunjung kepada keluarga atau kerabat yang sudah lama
terputus komunikasinya sehingga terjalin kembali.

Al-Qur’an juga mengajarkan kepada manusia untuk selalu menjaga


keharmonisan dalam kekeluaragaan agar tercapai keluarga yang nyaman,
aman, dan saling menyayangi. Dilain sisi, jika manusia melanggar maka
Allah SWT akan murka bagi yang mengingkarinya, dalam al-Qur’an Allah
SWT berfirman:

            g


      
  

Terjemahannya:

“Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat


kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan?” (Q.S Muhammad/47:22).1

1
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV jumanatul,
2004), hlm 510
1
2

Maka telah jelas bahwa ayat di atas menjelaskan untuk tetap


menjaga silaturrahim kepada keluarga dan kerabat, dengan begitu Allah SWT
akan memberikan keniscayaan, dan keberkahan yang luar biasa kepada
hamba-Nya yang bertakwa dalam bentuk ditambahkan rezekinya,
dilapangkan urusannya, dan lain sebagainnya.

Namun pada abad sekarang ini adalah abad dimana manusia telah
disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing, bahkan tetatangga pun tidak
saling kenal apalagi bertegur sapa. sehingga kurangnya mempertahankan tali
silaturrahim untuk datang kerumah keluarga (keluarga dekat), kerabat,
tetangga. Fenomena tersebut tidak bisa dihindarkan karena memamg
perubahan zaman yang semakin modern, segalanya sudah dipermudah dengan
teknologi. Bila teknologi yang digunakan manusia baik, akan baik pula
hasilnya, akan tetapi jika tidak digunakan dengan baik maka teknologi yang
akan mengendalikan manusia.

Bahkan fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, ada keluarga,


teman sebaya yang tidak saling sapa karena permasalahan yang sepele. Jika
bertemu atau bersimpangan di jalan tidak saling menegur, hal inilah yang
akan merusak rasa harmonis kekeluargaan atau kerabat. Rasulullah SAW.
pernah bersabda tentang silaturrahim, sebagai berikut:

‫َ أن مح د بن‬ ‫حدثََنا َْي ََي ك ْ ٍْي حد َثَنا اللَ عن ع َق عن ا‬


‫ها‬ ‫ْيل ْبن‬ ‫ْيث‬ ‫بن ب‬
‫ش ّم ب‬
‫َل ا‬ ّ‫ّا َن‬ a ُ ّ ‫ج َب ْ ِْي ب ن مط ِعم َقا ل ان ج َب مط ِعم أخ َأ‬
‫َّي‬ ,َ ‫َ َ ُب ِِم‬ ‫َْي بن‬
a‫ّ َللَ ْي‬
‫ه‬
‫َل َي ُقول َل ل ّاْج َنّ َة‬
َّ ‫و َس‬
Artinya:
,.‫قَاط‬ ‫َي ْدخ‬
3

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah


menceritakan kepada kami Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab
bahwa Muhammad bin Jubair bin Muthim berkata’ bahwa:
Jubair
bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan masuk
surga orang yang memutus tali silaturrahmi.” (H.R Bukhari 5525)2

Berdasarkan hadits di atas jika seseorang memutuskan tali


silaturrahim akan berdampak pada kehidupaanya baik di dunia ataupun di
akhirat, karena kurangnya berbaur dengan keluarga, kerabat bahkan diancam
tidak masuk surga jika memutuskan tali silaturrahim.

Dari permasalahan latar belakang tersebut, penulis akan mengangkat


judul makalah tentang pentingnya “silaturrahmi” dalam Islam, manfaat,
anjuran, macam-macam dan sanad tentang hadits ataupun sanad
bersilaturrahim.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Silaturahmi?


2. Bagaimana manfaat Silaturahmi?
3. Mengapa dianjurkannya untuk bersilaturahmi?
4. Bagaimana contoh macam-macam silaturahim?
5. Siapa Sanad dan Biografi tentang Hadits bersilaurahmi?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian Silaturahmi


2. Mengetahui manfaat Silaturahmi
3. Mengetahui anjuran untuk bersilaturahmi
4. Mengetahui contoh macam-macam silaturahim
5. Mengetahui Sanad dan Biografi tentang Hadits bersilaurahmi

2
Sahudi, Studi Hadits (kajian Hadits Multikultural), (Yogyakarta: Idea Pres yogyakarta,
2020), hlm 276
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Silaturrahim
Perlu diketahui bahwa kata silaturrahim merupakan kata serapan
dari bahsa Arab yang tersusun dari dua kata yang digabungkan, yakni
shilah dan rahm yang memiliki makna. Pertama, berarti kelembutan atau
kasih sayang, kedua bermakna peranakan (persaudaraan). Menurut Al-
Qurthubi, silaturrahmi memiliki dua arti, yaitu secara umum dan khusus.
Arti secara umum ialah menjalin hubungan terhadap seseorang yang
beriman dalam bentuk kasih sayang, nasehat menasehati, saling tolong
menolong orang yang beriman, adil, bijak dan memberikan hak-hak
mereka. Sedangkan makna silaturahmi secara khusus adalah menjalin
hubungan kerabat atau keluarga, baik keluarga dari ayah ataupun dari ibu
untuk mengetahui kabar, dan tidak meninggalkan mereka dalam masa-
masa sulit.3 Ada pendapat lain mengatakan bahwa silaturrahim adalah
melakukan kebajikan kepada kerabat dengan harta, pelayananm
kunjungan, nasehat, dan lainnya yang termasuk jalan-jalan untuk
menyampaikan kebajikan kepada orang lain.4

Berangkat dari pengertian di atas, menjalin silaturahmi berarti


menjalin hubungan kasih sayang dengan keluarga, kerabat maupun orang
lain. Dengan demikian, seseorang belum dikatakan bisa silaturahmi bila
dengan orang lain baik, tetapi dengan saudara sendiri malah tidak rukun.
Sebaliknya, baik sekali hubungannya dengan saudara, namun tidak baik
dengan orang lain seperti tetangga ataupun kerabat, perilaku yang
demikian pun belum memenuhi kriteria silaturahmi.

Menjalin hubungan pada dasarnya adalah usaha untuk


meningkatkan rasa kasih sayang dan rasa kebersamaan di antara sesama

3
Adnan Tharsyah, Manusia Yang Dicintai dan Dibenci Allah, (Bandung: Mizan
Pustaka, 2004), hlm 21
4
Sayid Majdi Fathi, Amal Yang Dicintai Allah, (Jakarta: Gema Insani Pres, 2005), hlm
100

4
5

dengan saling mengunjungi dan saling tukar pikiran, yang tujuannyadalah


untuk mempererat hubungan. Kegiatan silaturrahmi merupakan sarana atau
media untuk saling membangun rasa tanggungjawab social dan moralitas
yang tinggi terhadap lingkungan social itu sendiri.5

Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa silaturahmi adalah suatu


cara atau berhubungan dengan orang lain untuk saling mengunjungi
keluarga atau kerabat baik yang seiman (muslim) ataupun yang tidak
seiman (Non Muslim) agar mencapai keharmonisan dan rasa kasih sayang
diantara mereka.

B. Manfaat Silaturahim
Ada beberapa manfaat silaturahim pada diri seseorang diantaranya,
yaitu:6

1. Sebagai pemenuhan kebetuhan batiniyah


Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri, akan tetapi
membutuhkan kehadiran orang lain baik secara fisik ataupun emosional.
Maka dengan melakukan silaturahim, seseorang akan merasakan
terpenuhi kebutuhan batiniyahnya akan rindu bertemu dengan seseorang,
seperti kerinduan kepada anak, orang tua dan lain sebagainya.
2. Menemukan jati diri
Seseorang yang melakukan silaturahmi kepada orang lain, maka
akan berdampak pada perkembangan mental dan spiritual. Perkembangan
kedua hal tersebut seperti tumbuhnya rasa kepedulian, rasa kasih sayang,
rasa tanggung jawab dan lain sebagainnya.
3. Proses saling belajar dan saling memahami
Kegiatan silaturahmi memiliki tujuan untuk membangun
hubungan baik atau kekerabatan dengan orang lain. Kegiatan silaturahmi
adalah bagian dari interaksi social, sehingga dengan menjalin hubungan

5
Toto Tasmara, Mengenal Potensi Diri, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm 398
6
Ibid., hlm 403
baik kepada orang lain, seseorang akan belajar untuk memahami orang
lain. Seperti menjenguk orang sakit dan lain sebagainya.
4. Dekat dengan tali perjodohan
Jodoh ada ditangan Allah SWT, dan Allah menyediakan berbagai
sarana dan media untuk mempertemukan jodoh tersebut. Salah satu jalur
yang paling dominan adalah ikatan tali silaturahmi, baik silaturahmi
melalui orang tua, pekerjaan, teman, dan terkadang bisa berakhir dengan
ikatan serius mengarah ke pernikahan.

Nabi Muhammad SAW. bersabda terkait manfaat silaturahim, sebagai


berikut:
ْ َّ َ َ َّ
‫قا‬ َ
‫ِ دي نا أ ِ يب‬ ‫ح د ث نا ا ْبن ب َ م ح د س ف ن ْ م‬
ُ ‫عن‬ ‫ِرو‬ ‫أ‬ ‫ي‬
‫ن‬ َ َ
‫بوس‬
‫ب ٍر‬ ‫ِ َر ث نا َيا عن ع‬
‫ع‬
َ ْ ُ ‫ه‬
‫ي وس‬ ‫عن ع ْب ِد ا ِِ ْ م قا قا ُ سول ِ صَّل‬
‫ه‬
‫ا َّلل ِه ع ل َم‬ ‫ا ر َّلل‬ ‫َّلل ن رو ل ل‬
ٍ
َ ‫ب‬
‫ل‬ ‫ع‬
. َ ْ
‫ ف ا ْل َ ح ْ يف‬. ‫ال َّرا ح ُمو َن ي ْر َح ُم ُه ال َّر ْح َمن ا ْر‬
‫من‬ ‫ي‬ ِ
ْ ‫من‬
‫م‬ َ
‫رض ْم ي‬ ‫ح ُموا‬ ‫ْم‬
‫ك‬
‫ْر‬ ِ
َ َ َ ْ َّ ُ َّ
‫الس َما ِء ال ر ِح م شج من ال َر ح َ م ل ها وصله ا و َمن‬
ُ ‫م ِن‬ e َ
‫َّلل‬ ‫ن وص‬ ‫نة‬
‫ف‬
‫ح حسن صحيح‬ َ ُ ‫ق َط َع َها َ ط َعه‬
‫هذا‬ ‫س‬ َ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ق‬
‫ِدي ث‬ ُ ‫َّلل‬
‫بو‬ ‫اق‬
Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah


menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr bin Dinar dari Abu
Qabus dari Abdullah bin Amr ia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Orang-orang yang mengasihi akan
dikasihi oleh Ar Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang
ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian.
Lafazh Ar Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafazh Ar
Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi
niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan
barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan
memutusnya (dari rahmat-Nya).” (H.R At-Tirmidzi 1847)7

Allah SWT juga menegaskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

                 


    


 
Terjemahnnya:
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah
perintahkan supaya dihubungkan dan mereka takut kepada
Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.”. (Q.S Ar-Ra’du/13:
21)8

Dari hadits dan Al-Qur’an tersebut di atas kita dapat mengambil


pelajaran bahwa silaturahmi memiliki kekuatan bagi yang menyenanginya.
Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah insaniyah dan islamiyah
akan selalu terjaga dengan baik, karenanya dalam silaturahmi tersebut terjadi
saling berkomunikasi, saling memahami satu dengan yang lain, serta apapun
kesalah fahaman tidak akan terjadi dan akan terselesaikan dengan baik, rasa
tidak suka, buruk sangka akan sirna sehingga hati kita akan lapang, dengan
kelapangan hati tumbuh kasih sayang yang mendalam. Allah SWT juga
memberikan keberkahan kepadanya di setiap kondisi dan perbuatanyya. Jadi
dilihat dari keistimewaan silaturahmi salah satu kunci terbukanya rahmat dam
pertolongan Allah SWT.

Dengan demikian penulis dapat menyimpilkan bahwa manfaat


silaturahmi cekup luas manfaatnya seperti menambah keeratan rasa
kekeluargaan, jika merasa sakit diantara salah satu keluarga sakit maka semua
keluarga akan merasakannya, serta menajalin rasa kasih sayang satu sama lain
dan silaturahmi juga dapat mempertemukan jodoh. Serta dianjurkan untuk

7
Sahudi, Studi Hadits (kajian Hadits Multikultural), (Yogyakarta: Idea Pres yogyakarta,
2020), hlm 295
8
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Jumanatul,
2004), hlm 254
menjalin silaturahmi kepada tetangga yang non muslim untuk menjaga
keharmonisa tetangga karena kita berada di minoritas Islam.

C. Anjuran silaturrahim
Silaturahmi sangatlah dianjurkan dalam ajaran Islam, dimana jika
silaturahmi ini selalu dipertahankan dan diperkuat dengan cara saling
kunjung-mengunjungi akan berpuncak pada keharmonisan dalam suatu
keluarga, kerabat, tetangga dan lingkungan. Allah SWT mengatakan di dalam
Al-Qur’an yang berbunyi:

                     


        



           


  

Artinya:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al-Hujarat/49:13)9

Telah jelas bahwa Allah SWT menekankan untuk saling kenal


mengenal diantara satu dan lainnya khususnya keluarga, selain itu dianjurkan
untuk bisa menjaga keharmonisan dan saling percaya. Maka ketika kita
memiliki keluarga atau tetangga, baik muslim dan non muslim harus kita
saling kenal mengenal menumbuhkan rasa emosional, sehingga ketika kita
terjadi kesulitan maka tetangga akan membantu, begitupun sebaliknya, jika
tetangga ada kesulitan dengan cepat kita membantunya.

Rasulullah SAW juga menjelaskan dalam Hadits:

9
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Jumanatul,
2004), hlm 517
ْ ‫ه‬
َ ‫وال ل ْف ُظ ِل ْبن ا ل‬ َّ ُ ُ ْ ُ َّ . ‫ح َّد َث‬
‫مح م د بن ا ل م‬ ‫ن‬ ‫ِ ي‬
َ‫قا‬ َّ. َ ُ
‫مث ن ل‬ ‫َ َّ م حمد بن بشا ٍر‬
ِ
‫ن‬ .‫ث‬
‫و‬
ْ َ َ ْ ْ َ ْ َّ َ ْ ُ َّ َ َ َّ
‫س ِم عت ا ل ع َل ع ب ِد‬ ‫ٍ حد‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫حدث‬
َ ‫َ َ شعبة قال‬
‫ء بن‬ ‫ث نا‬
ِّ
‫ِل‬َّ ‫الَّرْ حَ م ن يحدث عن أ بي ه أ ب ه َرْ‹ي َرَ‹ة أن ر قال يا ر ُسول ل‬
‫ِإن‬ ‫ُ ا‬ ‫ِ ِ ِ يعن‬ ِ
ُ ‫ا‬ َ ُ ُ ‫ج َل‬ْ ْ َ ْ َ ْ ُ ُ ‫َ َ ا‬
‫َل‬ ‫سي ئو َن إ‬ ُ
‫ ط وأحسن يه َ م‬.‫ل ق را ب ة أص ل ه م و ُي ق‬
‫ل م وأح‬ ُ ‫إل ي‬ ‫عو ب‬
‫و‬
‫ي‬ ‫ي‬
ْ َ
‫أ تس ُّف ُه ل‬
ْ
‫ك َما قلت‬ › ‫ع ْن ُه ْم و َيج َه ُلو َن ع ََّل ف َقال ل‬
ِ
‫ْم َمل ا‬ ‫ت‬ ْ ْ
‫ئ ن‬
ّ
‫ن َما‬ ‫ك‬

‫فك‬
‫َ َّ ذ ِلك‬ ْ ‫َ َ ز َ ك من ِ ظ ِه ر‬
‫ي ِه د ْمت‬ ‫َول‬
‫ما ل‬ ‫ْم ع‬ ‫ي‬e ‫ا َّلل‬ ‫ال ع‬

‫ع‬ َ ‫ي م‬
‫ل‬
Artinya:

“Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna dan


Muhammad bin Basysyar dan lafazh ini milik Ibnu Al Mutsanna dia
berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far:
Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dia berkata: Aku
mendengar Al A’laa bin ‘Abdur Rahman bercerita dari Bapaknya
dari Abu Hurairah bahwasanya seorang laki-laki pernah berkata;
“Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat. Saya selalu berupaya
untuk menyambung silaturahim kepada mereka, tetapi mereka
memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada
mereka, tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk
lemah lembut terhadap mereka, tetapi mereka tak acuh kepada
saya.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Jika
benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti memberi
makan mereka debu yang panas, dan selama kamu berbuat demikian
maka pertolongan Allah akan selalu bersamamu.’’ (HR. Muslim No.
4640)10

Telah jelas hadits di atas menjelaskan untuk dianjurkannya


bersilaturahim dan berbuat baik kepada sesama dan kepada siapapaun
sekalipun kita tidak disukai oleh seseorang, baik dari keluarga, kerabat
ataupun tetangga. Jika ada diantara salah satu keluarga atau kerabat yang

10
https://carihadis.com/Shahih_Muslim/=silaturahim, diakses pada hari Senin
tanggal 20 September 2021 pukul 08.00 WIT
tidak menginginkan silaturahmi, maka Allah SWT yang akan memberikan
balasan kelak di akhirat.

D. Macam-macam Silaturahim
Manusia tidak akan bisa hidup tampa tergantung pada orang lain atau
makhluk lain. Manusia akan selalu membutuhkan kerja atau manfaat orang
lain atau makhluk lain, karena itu silaturahim dalam Islam sangat dianjurkan.

Menurut Taufiqurrahman Muchid (Mustasyar NU Jombang) dalam


artikel NU online,11 menjelaskan bahwa silaturahim terbagi menjadi dua
macam diantaranya, pertama silaturahim umum dan silaturahim khusus.

1. Silaturahim umum
Silaturahim umum adalah seseorang dengan orang yang tidak
memiliki kekerabatan. Misalnya, silaturahimnya seorang santri kepada
gurunya yang tidak punya hubungan kerabat, yang bertujuan untuk
tabarukkan, (ngalap berkah, Jawa), atau silaturahimnya seseorang kepada
teman-temannya. Silaturahim umum ini bukan yang dimaksud oleh
hadits “qothi’urrahimi la yadhulul jannah” (pemutus tali silaturahim
tidak akan masuk surga).
Dapat disimpulkan bahwa jika ada dua orang yang tidak memiliki
ikatan saudara (ayah, anak, kakek, paman, saudara misan, dan
sebagainya) pernah kenal, lalu tidak lagi menjalin silaturahim, bukan
termasuk yang di maksud oleh hadits ini.
2. Silaturahim khusus
Silatuahim khusus adalah silatuurahim kepada orang yang
memiliki ikatan saudara. Silaturahim ini dimaksud oleh hadits tersebut.
“siapapun yang memutus tali silaturahim, maka tidak bisa masuk surga,
atau kalau masuk surge maka akan mengalami siksaan terlebih dahulu.

11
http://www.nu.or.id/post/read/53673/inilah-dua-jenis-silaturahim, diakses pada hari
Selasa, 21 September 2021 pukul 07.00 WIT.
Maka dari beberapa macam silaturahim di atas penulis dapat
menyimpulkan, silaturahmi umum ataupun khusus sama-sama pentingnya
manusia tidak bisa hidup sendiri dan membtuhkan orang lain dimanapun dan
kapan pun manusia berada. Menjaga silaturahim secara umum dalam arti
antara guru dan murid itu penting karena untuk mendapatkan keberkahan
dalam mencari ilmju, dan silaturahmi secara khusus, dengan silaturahmi pada
keluarga terdekat, kerabat maka akan terjaga dari siksa api neraka .

E. Sanad dan Biografi Perawi Hadits Silaturahim


Setelah mempelajari hadits tentang silaturahim maka penulis akan
memberikan informasi tentang Sanad dan Perawi dan Biografi Hadits,
sebagai berikut:

1. Sanad dan Biografi Hadits Bukhari 5525

a. Yahya bin 'Abdullah bin Bukair, Al Qurasyiy Al Makhzumiy, Abu


Zakariya, Tabi'ul Atba' kalangan tua, wafat tahun 231 H, hidup di
Maru.

Laits bin Sa'ad bin 'Abdur Rahman, Al Fahmiy, Abu Al Harits,


Tabi'ut Tabi'in kalangan tua, wafat tahun 175 H, hidup di Maru.

b. Uqail bin Khalid bin 'Uqail, Al Umawiy Al Ayliy, Abu Khalid,


Tabi'in (tdk jumpa Shahabat), wafat tahun 144 H, hidup di Syam,
wafat di Maru.

c. Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin Syihab, Al


Qurasyiy Az Zuhriy, Abu Bakar, Tabi'ut Tabi'in kalangan
pertengahan, wafat tahun 124 H, hidup di Madinah.

d. Muhammad bin Jubair bin Muth'im bin 'Adiy, An Naufaliy, Abu Sa'id,
Tabi'in kalangan pertengahan, wafat tahun 100 H, hidup di Madinah.

e. Jubair bin Muth'im bin 'Adiy, Abu Muhammad, Shahabat, wafat tahun
59 H, hidup di Madinah, wafat di Madinah.
Biografi Perawi Hadits Bukhari

Biografi Perawi 1
Nama : Jubair bin Muth'im bin 'Adiy Laqob :-
Kunyah : Abu Muhammad Negeri Hidup : Madinah
Nasab :- Negeri Wafat : Madinah
Kalangan : Sahabat Tahun Wafat : 59 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Perawi : Sahabat
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 19 Ibnu Majah 7
Muslim : 10 Darimi 7
Tirmidzi :6 Ahmad 56
Abu Dawud : 12 Malik 1
Nasa’i 9

Biografi Perawi 2
: Muhammad bin Jubair bin Laqob :-
Nama
Muth’im bin ‘Adiy
Kunyah : Abu Sa'id Negeri Hidup : Madinah
Nasab : An Naufaliy Negeri Wafat :
Kalangan : Tabi’in kalangan pertengahan Tahun Wafat : 100 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Perawi : Sahabat
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 21 Ibnu Majah :3
Muslim :7 Darimi :7
Tirmidzi :4 Ahmad : 27
Abu Dawud :4 Malik :2
Nasa’i :2

Biografi Perawi 3
Nama : Muhammad bin Muslim bin Laqob :-
‘Ubaidillah bin ‘Abdullah bin
Syihab
Kunyah : Abu Bakar Negeri Hidup : Madinah
Nasab : Al Qurasyiy Az Zuhriy Negeri Wafat :-
Kalangan : Tabi’in kalangan pertengahan Tahun Wafat : 124 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Ibnu Hajar al ‘Aqsalani : faqih Adz Dzahabi : seorang tokoh
hafodz mutqin
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 1181 Ibnu Majah 296
Muslim : 606 Darimi 274
Tirmidzi : 280 Ahmad 1721
Abu Dawud : 404 Malik 269
Nasa’i 699

Biografi Perawi 4
Nama : Uqail bin Khalid bin ‘Uqail Laqob :-
Kunyah : Abu Khalid Negeri Hidup : Syam
Nasab : Al Umawiy Al Ayliy Negeri Wafat : Maru
Kalangan : Tabi’in (tdk jumpa Shahabat) Tahun Wafat : 144 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Ahmad bin Hambal : Tsiqah Al Ajli : Tsiqah
An Nasa’I : Tsiqah Al ‘Uqaili : Shaduuq
Abu Zur’ah : shaduuq tsiqah Ibnu Hibban : disebutkan dalam ‘Ats Tsiqat’
Abu Hatim : La ba’sa bih
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 187 Ibnu Majah 12
Muslim : 65 Darimi 14
Tirmidzi : 13 Ahmad 76
Abu Dawud : 24 Malik 0
Nasa’i 24

Biografi Perawi 5
: Laits bin Sa'ad bin 'Abdur Laqob :-
Nama
Rahman
Kunyah : Abu Al Harits Negeri Hidup : Maru
Nasab : Al Fahmiy Negeri Wafat :-
Kalangan : Tabi’ut Tabi’in kalangan tua Tahun Wafat : 175 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Yahya bin Ma’in : Tsiqah Muhammad bin Sa’at : Tsiqah
Ahmad bin Hambal : Tsiqah Ibnu Madini : Tsiqah Tsabat
Abu Zur’ah : Tsiqah
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 437 Ibnu Majah 122
Muslim : 298 Darimi 78
Tirmidzi : 170 Ahmad 450
Abu Dawud : 148 Malik 0
Nasa’i 286

Biografi Perawi 6
Nama : Yahya bin ‘Abdullah bin Bukair Laqob :-
Kunyah : Abu Zakariya Negeri Hidup : Maru
Nasab : Al Qurasyiy Al Makhzumiy Negeri Wafat :-
Kalangan : Tabi’ut Tabi’in kalangan tua Tahun Wafat : 231 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
An Nasa’i : dla’if Al Khalili : Tsiqah
Ibnu Hibban : disebutkan dalam ‘ats Ibnu Qani’ : Tsiqah
tsiqat Ibnu Hajar al ‘Asqalani : Tsiqah
As Saji : Shaduuq Adz Dzahabi : Hafidz
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 194 Ibnu Majah 4
Muslim :4 Darimi 0
Tirmidzi :1 Ahmad 0
Abu Dawud :0 Malik 0
Nasa’i 0

2. Sanad dan Biografi Hadits At-Tirmidzi 1847

a. Muhammad bin Yahya bin Abi 'Umar, Al 'Adaniy, Abu 'Abdullah ,


Tabi'ul Atba' kalangan tua, wafat tahun 243 H, hidup di Marur Rawdz,
wafat di Marur Rawdz.
b. Sufyan bin 'Uyainah bin Abi 'Imran Maimun, Al Hilaliy, Abu
Muhammad, Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan, wafat tahun 198 H,
hidup di Kufah, wafat di Marur Rawdz.

c. Amru bin Dinar Al Atsram, Al Jumahiy, Abu Muhammad, Al Atsram,


Tabi'in kalangan biasa, wafat tahun 126 H, hidup di Marur Rawdz.

d. Abu Qabus maula 'Abdullah bin 'Amru, Abu Qabus , Tabi'in kalangan
biasa.

e. Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash bin Wa'il, As Sahmiy Al Qurasyiy,


Abu Muhammad, Shahabat, wafat tahun 63 H, hidup di Maru, wafat di
Tha'if.

Biografi Perawi
BIOGRAFI PERAWI JALUR 1
: Abdullah bin ‘Amru bin Al Laqob :-
Nama
‘Ash bin Wa’il
Kunyah : Abu Muhammad Negeri Hidup : Maru
Nasab : As Sahmiy Al Qurasyiy Negeri Wafat : Tha’if
Kalangan : Shahabat Tahun Wafat : 63 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Ibnu Hajar al ‘Aqsalani : Shahabat
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 71 Ibnu Majah 116
Muslim : 67 Darimi 41
Tirmidzi : 93 Ahmad 639
Abu Dawud : 154 Malik 10
Nasa’i 124

BIOGRAFI PERAWI 2
: Abu Qabus maula ‘Abdullah Laqob :-
Nama
bin ‘Amru
Kunyah : Abu Qabus Negeri Hidup :-
Nasab :- Negeri Wafat :-
Kalangan : Tabi’in kalangan biasa Tahun Wafat :-H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Ibnu Hajar al ‘Aqsalani : maqbul Adz Dzahabi : menstsiqahkannya
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari :0 Ibnu Majah 0
Muslim :0 Darimi 0
Tirmidzi :1 Ahmad 1
Abu Dawud :1 Malik 0
Nasa’i 0

BIOGRAFI PERAWI 3
: Amru bin Dinar Al Atsram, Al Laqob : Al Astram
Nama
Jumahiy
Kunyah : Abu Muhammad Negeri Hidup : Marur Rawdz
Nasab : Al Jumahiy Negeri Wafat :-
Kalangan : Tabi'in kalangan biasa Tahun Wafat : 126 H
Komentar Ulama Tentang Perawi
Abu Hatim : Tsiqah Ibnu Hibban : disebutkan dalam ‘ats Tsiqaat
An Nasa’I : Tsiqah Ibnu Hajar al ‘Aqsalani : Tsiqah Tsabat
As Saaji : Tsiqah Adz Dzahabi : Imam
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 201 Ibnu Majah 59
Muslim : 125 Darimi 53
Tirmidzi : 58 Ahmad 254
Abu Dawud : 55 Malik 0
Nasa’i 132

BIOGRAFI PERAWI 4
: Sufyan bin ‘Uyainah bin Abi Laqob : Al Astram
Nama
‘Imran Maimun
Kunyah : Abu Muhammad Negeri Hidup : Kufah
Nasab : Al Hilaliy Negeri Wafat : Masrur Rawdz
Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan Tahun Wafat : 198 H
pertengahan
Komentar Ulama Tentang Perawi
Ibnu Hibban : Hafidz Mutqin Adz Dzahabi : Tsiqah Tsabat
Al ‘Ajli : Tsiqahi Tsabat dalam hadits Adz Dzahabi : Hafidz Imam
Adz Dzahabi : Ahadul A’lam
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari : 416 Ibnu Majah 298
Muslim : 459 Darimi 129
Tirmidzi : 279 Ahmad 821
Abu Dawud : 212 Malik 0
Nasa’i 391

BIOGRAFI PERAWI 5
: Muhammad bin Yahya bin Abi Laqob : Al Astram
Nama
‘Umar
Kunyah : Abu ‘Abdullah Negeri Hidup : Masrur Rawdz
Nasab : Al 'Adaniy Negeri Wafat : Masrur Rawdz
: Tabi'ut Tabi'in kalangan Tahun Wafat : 243 H
Kalangan
pertengahan
Komentar Ulama Tentang Perawi
Ahmad bin Hambal : Shalih Maslamah bin Qosim : la ba’sa bih
Ibnu Uyainah : Shaduuq Ibnu Hajar al ‘Asqalani : Shaduuq
Ibnu Hibban : disebutkan dalam ‘ats Adz Dzahabi : Hafidz
tsiqaat
Jumlah Perawi yang diriwayatkan Perawi:
Bukhari :1 Ibnu Majah 17
Muslim : 285 Darimi 0
Tirmidzi : 180 Ahmad 0
Abu Dawud :0 Malik 0
Nasa’i 0
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian silaturahim adalah cara seseorang saling kunjung mengunjungi
untuk mempererat tali persaudaraan atau kekerabatan untuk mencapai
keluarga yang nyaman, aman, dan saling menyayangi satu sama lain.

2. Silaturahim memiliki manfaat diantaranya, sebagai pemenuhan batiniyah,


menemukan jati diri, saling mengasihi satu sama lain, dan sebagai media
untuk mendapatkan jodoh.

3. Silaturahim sangat dianjurkan, karena di dalamnya terdapat berbagai


macam yang dibutuhkan manusia. Diantaranya dapat menambah rezeki,
panjang umur dan bisa menambah keharmonisan antar keluarga atau
kerabat.

B. Rekomendasi
Besar haranpan penulis, makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca. Tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. bilamana ada kekurangan, dikemudian hari harapannya
dapat sempurnakan kembali.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adnan Tharsyah, Manusia Yang Dicintai dan Dibenci Allah, (Bandung: Mizan
Pustaka, 2004).

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV


jumanatul, 2004)

Sahudi, Studi Hadits (kajian Hadits Multikultural), (Yogyakarta: Idea Pres


yogyakarta, 2020).

Sayid Majdi Fathi, Amal Yang Dicintai Allah, (Jakarta: Gema Insani Pres, 2005).

Toto Tasmara, Mengenal Potensi Diri, (Jakarta: Gema Insani, 2004).

http://www.nu.or.id/post/read/53673/inilah-dua-jenis-silaturahim, diakses pada


hari Selasa, 21 September 2021 pukul 07.00 WIT.

https://carihadis.com/Shahih_Muslim/=silaturahim, diakses pada hari Senin


tanggal 20 September 2021 pukul 08.00 WIT

19

Anda mungkin juga menyukai