Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pergaulan dan Pernikahan

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengajar:
Mochamad Abduloh, S.H.I., S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Aulia Kyarahanna Setyawan (1612100005)
Anneliese Naveeda Malika Sakirman (1612100008)
Fauzi Mulya (1612100012)

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Pergaulan dan
Perkawinan." Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak
Mochamad Abduloh selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang
telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas ini. Penulis mengharapkan
akan saran dan kritik demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap
semoga tugas ini mampu memberikan pengetahuan tentang pergaulan dan
perkawinan

Surabaya, 2 November 2021

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................4
C. Tujuan Penulisan......................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN..........................................................................................5
A. Bergaul dan menikah sebagai fitrah kemanusiaan...................................5
B. Hakekat cinta menurut Islam....................................................................7
C. Batas-batas pergaulan dalam Islam..........................................................9
BAB III: PENUTUP..................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran ..........................................................................................................10

iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, yang
berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang
sudah dewasa dan sehat jasmani rokhaninya pasti membutuhkan teman hidup yang
berlainan jenis, teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat
dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, yang dapat diajak bekerja
sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah
tangga. Al-Quran dan sunnah Rasulullah adalah syari’at Islam yg
sempurna berlaku sepanjang zaman. Akan tetapi fikih dapat berbeda dalam
perjalanan zaman, dan dapat pula berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan
kelompok masyarakat lainnya. Namun, masih ada beberapa muslim yang belum
mengetahui atau telah melupakan akan hal itu.
Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini ingin mengingatkan
kembali kepada para pembaca mengenai pengertian dari pergaulan dan pernikahan,
serta hakekat-hakekatnya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari bergaul dan menikah sebagai fitrah kemanusiaan?
2. Apa itu hakekat cinta menurut Islam?
3. Apa saja batas-batas pergaulan dalam Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memberikan pemahaman mengenai pergaulan dan pernikahan sebagai fitrah
kemanusiaan.
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai hakekat cinta menurut Islam.
3. Dapat memberikan pemahaman mengenai batas-batas pergaulan dalam Islam.

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Bergaul & Pernikahan Sebagai Fitrah Kemanusiaan
1. Bergaul sebagai fitrah kemanusiaan
Pergaulan dalam bahasa Arab disebutkan ikhtiat berasal daripada kalimah 'khalata
yakhlutu khaltan" yang berarti bercampur. Maksud pergaulan (ikhtilat) dalam
perbincangan ini ialah bergaul atau bercampur di antara lelaki dan perempuan ajnabi
(yang sah kahwin) di satu tempat berlaku interaksi. dalam bentuk pandang
memandang atau perbuatan di antara seseorang dengan lain.
 Pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial.
Berdasarkan (QS. AI Hujurat [49]:13) yang berbunyi "Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dariseorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikankamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamusaling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang palingmulia di antara
kamu disisi Allah ialah orang yang palingtaqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah MahaMengetahui lagi Maha Mengenal."

Berikut merupakan faktor utama dalam Pergaulan:


1. Ta’aruf (perkenalan)
2. Tafahum (memahami)
3. Ta’awun (saling menolong)

Berteman atau bergaul adalah salah satu cara unuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Memiliki banyak teman merupakan nikmat yang patut disyukuri. Manusia di takdirkan
hidup bersosial. Manusia tidak bisa hidup sendirian karena adanya ketergantungan antara
satu sama lain. Bagi seorang muslim, berteman bukan sekedar kebutuhan hidup. Berikut
merupakan manfaat dari pergaulan:
1. Ajang memastikan identitas diri
2. Meningkatkan kemampuan berinteraksidan ikatan pertemanan.
3. Memenuhi kebutuhan otonomi
4. Memperkaya pengalaman

6
7

Jenis Pergaulan Menurut Islam


a) Pergaulan dengan sebaya
Teman sebaya atau karib adalah orang-orang atau teman yang usianya tidakterpaut
jauh dengan kita baik sama maupun lebih muda. Adapun dalam bergauldengan teman
sebaya kita harus senantiasa berbuat baik dan mengutamakan akhlak yang mulia.
b) Pergaulan dengan orang tua
Adapun islamsenantiasa mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada orangtua dan
orang yang lebih tua dari kita, menghormati dan menghargainya.
c) Pergaulan dengan lawan jenis
Hal yang perlu diperhatikan dan tak kalah penting dalam pergaulan islamadalah tata
cara bergaul dengan lawan jenis. Islam sendiri mengatur pola hubunganantara pria
dan wanita serta memisahkan keduanya sesuai dengan syariat yang berlaku.

2. Pernikahan dalam fitrah kemanusiaan


Definisi Pernikahan ( ‫ ) اَلنِّ َكا ُح‬An-Nikaah menurut bahasa Arab berarti adh-dhamm
(menghimpun). Kata ini dimutlakkan untuk akad atau persetubuhan. Adapun menurut
syari’at, Ibnu Qudamah rahimahullaah berkata, “Nikah menurut syari’at adalah akad
perkawinan. Ketika kata nikah diucapkan secara mutlak, maka kata itu bermakna
demikian selagi tidak ada satu pun dalil yang memalingkan darinya.” Pernikahan
adalah fitrah manusia, maka dari itu Islam menganjurkan untuk menikah karena nikah
merupakan gharizah insaniyyah (naluri kemanusiaan). Apabila gharizah (naluri) ini
tidak dipenuhi dengan jalan yang sah, yaitu pernikahan, maka ia akan mencari jalan-
jalan syaitan yang menjerumuskan manusia ke lembah hitam. Firman Allah ‘Azza wa
Jalla: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), (sesuai)
fitrah Allah, disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak
ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.” [Ar-Ruum : 30]

 Rukun Nikah:
 Wali
 Saksi
 Akad Nikah
 Mahar
8

 Syarat dan kewajiban akad nikah


1) Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
2) Adanya Ijab Qabul.
3) Adanya Mahar.
4) Adanya Wali.
5) Adanya Saksi-saksi.

B. Hakekat cinta menurut Islam


Definisi Cinta Menurut Islam, Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan
kasih sayang Allah kepada seluruh makhluknya sehingga Allah menciptakan manusia
dan isinya dengan segala kesempurnaan. Adapun cinta yang sebenarnya atau cinta yang
hakiki adalah hanya milik Allah SWT karena hanya Allah lah yang maha sempurna dan
maha pemilik cinta. Dalam pengertian lain, islam juga memandang cinta sebagai dasar
persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi hubungannya dengan makhluk
lain seperti pada hewan dan tumbuhan.

Definisi inilah yang sejatinya akan membuat semuaorang merasakan begitu besarnya
karunia sang pencipta dengan Rahman dan Rahimnya yangdiberikan kepada semua
makhluq terutama bagimanusia. Sebagai benteng paling kuat untukmengerjakan apa
yang sudah menjadi kewajibanmanusia selama ini. Firman Allah S.W.T dalam surat
AlImran ayat 31:

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬


ِ ‫قُ ۡل اِ ۡن ُك ۡنتُمۡ تُ ِحب ُّۡونَ َ فَاتَّبِع ُۡونِ ۡى ي ُۡحبِ ۡب ُك ُم ُ َويَ ۡغفِ ۡر لَـ ُكمۡ ُذنُ ۡوبَ ُكمۡ ‌ؕ َو ُ َغفُ ۡو ٌر ر‬
‫َّح ۡي ٌم‬

Artinya: "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya


Allah mengasihidan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".

Langkah-langkah agar cinta sesuai Sunnah


1. Meluruskan niat. Agar cinta berbuah ibadah, sucikan niat dalam bercinta karena
Allah SWT semata.
“Segala amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya itu
kepada Allah dan rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan
dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu kepada
apa yang ditujunya.” (Muttafaq alaih).
2. Mencintai secara proporsional. “.... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al
Baqarah [2]: 216).
3. Memandang dengan penuh cinta. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Barang
siapa yang memandang saudaranya dengan pandangan cinta (kasih sayang),
maka Allah mengampuninya.”
9

4. Memproklamirkan cinta. Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang mencintai


saudaranya hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya.”
(HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
5. Kunjungan cinta. Agar tanaman cinta bertambah subur, hendaklah saling
mengunjungi. Rasulullah SAW bersabda, “Berkunjung secara berkala maka
cinta pun akan bertambah.” (HR Baihaqi). Zur ghiban, yazid hubban."
6. Merawat tanaman cinta secara berkala, taburkan pupuk cinta secara merata,
pasti akan menuai buah cinta, yaitu dengan mendahuluinya dalam
mengucapkan salam, memanggilnya dengan nama yang paling disukainya,
dan melapangkan tempat duduk baginya.
7. Mengokohkan cinta dengan doa. Nabi SAW mengajarkan, “Ya Allah, sesungguhnya
aku memohon anugerah cinta-Mu, dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu, serta
usaha yang dapat mengantarkan aku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu
sesuatu yang paling aku senangi.” (HR Ahmad).
10

C. Batas-batas Pergaulan menurut Islam


Batas-batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan menurut ajaran Islam:
1. Menundukkan pandangan: ALLAH memerintahkan kaum lelaki
untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana firman- NYA;
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya. (An- Nuur: 30)
2. Menutup Aurat.
3. Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita; Kalau ada sebuah
keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari
balik tabir pembatas.
4. Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan
5. Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan): Seorang wanita dilarang
melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya.
Firman
ALLAH SWT;
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
(berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada
penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang
baik. (al-Ahzaab: 32)
6. Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis; Dari Maqil bin Yasar
r.a. berkata; Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi
itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal
baginnya.
11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika bergaul yang baik menurut islam yaitu menyangkut larangan-larangan yang
harus dijaga oleh manusia sesuai dengan apa yang telah di ungkapkan oleh telah ajaran
islam. Yaitu bedasarkan A1-Qur' an dan hadist. Tata cara bergaul yang baik menurut
ajaran islam yaitu dimana kita dapat menyesuaikan diri dengan orang yang kita hadapi
yang sesuai dengan kaidah - kaidah agama yang telah ada.Sehingga kiata dapat
mengetahui batasan – batasan terhadap dalam pergaulan sesuai tingkatan usia.
Pernikahan merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia serta
menimbulkan akibat terhadap kehidupan manusia, khususnya dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Suatu pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita
bertujuan membentuk rumah tangga yang bahagia dan sejahtera serta memperoleh
keturunan. Oleh karena itu, maka suatu pernikahan hendaknya dipersiapkan secara baik
dan sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga tidak menimbulkan permasalahan
dikemudian hari.

B. Saran
Agar kita harus senantiasa membaca dan mempelajari Al-Qur'an dan hadist
tentang etika pergaulan yang baik. Sehingga kita dapat mengetahui dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Saran saya sebagai penulis adalah kita harus memiliki suatu
batasan – batasan tentang hidup khususnya dalam pergaulan.Supaya kita dapat bergaul
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama. Saran saya pada pembaca yaitu agar
mengetahui informasi tentang akibat pergaulan bebas sedini mungkin agar kita tidak
terjerumus pada pergaulan bebas yang dapat merusak moral kita sebagai umat muslim.
Hendaklah kita selalu menjaga diri kita dari ligkungan yang tidak benar, karena sudah
dijelaskan bahwa pergaulan itu dapat merusak moral kita.

Anda mungkin juga menyukai