Aries Apriyadi
Anafathur Agim
Taufik Rahman
Muhammad Dafid
Heri Warsito
FAKULTAS TEKNIK
2023/2024
KATA PENGANTAR
Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW
dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan mengenai konsep
pernikahan dalam islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis
sangat mengaharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki naluri ataupun keinginan didalam dirinya.
Pernikahanmerupakan salah satu naluri serta kewajiban dari seorang manusia. Sesungguhnya
Islam telahmemberikan tuntunan kepada pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan,
lengkap dengantata cara atau aturan-aturan Allah Swt. Sehingga mereka yang tergolong ahli
ibadah, tidak akanmemilih tata cara yang lain. Setiap Makhluk pasti ingin berkembang biak
dan memiliki keturunan, tetapi yang membedakanManusia dengan makhluk – makhluk lainnya
adalah ikatan pernikahan. Allah S.W.T menganjurkanManusia untuk menikah agar dapat
mempertahankan keberadaannya dan mengendalikan perkembangbiakan dengan cara yang sesuai
dan menurut kaiadah norma Agama, Laki-laki dan perempuan memiliki fitrah yang saling
membutuhkan satu sama lain.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERNIKAHAN
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga
dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia
yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan
yang diwajibkan oleh Islam. Kata zawaj digunakan dalam al-Quran artinya adalah pasangan yang
dalam penggunaannya pula juga dapat diartikan sebagai pernikahan, Allah s.w.t. menjadikan
manusia itu saling berpasangan, menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina.
Pernikahan bukan saja merupakan satu jalan untuk membangun rumah tangga
dan melanjutkanketurunan. Pernikahan juga dipandang sebagai jalan untuk meningkatkan
ukhuwah islamiyah danmemperluas serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia. Secara
etimologi bahasa Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah, yang kemudian diberi imbuhan
awalan “per” dan akhiran “an”.
Pernikahan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti diartikan sebagai perjanjian antara
laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami istri. Pernikahan dalam islam juga
berkaitandengan pengertian mahram (baca muhrim dalam islam) dan wanita yang haram dinikahi.
Pertunangan atau bertunang merupakan suatu ikatan janji pihak laki-laki dan perempuan untuk
melangsungkan pernikahan mengikuti hari yang dipersetujui oleh kedua pihak. Meminang
merupakan adat kebiasaan masyarakat Melayu yang telah dihalalkan oleh Islam. Peminangan juga
merupakan awal proses pernikahan. Hukum peminangan adalah harus dan hendaknya bukan dari
istri orang, bukan saudara sendiri, tidak dalam iddah, dan bukan tunangan orang. Pemberian seperti
cincin kepada wanita semasa peminangan merupakan tanda ikatan pertunangan. Apabila terjadi
ingkar janji yang disebabkan oleh sang laki-laki, pemberian tidak perlu dikembalikan dan jika
disebabkan oleh wanita, maka hendaknya dikembalikan, namun persetujuan hendaknya dibuat
semasa peminangan dilakukan. Melihatcalon suami dan calon istri adalah sunat, karena tidak mau
penyesalan terjadi setelah berumah tangga.Anggota yang diperbolehkan untuk dilihat untuk
seorang wanita ialah wajah dan kedua tangannya saja. Hadist Rasullullah mengenai kebenaran
untuk melihat tunangan dan meminang:
“Abu Hurairah RA berkata,sabda Rasullullah SAW kepada seorang laki-laki yang hendak
menikahdengan seorang perempuan: “Apakah kamu telah melihatnya?jawabnya
tidak(kata lelaki itu kepada Rasullullah).Pergilah untuk melihatnya supaya pernikahan
kamu terjamin kekekalan.” (Hadis RiwayatTarmizi dan Nasai)
2
3
Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi, Pernikahan adalah fitrah
manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini adalahdengan „aqad nikah
(melalui jenjang pernikahan), bukan dengan cara yang amat kotor dan menjijikkan,seperti
cara-cara orang sekarang ini; dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi,
homo,dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.
Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan untuk Menundukkan Pandangan Sasaran
utama dari disyari‟atkannya pernikahan dalam Islam di antaranya adalah
untukmembentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang dapat
merendahkan dan merusakmartabat manusia yang luhur. Islam memandang pernikahan
dan pembentukan keluarga sebagai saranaefektif untuk me-melihara pemuda dan pemudi
dari kerusakan, dan melindungi masyarakat darikekacauan.
Investasi di Akhirat Anak yang diperoleh dari sebuah pernikahan tentunya sebagai
investasi kedua orangtua di akhirat.Hal itu karena anak yang sholeh dan sholehah akan
memberikan peluang bagi kedua orangtuanya untuk memperoleh surga di akhirat nanti.
Berbekal segala ilmu dalam beragama yang diperoleh selama didunia, bekal doa dari anak
merupakan hal yang dapat diharapkan kelak.
Melaksanakan Sunah RasulTentu saja tujuan pernikahan yang utama ialah menjauhkan
dari perbuatan maksiat. Namun sebagaiseorang muslim tentu saja kita memiliki panutan
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dan ada baiknya kita mengikuti apa yang
dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah. Dan pernikahanmerupakan salah satu sunnah
dari Rasulullah.
Mendatangkan keberkahan
pernikahan akan mendorong seseorang terutama suami untuk sungguh-sungguh untuk
mencari nafkah yang banyak dan halal untuk anak dan istrinya, sehingga dengan kerja
kerasnya akan menimbulkan kemakmuran, kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup
berumah tangga.
Memperluas persaudaraan
pernikahan dalam arti luas tidak hanya menyatukan dan memperluas kekerabatan diantara
duakeluarga besar yaitu keluarga laki-laki dan keluarga perempuan. terlebih lagi jika
terjadi pernikahan diluar suku, daerah maka kekerabatan akan semakin luas, karena
menyatukan kedua suku yang berbedatradisi dan kebudayaan.
Meningkatkan kesungguhan mencari nafkah
4
Saat pernikahan terjadi, nggak ada paksaan dari pihak manapun. Oleh karena itu
pernikahan harusdidasarkan pada inisiatif dan keikhlasan kedua mempelai untuk hidup
bersama. Jika dahulu pernikahan terjadi karena dorongan pihak perempuan, sekarang
pernikahan merupakan pilihan dari keduamempelai untuk memulai hidup bersama.
Menurut sebagian besar Ulama, hukum asal menikah adalah mubah, yang artinya boleh
dikerjakandan boleh tidak. Apabila dikerjakan tidak mendapatkan pahala, dan jika tidak
dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Namun menurut saya pribadi karena Nabiullah
Muhammad SAW melakukannya,itu dapat diartikan juga bahwa pernikahan itu sunnah
berdasarkan perbuatan yang pernah dilakukan oleh beliau.Akan tetapi hukum pernikahan dapat
berubah menjadi sunnah,wajib, makruh bahkan haram,tergantung kondisi orang yang akan
menikah tersebut.
Hukum menikah akan berubah menjadi haram apabila orang yang ingin melakukan
pernikahantersebut bermaksud untuk menyakiti salah satu pihak dalam pernikahan tersebut, baik
menyakiti jasmani, rohani maupun menyakiti secara materiil.
2.7 MAHAR
Mahar atau maskawin adalah suatu pemberian dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan
yang merupakan salah satu syarat sah dalam sebuah pernikahan atau perkawinan. hukum
memberikanmahar adalah wajib bagi laki-laki, walaupun mahar bukan termasuk syarat atau rukun
nikah. Mahardalam sebuah pernikahan dianggap penting karena selain diwajibkan oleh agama
mahar jugamerupakan tanda kesungguhan dan penghargaan dari pihak laki-laki sebagai calon
suami kepada calonistrinya. namun pemberian mahar ini tidak berarti bahwa calon suami telah
membeli calon istrinya dariorang tuanya. karena sebesar apapun mahar yang diberikan oleh calon
suami tidak dapat disetarakan dengan harkat dan martabat seseorang.Allah Swt berfirman dalam
surat An-Nisa ayat 24:
Artinya: “Maka karena kenikmatan yang telah kamu dapatkan dari mereka, berikanlah
maskawinnya kepada mereka sebagai suatu kewajiban.” (QS. An-Nisa :24)
Pemberian mahar yang utama harus didasarkan kepada nilai dan manfaat yang terkandung
didalamnya.Karena islam menyerahkan masalah ini masing-masing sesuai dengan kemampuan
dan adat yang berlaku di dalam masyarakat, dengan syarat tidak berbentuk sesuatu yang
mendatangkan mudharat,membahayakan atau berasal dari usaha yang haram
Di dalam Islam, penceraian merupakan sesuatu yang tidak disukai oleh Islam tetapi
dibolehkan denganalasan dan sebab-sebab tertentu.Talak menurut bahasa bermaksud melepaskan
ikatan dan menurut syarak pula, talak membawa maksud melepaskan ikatan perkahwinan dengan
lafaz talak dan seumpamaanya. Talak merupakan suatu jalan penyelesaian yang terakhir sekiranya
suami dan isteri tidak dapat hidup bersama dan mencari kata sepakat untuk mecari kebahagian
berumahtangga. Talak merupakan perkara yang dibenci Allah s.w.t tetapi dibenarkan.
Hukum Thalak :
7
Talak bisa menjadi haram apabila talak yang dijatuhkan suami tidak sesuai dengan petunjuk
syariatislam. Hal ini berarti, talak yang dijatuhkan pada kondisi dimana talak tersebut dilarang
untukdiucapkan. Kondisi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Suami menceraikan istri saat istri masih dalam masa haid.
2. Suami menjatuhkan talak pada istri setelah ia disetubuhi tanpa diketahui hamil
atau tidak.
3. Suami yang sedang sakit dan cerainya bertujuan supaya istri tidak mendapatkan
hak atas hartanya.
4. Suami mentalak istri dengan tiga talak sekaligus. Hal ini tidak sah meskipun jika
talak satudiucapkan tiga kali atau lebih.
Masa yang ditetapkan syari‟at terhadap perempuan sesudah terjadinya perceraian, agar
menahan diri untuk menikah kembali sampai selesainya masa iddah tersebut, ini pengertian iddah
menurut istilah. Pengertian iddah adalah ketika putusnya pernikahan pria dan wanita, maka
diwajibkan bagi perempuan untuk menunggu atau menahan diri untuk tidak menikah sampai
dengan masa yang telah ditentukan oleh syari‟at. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
seorang perempuan yang telah diceraikan itu dalam keadaan hamil atau tidak serta untuk
mengetahui kebersihan rahimnya dari perkawinannya
Para ulama memberikan keterangan tentang hikmah pensyariatan masa „iddah, diantaranya:
1. Untuk memastikan apakah wanita tersebut sedang hamil atau tidak.
2. Syariat Islam telah mensyariatkan masa „iddah untuk menghindari ketidakjelasan
garisketurunan yang muncul jika seorang wanita ditekan untuk segera menikah.
3. Masa „iddah disyari‟atkan untuk menunjukkan betapa agung dan mulianya sebuah
akad pernikahan.
4. Masa „iddah disyari‟atkan agar kaum pria dan wanita berpikir ulang jika hendak
memutuskantali kekeluargaan, terutama dalam kasus perceraian.
5. Masa „iddah disyari‟atkan untuk menjaga hak janin berupa nafkah dan lainnya apabila
wanitayang dicerai sedang hamil.
Dari Ummu Salamah istri Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bahwasanya seorang wanita dari
Aslam bernama Subai‟ah ditinggal mati oleh suaminya dalam keadaan hamil. Lalu Abu Sanâbil
bin Ba‟ka melamarnya, namun ia menolak menikah dengannya. Ada yang berkata, “Demi Allâh,
dia tidak boleh menikah dengannya hingga menjalani masa iddah yang paling panjang dari dua
masa iddah. Setelah sepuluh malam berlalu, ia mendatangi Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam dan
Nabi Shallallahu „alaihiwa sallam bersabda, “Menikahlah!” [HR al-Bukhâri no. 4906].
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sehingga dapat di simpulkan bahwa Pernikahan merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi manusia untuk berkembang biak, memiliki keturunan, mempertahankan keberadaannya
dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh Agama Islam sehingga kita bisa berkembang
biak dengan baik dan benar menurut Islam. Tanpa Pernikahan dan aturan-
aturan Islam, maka manusia kemungkinan akan berzina, berganti-ganti pasangan, melakukan
seks bebas sehingga mereka akan mirip seperti binatang yang selalu berganti-ganti pasangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.popbela.com/relationship/married/rosita-meinita/rukun-dan-syarat-sah-nikah/full
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/fiqih-pernikahan
http://aldy-firdani.blogspot.com/2014/01/makalah-pernikahan-dalam-agama-islam.html
https://thegorbalsla.com/syarat-dan-rukun-nikah/
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/hukum-talak-dalam-pernikahan
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
https://www.muslimpintar.com/pengertian-mahar-dan-macam-macam-mahar-pernikahan/11
10