Anda di halaman 1dari 10

Makalah Pendidikan Agama Islam

Pernikahan
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada program pembelajaran PAI

Disusun oleh:
Asti Astuti Indah C
217411002
3 MED

PRODI TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
2019
Kata Pengantar
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang pernikahan tepat pada waktunya. Makalah ini telah saya susun
dengan maksimal dengan sub materi yang telah di tentukan oleh Dosen pengajar
bidang Pendidikan Agama Islam yang meliputi Definisi Perikahan, Tujuan serta
Fungsi Pernikahan dan Hukum Pernikahan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang pernikahan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia merupakan makhluk yang memiliki naluri ataupun keinginan
didalam dirinya. Pernikahan merupakan salah satu naluri serta kewajiban dari
seorang manusia. Sesungguhnya Islam telah memberikan tuntunan kepada
pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan, lengkap dengan tata cara
atau aturan-aturan Allah Swt. Sehingga mereka yang tergolong ahli ibadah, tidak
akan memilih tata cara yang lain. Namun di masyarakat kita, hal ini tidak banyak
diketahui orang. Menikah merupakan perintah dari Allah Swt. Seperti dalil berikut
ini:

“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu
rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?”(An-Nahl 16 : 72)

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dari ketergantungan


dengan orang lain. Menurut Ibnu Khaldun, manusia itu (pasti) dilahirkan di tengah-
tengah masyaratakat, dan tidak mungkin hidup kecuali di tengahtengah mereka
pula. Manusia memiliki naluri untuk hidup bersama dan melestarikan
keturunannya. Ini diwujudkan dengan pernikahan. Pernikahan yang menjadi
anjuran Allah swt. dan Rasul-Nya ini merupakan akad yang sangat kuat atau
mitssqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah. Allah berfirman dalam (Q.S. An-Nisa 4 : 3)
“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan
(lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak
akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya
perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak
berbuat zalim.”

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pernikahan?
2. Apa tujuan dan fungsi pernikahan?
3. Apa hukum pernikahan?

C. Tujuan
1. Agar pembaca dapat memahami definisi pernikahan.
2. Agar pembaca dapat mengetahui tujuan dan fungsi dari pernikahan.
3. Agar pembaca dapat mengetahui hokum pernikahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pernikahan
Pernikaan adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam pergaulan
masyarakatagama islam dan masyarakat.  Pernikahan bukan saja merupakan satu
jalan  untuk membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan. Pernikahan
juga dipandang  sebagai jalan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan
memperluas serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia. Secara etimologi
bahasa Indonesia pernikahan berasal  dari kata nikah, yang kemudian diberi
imbuhan awalan “per” dan akhiran “an”.

Pernikahan atau Munahakat artinya dalam bahasa adalah terkumpul dan


menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti akad nikah (Ijab Qobul) yang
menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim
sehingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya yang diucapkan oleh
kata-kata , sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam.

Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, pernikahan disebut denganberasal dari


kata An-nikh dan Azziwaj yang memiliki arti melalui, menginjak, berjalan di atas,
menaiki, dan bersenggema atau bersetubuh. Di sisi lain pernikahan juga berasal
dari istilah Adh-dhammu, yang memiliki arti merangkum, menyatukan dan
mengumpulkan serta sikap yang ramah. adapun pernikahan yang berasal dari kata
aljam’u yang berarti menghimpun atau mengumpulkan. Pernikahan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti diartikan sebagai perjanjian antara laki-laki dan
perempuan untuk menjadi suami istri.
B. Tujuan dan fungsi pernikahan

1. Memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi

Islam sangat menganjurkan bagi mereka yang telah mampu untuk menikah,
karena nikah merupakan fitrah kemanusiaan serta naluri kemanusiaan. Jika naluri
tersebut tidak tidak dipenuhi melalui jalan yang benar yaitu melalui pernikahan
atau perkawinan, maka bisa menjerumuskan seseorang ke jalan syaitan yaitu
mereka dapat berbuat hal-hal yang diharaman Allah seperti berzina, kumpul kebo,
dan lain sebagainya.

2. Sebagai benteng yang kokoh bagi Akhlaq manusia dan menjaga


kesucian diri

Dalam sebuah hadist shahih yang telah diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud, dan Baihaqi, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya:

“Wahai para pemuda ! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah,
maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih
membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka
hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.”

Dari hadist di atas bisa disimpulkan bahwa pernikahan merupakan hal yang
disyariatkan dalam islam, dimana dengan menikah akan dapat menghindarkan
seseorang dari perbuatan keji dan kotor yang dapat menurunkan atau merendahkan
martabatnya. Ini berarti bahwa pernikahan merupakan benteng yang kokoh bagi
martabat seseorang.

3. Menegakkan rumah tangga islami

Tujuan suci dari suatu pernikahan adalah agar syariat islam dalam kehidupan
rumah tangga selalu ditegakkan oleh pasangan suami istri. Untuk itu, sangatlah
penting bagi kita untuk memilih calon yang tepat sebelum menikah, agar nantinya
bisa terbina Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah.
Islam juga membenarkan tentang adanya thalaq (perceraian) apabila suami
dan istri tidak lagi bisa menegakkan syariat-syariat islam dalam rumah tangganya.
Namun, islam juga membenarkan adanya rujuk (kembali menikah) apabila
keduanya sanggup untuk kembali melaksanakan syariat-syariat islam dalam rumah
tangganya.

4. Meningkatkan ibadah kepada Allah

Rumah tangga merupakan salah satu wadah untuk beribadah serta beramal
sholeh disamping kegiatan ibadah dan amal sholeh lainnya, dimana menurut
konsep ajaran islam, hidup adalah untuk mengabdi dan beribadah hanya kepada
Allah semata.

5. Memperoleh keturunan

Dalam Q.S. An-Nahl ayat 72, Allah telah berfirman yang artinya:

“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu
rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?”

Dari penjabaran Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa menurut ajaran islam
tujuan dilaksanakannya suatu pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan
yang sholeh dan sholehah agar nantinya dapat terbentuk generasi yang berkualitas.

C. Hukum Pernikahan dalam Islam

a. Wajib, apabila orang yang ingin melakukan pernikahan tersebut ingin menikah,
mampu menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani, mental maupun meteriil dan
ia khawatir apabila ia tidak segera menikah ia khawatir akan berbuat zina. Maka
wajib baginya untuk segera menikah

b. Sunnah, apabila orang yang ingin melakukan pernikahan tersebut mampu


menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani, mental maupun meteriil dan mampu
menahan perbuatan zina walaupun dia tidak segera menikah.
c. Mubah, apabila seseorang yang hendak menikah tetapi mampu menahan
nafsunya dari berbuat zina, sementara ia belum berniat memiliki anak dan
seandainya ia menikah ibadah sunnah nya tidak sampai terlantar.

d. Makruh, apabila seseorang akan menikah tetapi tidak berniat memiliki anak,
juga ia mampu menahan diri dari berbuat zina. Tetapi apabila ia menikah ibadah
sunnah nya akan terlantar

e. Haram, jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan


dikhawatirkan jika menikah ia akan menelantarkan istrinya atau tidak dapat
memenuhi kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya istri tidak dapat
memenuhi kewajiban istri terhadap suaminya. Pernikahan juga haram hukumnya
apabila menikahi mahram atau pernikahan sedarah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu.
Menurut istilah syarak, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian
untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
bertujuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar
suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang di ridhoi oleh Allah swt.
Tujuan adanya pernikahan ternyata sangat banyak jika ditinjau dari berbagai
sisi. Hukum pernikahan dalam Islam pun bisa berubah sesuai dengan keaadaan
yang sedang dialami pasangan.

B. Kritik dan saran


Berdasarkan apa yang telah kami jelaskan dalam makalah mengenai
pernikahan ini pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan
pembaca mengenai pernikahan berdasarkan Islam. Adapun kritik maupun saran
dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki makalah ini baik dari segi
penulisan, materi, maupun tata bahasa yang disampaikan. Penulis mengharapkan
pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/fiqih-pernikahan
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/tujuan-pernikahan-dalam-islam
https://wolipop.detik.com/wedding-news/d-4783153/5-hukum-nikah-dalam-islam-
yang-wajib-diketahui
https://www.merdeka.com/jateng/4-tujuan-menikah-dalam-islam-yang-wajib-
diketahui-kln.html

Anda mungkin juga menyukai