Pernikahan
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada program pembelajaran PAI
Disusun oleh:
Asti Astuti Indah C
217411002
3 MED
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia merupakan makhluk yang memiliki naluri ataupun keinginan
didalam dirinya. Pernikahan merupakan salah satu naluri serta kewajiban dari
seorang manusia. Sesungguhnya Islam telah memberikan tuntunan kepada
pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan, lengkap dengan tata cara
atau aturan-aturan Allah Swt. Sehingga mereka yang tergolong ahli ibadah, tidak
akan memilih tata cara yang lain. Namun di masyarakat kita, hal ini tidak banyak
diketahui orang. Menikah merupakan perintah dari Allah Swt. Seperti dalil berikut
ini:
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu
rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?”(An-Nahl 16 : 72)
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pernikahan?
2. Apa tujuan dan fungsi pernikahan?
3. Apa hukum pernikahan?
C. Tujuan
1. Agar pembaca dapat memahami definisi pernikahan.
2. Agar pembaca dapat mengetahui tujuan dan fungsi dari pernikahan.
3. Agar pembaca dapat mengetahui hokum pernikahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pernikahan
Pernikaan adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam pergaulan
masyarakatagama islam dan masyarakat. Pernikahan bukan saja merupakan satu
jalan untuk membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan. Pernikahan
juga dipandang sebagai jalan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan
memperluas serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia. Secara etimologi
bahasa Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah, yang kemudian diberi
imbuhan awalan “per” dan akhiran “an”.
Islam sangat menganjurkan bagi mereka yang telah mampu untuk menikah,
karena nikah merupakan fitrah kemanusiaan serta naluri kemanusiaan. Jika naluri
tersebut tidak tidak dipenuhi melalui jalan yang benar yaitu melalui pernikahan
atau perkawinan, maka bisa menjerumuskan seseorang ke jalan syaitan yaitu
mereka dapat berbuat hal-hal yang diharaman Allah seperti berzina, kumpul kebo,
dan lain sebagainya.
Dalam sebuah hadist shahih yang telah diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud, dan Baihaqi, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya:
“Wahai para pemuda ! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah,
maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih
membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka
hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.”
Dari hadist di atas bisa disimpulkan bahwa pernikahan merupakan hal yang
disyariatkan dalam islam, dimana dengan menikah akan dapat menghindarkan
seseorang dari perbuatan keji dan kotor yang dapat menurunkan atau merendahkan
martabatnya. Ini berarti bahwa pernikahan merupakan benteng yang kokoh bagi
martabat seseorang.
Tujuan suci dari suatu pernikahan adalah agar syariat islam dalam kehidupan
rumah tangga selalu ditegakkan oleh pasangan suami istri. Untuk itu, sangatlah
penting bagi kita untuk memilih calon yang tepat sebelum menikah, agar nantinya
bisa terbina Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah.
Islam juga membenarkan tentang adanya thalaq (perceraian) apabila suami
dan istri tidak lagi bisa menegakkan syariat-syariat islam dalam rumah tangganya.
Namun, islam juga membenarkan adanya rujuk (kembali menikah) apabila
keduanya sanggup untuk kembali melaksanakan syariat-syariat islam dalam rumah
tangganya.
Rumah tangga merupakan salah satu wadah untuk beribadah serta beramal
sholeh disamping kegiatan ibadah dan amal sholeh lainnya, dimana menurut
konsep ajaran islam, hidup adalah untuk mengabdi dan beribadah hanya kepada
Allah semata.
5. Memperoleh keturunan
Dalam Q.S. An-Nahl ayat 72, Allah telah berfirman yang artinya:
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu
rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?”
Dari penjabaran Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa menurut ajaran islam
tujuan dilaksanakannya suatu pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan
yang sholeh dan sholehah agar nantinya dapat terbentuk generasi yang berkualitas.
a. Wajib, apabila orang yang ingin melakukan pernikahan tersebut ingin menikah,
mampu menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani, mental maupun meteriil dan
ia khawatir apabila ia tidak segera menikah ia khawatir akan berbuat zina. Maka
wajib baginya untuk segera menikah
d. Makruh, apabila seseorang akan menikah tetapi tidak berniat memiliki anak,
juga ia mampu menahan diri dari berbuat zina. Tetapi apabila ia menikah ibadah
sunnah nya akan terlantar
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/fiqih-pernikahan
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/tujuan-pernikahan-dalam-islam
https://wolipop.detik.com/wedding-news/d-4783153/5-hukum-nikah-dalam-islam-
yang-wajib-diketahui
https://www.merdeka.com/jateng/4-tujuan-menikah-dalam-islam-yang-wajib-
diketahui-kln.html