Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIK CCC2 (CAD-CAM-CNC)

PEMBUATAN TOOLPATH INDEXING 3+2 MENGGUNAKAN


SOFTWARE SOLIDCAM
LAPORAN
Disusun untuk memenuhi tugas program praktik CCC (CNC-CAD-CAM)

Oleh :
Julianti Puteri S. NIM 217411012

JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR

PRODI TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR

POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG

2019
BIODATA

Nama Lengkap : Julianti Puteri S


NIM : 217411012
Kelas : 2 MED
Jurusan : Teknik Manufaktur
Email : julschelle@gmail.com
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM BENGKEL
Polman MINGGU KE : 24 PROGRAM : CCC Polman
HARI WAKTU
KEGIATAN
TGL WP WS
Apel pagi 10’
Mempelajari index NC machining dan SolidCam 5 axis 120’
SENIN Istirahat 1 06:50 15’
Penjelasan indexial NC machining s.d 145’
Istirahat 2 15.20 60’
17.03 Membuat modeling part insert QOMT 1342 M2 VRSITF dan tool holder 160’
2019 Apel sore 10’

Apel pagi 10’


Membuat modeling part insert QOMT 1342 M2 VRSITF 120’
SELASA Istirahat 1 06:50 15’
Membuat modeling part tool holder untuk insert QOMT 1342 M2
s.d 145’
VRSITF
Istirahat 2 15:20 60’
18.03 Membuat program toolpath untuk permesinan 160’
2019 Apel sore 10’

Apel pagi 10’


Membuat program toolpath untuk permesinan 120’
RABU Istirahat 1 06:50 15’
Membuat program toolpath untuk permesinan s.d 145’
Istirahat 2 15:20 60’
19.03 Membuat program toolpath untuk permesinan 160’
2019 Apel sore 10’

Apel pagi 10’


Membuat program toolpath untuk permesinan 120’
KAMIS Istirahat 1 06:50 15’
Membuat program toolpath untuk permesinan s.d 145’
Istirahat 2 15:20 60’
20.03 Membuat bakalan benda tool holder diameter 25mmx120mm 160’
2019 Apel sore 10’

JUMAT

32
Total
jam

Penyelia
BAB I

PENDAHULUAN

Program praktikum CCC 2 merupakan lanjutan dari program praktikum CCC1


atau Reverse Engineering yang mempelajari mengenai indexial NC machining yang
berkaitan dengan pembuatan gambar modeling tool holder menggunakan program
atau software SolidWork dan pembuatan program toolpath menggunakan SolidCam.
Perbedaan mendasar dengan praktikum CAD-CAM 2,5D dan 3D yang sudah
dipelajari sebelumnya adalah pada program ini dapat menambahkan beberapa origin
tambahan baru sehingga benda dapat berputar sesuai dengan arah origin yang
ditentukan oleh pembuat untuk mengganti koordinat awal ketika benda akan
dieksekusi atau dilakukan proses machining. Pada saat pembuatan program
pembuatan toolpath masih sama dengan program 2,5D san 3D dengan program
milling HSR dan HSM.

Fokus dari praktek ini adalah Mahasiswa dapat membuat modeling CAD
insert sesuai dengan ketentuan instruktur, membuat modeling CAD toolholder dengan
beberapa origin, serta toolpath t oolholder yang dibuat sesuai dengan insert, serta
menjalankan mesin CNC 5 axis beserta firut-fitur yang ada di mesin tersebut,
sehingga mahsiswa dituntut untuk menguasai fitur-fitur yang terdapat pada
aplikasidan mesin CNC tersebut untuk menghasilkan program toolpath yang benar
dan efisien serta benda kerja toolholder yang sesuai dengan ketentuan ukuran.
BAB II

PEMBAHASAN

Indexing merupakan proses pemesinan CNC pada mesin 5 axis dimana


pergerakan pemotongan dilakuan sama seperti pada mesin 3 axis yaitu pada sumbu
koordinat utama (x,y,z). Hanya saja karena mesin 5 axis memiliki sumbu tambahan B
dan C untuk posisi-posisi tertentu mesin dapat menyesuaikan orientasi dari sumbu
tegak spindle. Untuk menjelaskan pengaplikasian indexing maka dijelaskan bahwa
MAC 1(1-Position) merupakan posisi Indexing pertama dengan orientasi sumbu x,y,z
normal,yakni sumbu z normal terhadap permukaan air. Subprogram Tree di bawahnya
merupakan program yang mengacu pada MAC 1 untuk pemosisiannya. MAC 1(2-
Position) dibuat dengan orientasi sumbu x,y,z disesuaikan dengan bidang yang akan
dikerjakan.. Program pada sub-Tree di bawahnya menunjukkan satu program yang
mengacu pada Indexing ini untuk pemosisiannya. Begitu juga untuk Indexing
selanjutnya MAC 1(3-Position) dan MAC 1(4-Position) menyesuaikan terhadap
permukaan bidang yang akan dibuat. Karena menggunakan mesin 5 axis maka
simulasi dilakukan dengan menampilkan juga pergerakan meja mesin, dapat dilihat
bahwa konstruksi mesin memungkinkan untuk melakukan pergerakan pada sumbu X,
Y, Z, B (melingkar di sumbu Y), dan C (melingkar di sumbu Z). Dari simulasi selain
didapatkan pergerakan meja mesin, didapat pula estimasi waktu pemesinan.
The Machine Coordinate System #1 is automatically defined in the corner of the model box.
Click . The CoordSys Data dialog box is displayed.
SolidCAM automatically determines the Shift and Rotation values. For the first Position
related to a new Machine Coordinate System, the Shift and Rotation parameters values are
always 0. define several additional Positions around the Machine Coordinate System #1. In
CoordSys Manager, right-click the Position #1 item and choose the Add command from the
menu. The CoordSys dialog box is displayed again. SolidCAM assigns the next sequential
number to the position
The origin is automatically placed in the corner of the model. The Z-axis is directed outwards
normally to the selected face. The X-axis direction is the same as the direction of the X-axis
of the Machine Coordinate System (Position #1). Click to confirm the position location. The
CoordSys Data dialog box is displayed.

The Part upper level (0) and the Part lower level (-100) are automatically determined on the
model. The Shift and Rotation parameters are defined automatically for the Position #2. The
Shift Z is -35; the Shift X and Shift Y are 0. The Rotation around X is -90; other Rotation
values are 0. Confirm the dialog box with the OK button
Pada indexial milling 4 axis prinsip kerjanya sama dengan proses milling 3 axis,
yang membedakan adalah adanya rotasi pada meja mesin sehingga benda kerja dapat
berotasi yang menyebabkan perubahan titik koorditat benda kerja. Perputaran inilah
yang disebut axis ke 4 pada proses milling ini. Axis ke 4 ini hanya berfungsi sebagai
positioning saja. Ketika benda kerja berputar tidak terjadi proses pemotongan.

Inti dari indexial ini adalah perubahan posisi pada koordinat benda kerja
terhadap kordinat mesin. Ada dua perubahan yang terjadi yaitu perputaran (Rotating)
dan pergeseran (shifting).

Proses perubahan koordinat ini dapat dilakukan dengan mudah menggunakan


bantuan aplikasi CAM. kita hananya perlu mendefinisikan titik yang akan kita
jadiakan acuan pada proses pemotongan.
Latihan 1
Pada latihan ini dipelajari cara merubah posisi coordinat system pada benda
kerja dan proses CAM seperti pembuatan poket, Profil dan drilling. Proses pemesinan
dilakukan pada 4 bidang benda kerja. Dengan menggunakan indexing maka proses
pemesinan dapat dilakukan dengan satu kali pencekaman pada benda kerja, dan
perpindahan bidang bisa dilakukan dengan memutar rotary table. Dengan demikian
proses pemesinan menjadi optimal dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat.

a. Perubahan posisi titik koordinat benda kerja


b. Proses pemotongan
- Membuat poket

- Membuat profil

- Drilling
Latihan 2

Pada latihan 2 berisi tentang latihan membuat program CAM dengan produk
tool holder bubut. Pada latihan ini merupakan pengaplikasian dari latihan sebelumya,
dimana pada latihan ini digunakan perubahan coordinator benda kerja dan
pemograman proses pemesinan.
a. Gambar Kerja

b. Operation plan secara garis besar


c. Penyiapan Raw Material

d. Pembuatan program
- Setting tool
- Koordinat indexing
- Pembuatan tool path

Project (Membuat cutter milling)


Pada project program CCC2 ini mengerjakan cutter milling untuk insert QOMT
1342R M2 VP15TF dengan diameter flute 24 mm dan diameter shank 25 mm. Proses
yang dilakukan mulai dari mendesain sampai membuat toolpath yang akan dijadikan
g-code yang di tranfer ke mesin untuk selanjutnya dieksekusi pada benda kerja.
Membuat toolpath
Gerakan pemotongan diatur seperti pada gambar dibawah ini, proses yang
dilakukan terdiri dari cam 2.5D dan 3D. Pada saat melakukan pembuatan
toolholder parameter yang ditentukan adalah :
1. Kontrol mesin yang digunakan
Pada permesinan atau praktikum kali ini mengunakan mesin Feeler

2. Sistem koordinat
Center, corner, atau sistem koordinat lainnya. Pada praktikum kali ini
menggunakan beberapa sistem koordinat pada plane yang berbeda.

3. Stock
Bentuk material atau raw material, pada praktikum kali ini bentuk dari
materialnya adalah cylinder.

4. Target
Bentuk benda kerja.
Operasi yang dilakukan :
1. HSR (High Speed Roughing)
HSR adalah proses pemakanan kasar yang dilakukan pada awal proses untuk
mempercepat waktu pemakanan dan pengerjaan. HSR tergolong cepat karena
tidak menekankan detail hasil permukaan yang halus permukaan yang lebih
ditekankan adalah pemakaman sebanyak-banyaknya.

Parameter yang ditentukan :

1. Technology : Jenis pemakaman yang tersedia


2. Geometry : Menentukan geometri 3D yang akan diproses
3. Boundaries : Batasan operasi mesin pada daerah yang diinginkan
4. Tools : Alat potoong yang digunakan
5. Passes : Menentukan teknologi parameter yang digunakan alat
potong untuk pemakanan
6. Link : Menentukan gerakan alat potong
7. Motion Control : Untuk mengoptimalkan waktu padaa saat proses
permesinan
8. Miscelencous : Menentukan parameter non-teknologi yang terkait
HSR dan HSM

Jenis-jenis pemakaman HSR yang digunkan pada program toolpath holder


insert :

a. Contour Roughing : Jalur alat pocket style untuk bagian-baagian


yang dihasilkan pada Z-levels yang berbeda ditentukan oleh langkah
ke bawah yang ditentukan
b. Hybrid-Rib : Untuk permesinan dinding tipis dengan bahan
seperti titanium dan grafis. Menggabungkan jalur alat kasar dan
finishing untuk mempertahankan kekakuan bagian setinggi mungkin.

2. HSM ( High Speed Machining )


HSM merupakan proses pemakanan finishing yang dilakukan untuk mengejar
target dimensi yang akurat juga tingkat kekasaran yang rendah. HSM biasanya
memakan waktu yang lama untuk menghasilkan permukaan yang baik. Untuk
itu, pada proses ini perlu dioptimalkan dan memilih teknologi yang tepat.
Parameter yang harus ditentukan sama dengan pada proses HSR, yaitu :

1. Technology
2. Geometry
3. Tools
4. Boundary
5. Passes
6. Link
7. Motion control
8. Miscelencous
Jenis pemakanan yang digunakan pada proses HSM pada program tool path
holder untuk insert :

a. Hybrid constant-Z : Kombinasi constant-Z dengan 3D pocketing.


Menambahkan lintasan tambahan ketika ada area dangkal diantara lintasan
yang berurutan, baik untuk menyelesaikan keseluruhan bagian secara
optimal.
b. Linear : Membuat jalur alat dan pola linier yang
dihasillkan oleh step over yang ditetapkan diproyeksikan ke permukaan
model.
Generate G-code
Setelah membuat toolpath selajutnya kita rubah toolpath tersebut mejadi G-code
untuk di tranfer ke mesin.
Setting mesin dan tranfer file
Pada praktek kali ini menggunakan mesin feeler yang memiliki rotary table
untuk axis ke 4 dan 5. Mesin ini bisa digunakan untuk 3 axis dan 3x2 axis. Ketika
hanya menggunakan 3 axis maka rotary table di lepas dan dinonaktifkan. Dan
ketika memakai 3x2 axis maka rotary table dipasang dan diaktifkan kembali.

Eksekusi pada mesin


Setelah setting mesin dan tranfer data selesai maka selanjutnya dilakukan
eksekusi atau maching pada mesin tersebut. Pastikan semua setting telah selesai
dan sesuai dengan prosedur keamanan.

BAB III
PENUTUP
A. Masalah yang dialami
a. Tidak tahu ukuran pasti tool holder dan insert
b. Tidak tahu benda kerja yang real seperti apa sesuai dengan tipe insert
c. Proses machining terkendala dengan mesin yang belum siap karena dipakai
oleh orang lain
d. Waktu yang kurang karena libur
e. Belum memahami 100% mengenai HSM dan HSR sehingga mengakibatkan
tool path yang tidak efektif dan efisien
f. Aplikasi SolidWorks dan SolidCam sering error
B. Solusi
a. Mecari di katalog katalog resmi seperti Mitsubishi d dan nama produknya
harus spesifik.
b. Mencari ke tool crib tool holder yang akan dibuat sehingga tahu kondisi fisik
dari benda kerja yang akan dibuat
c. Membuat janji dengan penanggungjawab mesin mengenai proses peminjaman
mesin dan ketika sudah ada gunakan seefektif mungkin, pengaturan
penggunaan mesin harus diatur sedemikian rupa agar proses bisa berjalan
dengan lancar dan tepat waktu
d. Lakukan response dan gunakan waktu yang ada sebaik dan seproduktif
mungkin
e. Materi mengenai CAD dan CAM harus dipahami pada proses pembelajaran
sebelumnya karena itu merupakan pra syarat untuk mempelajari program ini.
f. Gunakan aplikasi dengan baik dan benar jangan sampar overused

C. Kesimpulan
Pada program kali ini kami belajar mengenai indexing. Dimana indexing
sendiri merupakan suatu proses menggeser atau merotasi titik kordinat benda kerja
terhadap titik kordinat mesin untuk melakukan suatu proses pemotongan di bidang
yang berbeda. Proses ini dapat mengoptimalkan langkah kerja dan mempercepat
waktu pengerjaan. Dengan menggunakan metode ini proses pencekaman benda kerja
menjadi lebih ringkas.
Untuk membuat program yang baik tentu diperlukan pengetahuan yang
memadai pula agar dapat membuat program CAM yang efisien. Dan pengetahuan
tentang prinsip kerja mesin serta pemahaman terhadap proses pemesinan menjadi
syarat mutlak unuk membuat program yang baik.

Anda mungkin juga menyukai