Anda di halaman 1dari 210

2019

SMK/MAK

jilid 2

Teknik Pemesinan
Non Konvensional

bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa Teknik Fabrikasi Logam


program keahlian Teknik Mesin dan Manufaktur

Ali Ahmadi Soleh


Ruben Bayu Kristiawan
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Ali Ahmadi Soleh
Ruben Bayu Kristiawan

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor:

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Loyout/Editing:
Intan Sulistyani Widiarti
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR iii
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


iv DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PRAKATA

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
buku yang berjudul Teknik Pemesinan Non Konvensional ini dapat hadir sebagai salah
satu media penunjang pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan. Buku ini
disusun dengan tujuan untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi spiritual, sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara utuh.
Buku ini berisi materi pembelajaran yang membekali siswa dengan pengetahuan
dan keterampilan. Serta mendorong siswa untuk memiliki sifat sosial dan spiritual
melalui berbagai macam bentuk tugas yang mendorong siswa dapat saling berdiskusi
diantara mereka.
Minimnya keberadaan buku pembelajaran khususnya materi kejuruan di bidang
Teknik Pemesinan Non Konvensional diharapkan akan semakin teratasi dengan
kehadiran buku ini. Penyusun yang juga merupakan praktisi di bidang pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan berusaha memberikan solusi dengan menghadirkan buku
ini. Dalam buku ini dijelaskan tentang teknik pemesinan non konvensional mulai dari
pengenalan mesin bubut CNC dan mesin frais CNC, pemrograman mesin bubut CNC
dan mesin frais CNC, setting tool dan setting parameter pemotongan, serta terakhir
pengoperasian mesin bubut CNC dan mesin frais CNC.
Doa dan harapan kami, buku ini dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi
kemajuan dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam
rangka mempersiapkan generasi yang cerdas dan berkualitas serta tangguh di masa
depan.

Surakarta, November 2019

Ali Ahmadi Soleh


Ruben Bayu Kristiawan

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR v
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
PETA KONSEP BUKU
APERSEPSI

BAB I - PENGENALAN MESIN BUBUT CNC


A. Pengertian Mesin Bubut CNC (Computer Numerically Controlled)
B. Bagian – Bagian Mesin Bubut CNC
C. Perlengkapan dan Peralatan Bantu Mesin Bubut CNC

BAB II - PEMROGRAMAN PADA MESIN BUBUT CNC


A. Metode Pemrograman Mesin Bubut CNC
B. Struktur Program
C. Entry Data Program Pada Mesin Bubut CNC

BAB III - SETTING ALAT POTONG PADA MESIN BUBUT CNC


A. Setting Pahat Rata Kanan
B. Setting Pahat Alur/Groove
C. Setting Pahat Ulir/Thread

BAB IV - PENGOPERASIAN MESIN BUBUT CNC


A. Menghidupkan dan Mematikan mesin Bubut CNC
B. Pengoperasian Daar mesin Bubut CNC GSK 928TE

BAB V - PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT CNC


A. Kecepatan Potong(Cutting Speed) dan Kecepatan Putaran Mesin
B. Kecepatan Pemakanan(Feeding)
C. Waktu Pemesinan

JOBSHEET
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

BAB VI - PENGENALAN MESIN FRAIS CNC


A. Pengertian Mesin Frais CNC
B. Bagian – Bagian Mesin Frais CNC
C. Perlengkapan dan Peralatan Bantu Kerja Mesin Frais CNC

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


vi DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR ISI

BAB VII - PEMROGRAMAN MESIN FRAIS CNC


A. Metode Pemrograman Mesin Frais CNC
B. Teknik Pemrograman Mesin Frais CNC
C. Entry Data Program Pada Mesin Frais CNC

BAB VIII – SETTING ALAT POTONG PADA MESIN FRAIS CNC


A. Pemasangan Fixture/Perlengkapan Kerja
B. Pemasangan Benda Kerja dan Alat Potong
C. Setting Alat Potong/Tool Offset

BAB IX – PENGOPERASIAN MESIN FRAIS CNC


A. Menghidupkan dan Mematikan Mesin Frais CNC
B. Pengoperasian Dasar Mesin Frais CNC GSK 983Ma

BAB X – PARAMETER PEMOTONGAN MESIN FRAIS CNC


A. Kecepatan Potong(Cutting Speed) dan Kecepatan Putar Mesin
B. Waktu Pemesinan

JOBSHEET
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR vii
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.0 Situasi di Indutri Manufaktur


Gambar 1.1 Mesin CNC
Gambar 1.2 Mesin Bubut CNC
Gambar 1.3 Sistem koordinat mesin bubut CNC
Gambar 1.4 Mesin Bubut CNC TU-2A EMCO
Gambar 1.5 Mesin Bubut CNC PU-2A
Gambar 1.6 Motor utama
Gambar 1.7 Eretan dan arah sumbu
Gambar 1.8 Step motor
Gambar 1.9 Tool Turret
Gambar 1.10 Cekam
Gambar 1.11 Meja mesin
Gambar 1.12 Panel kontrol simulator CNC GSK 928TC/TE
Gambar 1.13 Panel kontrol mesin CNC 928 TE
Gambar 1.14 Panel pengendali sinumerik 808
Gambar 2.1 Pemrograman mesin bubut CNC
Gambar 2.2 Sistem koordinat benda kerja
Gambar 2.3 Gerak cepat atau memposisikan pahat
Gambar 2.4 Interpolasi (gerak) lurus
Gambar 2.5 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
Gambar 2.6 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam (CCW)
Gambar 2.7 Siklus pembubutan memanjang
Gambar 2.8 Contoh siklus pembubutan memanjang
Gambar 2.9 Siklus pembubutan melintang
Gambar 2.10 Contoh siklus pembubutan melintang
Gambar 2.11 Siklus gabungan memanjang
Gambar 2.12 Contoh siklus gabungan memanjang
Gambar 2.13 Siklus gabungan melintang
Gambar 2.14 Contoh siklus gabungan melintang
Gambar 2.15 Siklus pembubutan alur
Gambar 2.16 Contoh siklus pembubutan alur
Gambar 2.17 Siklus pembubutan ulir
Gambar 2.18 Contoh siklus pembubutan ulir
Gambar 2.19 Mesin bubut tempo dulu
Gambar 3.1 Setting alat potong
Gambar 3.2 Setting tool sumbu Z pahat rata kanan
Gambar 3.3 Tombol K
Gambar 3.4 Settilng tool sumbu X pahat rata kanan
Gambar 3.5 Tombol I
Gambar 3.6 Setting tool sumbu Z pahat alur
Gambar 3.7 Tombol K
Gambar 3.8 Setting tool sumbu X pahat alur
Gambar 3.9 Tombol I
Gambar 3.10 Setting tool sumbu Z pahat ulir
Gambar 3.11 Tombol K
Gambar 3.12 Setting tool sumbu X pahat ulir
Gambar 3.13 Tombol I
Gambar 3.14 Swansoft Simulator CNC
Gambar 4.1 CNC Turning EMCO

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


viii DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.2 MCCB kontrol ON


Gambar 4.3 Key selector power ON
Gambar 4.4 Emergency-stop
Gambar 4.5 Tombol RESET dan JOG
Gambar 4.6 Tampilan layar monitor
Gambar 4.7 Pahat menjauhi benda kerja
Gambar 4.8 Emergency-stop
Gambar 4.9 Key selector power
Gambar 4.10 MCCB kontrol posisi OFF
Gambar 4.11 Mode JOG
Gambar 4.12 Tampilan panel pengendali untuk membuka program
Gambar 4.13 Tampilan panel pengendaliuntuk membuat program baru
Gambar 4.14 Tampilan panel pengendali untuk menghapus program
Gambar 4.15 Tampilan panel pengendali untuk simulasi program
Gambar 4.16 CNC rakitan anak bangsa
Gambar 5.1 Parameter pemotongan mesin bubut CNC
Gambar 5.2 Waktu pemesinan bubut rata
Gambar 5.3 Pembubutan muka
Gambar 5.4 Panjang langkah pengeboran
Gambar 5.5 Kaligrafi hasil mesin CNC Router
Gambar 6.1 Mesin frais CNC
Gambar 6.2 Mesin frais CNC Focus
Gambar 6.3 Sistem koordinat tangan kanan
Gambar 6.4 Sistem koordinat pada mesin frais CNC
Gambar 6.5 Mesin frais CNC Training Unit
Gambar 6.6 mesin frais CNC Production unit
Gambar 6.7 Motor penggerak cekam
Gambar 6.8 Step motor
Gambar 6.9 Penjepit alat potong
Gambar 6.10 bagian panel control dan display
Gambar 6.11 Arbor frais vertical
Gambar 6.12 Arbor frais horizontal
Gambar 6.13 Stub Arbor
Gambar 6.14 Collet Chuck
Gambar 6.15 Ragum
Gambar 6.16 Rotary table
Gambar 6.17 Dividing head
Gambar 6.18 Alat potong
Gambar 6.19 Siswa SMKN 2 Medan mengoperasikan mesin CNC
Gambar 7.1 Pemrograman mesin frais CNC
Gambar 7.2 Sistem pemrograman absolut
Gambar 7.3 Sistem pemrograman inkrimental
Gambar 7.4 Sistem koordinat tangan kanan
Gambar 7.5 Sistem koordinat pada mesin frais CNC
Gambar 7.6 Sistem koordinat pada benda kerja
Gambar 7.7 Fungsi gerak G00
Gambar 7.8 Fungsi gerak G01
Gambar 7.9 Fungsi gerak G02

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR ix
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 7.10 Fungsi gerak G03


Gambar 7.11 Fungsi gerak G41 dan G42
Gambar 7.12 Tool menyayat kompensasi radius kiri
Gambar 7.13 Tool menyayat kompensasi radius kanan
Gambar 7.14 Fungsi gerak G82
Gambar 7.15 Fungsi gerak G83
Gambar 7.16 Fungsi gerak G85
Gambar 7.17 Fungsi G90 dan G91
Gambar 7.18 Fungsi gerak G92
Gambar 7.19 Fungsi M89 dan M99
Gambar 7.20 Contoh pemrograman frais CNC
Gambar 7.21 Mesin CNC laser cutter
Gambar 8.1 Setting alat potong pada mesin frais CNC
Gambar 8.2 Ragum yang terpasang di meja mesin frais CNC
Gambar 8.3 Aksesoris mesin frais CNC
Gambar 8.4 Batang pencekam
Gambar 8.5 Pemasangan benda kerja dengan ragum
Gambar 8.6 Blok bertingkat
Gambar 8.7 Kelengkapan alat potong
Gambar 8.8 Tombol MPG
Gambar 8.9 Knop sumbu MPG
Gambar 8.10 Knopkecepatan pergerakan tool
Gambar 8.11 MPG
Gambar 8.12 Knop sumbu MPG
Gambar 8.13 Titik nol benda kerja
Gambar 8.14 Centrofix
Gambar 8.15 Setting titik nol benda kerja pada sumbu X
Gambar 8.16 Tampilan koordinat relative
Gambar 8.17 Setting titik nol benda kerja pada sumbu Y
Gambar 8.18 Tampilan koordinat relative
Gambar 8.19 Tampilan coordinate X0, Y0, dan Z0
Gambar 8.20 Tampilan posisi centrofix
Gambar 8.21 Setting pada posisi G54
Gambar 8.22 Setting tool sumbu Z
Gambar 8.23 Mesin CNC plasma cutter
Gambar 9.1 Penyayatan benda kerja
Gambar 9.2 Handle power ON
Gambar 9.3 key selector switch
Gambar 9.4 Power ON
Gambar 9.5 emergency-stop
Gambar 9.6 Power ON
Gambar 9.7 Emergency-stop
Gambar 9.8 Key selector switch
Gambar 9.9 Handle power OFF
Gambar 9.10 Tampilan mode program
Gambar 9.11 Mesin frais CNC 5 Axis
Gambar 10.1 Parameter pemotongan
Gambar 10.2 Mesin CNC Pick and Place

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


x DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Daftar Angka Pelipat Sn untuk Nomor Kehalusan Butir Pasir.
Tabel 4.1.Ukuran Saluran Turun,Saluran Pengalir dan Saluran Masuk untuk Besi Tuang
Tabel 4.2. Prosentasi Berat Penambah Terhadap Berat Coran
Tabel 4.3. Ukuran Diameter Penambah Berdasarkan Kekuatan Tarik Bahan Besi Cor
Tabel 4.4. Ukuran Penambah Efektif
Tabel 4.5. Contoh Ukuran Saluran Turun, Pengalir dan Masuk untuk Coran Besi Cor

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR xi
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PETUNJUK PENGGUNAAN
BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Teknik Pemesinan Non Konvensional yang
diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini,
disarankan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan saksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu Anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika Anda belum
menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi untuk mempelajari
materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila Anda masih mengalami kesulitan
memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
guru Anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan
ditanyakan dan cara menyelesaikannya.
Praktikum Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan
peserta didik sesuai kompetensi keahlianya.
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk
menambah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan
link sumber belajar dan QR code yang dapat diakses
melalui QR code scanner yang terdapat pada smartphone.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik
dalam memahami suatu materi dan dikerjakan secara
individu.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.
Penilaian Harian Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi
yang sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari
satu bab.
Penilaian Akhir Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta
Semester didik setelah mempelajari materi dalam satu semester.
Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun
guru di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


xii DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PETA BUKU

Pengenalan Mesin Bubut CNC

Pemrograman pada Mesin Bubut CNC

Setting Alat Potong pada Mesin Bubut


CNC
Teknik Mesin Nin Konvrnsional

Pengoperasian Mesin Bubut CNC

Parameter Pemotongan Mesin Bubut


CNC

Pengenalan Mesin Frais CNC

Pemrograman Mesin Frais CNC

Setting Alat potong pada Mesin Frais


CNC

Pengoperasian Mesin CNC

Parameter Pemotongan Mesin CNC

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR xiii
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

APERSEPSI

Gambar 1.0 Situasi di Indutri Manufaktur


Sumber: https://katadata.co.id/berita/2018/04/06/begini-proses-revolusi-industri-40-diterapkan-perusahaan-skala-besar

Persaingan dalam dunia industri pada era ini memang sangat kuat. Perusahaan-
perusahaan besar berlomba untuk menghasilkan produk yang kualitasnya baik serta
kuantitasnya banyak dalam waktu yang singkat. Untuk memenuhi hal ini indutri-industri besar
rela menginvestasikan modal yang sangat besar guna membeli mesin-mesin produksi berbasis
komputer.
Mesin berbasis komputer yang sering disebut CNC (Computer Numerically
Controlled) memang sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh industri. Mesin
ini dapat mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu rangkaian proses sehingga
sangat efektif untuk pekerjaan skala besar. Dengan adanya mesin CNC kebutuhan akan
tenaga kerja manusia menjadi berkurang tetapi mesin ini tetap memerlukan manusia
untuk mengoperasikannya dengan catatan memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
mengendalikan dan mengoperasikan mesin CNC.
Operator CNC yang mampu mengoperasikan mesin dengan panel pengendali yang
berbeda-beda memang masing sangat sedikit. Karena itu proses pendidikan dan pelatihan
baik formal lewat sekolah ataupun informal lewat lembaga kursus memang sangat diharapkan
mampu melahirkan operator-operator mesin CNC yang handal.
Khusus di Sekolah Kejuruan memang sudah ada mata pelajaran yang mempelajari
tentang kompetensi pemesinan nonkonvensional. Hal ini memang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dari Industri. Kemudian diperlukan media belajar yang dapat membantu siswa
untuk lebih mudah dalam menyerap dan menguasai materi pengoperasian mesin CNC.
Salah satu media tersebut adalah buku ini, yang memang disusun untuk membantu
siswa dalam menguasai pengoperasian mesin CNC baik jenis Turning ataupun Milling.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


xiv DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PENGENALAN MESIN BUBUT CNC
I

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pengenalan mesin bubut, peserta


didik dapat mengidentifikasi dan menerapkan fitur-fitur menu perintah
pemrograman pemesinan bubut CNC dengan benar. Selain itu peserta
didik juga dapat menjelaskan dan mengoperasikan bagian – bagian panel
control dan display mesin CNC dengan benar

PETA KONSEP

Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC


Pengertian Mesin
Bubut CNC
Macam-macam Mesin Bubut
CNC
PENGENALAN MESIN BUBUT CNC

Bagian Mekanik
Bagian-bagian
Mesin Bubut CNC Bagian Panel Kontrol / Pengen-
dali dan Display

Cekam (Chuck)

Kolet (Collet)
Perlengkapan dan
Pelat Pembawa dan Pembawa
Peralatan Bantu
Kerja Mesin Bubut
Senter (Center)
CNC
Penyangga

Tapper Attachment

KATA KUNCI

CNC, Bubut, Panel Kontrol, Mekanik.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 1
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Mesin CNC


Sumber: Dokumen pribadi

CNC merupakan singkatan dari Computer Numerically Controlled. Mulai dikenal


secara luas pada tahun 1975 sehingga membawa perubahan besar dalam dunia
industri. Hal ini karena mesin CNC mampu melakukan berbagai jenis pekerjaan
pemesinan mulai yang sederhana sampai yang kompleks dengan hasil yang presisi
dan jumlah yang banyak serta waktu yang cepat.
Tuntutan akan kapasitas produksi yang tinggi, kecepatan serta ketelitian
mendorong semakin ramainya industri yang menggunakan mesin CNC apalagi
ditambah biaya produksi yang semakin rendah dalam pengoperasiannya.
Semakin luasnya penggunaan mesin CNC di industri mendorong kebutuhan
tenaga kerja yang terdidik dan terlatih dalam pengoperasian mesin ini.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Mesin Bubut CNC ( Computer Numerically Controlled )

Gambar 1.2. Mesin Bubut CNC


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


2 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Mesin CNC merupakan suatu mesin yang dikendalikan oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numerik (data perintah menggunakan kode angka, huruf dan
simbol) sesuai standar ISO.
Sistem kerja teknologi CNC ini harus menyinkronkan antara komputer dan
mekanik, sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis, maka
mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan sangat sesuai bila
digunakan untuk produksi masal.
Dengan dirancangnya mesin perkakas CNC, sangat menunjang dalam
menghasilkan produk yang membutuhkan tingkat kerumitan dan ketelitian yang
tinggi serta dapat meminimalisasi campur tangan operator selama mesin bekerja.

1. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC


Mesin CNC adalah mesin perkakas dengan cara kerja pengoperasian proses
penyayatan benda kerja oleh cutting tools/pahat dikendalikan dengan kontrol
numerik komputer atau CNC (Computer Numerical Control). Untuk menggerakkan
pahat pada mesin perkakas CNC menggunakan sistem koordinat. Sistem koordinat
yang digunakan pada mesin bubut CNC (Gambar 1.3) adalah sistem koordinat
kartesian dengan dua sumbu yaitu sumbu X (arah melintang), dan sumbu Z (arah
memanjang). Sistem koordinat mesin (MCS=Machine Coordinate System) dapat
diubah posisi titik-titik nolnya untuk kepentingan pelaksanaan seting tools,
pembuatan program CNC dan gerakan pahat. Titik- titik nol yang ada pada mesin
bubut CNC yaitu titik nol Mesin (M), dan titik nol benda kerja (W).

Gambar 1.3. Sistem koordinat mesin bubut CNC (MCS),


dan titik nol di mesin bubut CNC ( Siemens,2003. )

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 3
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Sumbu X didefinisikan sebagai sumbu


dengan posisi tegak lurus terhadap sumbu
spindel mesin bubut. Arah positif sumbu X
adalah arah yang menjauhi sumbu spindel.
Sedangkan arah negatif adalah sebaliknya.
Sumbu Z adalah sumbu yang sejajar dengan
sumbu spindel dan arah positif adalah arah
yang menjauhi kepala tetap mesin bubut.
Untuk keperluan dalam pembuatan program
CNC digunakan sistem kordinat benda kerja (Workpiece Coordinate System=
WCS)
Pembuatan program CNC dapat dilakukan dengan sistem koordinat absolut
menggunakan penulisan nama sumbu (X,Z) atau sistem koordinat inkremental
menggunakan penulisan nama sumbu (U,W), atau gabungan antara absolut dan
inkremental (X/U, U/Z). Ketika menyusun program menggunakan sistem koordinat
absolut mohon diingat selalu bahwa nilai sumbu X merupakan harga diameter.

2. Macam – Macam Mesin Bubut CNC


Mesin bubut CNC menurut pemakaiannya dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu mesin bubut CNC TU-2A dan mesin bubut PU-2A.
a. Mesin Bubut CNC TU-2A
Mesin bubut CNC TU-2A merupakan singkatan dari Computer Numerically
Controlled Training Unit Two Axis. Mesin CNC ini adalah perangkat mesin
yang dikontrol oleh komputer melalui bahasa numeric dengan arah gerakan 2
sumbu, yaitu sumbu X dan Z.
Mesin ini biasanya digunakan untuk belajar tentang dasar-dasar
pemrograman dan pengoperasian mesin bubut CNC. Mesin bubut CNC TU 2A
ini dilengkapi dengan komputer simulasi jenis EPS (External Programming
System) serta CTS (CNC Training system).

Gambar 1.4. Mesin Bubut CNC TU-2A EMCO


Sumber:Dokumen Pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


4 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

b. Mesin Bubut CNC PU-2A


Mesin bubut CNC PU-2A merupakan singkatan dari Computer Numerically
Controlled Production Unit Two Axis. Mesin bubut CNC PU-2A ini adalah
perangkat mesin yang dikontrol oleh komputer melalui bahasa numeric
dengan gerakan 2 sumbu untuk tujuan produksi. Jadi, perbedaan yang
mendasar dengan mesin CNC TU-2A adalah dari segi tujuan penggunaanya.

Gambar 1.5. Mesin Bubut CNC PU-2A


Sumber: https://www.rdmo.co.id/pembubutan-1/mesin-bubut-dengan-komput-
er-cnc-35/mesin-bubut-dengan-komputer-cnc-mazak-sqt-200-ms-6773

B. Bagian – Bagian Mesin Bubut CNC


Secara umum bagian – bagian mesin bubut CNC dikelompokkan menjadi
2 bagian, bagian-bagian itu adalah; bagian mekanik dan bagian panel kontrol/
pengendali.

1. Bagian Mekanik
a. Motor Utama
Motor utama merupakan motor penggerak spindle yang telah terpasang
cekam untuk memutar benda kerja. Tipe motor ini merupakan motor arus
searah/DC (Direct Current) dengan kecepatan putaran sebagai veriabel yang
berubah –ubah.

Gambar 1.6. Motor utama


Sumber: https://dokumen.tips/documents/cnc-bagian-bagian-utama-mes-
in-bubut-cnc.html

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 5
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

b. Eretan/Support
Eretan ialah bagian yang menggerakan persumbuan jalannya mesin pada
arah memanjang (Z) dan melintang sumbu utama (X). Berdasarkan arah sumbu
pergerakan, eretan dibagi 2, yaitu; eretan memanjang (pergerakan sumbu Z)
dan eretan melintang (pergerakan sumbu X).

Gambar 1.7. Eretan dan arah sumbu.


Sumber: http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-mesin-cnc/

c. Step Motor
Fungsi step motor adalah sebagai penggerak eretan
memanjang dan melintang. Masing–masing eretan
mempunyai step motor sendiri-sendiri, yaitu step motor
untuk eretan lintasan sumbu Z dan step motor untuk
eretan lintasan sumbu X. Adapun spesifikasi step motor
secara umum adalah sebagai berikut:
1) Jumlah step setiap putaran adalah 72 langkah
2) Momen putar 0,5 Nm
3) Kecepatan gerakan (variabel):
Gambar 1.8. Step motor. a) Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit
Sumber: http://www.insinyoer.com/
prinsip-kerja-mesin-cnc/ b) Gerakan pengoperasian manual 5 – 400 mm/menit
c) Gerakan pengoperasian CNC terprogram 2 s.d 499
mm/menit
d) Jalan eretan terkecil yang dapat digerakkan setiap langkah 0,01 mm.
d. Rumah Alat Potong (Revolver/Toolturret)
Rumah alat potong atau revolver pahat berfungsi
untuk menjepit alat potong ketika proses pengerjaan
benda kerja berlangsung. Revolver ini digerakkan
oleh step motor sehingga dapat bergerak secara
manual maupun terprogram
Pada revolver dapat dipasang 8 alat potong yang
terdiri atas 2 jenis,yaitu:
1) Empat tempat untuk jenis alat potong luar. Misalnya
pahat kanan luar, pahat alur, pahat potong, dan Gambar 1.9. Tool Turret.
pahat ulir. Sumber: https://www.directindus-
2) Empat tempat untuk jenis alat potong dalam. try.com/prod/duplomatic-automa-
tion/product-82617-759839.html
Misalnya pahat kanan dalam, mata bor, pahat ulir

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


6 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

dalam, dan center drill.


e. Cekam
Cekam (chuck) terpasang pada spindle
dan berfungsi untuk memegang/menjepit
benda kerja. Menurut jumlah rahangnya, cekam
dibedakan menjadi cekam rahang tiga dan cekam
rahang empat

Gambar 1.10. Cekam


Sumber: https://www.bukalapak.com/prod-
ucts/s/chuck-bubut

f. Sistem Transmisi
Sistem transmisi berfungsi untuk memindahkan daya dari poros motor
penggerak ke poros yang digerakkan (spindle utama). Proses perpindahan
daya dihubungkan memalui sabut pemindah daya (timing belt). Jenjang
putaran yang dapat dihasilkan melalui alat transmisi sabuk yaitu antara 50
s.d 3200 putaran/menit (rpm) yang bisa diatur menjadi 6 tingkat kecepatan
transmisi penggerak.
g. Meja Mesin (Sliding Bed)

Gambar 1.11. Meja mesin


Sumber: http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-mesin-cnc/

Meja mesin (sliding bed) mempunyai fungsi sebagai dudukan eretan.


Eretan dapat meluncur dengan bebas sepanjang meja mesin, pada arah
memanjang atau melintang. Untuk kelancaran gerakan eretan pada papan
luncur, meja mesin harus dijaga kebersihannya dari debu dan beram-beram
bekas proses pemesinan. Kerusakan pada permukaan meja mesin dapat sangat
memengaruhi kualitas hasil produksi. Karena itu, setiap selesai melakukan
pekerjaan menggunakan mesin bubut CNC, mesin harus dibersihkan dan diberi
pelumas.

h. Kepala Lepas (Tail Stock)


Kepala lepas memiliki fungsi sebagai tempat pemasangan senter putar

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 7
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

dan chuck drill saat melakukan pengeboran atau pereameran (perluasan)


lubang. Untuk benda kerja yang panjang, harus didukung oleh senter putar
yang terpasang pada tail stock agar benda kerja tidak bengkok.

2. Bagian Panel Kontrol/Pengendali dan Display


Bagian pengendali / kontrol adalah blok kontrol mesin CNC dimana terdapat
tombol - tombol dan saklar yang dilengkapi dengan monitor. Blok kontrol ini
adalah unsur layanan yang langsung berhubungan dengan operator. Gambar
berikut memperlihatkan secara visual bagian – bagian pengendali mesin CNC:

Gambar 1.12. Panel pengendali simulator CNC GSK 928TC/TE terdiri


dari layar, panel pengendali mesin, dan papan ketik.
Sumber: Dokumen pribadi

a. Fitur-Fitur Menu Perintah Pemrograman Pemesinan Bubut CNC

Gambar 1.13. Panel control mesin CNC GSK 928 TE.


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


8 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian – bagian panel kontrol pada mesin CNC GSK 928 TE adalah sebagai
berikut:
00. Layar / Screen
01. Digit Key
02. Address Key
03. Function Key
04. Edit Key
05. Cycle Start & Feed Hold Button
06. Manual Axis Control Key
07. Tool Change ,& Auxiliary Key
08. Reset

b. Mengoperasikan Bagian – Bagian Panel Kontrol dan Display Mesin Bubut CNC
Tabel 1.1. Bagian-bagian panel control dan fungsinya
Sumber: Dokumen Pribadi

DESKRIPSI FUNGSI
00 Layar / Screen Tampilan layar utama mesin.

01 Digit key Input data (0-9)

02 Address key Input kata/ word untuk pembuatan program.

03 Function key Pilihan pengoperasian menyesuaikan simbol kon-


trol numeric.

Increasing and Re- Menambah dan mengurangi


ducing Rapid Over- kecepatan sumbu dalam mode
ride JOG dan kecepatan sumbu
G00 dalam mode AUTO .
Increasing and Re- Menaikkan dan menurunkan
ducing Feedrate kecepatan gerak dalam mode
Override JOG dan kecepatan gerak G01
dalam mode AUTO.
Ref. Point Titik posisi aman tool.

Machine Zero Memposisikan sumbus pada


titik referensi mesin, zero
point mesin (0,0). Harus
dilakukan setelah mesin per-
tama kali dinyalakan.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 9
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

DESKRIPSI FUNGSI
Dry Run Pada mode AUTO, merupakan
suatu program tanpa G, S, M,
dan T.
Single Block Pengoperasian otomatis tiap
block demi block program
Edit Membuat, mengedit atau meng-
hapus part program dan juga
untuk memindah program baik
dari PC ke CNC maupun sebali-
knya.
Jog Pergerakan secaara manual

Auto Mengaktifkan pengoperasian


otomatis, sesuai program yang
dipilih.
Parameter Setting parameter sesuai den-
gan kebutuhan.

Offset Setting Tool Offset.

Diagnosis Display signal I/O external, Ke-


cepatan Spindle

04 Edit Key

Rewrite Menulis kembali pada pembua-


tan program
Delete Menghapus program
ESC Membatalkan perintah opera-
si ataupun membatalkan input
data.
Input Memasukkan data atau memilih
program yang akan dijalankan
ataupun untuk membuat pro-
gram baru.

Enter Tombol konfirmasi

Page up-Down Mencari parameter di mode PA-


RAMETER/EDIT/OFFSET

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


10 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

DESKRIPSI FUNGSI
Cursor Up – Down Mencari parameter di mode PA-
- Left – Right RAMETER/EDIT/OFFSET
05 Cycle Start & Feed Tombol Start dan Pause pada Mode AUTO
Hold Button
Cycle Start Menjalankan program dalam
mode AUTO
Feed Hold Memberhentikan proses se-
jenak dalam mode JOG maupun
mode AUTO.
06 Manual Axis Con- Tombol untuk menggerakkan Axis dam mode JOG
trol Key
-X Menggerakkan sumbu X ke arah
minus

+X Menggerakkan sumbu X ke arah


positif
-Z Menggerakkan sumbu Z ke arah
minus
+Z Menggerakkan sumbu Z ke arah
positif
Rapid / Feed Untuk mengatur kecepatan
sumbu
Manual Step Memilih lebar langkah dalam
mode STEP ataupun MPG
X MPG Menggerakkan sumbu X dengan
MPG
Z MPG Menggerakkan sumbu Z dengan
MPG
STEP Mode STEP dalam Mode JOG

07 Tool Change ,&


Auxiliary Key
Spindle CCW Spindle berputar berlawanan
arah jarum jam (CCW)
Spindle Stop Spindle berhenti berputar

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 11
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

DESKRIPSI FUNGSI
Spindle CW Spindle berputar searah jarum
jam (CW)
Cooling Control Mengontrol hidup-mati pompa
coolant
Spindle Gear Untuk Memilih kecepatan spin-
shifting dle motor jika dilengkapi den-
gan multi Gear ( tombol ini ti-
dak disungsikan pada mesin ini)
Tool Change Memilih mengganti posisi tool
yang aktif.
08 Reset Ketika system Reset, semua axis berhenti, mesin
stop dan kembali
09 Additional Key

Emergency Stop Tombol untuk mematikan


semua fungsi saat kondisi daru-
rat
Keys Power On Untuk On/ Off Power mesin (24
VDC)
Pb Start Untuk Start program dalam
mode AUTO
Pb Stop Untuk berhenti sejenak dalam
mode JOG maupun mode AUTO
Pb Unlock Turret Untuk Unlock Turret secara
manual (Digunakan untuk set-
ting ataupun manitenance saja)
SS Lamp machine Untuk On/ Off lampu mesin

C. Perlengkapan dan Peralatan Bantu Mesin Bubut CNC


Pengoperasian mesin bubut CNC memerlukan beberapa perlengkapan dan
peralatan bantu, diantaranya adalah sebagai berikur:
1. Cekam (Chuck)
Cekam atau chuck adalah perlengkapan mesin bubut yang berfungsi untuk
memegang benda kerja. Cekam dipasang pada spindle mesin yang terdapat
pada kepala tetap. Dari konstruksinya cekam mesin bubut berbentuk silinder dan
memiliki rahang – rahang yang dapat digerakkan secara radial menjauhi ataupun
mendekati titik pusat cekam dengan menggunakan kunci cekam.
2. Kolet (Collet)
Pada mesin bubut, kolet digunakan untuk memegang benda kerja yang

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


12 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

mempunyai diameter kecil. Kolet merupakan perlengkapan mesin bubut yang


dibuat dengan ketelitian tinggi dan digunakan untuk menjepit benda kerja yang
memiliki permukaan yang relatif halus.
Bentuk kolet bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya
berulir dan kepalanya dibelah tiga. Ukuran kolet ditunjukkan pada bagian
mukanya. Ukuran tersebut menunjukkan besarnya diameter benda yang akan
dicekam.
3. Pelat Pembawa dan Pembawa (Lathe Dog)
Pelat pembawa pada mesin bubut berfungsi untuk memegang benda kerja
yang dipasang diantara dua senter. Pelat pembawa mempunyai bentuk pipih atau
piringan. Dalam pemakaiannya, pelat pembawa digunakan secara berpasangan
dengan pembawa (lathe dog).
4. Senter (Center)
Senter terbuat dari baja yang telah dikeraskan dan digunakan untuk
mendukung benda kerja. terdapat dua jenis senter, yaitu senter mati (tetap) dan
senter putar.
5. Penyangga
Penyangga berfungsi untuk menyangga atau menyokong benda kerja yang
mempunyai ukuran cukup panjang. Tujuannya agar benda kerja tidak bergetar
dan melentur pada bagian tengahnya saat proses pembubutan, yang dapat
mengakibatkan hasil benda kerja menjadi kasar.
Penyangga yang biasanya dipakai pada mesin bubut ada dua jenis, yaitu
penyangga tetap (stedy rest) dan penyangga jalan (follower rest).
6. Perlengkapan Tirus (Tapper Attachment)
Perlengkapan tirus adalah peralatan yang digunakan untuk membubut
bentuk tirus.

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM NO. 1

TUJUAN:
1. Siswa dapat memahami bagian-bagian dan fungsi panel control serta display
mesin CNC.
2. Siswa dapat mengoperasikan bagian-bagian panel control dan display mesin
CNC

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Alat tulis

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 13
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan praktik yang dibutuhkan serta
pastikan kondisinya layak untuk digunakan.
2. Peserta didik menunjukkan dan menyebutkan bagian – bagian
kontrol dan display mesin CNC dengan benar
3. Peserta didik menjelaskan fungsi bagian – bagian kontrol dan
display mesin CNC dengan benar
4. Peserta didik mengubah tampilan menu pada layar panel pen-
gendali dengan baik
4.1. Peserta didik menampilkan menu Jog pada layar

4.2. Peserta didik menampilkan menu Edit pada layar

4.3. Peserta didik menampilkan menu Auto pada layar

4.4. Peserta didik menampilkan menu Parameter pada layar

4.5. Peserta didik menampilkan menu Offset pada layar

4.6. Peserta didik menampilkan menu Diagnose pada layar

5. Peserta didik membersihkan alat dan mengembalikannya ke


tempat semula.

CAKRAWALA

PERANGKAT PENGENDALI MESIN CNC

Kemajuan teknologi yang begitu pesat serta persaingan bisnis di bidang


manufaktur memberikan keuntungan yang tersendiri untuk pengguna mesin
CNC khususnya di pendidikan yaitu dengan banyaknya varian produk perangkat
pengendali mesin CNC.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


14 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

Gambar 1.14. Panel Pengendali Sinumerik 808


Sumber: https://new.siemens.com/global/en/products/automation/systems/
cnc-sinumerik/automation-systems/sinumerik-808.html

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan


tentang bagian – bagian kontrol pengendali mesin CNC secara
mandiri melalui media internet. Salah satu media yang dapat
kalian kunjungi adalah sebagai berikut:
https://youtu.be/4Mre-7o9YIY

RANGKUMAN

1. Mesin CNC merupakan suatu mesin yang dikendalikan oleh komputer melalui
bahasa numerik (data perintah menggunakan kode angka, huruf dan simbol)
yang sesuai standar ISO.
2. Mesin bubut CNC menurut pemakaiannya dikelompokkan menjadi 2 macam,
yaitu mesin bubut CNC TU-2A dan mesin bubut PU-2A.
3. Secara umum bagian – bagian mesin bubut CNC dikelompokkan menjadi 2
bagian, yaitu; bagian mekanik dan bagian panel kontrol/pengendali.
4. Bagian pengendali / kontrol adalah blok kontrol mesin CNC yang terdapat
tombol - tombol dan saklar yang dilengkapi dengan monitor. Blok kontrol
merupakan unsur layanan yang langsung berhubungan dengan operator.
5. JOG merupakan menu perintah manual
6. EDIT merupakan menu perintah untuk membuat, mengedit atau menghapus
part program dan juga untuk memmindah program baik dari PC ke CNC
ataupun sebaliknya.
7. AUTO adalah menu perintah untuk mengaktifkan pengoperasian otomatis,
sesuai program yang dipilih.
8. PARAMETER merupakan menu perintah untuk men- setting parameter sesuai
dengan kebutuhan.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 15
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

9. Offset merupakan menu perintah untuk Setting Tool Offset.


10. Diagnosis merupakan menu perintah untuk Display signal I/O external,
Kecepatan Spindle
11. Pengoperasian mesin bubut CNC memerlukan beberapa perlengkapan dan
peralatan bantu, diantaranya adalah cekam (chuck), kolet (collet), pelat
pembawa & pembawa, senter (center), penyangga, perlengkapan tirus
(tapper attachment).

TUGAS MANDIRI

Tugas mandiri yang harus dikerjakan siswa adalah mendeskripsikan 3 jenis panel
kontrol yang ada di dunia industri beserta bagian –bagiannya dalam bentuk
laporan sesuai dengan format yang disepakati.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan perbedaan mesin konvensional dengan mesin non konvensional
(CNC)!
2. Jelaskan pengelompokan jenis mesin bubut CNC!
3. Apa yang kalian ketahui tentang sistem persumbuan yang digunakan pada
pemrograman dan pengoperasian mesin bubut CNC?
4. Sebutkan fungsi dari toolturret!
5. Apa akibatnya jika meja mesin aus atau cacat terhadap hasil pekerjaan
pembubutan?
6. Sebutkan 5 panel kontrol beserta negara pembuatnya yang kalian ketahui!
7. Kita ingin menyimpan program NC ke dalam memori mesin, ternyata memori
internal mesin penuh sehingga kita harus menghapus salah satu program
yang telah tersimpan. Jelaskan menu perintah apa yang akan kita gunakan!
8. Jelaskan perbedaan menu perintah JOG dan AUTO!
9. Ketika kita menghidupkan mesin CNC dengan cara memutar SWITCH ON
ternyata mesin belum bisa berfungsi, jelaskan apa penyebabnya dan
bagaimana solusinya!
10. Jelaskan fungsi dan perbedaan dari tombol spindle CCW dan tombol spindle
CW!

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 1, tentunya Anda semakin paham tentang
panel kontrol dan display mesin CNC. Dari materi yang telah dibahas, manakah
menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan diskusikan dengan
teman sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut sangat penting karena
materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan materi berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


16 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PEMROGRAMAN PADA MESIN BUBUT CNC
II

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pemrograman pada mesin bubut


CNC, peserta didik dapat mengidentifikasi dan melaksanakan entri data
program pada mesin bubut CNC sesuai prosedur yang benar.

PETA KONSEP

Metode Pemrograman Absolut


Metode Pemro-
graman Mesin
Bubut CNC Metode Pemrograman Inkri-
PEMROGRAMAN PADA MESIN BUBUT

mental

Karakter

Kata
CNC

Struktur Program Nomor Blok

Blok/Baris

Struktur Program CNC

Kode G
Entry Data Pro-
gram pada Mesin Kode M
Bubut CNC
Kode S dan T

KATA KUNCI

Absolut, Inkrimental, Kode G, Kode M.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 17
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 2.1 Pemrograman mesin bubut CNC


Sumber: http://achmadarifin.com/pemrograman-cnc-siklus-pembubu-
tan-memanjang

Mesin CNC bekerja berdasarkan perintah yang kita berikan dengan bahasa
numerik yang telah kita buat dalam sebuah program. Bahasa program yang dapat
dipahami dan dimengerti oleh komputer mesin CNC berbentuk bahasa numerik,
yaitu gabungan huruf dan angka. Karena itu kita harus menginput suatu program
ke dalam komputer mesin CNC agar selanjutnya informasi data dapat diproses dan
mengubahnya dalam bentuk gerakan pada bagian mekanik mesin.
Pembuat program CNC harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik
tentang membaca gambar kerja, urutan proses pengerjaan benda kerja, jenis – jenis
alat potong, jenis – jenis teknik proses pemesinan serta teknik pemasangan benda
kerja. Semua ini bertujuan supaya program yang dihasilkan dapat sesuai seperti yang
direncanakan.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Metode Pemrograman Mesin Bubut CNC


Pembuatan program yang menunjukkan jalannya gerakan pahat pada setiap
bloknya dalam mencapai tujuan yang diinginkan menggunakan dua macam metode
pemrograman, yaitu: metode pemrograman absolut dan metode pemrograman
inkrimental.
1. Metode Pemrograman Absolut
Metode pemrograman absolut adalah suatu metode pemrograman dimana titik
referensinya selalu tetap.
2. Metode Pemrograman Inkrimental
Metode pemrograman inkrimental adalah suatu metode pemrograman dimana
titik referensinya selalu berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik
referensi baru untuk ukuran berikutnya.

B. Struktur Program
1. Karakter
Karakter merupakan unit dasar yang digunakan dalam menyusun program CNC.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


18 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Karakter meliputi huruf, angka, dan tanda. Karakter huruf ada 17 huruf yaitu : D E F
G I K L M N P R S T U W X Z. Karakter angka diantaranya adalah : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
Karakter tanda yang digunakan adalah: %, - (negatif ), dan . (desimal).

Tabel 2.1 Definisi Karakter dan Jangkauannya


Sumber: CNC Lathe programming and operation, Ali Ahmadi Soleh: 2018
Karakter Fungsi Spesifikasi Satuan Jangkauan
Alamat Harga
% Program num- Program work 00 ~ 99
ber piece number
of machining

N Block number Block number 000 ~ 9999


(integer)

G P r e p a r a t o r y Code run 00 ~ 99 (inte-


function mode ger)

M Auxiliary func- Auxiliary op- 00 ~ 99 (inte-


tion eration code ger)

T Tool function Tool number 00 ~ 89 (inte-


and compen- ger)
sation

S Spindle func- Spindle speed 0 ~ 4 (multi-


tion speed code gear speed
motor) 0 ~ 15
0 ~ P11/12
(frequency
conversion
control)
F Feed function Feed rate mm/min 0 ~ 9999 (inte-
ger)

X dan Z Absolute coor- X, Z absolute mm -8000.000 ~


dinates coordinates +8000.000
value

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 19
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Karakter Fungsi Spesifikasi Satuan Jangkauan


Alamat Harga

U dan W In c e m e nt a l X, Z incre- mm -8000.000 ~


coordinates mental coor- +8000.000
dinates value
I dan K Coordinates X, Z circle mm -8000.000 ~
of circle cen- center coor- +8000.000
ter dinate rel-
ative to the
starting point
of arc
R Arc radius Radius of arc mm Radius 0 ~
or taper of or cycle taper 4199.000
canned cycle
E Thread lead Inch thread Tooth/inch 100 ~ 0.25
lead tooth/inch

D Dwell time Dwell code 0.001 s 0.001 ~


65.535

P Thread en- Metric thread 0.25 ~ 100


trance block lead or call- (thread lead)
lead ing the skip 0000 ~ 9999
code (integer)
L C ompound C y c l e 1 ~ 99
address amount,
thread leads
and contour
bloks in cycle
2. Kata
Susunan satu kata meliputi rangkaian satu karakter huruf dan angka,
misalnya N01, X23, dan Z-123. Setiap kata harus mempunyai satu karakter huruf
dan angka di belakangnya. Angka 0 (nol) dapat diabaikan jika harganya tetap
sama, misalnya M04 bisa ditulis M4. Tanda positif dapat diabaikan, namun tanda
negatif tetap harus ada.
3. Nomor Blok
Nomor blok diawali menggunakan huruf N dan diikuti empat digit angka

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


20 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

integer (bilangan bulat).


4. Blok/Baris
Satu blok/baris meliputi nomor blok dan beberapa kata, satu blok dapat
terdiri dari 255 karakter. Nomor blok akan muncul secara otomatis, dan dapat
diubah pada mode edit.
5. Struktur Program CNC
Satu baris (blok) terdapat kode-kode yang meliputi satu atau lebih
pengoperasian pemesinan secara berjajar. Sebuah program CNC dapat berisi
rangkaian dari beberapa baris program yang tersusun menyesuaikan dengan
urutan langkah-langkah proses pemesinan. Nomor baris sangat membantu dalam
mengidentifikasi baris-baris program. Nama program (atau nama file) digunakan
untuk mengidentifikasi program CNC. Setiap program CNC memiliki satu nama
file dan setiap program CNC terdiri dari deretan baris-baris program.
Contoh susunan program CNC yang digunakan pada mesin CNC sistem
kontrol GSK928TE:
%78
N0000G50X60Z5
N0010M3T10S1500M8F120
N0020G0X54Z2
N0030G71X33I2K1L7F120
N0040G1Z0
N0050X33.5
N0060W-33
N060X40.5
N0070Z-75
N0080X50.5
N0090Z-80
N0100G0X60Z22
N0110T20
N0120M3S2000F100
N0130G0X29Z2
N0140G1X29Z0
N0150G2X33Z-2R2
N0160G1Z-33
N0170X36
N0180G2X40Z-35R2
N0190G1Z-75
N0200X46
N0210G2X50Z-77R2
N0220G1Z-85
N0230X60
N0240G0Z5
N0250X80
N0260T50
N0270G0X33Z5

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 21
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

N0280G92X30Z-20P1.5I2K2R1
N0290X29.5
N0300X29
N0310G0X60Z5
N0320M5M2M30

C. Entry Data Program pada Mesin Bubut CNC.


1. Kode G
Kode G diartikan sebagai kode atau perintah pada gerakan mesin. Kode
ini terdiri dari huruf G dan dua angka dibelakangnya. Kode yang telah ditulis
akan selalu aktif sampai ada kode program lain yang membatalkan pada satu
kelompok. Sebagai contoh G00 yang ditulis pada satu baris program akan selalu
aktif sampai dengan nomor baris yang berikutnya, kode program ini akan tidak
aktif jika ada program yang membatalkan pada baris selanjutnya, misalkan G01,
G02, atau G03.
Maksud dan fungsi masing-masing kode G adalah sebagai berikut:
a. G50, Membuat system koordinat pada benda kerja
Struktur penulisan :
G50 X.... Z....
X = posisi pahat dari titik nol benda kerja berdasarkan nilai diameter pada
awal program
Z = posisi jarak pahat arah memanjang dari titik nol benda kerja pada awal
program.
Contoh :

Gambar 2.2. Sistem koordinat pada benda kerja


Gambar 2.2.a. G50 X100 Z80 koordinat Z positif untuk proses pemesinan
Gambar 2.2.b. G50 X100 Z30 koordinat Z negative untuk proses pemesinan
Sumber: Dokumen pribadi

Koordinat titik nol benda kerja pada arah sumbu Z dapat menggunakan
arah positif, ataupun arah negatif. Tetapi demi keamanan saat proses
pemesinan dianjurkan untuk menggunakan koordinat sumbu Z negatif pada
proses pemesinannya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


22 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

b. G00, Gerak cepat tanpa penyayatan atau memposisikan pahat


Struktur penulisan :
N.... G00 X....Z....
Atau,
N....G00 U....V....
Gerakan cepat tanpa penyayatan ini biasanya dipakai untuk memposisikan
pahat pada koordinat yang diinginkan (X,Z). X merupakan nilai diameter dan
Z merupakan nilai jarak/panjang. Tetapi jika menginginkan gerakan pahat
menggunakan koordinat incremental, maka penulisannya menjadi G00U....V.....
Contoh:

Gambar 2.3. Gerak cepat atau memposisikan pahat


Sumber: Dokumen pribadi

Perhatikan gambar di atas, jika benda kerja mempunyai diameter awal 50


mm, pahat dari posisi titik A (posisi nilai diameter 90 mm, jarak dari ujung
benda kerja 30 mm) menuju ke titik B (diameter 54 mm, jarak 2 mm dari ujung
benda kerja), maka penulisan program CNC untuk pergerakan pahat tersebut
menggunakan koordinat absolut adalah G0 X54. Z2. Jika ingin menggunakan
koordinat incremental maka program CNC-nya menjadi G0 U-18. W-28. Atau
bisa juga menggunakan koordinat campuran (gabungan koordinat absolut dan
incremental), maka program CNC-nya ditulis G0 U-18. Z2.
c. G01, Interpolasi (gerak penyayatan) lurus
Struktur penulisan:
G01 X....Z....F.... ,atau
G01 U.... W.... F.... , atau
G01 U.... Z.... F...., atau
G01 X... W... F...

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 23
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.4. Interpolasi (gerak penyayatan) lurus


Sumber: Dokumen pribadi

Gerak penyayatan lurus ialah gerakan arah lurus dengan gerak pemakanan
yang telah ditentukan dengan menuliskan nilai pada F. Satuan F ialah mm/
menit, adapun jangkauan nilai F adalah diantara 5 sampai dengan 6000
mm/menit. Satuan F dapat menggunakan mm/menit jika sebelumnya
menggunakan kode G98, atau mm/putaran jika sebelumnya menggunakan
kode G99.
Perhatikan gambar yang ada di atas, pergerakan pahat dari A menuju B ialah :
G01 X45. Z-35. F100, atau
G01 U-12.5 W-35. F100, atau
G01 U-12.5 Z-35. F100, atau
G01 X45. W-35. F100.
d. G02, Gerak penyayatan melingkar searah jarum jam (CW)
Struktur penulisan:
G02 X....Z....R...F....
Atau
G02 X....Z....I....K....F....

Gambar 2.5. Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


24 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Maksud I dan K adalah koordinat dari titik awal pemrograman ke pusat lingkaran.
Parameter ini dapat pula ditulis R atau radius lingkaran.
e. G03, Gerak penyayatan melingkar berlawanan arah jarum jam (CCW)
Struktur penulisan:
G03 X....Z....R....F....
Atau,
G03 X....Z....I….K....F....

Gambar 2.6. Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam (CCW)


Sumber: Dokumen pribadi

f. G04, Perintah proses berhenti sesaat.


Selain kode G yang dapat digunakan pada semua jenis mesin bubut CNC di
atas, pada mesin bubut CNC dengan kontrol pengendali GSK 928TE juga ada
beberapa kode G yang digunakan sebagai siklus pemotongan/penyayatan.
Kode G fungsi siklus yang sering dipakai diantaranya siklus untuk pembubutan
memanjang (G90), siklus untuk pembubutan melintang (G94), siklus untuk
pembubutan pengasaran (G71), siklus untuk pembubutan alur (G75) dan
siklus untuk pembubutan ulir (G92). Penjelasan tentang fungsi dan penulisan
program untuk siklus pembubutan akan dibahas berikut ini.
g. G90, Siklus untuk pembubutan memanjang
Adalah siklus yang digunakan untuk pembubutan kasar (roughing) memanjang
searah sumbu Z.
Struktur Penulisan:
G90 X... Z... F...
X...
X... (sampai diameter
terakhir)

Gambar 2.7. Siklus pembubutan memanjang


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 25
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Contoh program:
G00 X51. Z2.
G90 X48. Z-25. F100
X46.
X44.
X42.
X40.
Setelah siklus selesai posisi pahat akan
kembali ke posisi sebelum siklus.

Gambar 2.8. Contoh siklus pembubutan memanjang


Sumber: Dokumen pribadi

h. G94, Siklus pembubutan melintang


Siklus roughing pembubutan melintang searah sumbu X, biasanya digunakan
untuk facing tapi juga roughing kontur memanjang.
Struktur Penulisan:
G94 X... Z... F...
Z...
Z...
Z...

Gambar 2.9. Siklus pembubutan melintang


Sumber: Dokumen pribadi

Contoh Program:
Misalnya dilakukan facing setebal 3 mm,
sebagaimana gambar di samping.
G00 X21 Z1.
G94 Z-0.5 X-1. F100
Z-1.
Z-1.5
Z-2.
Gambar 2.10. Contoh siklus pembubutan melintang Z-2.5
Sumber: Dokumen pribadi Z-3.

i. G71, Siklus gabungan memanjang


Maksud dari siklus gabungan memanjang adalah proses penyayatan arah
memanjang untuk bentuk kontur tertentu. Nilai kedalaman pemotongan, jarak
kembali, koordinat awal, serta jumlah baris bentuk kontur dapat disusun pada
struktur program G71. Bentuk kontur yang akan dibentuk dapat diprogram
pada beberapa baris menyesuaikan dengan L yang diperintahkan.
Struktur penulisan:

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


26 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

G71 X (U).... I.... K....L....F….

dimana:
X (U) = koordinat arah sumbu X
I = kedalaman tiap pemotongan (tanpa tanda)
K = jarak pengembalian (retract)
L = jumlah baris untuk bentuk kontur akhir (ditulis L baris sesudah G71)
F = gerak pemakanan

Gambar 2.11. Siklus gabungan memanjang


Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 2.12. Contoh siklus gabungan memanjang


Sumber: Dokumen pribadi

Contoh:
............
N020 G00 X26. Z2.
N030 G71 X10. I1. K1. L5 F100
N040 G01 Z-10. 1
N050 G02 X20. Z-15. (W-5.) R5. 2
N060 G01 Z-25. 3
N070 X25. Z-30. 4

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 27
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

N0080 Z-40. 5
N090 G00 X20. Z2. (bukan bagian dari siklus, karena L5 hanya sampai
urutan kelima dari program siklus).

j. G72, Siklus gabungan melintang


Adalah siklus yang merupakan gabungan dari penyayatan memanjang,
melintang dan radius dengan gerakan penyayatan searah sumbu X, pada
proses ini langsung dilakukan proses rafing sekaligus proses finishing.

Struktur penulisan:
G72 Z... I...
K... F...
Z : Jarak Z terakhir
I :tebal pemakanan
K : Mundur pahat
L : Jumlah langkah proses
F : Feed rate

Gambar 2.13. Siklus gabungan melintang


Sumber: Dokumen pribadi

Contoh:
G00 X26. Z2.
G72 Z-40. I1. K1. L6. F100
G01 X25.
Z-30.
X20 Z-25.
Z-15.
G02 X10. Z-10. R5.
G01 Z2.

Gambar 2.14. Contoh siklus gabungan melintang


Sumber: Dokumen pribadi

k. G75, Siklus pembubutan alur


Siklus yang digunakan untuk membuat alur, dengan memperhatikan lebar
pahat.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


28 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Struktur penulisan:
G75 X.... Z.... I…. K.... E.... F....
Keterangan:
X, Z : Titik X, Z Terakhir
I : Tebal pemakanan
K : Mundur pahat
E : Jarak pergeseran pahat
F : Feed Rate

Gambar 2.15. Siklus pembubutan alur


Sumber: Dokumen pribadi

Contoh:
Misalnya kita menggunakan pahat alur
dengan lebar 3mm
G00 X42. Z-33. (30+lebar pahat)
G75 X20. Z-50. I2. K1. E2.5 F50.

Gambar 2.16. Contoh siklus pembubutan alur


Sumber: Dokumen pribadi

l. G92, Siklus pembubutan ulir

Struktur penulisan:
G92 X... Z... P/E...
X...
X...
P : Pitch/jarak antar gang untuk ulir metrik
E : Jumlah gigi/gang tiap inchi untuk ulir
Withworth

Gambar 2.17. Siklus pembubutan ulir


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 29
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Contoh:
Misalnya membuat ulir metrik M12x1.75
Dengan H10.25 mm
G00 X13 Z5
G92 X12 Z-25 P1.75
X11.5
X11
X10.75
X10.5
X10.25

Gambar 2.18. Contoh siklus pembubutan ulir


Sumber: Dokumen pribadi

2. Kode M
Kode M merupakan kode fungsi bantu. Kode M umumnya digunakan untuk
perintah seperti sakelar atau untuk ON/OFF spindel, coolant, atau menghentikan
program. Fungsi kode M bisa dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 2.2. Kode M dan fungsinya


Sumber: CNC Lathe programming and operation, Ali Ahmadi Soleh: 2018

Kode-M Kegunaan Penulisan

M00/M01 Optional Stop M00, M01

M02/M30 Program Selesai M02, M30

M03 Spindel putar CW M03 or M3

M04 Spindel putar CCW M04 or M4

M05 Spindel Stop M05

M08 Coolant Start M08 or M8

M09 Coolant Stop M09 or M9

Kode yang digunakan mengakhiri program dapat berupa M02 atau M30. Kode
M02 menunjukkan perintah program selesai. Sedangkan kode M30 mengandung
perintah program selesai, coolant mati(OFF), dan spindel mati (OFF).
3. Kode S dan T

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


30 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Kode S merupakan kode yang digunakan dalam menentukan jumlah putaran


spindel per menit (rpm) dengan format S..... Misal S1000, maka spindel berputar
1000 rpm. Atau jika perpindahan putaran menggunakan kode posisi gigi, maka
harga S ialah 1 sampai 4. Pada kasus ini diharapkan kita dapat mengecek pada
manual mesin yang dibuat oleh produsen mesin tersebut.
Kode T ialah kode perintah untuk memanggil pahat. Pahat yang dipakai diberi
nama dengan simbol T diikuti angka posisi pahat pada toolturret dan nomor
kompensasinya. Sebagai contoh: T11, T22, T33, dsb.

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM NO. 2

TUJUAN:
1. Siswa dapat menerapkan prosedur pemrograman pada mesin bubut CNC.
2. Siswa dapat melaksanakan entry data program pada mesin bubut CNC.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Alat tulis

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan praktik yang dibutuhkan serta pasti-


kan kondisinya layak untuk digunakan.
2. Peserta didik menjelaskan fungsi kode G, M dan T yang digunakan
dalam mengerjakan jobsheet dengan benar
3. Peserta didik menyusun program CNC sesuai jobsheet yang diber-
ikan dengan benar
4. Peserta didik melaksanakan entry data program pada mesin bubut
CNC dengan baik
4.1. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk
pengerjaan jobsheet 1
4.2. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk
pengerjaan jobsheet 2
4.3 Peserta didik melaksanakan entry data program untuk
pengerjaan jobsheet 3

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 31
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LANGKAH KERJA

4.4. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk


pengerjaan jobsheet 4
4.5. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk
pengerjaan jobsheet 5
5. Peserta didik membersihkan alat dan mengembalikannya ke tem-
pat semula.

CAKRAWALA

SEJARAH LAHIRNYA MESIN CNC

Gambar 2.19. Mesin Bubut tempo dulu


Sumber: http://www.hansonline.eu/massaproductie/index.htm

Awal mula munculnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) adalah


pada tahun 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. awalnya proyek ini
ditujukan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semula perangkat
mesin CNC membutuhkan biaya yang tinggi serta ukuran unit pengendali yang
besar. Pada tahun 1973, mesin CNC harganya masih sangat mahal sehingga masih
sedikit perusahaan yang memiliki keingginan dalam mempelopori investasi
pada teknologi ini. Mulai tahun 1975, pembuatan mesin CNC mulai berkembang
secara cepat. Perkembangan ini didorong oleh kemajuan teknologi berbasis

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


32 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

mikroprosesor, yang salah satunya berimbas pada ukuran unit pengendali mesin
CNC yang semakin ringkas.
Masa sekarang ini penggunaan mesin CNC sudah tersebar merata di
segala bidang. Penggunaan mesin CNC di bidang pendidikan dan riset telah
menghasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat serta tidak terasa
sudah banyak yang digunakan dalam membantu mempermudah pekerjaan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan


tentang pemrograman pada mesin bubut CNC secara mandiri
melalui media internet. Salah satu media yang dapat kalian
kunjungi adalah sebagai berikut:
https://youtu.be/Xe_CXMhKddM

RANGKUMAN

1. Dua macam metode pemrograman, yaitu: metode pemrograman absolut


dan metode pemrograman inkrimental.
2. Metode pemrograman absolut ialah suatu metode pemrograman yang mana
titik referensinya selalu tetap/tidak berubah.
3. Metode pemrograman inkrimental ialah suatu metode pemrograman yang
mana titik referensinya senantiasa berubah, di mana titik terakhir yang
dituju akan menjadi titik referensi baru untuk ukuran berikutnya.
4. Karakter ialah unit dasar untuk menyusun program CNC.
5. Satu kata tersusun dari satu karakter huruf dan angka, sebagai contoh N01,
X35, dan Z-150.
6. Nomor blok diawali dengan huruf N kemudian diikuti empat digit angka
integer (bilangan bulat).
7. Satu blok tersusun dari nomor blok dan beberapa kata, dimana satu blok
dapat tersusun dari 255 karakter.
8. Sebuah program CNC tersusun atas beberapa baris program yang
penulisannya tersusun sesuai dengan tahapan langkah-langkah proses
pemesinan.
9. Kode G diartikan sebagai kode perintah gerakan dari mesin, yang tersusun
atas huruf G diikuti dua angka setelahnya.
10. Kode M ialah kode fungsi bantu. Kode M umumnya memiliki fungsi untuk
sakelar atau untuk ON/OFF spindel, coolant, serta menghentikan program.
11. Kode S ialah kode perintah untuk menentukan jumlah putaran spindel per

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 33
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

menit (rpm) dengan penulisan S..... Misal S1000, maka spindel berputar
1000 rpm.
12. Kode T adalah kode untuk memanggil pahat.

TUGAS MANDIRI

Tugas mandiri yang harus dikerjakan peserta didik adalah melakukan


pengamatan/observasi terhadap produk hasil pekerjaan dengan mesin bubut
CNC di bengkel sekolah atau bengkel terdekat, kemudian buatlah laporan
tentang program yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja tersebut!
Laporan harus menjelaskan tentang kode – kode pemrograman yang digunakan!
Gunakan format laporan sesuai yang telah ditentukan!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan metode pemrograman yang digunakan dalam menyusun program
CNC!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karakter dalam pembuatan program
CNC!
3. Jelaskan kriteria penyusunan kata dalam program CNC!
4. Jelaskan fungsi kode G50!
5. Jelaskan perbedaan fungsi kode G02 dan G03!
6. Jelaskan tentang siklus gabungan memanjang!
7. Jelaskan penyusunan program CNC untk siklus pembubutan melintang!
8. Buatlah contoh program siklus pembubutan ulir!
9. Sebutkan dan jelaskan 5 kode M beserta fungsinya!
10. Jelaskan kegunaan kode S dan Kode T!

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 2, tentunya Anda semakin paham tentang
pemrograman pada mesin bubut CNC. Dari materi yang telah dibahas, manakah
menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan didiskusikan dengan
teman sejawat atau dengan guru Anda!. Hal tersebut sangat penting karena
materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan materi berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


34 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

SETTING ALAT POTONG PADA BAB


MESIN BUBUT CNC III

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang setting alat potong pada mesin bubut CNC,
peserta didik dapat menjelaskan dan melaksanakan setting alat potong pada mesin
bubut CNC sesuai prosedur yang benar.

PETA KONSEP

Setting tool Sumbu Z Pahat Rata


Setting Pahat Rata Kanan
Kanan
Setting tool Sumbu X Pahat Rata
Kanan
Setting Alat Potong Mesin Bubut CNC

Setting tool Sumbu Z Pahat Alur


Setting Pahat
Alur/Groove
Setting tool Sumbu X Pahat Alur

Setting tool Sumbu Z Pahat Ulir


Setting Pahat Ulir/
Thread
Setting tool Sumbu X Pahat Ulir

KATA KUNCI

Setting Tool, Jog, Offset

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 35
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 3.1 Setting alat potong


Sumber: Dokumen Pribadi

Langkah yang harus dilakukan setelah program terinput di dalam memori mesin
CNC adalah proses setting titik nol benda kerja serta alat potong. Tetapi pastikan dulu
benda kerja yang akan dikerjakan sudah terpasang dengan benar. Proses ini sangat
penting sehingga menentukan hasil akhir dari proses pemesinan yang akan dilakukan.
Meskipun program CNC yang kita buat sudah benar, jika setting titik nol benda
kerja yang kita lakukan ternyata kurang tepat maka hasil benda kerja terutama dimensi
atau ukurannya akan tidak sesuai dengan jobsheet yang ada. Setelah kita selesai
setting benda kerja dilanjutkan dengan setting offset pahat sesuai jumlah dan jenis
pahat yang akan kita gunakan dalam proses eksekusi program yang kita pilih.

MATERI PEMBELAJARAN
A. Setting Pahat Rata Kanan
1. Setting Tool Sumbu Z Pahat Rata Kanan

Gambar 3.2 Setting tool sumbu Z


Sumber: Dokumen Pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


36 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Langkah – langkah yang kita lakukan untuk setting tool sumbu Z adalah:
a. Pastikan mesin sudah HOME MACHINE
b. Pasang benda kerja
c. Selanjutknya, pada mode JOG putar spindle
d. Sayatkan pahat di permukaan ujung benda kerja dengan penyayatan tipis.
e. Tarik pahat ke arah sumbu X (dimundurkan mendekati operator)
f. Hentikan putaran spindle.
g. Tekan tombol K

Gambar 3.3 Tombol K


Sumber: Dokumen Pribadi

h. Tampilan pada monitor Offset? → Ketik 0 (nol) → ENTER


i. Tampilan pada monitor T1Z… → ENTER

2. Setting Tool Sumbu X Pahat Rata Kanan

Gambar 3.4 Setting tool sumbu X pahat rata kanan


Sumber: Dokumen pribadi

Langkah – langkah yang kita lakukan untuk setting tool sumbu X adalah:
a. Mesin pada mode JOG → putar spindle
b. Sayatkan pahat di permukaan luar benda kerja dengan penyayatan tipis.
c. Tarik pahat kea rah sumbu Z (dimundurkan menjauhi chuck)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 37
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

d. Hentikan putaran spindle


e. Ukur diameter benda kerja yang tersayat.
f. Tekan tombol I

Gambar 3.5 Tombol I


Sumber: Dokumen Pribadi

g. Tampilan pada monitor Offset? → ketik nilai diameter hasil pengukuran,


misalnya 49,90 → ENTER
h. Tampilan pada monitor T1X… → ENTER

B. Setting Pahat Alut/Groove


1. Setting Tool Sumbu Z Pahat Alur

Gambar 3.6 Setting tool sumbu Z pahat alur


Sumber: Dokumen pribadi

Langkah – langkah yang kita lakukan untuk setting tool sumbu Z adalah:
a. Pastikan mesin sudah HOME MACHINE
b. Pasang benda kerja
c. Selanjutknya, pada mode JOG putar spindle
d. Sayatkan pahat di permukaan ujung benda kerja dengan penyayatan tipis.
e. Tarik pahat ke arah sumbu X (dimundurkan mendekati operator)
f. Hentikan putaran spindle.
g. Tekan tombol K

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


38 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.7 Tombol K


Sumber: Dokumen Pribadi

h. Tampilan pada monitor Offset? → Ketik 0 (nol) → ENTER


i. Tampilan pada monitor T3Z… → ENTER

2. Setting Tool Sumbu X Pahat Alur

Gambar 3.8 Setting tool sumbu X pahat alur


Sumber: Dokumen pribadi

Langkah – langkah yang kita lakukan untuk setting tool sumbu X adalah:
a. Mesin pada mode JOG → putar spindle
b. Sayatkan pahat di permukaan luar benda kerja dengan penyayatan tipis.
c. Tarik pahat kea rah sumbu Z (dimundurkan menjauhi chuck)
d. Hentikan putaran spindle
e. Ukur diameter benda kerja yang tersayat.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 39
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

f. Tekan tombol I

Gambar 3.9 Tombol I


Sumber: Dokumen Pribadi

g. Tampilan pada monitor Offset? → ketik nilai diameter hasil pengukuran,


misalnya 49,90 → ENTER
h. Tampilan pada monitor T3X… → ENTER

C. Setting Pahat Ulir/Thread


1. Setting Tool Sumbu Z Pahat Ulir

Gambar 3.10 Setting tool sumbu Z pahat ulir


Sumber: Dokumen pribadi

Langkah – langkah yang kita lakukan untuk setting tool sumbu Z adalah:
a. Pastikan mesin sudah HOME MACHINE
b. Pasang benda kerja
c. Selanjutknya, pada mode JOG putar spindle
d. Sayatkan pahat di permukaan ujung benda kerja dengan penyayatan tipis.
e. Tarik pahat ke arah sumbu X (dimundurkan mendekati operator)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


40 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

f. Hentikan putaran spindle.


g. Tekan tombol K

Gambar 3.11 Tombol K


Sumber: Dokumen Pribadi

h. Tampilan pada monitor Offset? → Ketik 0 (nol) → ENTER


i. Tampilan pada monitor T4Z… → ENTER

2. Setting Tool Sumbu X Pahat Ulir

Gambar 3.12 Setting tool sumbu X pahat ulir


Sumber: Dokumen pribadi

Langkah – langkah yang kita lakukan untuk setting tool sumbu X adalah:
a. Mesin pada mode JOG → putar spindle
b. Sayatkan pahat di permukaan luar benda kerja dengan penyayatan tipis.
c. Tarik pahat kea rah sumbu Z (dimundurkan menjauhi chuck)
d. Hentikan putaran spindle
e. Ukur diameter benda kerja yang tersayat.
f. Tekan tombol I

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 41
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.13 Tombol I


Sumber: Dokumen Pribadi

g. Tampilan pada monitor Offset? → ketik nilai diameter hasil pengukuran,


misalnya 49,90 → ENTER
h. Tampilan pada monitor T4X… → ENTER

LEMBAR PRAKTIKUM

TUJUAN:
1. Siswa dapat menganalisis proses pemotongan pada mesin bubut CNC.
2. Siswa dapat menyetel/setting alat potong pada mesin bubut CNC.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu
safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan praktik yang dibutuhkan serta pastikan
1.
kondisinya layak untuk digunakan.

2. Peserta didik menjelaskan cara setting tool pada pada sumbu Z

3. Peserta didik menjelaskan cara setting tool pada sumbu X..

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


42 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

Peserta didik melaksanakan setting alat potong pada mesin bubut CNC
4.
dengan baik
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk pengerjaan
4.1.
jobsheet 1
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk pengerjaan
4.2.
jobsheet 2
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk pengerjaan
4.3.
jobsheet 3
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk pengerjaan
4.4.
jobsheet 4
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk pengerjaan
4.5.
jobsheet 5
Peserta didik membersihkan alat dan mengembalikannya ke tempat
5.
semula.

CAKRAWALA

SIMULASI MESIN CNC

Gambar 3.14 Swansoft Simulator CNC


Sumber: http://www.swansc.com

Sering kali kita dihadapkan dengan sebuah pertanyaan yang sulit,


sebenarnya mengapa kita harus mempelajari pemrograman G-Code CNC
menggunakan Software CNC Simulator? Mengapa tidak secara langsung saja

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 43
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

mempelajari G-Code pada mesin CNC? Tentunya hal ini lebih realistis karena mirip
bahkan sama dengan pekerjaan yang ada di lapangan secara nyata. Bukankah
dengan demikian akan lebih efektif dan efisien dalam proses pembelajarannya.
Baiklah, mari kita mencoba membedahnya secara perlahan dan kita
bahas satu-persatu mengapa kita harus mempelajari pemrograman G-Code CNC
menggunakan software CNC Simulator.
Sebagai awal, asal usul Mesin CNC dibuat adalah sebagai perwujudan
atas perkembangan teknologi. Dimana mesin CNC tipe Turning versi pendahulunya
(konvensional) adalah seperti halnya mesin bubut manual. Sebagaimana yang
telah kita ketahui, mesin bubut manual dalam proses pengerjaan benda kerja tidak
membutuhkan pemrograman G-Code ataupun M-Code, hal ini disebabkan mesin
bubut ini pengoperasiannya bersifat manual menggunakan mesin penggerak putar
dan dioperasikan oleh tenaga manusia (man power). Dengan prinsip kerja yang
seperti ini, bisa jadi setiap operator akan menghasilkan produk yang berbeda-beda
walaupun rencana awal akan membuat produk dengan ukuran sama.
Melalui pesatnya perkembangan teknologi dengan dihadirkannya Mesin
CNC Turning ataupun CNC Milling, maka mesin inilah yang secara bahasa memiliki
kepanjangan Computer Numerical Control (CNC), dimana semua aktivitas kerja
mesin dikontrol dengan komputer melalui sebuah bahasa pemrograman. Sehingga
berapa pun jumlah proses pengerjaan benda kerja dengan satu ukuran, maka akan
dihasilkan produk yang sama pula.
Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan CNC Simulator sebagai
media pembelajaran pemrograman G-Code pada mesin CNC:
1.   Siswa (operator) yang   belajar dengan menggunakan software CNC Simulator
akan aman dari potensi bahaya kecelakaan kerja.
2.   Operator yang melakukan simulasi dengan software ini tidak akan khawatir
terhadap kegagalan produk ataupun benda kerja.
3.  Operator menjalankan simulasi dengan software tidak akan khawatir terhadap
kemungkinan kerusakan pada mesin, karena yang digunakan adalah software.
4.            Operator apat melihat hasil perencanaan produk pada simulasi yang dikerjakan
software.
5.       Menghemat biaya proses dan biaya perawatan.
6.       Meminimalkan pemborosan waktu, tenaga, dan bahan yang digunakan.

Sumber:
https://www.teknikmesin-indo.com/2017/11/download-materi-pembelajaran-
cnc.html

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


44 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang setting


alat potong mesin bubut secara mandiri melalui media internet. Salah satu media
yang dapat kalian kunjungi adalah sebagai berikut:

https://youtu.be/rIdyZAbWjdI

RANGKUMAN

1. Setelah kita menghidupkan mesin CNC dan memasang benda kerja serta
memasang pahat yang akan kita gunakan, langkah berikutnya adalah setting
nol benda kerja sebagai dasar untuk mengawali membuat program.
2. Umumnya beberapa pahat digunakan sekaligus dalam proses pemesinan
suatu benda kerja. Karena proses pemasangan pahat dan adanya selisih posisi
ujung pahat satu dengan pahat yang lain, maka setiap pahat tidak pada posisi
yang sama. Untuk menghindari pergeseran pahat pada pemrograman system
CNC, dapat dilakukan langkah-langkah perhitungan selisih posisi pahat atau
tool offset
3. System CNC dapat membaca 8 kelompok offset pahat (T1 samapai T8).
4. Jangan menggunakan T9 pada kode pahat, karena akan memunculkan alarm
“PARAMETER ERROR”.
5. Tool offset ialah data nilai selisih jarak posisi ujung pahat dengan pahat
referensi.
6. Nilai offset pada pahat T2X, T2Z, T3X, T3Z dan seterusnya dilakukan dengan
cara mengukur nilai selisih posisi pahat terhadap pahat T1 pada arah sumbu
X dan Z.
7. Umumnya urutan pahat yang dipasang ialah T1 untuk pahat rata pengasaran,
T2 untuk pahat rata finishing, T3 untuk pahat alur, dan T4 untuk pahat ulir.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 45
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

TUGAS MANDIRI

Tugas mandiri yang harus dikerjakan peserta didik adalah membuat video tutorial
proses setting alat potong pada mesin bubut CNC. Pilihlah salah satu diantara
pahat bubut rata, pahat bubut alur atau pahat bubut ulir. Setelah itu postinglah
di media social dan mintalah teman yang lain untuk menonton dan memberikan
komentar serta penilaian terhadap video tutorial yang telah kita posting tersebut

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan apa yang disebut Workpiece Coordinate System (WCS)!
2. Jelaskan apa yang disebut Machine Coordinate System (MCS)!
3. Apakah yang dimaksud dengan setting nol benda kerja?
4. Bagaimana cara untuk mensetting nol benda kerja?
5. Jelaskan cara untuk mengecek kebenaran dan ketepatan setting nol benda
kerja yang telah kita lakukan!
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tool offset!
7. Jelaskan alasan mengapa dilarang menggunakan T9 sebagai kode pahat!
8. Jelaskan posisi penempatan pahat/tool secara urut berdasarkan nomor yang
tertera pada toolpost!
9. Jelaskan langkah setting tool sumbu Z pahat rata kanan!
10. Jelaskan langkah setting tool sumbu X pahat rata kanan!

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 3, tentunya Anda semakin paham tentang
setting alat potong pada mesin bubut CNC. Dari materi yang telah dibahas, manakah
menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan diskusikan dengan teman
sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut sangat penting karena materi – materi
yang telah dibahas akan saling terkait dengan materi berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


46 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PENGOPERASIAN MESIN BUBUT CNC
IV

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pengoperasian mesin bubut CNC, peserta


didik dapat mengidentifikasi dan melaksanakan pengoperasian mesin bubut CNC
sesuai prosedur yang benar.

PETA KONSEP

MENGHIDUPKAN MESIN BUBUT


MENGHIDUPKAN CNC
DAN MEMATIKAN
MESIN BUBUT CNC
MEMATIKAN MESIN BUBUT CNC
PENGOPERASIAN MESIN BUBUT
CNC

PENGOPERASIAN SECARA MANUAL

MEMBUKA PROGRAM
PENGOPERASIAN
DASAR MESIN MEMBUAT PROGRAM BARU
BUBUT CNC GSK
928TE
MENGHAPUS PROGRAM

MENTRANSFER PROGRAM

MENJALANKAN PROGRAM CNC

KATA KUNCI
Machine Zero, Reset, Cycle Start.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 47
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 4.1 CNC Turning EMCO


Sumber: Dokumen pribadi
Mesin bubut CNC merupakan mesin yang dikendalikan dengan bahasa numeric
yang terprogram lewat computer mesin, kemudian diterjemahkan menjadi pergerakan
bagian-bagian mekanik mesin.
Dalam mengoperasikan mesin bubut CNC ini akan dibahas beberapa materi
yaitu; cara menghidupkan mesin bubut CNC yang yang benar, cara mematikan mesin
bubut CNC yang benar, pengoperasian secara manual, membuka program, membuat
program baru, menghapus program, mentransfer program, penggantian alat potong
dan menjalankan program CNC.

MATERI PEMBELAJARAN
A. Menghidupkan dan Mematikan Mesin Bubut CNC
1. Menghidupkan Mesin Bubut CNC
Pengoperasian yang benar sesuai prosedur akan membuat
pekerjaan yang kita lakukan menjadi aman dan hasilnya juga akan
maksimal. Adapun langkah-langkah yang kita lakukan untuk mengaktifkan
mesin bubut CNC adalah sebagai berikut:
a. Hidupkan MCCB Control pada posisi ON

Gambar 4.2 MCCB Control ON


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


48 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

b. Hidupkan power supply utama yang terletak pada operator panel


dengan cara memutar key selector switch power ON. Pastikan layar
monitor menyala.

Gambar 4.3 Key selector power ON


Sumber: Dokumen pribadi
c. Unlock/Release tombol emergency-stop yang terdapat pada operator
panel.

Gambar 4.4 Emergency-stop


Sumber: Dokumen pribadi
d. Selanjutnya tekan tombol RESET dan kemudian tekan JOG.

Gambar 4.5 Tombol RESET dan JOG


Sumber: Dokumen pribadi
e. Kemudian posisikan mesin pada zero point mesin dengan cara
menekan tombol X Machine Zero dan Z Machine Zero, langkah ini
hanya dilakukan sekali selama mesin menyala.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 49
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.6 Tampilan Layar Monitor


Sumber: Dokumen pribadi
f. Mesin siap untuk dioperasikan.
2. Mematikan Mesin Bubut CNC
Setelah pekerjaan pemesinan telah selesai, maka kita harus
mematikan mesin bubut CNC yang kita gunakan. Adapun langkah-langkah
untuk mematikan mesin bubut CNC adalah sebagai berikut:
a. Jauhkan Toolpost dari CHUCK

Gambar 4.7 Pahat menjauhi benda kerja


Sumber: Dokumen pribadi
b. Lock tombol Emergency-Stop

Gambar 4.8 Emergency-Stop


Sumber: Dokumen pribadi
c. Putar key selector power ke posisi OFF

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


50 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.9 Key selector power


Sumber: Dokumen pribadi
d. Matikan MCCB Control pada kontrol panel

Gambar 4.10 MCCB Control posisi OFF


Sumber: Dokumen pribadi
B. Pengoperasian Dasar Mesin Bubut CNC GSK 928TE
1. Pengoperasian Secara Manual
Mesin bubut CNC dioperasikan melalui saklar-saklar dan tombol-
tombol yang ada pada panel pengendali. Pengoperasian secara manual
digunakan untuk mengeset/setting posisi pahat sebelum pekerjaan
pembubutan secara otomatis dijalankan. Untuk menggunakan
pengoperasian secara manual caranya adalah dengan mengaktifkan mode
JOG pada panel pengendali.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 51
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.11 Mode JOG


Sumber: Dokumen pribadi
2. Membuka Program
Di dalam mesin bubut CNC terdapat beberapa program yang telah
tersimpan di dalam memori mesin. Untuk membuka atau memanggil
program CNC tersebut adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Tekan tombol EDIT
b. Tekan INPUT
c. Tulis no/nama program yang akan kita panggil, misalnya 07
d. Tekan tombol ENTER, maka pada layar akan muncul program
dengan nama %07.

Gambar 4.12 Tampilan Panel pengendali untuk membuka program


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


52 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

3. Membuat Program Baru


Program CNC yang telah disusun untuk diinput pada mesin,
sebelum diketik diberi nama program terlebih dahulu. Misalkan kita akan
membuat program dengan nama % 08, maka langkah-langkah yang kita
lakukan adalah:
a. Menekan tombol mode EDIT
b. Menekan tombol INPUT
c. Tulis nama program baru yang akan dientri program CNC
d. Menekan tombol ENTER, sehingga pada layar akan tampil program
%08 dan terlihat N0000 di baris/blok program paling atas.
e. Mulailah mengisikan program di sebelah kanan N0000 dengan
menggunakan papan ketik yang terdapat pada panel pengendali
mesin.
Maksud tombol untuk mengetik ialah seperti di bawah ini:
1) Tombol dengan tulisan satu huruf atau satu angka memiliki
fungsi sebagai mana huruf atau angka yang tertulis tersebut,
contohnya: G, M, X, S, T, F, 0 – 9, (.), DAN ( - ).
2) Tombol dengan tulisan dua huruf, contohnya: U/, WE, IP, KN,
DL, mempunyai fungsi untuk menulis kedua huruf tersebut.
Caranya jika tombol ditekan satu kali, maka akan tertulis huruf
yang pertama. Sedangkan jika kita tekan dua kali, maka huruf
kedua yang akan tertulis.
3) Spasi untuk menuliskan antarkata dapat diberi atau tidak.
4) Setelah menuliskan satu baris/blok program langkah
selanjutnya adalah menekan tombol ENTER, maka akan tertulis
N selanjutnya dengan cara nomor baris umumnya 10.
5) Program CNC berakhir dengan memberikan kode M2 atau
M30, dan program yang sudah kita tulis tadi akan tersimpan di
memori mesin.

Gambar 4.13 Tampilan panel pengendali untuk membuat program baru


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 53
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
4. Menghapus Program
Memori internal mesin sangat terbatas, sehingga untuk mengurangi
file/program yang sudah tidak terpakai, dapat dilakukan dengan cara
menghapus program tersebut. Apadapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Tekan tombol EDIT
b. Tekan tombol INPUT
c. Ketikkan no program yang akan dihapus (misalkan 03)
d. Tekan DELETE
e. Tekan ENTER

Gambar 4.14 Tampilan panel pengendali untuk menghapus program


Sumber: Dokumen pribadi
5. Mentransfer Program
Program CNC yang telah tersimpan di memori internal mesin
dapat dikirim ke computer dan sebaliknya program yang telah dibuat
di computer dengan software CAM (Computer Aided Machining) bisa
ditransfer ke mesin CNC menggunakan kabel data RS 232. Software untuk
memindah program CNC yang dipakai pada komputer ialah GSKTR.TXT,
GSKTR.EXE, serta QE.EXE. Software dan kabel data tersebut merupakan
bagian kelengkapan mesin yang dikirim bersama dengan mesin oleh
produsen mesin CNC ini.
a. Mentransfer program CNC dari mesin ke komputer
Adapun caranya ialah sebagai berikut:
1) Hubungkan kabel komunikasi (data)/connet cable RS232
antara sistem CNC dengan komputer pada kondisi mesin OFF.
2) Setelah mesin CNC dihidupkan, aktifkan mode EDIT.
3) Buka program yang akan dikirim, tekan W sehingga pada
sistem CNC akan terlihat tulisan READY TO SEND.
4) Posisikan perangkat lunak di komputer pada posisi menerima
(RECEIVING)/program GSK COMM.
5) Setelah komputer siap, selanjutnya tekan tombol ENTER
pada mesin CNC, sehingga program akan ditransfer menuju
komputer.
6) Setelah proses pengiriman selesai maka akan tampak tulisan

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


54 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
DONE. Selanjutnya untuk mengembalikan ke mode EDIT tekan
sembarang tombol.

b. Mentransfer program CNC dari komputer ke mesin


Proses pembuatan program jika dilakukan langsung di
mesin CNC itu membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk
mempermudah dan mempercepat proses penyusunan program
maka dapat dilakukan di komputer terlebih dahulu. Setelah
program selesai dibuat kemudian dapat ditranster ke mesin CNC.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Sambungkan kabel komunikasi/connect cable RS232 saat
kondisi mesin OFF
2) Setelah menghidupkan mesin, pilihlah mode EDIT.
3) Kemudian tekanlah tombol R, maka pada layar monitor akan
tampak tulisan READY TO RECEIVE.
4) Pastikan perangkat lunak di komputer pada posisi output, dan
menginputkan nama program yang akan dikirim.
5) Setelah sistem siap, tekanlah tombol ENTER, maka program
yang kita pilih akan dikirim.
6) Setelah pengiriman program selesai, maka akan tampak
tulisan DONE!
7) Setelah selesai mesin akan kembali ke mode EDIT.

Perlu diperhatikan:
a) System pada mesin CNC saat menerima program dari
komputer akan membaca “%XX” yang terdapat pada baris
awal program sebagai nama program yang akan disimpan.
Jika nama program yang akan disimpan sama dengan nama
program yang telah ada pada mesin, maka sebaiknya nama
program yang akan dikirim diganti, atau nama program
yang ada di mesin CNC dihapus dahulu.
b) Saling transfer program antara dua buah mesin CNC GSK
928 dilakukan dengan cara tersebut di atas. Program dari
komputer (PC) yang akan ditransfer ke mesin CNC harus
mempunyai nomor blok, apabila tidak terdapat nomor blok
6. Menjalankan Program CNC
Sesudah dapat mengoperasikan mesin CNC dengan melakukan
setting, memahami pemrograman CNC, dan membuat program CNC,
maka materi berikutnya yang akan dibahas ialah cara menjalankan (RUN)
program CNC dengan mode AUTOMATIC.
Pada mode AUTO ini, sistem pada mesin CNC akan mengeksekusi
program CNC yang telah dipilih dengan benda kerja yang sesuai. cara
mengaktifkan mode AUTO adalah dengan menekan tombol AUTO.
Beberapa pilihan yang ada pada mode ini diantaranya DRY RUN, SINGLE,
serta pengerjaan benda kerja secara kontinyu.
Pada pilihan mode operasi DRY RUN, sistem CNC akan mengeksekusi
program CNC di dalam memori mesin tanpa gerakan pahat dan spindel.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 55
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Mode operasi DRY RUN digunakan untuk menganalisis kebenaran program
yang kita buat.

a. Menyimulasikan program
Langkah – langkahnya adalah:
1) Membuka program CNC dengan mode EDIT
2) Menekan tombol AUTO
3) Menekan tombol T
4) Menekan tombol DRY RUN
5) Menekan tombol CYCLE START
6) Perhatikan pada layar monitor yang menampilkan sumbu
koordinat r
7) Jika program yang kita buat ada kesalahan, maka proses
simulasi program akan berhenti dan program harus diedit
supaya benar terlebih dahulu.
8) Untuk menghentikan program (feed hold/ pause) yang sedang
berjalan, dapat dilakukan dengan menekan tombol PAUSE
9) Untuk melanjutkan kembali program yang dihentikan, caranya
dengan menekan tombol CYCLE START lagi.
10) Sedangkan cara membatalkan program yang sedang berjalan
adalah dengan menekan tombol RESET.

Gambar 4.15 Tampilan panel pengendali untuk simulasi program


Sumber: Dokumen pribadi
Mengeksekusi program pada mode operasi DRY RUN dapat pula
dilakukan pada tiap blok (SINGLE BLOCK), caranya dengan menekan
tombol SINGLE sebelum menekan tombol CYCLE START.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


56 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

a. Mengeksekusi program
Proses awal yang dilakukan untuk pengerjaan benda kerja
adalah memasang benda kerja yang ukuran dan bentuknya sesuai
dengan program yang telah dibuat. Sebelum mengeksekusi
program untuk mengerjakan benda kerja terlebih dahulu kita
harus melakukan seting titik nol benda kerja. Tempatkan pahat
sesuai dengan koordinat yang tertulis pada G50 X.... Z.... Untuk
mengerjakan benda kerja pertama, alangkah baiknya dilakukan
dengan mengaktifkan SINGLE BLOCK, tujuannya agar kita dapat
melihat dan mengamati jalannya pahat untuk tiap blok guna
menghindari kesalahan program.
Langkah-langkah dalam mengerjakan benda kerja secara
SINGLE BLOCK adalah sebagai berikut:
1) Bukalah program yang akan dieksekusi pada mode EDIT
2) Pasanglah benda kerja yang sesuai, kemudian memilih pahat
yang dibutuhkan, dan menyetting pahat sesuai dengan G50.
3) Menekan tombol mode AUTO
4) Menekan tombol SINGLE
5) Menekan tombol CYCLE START
6) Proses menjalankan program akan berhenti pada tiap blok,
sebelum melanjutkan ke blok selanjutnya, periksalah nomor
blok berikutnya pada layar.
7) Jika nomor blok berikutnya sudah betul, dapat dilanjutkan
dengan menekan tombol CYCLE START.
8) Begitu seterusnya pada setiap blok yang akan dijalankan
dengan menekan tombol CYCLE START sampai berakhir di
blok M2 atau M30.
9) Setelah itu tekanlah tombol RESET untuk mengembalikan
kursor pada blok pertama.
Sesudah selesai mengeksekusi program untuk pengerjaan
benda kerja, periksalah ukuran hasil benda kerja telah sesuai
atau belum dengan gambar kerja yang ada. Jika ukuran belum
sesuai maka program perlu dicek kembali apakah sudah betul
atau belum, setelah itu pastikan proses setting pahat sudah tepat.
Kemudian jalankan proses CYCLE START program dengan mode
SINGLE sampai menghasilkan ukuran benda kerja yang benar.
Jika telah yakin bahwa program CNC, setting pahat, pemilihan
pahat, dan ukuran benda kerja hasil eksekusi program yang
diperoleh sudah benar, selanjutnya pengerjaan benda kerja dapat
dijalankan pada mode AUTO secara menerus.
Langkah – langkah eksekusi program secara automatic
adalah:
a) Kita harus memastikan bahwa mesin telah menyimpan
program yang akan dijalaankan.
b) Menekan tombol EDIT
c) Menekan tombol INPUT untuk dapat masuk ke menu

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 57
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
program
d) Pilih/input nama program dengan 2 digit yang sudah
tersimpan
e) Menekan tombol ENTER
f ) Menekan tombol AUTO
g) Selanjutnya tekan CYCLE START

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM No. 4

TUJUAN:
1. Siswa dapat menganalisis prosedur meengoperasikan mesin bubut
CNC.
2. Siswa dapat mengoperasikan mesin bubut CNC sesuai prosedur.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu
safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan praktek yang dibutuhkan serta pastikan
1. kondisinya layak untuk digunakan.
2. Peserta didik menghidupkan mesin bubut CNC
3. Peserta didik mengoperasikan mesin bubut CNC secara manual
4. Peserta didik membuat program baru
5. Peserta didik membuka program
6. Peserta didik mensimulasikan program CNC
7. Peserta didik menjalankan program CNC secara AUTOMATIC
Setelah selesai praktek peserta didik membersihkan alat dan
8. mengembalikannya ke tempat semula.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


58 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

MESIN INDUSTRI INI DIBUAT ITS UNTUK UMKN

Gambar 4.16 CNC rakitan anak bangsa


Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3201994/mesin-industri-ini-dibuat-its-untuk-umkm
Surabaya  - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
mengembangkan mesin Computer Numerical Controller (CNC) untuk kebutuhan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Mesin yang dipergunakan untuk
pengontrolan proses otomatisasi dalam dunia industri ini berhasil dikembangkan
oleh Pusat Pengembangan Teknologi di bidang Mekatronika Mechatronics
Technology Centre (MTC) ITS.
Tahun lalu Produk inovasi ITS ini telah dipesan oleh Kabupaten Situbondo.
Tahun ini Kabupaten Magetan, Tuban, dan Banyuwangi telah memesan dengan
jumlah total keseluruhan sebanyak seratus unit. Keempat pimpinan kabupaten
ini Selasa (3/5/2016) siang direncanakan akan menerima mesin ini dari
Menristekdikti Mohammad Nasir yang berkunjung ke ITS.
Kepala MTC ITS Hendro Nurhadi, Dipl. Ing, Ph.D, menyampaikan, hasil inovasi
ini akan dapat membantu industri UMKM dalam  mendongkrak produktivitas
dan kualitas produk mereka. "CNC merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan bahwa suatu peralatan manufaktur, seperti mesin bubut, milling,
dan lainnya dikontrol secara numerik berbasis komputer, dan mampu membaca
instruksi agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan dibuat,"
terang Hendro dalam siatan pers yang diterima detikcom, Senin (2/5/2016).
Hendro mengatakan bahwa fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak
menggantikan pekerjaan operator dalam mesin perkakas konvensional.
Contohnya, pekerjaan setting tool atau mengatur gerakan pahat sampai pada
posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan gerakan kembali ke posisi.
"Kami sudah mengembangkan mesin ini untuk kebutuhan UMKM yang sekarang
ini makin membutuhkan,"ujar  dosen D3 Teknik Mesin ITS ini.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 59
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

Jika dibandingkan dengan produk impor, lanjutnya, mesin yang dibuat ITS
ini lebih kecil dan portable, sehingga dapat dengan mudah untuk dipindahkan
sesuai kebutuhan. Di samping itu harganya dapat lebih bersaing. Mesin perkakas
CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat membuat benda kerja
secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang diarahkan secara numerik
(berdasarkan angka).
Parameter sistem operasi CNC bisa diubah menggunakan program perangkat
lunak (software load program) yang sesuai. CNC sudah banyak dipergunakan dalam
industri logam dan kayu. Pada industri ini, CNC digunakan untuk mengontrol sistem
mekanis mesin-mesin perkakas dan pemotong logam dan kayu. Jadi seberapa
tebal dan panjangnya potongan logam yang dihasilkan oleh mesin pemotong
logam, dapat diatur oleh mesin CNC.
Mesin CNC sudah mengalami perkembangan secara menakjubkan sehingga
mampu mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga
manusia untuk beralih menggunakan mesin-mesin. Hendro menjelaskan, dengan
berkembangnya mesin CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat
dengan mudah dalam jumlah yang banyak serta ukuran dan bentuk yang sama.
Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3201994/mesin-
industri-ini-dibuat-its-untuk-umkm

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang


pengoperasian mesin bubut CNC secara mandiri melalui media internet. Salah
satu media yang dapat kalian kunjungi adalah sebagai berikut:
https://youtu.be/ulGd0iHmVKg

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


60 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

1. Pengoperasian secara manual digunakan untuk mengeset/setting posisi


pahat sebelum pekerjaan pembubutan secara otomatis dijalankan.
2. Untuk menggunakan pengoperasian secara manual caranya adalah dengan
mengaktifkan mode JOG pada panel pengendali.
3. Pada memori internal mesin CNC telah tersimpan beberapa program. Adapun
langkah-langkah untuk membuka atau memanggil program CNC tersebut
adalah: EDIT → INPUT → No Program → ENTER
4. Program CNC yang direncanakan untuk diinput dalam memori internal mesin,
diberi nama terlebih dahulu sebelum ditulis. Adapun langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Tekan tombol EDIT
b. Tekan INPUT
c. Tulislah nomor program baru yang akan diinput.
d. Tekanlah tombol ENTER, sehingga di layar muncul nama program, dan
N0000
e. Mulailah menulis program di sebelah kanan N0000 dengan memakai
papan ketik yang ada di panel kontrol mesin
5. Setelah bisa membuat program CNC, melakukan setting pahat, maka
selanjutnya adalah mengoperasikan mesin berdasarkan program CNC dengan
mode AUTOMATIC. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Memastikan program yang akan dijalankan telah tersimpan dalam
memori internal mesin.
b. Menekan tombol EDIT
c. Menekan tombol INPUT untuk masuk ke menu program
d. Memilih/menuliskan nama program dengan 2 digit yang sudah tersimpan
e. Menekan tombol ENTER
f. Menekan tombol AUTO
g. Kemudian menekan tombol CYCLE START

TUGAS MANDIRI

Lakukan pengamatan / observasi terhadap produk hasil pekerjaan dengan


mesin bubut CNC di bengkel sekolah atau bengkel terdekat, kemudian buatlah
laporan tentang langkah kerja pengoperasian mesin untuk mengerjakan benda
kerja tersebut! Laporan harus menjelaskan mulai dari persiapan, pelaksanaan
sampai pengukuran!

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 61
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR BAB


Kerjakan soal – soal di bawah ini dengan baik dan benar !
1. Jelaskan bagaiamana cara menghidupkan mesin bubut CNC!
2. Jelaskan bagaimana mengaktifkan pegoperasian secara manual!
3. Jelaskan bagaimana membuka program yang tersimpan di dalam memori
internal mesin!
4. Buatlah alur langkah untuk membuat program baru!
5. Bagaimana cara mengakhiri penulisan program CNC?
6. Jelaskan langkah untuk menghapus program CNC!
7. Sebutkan software yang digunakan untuk memindah program CNC pada
komputer!
8. Apa kepanjangan dari CAM?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengoperasian single block!
10. Jelaskan cara menyimulasikan program CNC yang akan kita jalankan!

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 4, pastinya Anda semakin paham


tentang pengoperasian mesin bubut CNC. Dari materi yang sudah dibahas,
manakah menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan diskusikan
dengan teman sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut sangat penting karena
materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan materi berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


62 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT CNC
V

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang parameter pemotongan mesin bubut CNC


, peserta didik dapat menganalisis hasil pekerjaan benda manufaktur mesin bubut
CNC dengan tepat dan memperbaiki parameter pemotongan mesin bubut CNC sesuai
prosedur yang benar.

PETA KONSEP

KECEPATAN KECEPATAN POTONG


POTONG DAN
KECEPATAN PUTAR JUMLAH PUTARAN
MESIN
KECEPATAN ASUTAN
PARAMETER PEMOTONGAN MESIN

KECEPATAN GERAK PEMAKANAN


BUBUT CNC

KECEPATAN
PEMAKANAN

KEDALAMAN PEMAKANAN

WAKTU PEMESINAN MEM BUBUT RATA

WAKTU WAKTU PEMESINAN MEM BUBUT MUKA


PEMESINAN

WAKTU PENGEBORAN PADA MESIN BUBUT

KATA KUNCI

Facing, Cuting Speed, Asutan.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 63
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 5.1 Parameter pemotongan mesin bubut CNC


Sumber: Dokumen pribadi
Proses pekerjaan pemesinan khususnya yang menggunakan mesin CNC perlu
perhitungan terkait parameter pemotongan yang akan diterapkan pada settingan
mesin tersebut. Parameter tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil akhir benda
kerja. Parameter yang biasanya ditentukan sebelum bekerja adalah menentukan
putaran spindle mesin, kecepatan gerak pemakanan, kedalaman pemakanan dan
waktu pemesinan.
Parameter-parameter ini biasanya akan disusun pada saat proses perancangan
sebelum dikerjakan dengan menggunakan mesin. Hal ini diharapkan akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses, serta kualitas hasil.

MATERI PEMBELAJARAN
A. Kecepatan Potong (Cutting Speed) dan Kecepatan Putar Mesin
1. Kecepatan Potong (Cutting Speed)
Kecepatan potong ialah suatu harga yang dibutuhkan dalam
menentukan kecepatan pada saat proses penyayatan atau pemotongan
benda kerja. Harga kecepatan potong dipengaruhi oleh jenis alat potong,
dan jenis material benda kerja yang dipotong. Adapun rumus dasar untuk
menentukan kecepatan potong ialah:

Keterangan:
Vc : kecepatan potong (m/menit)
d : diameter benda kerja (mm)
n : jumlah putaran tiap menit (rpm)
π : 3,14

Harga kecepatan potong dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


a. Jenis material benda kerja
b. Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka semakin kecil
harga kecepatan potongnya
c. Jenis alat potong (tool)
d. Semakin tinggi kekuatan alat potong, maka semakin tinggi pula
kecepatan potongnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


64 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
e. Besarnya kecepatan penyayatan/asutan.
f. Semakin besar jarak asutan, semakin kecil harga kecepatan potong.
g. Kedalaman penyayatan/pemotongan.
h. Semakin tebal penyayatan, semakin kecil harga kecepatan
potongnya.

2. Jumlah Putaran
Jumlah putaran spindle (sumbu utama) dapat dihitung menggunakan
rumus:

Keterangan:
Vc : kecepatan potong (m/menit)
d : diameter benda kerja (mm)
n : jumlah putaran tiap menit (Rpm)
π : 3,14
Contoh Soal:
Sebuah baja lunak memiliki ukuran diameter (d) 62 mm, akan dilakukan
pembubutan dengan kecepatan potong (Vc) 25 meter/menit. Hitunglah
berapa besar putaran mesinnya?
Jawaban:

n =

n =

n = 128,415 Rpm

Jadi besarnya nilai kecepatan putaran mesinnya ialah 128,415 putaran


per- menit
1. Kecepatan Asutan
Asutan ialah pemotongan benda kerja. Ada 2 jenis asutan, yaitu:
a. Asutan dalam mm/putaran (f )
b. Asutan dalam mm/menit (F)

Rumus untuk menentukan harga asutan ialah:


F (mm/menit) = n (put/menit) x f (mm/put)

Hasil beberapa kali perhitungan dengan rumus di atas, didapatkan


suatu tabel perbandingan antara diameter benda kerja, kecepatan potong,
dan putaran mesin.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 65
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Tabel 5.1 Perbandingan diameter benda kerja, kecepatan potong, dan putaran mesin.
Sumber: Teknik Pemesinan CNC, Suranto: 2016

Diameter (d) Kecepatan Potong (Vc) Kecepatan Putar


Mm m/menit (put/menit)
5 20/30/40 1250/1900/2500
6 20/30/40 1050/1600/2100
7 20/30/40 900/1300/1800
8 20/30/40 800/1200/1550
9 20/30/40 700/1050/1400
10 20/30/40 650/950/1250
12 30/40/70 780/1050/1225
14 40/50/70 900/1150/1550
16 40/50/70 780/1000/1400
18 40/50/70 700/900/1250
20 40/50/70 625/800/1100
25 40/50/70 500/650/900
30 40/50/70 425/550/750
35 40/50/70 360/450/650
40 50/70/100 400/570/800
45 50/70/100 350/500/700
50 50/70/100 225/450/650
Contoh pengunaan tabel di atas: Misalnya diameter benda kerja 25
mm, kecepatan potong (Vc) = 40 mm, maka kecepatan putar (n) = 500 put/
menit.
B. Kecepatan Pemakanan (Feeding)
Kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;
kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong,
bahan alat potong, dan ketajaman alat potong.
Disamping faktor- faktor di atas, juga perlu diketahui jika kecepatan
pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan kecepatan pemakanan
rendah pada proses finishing untuk menghasilkan kualitas permukaan hasil
penyayatan yang lebih halus.
Pada mesin bubut biasanya telah terpasang tabel kecepatan pemakanan
atau besar pemakanan dalam satuan mm/putaran. Jadi, misalnya kecepatan
pemakanan 0,2 mm/putaran, maka pahat akan bergeser 0,2 mm jika benda
kerja berputar 1 kali putaran. Semakin kecil pergeseran pahat tiap putaran
benda kerja, maka tingkat kekasaran permukaannya semakin rendah atau
hasilnya akan semakin halus.
Menghitung kecepatan pemakanan (F dari kata Feeding)
F (mm/men) = f (mm/put) x n (put/men)
1. Kecepatan Gerak Pemakanan
Kecepatan gerak pemakanan ialah kecepatan yang diperlukan pahat
untuk bergeser menyayat benda kerja tiap radian per menit. Kecepatan
tersebut dihitung tiap menit. Perhitungan kecepatan gerak pemakanan

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


66 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
didasarkan pada gerak makan (f ). Gerak makan ini umumnya sudah
tersedia pada daftar spesifikasi yang tercantum pada mesin bubut.
Rumus untuk menghitung kecepatan gerak pemakanan adalah:
V=f.n
Keterangan:
V = kecepatan gerak pemakanan (m/min)
f = gerak makan (mm/rev)
n = putaran benda kerjan(rad/min)

Contoh soal:
Sebuah benda kerja dengan ukuran diameter 40 mm, akan dilakukan
pembubutan dengan kecepatan potong (Vc) 25 meter/menit dan besar
pemakanan (f ) 0,15 mm/putaran. Hitunglah berapa besar kecepatan
pemakanannya ?
Jawaban:

n =

= 199,004 ≈ 199 Rpm

F=fxn

F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.

Maksud dari nilai tersebut ialah pahat akan bergeser sejauh 29,85 mm
dalam waktu satu menit.

2. Kedalaman Pemakanan
Kedalaman pemakanan merupakan nilai rata-rata selisih dari
diameter benda kerja sebelum dibubut dengan diameter benda
kerja sesudah dibubut. Kedalaman pemakanan dapat diatur dengan
menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar
menunjukkan selisih harga diameter).
Kedalaman pemakanan dapat diartikan sebagai kedalaman pahat
menusuk benda kerja saat penyayatan. Kedalaman pemakanan dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
α = kedalaman pemakanan (mm)
d0 = diameter awal (mm)
dm = diameter akhir (mm)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 67
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Tabel 5.2 Kecepatan Potong Bahan
Sumber: Teknik Pemesinan CNC, Suranto: 2016

HSS Karbida
Bahan
m/min Ft/min m/min Ft/min
Baja Lunak
18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800
(Mild Steel)
Besi Tuang
(Cast Iron) 14 – 17 45 – 55 45 – 150 150 – 500
Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700
Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 – 450 500 – 1500
Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 – 300 400 – 1000
Aluminium 90 – 150 300 – 500 90 – 180 300 – 600
C. Waktu Pemesinan
Perhitungan waktu dalam proses pemesinan sangat dibutuhkan untuk
memastikan kebutuhan waktu, perencanaan dan kegiatan produksi berjalan
dengan lancar. Jika telah diketahui nillai diameter benda kerja, kecepatan
potong dan kecepatan penyayatan, maka kita akan dapat menghitung waktu
pembubutan yang dibutuhkan.
1. Waktu Pemesinan Bubut Rata
Faktor – faktor yang sangat berpengaruh terhadap waktu pemesinan
bubut ialah panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan
mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Pada gambar
5.5 menunjukkan bahwa panjang total pembubutan (L) ialah panjang
pembubutan rata ditambah jarak/posisi awal pahat (ℓa), atau L total = ℓa +
ℓ (mm). Untuk harga kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada
penjelasan sebelumnya F = f . n (mm/putaran).

Gambar 5.2 Waktu Pemesinan Bubut Rata


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


68 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Berdasarkan prinsip-prinsip yang sudah diuraikan di atas, diperoleh
rumus untuk menghitung waktu pemesinan bubut rata (tm) sebagai
berikut:

L = ℓa + ℓ (mm)
F = f . n (mm/menit)

Keterangan:
F = pemakanan dalam satu putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
ℓa = jarak benda kerja dari titik awal pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit

Contoh:
Sebuah benda kerja memiliki ukuran diameter terbesar (D) = 30 mm
akan dibubut rata menjadi (d) = 30 mm sepanjang (ℓ) = 70, dengan jarak
star pahat (ℓa) = 4 mm.
Nilai parameter pemesinannya telah disepakati sebagai berikut:
Kecepatan potong (Vc) = 25 meter/menit, dan pemakanan mesin dalam
satu putaran (f ) = 0,03 mm/putaran.
Hitunglah berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
proses pembubutan rata berdasarkan data-data di atas, jika proses
pemakanan dilakukan hanya satu kali saja!.
Jawaban :

n =

=
= 265,393 ≈ 265 Rpm

L = ℓa + ℓ = 70+4 = 74 mm
F = f.n = 0,03 x 265 = 7,95 mm/menit

tm =

= 9,308 menit

Jadi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembubutan rata


berdasarkan data yang ada ialah selama 9,308 menit.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 69
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
2. Waktu Pemesinan Bubut Muka (Facing)
Perhitungan waktu pemesinan bubut muka pada dasarnya sama
dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata, perbedaannya hanya
terletak pada arah pemakanan yaitu melintang. Perhatikan gambar
di bawah yang menunjukkan bahwa panjang total pembubutan (L)
merupakan panjang pembubutan muka ditambah start awal pahat (ℓa),
sehingga:
L = r + ℓa

= + ℓa
Sedangkah harga kecepatan pemakanan (F), masih mengacu pada uraian
sebelumnya
F = f.n (mm/putaran).

Gambar 5.3 Pembubutan Muka


Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, maka perhitungan
lamanya waktu pemesinan bubut muka (tm) dapat ditentukan dengan
rumus:

Waktu pembubutan muka =

Tm = menit

L = + ℓa (mm).

F = f. n (mm/menit)

Keterangan:
d = diameter benda kerja
f = pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan muka (mm)
ℓa = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan muka (mm)
F = kecepatan pemakanan setiap (mm/menit)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


70 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Contoh 1:
Sebuah benda kerja memiliki ukuran diameter terbesar (D) = 60
mm akan dilakukan pembubutan muka dengan jarak start pahat (ℓa)= 3
mm. Data parameter pemesinannya ialah: Kecepatan potong (Cs) = 35
meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f ) = 0,06 mm/putaran.
Hitunglah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
proses pembubutan muka berdasarkan data di atas, jika proses
pemakanan dilakukan satu kali saja?.
Jawaban :

n =

=
= 185,774 ≈ 186 Rpm

L = + ℓa = + 3 = 38 mm
F = F = f. n = 0,06 x 186 = 11,16 mm/menit,

tm =

= 3,405 menit

Jadi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembubutan muka


berdasarkan data di atas ialah selama 3,405 menit.

Contoh 2:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D) = 50 mm akan dibubut
muka dengan jarak star pahat (ℓa)= 3 mm. Data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin (n)= 500 putaran/menit, dan
pemakanan dalam satu putaran (f )= 0,05 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
proses pembubutan muka sesuai data di atas, apabila pemakanan
dilakukan satu kali pemakanan/proses ?
Jawaban :

L = + ℓa = + 3 = 28 mm
F = f.n = 0,05 x 500= 25 mm/menit

tm = menit

=
= 1,12 menit
TEKNIK FABRIKASI LOGAM
DAN MANUFAKTUR 71
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Jadi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembubutan muka
berdasarkan data di atas ialah selama 1,12 menit.

3. Waktu Pengeboran pada Mesin Bubut


Perhitungan waktu pengeboran pada mesin bubut, pada dasarnya
sama seperti menghitung waktu pemesinan bubut rata dan bubut muka.
Perbedaannya hanya terletak pada jarak start ujung mata bornya.
Perhatikan gambar di bawah yang menunjukkan bahwa panjang total
pengeboran (L) merupakan panjang pengeboran (ℓ) ditambah start awal
mata bor (ℓa= 0,3 d), sehingga:

L= ℓ + 0,3d (mm).

Untuk besarnya nilai kecepatan pemakanan (F) dapat dilihat


kembali pada penjelasan sebelumnya F= f.n (mm/menit).

Gambar 5.4 Panjang langkah pengeboran


Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan prinsip-prinsip yang sudah dijelaskan di atas, maka
perhitungan waktu pengeboran (tm) dapat ditentukan dengan rumus:

Waktu pengeboran =

Tm = menit
L = ℓ + 0,3d (mm)
F = f. n (mm/menit)

Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
F = pemakanan (mm/menit)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


72 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Contoh 1:
Sebuah benda kerja akan dikerjakan dengan proses pengeboran
sepanjang 28 mm menggunakan mata bor berdiameter 10 mm. telah
ditentukan data parameter pemesinannya sebagai berikut: Putaran
mesin (n) = 700 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f ) =
0,04 mm/putaran.
Pertanyaannya ialah: Berapa waktu yang dibutuhkan dalam proses
pengeboran pada mesin bubut berdasarkan data di atas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali proses?
Jawaban :

L = ℓ + 0,3 d = 28 + (0, 3.10) = 31 mm


F = f.n = 0,04 x 700= 28 mm/menit
Tm =
=

= 1,107 menit

Jadi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pengeboran


berdasarkan data di atas ialah selama 1,107 menit.
Contoh 2:
Sebuah benda kerja akan dikerjakan dengan proses pengeboran
sepanjang 40 mm menggunakan mata bor berdiameter 10 mm. Telah
ditetapkan data parameter pemesinannya sebagai berikut: Kecepatan
potong (Vc) = 25 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f ) =
0,03 mm/putaran.
Pertanyaannya ialah: Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pengeboran pada mesin bubut berdasarkan data di atas, jika
pemakanan dilakukan satu kali proses?
Jawaban :

n =

= 796,178 ≈ 796 Rpm

L = ℓ + 0,3 d = 28 + (0, 3.10) = 31 mm


F = f. n = 0,03 x 796 = 23,88 mm/menit

tm =

= 1,298 menit

Jadi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pengeboran


berdasarkan data di atas ialah selama 1,298 menit.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 73
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM No. 5

TUJUAN:
1. Siswa dapat menganalisis hasil pekerjaan/spesifikasi benda manufaktur
mesin bubut CNC.
2. Siswa dapat memperbaiki setting dan parameter pemotongan pada
mesin bubut CNC sesuai prosedur.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu
safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan praktek yang dibutuhkan serta pastikan
kondisinya layak untuk digunakan.
2. Peserta didik menghitung kecepatan putaran spindle yang digunakan
pada mesin bubut CNC
3. Peserta didik menentukan kecepatan pemakanan (feeding) pada mesin
bubut CNC.
4. Peserta didik menghitung waktu pemesinan yang dibutuhkan.
5. Peserta didik menginput nilai kecepatan putaran spindle pada mesin
bubut CNC.
6. Peserta didik menginput nilai Feeding pada mesin bubut CNC.
7. Peserta didik menjalankan program CNC menggunakan parameter
pemotongan yang telah diinput.
8. Peserta didik membersihkan alat dan mengembalikannya ke tempat
semula.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


74 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA
MESIN CNC ROUTER

Gambar 5.5 Kaligrafi hasil mesin CNC Router


Sumber: https://twitter.com/LabInovasi_CNC
Saatnya kita membahas tentang  Mesin CNC Router, di bawah ini akan
dijelaskan secara singkat serta poin – poin yang penting mengenai kegunaan
mesin CNC Router:
1. Mesin CNC Router juga sebenarnya mempunyai 3 fungsi yang sama,
yaitu untuk memotong (Cutting), menggrafir (Engraving) dan memberi
Marka (Marking). Sedangkan perbedaanya, dalam pengerjaan Cutting–
Engraving–Marking, Mesin CNC Router memakai  Mata Bor  yang dipasang
di kepala motor spindle yang dapa bergerak secara otomatis, sebagai
alat untuk Cutting–Engraving–Marking. Mata Bor dapat diganti dengan
berbagai jenis mata bor yang lain menyesuaikan kebutuhan pekerjaan.
2. Mesin CNC Router menggunakan mata bor, yang pada waktunya akan aus
(tumpul) atau bahkan patah apabila digunakan melewati ambang batas
kemampuannya. Bila mata bor telah aus, maka dapat diasah sehingga
menjadi tajam dan dapat digunakan kembali. Dalam pengerjaan material
yang berbeda, penggunaan jenis mata bor juga harus menyesuaikan.
Misalnya, untuk memotong media kayu, maka mata bor yang digunakan
khusus untuk kayu, untuk menggrafir (Engraving) juga menggunakan
mata bor yang berbeda pula. Secara kualitas mata bor juga terdapat
beberapa macam jenis berdasarkan tingkat kekerasannya, mulai dari
jenis HSS, Carbide, dll.
3. Berbeda dengan Mesin Laser yang hanya menggunakan 2 axis motor
pergerakan, mesin CNC Router ini mempunyai pergerakan 3 axis (
maju – mundur, kiri-kanan, naik-turun), sehingga menjadi keunggulan
dibanding mesin Laser Cutting. Dengan 3 axis arah pergerakan
motors, mesin CNC Router mampu menggrafir secara 3 dimensi,

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 75
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

dimana pergerakan mata pisau bor dapat bergerak pada arah melintang,
arah memanjang maupun arah vertikal dengan lincah seperti tukang pahat
profesional. Hasil pekerjaan dari mesin CNC Router mempunyai tingkat
kepresisian yang tinggi, dengan tingkat kedalaman pahat yang dapat diatur
sesuai dengan gambar kerja yang akan dibuat.
4. Penggunaan mata bor sebagai alat potong pada mesin CNC Router menjadi
kekurangan/kelemahan pada mesin ini karena hasil cuttingnya memiliki
sudut potong yang ada round/lekukan sesuai dengan diameter mata bor
yang digunakan. Dengan demikian, hasil pemotongannya menjadi tidak dapat
tajam terutama jika digunakan untuk memotong dari sisi dalam.
Sumber: https://blog.deprintz.com/perbedaan-mesin-cnc-router-dan-mesin-
laser-cutting-engraving/

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang parameter


pemotongan mesin bubut CNC secara mandiri melalui media internet. Salah satu
media yang dapat kalian kunjungi adalah sebagai berikut:
https://youtu.be/wuWZCqjusVE

RANGKUMAN

1. Kecepatan potong merupakan suatu harga yang dibutuhkan dalam


menentukan kecepatan pada saat proses penyayatan atau pemotongan
benda kerja.
2. Harga kecepatan potong dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain; jenis
alat potong, dan jenis material benda kerja yang dipotong.
3. Asutan ialah pemotongan benda kerja. Asutan dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu: asutan dalam satuan mm/putaran (f ) dan asutan dalam satuan mm/
menit (F).
4. Kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kekerasan
bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat
potong, dan ketajaman alat potong.
5. Perlu diketahui jika kecepatan pemakanan tinggi untuk proses pengasaran

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


76 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

dan kecepatan pemakanan rendah pada proses finishing untuk menghasilkan


kualitas permukaan hasil penyayatan yang lebih halus.
6. Kecepatan gerak pemakanan adalah kecepatan yang dibutuhkan pahat untuk
bergeser menyayat benda kerja tiap radian per menit.
7. Kedalaman pemakanan adalah rata-rata selisih dari diameter benda kerja
sebelum dibubut dengan diameter benda kerja setelah dibubut.
8. Jika telah diketahui nilai diameter benda kerja, kecepatan potong dan
kecepatan penyayatan, maka waktu pembubutan dapat dihitung.
9. Faktor – factor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah panjang
atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan
pemakanan (F) dalam satuan mm/menit.
10. Panjang total pengeboran (L) merupakan panjang pengeboran (ℓ) ditambah
start awal mata bor (ℓa= 0,3 d).

TUGAS MANDIRI

Lakukan pengamatan / observasi terhadap produk hasil pekerjaan dengan


mesin bubut CNC di bengkel sekolah atau bengkel terdekat, kemudian lakukan
analisis terhadap benda kerja hasil proses pemesinan menggunakan mesin bubut
CNC dan amati parameter pemotongan yang digunakan! Buatlah laporan hasil
pengamatan dengan format yang telah disepakati!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini dengan baik dan benar !


1. Jelaskan pengertian kecepatan potong!
2. Apa yang mempengaruhi harga kecepatan potong?
3. Tulislah rumus kecepatan putaran spindle mesin!
4. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi harga kecepatan pemakanan
(feeding)!
5. Jelaskan pengertian kedalaman pemakanan!
6. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut!
7. Sebutkan dua jenis asutan!
8. Jelaskan rumus kedalaman pemakanan!
9. Sebuah baja lunak dengan diameter (d) 60 mm, akan dilakukan proses
pembubutan dengan kecepatan potong (Vc) 25 meter/ menit. Pertanyaannya
: Berapa besar putaran mesinnya?
10. Sebuah benda kerja dengan ukuran diameter 50 mm, akan dilakukan
proses pembubutan dengan kecepatan potong (Vc) 25 meter/menit dan
besar pemakanan (f ) 0,15 mm/putaran. Hitunglah berapa besar kecepatan
pemakanannya!

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 77
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 5, pastinya Anda semakin paham


tentang parameter pemotongan mesin bubut CNC. Dari materi yang telah
dibahas, manakah menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan
diskusikan dengan teman sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut sangat
penting karena materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan
materi berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


78 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET
Nama Kelas
No.1

Kerjakan jobsheet di bawah ini dengan menggunakan G90 dan G94 dengan benda
kerja awal Ø22 x 75 mm. Benda kerja difacing dengan G94 dari 75 mm menjadi 70
mm, kemudian dibubut rata dengan siklus G90!

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 119
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET
Nama Kelas
No.2

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan G71!. Benda kerja awal Ø22 x
80 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


120 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET
Nama Kelas
No.3

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan G72!. Benda kerja awal Ø22 x
80 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 121
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET
Nama Kelas
No.4

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan G71!. Kemudian buatlah


alurnya menggunakan G75. Benda kerja awal Ø22 x 80 mm, dan lebar pahat alur
yang digunakan 2 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


122 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET
Nama Kelas
No.5

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan G71!. Kemudian buatlah


alurnya menggunakan G75, baru kemudian untuk membuat ulir menggunakan G92.
Benda kerja awal Ø22 x 80 mm, dan lebar pahat alur yang digunakan 2 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 123
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e yang menurut Anda merupakan
jawaban yang paling tepat!
1. Jenis motor yang digunakan untuk mengontrol gerakan eretan dan spindle
adalah….
a. Motor listrik 1 phase
b. Motor servo
c. Motor listrik 3 phase
d. Motor bensin
e. Motor stirling
2. Perintah kerja yang tersusun secara berurutan untuk memandu pelaksanaan
sebuah pekerjaan disebut….
a. Intruksi kerja
b. Langkah kerja
c. Petunjuk pengerjaan
d. Program kerja
e. Tanda pengerjaan
3. Jika terjadi kesalahan dalam memasukkan nilia positif/negative program CNC
maka akan terlihat apabila dilakukan….
a. Eksekusi program
b. Pemeriksaan produk
c. Uji jalan program
d. Uji kebenaran program
e. Uji lintasan tool/pahat
4. Apabila saat mesin bubut CNC beroperasi ternyata terjadi kondisi tidak normal
dan berpotensi bahaya yang dapat menyebabkan kerusakan mesin atau benda
kerja dan bahkan kecelakaan operator, langkah yang tepat dilakukan adalah….
a. Menekan tombol emergency
b. Mematikan panel listrik pada mesin
c. Memanggil instruktur
d. Memutar kunci pada posisi off
e. Mematikan panel utama
5. Bagian perlengkapan pencekaman tool/pahat pada mesin bubut CNC yang bisa
memuat beberapa tool disebut….
a. Adaptor
b. Arbor
c. Collet
d. Holder
e. Revolver
6. Alat ukur yang dipakai untuk mengukur besarnya gang/kisar pada pembubutan
ulir yang paling tepat adalah….
a. Jangka sorong
b. Mal busur
c. Mal ulir
d. Mur dan baut
e. Mistar
7. Pemegang insert untuk alat potong pada perlengkapan mesin bubut CNC adalah….
a. Magazine
b. Revolver
c. Tool turret
d. Tool holder
e. Tool post
TEKNIK FABRIKASI LOGAM
124 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
8. Metode pemrograman yang titik referensinya selalu berubah menurut titik akhir
penyayatan disebut….
a. Absolut
b. Campuran
c. Inkrimental
d. Parallel
e. Seri
9. Mode untuk mengaktifkan perintah manual adalah dengan menekan….
a. Tombol AUTO
b. Tombol EDIT
c. Tombol PAR
d. Tombol OFT
e. Tombol JOG
10. Fungsi dari karakter alamat N pada struktur program adalah….
a. Program number
b. Tool function
c. Block number
d. Feed function
e. Auxiliary function
11. Fungsi dari karakter alamat M pada strukur program CNC adalah….
a. Program number
b. Tool function
c. Block number
d. Feed function
e. Auxiliary function
12. Fungsi dari karakter alamat T pada struktur program CNC adalah….
a. Program number
b. Tool function
c. Block number
d. Feed function
e. Auxiliary function
13. Unit dasar untuk menyusun program CNC adalah….
a. Blok (baris)
b. Kata
c. Karakter
d. Nomor blok
e. Struktur program CNC
14. Satu kata yang tersusun dari satu karakter huruf dan angka merupakan definisi
dari….
a. Blok (baris)
b. Kata
c. Karakter
d. Nomor blok
e. Struktur program CNC
15. Membuat system koordinat benda kerja merupakan pengertian dari….
a. G0
b. G01
c. G02
d. G03
e. G50

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 125
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
16. Interpolasi lurus merupakan pengertian perintah kode….
a. G0
b. G01
c. G02
d. G03
e. G50
17. Siklus pengaluran merupakan pengertian dari kode….
a. G71
b. G75
c. G90
d. G92
e. G94
18. Kode untuk memanggil pahat adalah….
a. Kode N
b. Kode P
c. Kode R
d. Kode S
e. Kode T
19. Kode yang digunakan untuk menentukan jumlah putaran spindle per menit (rpm)
adalah….
a. Kode N
b. Kode P
c. Kode R
d. Kode S
e. Kode T
20. Siklus penguliran terdapat pada kode….
a. G01
b. G71
c. G75
d. G90
e. G92
21. Kepanjangan dari CNC adalah….
a. Controlled Numerical Center
b. Controlled Normally Center
c. Computer Numerical Controlled
d. Computer Normally Controlled
e. Computer Normally Controlling.
22. Pada siklus pembubutan memanjang penulisan format programnya adalah….
a. N…./G90/X…./Z…./F….
b. N…./G91/X…./Z…./F….
c. N…./G92/X…./Z…./F….
d. N…./G93/X…./Z…./F….
e. N…./G94/X…./Z…./F….
23. Pada metode inkrimental koordinat X dan Z ditulis….
a. U danV
b. U dan W
c. U dan X
d. U dan Z
e. Z dan W

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


126 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
24. Pada siklus gabungan memanjang untuk ketebalan pemakanan ditunjukkan pada
variable….
a. F
b. I
c. K
d. L
e. X
25. Langkah untuk mensimulasikan program pada mesin CNC panel GSK 928TE
adalah….
a. Auto---dry run---T---cycle start
b. Auto---T---dry run---cycle start
c. Cycle start---auto---dry run---T
d. Dry run---auto---T---cycle start
e. Dry run---T---auto---cycle start
26. Gambar di bawah ini merupakan bagian dari mesin CNC yang disebut….

a. Landasan mesin
b. Motor induksi
c. Motor step
d. Pengendali
e. Support
27. Perhatikan gambar di bawah ini!

Penulisan program penyayatan dari titik A menuju titik B adalah….


a. G01 X50
b. G01 U50
c. G01 Z50

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 127
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
d. G01 Z-50
e. G01 U-50
28. Siklus pembubutan melintang pada mesin bubut CNC control GSK 928 TE adalah….
a. G90
b. G91
c. G92
d. G93
e. G94
29. Perhatikan gambar di bawah ini!

Penulisan program penyayatan dari titik B menuju titik C adalah….


a. G01 X5
b. G01 W5
c. G01 X10
d. G01 W50
e. G01 X50
30. Sebuah baja lunak dengan diameter Ø62 mm, akan dilakukan proses pembubutan
dengan kecepatan potong (Cs) 25 m/min. Berapa besar kecepatan putaran mesin?
a. 128,415 rpm
b. 129,415 rpm
c. 130,415 rpm
d. 131,415 rpm
e. 132,415 rpm
31. Apabila terjadi ALARM yang disebabkan pergerakan sumbu X maupun Z melebihi
area kerja mesin, maka untuk mengembalikannya ke area kerja adalah dengan
menekan tombol….
a. Auto
b. Edit
c. Machine Zero
d. MDI
e. Gambar 2.1 Sup Tunjang
32. Kode perintah untuk mematikan fasilitas coolant pada mesin bubut CNC adalah….
a. M03
b. M08
c. M09
d. M10
e. M11

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


128 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
33. Pada waktu setting tool sumbu Z pada mesin bubut CNC control GSK 928TE
adalah mesnekan tombol….
a. IR
b. KM
c. IP
d. KN
e. KI
34. Perhatikan gambar hasil pengukuran jangka sorong di bawah ini!

Dari gambar tersebut terbaca ukuran dengan nilai….


a. 1,00 mm
b. 2,31 mm
c. 9,32 mm
d. 19,25 mm
e. 31,00 mm
35. Hasil pengukuran micrometer dengan ketelitian 0,01 mm yang ditunjukkan oleh
gambar berikut adalah….

a. 62,63 mm
b. 63,13 mm
c. 63,43 mm
d. 63,53 mm
e. 63,63 mm

36. Sebuah baja lunak berdiameter 30 mm akan dibubut dengan kecepatan potong
25 m/menit secara teoritis putaran mesinya adalah....
a. 254,56 putaran/menit
b. 256,83 putaran/menit
c. 265,39 putaran/menit
d. 265,83 putaran/menit
e. 268,30 putaran/menit

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 129
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
37. Agar terjadi proses pemotongan pada saat membubut sebagaimana iustrasi
gambar di bawah, prinsip dasar menentukan arah putaran spindle adalah….

a. Berlawanan arah dengan mata sayat alat potong yang memiliki besaran sudut
kebebasan tertentu
b. Searah dengan putaran jarum jam
c. Berlawanan darah dengan sudut bebas alat potong yang memiliki besaran
sudut kebebasan tertentu
d. Berlawanan arah dengan putaran jarum jam.
e. Bebas sesuai yang diinginkan operator
38. Gambar di atas posisi pahat di titik A menuju titik B dengan jarak parameter radius
(R14,333) terhadap senter maka kode G02 dengan sistem absolut adalah N….
a. G02 X6,5 Z-2 I0 K144,33
b. G02 X8 Z-18 I0 K144,33
c. G02 X21 Z-18 I14,33 K0
d. G02 X21 Z-12 I14,33 K0
e. G02 X25 Z-8 I0 K144,33
39. Perintah pemrograman absolut untuk siklus pembubutan melintang dengan
mesin CNC TU-2A dari gambar di bawah ini adalah….

a. N….G72 X500 Z-1000 F100 H25


b. N….G72 X1000 Z-1000 F25 H100

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


130 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
c. N….G83 X1000 Z-500 F100 H25
d. N….G88 X1000 Z-1000 F25 H1000
e. N….G92 X500 Z-500 F25 H100
40. Mesin bubut CNC yang digunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan hanya
bisa digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan ringan dengan bahan relatif lunak
ialah….
a. Mesin bubut EDM
b. Mesin bubut CNC MCU
c. Mesin bubut DNC
d. Mesin bubut CNC TU
e. Mesin bubut CNC PU
41. Kode M yang digunakan untuk memutar spindle dengan arah berlawanan jarum
jam adalah….
a. M01
b. M02
c. M03
d. M04
e. M05
42. Gerak lurus cepat pada pemrograman fungsi G00 disebut dengan istilah….
a. Jog
b. Menu data
c. Offset point
d. Rapid
e. Zero point
43. Pada saat setting offset work (PSO) setelah mengetik X0 laku menekan tombol….
a. Edit
b. MDI
c. Measure
d. Offset
e. Work
44. Untuk pengecekan setting work (PSO), mode yang digunakan adalah….
a. Edit
b. MDI
c. Manual
d. Machine zero
e. MPG
45. Kode G untuk Siklus pembubutan gabungan melintang pada mesin bubut CNC
adalah….
a. G71
b. G72
c. G75
d. G90
e. G94
46. MCS merupakan singkatan dari….
a. Machine Coordinate System
b. Machine Cutting Speed
c. Measuring Coordinate System
d. Manual Coordinate System
e. Moving Coordinate System

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 131
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GANJIL
47. Tombol control panel yang berfungsi untuk menghentikan proses sejenak dalam
mode JOG mauopun AUTO adalah….
a. Cycle Start
b. Ref. Point
c. Dry Run
d. Single Block
e. Feed Hold
48. Kode M yang berfungsi untuk mengakhiri sebuah program CNC adalah….
a. M02
b. M03
c. M04
d. M05
e. M06
49. Kode M yang berfungsi untuk menghentikan putaran spindle mesin adalah….
a. M02
b. M03
c. M04
d. M05
e. M06
50. Sebelum melakukan proses pembubutan, terlebih dahulu kita harus menentukan
kecepatan spindle yang disesuaikan dengan spesifikasi bahan dan alat potong.
Apabila bahan yang akan dibubut adalah st.37 dengan diameter 30 mm
dan kecepatan potong 31 m/min, berapakah kecepatan putaran mesin yang
digunakan?
a. 100 Rpm
b. 195 Rpm
c. 330 Rpm
d. 675 Rpm
e. 1200 Rpm

Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan kapan kita menggunakan tombol emergency stop!
2. Jelaskan fungsi kode G02 dan G03!
3. Jelaskan langkah – langkah setting tool sumbu X pada pahat alur!
4. Jelaskan langkah – langkah untuk menyimulasikan program CNC yang akan kita
jalankan!
5. Sebuah baja lunak dengan ukuran diameter (d) 80 mm, akan dilakukan proses
pembubutan dengan kecepatan potong (Vc) 25 meter/ menit. Pertanyaannya
ialah: Berapa kecepatan putaran mesin yang digunakan?

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


132 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PENGENALAN MESIN FRAIS CNC
VI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pengenalan mesin frais CNC, peserta didik
dapat mengidentifikasi dan menerapkan fitur-fitur menu perintah pemrograman
pemesinan frais CNC dengan benar. Selain itu peserta didik juga dapat menjelaskan
dan mengoperasikan bagian – bagian panel kontrol dan display mesin frais CNC
dengan benar.

PETA KONSEP

Prinsip Kerja Mesin Frais CNC

Pengertian Mesin Frais


CNC
Macam-Macam Mesin Frais CNC
Pengenalan Mesin Frais CNC

Bagian Mekanik

Bagian-Bagian Mesin
Frais CNC
Bagian Panel Kontrol/
Pengendali dan Display

Arbor

Stub Arbor

Collet
Perlengkpan dan
Peralatan Bantu Kerja Ragum
Frais CNC
Meja Putar (Rotary Table)

Kepala Pembagi (Dividing Head)

Alat Potong

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 93
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

KATA KUNCI

Frais CNC, Mekanik, Panel Kontrol.

PENDAHULUAN

Gambar 6.1 Mesin frais CNC


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

Tuntutan produksi yang cepat dengan kualitas yang baik mendorong peningkatan
teknologi mesin perkakas yang digunakan. Jenis mesin perkakas yang paling sering
digunakan adalah mesin frais jenis konvensional maupun CNC. Mesin perkakas ini
dapat mengerjakan berbagai bentuk pekerjaa, mulai dari bidang rata, alur, bidang
miring, Penggunaan komputer sebagai perangkat pengendali yang menerjemahkan
bahasa numeric program CNC menjadi perintah pergerakan mekanik sangat membantu
operator dalam memenuhi target baik secara kuantitas maupun kualitas produksi.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


94 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN MESIN FRAIS CNC

Gambar 6.2 Mesin Frais CNC Focus


Sumber: Dokumen pribadi

Mesin frais CNC merupakan salah satu jenis mesin perkakas untuk
mengerjakan benda kerja dengan cara menyayat selapis demi selapis yang
dijalankan dengan program numeric yang dikendalikan lewat komputer/kontrol
pengendali. Penyayatan dilakukan oleh pisau frais yang berputar pada poros
utama dengan sumbu mendatar, tegak atau miring. Benda kerja yang dapat
dikerjakan pada mesin frais, yaitu: bidang rata, alur, bidang miring, roda gigi dan
bentuk – bentuk khusus lainnya.
1. Prinsip Kerja Mesin Frais CNC
Prinsip kerja mesin frais CNC adalah pisau (cutter) berputar, sedangkan
benda kerja yang terpasang pada meja atau ragum bergerak pada arah
horizontal memanjang dan melintang. Arah gerakan persumbuan tersebut
diberi lambang sebagai berikut:
a. Sumbu X bergerak pada arah memanjang (kanan-kiri)
b. Sumbu Y bergerak pada arah melintang (maju-mundur)
c. Sumbu Z bergerak pada arah naik-turun (vertikal)
Perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini, dimana sistem persumbuan
mesin frais CNC didasarkan atas hukum tangan kanan.

Gambar 6.3 Sistem koordinat tangan kanan


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan : 2013

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 95
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
Sistem persumbuan tersebut distandarkan untuk berbagai macam
jenis pemesinan menurut standard ISO 841 dan DIN 66217, yaitu sistem
koordinat carthesian. Dalam penggunaan sistem koordinat ini kita
mengenal tanda positif (+) dan negative (-) sebagai penunjuk posisi suatu
titik dati titik koordinat awal.
Sistem koordinat mesin frais CNC dibagi menjadi dua, yaitu sistem
koordinat mesin (Machine Coordinate System/MCS) dan sistem koordinat
benda kerja (Workpiece Coordinate System/WCS). Begitu juga dengan titik
nol mesin frais CNC yang terdiri dari titik nol mesin (machine zero pont)
dan titik nol benda kerja (workpiece zero point). Titik nol mesin adalah
titik nol asli yang ditentukan oleh produsen mesin CNC, sedangkan titik
nol benda kerja adalah titik nol yang dihasilkan dari pergeseran titik nol
mesin yang merupakan titik nol program CNC.

(a) (b)

Gambar 6.4 (a) Sistem koordinat pada mesin frais CNC (MCS)
(b) Sistem koordinat pada benda kerja (WCS)
Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan : 2013

2. Macam – Macam Mesin Frais CNC


Mesin frais CNC secara secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
a. Mesin frais CNC training unit
b. Mesin frais CNC production unit
Kedua jenis mesin frais di atas memiliki prinsip kerja yang sama,
hanya saja yang membedakan dari kedua tipe mesin frais ini ialah dari segi
penggunaanya. Mesin frais CNC tipe training unit digunakan untuk berlatih
dasar pemrograman dan pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS
(External Programing System). Mesin frais CNC tipe training unit hanya
mampu melakukan pekerjaan – pekerjaan ringan dengan mengunakan bahan
yang relatif lunak.
Mesin frais CNC tipe production unit digunakan untuk mengerjakan
proses produksi massal sehingga mesin ini dilengkapi dengan aksesoris
tambahan, misalnya; cekam cutter dengan system pneumatic, pembuangan
tatal dengan conveyor, dan sebagainya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


96 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.5 Mesin frais CNC training unit


Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 6.6 Mesin frais CNC production unit


Sumber: Dokumen pribadi

B. BAGIAN – BAGIAN MESIN FRAIS CNC


1. Bagian Mekanik
a. Motor utama
Motor utama merupakan motor penggerak cekam yang berfungsi
untuk memutar benda kerja. Jenis motor ini ialah motor arus searah/
DC (Direct Current) dengan kecepatan putaran yang variable. Berikut ini
merupakan data teknis motor utama:
1) Jenjang putaran 600 – 4000 rpm
2) Power input 500 watt
3) Power output 300 watt

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 97
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.7 Motor penggerak cekam


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan : 2013
b. Eretan
Eratan merupakan gerak persumbuan jalannya mesin. Pada mesin
frais CNC 3 axis memiliki dua fungsi gerakan kerja, yaitu gerakan kerja
posisi vertical dan gerakan kerja posisi horizontal.
c. Step motor
Step motor mempunyai fungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu
gerakan sumbu X dan gerakan sumbu Z. Tiap – tiap eretan mempunyai
step motor tersendiri.
Data teknis step motor ialah sebagai berikut:
1) Jumlah putaran 72 langkah
2) Momen putar 0.5 Nm
3) Kecepatan gerakan
a) Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit.
b) Gerakan operasi manual 5-500 mm/menit.
c) Gerakan operasi mesin CNC terprogram 2-499 mm/menit.

Gambar 6.8 Step motor


Sumber: http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-mesin-cnc/
d. Rumah alat potong
Rumah alat potong memiliki fungsi untuk menjepit tool holder pada
waktu proses pengerjaan benda kerja. Gerak putar rumah alat potong
bersumber dari motor utama. Pada mesin frais CNC tipe training unit,
rumah alat potong hanya dapat memegang satu alat potong, sedangkan
pada mesin frais CNC tipe production unit dilengkapi dengan revolver
sehingga memungkinkan untuk membawa lebih dari satu tool holder.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


98 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

e. Penjepit alat potong


Penjepit alat potong atau tool holder pada mesin frais CNC ialah
penjepit manual. Alat ini berfungsi untuk menjepit alat potong (cutter)
pada saat penyayatan benda kerja. Bentuk penjepit ini umumnya
menyesuaikan dengan bentuk rumah alat potong.
Bagian dalam tool holder dilengkapi dengan sebuah alat bantu
pencekaman. Alat bantu tersebut adalah collet. Bahan Collet terbuat dari
logam yang memiliki ukuran diameter lubang menyesuaikan dengan
ukuran diameter alat potong yang digunakan.

Gambar 6.9. Penjepit alat potong


Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/cnc-cutting-tool-holder-15750098330.html
f. Ragum
Ragum pada mesin frais CNC berguna untuk menjepit benda
kerja pada saat proses pemesinan. Ragum pada mesin frais CNC ada
yang dilengkapi dengan sebuah stopper. Ragum dapat diganti sesuai
kebutuhan dan pengoperasian ragum ini adalah secara manual.

2. Bagian Panel Kontrol/Pengendali dan Display


Bagian pengendali merupakan bagian kontrol yang berisikan tombol –
tombol dan sakelar serta dilengkapi dengan monitor. Bagian Panel kontrol
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu papan ketik CNC
(CNC keyboard), panel kontrol (MCP = Machine Control Panel), serta layar
(monitor).
a. Papan Ketik CNC (CNC Keyboard).
Papan ketik CNC memiliki fungsi untuk mengendalikan mesin
CNC yang terdiri dari; pengisian data, pengisian parameter, penulisan
program CNC, pemanggilan program CNC, dan penggantian area
operasi. Pada papan ketik ini terdapat huruf, angka, simbol, kursor, dan
fungsi pengeditan yang lain.
b. Panel Kontrol Mesin (MCP = Machine Control Panel)
Panel control mesin memiliki fungsi menjadi pusat pengendalian
mesin frais CNC untuk gerakan pada mode operasi manual ataupun

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 99
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

menjalankan program CNC pada mode operasi automatic. Panel control


ini berisi tombol – tombol untuk mengoperasikan mesin secara manual,
pengendalian alat bantu mesin, pengaturan putaran spindle, pengaturan
gerak makan dan perintah menjalankan dan menghentikan program CNC.
c. Layar (Monitor)
Layar yang terdapat di panel control mesin frais CNC menampilkan
informasi tentang: area operasi mesin, mode operasi, nama program,
status gerak makan (F), putaran spindle (S), alat potong yang sedang
dipakai (T), koordinat alat potong (X,Y,Z), serta posisi softkey.

Gambar 6.10 Bagian Panel Kontrol/Pengendali dan Display


Sumber : https://docplayer.info/40380541-Modul-teknik-pemesinan-frais-cnc.html

C. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN BANTU KERJA MESIN FRAIS CNC


1. Arbor
Arbor mempunyai fungsi sebagai dudukan atau pengikat alat potong/
cutter (mantel, side and face, slitting saw dan lain - lain) yang dipasang pada
spindle utama pada posisi mendatar (horizontal).

Gambar 6. 11 Arbor frais vertikal


Sumber : https://shopee.co.id/BT40-ER32-70-Milling-Cutter-CNC-Pisau-Frais-Arbor-
Chuck-i.12021467.1314913704

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


100 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6. 12 Arbor frais horisontal


Sumber : https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/

2. Stub Arbor
Stub arbor memiliki fungsi sebagai dudukan atau pengikat alat potong
(face mill, shell end mill dan lain – lain) yang dipasang pada spindle pada
posisi mendatar atau tegak.

Gambar 6.13 Stub Arbor


Sumber: https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/

3. Collet Chuck
Collet Chuck mempunyai fungsi sebagai pengikat alat potong (end mill,
slot drill, dan lain – lain) yang dipasang pada spindle tegak.

Gambar 6. 14 Collet Chuck


Sumber: https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 101
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

4. Ragum
Ragum memiliki fungsi untuk mengikat benda kerja pada saat proses
penyayatan. Pemasangan ragum biasanya diikat menggunakan baut pada
meja mesin. Beberapa jenis ragum yang sering digunakan, yaitu: ragum rata
(vice plate), ragum putar (swivel vice), dan ragum universal (universal visel).

Gambar 6.15 Ragum


Sumber : https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/

5. Meja Putar (Rotary Table)


Meja putar (rotary table) memiliki fungsi untuk membagi jarak-jarak
lubang, alur, radius dan bentuk segi banyak.

Gambar 6.16 Rotary Table


Sumber : https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/

6. Kepala Pembagi (Dividing Head)


Kepala pembagi (dividing head) merupakan peralatan mesin frais yang
mempunyai fungsi untuk proses pembuatan segi-n beraturan pada poros
benda kerja. Peralatan ini umumnya dilengkapi dengan pelat pembagi yang
berguna untuk membantu proses pembagian yang tidak bisa dikerjakan
dengan pembagian langsung.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


102 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.17 Dividing Head


Sumber : https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/

7. Alat Potong
Beberapa macam aksesoris digunakan pada mesin frais CNC, dimana
aksesoris ini akan mempermudah operator dalam mengerjakan proses
pemasangan benda kerja, setting alat potong, maupun penyayatan benda
kerja. Sedangkan beberapa jenis alat potong yang umumnya dipakai pada
proses pemesinan frais CNC terbuat dari material HSS (High Speed Steel)
dan karbida. End mill HSS sering dipakai untuk membuat kontur, sedangkan
face mill digunakan untuk proses meratakan permukaan. Di samping itu, ada
pula end mill yang ditambah dengan sisipan (insert) dari karbida yang telah
distandarkan oleh ISO.
Alat potong dengan bentuk sisipan pada saat ini sangat sering
digunakan karena efektifitas dan efisiensinya. Disebut efektif karena alat
potong ini mempunyai kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi, sehingga
proses penyayatan dapat menghasilkan benda kerja dengan kualitas
dimensi dan geometris yang presisi. Sedangkan, dikatakan efisien karena
mempunyai kecepatan potong yang tinggi, sehingga proses pemesinan
hanya membutuhkan waktu yang singkat.

Gambar 6.18 Alat Potong


Sumber : https://www.pinterest.com/pin/531565562247815470/

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 103
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM
A. TUJUAN:
1. Siswa menyebutkan bagian – bagian dan fungsi panel kontrol dan display
mesin frais CNC.
2. Siswa dapat mengoperasikan bagian – bagian dan fungsi panel kontrol dan
display mesin frais CNC.

B. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

C. ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

D. LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan praktek yang dibutuhkan serta pastikan
1.
kondisinya layak untuk digunakan.
2. Peserta didik menampilkan menu Jog pada layar

3. Peserta didik menampilkan menu Edit pada layar

4. Peserta didik menampilkan menu Auto pada layar

5. Peserta didik menampilkan menu Parameter pada layar

6. Peserta didik menampilkan menu Offset pada layar

7. Peserta didik menampilkan menu Diagnose pada layar

Setelah selesai praktek peserta didik membersihkan alat dan


8.
mengembalikannya ke tempat semula.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


104 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

SISWA SMK MERAKIT MESIN CNC

Kali ini, mesin bubut digital yang bersistem komputer itu dirakit oleh pelajar
SMKN 2 medan. Selama sebulan, mereka merakit 32 unit mesin komputer numerical
control lathe dan computer numerical control milling.

Gambar 6.19 Siswa SMKN 2 Medan Mengoperasikan Mesin CNC


Sumber: Kompas/Afrina Wismi Warastri

Program perakitan mesin computer numerical control (CNC) milling dan CNC
lathe merupakan bantuan pembelajaran kewirausahaan dari Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011.
Sekolah menerima berbagai komponen mesin dalam delapan kontainer tahun
lalu dari PT Fokus Tool Sindo dan PT Kawan Lama Sejahtera. Dua perusahaan itu
melatih dan menyupervisi 20 siswa jurusan teknik permesinan dan 8 siswa jurusan
listrik pemakaian yang dipilih berdasarkan prestasi di kelas. Pelatihan dilakukan
selama seminggu seusai sekolah. Selanjutnya, perakitan 12 mesin CNC milling dan
20 mesin CNC lathe dilakukan sekitar sebulan seusai sekolah.
”Satu mesin dirakit selama lima hari oleh tiga siswa. Dua siswa dari teknik
mesin, satu siswa dari teknik listrik,” kata Wakil Kelapa Sekolah SMKN 2 Medan
Patrionis Ilyas. Program dilaksanakan pada November sampai Desember tahun lalu.
Sebanyak 32 mesin CNC milling dan CNC lathe itu kemudian didistribusikan
ke sejumlah SMK di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Riau.
Pendistribusian mesin itu diluncurkan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Sabtu
(10/3).

Dua mesin CNC lathe dan satu mesin CNC milling ditinggalkan di SMKN 2

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 105
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

Medan untuk digunakan para siswa belajar. Awalnya, baru 28 siswa yang terlibat,
tetapi nanti semua siswa akan mengenal mesin ini,” kata Kepala Jurusan Permesinan
SMKN 2 Medan Azwar yang juga Koordinator Program Perakitan Mesin Bubut. Azwar
dibantu guru dari jurusan listrik pemakaian, termasuk pegawai honor SMK Negeri 2,
Chandra Afriandi, yang fasih mengoperasikan mesin.
Sumber: https://banjarmasin.tribunnews.com/index.php/2012/03/24/siswa-smkn-
2-medan-rakit-mesin-bubut-digital

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan


pengetahuan tentang bagian – bagian mesin frais CNC secara
mandiri melalui media internet. Salah satu media yang bisa
kalian kunjungi ialah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=Vfqv04sbAPg

RANGKUMAN

1. Mesin CNC ialah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan
simbol) sesuai standart ISO.
2. Mesin frais CNC adalah salah satu jenis mesin perkakas untuk mengerjakan
benda kerja dengan cara menyayat selapis demi selapis yang dijalankan dengan
program numeric yang dikendalikan lewat komputer/kontrol pengendali
3. Prinsip kerja mesin frais CNC adalah pisau (cutter) berputar, sedangkan benda
kerja yang terpasang pada meja atau ragum bergerak pada arah horizontal
memanjang dan melintang
4. Mesin frais CNC memiliki 3 sumbu gerak yaitu sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z
5. Mesin frais CNC secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mesin
frais CNC tipe production unit dan mesin frais CNC tipe training unit.
6. Secara umum bagian – bagian mesin frais CNC dikelompokkan menjadi 2 bagian,
yaitu; bagian mekanik dan bagian panel kontrol/pengendali.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


106 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

7. Bagian mekanik mesin frais CNC terdiri dari motor utama, eretan, step motor,
rumah alat potong, dan penjepit alat potong.
8. Bagian pengendali / kontrol ialah blok kontrol mesin CNC yang berdiri dari
tombol - tombol dan saklar yang dilengkapi dengan monitor. Pada blok kontrol
merupakan unsur layanan yang langsung berhubungan dengan operator.
9. Perlengkapan dan peralatan bantu kerja mesin frais CNC terdiri dari arbor, stub
arbor, collet chuck, ragum, meja putar, kepala pembagi, dan alat potong.

TUGAS MANDIRI

Tugas mandiri yang harus dikerjakan siswa adalah mendeskripsikan 2 jenis mesin
frais CNC beserta dengan bagian-bagian mekaniknya yang ada di industri dalam
bentuk laporan sesuai dengan format yang disepakati

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!

1. Jelaskan pengertian dan prinsip kerja mesin frais CNC!


2. Jelaskan perbedaan mesin frais CNC production unit dan training unit!
3. Jelaskan bagian pengendali dan display pada mesin frais CNC!
4. Sebutkan 5 bagian utama dari mesin frais CNC beserta fungsinya!
5. Sebutkan dan jelaskan kegunaan dari perlengkapan mesin frais CNC!
6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat potong yang biasa dipakai pada
mesin frais CNC berdasarkan materialnya!
7. Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat potong yang dipakai pada mesin
frais CNC berdasarkan kegunaaannya!
8. Jelaskan macam-macam ragum yang digunakan dalam proses pekerjaan
pemesinan pada mesin frasi CNC!
9. Jelaskan spesifikasi step motor pada mesin frais CNC!
10. Jelaskan jenis pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan dengan mesin frais
CNC!

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 107
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 6, tentunya Anda semakin paham


tentang bagian – bagian panel kontrol dan display mesin frais CNC. Dari materi
yang telah dibahas, manakah menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami?
Silakan diskusikan dengan teman sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut
sangat penting karena materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait
dengan materi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


108 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PEMROGRAMAN MESIN FRAIS CNC
VII

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pemrograman pada mesin frais CNC,


peserta didik dapat mengidentifikasi dan melaksanakan entri data program pada
mesin CNC sesuai prosedur yang benar.

PETA KONSEP

Metoda Pemrograman absolut

Metoda Pemrograman
Mesin Frais CNC
Metoda Pemrograman Inkrimental
Pemrograman pada Mesin Frais CNC

Sistem Koordinat Mesin Frais CNC

Teknik Pemrograman
Mesin Frais CNC
Metoda Pemrograman Mesin Frais CNC

Penulisan Program CNC

Entry Data Program Kode G


pada Mesin Frais CNC

Kode M, S , dan T

KATA KUNCI

Absolut, Inkrimental, Kode G, Kode M.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 95
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 7.1 Pemrograman mesin frais CNC


Sumber: Fundamental of CNC Machining: 2014

Mesin CNC bekerja berdasarkan perintah yang kita berikan dengan bahasa
numerik yang telah kita buat dalam sebuah program. Bahasa program yang bisa
dibaca dan dimengerti oleh komputer mesin CNC berupa bahasa numerik, yaitu
gabungan huruf dan angka. Oleh sebab itu kita harus menginput suatu program ke
komputer mesin CNC, kemudian data yang kita masukkan tersebut akan diproses dan
diterjemahkan menjadi bentuk gerakan pada bagian mekanik mesin.
Pembuat program CNC harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang
baik tentang membaca gambar kerja, urutan proses pengerjaan benda kerja, jenis
– jenis alat potong, jenis – jenis teknik proses pemesinan serta teknik pemasangan
benda kerja. Tujuannya agar program yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan
benda kerja yang akan diproduksi.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Metode Pemrograman Mesin Frais CNC


Pembuatan program yang menunjukkan jalannya gerakan pahat pada
setiap bloknya dalam mencapai tujuan yang diharapkan menggunakan dua
macam metode pemrograman, yaitu: metode pemrograman absolut dan metode
pemrograman inkrimental.
1. Metode Pemrograman Absolut
Adalah pemrograman yang hanya menggunakan satu titik acuan
koordinat dari keseluruhan isi program atau pemrograman dimana titik
referensinya selalu tetap yaitu satu titik dijadikan referensi untuk semua
program berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


96 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.2. Sistem pemrograman absolut


Sumber: Dokumen pribadi
2. Metode Pemrograman Inkrimental
Metode pemrograman inkrimental adalah suatu metode pemrograman
yang titik referensinya senantiasa berubah, dimana titik terakhir pergerakan
tool akan mejadi titik referensi baru untuk ukuran berikutnya.

Gambar 7.3. Sistem pemrograman inkrimental


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 97
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

A. Teknik Pemrograman Mesin Frais CNC


Pemrograman CNC ialah urutan perintah yang tersusun secara rinci tiap blok
untuk memberikan perintah pada mesin CNC tentang apa yang harus dikerjakan.
Dalam membuat dan menyusun program pada mesin frais CNC diperlukan bagian
mekanik mesin frais dan bagian kontrol CNC. Pergerakan alat potong menuju ke
titik koordinat tertentu disebut gerak interpolasi. Gerak interpolasi terdiri dari
dua jenis, yaitu gerak interpolasi lurus (linier interpolation) dan gerak interpolasi
melingkar (circular interpolation). Gerak interpolasi lurus bisa berupa gerakan
yang terjadi pada satu sumbu koordinat (sumbu X, sumbu Y, atau sumbu Z), gerak
pada dua sumbu (sumbu X dan Y, sumbu X dan Z, atau sumbu Y dan Z), dan gerakan
pada tiga sumbu (sumbu X, Y, dan Z). Sedangkan gerak interpolasi melingkar
berupa gerakan pada dua sumbu yaitu sumbu X dan Y dengan arah gerak radius.
1. Sistem Koordinat Mesin Frais CNC
Pergerakan yang terjadi pada mesin frais CNC umumnya terdiri dari tiga
gerakan, yaitu; gerakan memanjang, gerakan melintang, dan gerakan vertikal.
Informasi gerakan eretan mesin arah memanjang, arah melintang, dan arah
vertikal tersebut ialah bertitik tolak dari sistem koordinat, seperti yang
telah kita ketahui sehari-hari melalui ilmu trigonometri. Untuk mesin frais
CNC vertikal, gerakan eretan arah memanjang mesin dikenal dengan sumbu
X, gerakan melintang dikenal dengan sumbu Y, sedangkan gerakan vertikal
dikenal dengan sumbu Z.
Perhatikan gambar di bawah ini, sistem persumbuan mesin frais CNC
menggunakan dasar hukum tangan kanan.

Gambar 7.4. Sistem Koordinat Tangan Kanan.


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar

Sistem persumbuan telah distandarkan untuk berbagai macam proses


permesinan berdasarkan standar ISO 841 dan DIN 66217, yaitu sistem
koordinat Carthesian. Pada penggunaan sistem koordinat Carthesian ini, kita
mengenal tanda yang merupakan penunjuk posisi suatu titik dari titik koordinat
awal yakni positif dan negatif (+ / – ). Sistem koordinat mesin frais CNC dibagi
menjadi dua, yaitu sistem koordinat mesin (Machine Coordinate System/MCS)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


98 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

dan sistem koordinat benda kerja (Workpiece Coordinate System/WCS). Begitu


juga dengan titik nol mesin frais CNC yang terdiri dari titik nol mesin (machine
zero point) dan titik nol benda kerja (workpiece zero point). Titik nol mesin
adalah titik nol asli yang ditentukan oleh produsen mesin CNC, sedangkan
titik nol benda kerja adalah titik nol yang dihasilkan dari pergeseran titik nol
mesin yang merupakan titik nol program CNC.

Gambar 7.5. Sistem Koordinat pada Mesin Frais CNC (MCS)


Sumber: Fundamental of CNC Machining: 2014

Gambar 7.6. Sistem koordinat pada benda kerja (WCS)


Sumber:Fundamental of CNCMachining: 2014

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 99
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

1. Metode Pemrograman Mesin Frais CNC


Bentuk program mesin frais CNC ada yang berupa program utama (main
program) saja maupun program utama dan anak program (subprogram).
Program utama dapat mempunyai satu atau lebih subprogram sesuai
kebutuhan kerja yang tertera pada gambar kerja. Berikut ini beberapa
penjelasan dasar tentang struktur program mesin frais CNC, di antaranya:
a. Ketika membuat program CNC secara umum, misalnya pada kontrol CNC
Fanuc, Mitsubishi, dan GSK, nama program ditentukan oleh pembuat
program dengan karakter pertama ialah huruf “O” dan karakter selanjutnya
ialah berupa empat digit angka, misalnya O0003. Namun dibeberapa
kontrol CNC lain seperti pada Siemens ada yang sudah menggunakan
karakter huruf, jadi nama program tidak menggunakan angka melainkan
menggunakan huruf dengan batasan jumlah karakter tertentu, misalnya
“PROGRAMKU”.
b. Suatu baris instruksi (block instructions) berisi semua data yang
dibutuhkan untuk menjalankan satu langkah proses pemesinan. Dalam
satu baris umumnya terdapat beberapa karakter huruf dan angka, serta
senantiasa diakhiri dengan karakter EOB (End of Block).
c. Kata program terdiri dari kode huruf yang diikuti angka, contohnya G01,
X150, atau M03. Jika satu baris terdiri dari lebih dari satu pernyataan,
maka kata-kata dalam baris tersebut harus diatur dan boleh terdiri dari
satu kata atau lebih.
d. Catatan bisa digunakan untuk menjelaskan pernyataan atau keterangan
dari baris program. Pernyataan bisa berupa nama program, tanggal
pembuatan, identifikasi program atau keterangan teknis seperti ukuran
benda kerja, jenis dan ukuran alat potong yang dipakai, cara pencekaman,
dan lainnya.

A. Entry Data Program pada Mesin Frasi CNC


1. Penulisan Program CNC
Entry Program CNC adalah proses memasukan serangkaian instruksi
numerik yang digunakan oleh mesin CNC untuk menjalankan urutan
operasi yang diperlukan untuk mengerjakan benda kerja tertentu. Metode
pemrograman mesin frais CNC terdiri dari:
a. Pemrograman Manual
Pemrograman manual dilakukan dengan menyusun parameter dan
kode gerakan dalam bentuk huruf dan angka pada satu lembar program
CNC yang nantinya diisikan ke mesin frais CNC secara manual. Pengisian
program ini dilakukan dengan cara mengetik atau memasukkan
koordinat program ke dalam mesin menggunakan tombol-tombol pada
panel kontrol.
b. Pemrograman Konversational
Pemrograman konversational disebut juga G wizard, yaitu
pemrograman yang dilaksanakan pada panel kontrol CNC secara
langsung dengan menu perintah baku yang telah disediakan, misalnya

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


100 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

pemrograman untuk membuat kontur, pengeboran, penguliran, dan


sebagainya. Pemrograman dilakukan dengan memilih menu dan
mengisikan data seperti kecepatan potong, gerak makan, ukuran benda,
ketebalan pemakanan, dan arah proses pemesinan, yang kemudian
muncul kode G langsung pada layar.
c. Pemrograman CAM
Pembuatan program CAM (Computer Aided Manufacturing)
dilakukan dengan cara menggambar bentuk benda kerja dengan
menggunakan perangkat lunak CAD/CAM, kemudian berdasarkan
gambar tersebut dibuat jalur pemotongannya (toolpath). Semua
metode pemrograman tersebut keluarannya adalah program CNC dalam
bentuk kode G, yaitu kode gerakan alat potong yang dapat dibaca dan
dilaksanakan perintahnya oleh sistem kontrol pada mesin CNC.

2. Kode G
Fungsi pengolahan/persiapan (preparatory) adalah mempersiapkan
sirkuit MCU untuk melakukan suatu mode operasi khusus. Oleh karena itu,
fungsi preparatory ini selalu mendahului kata dimensi (alamat X, Y, dan Z).

Tabel 7.1. Fungsi kode G


Kelompok
Kode G Fungsi atau Deskripsi
Nomor
G00* Gerak cepat untuk memposisikan Positioning (quick)
G01* Interpolasi lurus Linear interpolation (cutting feed)

01 Gerak penyayatan melingkar searah jarum jam


G02
Arc interpolation CW (clockwise circle)
Gerak penyayatans melingkar berlawanan arah jarum jam
G03
Arc interpolation CCW(counterclockwise circle)
G04 Berhenti sementara Dwell
Penunjukan sumbu imajiner
G07
Imaginary axis designation
00
G09 Pemberhentian pemeriksaanAccurate stop check

Penyetingan titik nol benda kerja


G10
Offset, work zero offset setting
G17* Pilihan bidang XY To select XY plane
G18 02 Pilihan bidang ZX To select ZX plane
G19 Pilihan bidang YZ To select YZ plane
Memasukkan/mengubah sistem ke inci To input in inch
G20
system
06
Memasukkan/mengubah sistem ke metrik To input in
G21
metric system
G22 Batas penyimpanan gerak aktif Storage travel limit ON
04 Batas penyimpanan gerak tidak aktif
G23
Storage travel limit OFF

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 101
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Kelompok
Kode G Fungsi atau Deskripsi
Nomor
Pemeriksaan kembali ke titik referensi
G27
Reference point return check
Kembali ke titik referensi
G28
To return to reference point
Kembali dari titik referensi
G29 00
To return from reference point)
Kembali ke titik referensi ke 2, ke 3 dan ke 4
G30
To return to the 2nd, 3rd and 4th reference points
Melompati pemotongan lebih
G31
To skip over cutting
Pemotongan ulir
G33
Thread cutting
Membatalkan kompensasi radius alat potong
G40*
# To cancel tool compensation
01
Kompensasi radius alat potong arah kiri
G41
Tool compensation – left side
Kompensasi radius alat potong arah kanan
G42
Tool compensation – right side
Kompensasi panjang alat potong arah +
G43*
Tool radius compensation, +
08
Kompensasi panjang alat potong arah –
G44*
Tool radius compensation, -
Penambahan pergantian alat potong
G45
To increase tool offset
Pengurangan pergantian alat potong
G46
To reduce tool offset
00
Penambahan pergantian alat potong dua kali
G47
To increase tool offset by twice
Pengurangan pergantian alat potong dua kali
G48
To reduce tool offset by twice
Membatalkan kompensasi panjang alat potong
G49* 08
To cancel tool length compensation
G50* Pembesaran tidak aktif Zooming OFF
11
G51 Pembesaran aktif Zooming ON
Sistem koordinat benda kerja 1
G54*
To select workpiece coordinate system 1
Sistem koordinat benda kerja 2
G55
To select workpiece coordinate system 2
Sistem koordinat benda kerja 3
G56
To select workpiece coordinate system 3
14
Sistem koordinat benda kerja 4
G57
To select workpiece coordinate system 4
Sistem koordinat benda kerja 5
G58
To select workpiece coordinate system 5
Sistem koordinat benda kerja 6
G59
To select workpiece coordinate system 6
G60 00 Satu gerakan pemosisian One-way positioning

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


102 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Kelompok
Kode G Fungsi atau Deskripsi
Nomor
Mode pemberhentian pemeriksaan
G61
Accurate stop detecting mode
Memungkinkan penyesuaian sudut secara otomatis
G62 15
To enable automatic angle adjustment
Mode melanjutkan pemotongan
G64*
Continuous cutting mode
G65 00 Pemanggilan macro Simple recall of a user macro
Pemanggilan perintah modal macro
G66
Modal recall of microinstruction
2
Pembatalan perintah modal macro
G67*
To cancel modal recall of microinstruction
Siklus gurdi dengan pengembalian
G73 09
Gun drilling cycle
Siklus pembuatan spiral kiri
G74
Left-handed tapping cycle
G76 Siklus gurdi halus Finish boring
G80* Pembatalan siklus gurdi To disable fixed cycle
G81 Siklus gurdi, senter bor Drilling cycle, spotter
Siklus gurdi, dengan berhenti sementara
G82
Drilling cycle, counter boring
09 Siklus gurdi dengan pengembalian
G83
Depth drilling cycle, peck drill
G84 Siklus pengetapan Tapping cycle
G85 Siklus pengeboran Boring cycle
G86 Siklus pengeboran Boring cycle
G87 Siklus pengeboran Boring cycle
G88 Siklus pengeboran Boring cycle
Perintah pemrograman absolut
G90*
Absolute-value programming
03
Perintah pemrograman inkrimental
G91*
Incremental-value programming
Penyetingan sistem koordinat
G92 00
Coordinate system setting
Gerak makan dalam satuan mm/menit
G94*
Feed per minute
05
Gerak makan dalam satuan mm/putaran
G95
Feed per rotation
G96 Kecepatan penyayatan konstan Feed at constant speed
13 Pembatalan pengendalian kecepatan penyayatan konstan
G97*
To cancel constant speed control
Kembali ke titk awal
G98*
To return fixed cycle to the initial point
10
Kembali ke titik pengembalian To return fixed cycle to
G99
point

Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 103
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

a. G00 (Gerak Cepat/Positioning)


Gerak dengan kode G00 memiliki fungsi untuk memposisikan alat
potong pada koordinat yang diinginkan (X, Y atau Z) secara cepat tanpa
penyayatan. Gerak G00 biasanya digunakan untuk mendekatkan tool ke
benda kerja sebelum melakukan gerakan penyayatan atau menjauhkan
tool dari benda kerja setelah program penyayatan selesai. Pada setiap
mesin frais CNC mempunyai besar kecepatan gerak (default) G00 yang
berbeda-beda, tergantung dari kapasitas mesin dan sistem kontrolnya.
Metode penulisan kode program G00 yaitu:
G00 X_ _ _ Y _ _ _

Gambar 7.7. Fungsi Gerak G00


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

b. G01 (Gerak Lurus/Interpolation)


Gerak dengan kode G01 atau interpolasi lurus ialah gerak lurus
dengan proses penyayatan pada kecepatan gerak makan tertentu yang
ditulis dengan huruf F. G01 biasanya digunakan untuk melakukan
penyayatan pada benda kerja. Satuan untuk gerak makan F adalah mm/
menit. Metode penulisan kode program G01 yaitu:
G01 X_ _ _ Y _ _ _ F _ _ _

Gambar 7.8. Fungsi Gerak G01


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


104 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

c. G02 (gerak interpolasi Melingkar Searah Jarum Jam/Clockwise)


Gerak dengan kode G02 adalah gerak penyayatan arah radius
atau interpolasi melingkar searah gerakan jarum jam. Gerak interpolasi
melingkar G02 dilaksanakan oleh sistem kontrol setelah mendapat
masukan jarak sumbu X, jarak sumbu Y, dan besar radius (R) dari gerakan
melingkar yang dikerjakan. Namun ada juga penulisan besar radius yang
menggunakan kode I dan J. Dimana I ialah jarak titik awal permulaan
radius sampai titik akhir radius pada arah sumbu X, sedangkan J ialah
jarak titik awal permulaan radius sampai titik akhir radius pada arah
sumbu Y. Metode penulisan kode program G02 yaitu:
G02 X…. Y…. R…. F….
Atau,
G02 X…. Y…. I…. J…. F….

Gambar 7.9. Fungsi Gerak G02


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

d. G03 (Gerak Interpolasi melingkar Berlawanan Arah jarum Jam/Counter


Clockwise)
Gerak G03 adalah gerak penyayatan arah radius atau interpolasi
melingkar berlawanan arah gerak jarum jam. Gerak interpolasi
melingkar G03 identik dengan G02, yaitu dilaksanakan setelah
mendapat masukan jarak sumbu X, jarak sumbu Y, dan besar radius (R)
dari gerakan melingkar yang dikerjakan. Namun ada juga penulisan
besar radius yang menggunakan kode I dan J. Dimana I ialah jarak titik
awal permulaan radius sampai titik akhir radius pada arah sumbu X,
sedangkan J ialah jarak titik awal permulaan radius sampai titik akhir
radius pada arah sumbu Y. Metode penulisan kode program G03 yaitu:
G03 X…. Y…. R…. F….
Atau,
G03 X…. Y…. I…. J…. F….

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 105
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.10. Fungsi Gerak G03


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan busur atau radius pada


gerak interpolasi melingkar G02 dan G03 adalah:
1) Arah putaran radius sesuai dengan gerakan melingkar yang
dikerjakan, untuk menentukan penggunaan G02 atau G03.
2) Titik awal dan akhir dari suatu busur yang merupakan data alamat X,
Y, Z, dan R, baik dihitung dari titik awal radius (inkrimental) maupun
dari titik nol benda kerja (absolut).
3) Penetapan besarnya kecepatan pemakanan (F) yang akan digunakan.

e. G04 (Fungsi Diam Sesaat/Dwell)


Ketika membuat lubang atau pengeboran, setelah mata bor
mencapai kedalaman yang diinginkan, maka tatalnya akan terputus,
tetapi pada lubang akan terbentuk lekukan dasar atau ceruk yang
kasar. Untuk lubang bor tirus, umumnya ceruk tersebut tidak menjadi
masalah, tetapi pada lubang lurus, ceruk tersebut merupakan hal yang
tidak diinginkan/menjadi masalah. Hal demikian juga akan terjadi pada
pisau frais berdiameter besar jika pisau tersebut diangkat langsung.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka digunakanlah kode fungsi
G04 atau fungsi dwell.

f. G40/G41/G42 (Kompensasi Radius Alat Potong)


Kode G41 dan G42 merupakan kode kompensasi radius alat
potong dengan nomor alat potong yang diperhitungkan kompensasinya
adalah D. Sedangkan G40 digunakan untuk pembatalan kompensasi
radius alat potong. Kode G41 merupakan kompensasi radius alat
potong sebelah kiri dan G42 merupakan kompensasi radius alat potong
sebelah kanan. Format penulisan program kompensasi radius alat
potong G41, G42, dan G40, yaitu:
G41 G… X… Y… D…; atau G42 G… X… Y… D…;
G… X… Y... R…;
G40 G… X… Y...;

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


106 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.11 Fungsi gerak G41dan G42


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

G41 (cutter radius compensation left) adalah pergerakan tool di


sebelah kiri dari kontur benda kerja, dengan jarak antara kontur dengan
titik pusat radius tool sebesar radius tool tersebut.

Gambar 7.12. (a) Tool menyayat tanpa kompensasi.


(b) Tool menyayat dengan kompensasi radius kiri.
Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

G42 (cutter radius compensation right) adalah pergerakan tool


di sebelah kanan dari kontur benda kerja, dengan jarak antara kontur
dengan titik pusat radius tool sebesar radius tool tersebut.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 107
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.13. (a) Tool menyayat tanpa kompensasi.


(b) Tool menyayat dengan kompensasi radius kanan.
Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

g. G54, G55, G56, G57, G58, dan G59 (Sistem Koordinat Benda Kerja)
Pengaktifan sistem koordinat benda kerja bertujuan untuk
mengubah titik nol koordinat mesin ke titik nol koordinat benda kerja.
Pemindahan ini diidentifikasi setelah benda kerja dipasang pada ragum
dan harus diisikan pada parameter titik nol (zero point offset). Pengaktifan
sistem koordinat benda kerja dilakukan dengan memasukkan koordinat
benda kerja pada posisi G54, G55, G56, G57, G58, atau G59. Benda
kerja sederhana yang hanya mempunyai satu titik nol sebagai acuan,
umumnya hanya memakai G54 sebagai sistem koordinat benda kerjanya,
sedangkan benda kerja yang bentuknya lebih komplek dan rumit dapat
menggunakan pemindahan titik nol lebih dari satu kali, misalnya G54
dan G55.

h. G82, G83, dan G85 (Siklus Pembuatan Lubang atau Pengeboran)


Siklus pembuatan lubang atau pengeboran terbagi menjadi
beberapa macam siklus, tergantung kondisi bahan benda kerja,
kedalaman lubang, dan jenis lubang yang dibuat. Bahan benda kerja yang
lunak atau keras menentukan proses pembuatan lubang yang berbeda,
misalnya jika benda kerja lunak maka gerakan mata bor terus tanpa
berhenti atau gerak kembali dapat diaplikasikan. Kedalaman lubang juga
harus mendapat perhatian, terutama untuk tujuan pemutusan tatal dan
memperpanjang umur mata bor. Bentuk pembuatan lubang terdiri dari
dua macam, yaitu pembuatan lubang baru (drilling) dan memperbesar
lubang (boring). Pembuatan lubang dengan ukuran diameter yang relatif
besar (misalnya diameter 18 mm), dalam prosesnya diawali dengan
pembuatan lubang awal memakai bor senter, selanjutnya dibor dengan
mata bor diameter kecil, misalnya 6 mm, 12 mm, dan terakhir 18 mm.
1) G82 (Siklus Pengeboran dengan Tinggal Diam)
Jika dalamnya lubang telah dicapai, penarikan dengan G82
dilakukan dengan segera atau cepat. Pada saat proses tatal terputus,

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


108 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

permukaan dasar lubang tidak bersih dan kasar, tapi untuk mengatasi
hal tersebut maka dibuat rancangan agar mata bor diam sesaat dalam
posisi Z terprogram untuk tujuan akhir pengeboran.

Gambar 7.14 Fungsi gerak G82


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

2) G83 (Siklus Pengeboran dengan Penarikan)


Pada pengeboran lubang yang terlalu dalam sering terjadi
tatal tidak dapat keluar lubang sebagaimana yang seharusnya.
Mata bor harus ditarik, sehingga dengan bidang penarikan
tersebut menyebabkan tatalnya keluar dari dalam lubang. Untuk
itu, pekerjaan ini dapat diprogram dengan blok tunggal, yakni
G01/G00/G01/G00/… dan seterusnya. Pemrograman dengan
blok tunggal ini dapat diefektifkan dengan siklus pengeboran
menggunakan penarikan atau G83.

Gambar 7.15. Fungsi Gerak G83

Sumber : Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan :2013

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 109
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

3) G85 (Siklus Pereameran atau Perluasan Lubang)


Untuk memperoleh permukaan lubang yang berkualitas tinggi,
digunakanlah reamer atau peluas lubang dengan menggunakan bor
spiral, sehingga diperoleh kualitas permukaan lubang yang tinggi.
Kode atau siklus program yang digunakan adalah G85, dimana kode
ini merupakan kombinasi dari dua perintah G01.

Gambar 7.16. Fungsi Gerak G85


Sumber : Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan :2013

i. G90 dan G91 (Pemrograman Koordinat Absolut dan Inkrimental)


Pergerakan alat potong diperintahkan memakai sistem koordinat
absolut dari titik nol benda kerja jika di awal program CNC digunakan
kode G90, sedangkan jika di awal program CNC menggunakan kode
G91 maka posisi alat potong diperintahkan memakai sistem koordinat
inkrimental. Jika ternyata di awal program tidak dicantumkan G90
atau G91, maka umumnya harga awal (default) koordinatnya ialah G90
(koordinat absolut). Pada sistem koordinat absolut semua perintah
gerakan alat potong menuju koordinat tertentu dihitung dari koordinat
nol (0,0,0), sehingga jika ada perintah gerak lurus atau melingkar
menuju ke X12, Y23, Z34 berarti menuju ke titik koordinat (12, 23, 34).

Gambar 7.17 Fungsi G90 (Koordinat Absolut) dan G91 (Koordinat Inkrimental)
Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


110 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

j. G92 (Pergeseran Titik Referensi)


Pada topik di atas sudah dijelaskan penetapan titik nol benda
kerja dan posisi alat potong juga sudah dapat diketahui dengan jelas,
yaitu merupakan jarak titik nol benda kerja ke puncak alat potong
atau pisau frais. Melalui fungsi G92, posisi puncak pisau frais dapat
dinyatakan melalui pengamatan posisi pada sumbu X, Y, dan Z. Setelah
titik nol benda kerja ditetapkan, masukan nilai jarak dari titik nol benda
kerja ke puncak alat potong.

Gambar 7.18. Fungsi Gerak G92


Sumber : Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan :2013

Catatan:
1) G92 adalah informasi, bukan perintah untuk jalan
2) G92 berarti pemrograman secara otomatis merupakan program
absolut
3) G92 berarti titik nol benda kerja dapat digeser sesuai dengan
kebutuhan.

k. M98 dan M99 (Siklus Penyayatan Kantong/Pocket)


Sering terjadi berbagai bentuk pengefraisan yang sama dibuat
pada suatu benda kerja yang sama pula, misalnya empat kantong
yang secara geometri identik. Untuk mengerjakan kantong tersebut,
pisau frais harus diposisikan kembali ke posisi kerja. Adapun proses
pemrograman dan pengefraisan untuk masing-masing kantong adalah
sama. Jadi untuk pemrograman keempat kantong tersebut hanya
diperlukan satu program CNC.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 111
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.19 Fungsi M89 dan M99


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

Pengefraisan kantong dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:


1) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan pertama.
2) Subprogram dipanggil dan kantong pertama difrais.
3) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan kedua.
4) Subprogram dipanggil dan kantong kedua difrais.
5) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan ketiga.
6) Sub program dipanggil dan kantong ketiga difrais.
7) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan keempat.
8) Sub program dipanggil dan kantong keempat difrais.

3. Kode M, S, T
Fungsi serbaguna Kode M (miscellaneous), kata untuk fungsi
miscellaneous ini terdiri dari dua digit. Fungsi ini berkaitan dengan informasi
serbaguna yang tidak ada hubungannya dengan gerakan dimensional mesin,
seperti perintah spindel, coolant ON dan OFF.
Tabel 7.2 Fungsi Kode M
Kode M Fungsi atau Deskripsi

M01 Putaran spindel berhenti sementara


M02 Program berakhir (Program END)
M03 Putaran spindel searah jarum jam (Spindle ON CW)
M04 Putaran spindel berlawanan arah jarum jam (Spindle ON CCW)
M05 Putaran spindel mati (Spindle OFF)
M07 Pendingin udara bertekanan hidup (Coolant ON)
M08 Pendingin cair hidup (Coolant ON)
M09 Pendingin mati (Coolant OFF)
M30 Program selesai dan kembali ke awal (Program END)
M98 Awal sub program
M99 Akhir sub program

Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


112 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Kode S adalah kode untuk menentukan jumlah putaran spindel per menit
(rpm) dengan format S..... Misal S2000, maka spindel berputar 2000 rpm. Atau
apabila perpindahan putaran menggunakan kode posisi gigi, maka harga S
adalah 1 sampai 4. Untuk keperluan ini harap dicek pada manual mesin yang
dibuat oleh produsen mesin.
Kode T adalah kode untuk memanggil tool. Tool yang digunakan
diberi nama dengan T diikuti angka posisi tool pada toolturret dan nomer
kompensasinya. Misalnya : T11, T22, T33, dsb.

4. Contoh Pemrograman Frais CNC

Gambar 7.20 Contoh pemrograman frais CNC


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 113
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

NO PROGRAM CNC KETERANGAN

G54 Pemindahan titik origin mesin ke origin benda kerja

Pemrograman absolut dan feeding dalam mm/menit


Program Pembuka

G90 G94
Gerakan awalan tool pada posisi X0 dan Y0 dengan
G1 X0. Y0. F1000 G1 dan F1000 agar dapat dikendalikan dengan
menggunakan feed overide.
M03 S1500 Spindel berputar searah jarum jam sebesar 1500 rpm

Pengaktifan data kompensasi panjang tool nomor


G43 H1 Z50. satu dan tool bergerak pada koordinat Z50 masih
pada perintah G1 dan F1000.
X-40. Y0. Gerakan tool ke posisi 1 pada perintah G1 dan F1000

Z10 Gerakan tool ke Z10 pada perintah G1 dan F1000


1 Gerakan menyayat ke Z1 dengan G1 dan F500
G1 Z1. F500
dengan tujuan agar gerakan lebih pelan
Gerakan turun menyayat dengan kedalaman 0,5 mm
G1 Z-0.5 F50 M8
dengan F50 dan pendingin dinyalakan
Karena masih gerakan G1 (sama seperti gerakan
sebelumnya) maka G1 tidak ditulis. Demikian dengan
2 X-40. Y30. F300. sumbu Z karena nilainya tidak berubah maka tidak
perlu ditulis, tetapi ditulis pun tidak berpengaruh
Bergerak ke koordinat 2 dengan F300.
Gerak menyayat melingkar dengan radius 10 ke
3 G2 X-30. Y40. R10.
koordinat 3
Bergerak menyayat ke posisi 4, jika F tidak dituliskan
4 G1 X-20.
berarti nilainya mengikuti feeding sebelumnya
5 G2 X-10. Y30. R10. Bergerak melingkar dengan radius 10 ke posisi 5

6 G1 Y20. Nilai X tetap menyayat ke posisi 6

7 G2 X-30. Y20. R10. Bergerak melingkar dengan radius 10 ke posisi 7

8 X-20. Y30. R10. Bergerak melingkar dengan radius 10 ke posisi 8

G0 Z50. M09 Tool ditarik pada Z50 dan pendingin berhenti


Program Penutup

M05 Spindel berhenti berputar

G91 G28 Z0. Tool kembali ke titik Z nol mesin

G28 X0. Y0. Tool kembali ke titik X & Y nol mesin

M30 Program selesai

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


114 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM
A. TUJUAN:
1. Siswa dapat menerapkan prosedur pemrograman pada mesin frais CNC..
2. Siswa dapat melaksanakan entry data program pada mesin frais CNC

B. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

C. ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

D. LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan praktek yang dibutuhkan serta pastikan
1.
kondisinya layak untuk digunakan.
Peserta didik menyusun program CNC sesuai jobsheet yang diberikan
2.
dengan benar
Peserta didik melaksanakan entry data program pada mesin frais CNC
3.
dengan baik
a. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk pengerjaan
jobsheet 1
b. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk pengerjaan
jobsheet 2
c. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk pengerjaan
jobsheet 3
d. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk pengerjaan
jobsheet 4
e. Peserta didik melaksanakan entry data program untuk pengerjaan
jobsheet 5
Setelah selesai praktik peserta didik membersihkan alat dan
4.
mengembalikannya ke tempat semula.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 115
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

MESIN CNC PEMOTONG LASER (LASER CUTTER)

Gambar 7.21 Mesin CNC Laser Cutter


Sumber: https://teknikece.com/mesin-cnc

Laser Cutter memiliki prinsip kerja yang sama dengan Plasma Cutter. Namun
mesin ini tidak menggunakan obor plasma (plasma torch), tetapi menggunakan
laser. Mesin ini juga dapat digunakan untuk memotong plastik.

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan


tentang pemrograman pada mesin frais CNC secara mandiri melalui
media internet. Salah satu media yang dapat kalian kunjungi adalah
sebagai berikut:
https://youtu.be/IVxySA5KdXw

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


116 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

1. Metode Pemrograman Mesin Frais CNC : Absolut dan Inkrimental


2. Metode pemrograman absolut adalah suatu metode pemrograman dimana
titik referensinya selalu tetap.
3. Metode pemrograman inkrimental adalah suatu metode pemrograman
dimana titik referensinya selalu berubah, yaitu titik terakhir yang dituju
menjadi titik referensi baru untuk ukuran berikutnya.
4. Sistem koordinat mesin (Machine Coordinate System/MCS)
5. Sistem koordinat benda kerja (Workpiece Coordinate System/WCS)
6. Pada mesin frais CNC vertikal pergerakannya dikenal dengan tiga gerakan
yakni gerakan memanjang, gerakan melintang, dan gerakan vertikal.
7. Pemrograman manual dilakukan dengan menyusun parameter dan kode
gerakan dalam bentuk huruf dan angka pada satu lembar program CNC yang
nantinya diisikan ke mesin frais CNC secara manual. Pengisian program ini
dilakukan dengan cara mengetik atau memasukkan koordinat program ke
dalam mesin melalui tombol pada panel control
8. Pemrograman konversational disebut juga G wizard, yaitu pemrograman
yang dilaksanakan pada panel kontrol CNC secara langsung dengan menu
perintah baku yang telah disediakan, misalnya pemrograman untuk membuat
kontur, pengeboran, penguliran, dan sebagainya. Pemrograman dilakukan
dengan memilih menu dan mengisikan data seperti kecepatan potong, gerak
makan, ukuran benda, ketebalan pemakanan, dan arah proses pemesinan,
yang kemudian muncul kode G langsung pada layar.
9. Pembuatan program CAM (Computer Aided Manufacturing) diawali dengan
cara menggambar bentuk benda kerja dengan menggunakan perangkat
lunak CAD.
Kode S adalah kode untuk menentukan jumlah putaran spindel per menit
(rpm) dengan format S..... Misal S2000, maka spindel berputar 2000 rpm.

TUGAS MANDIRI

Tugas mandiri yang harus dikerjakan peserta didik adalah melakukan


pengamatan/observasi terhadap produk hasil pekerjaan dengan mesin frais CNC
di bengkel sekolah atau bengkel terdekat, kemudian buatlah laporan tentang
program yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja tersebut! Laporan harus
menjelaskan tentang kode – kode pemrograman yang digunakan! Gunakan format
laporan sesuai yang telah ditentukan!

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 117
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!

1. Sebutkan dua macam metode pemrograman mesin frais CNC!


2. Jelaskan tentang metode pemrograman absolut!
3. Jelaskan bagaimana sistem koordinat menggunakan tangan kanan!
4. Jelaskan bagaimana cara penulisan program secara manual!
5. Jelaskan tentang pemrograman konversational!
6. Apa yang dimaksud titik nol mesin?
7. Apa yang kamu ketahui tentang titik nol benda kerja?
8. Apa fungsi dari kode G54?
9. Jelaskan tentang kompensasi radius alat potong!
10. Pada sebuah program yang ada di mesin frais CNC terdapat kode S1000,
jelaskan maksud dari kode tersebut!

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 7, tentunya Anda semakin paham


tentang pemrograman mesin frais CNC. Dari materi yang telah dibahas, manakah
menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan diskusikan dengan teman
sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut sangat penting karena materi –
materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan materi.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


118 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
SETTING ALAT POTONG PADA
MESIN FRAIS CNC VIII

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang setting alat potong pada mesin frais CNC,
peserta didik dapat melaksanakan setting alat potong pada mesin frais CNC
sesuai prosedur yang benar.

PETA KONSEP

Memasang Ragum/pencekam
Pemasangan di mesin Frais CNC
Fixture/Perlengka-
pan Kerja
Aksesoris untuk mesin Frais CNC
Setting Alat Potong Mesin Frais CNC

Pemasangan Benda Kerja


Pemasangan
Benda Kerja dan
Alat Potong
Alat Lingkungan Kerja

Setting titik Nol Benda Kerja dengan


MPG

Setting titik Nol Benda Kerja


Arah Sumbu X
Setting Alat Po-
tong /Tool Offset Setting titik Nol Benda Kerja
Arah Sumbu Y

Penempatan Work Zero Point

KATA KUNCI

Setting Tool, Tool Offset, Zero point.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 133
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 8.1 Setting alat potong


Sumber: Fundamental of CNC Machining :2014

Sebelum memulai proses machining pada mesin frais CNC, setiap tools yang
ada harus disetting atau diatur dengan tepat. Mulai dari alat pencekam benda kerja,
benda kerja, serta alat potong yang akan digunakan harus di pasangkan dan dilakukan
setting offset sesuai program yang sudah dibuat sebelumnya. Setting offset dilakukan
secara langsung pada benda kerja yang telah terpasang pada mesin frais CNC. Karena
apabila program sudah dibuat dengan baik dan benar, hasilnya tidak akan maksimal
apabila setting tools yang akan digunakan tidak tepat dengan standar program yang
sudah dibuat. Maka proses setting alat cekam, benda kerja dan alat potong merupakan
salah satu tahap yang wajib dilakukan oleh operator.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pemasangan Fixture/Perlengkapan Kerja


1. Memasang Ragum/Pencekam di Mesin Frais CNC
Peralatan/perlengkapan bantu mesin frais CNC berupa pencekam
benda kerja dan pemegang alat potong yang harus dipilih dan dipasang
dengan benar sebelum mesin dioperasikan. Pencekam benda kerja
berfungsi untuk menjepit atau meletakkan benda kerja pada meja mesin
frais CNC, sedangkan pemegang alat potong berfungsi untuk memegang
alat potong yang diletakkan pada sumbu utama atau spindel mesin
TEKNIK FABRIKASI LOGAM
134 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

frais CNC. Pemasangan benda kerja dan alat potong yang tepat akan
mempermudah proses setting pada mesin frais CNC.
Ragum dipasang di meja mesin frais menggunakan dua buah baut
yang disisipkan di T-slot yang ada di meja mesin frais. Ragum harus
terikat kuat pada meja mesin dan bibir ragum harus sejajar dengan sumbu
memanjang meja mesin frais CNC.

Gambar 8.2 Ragum yang terpasang di meja mesin frais CNC


Sumber: Dokumen pribadi

2. Aksesoris untuk Mesin Frais CNC


Selain perlengkapan utama untuk proses pemesinan frais CNC juga
diperlukan beberapa macam aksesoris. Aksesoris tersebut membantu
operator dalam melakukan setting alat potong, pemasangan benda kerja,
dan pencekaman benda kerja. Beberapa kelengkapan aksesoris untuk
mesin frais CNC adalah sebagai berikut:
a. Parallel
b. Alat bantu untuk menentukan titik (line finder)
c. Edge finder atau pre set tool untuk menemukan koordinat pojok benda
kerja.
d. Vise stopper atau stopper ragum yang digunakan untuk mulut ragum.
e. Pembatas posisi benda kerja di ragum
f. V-block
g. Klem
TEKNIK FABRIKASI LOGAM
DAN MANUFAKTUR 135
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.3 Aksesoris mesin frais CNC


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

B. Pemasangan Benda Kerja dan Alat Potong


1. Pemasangan Benda Kerja
Pemasangan benda kerja biasanya menggunakan ragum sebagai
pemegang/pencekam pada mesin frais CNC. Ketika memasang benda kerja
hendaknya permukaan mulut ragum dan benda kerja dalam keadaan bersih
dari chip/beram. Untuk memasang benda kerja dibutuhkan perlengkapan
bantu parallel block, penyiku, jam ukur (dial indicator), dan engkol ragum.
Posisi benda kerja di ragum hendaknya tidak dipinggir, sebaiknya di tengah
pada sumbu ragum agar pencekamannya kuat. Perhatikan ketinggian
permukaan benda kerja, usahakan jangan menonjol terlalu tinggi agar
benda kerja tidak bergetar saat dilakukan penyayatan.
a. Pemasangan dengan batang pencekam
Cara pemasangannya, benda kerja diletakkan di atas meja,
kemudian baut pengikat batang pencekam yang kepalanya berbentuk
T dan terikat pada alur meja mesin frais dikencangkan menggunakan
mur segienam.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


136 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.4 Batang pencekam


Sumber: Dokumen pribadi

b. Pemasangan dengan ragum


Cara pemasangannya, salah satu sisi benda kerja yang
merupakan bidang referensi dipasang menempel pada ujung rahang
ragum yang diam, kemudian batang ulir penggerak rahang dikeraskan.
Untuk mengeset kerataan permukaan benda kerja digunakan surface
gauge.

Gambar 8.5 Pemasangan benda kerja dengan ragum


Sumber: https://docplayer.info/47229115-Materi-kuliah-cnc-memasang-cekam-dan-benda-kerja-mesin-frais-
cnc.html

c. Pemasangan dengan blok bertingkat


Cara pemasangnya, benda diletakkan sesuai ketinggiannya
dengan blok yang bertingkat, kemudian baut pengikat dikencangkan.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 137
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.6 Blok bertingkat


Sumber: https://docplayer.info/47229115-Materi-kuliah-cnc-memasang-cekam-dan-benda-kerja-mesin-frais-
cnc.html

2. Pemasangan Alat Potong


Alat potong yang biasa digunakan untuk proses frais CNC adalah
endmill cutter, baik terbuat dari HSS maupun karbida. Alat potong ini
pada waktu dipasang pada mesin memerlukan dua buah pemegang yaitu
arbor dan kolet. Selanjutnya kolet yang sudah dipasang endmill kemudian
dipasang pada arbor. Pada ujung arbor dipasang pull stud yang berfungsi
sebagai pengait pada tempat alat potong di mesin frais CNC. Rangkaian
alat potong tersebut kemudian dipasang pada lubang arbor spindel utama
mesin frais CNC dengan cara menekan tombol ganti alat potong, kemudian
memasukkan arbor ke dalam lubang spindel. Untuk kelengkapan pemegang
alat potong ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 8.7 Kelengkapan alat potong


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


138 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

C. Setting Alat potong/Tool Offset


1. Setting Titik Nol Benda Kerja dengan MPG
Untuk mempermudah proses setting titik nol benda kerja, kita harus
bisa menggunakan MPG terlebih dahulu. Hal ini karena pada saat setting
tool komponen yang umum dan mudah digunakan adalah MPG.
Cara penggunaan MPG adalah sebagai berikut:
a. Arahkan handy pulser dengan menekan mode MPG

Gambar 8.8 Tombol MPG


Sumber: Dokumen Pribadi

b. Arahkan knop pada sumbu X atau Y (tergantung sumbu mana yang akan
disetting terlebih dahulu).

Gambar 8.9 Knop sumbu MPG


Sumber: Dokumen Pribadi

c. Atur kecepatan pergerakan pada X10, jadi setiap strip akan


menggerakkan sejauh 0,01 mm

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 139
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.10 Knop kecepatan pergerakan tool


Sumber: Dokumen Pribadi

d. Putar ke arah nilai negatif atau ke kiri, jadi tool bergerak mendekati
operator.

Gambar 8.11 MPG


Sumber: Dokumen Pribadi

e. Untuk nonaktifkan penggunaan handy pulser arahkan knop ke posisi


OFF.

Gambar 8.12 Knop sumbu MPG


Sumber: Dokumen Pribadi

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


140 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

2. Setting Titik Nol Benda Kerja Arah Sumbu X


Adapun langkah-langkah untuk setting titik nol benda kerja arah sumbu X
adalah sebagai berikut:
a. Misalnya titik nol yang akan dicari adalah pada rahang tetap ragum.
Titik koordinat yang akan disetting adalah X0, Y0, dan Z0.

Gambar 8.13 Titik nol benda kerja


Sumber: Dokumen pribadi

b. Pastikan centrofix sudah terpasang dengan benar, pada saat memasang


arbor yang ada centrofixnya pastikan mesin dalam mode MANUAL/JOG

Gambar 8.14 centrofix


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan:2013

c. Masuk menu MDI → COMMAND sampai pada tampilan → CURRENT MDI


→ kemudian ketik M3 S500 → input → cycle start.
d. Kemudian tekan MPG untuk mengaktifkan Handy Pulser(MPG).
e. Sentuhkan centrofix pada ragum, seperti pada gambar di bawah ini
sampai centrofix dalam keadaan tenang, pertahankan posisi ini.
TEKNIK FABRIKASI LOGAM
DAN MANUFAKTUR 141
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.15 Setting titik nol benda kerja pada sumbu X


Sumber: Dokumen pribadi

f. Tekan mode POSITION, masuk pada koordinat RELATIVE.

Gambar 8.16 Tampilan koordinat relative


Sumber: Dokumen pribadi

g. Karena penyentuhan terhadap sumbu X, maka tekan huruf X kemudian


SHIFT, sehingga nilai koordinat relatif sumbu X menjadi Nol.
h. Kemudian angkat/bebaskan centrofix untuk setting sumbu Y, jika dalam
keadaan tidak bergoyang, sentuhlah kembali ujung centrofix agar
kembali bergoyang.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


142 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN
3. Setting Titik Nol Benda Kerja Arah Sumbu Y
Adapun langkah-langkah untuk setting titik nol benda kerja arah
sumbu Y adalah sebagai berikut:
a. Sentuhkan centrofix pada benda kerja, dan pastikan bahwa koordinat
alat potong adalah nol benda kerja.

Gambar 8.17 Setting titik nol benda kerja pada sumbu Y


Sumber: Dokumen pribadi

b. Tampilan monitor pada menu POSITION, halaman RELATIVE

Gambar 8.18 Tampilan koordinat relative


Sumber: Dokumen pribadi

c. Masih pada koordinat relatif, kemudian karena penyentuhan pada


sumbu Y, maka tekan huruf Y kemudian tekan SHIFT.
Sehingga sumbu X maupun sumbu Y relative menjadi nol.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 143
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.19 Tampilan coordinate X0, Y0 dan Z0


Sumber: Dokumen pribadi

d. Gerakkan posisi centrofix ke atas (sumbu Z) sehingga bebas dari


sentuhan permukaan ragum.
e. Karena centrofix yang digunakan berdiameter 10 mm, agar titik nol
benda kerja tepat di ujung dari ragum, maka sumbu X digeser setengah
dari diameter centrofix kea rah sumbu X positif (+5mm).
f. Serta sumbu Y digeser setengah dari diameter centrofix ke arah Y positif
(+5mm).

Gambar 8.20 Tampilan posisi centrofix


Sumber: Dokumen pribadi

4. Penempatan Work Zero Point (G54, G55, G56, G57, G58 atau G59)
Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tekan EDIT → OFFSET → WORK
b. Arahkan kursor pada posisi G54, misalnya akan disetting pada posisi
G54.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


144 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.21 Setting pada posisi G54


Sumber: Dokumen pribadi

c. Kemudian ketik X0 → MEASURE


Sehingga koordinat X0 mesin sudah tercatat pada sumbu X G54.
d. Kemudian ketik Y0 → MEASURE
Sehingga koordinat Y mesin sudah tercatat pada sumbu Y G54.
e. Cara mengecek kebenaran setting nol benda kerja, tekan MDI →
COMMAND sampai muncul tampilan Current Block, tekan Page Down
hingga tampilan monitor Next Block MDI.
f. Kemudian ketik G54 G90 G94 G1 X0. Y0. F1000.
g. Selanjutnya untuk menjalankan, tekan CYCLE START

5. Setting Tool
Adapun langkah-langkah untuk setting tool adalah sebagai berikut:
a. Pastikan mesin sudah dereference point/home machine dan tool yang
akan disetting sudah terpasang, misalnya yang akan disetting tool
nomor satu.
b. Tekan MDI → Tekan COMMAND sampai muncul tampilan Current Block,
selanjutnya tekan Page Down hingga tampilan monitor NEXT BLOCK
MDI. Kemudian ketik M3 S500.
c. Selanjutnya untuk menjalankan, tekan CYCLE START.
d. Dengan menggunakan kertas yang sudah dibasahi dengan coolant/
oli yangn ditempelkan pada permukaan benda kerja, sentuhkan tool
dengan menggunakan pengoperasian MPG sampai menyentuh kertas
(kertas sobek).

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 145
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.22 setting tool sumbu Z


Sumber: Dokumen pribadi

e. Tekan EDIT → OFFSET → arahkan kursor pada nomor tool yang


diinginkan, misalnya T1/H1. Ketik P kemudian ketik nilai Z yang muncul
Input.
Misalnya: P-213.45 → INPUT
f. Cek kebenaran setting tool dengan cara tekan MDI → COMMAND sampai
muncul Current Block → tekan Page Down hingga tampilan Next Block
MDI kemudian ketik:
G54 G90G94G1 X0. Y0. Z5. F1000 M3 S500 G43 H1
g. Kemudian tekan CYCLE START.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


146 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM No. 8

TUJUAN:
1. Siswa dapat menganalisis proses pemotongan pada mesin frais
CNC.
2. Siswa dapat melaksanakan setting alat potong pada mesin frais
CNC.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu
safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan praktik yang dibutuhkan serta
1. pastikan kondisinya layak untuk digunakan.
2. Peserta didik menjelaskan cara setting nol benda kerja.
3. Peserta didik menjelaskan cara setting offset alat potong.
Peserta didik melaksanakan setting alat potong pada mesin frais
4. CNC dengan baik
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk
4.1. pengerjaan jobsheet 1
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk
4.2. pengerjaan jobsheet 2
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk
4.3. pengerjaan jobsheet 3
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk
4.4. pengerjaan jobsheet 4
Peserta didik melaksanakan setting alat potong untuk
4.5. pengerjaan jobsheet 5
Setelah selesai praktik peserta didik membersihkan alat dan
5. mengembalikannya ke tempat semula.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 147
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

MESIN CNC PLASMA CUTTER

Gambar 8.23 Mesin CNC Plasma Cutter


Sumber: https://teknikece.com/mesin-cnc/
CNC Plasma Cutter merupakan mesin yang digunakan untuk memotong logam
atau kayu secara 2 dimensi. Mesin ini tidak membutuhkan daya sebanyak mesin
router. Mesin ini menggunakan obor plasma (plasma torch) untuk menembus
lembaran kayu atau logam.

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan


tentang setting alat potong mesin frais CNC secara mandiri
melalui media internet. Salah satu media yang dapat kalian
kunjungi adalah sebagai berikut:

RANGKUMAN

1. Pencekam benda kerja berfungsi untuk menjepit atau meletakkan benda


kerja pada meja mesin frais CNC, sedangkan pemegang alat potong berfungsi
untuk memegang alat potong yang diletakkan pada sumbu utama atau
spindel mesin frais CNC.
2. Alat potong yang biasa digunakan untuk proses frais CNC adalah endmill
cutter, baik terbuat dari HSS maupun karbida.
3. Untuk mempermudah proses setting titik nol benda kerja, kita harus bisa
menggunakan MPG terlebih dahulu.
TEKNIK FABRIKASI LOGAM
148 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

4. Pada saat memasang arbor yang ada centrofixnya pastikan mesin dalam
mode MANUAL/JOG
5. Langkah – langkah setting alat potong adalah setting titik nol benda kerja
dengan MPG, setting titik nol benda kerja arah sumbu X, setting titik nol
benda kerja arah sumbu Y dan setting work zero point.
6. Untuk mengaktifkan handy pulser, tekan tombol mode MPG
7. Nol-kan angka koordinat pada menu relative dengan cara pilih axis (misal
sumbu X) tekan huruf X kemudian tekan SHIFT.
8. Kemudian monitor pada menu OFFSET halaman WORK
9. Pilih workpieces koordinat yang akan dipakai, tersedia G54, G55, G56, G57,
G58, G59. Contoh workpiece koordinat G54, dengan cara mengarahkan
cursor yang berwarna kuning ke kolom G54.
10. Pilih axis yang akan disetting nol, dengan cara ketik X kemudian 0 (nol)
kemudian tekan tombol Measure pada monitor, maka secara otomatis
koordinat X akan terisi angka koordinat mesin.

TUGAS MANDIRI
Tugas mandiri yang harus dikerjakan peserta didik adalah membuat video
tutorial proses setting alat potong pada mesin frais CNC. Setelah itu postinglah
di media sosial dan mintalah teman yang lain untuk menonton dan memberikan
komentar serta penilaian terhadap video tutorial yang telah kita posting
tersebut.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan bagaimana cara pemasangan ragum di meja mesin frais CNC!
2. Sebutkan beberapa aksesoris yang dibutuhkan dalam proses pemesinan frais
CNC!
3. Jelaskan pemasangan benda kerja dengan batang pencekam!
4. Jelaskan bagaimana pemasangan benda kerja dengan ragum!
5. Jelaskan cara pemasangan benda kerja menggunakan blok bertingkat!
6. Jelaskan fungsi dari alat potong endmill!
7. Jelaskan fungsi mode MPG!
8. Jelaskan maksud knop pada MPG yang tertulis X10!
9. Jelaskan langkah setting nol benda kerja arah sumbu X!
10. Jelaskan data parameter panjang tool!

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 149
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

Setelah mempelajari materi pada bab 8, tentunya Anda semakin paham tentang
setting alat potong pada mesin frais CNC. Dari materi yang telah dibahas,
manakah menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan diskusikan
dengan teman sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut sangat penting
karena materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan materi
berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


150 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PENGOPERASIAN MESIN FRAIS CNC IX

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang pengoperasian mesin frais CNC, peserta


didik dapat mengidentifikasi dan melaksanakan pengoperasian mesin frais
CNC sesuai prosedur yang benar.

PETA KONSEP

Menghidupkan Mesin Frais CNC


Menghidupkan
dan mematikan
mesin Frais CNC Mematikan Mesin Frais CNC

Preference Point/Machine Zero


PENGOPERASIAN MESIN FRAIS CNC

Membuka Program

Membuat Program Baru


Pengoperasian
Dasar Mesin Frais Menghapus Program
CNC GSK 983 Ma
Mentransfer Program

Menjalankan Program CNC

KATA KUNCI

GSK983Ma, Edit, Jog, New, delete.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 151
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 9.1 Penyayatan Benda Kerja


Sumber: Teknik Pemesinan CNC Dasar, Tri Ujan: 2013

Mesin CNC merupakan mesin yang menggabungkan system mekanik dengan


control pengendali digital. Pengoperasian mesin frais CNC meliputi langkah
menghidupkan mesin, memilih mode pengoperasian, melakukan pergeseran titik nol,
serta membuat dan mengubah/mengedit program CNC.

Pengoperasian mesin frais CNC pada dasarnya terdiri dari kegiatan melakukan
setting, mengedit program CNC, dan menjalankan program CNC. Setting untuk mesin
frais CNC dilakukan dengan cara mengisi data alat potong, menggeser titik nol (zero
point offset), dan mengisi data settingan parameter mesin. Pada tahap mengedit
program CNC operator dapat membuat program baru, memasukkan data dan mengedit
data. Setelah siap, program dapat dijalankan secara otomatis.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Menghidupkan dan mematikan Mesin Frais CNC


1. Menghidupkan Mesin Frais CNC
Pekerjaan proses menghidupkan mesin frais CNC harus
dilaksanakan dengan urutan yang benar sesuai prosedur, hal ini ditujukan
agar tidak terjadi kerusakan pada mesin dan juga untuk menghindari
terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan operator.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


152 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Adapun langkah – langkah dalam menghidupkan mesin frais CNC


dengan sistem control GSK 983Ma-H adalah sebagai berikut:
a. Putar Handle Power ON/OFF mesin yang terletak di belakang mesin
kearah posisi ON.

Gambar 9.2 Handle Power ON


Sumber: Dokumen pribadi

b. Putar key Selector Switch pada posisi ON (putar ke kanan)

Gambar 9.3 Key Selector Switch


Sumber: Dokumen pribadi

c. Tekan tombol Power ON

Gambar 9.4 Power ON


Sumber: Dokumen pribadi

d. Unlock/Release tombol Emergency Stop yang apa pada operator


panel.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 153
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.5 Emergency Stop


Sumber: Dokumen pribadi

2. Mematikan Mesin Frais CNC


Demikian juga proses mematikan mesin frais CNC harus
dilaksanakan dengan urutan yang benar sesuai prosedur, hal ini ditujukan
agar tidak terjadi kerusakan pada mesin dan juga untuk menghindari
terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan operator.
Adapun langkah – langkah dalam mematikan mesin frais CNC
dengan system control GSK 983Ma-H adalah sebagai berikut:
a. Tekan tombol Power OFF

Gambar 9.6 Power OFF


Sumber: Dokumen pribadi

b. Tekan tombol Emergency Stop yang ada pada operator panel

Gambar 9.7 Emergency Stop


Sumber: Dokumen pribadi

c. Putar Key Selector Switch pada posisi OFF (putarke kiri)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


154 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.8 Key Selector Switch


Sumber: Dokumen pribadi

d. Putar handle power ON/OFF mesin yang terletak di belakang mesin


kea rah power OFF.

Gambar 9.9 Handle Power OFF


Sumber: Dokumen pribadi

3. Reference Point atau Machine Zero


Agar mesin tidak over travel atau melewati batas area kerja mesin
yang mengakibatkan adanya alarm over travel, posisikan dahulu spindel
ditengah area kerja mesin dan dekat dengan stock/work table. Kemudian
lakukan langkah-langkah berikut:
a. Tekan tombol machine zero,

b. kemudian tekan tombol sumbu Z+


c. Tekan tombol X+
d. Berikutnya tekan tombol Y+
TEKNIK FABRIKASI LOGAM
DAN MANUFAKTUR 155
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

e. Tunggu sampai perherakan machine zero berhenti, atau sampai


koordinat pada monitor berhenti, atau koordinat machine coordinate
menjadi X0. Y0, Z0.

B. Pengoperasian Dasar Mesin Frais CNC GSK 983Ma


Secara geris besar pengoperasian mesin frais CNC mempunyai tahapan
– tahapan yang relatif sama, yaitu: Turn On, reference point/machine zero,
zero offset setting, tool setting, memasukkan program CNC, mensimulasikan
program CNC dan terakhir mengeksekusi program CNC.

1. Membuka Program
Langkah – langkah untuk memanggil/membuka program adalah sebagai
berikut:
a. Buka kunci LOCK PROGRAM, agar bisa membuat, membuka dan
mengedit program
b. Masuk mode EDIT
c. Tekan PROGRAM
d. Pilih CHECK
e. Ketik O diikuti nomor program yang akan dipanggil
f. Tekan kursor anak panah ke bawah

2. Membuat Program Baru


Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Buka kunci LOCK PROGRAM, agar bisa membuat, membuka dan
mengedit program
b. Tekan EDIT
c. Tekan PROGRAM sampai mode CHECK
d. Ketik O diikuti nomor program
e. Kemudian tekan INSERT

3. Menghapus Program
Langkah – langkah untuk menghapus program yang tersimpan di memori
mesin adalah sebagai berikut:
a. Buka kunci LOCK PROGRAM, agar bisa membuat, membuka dan
mengedit program
b. Masuk mode EDIT
c. Tekan PROGRAM

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


156 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

d. Pilih CHECK
e. Ketik O kemudian diikuti nomor program yang akan dihapus
f. Tekan DELETE

Gambar 9.10 tampilan mode program


Sumber: Dokumen pribadi

4. Mentransfer Progam
Langkah – langkah untuk mentransfer program dengan menggunakan USB
adalah sebagai berikut:
a. Masukkan USB pada mesin
b. Kemudian tekan MDI
c. Tekan setting berulang kalo sampai muncul SETTING (DATA DEAL)
d. Arahkan kursor pada CNC PROGRAM + OUT PUT (pojok kanan bawah)
e. Tekan INPUT maka akan muncul menu CNC DISK → USB
f. Tekan anak panah kursor kanan atau kiri sehingga nampak USB → CNC
DISK
g. Untuk mengkopi data file dari USB ke CNC DISK atau sebaliknya tekan
huruf “S” → INPUT
h. Untuk menghapus data file baik yang di CNC DISK atau USB, tekan
huruf “D” → INPUT.
5. Menjalankan Program CNC
Langkah – langkah untuk menjalankan/mengeksekusi program CNC
adalah sebagai berikut:
a. Tekan mode EDIT
b. Memanggil program yang akan dieksekusi dengan cara tekan EDIT →
PROGRAM → arahkan kursor pada nomor program → INPUT
c. Tekan POSITION → SINGLE BLOCK untuk eksekusi perblok
d. Tekan AUTO (agar program berjalan lambat rapid dan feed transverse,
atur pada posisi 25%)
e. Tekan Cycle Start.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 157
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKU No. 9

TUJUAN:
1. Siswa dapat menerapkan prosedur pengoperasian mesin frais CNC.
2.Siswa dapat melaksanakan pengoperasian mesin frais CNC sesuai
prosedur.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu
safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan praktik yang dibutuhkan serta
1.
pastikan kondisinya layak untuk digunakan.
2. Peserta didik menghidupkan mesin frais CNC
3. Peserta didik mengoperasikan mesin frais CNC secara manual
4. Peserta didik membuat program baru
5. Peserta didik membuka program
6. Peserta didik mensimulasikan program CNC
7. Peserta didik menjalankan program CNC secara AUTOMATIC
Setelah selesai praktik peserta didik membersihkan alat dan
8.
mengembalikannya ke tempat semula.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


158 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

MESIN CNC MILLING 5 AXIS

Gambar 9.11 Mesin frais CNC 5 Axis


Sumber: https://english.mazak.jp/machines/process/5-axis/

Pengertian mesin milling cnc 5 axis adalah mesin frais yang memiliki 5 sumbu
atau axis dalam pengoperasiannya. Mesin ini merupakan pengembangan dari
mesin frais cnc 3 axis. Mesin ini memiliki 3 axis atau sumbu yang saling tegak
lurus yaitu sumbu X, Y, Z dan 2 sumbu putar (rotary axis) secara vertikal dan
horizontal.
Secara sederhana, mesin ini menggunakan program CNC untuk memindahkan
benda kerja atau alat potong sepanjang 5 axis tersebut

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 159
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan


tentang pengoperasian mesin frais CNC secara mandiri
melalui media internet. Salah satu media yang dapat
kalian kunjungi adalah sebagai berikut:

https://youtu.be/WM-Rp0VScSg

RANGKUMAN
1. Menghidupkan mesin frais CNC harus dilaksanakan dengan urutan yang
benar sesuai prosedur, hal ini ditujukan agar tidak terjadi kerusakan pada
mesin dan juga untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat
membahayakan operator.
2. Secara geris besar pengoperasian mesin frais CNC mempunyai tahapan –
tahapan yang relative sama, yaitu: Turn On, reference point/machine zero,
zero offset setting, tool setting, memasukkan program CNC, menyimulasikan
program CNC dan terakhir mengeksekusi program CNC.
3. Langkah – langkah menghidupkan mesin frais CNC adalah Putar Handle Power
ON/OFF mesin yang terletak di belakang mesin kearah posisi ON, Putar key
Selector Switch pada posisi ON (putar ke kanan), tekan tombol power ON, dan
Unlock/Release tombol Emergency.
4. Reference point/machince zero adalah memposisikan meja/benda kerja pada
titik nol mesin, ini merupakan proses awal yang dilakukan setelah mesin
dihidupkan
5. Langkah – langkah membuat program baru adalah buka kunci LOCK
PROGRAM, tekan EDIT, tekan PROGRAM samapai mode CHECK, ketik O diikuti
nomor program, kemudian tekan INSERT.
6. Langkah – langkah menjalankan program CNC adalah Tekan mode EDIT,
memanggil program yang akan dieksekusi dengan cara tekan EDIT →
PROGRAM → arahkan kursor pada nomor program → INPUT, tekan POSITION
→ SINGLE BLOCK untuk eksekusi perblok, tekan AUTO (agar program berjalan
lambat rapid dan feed transverse, atur pada posisi 25%), tekan Cycle Start.

TUGAS MANDIRI

Lakukan pengamatan / observasi terhadap produk hasil pekerjaan dengan


mesin frais CNC di bengkel sekolah atau bengkel terdekat, kemudian buatlah
laporan tentang langkah kerja pengoperasian mesin untuk mengerjakan benda
kerja tersebut! Laporan harus menjelaskan mulai dari persiapan, pelaksanaan
sampai pengukuran!

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


160 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan fungsi dari tombol Emergency-Stop!
2. Jelaskan langkah – langkah menghidupkan mesin frais CNC!
3. Jelaskan apa itu reference point!
4. Bagaimana langkah untuk melakukan machince zero?
5. Jelaskan fungsi kunci LOCK PROGRAM!
6. Sebutkan tahapan – tahapan pengoperasian mesin frais CNC!
7. Jelaskan langkah – langkah untuk memanggil/membuka program yang ada
di memori mesin!
8. Bagaimana cara untuk mebuat program baru?
9. Langkah – langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menghapus
program?
10. Jelaskan bagaimana cara mengeksekusi program CNC perblok/baris
program!

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 9, tentunya Anda semakin paham tentang
pengoperasian mesin frais CNC. Dari materi yang telah dibahas, manakah
menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silakan diskusikan dengan
teman sejawat atau dengan guru Anda!. Hal tersebut sangat penting karena
materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan materi berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 161
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BAB
PARAMETER PEMOTONGAN MESIN
X FRAIS CNC

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang parameter pemotongan pada mesin frais
CNC, peserta didik dapat mengidentifikasi hasil pekerjaan mesin frais CNC
dan memperbaiki setting parameter pemotongan pada mesin frais CNC sesuai
prosedur yang benar.

PETA KONSEP

Kecepatan potong
(cutting speed)
PARAMETER PEMOTONGAN MESIN FRAIS CNC

Kecepatan potong
(cutting speed) Kecepatan pemakanan
dan Kecepatan (Feeding)
putar mesin Preference Point/Machine Zero

Waktu Permesinan Pengefraisan Rata

Waktu
Permesinan
Waktu Pengeboran pada Mesin Frais

KATA KUNCI

Cutting Speed, Feeding, Rpm.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


162 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENDAHULUAN

Gambar 10.1 Parameter pemotongan


Sumber: Dokumen pribadi

Persiapan sebelum proses pekerjaan pemesinan frais CNC dilakukan adalah


melakukan setting parameter pemotongan. Parameter pemotongan sangat dipengaruhi
oleh material benda kerja yang akan dipotong, material pisau frais, diameter pisau
frais yang digunakan, serta kehalusan permukaan hasil pengefraisan yang diharapkan.

Beberapa parameter pemotongan pada mesin frais CNC adalah kecepatan


potong (cutting speed), kecepatan pemakanan (feeding), kecepatan putaran spindle
mesin (Rpm), serta waktu pemesinan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan
pengefraisan. Setting parameter pemotongan yang tepat akan menghasilkan benda
kerja yang baik sesuai keinginan operator.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Kecepatan Potong (Cutting Speed) dan Kecepatan Putar Mesin


1. Kecepatan Potong(Cutting Speed/Cs)
Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan
alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam
satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/menit). Pada gerak putar
seperti pada mesin frais, kecepatan potongnya (Cs) adalah: Keliling
lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran (n).

atau: Cs = π.d.n

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 163
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Keterangan:
d = diameter alat potong (mm)
n = putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π = nilai konstanta = 3,14

Tabel 10.1 Tabel kecepatan potong bahan


Sumber: https://www.portalpalapa.com/forum/thread/903/-SMK-XI-Teknik-Pemesinan--Cutting-Speed-and-Feed-in-
Milling-Operation

Teg.
Teg. Tarik CS Tarik CS
Material Material
(kg/mm2) (m/mnt) (kg/ (m/mnt)
mm2)
Plain carbon steel Spring Steel (JIS Grade)
ST37/MS 37 32 SUP4, 6, 7, 9, 10, 11 125 13
1030/S30C 48 32 SUS 302,304,316 WPA 170 5
1035/S35C 52 25 SUS 302,304,WPB 210 5
1040/S40C 55 25 SUS 631J1 WPC 200 5
1045/S45C/
58 25 Stainless Steel 10-25
EMS45/1730
1050/S50C/ST60 62 25 304,304L,316,316L 70 18
1055/S55C 66 25 410,416 77 18
Alloy Steel (JIS Grade) 420, 420F 84 18
SNC2, 3, 21 95 18 440C, 440F 91 18
SNC22 100 13 Copper 70
SNCM1, 2, 22 90 18 Lead Bronze 50-70
SNCM7, 8, 23, 25 100 13 Phospor Bronze 40-50
SCr3, 4, 21, 22 90 18 Pure Alumunium 200-300
SCr5 100 13 Alumunium Alloy 70-120
SCM2, 3,21,22 90 18 Cast Iron
SCM4,5,23 100 13 GG20 25
Tool Steel (AISI Grade) GG25 18
W Series 70 18 GG30,35,40 18
O Series 135 5 GG45,50 13
D Series 140 5 GG55,60 5
A Series 140 5
H Series 140 5
L Series 100 13
P Series 100 13
S Series 130 5
HSS T Series 150 5
HSS M Series 140 5

2. Kecepatan Pemakanan(Feeding)
Kecepatan pemakanan atau ingsutan pada proses pengefraisan,
ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya:
kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong,
bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan
digunakan.
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin frais ditentukan
oleh seberapa besar bergesernya pisau frais (f ) dalam satuan mm/putaran

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


164 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran.


Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah:

F=fxn
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran).
n = putaran mesin (putaran/menit).
F = kecepatan pemakanan (mm/min)

3. Kecepatan Putaran Mesin Frais CNC(RPM)


Yang dimaksud kecepatan putaran mesin frais adalah, kemampuan
kecepatan putar mesin frais untuk melakukan pemotongan atau
penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari
besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
kecepatan potong dan keliling benda kerjanya.
Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah
ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses
penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian
rumus dasar untuk menghitung putaran mesin frais adalah:
Cs = π.d.n

n =
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit
sedangkan satuan diameter benda kerja dalam milimeter, maka satuannya
harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan mengalikan nilai kecepatan
potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran mesin
menjadi:

n =
Keterangan:
d = diameter alat potong (mm)
Cs = kecepatan potong (meter/menit)
π = nilai konstanta = 3,14.
n = Putaran mesin (Rpm)

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 165
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

B. Waktu Pemesinan
1. Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan frais adalah,
seberapa besar panjang atau jarak tempuh pengefraisan (L) dalam satuan
mm, kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit dan jumlah mata
sayat pisau yang digunakan (t).
Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada
uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran).
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, maka
perhitungan waktu pemesinan pengefraisan rata (tm) dapat dihitung
dengan rumus:

Waktu pengefraisan rata =


Tm = menit
L = ℓa + ℓ + ℓu (mm).
F = f.t. n (mm/menit)

Keterangan:
t = jumlah mata sayat alat potong
f = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
F = pemakanan setiap menit.

2. Waktu Pengeboran pada Mesin Frais


Perhitungan waktu pengeboran pada mesin frais, pada prinsipnya
sama dengan menghitung waktu pemesinan pengefraisan rata.
Perbedaannya hanya terletak pada jarak star ujung mata bornya. Panjang
total pengeboran (L) adalah panjang pengeboran (ℓ) ditambah star awal
mata bor (ℓa= 0,3 d), sehingga: L= ℓ + 0,3d (mm). Untuk nilai kecepatan
pemakanan (F) mengacu pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran)
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, maka
perhitungan waktu pengeboran (tm) dapat dihitung dengan rumus:

Waktu pengeboran =

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


166 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

Tm = menit
L = ℓ + 0,3d (mm)
F = f. n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran).

3. Contoh Soal
a. Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau
frais shell endmill cutter berdiameter (d) 50 mm dengan kecepatan
potong (Cs) 25 meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa
kecepatan putaran mesinnya?
Jawaban :
n =
n =
n = 159,235 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 159,235 Rpm.
b. Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter
20 mm, dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar
pemakanan (f ) 0,15 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa
besar kecepatan pemakanannya ?
Jawaban :

n =

n =
n = 398,089 ≈ 398 Rpm
F =fxn
F = 0,15 x 398 = 59,7 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 59,7 mm, selama satu
menit.
c. Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang
250 mm dengan pisau frais jari. Data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin frais (n)= 460 putaran/

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 167
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

MATERI PEMBELAJARAN

menit, pemakanan dalam satu putaran (f )= 0,13 mm/putaran, jarak


start awal (la)= 20 mm, jarak akhir (Lu)= 20 mm dan mata sayatnya
pisau jari (t)= 6 mata. Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang
diperlukan untuk melakukan pengefraisan sesuai data diatas,
apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?
Jawaban :
F = f .t .n
= 0,13 . 4 . 460
= 239,2 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 20 + 20 = 290 mm

Tm = menit

= menit = 1,213 menit


Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data
di atas adalah selama 1,213 menit.
d. Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais
sepanjang 30 mm dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data
parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan
potong (Cs)= 25 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran
(f )= 0,04 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang
diperlukan untuk melakukan pengeboran pada mesin frais sesuai
data di atas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/
proses ?
Jawaban:

n =

n =
n = 796,178 ≈ 796 Rpm
L = ℓ + 0,3 d = 30 + (0, 3.10) = 33 mm
F = f.n = 0,04 x 796= 31,84 mm/menit

Tm = menit
= menit = 1,036 menit
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data di atas
adalah selama 1,036 menit.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


168 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LEMBAR PRAKTIKUM

LEMBAR PRAKTIKUM No. 10


TUJUAN:
1. Siswa dapat menganalisis hasil pekerjaan/spesifikasi benda manufaktur
mesin frais CNC.
2. Siswa dapat memperbaiki setting dan parameter pemotongan pada
mesin frais CNC sesuai prosedur.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3):


1. Gunakan Alat Pelindung Diri (baju praktik, kacamata safety, sepatu
safety)
2. Taati tata tertib yang berlaku di bengkel

ALAT DAN BAHAN:


1. Mesin CNC/Simulator CNC
2. Jangka Sorong
3. Alat tulis

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan praktik yang dibutuhkan serta pastikan
1. kondisinya layak untuk digunakan.
Peserta didik menghitung kecepatan putaran spindle yang digunakan
2. pada mesin frais CNC
Peserta didik menentukan kecepatan pemakanan (feeding) pada mesin
3. frais CNC.
4. Peserta didik menghitung waktu pemesinan yang dibutuhkan.
Peserta didik menginput nilai kecepatan putaran spindle pada mesin
5. frais CNC.
6. Peserta didik menginput nilai Feeding pada mesin frais CNC.
Peserta didik menjalankan program CNC menggunakan parameter
7. pemotongan yang telah diinput.

Setelah selesai praktik peserta didik membersihkan alat dan


8. mengembalikannya ke tempat semula.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 169
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

CAKRAWALA

MESIN CNC PICK AND PLACE

Gambar 10.2 Mesin CNC Pick and Place


Sumber: https://teknikece.com/mesin-cnc/

CNC Pick And Place menggunakan pengaturan yang mirip seperti CNC
Router dan Laser Cutter. Mesin ini memiliki beberapa nozel kecil yang berfungsi
mengambil komponen elektronik kemudian meletakkannya pada posisi yang
tepat.
Mesin ini memiliki gerakan yang cepat dan mampu untuk merakit
komponen elektronik menjadi suatu produk. Seperti motherboard komputer,
ponsel, tablet, dan lain-lain. Dan hampir semua produk memiliki circuit board.

JELAJAH INTERNET

Peserta didik dapat menambah wawasan dan pengetahuan


tentang parameter pemotongan mesin frais CNC secara mandiri
melalui media internet. Salah satu media yang dapat kalian
kunjungi adalah sebagai berikut:

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


170 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

RANGKUMAN

1. Beberapa parameter pemotongan pada mesin frais CNC adalah kecepatan


potong (cutting speed), kecepatan pemakanan (feeding), kecepatan putaran
spindle mesin (Rpm), serta waktu pemesinan yang diperlukan dalam
melakukan pekerjaan pengefraisan.
2. Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan
dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/
menit atau feet/menit).
3. Pada gerak putar seperti pada mesin frais, kecepatan potongnya (Cs) adalah:
Keliling lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran (n).
4. Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin frais tentukan oleh seberapa
besar bergesernya pisau frais (f ) dalam satuan mm/putaran dikalikan
seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran.
5. Kecepatan putaran mesin frais adalah, kemampuan kecepatan putar mesin
frais untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/
menit.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan frais adalah, seberapa
besar panjang atau jarak tempuh pengefraisan (L) dalam satuan mm,
kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit dan jumlah mata sayat
pisau yang digunakan (t).
7. Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian
sebelumnya F= f.n (mm/putaran).
8. Waktu pengeboran (tm) dapat dihitung dengan rumus:

9. Waktu pengeboran =

TUGAS MANDIRI

Lakukan pengamatan / observasi terhadap produk hasil pekerjaan dengan


mesin frais CNC di bengkel sekolah atau bengkel terdekat, kemudian lakukan
analisis terhadap benda kerja hasil proses pemesinan menggunakan mesin frais
CNC dan amati parameter pemotongan yang digunakan! Buatlah laporan hasil
pengamatan dengan format yang telah disepakati!

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 171
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal – soal di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan pengertian tentang kecepatan potong (Cutting Speed)!
2. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cutting Speed)!
3. Apa yang dimaksud dengan kecepatan putaran?
4. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan frais!
5. Sebutkan dan jelaskan rumus waktu pengeboran!
6. Sebutkan beberapa factor yang mempengaruhikecepatan putaran spindle
mesin frais CNC!

7. Rumus kecepatan putaran spindle adalah n = Rpm. Jelaskan


maksud angka 1000 dari rumus tersebut!
8. Jika diketahui besar pemakanan (f ) = 0,08 mm/put dan putaran mesin (n)
= 460 Rpm. Berapa kecepatan pemakanan pengefraisannya (F)?
9. Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter 20
mm, dengan kecepatan potong (CS) 25 m/min dan besar pemakanan
(f ) 0,06 mmm/put. Pertanyaannya adalah berapa besar kecepatan
pemakanannya(F)?
10. Panjang benda kerja 120 mm, diameter pisau endmill 22 mm dan
kecepatan potong 30m/min, maka berapa besarnya putaran spindle
mesin frais?

REFLEKSI

Setelah mempelajari materi pada bab 10, tentunya Anda semakin paham
tentang parameter pemotongan mesin frais CNC. Dari materi yang telah
dibahas, manakah menurut Anda yang paling sulit untuk dipahami? Silahkan
diskusikan dengan teman sejawat atau dengan guru Anda! Hal tersebut sangat
penting karena materi – materi yang telah dibahas akan saling terkait dengan
materi berikutnya.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


172 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET
Nama Kelas
No.1

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan benda kerja awal ukuran 80 x
80 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 173
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET

Nama Kelas No.2

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan benda kerja awal ukuran 80 x
80 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


174 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET

Nama Kelas No.3

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan benda kerja awal ukuran 80 x
80 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Tanggal Paraf
Catatan:

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 175
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET

Nama Kelas No.4

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan benda kerja awal ukuran 80 x
80 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Tanggal Paraf
Catatan:

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


176 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

JOBSHEEET

JOBSHEET
Nama Kelas
No.5

Kerjakan Jobsheet berikut ini dengan menggunakan benda kerja awal ukuran 80 x
80 mm.

PROGRAM CNC
No Program No Program

Catatan: Tanggal
Paraf

Instruktur

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 177
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e yang menurut Anda merupakan
jawaban yang paling tepat!
1. Mesin yang mampu menerima masukan data dalam bentuk perintah, memproses,
dan menerjemahkannya dalam bentuk gerakan – gerakan pada alat potong
adalah….
a. Mesin CNC
b. Mesin DNC
c. Mesin EPS
d. Mesin MCU
e. Mesin EDM
2. Mesin frais CNC yang digunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan hanya
mampu digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan ringan dengan bahan yang relatif
lunak adalah….
a. Mesin frais CNC MCU
b. Mesin frais DNC
c. Mesin frais CNC LU
d. Mesin frais CNC TU
e. Mesin frais CNC PU
3. Bagian mesin frais CNC yang berfungsi untuk menggerakkan eretan mesin, yaitu
gerakan sumbu X, Y dan Z adalah….
a. Arbor
b. Motor
c. Spindle
d. Step motor
e. Support
4. Bagian mesin frais CNC yang berfungsi sebagai gerak persumbuan jalannya
mesin adalah….
a. Arbor
b. Motor
c. Spindel
d. Step motor
e. Support
5. System koordinat mesin frais CNC dibagi menjadi dua, salah satunya Workpiece
Coordinate System (WCS), yang berarti….
a. Sistem koordinat benda kerja
b. Sistem koordinat mesin
c. Sistem koordinat eretan
d. Sistem koordinat tool
e. Sistem koordinat pemotongan
6. Jenis alat potong mesin frais CNC yang hanya dapat digunakan untuk menyayat
permukaan benda kerja adalah…
a. Endmill
b. Facemill
c. Reamer
d. Slotmill
e. Twist drill
7. Blok V merupakan salah satu kelengkapan aksesoris mesin frais CNC yang
berfungsi untuk….
a. Membantu mencari posisi benda kerja

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


178 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
b. Meninggikan posisi benda kerja pada ragum
c. Mencari titik pusat lingkaran
d. Mensejajarkan posisi benda kerja dengan ragum
e. Memegang benda kerja berbentuk silindris
8. Apabila kecepatan potong bahan 150 m/min dan putaran mesin 1200 rpm, maka
diameter tool yang cocok untuk proses pengefraisan adalah….
a. 25 mm
b. 39 mm
c. 45 mm
d. 47 mm
e. 50 mm
9. Jika diketahui putaran mesin 500 rpm dan kecepatan pemotongan 0,02 mm/
put, dan jumlah mata potong 4 buah, maka asutan yang diijinkan dalam mm/min
adalah….
a. 21 mm/min
b. 22 mm/min
c. 32 mm/min
d. 35 mm/min
e. 40 mm/min
10. Kompensasi radius alat potong di sebelah kiri kontur dapat diperintahkan melalui
kode….
a. G40
b. G41
c. G42
d. G43
e. G44
11. Perhatikan gambar di bawah ini!

Bagian mesin yang ditunjukkan dengan huruf A adalah….


a. Bed
b. Eretan
c. Magazine
d. Spindle
e. Support

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 179
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
12. Jenis pisau frais banyak macamnya, jenis pisau apakah yang digunakan untuk
pemakanan pada sisi muka dan sisi samping….
a. Angular milling cutter
b. End mill cutter
c. Face mill cutter
d. Side milling cutter
e. Spur gear cutter
13. Proses kerja mesin frais adalah….
a. Alat potong diam, benda kerja berputar
b. Benda kerja diam, alat potong bergerak lurus bolak – balik
c. Alat potong berputar, benda kerja digerakkan perlahan
d. Benda kerja berputar, alat potong digerakkan perlahan
e. Alat potong dan benda kerja berputar
14. Meja dan landaan ragum harus bersih pada saat pemasangan ragum mesin frais
CNC, hal ini bertujuan….
a. Menjaga kebersihan mesin
b. Menjaga kebersihan ragum
c. Menjaga kesejajaran mulut ragum terhadap meja
d. Menjaga kerataan mulut ragum
e. Menjaga kesejajaran gerak ragum
15. Untuk mengetahui kecepatan putaran spindle utama, dapat dihitung secara
matematis dengan rumus….
a. n = Vc.100.π.d
b. n = (Vc.1000):( π.d)
c. n = ( π.d): (Vc.100)
d. n = ( π.d): (Vc.1000)
e. n = Vc.( π.d)
16. Jika kita akan mengefrais benda kerja dengan material alumunium berdiameter
40 mm, kecepatan potong 29 m/min, maka kecepatan putaran mesin yang
digunakan adalah….
a. 230 Rpm
b. 240 Rpm
c. 250 Rpm
d. 256 Rpm
e. 265 Rpm
17. Untuk menggunakan jenis tool end mill, kita harus memegangnya pada alat…
a. Cekam
b. Spindle
c. Ragum
d. Vice
e. Collet
18. Jika diketahui kecepatan potong (Cs) = 25 m/min dan diameter endmill cutter 20
mm, maka putaran mesin frais (n) adalah….
a. 320 Rpm
b. 330 Rpm
c. 356 Rpm
d. 398 Rpm
e. 400 Rpm

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


180 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
19. Perlengkapan yang digunakan untuk membantu pada saat setting tool mesin
frais CNC adalah….
a. Centrofix
b. Centerdrill
c. Endmill
d. Zero X
e. Zero Z
20. Kode G yang berfungsi untuk menentukan satuan feeding dalam mm/min pada
mesin frais CNC adalah….
a. G90
b. G91
c. G93
d. G94
e. G99
21. Kode G yang berfungsi untuk memutar spindle searah jarum jam pada mesin frais
CNC adalah….
a. M02
b. M03
c. M04
d. M05
e. M30
22. Prinsip kerja mesin frais CNC pada sumbu X, Y, dan Z adalah dengan kaidah….
a. Tangan kiri dengan 3 jari menghadap ke atas
b. Tangan kiri dengan 3 jari menghadap ke bawah
c. Tangan kanan dengan jari tengah menghadap ke atas
d. Tangan kanan dengan 3 jari menghadap ke bawah
e. Tangan kanan dengan ibu jari menghapa ke atas
23. Apabila akan terjadi program mesin CNC tabrakan akibat kesalahan program,
maka cara menyelamatkannya adalah dengan menekan tombo….
a. Saklar utama (main switch)
b. Emergency Stop
c. Saklar kecepatan putar
d. Saklar layanan posisi mesin
e. Saklar pesisi mesin (operating switch)
24. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar penempatan referensi terhadap benda kerja (zero point) pada mesin frais
CNC tersebut adalah….
a. Bottom side – left, front workpart corner
b. Top side – left, front workpart corner
c. Bottom side – left, back workpart corner
d. Top side – left, back workpart corner
e. Top side – workpart, corner center point

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 181
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
25. Fixture yang terpasang pada mesin frais CNC berfungsi untuk….
a. Menjepit benda kerja
b. Menjepit pahat
c. Menjepit endmill
d. Menjepit parallel
e. Menjepit meja mesin
26. Berdasarkan gambar tampilan pada mesin CNC di bawah ini, pernyataan yang
benar untuk mengisi nilai offset pada sumbu Z adalah….

a. Pada sumbu Z, nilai offset diisi dengan panjang dan diameter benda kerja
b. Pada sumbu Z, nilai offset diisi dengan diameter benda kerja dari titik senter
benda kerja
c. Pada sumbu Z, nilai offset diisi dengan panjan benda kerja dari mulut ragum
d. Pada sumbu Z, nilai offset diisi dengan panjang benda kerja keseluruhan
e. Pada sumbu Z, nilai offset diisi dengan diameter benda kerja.
27. Kesalahan dalam memasukkan program nilai positif/negatifakan terlihat jika
dilakukan….
a. Eksekusi program
b. Pemeriksaan program
c. Uji kebenaran program
d. Uji jalan program
e. Uji lintasan pahat
28. Bagian mesin frais CNC yang berfungsi untuk menyimpan beberapa tool adalah….
a. Adaptor
b. Arbor
c. Collet
d. Magazine
e. Tool holder
29. Tombol perintah untuk mengetahui uji jalan program tanpa tool bergerak adalah….
a. Start
b. Dry Run
c. Cycle Start
d. Offset
e. Auto

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


182 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP

30. Perhatikan program di bawah ini!

Dari contoh program di atas, feeding menggunakan satuan….


a. m/detik
b. mm/putaran
c. mm/detik
d. mm/menit
e. m/menit
31. Penentuan ukuran titik koordinat yang diukur terhadap titik koordinat acuan yang
tetap disebut…
a. Absolut
b. Inkrimental
c. Reference point
d. Relative point
e. Zero point
32. Untuk melakukan perintah pergerakan pahat dengan proses pemakanan dan
perintah pembubutan radius berlawanan arah jarum jam pada mesin CNC TU 2A
menggunakan perintah….
a. G00 dan G03
b. G01 dan G03
c. G01 dan G84
d. G00 dan G02
e. G84 dan G02

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 183
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP

33. Perhatikan gambar di bawah ini!

Posisi pahat mula – mula pada titik A, maka untuk program gerakan inkrimental
dari titik A ke b adalah….
a. G01 X6,5 Z-12
b. G01 X21 Z-18
c. G01 X8 Z-6
d. G01 X21 Z-10
e. G01 X25 Z-8
34. Sebelum mengeksekusi program dengan benda kerja harus dilakukan setting
tool terhadap benda kerja. Hal ini untuk mendapatkan….
a. Nilai X=0 dan Z=0
b. Jarak antara pisau dengan benda kerja
c. Eksekusi program berjalan dengan benar
d. Posisi benda kerja yang baik
e. Posisi tool pada awal jalan program
35. Format pemrograman untuk kompensasi alat potong mesin frais CNC adalah….
a. N…/M05/D…/S…/Z(Hz)/T…
b. N…/M06/S…/Z(Hz)/T…
c. N…/M05/S…/Z(Hz)/T…
d. N…/M06/D…/S…/T…
e. N…/M06/D…/S…/Z(Hz)/T…

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


184 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
36. Perhatikan gambar di bawah ini!

Siklus pengefraisan kantong segiempat dapat dilakukan dengan perintah kode….


a. G04
b. G54
c. G72
d. G82
e. G83
37. Perhatikan gambar di bawah ini!

Koordinat posisi tool di titik Po dengan menggunakan system koordinat absolut


dapat ditulis dengan….
a. N… G00 X-1000 Y1500 F100
b. N… G00 X-1000 Y1500 Z-300
c. N… G00 X-1000 Y1500 Z-300 F100
d. N… G00 X-1000 Z-300
e. N… G00 X-1000 Z-300 F100
38. Untuk memanggil tool pada mesin frais CNC panel control GSK adalah….
a. G1
b. H1
c. I1
d. J1
e. K1

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 185
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
39. Tombol seperti gambar di bawah ini berfungsi….

a. Mengaktifkan Multy Pulse


b. Mengaktifkan Manual
c. Mengaktifkan MDI
d. Mengaktifkan Machine Zero
e. Mengaktifkan EDIT program
40. Jenis perlengkapan mesin frais CNC seperti gambar di bawah ini adalah….

a. Meja putar
b. Ragum bangku
c. Ragum khusus
d. Ragum sederhana
e. Ragum universal
41. Perintah gerakan lurus cepat tanpa penyayatan adalah….
a. G00
b. G01
c. G02
d. G03
e. G04
42. Perlengkapan mesin frais CNC seperti gambar di bawah ini adalah….

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


186 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
a. Arbor
b. Deviding head
c. Meja putar
d. Ragum bangku
e. Ragum universal
43. Untuk kompensasi panjang alat potong pada mesin frais CNC digunakan kode….
a. G40
b. G41
c. G42
d. G43
e. G45

44. Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Untuk memasukkan program


b. Dwell time
c. Untuk menghapus program
d. Untuk menghentikan program
e. Untuk menjalankan program
45. Menginput program secara manual pada mesin frais CNC GSK, setelah menekan
tombol EOB langkah berikutnya adalah menekan tombol….
a. Alterna
b. Cancel
c. Insert
d. Page down atau page up
e. Program
46. Pada saat setting offset tool, harga Z (monitor) = -234,765, tinggi zero Z = 50 mm,
maka memasukkan data toolnya adalah ketik P….
a. -184,765
b. -234,265
c. -234,765
d. -284,265
e. -284,765
47. Pada siklus gabungan melintang untuk tebal pemakanan ditunjukkan dengan
variable…
a. F
b. I
c. K
d. L
e. Z

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 187
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
48. Program di bawah ini merupakan….

a. Awal program
b. Isi/batang tubuh program
c. Akhir program
d. Penutup program
e. Kode G dan kode M

49. Perhatikan program di bawah ini!

Berapakah banyaknya langkah pada proses siklus gabungan memanjang di atas….


a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
50. Berikut adalah langkah – langkah menghidupkan mesin CNC:
1. Tekan tombol RESET kemudian tekan tombol JOG
2. Release tombol EMERGENCY-STOP
3. Putar KEY SELECTOR SWITCH POWER-ON
4. Hidupkan MCB Control
5. Menekan tombol X machine zero, Z machine zero

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


188 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

PENILAIAN AKHIR SEMESTER


GENAP
Urutan langkah menghidupkan mesin bubut CNC yang benar adalah….
a. 1 - 2 – 5 – 3 – 4
b. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
c. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
d. 1 – 5 – 3 – 4 – 2
e. 4 – 3 – 2 – 1 – 5

Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1. Jelaskan 5 bagian utama dari mesin frais CNC!
2. Pada sebuah program yang ada di mesin frais CNC terdapat kode S800, jelaskan
maksud dari kode tersebut!
3. Jelaskan langkah setting nol benda kerja pada sumbu X!
4. Jelaskan langkah – langkah untuk memanggil program yang ada di memori mesin!
5. Panjang benda kerja 100 mm, diameter pisau endmill 20 mm dan kecepatan
potong 30m/min, maka berapa besarnya putaran spindle mesin frais?

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 189
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

GLOSARIUM

CNC : singkatan dari Computer Numerically Controlled


Mesin CNC : suatu mesin yang dikontrol oleh computer dengan
menggunakan bahasa numeric sesuai standart ISO
Pahat : alat potong yang digunakan dalam proses pemesinan
bubut.
Koordinat Kartesian : digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
dengan menggunakan sumbu (sumbu x, y, dan z).
Koordinat Absolut : koordinat dimana titik referensinya tetap.
Koordinat Inkrimental : koordinat di mana titik referensinya berubah-ubah, di
mana titik terakhir menjadi titik referensi untuk tujuan
berikutnya.
Mesin CNC PU : mesin CNC Production Unit yang dapat digunakan untuk
produksi secara masal di industry.
Mesin CNC TU : mesin CNC Training Unit yang digunakan untuk pelatihan
mengoperasikan mesin CNC.
Mesin CNC TU-2A : mesin CNC Training Unit dengan 2 sumbu pergerakan arah
memanjang (X) dan arah melintang (Y).
Motor utama : motor penggerak spindelyang telah terpasang cekam
untuk memutar benda kerja.
Eretan/Support : bagian mesin bubut yang dapat bergerak dalam arah
memanjang dan melintang.
Step motor : penggerak eretan memanjang dan melintang.
Rumah alat potong : penjepit alat potong pada saat proses pengerjaan benda
kerja.
Cekam/Chuck : kelengkapan untuk memegang/mencepit benda kerja.
Sliding bed : dudukan eretan
Kepala lepas : tempat pemasangan senter putar dan chuck drill saat
pengeboran lubang pada mesin bubut.
Machine zero : memposisikan axis pada titik referensi mesin, zero point
mesin (0,0).

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


190 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR PUSTAKA

Autodesk. 2014. Fundamentals of CNC Machining. United State of America: Autodesk.


Inc
Dr. Suranto,ST.,MM & Joko Pramono. 2017. Teknik Pemesinan CNC. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Drs. Emrizal MZ. 2007. CNC Bubut. Bogor: Yudhistira
Budi Wiratma. 2011. Bekerja dengan Mesin CNC 2 Axis. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan
Madani.
Joko Darmanto, S.Pd. 2007. Modul CNC Milling. Bogor: Yudhistira
Drs. Eka Yogaswara. 2001. Mesin Frais Konvensional dan CNC. Bandung: CV. ARMICO
Tri Ujan Nugroho. 2015. Modul Pembelajaran Teknik Pemesinan Frais CNC. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Widarto. 2008. Teknik Pemesinan Jilid II. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depertemen Pendidikan Nasional.
Sentot Wijanarko, MT. Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
PT. Sarimas Ahmadi Pratama. 2011. Intructional Manual CNC LM250. Depok: PT.
Sarmimas Ahmadi Pratama.
Formosa Teknologi Sentral. 2012. Syntec Lathe 900T User Guide. Tangerang: Formosa
Teknologi Sentral.

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 191
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

LAMAN PUSTAKA

https://k atadata.co.id/berita/2018/04/06/begini-proses-revolusi-industri-40-
diterapkan-perusahaan-skala-besar diakses tanggal 21 oktober 2019 Pukul:
10.00 WIB.
https://www.rdmo.co.id/pembubutan-1/mesin-bubut-dengan-komputer-cnc-35/
mesin-bubut-dengan-komputer-cnc-mazak-sqt-200-ms-6773 diakses
tanggal 21 oktober 2019 pukul: 10.15 WIB
https://dokumen.tips/documents/cnc-bagian-bagian-utama-mesin-bubut-cnc.html
diakses tanggal 22 oktober 2019 pukul: 09.00 WIB
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-mesin-cnc/ diakses pada tanggal 22 oktober
2019 pukul: 09.30 WIB
https://new.siemens.com/global/en/products/automation/systems/cnc-sinumerik/
automation-systems/sinumerik-808.html diakses pada tanggal 25 oktober
2019 pukul: 10.00 WIB
http://achmadarifin.com/pemrograman-cnc-siklus-pembubutan-memanjang diakses
pada tanggal 27 oktober 2019 pukul 23.12 WIB
http://www.hansonline.eu/massaproductie/index.htm diakses pada tanggal 02
nopember 2019 pukul: 08.12 WIB
http://www.swansc.com diakses pada tanggal 02 nopember 2019 pukul 09.00 WIB
https://www.teknikmesin-indo.com/2017/11/download-materi-pembelajaran-cnc.
html diakses pada tanggal 02 nopember 2019 pukul: 09. 55 WIB
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3201994/mesin-industri-ini-dibuat-its-
untuk-umkm diakses pada tanggal 09 nopember 2019 pukul: 09.00 WIB
https://english.mazak.jp/machines/process/5-axis/ diakses tanggal 14 nopember
2019 Pukul: 12.30 WIB.
https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/ diakses tanggal 15 nopember 2019
pukul 8.46 WIB
https://www.por talpalapa.com/forum/thread/903/-SMK-XI-Teknik-Pemesinan--
Cutting-Speed-and-Feed-in-Milling-Operation diakses tanggal 15 nopember
2019 pukul 09.52 WIB

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


192 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR
Autodesk. 2014. Fundamentals of CNC Machining. United State of America: Autodesk.
Inc
Tri Ujan Nugroho. 2015. Modul Pembelajaran Teknik Pemesinan Frais CNC. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
https://www.rdmo.co.id/pembubutan-1/mesin-bubut-dengan-komputer-cnc-35/
mesin-bubut-dengan-komputer-cnc-mazak-sqt-200-ms-6773 diakses
tanggal 21 oktober 2019 pukul: 10.15 WIB
https://dokumen.tips/documents/cnc-bagian-bagian-utama-mesin-bubut-cnc.html
diakses tanggal 22 oktober 2019 pukul: 09.00 WIB
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-mesin-cnc/ diakses pada tanggal 22 oktober
2019 pukul: 09.30 WIB
https://www.direc tindustr y.com/prod/duplomatic-automation/
product-82617-759839.html diakses pada tanggal 22 oktober 2019 pukul:
10.30 WIB
https://new.siemens.com/global/en/products/automation/systems/cnc-sinumerik/
automation-systems/sinumerik-808.html diakses pada tanggal 25 oktober
2019 pukul: 10.00 WIB
http://achmadarifin.com/pemrograman-cnc-siklus-pembubutan-memanjang diakses
pada tanggal 27 oktober 2019 pukul 23.12 WIB
http://www.hansonline.eu/massaproductie/index.htm diakses pada tanggal 02
nopember 2019 pukul: 08.12 WIB
http://www.swansc.com diakses pada tanggal 02 nopember 2019 pukul 09.00 WIB
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3201994/mesin-industri-ini-dibuat-its-
untuk-umkm diakses pada tanggal 09 nopember 2019 pukul: 09.00 WIB
https://docplayer.info/40380541-Modul-teknik-pemesinan-frais-cnc.html diakses
pada tanggal 09 nopember 2019 pukul 09.15 WIB
https://english.mazak.jp/machines/process/5-axis/ diakses tanggal 14 nopember
2019 Pukul: 12.30 WIB.
https://teknikece.com/perlengkapan-mesin-frais/ diakses tanggal 15 nopember 2019
pukul 8.46 WIB
https://www.pinterest.com/pin/531565562247815470/ diakses tanggal 15
nopember 2019 pukul 09.00 WIB
https://docplayer.info/47229115-Materi-kuliah-cnc-memasang-cekam-dan-benda-
kerja-mesin-frais-cnc.html diakses tanggal 15 nopember 2019 pukul 09.35
WIB

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 193
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

DAFTAR PUSTAKA
TABEL
Dr. Suranto,ST.,MM & Joko Pramono. 2017. Teknik Pemesinan CNC. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Tri Ujan Nugroho. 2015. Modul Pembelajaran Teknik Pemesinan Frais CNC. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Ali Ahmadi Soleh. 2018. CNC Lathe programming and operation. London: Amazon.com
https://www.por talpalapa.com/forum/thread/903/-SMK-XI-Teknik-Pemesinan--
Cutting-Speed-and-Feed-in-Milling-Operation diakses tanggal 15 nopember
2019 pukul 09.52 WIB

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


194 DAN MANUFAKTUR
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 1

Nama Lengkap : ALI AHMADI SOLEH, S.Pd.


Telepon /HP/WA : 085293716859
Email : ali.soleh631@gmail.com
Akun Facebook : ali.soleh631@gmail.com
Alamat Kantor : SMKN 2 Surakarta
Jl. LU. Adisucipto No. 33 Manahan,
Kec. Banjarsari, Kota Surakarta,
Jawa Tengah 57139
Kompetensi Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)


1. Guru SMKN 2 Surakarta (Tahun 2010 s.d sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret Surakarta (Lulus Tahun 2008)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)


-

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Ds. Kertonatan RT.04 RW.02 Kartasura, Sukoharjo. Lahir di Kudus, 20 Juli 1985.
Sekolah Dasar di lalui di SDN 3 Desa Undaan Tengah, MTs Nahdlotul Muslimin Undaan
dan MAN 2 Kudus. Tahun 2003 kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program studi Pendidikan Teknik Mesin lulus
tahun 2003.. Menjadi guru di SMKN 2 Surakarta, dari tahun 2010 - sekarang .

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


DAN MANUFAKTUR 195
TEKNIK PERMESINAN
NON KONVENSIONAL

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 2

Nama Lengkap : Ruben Bayu Kristiawan, S.Pd.


Telepon /HP/WA : 089525094880
Email : yrbk.ruben@gmail.com
Akun Facebook : yrbk.ruben@gmail.com
Alamat Kantor : SMKN 2 Surakarta
Jl. LU. Adi Sucipto No.33, Manahan,
Kec. Banjarsari, Kota Surakarta,
Jawa Tengah 57139
Kompetensi Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)


1. Guru SMKN 2 Surakarta (Tahun 2018 s.d sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret (Lulus Tahun 2018)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)


-

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Kadipiro, Banjarsari, Surakarta. Lahir di Surakarta, Surakarta. Pernah meniti
pendidikan di sekolah dasar Kristen Setabelan II Surakarta, kemudian melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 17 Surakarta dan melanjutkan di SMK N
2 Surakarta. Pada Tahun 2014 memulai pendidikan tinggi di Universitas Sebelas Maret
pada jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan lulus tahun 2018. Menjadi guru di SMKN 2
Surakarta, dari tahun 2018 - sekarang .

TEKNIK FABRIKASI LOGAM


196 DAN MANUFAKTUR

Anda mungkin juga menyukai