PERSAUDARAAN
Makalah disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Disusun oleh:
Cahya
2012110129
M.Alwi Mahfudz
2012110154
M.Rizky Wardana
2012110156
1
KATA PENGANTAR
هَّٰلل
ْ يم ٱل َّر ْح ٰ َم ِن ٱ ِ ِب
س ِم ِ ٱل َّر ِح
Segala puji bagi Allah SWT. atas segala karunia, limpahan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang berjudul “ Tentang Persaudaraan ”. Tak lupa Shalawat
serta salam selalu di haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karna
kemampuan kami yang terbatas. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar dapat kami perbaiki kemudian.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................5
PENUTUP.....................................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................10
B. SARAN.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, saling membutuhkan untuk
memenuhi keperluan dan meningkatkan taraf hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh
islam. Lebih lagi terhadap sesama muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk
menjalin tali persaudaraan dengan muslim lainnya. Dimana persaudaraan itu merupakan
pertalian persahabatan yang serupa dengan hubungan kekeluargaan. Bahkan islam
mengibaratkan persaudaraan dan tali persaudaraan ibarat sebuah bangunan. Rasul banyak
memberikan tuntunan bagaimana seharusnya umat menjaga persaudaraan. Umat islam
tidak boleh saling menyakiti. Ukhuwah islamiyah biasanya diartikan sebagai persaudaraan.
Kata islamiyah yang dirangkaikan dengan kata ukhwah lebih tepat dipahami sebagai
adjektiv atau kata sifat, sehingga ukhuwah islamiyah berarti persaudaraan yang bersifat
islami atau yang diajarkan umat islam. Sesama umat islam hendaknya saling tolong-
menolong, tidak ada kedengkian dan hasad buruk sehingga menjadikan persaudaraan
muslim menjadi jauh karenanya. Dalam Al-Qur’an dan Hadits telah banyak disebutkan
tentang hak dan kewajiban antara sesama muslim. Dan darinya dapat dirasakan nikmatnya
iman.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja konsep persaudaraan sesama muslim ?
2. Bagaimana memelihara silaturrahim ?
3. Bagaimana larangan memutuskan silaturrahim ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian persaudaraan sesama muslim
2. Untuk mengetahui dan memahami cara memelihara silaturrahim
3. Untuk mengetahui dan memahami larangan memutuskan silaturrahim
4
BAB II
PEMBAHASAN
.ْض >اأخرجه ِ >َ اَ ْل ُمْؤ ِمنُ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْني. صلّى اُ َعلَيْه َو َسلّم
ُ >ان يَ ُش > ّد بع
ً ْض >هُ بع ِ ع َْن َأبِ ْي ُموْ َسى َر
َ ِ قَا َل َرسُوْ ُل ا:ض َي اُ عَنهُ قَا َل
البخارى
Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw. Bersabda: Seorang mukmin terhadap sesama mukmin
bagaikan satu bangunan yang setengahnya menguatkan setengahnya, lalu Nabi saw.
Mengeramkan jari-jarinya. (H.R. Bukhari dan Muslim, Sanadnya Shahih). Keterangan
Hadits: Dalam menguraikan hadits diatas, Imam al-Qurthubi berkata sebagai berikut:
“Apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Itu adalah sebagai suatu tamsil
suatu bangunan yang tidak mungkin sempurna dan tidak akan berhasil dapat
dimanfaatkan atau digunakan, melainkan wajiblah yang sebagian dari bangunan itu saling
kokoh mengokohkan dan erat-erat saling pegang memegang dengan bagian yang lain. Jika
tidak demikian, maka bagian-bagian dari bangunan itu pasti berantakan sendiri-sendiri dan
musnalah apa yang dengan susah payah didirikan. Begitulah semestinya kaum muslimin
dan mukminin antara yang seorang dengan yang lain, antara yang sekelompok dengan
yang lain, antara yang satu bangsa dengan yang lain.
1
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al- Lu’lu Wal Marjan,( Surabaya:Pt.Bina Ilmu, 2006), hlm. 1017
5
Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam urusan keduniaan, keagamaan
dan keakhiratan, melainkan saling tolong-menolong, bantu-membantu serta kokoh
mengokohkan. Manakala hal-hal tersebut diatas tidak dilaksanakan baik-baik, maka jangan
diharapkan munculnya keunggulan dan kemenangan,bahkan sebaliknya yang akan terjadi,
yakni kelemahan seluruh umat islam tidak dapat mencapai kemaslahatan yang sempurna-
sempurnanya, tidak kuasa pula melawan musuh-musuhnya ataupun menolak bahaya
apapun yang menimpa tubuh kaum muslimin secara keseluruhan. Semua itu
mengakibatkan tidak sempurnanya ketertiban dalam urusan kehidupan duniawiyah, juga
urusan diniyah (keagamaan) dan ukhrawiyah. Justru yang pasti akan ditemui ialah
kemusnahan, malapetaka yang bertubi-tubi serta bencana yang tiada habis-habisnya.
2. Ukhuwah fi al-Insaniyah
Yaitu seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka bersumber
dari ayah ibu yang satu (QS. Al-Hujurat: 12). Model ukhuwah ini cakupannya
lebih sempit dari ukhuwah yang pertama, karena lingkup persaudaraan sebatas
manusia dengan manusia yang hidup di dunia, tanpa membedakan apapun.
Semuanya adalah saudara tanpa terkecuali.
6
4. Ukhuwah fi din al-Islam
Yaitu persaudaraan antar interen umat islam. Dilihat dari sifatnya,
ukhuwah model ini ruang lingkupnya lebih sempit dari ketiga ukhuwah diatas,
karena hanya mencakup umat islam saja. Namun jika dilihat dari isinya, maka
cakupaaaaan Ukhuwah fi din al-Islam lebih luas, karena tidak dibatasi wilayah
Negara bahkan tidak dibatasi alam yang ditempati, apakah masih hidup atau
sudah mati, ke sesamanya saudara dalam seagama, sehingga masing-masing
orang muslim mempunyai kewajiban terhadap muslim lainnya. Misalnya
mengucapkan salam, mengurus dan mengantarkan jenazah dan lainnya.
Keempat bentuk ukhuwah diatas esensial mempunyai kesamaan yaitu adanya
anjuran untuk hidup rukun, saling merghormati, saling membantu, kerja sama,
tenggang rasa, solidaritas, sosial, dengan mendudukkan pada posisinya
masing-masing sesuai dengan ciri khas bentuk ukhuwah yang dilakukan.
Keempat bentuk ukhuwah di atas pada hakikatnya merupakan
pengejawantahan dari prinsip tauhid yang harus ditegakkan dalam hidup dan
kehidupan sehari-hari.2
B. Memelihara Silaturahim
Dalam memelihara silaturahim seorang muslim memiliki kewajiban terhadap
muslim lainnya ada 6 yaitu :
a. Menjawab salam Mengucapkan salam ketika bertemu dengan muslim lainnya,
dan perintah mengawali salam itu wajib. Menurut Imam ibnu Abdul Bari
mengawali salam itu sunah dan menjawab salam hukumnya wajib. Menebarkan
salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan menumbuhkan rasa cinta atau
sayang sesama muslim. Kata السالمitu merupakan bagian dari asma Allah, ketika
2
Diakses tanggal 27 April 2015
3
http://menaraislam.com/content/view/154/41/.Diakses pada tanggal 27 April 2015.
7
kita mengucapkan سالم علي كمitu berarti semoga engkau dalam bimbingan Allah.
Ketika seorang muslim mendapatkan salam, wajib untuk menjawabnya tetapi
ketika muslim lainnya wajib kifayah untuk menjawab salam.
b. Ketika diundang wajib datang atau memenuhinya. Memenuhi undangan itu wajib
pada setiap undangan, namun ulama merinci atau mengkhususkan pada undangan
walimah dan senisnya saja. Apabila ada dua undangan dalam waktu yang sama,
undangan yang pertama diterima wajib untuk dipenuhi sedangkan yang kedua
sunnah untuk dipenuhi.
c. Memberi nasehat ketika diminta. Dari dhahirnya, memberi nasehat itu wajib
ketika diminta untuk menasehati saja. Diperbolehkan memberi nasihat selama
masih dalam batas amar ma’ruf nahi mungkar dan nasihat itu tidak boleh
menjerumuskan ke dalam hal yang negatif.
d. Mendoakan kebagusan untuk orang yang bersin dan memuji kepada Allah. Etika
orang yang bersin adalah menutup hidup dan menelan suaranya.
e. Menjenguk orang sakit hukumnya sunnah, khususnya saudara atau tetangga,guru-
guru, teman. Maka jika seorang muslim mendengar salah satu dari mereka yang
sakit maka jenguklah untuk mengetahui bagaimana keadaan dan untuk
menghiburnya dan mendoakan kesembuhannya.
f. Ketika ada seorang muslim meninggal, hendaknya mengucapkan ‘innalillahi wa
innailaihi roji’un dan berkunjung untuk menyatakan berduka cita kepada
keluarga yangditinggalkan dengan menghiburnya bahwa setiap musibah pasti ada
hikmah.4
ِ ََس ْب ِن َمالِ ٍكرضى هللا عنه قَا َل َم ْن سره َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه َويُ ْن َسَأ لَهُ فِي َأثَ ِر ِه فَ ْلي
صلْ َر ِح َمهُ رواه البخاري ومسلم ِ ع َْن َأن
Anas bin Malik r.a berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw. Bersabda Siapa yang
ingin diluaskan rezekinya dan dilanjutkan umurnya maka hendaknya menyambung
hubungan famili (kerabat). (H.R. Bukhari dan Muslim, Sanadnya Shahih).5
8
silaturrahmi antar saudara kita. Dan bagi orang yang menyambung silaturrahmi, Allah akan
memberikan kepadanya kehidupan umur yang lebih panjang dengan selalu mengingat-Nya
dan mengisi waktunya dengan amal ketaatan.6
ْ َوع َْن ُجبَي ِْر ْب ِن ُم
ِ َ ق: يعني,ٌ قَا َل َرسُو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم الَ يَ ْد ُخ ُل ال َجنَّةَ قَا ِطع:ط ِع ٍم رضي هللا عنه قَا َل
اط ٌع رحم
Dari Jubair bin Muth’im r.a. telah mendengar Nabi saw. bersabda : Tidak akan masuk
surga orang yang memutus hubungan kerabat atau silaturrahim. (H.R. Bukhari danMuslim,
Sanadnya Shahih).7
6
Musthafa Dieb Al-Bugha, Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah saw., Jakarta: Al-I;tishom, 2003, hlm. 317
7
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al- Lu’lu Wal Marjan,( Surabaya:Pt.Bina Ilmu, 2006), hlm. 1010
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persaudaraan mengajarkan kepada umat islam untuk saling tolong-menolong, saling
menghargai, tidak membeda-bedakan sesama muslim. Umat muslim satu dengan lainnya
ibarat bangunan yang saling menguatkan. Tidak dibenarkan menyinggung maupun
menyakiti perasaan mereka, itu merupakan kefasikan. Kewajiban dalam memelihara
silaturrahim diantaranya adalah menjawab salam, memenuhi undangan, mendoakan
kebaikan dan sebagainya.
Dengan melakukan persaudaraan muslim yang baik maka umat islam akan menjadi
insan yang lebih beriman, bertaqwa, mulia di hadapan Allah swt, dan mendapatkan
banyak keutamaan dari ukhuwah islamiyah, karena belum tentu kita beriman jika kita tidak
mencintai saudara kita sendiri.
B. SARAN
Makalah yang kami sajikan semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
bagi kita semua. Dalam hidup ini kita sebagai kaum muslim harus tetap memelihara
hubungan silaturrahmi antar sesama karena begitu besar manfaatnya dalam kehidupan
ini.Kami mohon maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami menyadari
dalam makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif atau membangun.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://espeilimab.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.
Diakses tanggal(27/04/2015 13.10)
http://juliana-ilmu.blogspot.com/2011/11/persaudaraan-muslim.html.?m=1
Diakses tanggal (27/04/2015 13.20)
http://menaraislam.com/content/view/154/41/.
Diakses tanggal (27/04/2015 13.45)
Al-Bugha, Musthafa Dieb. 2003. Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah saw. Jakarta:
Al-I;tishom.
Baqi, Abdul Fua’ad Muhammad. 2006. Al- Lu’lu Wal Marjan. Surabaya: Pt. Bina Ilmu
11