IMAN
Disusun Oleh :
Anisa bahar 18.12.4437
M. Dimas Nugroho 18.12.4523
M. Ridho Abdilah 18.12.4497
F. Ramadhani Saputra 18.12.4458
Segala puji dan syukur penulis panjatkan panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas segala karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan penulisan makalah yang
berjudul “MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Kami mengucapkan terimakasih terutama kepada “Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam yaitu Bpk.Miftah farid,M.Pd dan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat dorongan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu yang pertama penulis mengucapkan terima
kasih kepada Allah SWT karena berkat rahmat serta hidayah-Nya kami selaku
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu serta orang tua kami yang
selalu memberikan doa serta dorongan kepada kami, tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga dorongan, bimbingan, dan bantuan yang
telah diberikan tercatat oleh Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kesalahan,
dan jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap kritik dan sarannya semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua.
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana berbagai pendapat mengenai Iman?
2. Bagaimana hubungan antara Iman dan Taqwa?
3. Bagaimana iman dalam membangun karakter Indonesia?
1
Musa Sueb, Urgensi Keimanan dalam Abad Globalisasi, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) hlm.
4
Takwa adalah nilai akumulasi dari nilai-nilai islam pakar tafsir abu
Hayyan Al-Andalusi menyebut, takwa sebagai kumpulan ketaatan yang
membentuk kualitas pribadi orang yang beriman dan melindunginya dari
siksa dan bencana. Sebagai akumulasi dari nilai-nilai agama, taqwa
terkadang menunjuk pada iman, Tauhid, kepatuhan ,taat, taubat dan sikap
menjauhkan diri dari dosa-dosa dan maksiat.2
Dilihat dari segi bahasa takwa berasal dari waqa, yaqi al waqiyah
yang artinya memelihara sesuatu dari apa yang membahayakan. Dari
sinilah, taqwa kemudian diartikan sebagai sikap hati-hati dalam berbagai
kemungkinan buruk yang dapat menimpa seseorang. Selain itu, taqwa juga
diartikan sebagai takut, yaitu takut kepada Allah SWT atau kepada
ancaman dan siksa nya.Kedua makna ini tentu sangat berdekatan dan
memilikiketerkaitan orang yang bersikap hati-hati biasanya karena ia takut
akibat–akibat buruk tanpa rasa takut, sulit dibayangkan seseorang bisa
bersikap hati – hati dan waspada.3
2
A. Ilyas Ismail, Pilar-Pilar Taqwa; Doktrin, Pemikiran Nikmat, dan Pencerahan Spiritual.(Jakarta:
PT. Raya Grafindo Persada, 2009,)hlm 5
3
A. Ilyas Ismail, Pilar-Pilar Taqwa; Doktrin, Pemikiran Nikmat, dan Pencerahan Spiritual.(Jakarta:
PT. Raya Grafindo Persada, 2009,)hlm 6
Perpaduan antara iman dan dan taqwa ini adalah kemuliaan
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Q uran. Oleh karena itu,
Al-Quran dengan tegas menyebutkan bahwa manusia yang paling mulia di
sisi Allah adalah orang-orang yang taqwa. Predikat kemuliaan ini sangat
ditentukan oleh kualitas taqwa, semakin tinggi tingkat ketaqwaan
seseorang maka semakin tinggi pula kedudukannya pada pandangan Allah.
Perpaduan antara iman dan taqwa ini tidak akan terjadi secara otomatis
karena iman memilki persyaratan untuk menuju nilai kesempurnaannya.
Persyaratan ini dapat dilihat melalui aturan-aturan yang diberlakukan
kepada iman yaitu memadukan keyakinan dengan perbuatan. Tanpa
melakukanperpaduan ini maka iman akan selalu bersifat statis karena
berada pada tataran ikrar, tidak pada tataran aplikasi. Oleh karenaitu, maka
kata “iman” selalu digandeng dalam Al-Quran dengan amal shaleh supaya
keberadaan iman terkesan lebih energik.
A. Simpulan
Dilihat dari segi bahasa takwa berasal dari waqa, yaqi al waqiyah
yang artinya memelihara sesuatu dari apa yang membahayakan. Dari
sinilah, taqwa kemudian diartikan sebagai sikap hati-hati dalam berbagai
kemungkinan buruk yang dapat menimpa seseorang. Selain itu, taqwa juga
diartikan sebagai takut, yaitu takut kepada Allah SWT atau kepada
ancaman dan siksa nya.Kedua makna ini tentu sangat berdekatan dan
memilikiketerkaitan orang yang bersikap hati-hati biasanya karena ia takut
akibat–akibat buruk tanpa rasa takut, sulit dibayangkan seseorang bisa
bersikap hati – hati dan waspada.
DAFTAR PUSTAKA