Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA DAN ETIKA

UKHUWAN ISLAMIYAH DAN INDIKATOR -


INDIKATOR MUSLIM YANG BAIK

Disusun oleh :
MUHAMMAD IKHBAR HADIAN | 20200060082 | DKV20B
Dosen Pengampu :
Dr IA HIDARYA, S.Pd.I., M.M

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


UNIVERSITAS NUSA PUTRA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Ukhuwah islamiyah dan indikator – indikator muslim yang baik” ini
dapat tersusun hingga selesai.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Agama dan
Etika. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas perkuliahan Agama dan Etika sesi 15 dengan tajuk
Ukhuwah Islamiyyah dan indikator – indikator muslim yang baik. Selain itu, makalah ini juga
berisi ilmu agar kita sebagai umat muslim dapat memahami tentang materi Ukhuwah dan dapat
mengidentifikasi Indikator indikator agar menjadi muslim yang baik. Diharapkan dengan adanya
makalah ini, bisa bermanfaat kepada rekan rekan yang membaca.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa poko yang akan dibahas pada makalah ini antara lain
1. Pengertian dan Jenis Ukhuwah Islamiyyah
2. Indikator – indikator Muslim yang baik

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat memahami tentang Ukhuwah Islmiyyah, Ukhuwah Diniyyah, Ukhuwan
Wathaniyyah dan Ukhuwah Insaniyyah
2. Dapat mengidentifikasi tentang indikator – indikator muslim yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ukhuwah Islamiyyah
Ukhuwah secara bahasa diambil dari kata “akha”. Melalui kata ini melahirkan beberapa kata
“alakh, akhu”. Makna dari lahirnya kata ini adalah “memberi perhatian”. Tak berhenti disitu, arti
kata itu terus berkembang menjadi “sahabat, teman”. Selain dari kata akha, juga dalam leksikal
kata ukhuwah berasal dari kata akhun yang untuk arti jamaknnya adalah ikhwatun yang artinya
saudara. Sedangkan menurut istilah, Secara istilah ukhwah berarti perasaan simpati dan empati
antara dua orang atau lebih. Sedangkan Islamiyah berarti Islam, sehingga jika
digabungkan dengan ukhuwah berarti persaudaraan Islam. Ukhuwah Islamiyah secara jelas
dinyatakan dalam al-Qur'an sebagai persaudaraan antar agama Islam, dan persaudaraan antara
pemeluk Islam dan bukan beragama Islam. Meskipun terdapat perbedaan, namun Islam
mengajarkan untuk tetap saling toleransi, menghargai, dan menjaga persatuan. Ukhwah yang
harus dijalin tidak hanya ukhwah sesama agama, namun juga antar umat beragama.
2.2 Jenis – Jenis Ukhuwah Islamiyyah
Ukhuwah islamiyah dibedakan menjadi 3 antara lain
1. Ukhuwah Diniyyah
Ukhuwah Diniyyah adalah persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam yang
diikat oleh aqidah/keimanan tanpa perbedaan golongan apalagi aqidahnya sama, maka
berarti bersaudara. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Hujarat : 10, yang
artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah saudara, oleh karena itu
peralatlah simpul persaudaraan diantara kamu, dan bertaqwalah kepada Allah, mudah-
mudahan kamu mendapatkan rahmatnya”.
2. Ukhuwah Wathaniyyah
Ukhwah Wathoniyah adalah persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme/
kebangsaan tanpa membedkan agama, suku, adat- istiadat, budaya, warna kulit, maupun
ras manapun. Bisa dibilang Ukhuwah wathan ini adalah persaudaraan karena tanah air,
tempat kelahiran, tanah tumpah darah, atau kampung halaman. Kalian bisa menganggap
seseorang sebagai saudara sebangsa tanpa pandang agama atau suku. Rosulullah bersabda
“Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta sesama sauda ra setanah air termasuk
sebagian dari iman.
3. Ukhuwah Insaniyyah
Ukhuwah Insaniyyah atau Ukhuwah Basyariyah. Arti dari hal ini adalah persaudaraan
yang berlaku kepada manusia secara unversal tanpa melihat ras, agama, suku dan aspek-
aspek kekhususan lainnya.Inti persaudaraan ini melihat jiwa kemanusiaan, maksudnya
bahwa semua orang umat manusia adalah makhluk Allah.Berdasarkan dari hal ini, maka
ukhuwah insaniyah/basyariyah adalah tidak melihat keimanan dan ketaqwaan. Maka
yang akan muncul adalah jiwa kebinatangan yang penuh keserakahan dan tak kenal halal
dan haram bahkan dapat bersikap kanibal terhadap sesama.
2.3 Pengertian Pribadi Muslim yang Baik
Di dalam Al Qur’an, Allah tidak mengakui keimanan seseorang manakala kepribadiannya tidak
mencerminkan seorang muslim sejati. Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya: ” dan
diantara manusia ada yang berkata : “kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal
sesungguhnya mereka itu bukanlah orang yang beriman.
2.4 Indikator – Indikator Muslim yang Baik
Untuk menjadi muslim sejati, Hasan Al-Banna merumuskan 10 karakteristik muslim yang
dibentuk didalam madrasah tarbawi. Menurut beliau, karakter ini merupakan pilar pertama
terbentuknya masyarakat Islam maupun tertegaknya sistem Islam dimuka bumi. Ke -10 karakter
tersebut adalah :
1. SALIIMUL 'AQIIDAH ( BERSIH AQIDAHNYA ).
Maksudnya yaitu bersih aqidahnya dari menyekutukan Allah SWT atau syirik. Seorang mukmin
selalu berusaha memiliki aqidah yang kuat yang tidak mencampur adukkannya dengan
kesyirikan. Barangsiapa yang memiliki aqidah yang benar menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah
dan tidak mencampur adukkannya dengan kesyirikan, maka dia akan mendapatkan keselamatan
atau keamanan dari siksa Akhirat dan akan selalu mendapat bimbingan Allah SWT ( petunjuk )
dalam kehidupan dunia ini. Firman Allah SWT :

‫مه تدون وهم األم ن ل هم ول ئكأ ب ظ لم إي مان هم ي ل ب سوا ول م أم نوا ال ذي ن‬.

" Orang_orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan ( syirik ),
mereka itulah orang_orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." ( QS.
Al_An'am : 82 ).

Karakter seorang Muslim/ Muslimah seperti ini akan ridak akan percaya pada kekuatan batu
akik, jin, jimat, pelet dan sebagainya, ia akan hindari karena ia yakin semua itu akan mengotori
aqidahnya.
2. SHAHIIHUL 'IBADAH ( BENAR IBADAHNYA )
Karakter ideal seorang Muslim /Muslimah berikutnya yaitu shahihul 'ibadah, artinya benar
ibadahnya sesuai dengan cara yang telah Allah dan Rasul-Nya perintahkan .
Firman Allah SWT:

[‫اعمال كم ت بط لوا و ال ال ر سول واط ي عوا هللا اط ي عوا ام نوا ال ذي ن ي اي ها‬.]

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulullah, dan janganlah
kamu membatalkan (merusak pahala) amal-amalmu." ( Q.S Muhammad: 33).

Dan Nabi saw bersabda:

[‫]رد ف هو أمرن ا ع ل يه ل يس عم ال عمل من‬. ‫م س لم رواه‬

Artinya: "Barangsiapa melakukan amalan yang tidak termasuk dalam urusan agama kami, maka
amalan tersebut tertolak. " (H.R. Muslim).
Seorang muslim belum dikatakan sebagai seorang yang beriman hingga ia menjalankan perintah
Allah SWT dan menjauhi larangannya.

3. MATIINUL KHULUQ ( BERAKHLAK MULIA )


Akhlak yang mulia atau akhlak yang kokoh merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki
oleh setiap Muslim / Muslimah, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT maupun dengan
makhluk Allah yg lain.
Mulia/kokoh akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan
dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Seorang
Muslim/Muslimah yang memiliki karakter seperti ini akan berusaha menjaga hubungannya
dengan Allah, selalu memuliakan orang tua, menghormati orang lain, menghargai sesama, dan
menjaga hubungan dg makhluk Allah yg lain. Ia akan menghindari sikap sombong, riya, hasud,
iri hati karena semua itu akan merusak akhlaknya.
4. QAWIYYUL JISMI ( MEMILIKI FISIK YANG KUAT ).

Kekuatan jasmani/ fisik yang kuat merupakan salah satu sisi pribadi pemuda muslim yang harus
ada. Untuk itu ia selalu berusaha menjaga kesehatan fisiknya, karena apabila fisik kuat, kita akan
mampu melaksanakan ajaran Islam secara optimal.

Rasulullah saw sangat mengapresiasi pemuda yang kuat fisiknya:

[‫ال ض ع يف ال مؤمن من هللا ال ى واحب خ ير ال قوي ال مؤمن‬...]


‫هري رة اب ي عن م س لم رواه‬

Artinya: "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang
lemah... "(H.R Muslim dari Abu Hurairah).

Hadits ini merupakan motivasi bagi umat islam untuk menjadi umat yang kuat. Kuat yang
dimaksud adalah kuat dalam berbagai hal diantaranya ialah kuat fisiknya.
Fisik harus dipenuhi hak-haknya karena ia adalah amanah dari Allah SWT.

5. MUTSAQQOFUL FIKRI ( LUAS WAWASAN BERFIKIRNYA )


Dengan luasnya wawasan berfikir menjadikan dia mampu menangkap berbagai informasi serta
perkembangan yang terjadi disekitarnya. Dengan pemikiran dan pengetahuan yang luas kita
dapat mengatur strategi yang cerdas untuk kemajuan islam. Untuk menambah ilmu dan wawasan
berfikir tentunya seorang muslim/muslimah harus selalu berusaha menyediakan waktu untuk
belajar disela_sela kesibukannya.

6. MUJAHADATUN LINAFSIHI ( BERJUANG MELAWAN HAWA NAFSU ).


Berjuang melawan hawa nafsu merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri
seorang muslim/muslimah, karena setiap manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk
berbuat baik ataupun buruk. Untuk itu diperlukan kesungguhan dlm diri seseorang agar ia
cenderung untuk berbuat baik dan melaksanakannya sesuai dg ajaran Islam
Firman Allah SWT:
[‫ب ال سوء الم ارة ال ن فس ان‬...]

Artinya: "... Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan..." (Q.S Yusuf:
53).
Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada diri kita harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam,
jangan sampai menguasai diri kita
Rasulullah saw. bersabda:

[‫]ب ه ج ئت ل ما هواه ي كون ح تى احدك م الي ؤمن‬. ‫ال حاك م رواه‬

Artinya: "Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti
apa yang aku bawa ( ajaran Islam)." (H.R. Hakim).

Rasulullah saw bersabda:

[‫األم ان ي هللا ع لى وت م نى هواها ن ف سه أت بع من وال عاجز ال موت ب عد ل ما وعمل ن ف سه دان من ال ك يس‬.] ‫رواه‬
‫ال ترمذي‬

Artinya: " Orang kuat adalah orang yang dapat mengalahkan nafsunya dan beramal untuk bekal
sesudah mati, sedangkan orang lemah adalah orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya
serta mengharapkan berbagai (larunia) Allah secara beranganangan belaka. " ( HR.At_Tirmidzi).

Berjuang melawan hawa nafsu merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri
seorang muslim/muslimah, karena setiap manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk
berbuat baik ataupun buruk. Untuk itu diperlukan kesungguhan dlm diri seseorang agar ia
cenderung untuk berbuat baik dan melaksanakannya sesuai dg ajaran Islam.
7. HARISHUN ALA WAKTIHI ( PANDAI MENJAGA WAKTU ).
Haritsun 'ala wawtihi, yaitu efisien dalam memanfaatkan waktunya, pantang menyia_nyiakan
waktu. Seorang muslim/muslimah selalu berusaha mengelola waktunya dengan baik, sehingga
waktunya selalu terisi dengan amalan yang produktif.
Ingat, sesungguhnya kita sangat terikat waktu. Sifat waktu itu dinamis, berjalan terus dan tidak
dapat diulang kembali. Oleh karena itu setiap Muslim amat dituntut untuk pandai mengelola
waktunya dg baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yg efektif, tak ada yang sia-sia.

8. NAFI'UN LIGHAIRIHI ( BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN ).


Keberadaannya menjadi kebahagiaan bagi orang lain, ketiadaannya menjadikan kerinduan bagi
orang lain.
Orang yang mampu memberikan manfaat kepada orang lain mendapat julukan sebaik-baik
manusia.
[‫]ل ل ناس أن ف عهم ال ناس خ ير‬
Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. " (H.R
Muslim).

9. MUNAZHZHAMUN FII SYU'NIHI ( TERATUR DALAM SEMUA MASALAHNYA ).


Yaitu tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang
menjadi tanggungjawab dan amanahnya. Berusaha menyelesaikan masalahnya dengan baik dan
dengan cara yang baik.
Terarah dan teratur dapat membuat seseorang mampu mengorganisir seluruh kegiatannya dg
efektif dan efisien sehingga waktu yang digunakannya pun tidak akan sia-sia.

10. QAADIRUN 'ALAL KASBI ( MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK


BERPENGHASILAN ) .
Seorang Muslim diupayakan untuk bisa mandiri secara financial dan tidak tergantung kepada
orang lain.
Memiliki kemampuan berusaha sendiri atau yg juga disebut mandiri ( qodirun' alal kasbi )
merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang Muslim. Ini merupakan sesuatu yg amat
diperlukan.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai sesama manusia, sangat penting untuk kita menghargai sesama baik sesama
muslim maupun non muslim. Persaudaraan yang harus dijalin tidak hanya persaudaraan
sesama agama, namun juga antar umat beragama Meskipun terdapat perbedaan, namun
Islam mengajarkan untuk tetap saling toleransi, menghargai, dan menjaga persatuan.
Sangat penting agar kita bisa bersosialisasi dengan sesama manusia, maka dari itu ada
beberapa indikator yang harus dicapai agar bisa menjadi seorang muslim yang baik guna
mempererat tali persaudaran antar agama, antar bangsa bahkan antar manusia.

DAFTAR PUSTAKA

https://plus.kapanlagi.com/memahami-arti-ukhuwah-dan-jenisnya-dalam-islam-ketahui-
pula-cara-mewujudkannya-f8bd53.html
https://www.kompasiana.com/fahiradenies/627918a8ef62f6584e188252/pengertian-
tujuan-dan-macam-macam-ukhuwah-islamiyah
https://artikelsiana.com/pengertian-ukhuwah-macam-macam-ukhuwah-adalah/
https://brainly.co.id/tugas/724536
https://depoknews.id/10-karakteristik-menjadi-muslim-sejati/
http://juliafebrianti.blogspot.com/2016/11/indikator-10-pencapaian-dan-karakter.html
http://menaraislam.com/akhlaq/10-karakter-muslim-sejati

Anda mungkin juga menyukai