Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRUKTUR AGAMA ISLAM

DI SUSUN OLEH:
1. ADITYA ARYA SHENDY P. P. (232402007)
2. ADITYA PUTRA OCTOVA (232404008)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. HARUN ABDUL ROHMAN, M.Si

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkat Ridho-Nya
kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kami haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam, beserta
keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman.
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan judul Struktur Agama Islam. Yang mana di dalam makalah ini kami menjelaskan
mengenai struktur agama islam dan ajaran islam untuk dapat meneladaninya.
Namun, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihah. Aamiin.

Semarang, 28 September 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

III
BAB 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Agama Islam membawa ajaran yang akan mengantarkan pemeluknya kepada kebahagiaan
dunia dan akhirat. Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW bukan hanya dalam bentuk
nilai-nilai yang abstrak, namun juga dituangkan dalam aturan-aturan yang disebut dengan
Syariat Islam.
Ajaran agama ini adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan
pergi haji bila mampu. Semua hal tersebut lebih kita kenal dengan sebutan rukun Islam.
Struktur agama Islam Islam tertinggal karena penyempitan pemahaman bahwa aspek
kehidupan akhirat yang terpisah dengan kehidupan dunia, atau aspek kehidupan rohani yang
terpisah dengan kehidupan jasmani, agama dan bukan agama, yang sakral dengan yang
profan, antara dunia dan akhirat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah struktur agama islam?
2. Apa arti dari ajaran islam?
3. Apakah hubungan antara struktur ajaran islam dengan ajaran islam?
4. Bagaimana cara kita memahami struktur agama islam?
5. Mengapa kita harus mengerti arti dari ajaran islam?
6. Bagaimana cara memotivasi anak muda zaman sekarang untuk mengerti lebih lanjut
tentang agama islam?

C. RUANG LINGKUP

Makalah ini memiliki ruang lingkup:


1. Pembahasan hanya sebatas pengertian dan penjelasan dan juga contoh-
contohnya.
2. Pembahasan mengenai struktur agama islam yang dianut oleh semua umat islam
di seluruh dunia.
3. Pembahasan lebih detail pada semua materi yang dijelaskan dari struktur agama
islam dan lain sebagainya.

IV
D. TEKNIK PENULISAN

Penggunaan bahasa baku. Pada makalah ini digunakan bahasa Indonesia sesuai Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Tidak ada bahasa gaul atau bahasa lisan di dalam
penulisan suatu makalah. Apabila ada istilah asing, digunakan huruf miring atau diberi
penjelasan khusus. Penggunaan sitasi atau kutipan. Isi dari makalah ini tidak berasal dari
pendapat pribadi seseorang. Oleh karena itu, ketika mengambil data atau kalimat dari sumber
lain, perlu dicantumkan tanda kutipan. Hal ini sangat penting untuk menghindari plagiasi.
Penggunaan sumber terpercaya. Makalah yang baik tidak menggunakan sumber asal-asalan
atau hanya dari blog. Sebaliknya, sumber yang dipakai adalah buku, jurnal, prosiding, atau
artikel terpercaya lainnya

V
BAB 2

Struktu
1. MUSLIM

Orang yang beragama Islam. Menunjukkan orang yang menyerah diri/tunduk kepada
Allah swt.
Seorang manusia yang telah menerima dan mengikrarakan Islam sebagai agamanya
dengan mengucapkan kalimah syahadah. Artinya, orang ini percaya sudah menerima segala
kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang telah digariskan oleh Islam.

‫َر َّبَنا َو اْج َع ْلَنا ُم ْس ِلَم ْيِن َلَك َوِم ْن ُذ ِّرَّيِتَنا ُأَّم ًة ُم ْس ِلَم ًة َلَك َو َأِرَنا َم َناِس َكَنا َو ُتْب َع َلْيَنا ِإَّنَك َأْنَت الَّتَّواُب الَّر ِح يُم‬

“Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua: Orang-orang Islam (yang berserah diri)
kepadaMu dan jadikanlah daripada keturunan kami: Umat Islam (yang berserah diri)
kepadamu dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadat kami dan terimalah
taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.” [al-
Baqarah : 128].
MUSLIM, (akar katanya,Islam/salima artinya damai, selamat, sejahtera ) adalah orang
baru menyerahkan diri saja kepada Allah, seperti anak sekolah TK, walaupun diberi pelajaran
masih berbuat yang tidak baik , kita perhatikan saja anak anak yang sekolah TK, karena
belum mengerti tujuab hidupnya, yah sekedar pengakuan saja.
( Surat : 7 ;172 ; 49 :14)

2. MUKMIN

Orang Islam yang beriman. Firman Allah swt :-

‫ِإَّن اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت ُأوَلِئَك ُهْم َخ ْيُر اْلَبِرَّيِة‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itulah sebaik-
baik makhluk.” [al-Bayyinah : 7]
Seorang Muslim tidaklah cukup dengan pengakuan itu saja, tetapi harus diiringi
dengan amal/perbuatan/tindakan yang diperintahkan oleh agamanya. Dengan melaksanakan
hal itu, dia meningkat menjadi seorang Mukmin.

MUKMIN ( akar kata Iman artinya percaya , Amanah artinya orang dapat diberi
kepercayaan ), adalah orang mengatakan keimanan dengan lidah , diyakini dengan hati dan
dikerjakan dengan perbuatan ( mengamalkan rukun Iman 6). In adalah tingkatan : SD. ( Q. 2 :
3, 4, 5 dan 6 ; Al-Anfal : 2 dan 3 ; S. 49 : 15 )

VI
3. MUKHSIN

Orang Mukmin yang mencapai tahap Ihsan sebagai yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah ra. didalam sebuah hadist yang panjang
Seorang Mukmin haruslah mengerjakan perbuatan kebajikan yang disebut ihsan. Ihsan
itu meliputi segala perbuatan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Dari seorang Mukmin meningkat lagi menjadi seorang Muhsin.

Apa itu Ihsan, Dia menjawab : Kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya, dan
jika kamu tidak melihatnya, ketahuilah bahawa Dia (Allah) melihat kamu [Hadith Riwayat
Bukhari]
MUKHSIN ( dari kata , Ikhsan artinya : baik )adalah orang tingkatan Muslim +
Mukmin, artinya orang tersebut tidak beriman saja , tapi sebagaimana Hadits Nabi SAW,
yaitu : “Dia beribadah kepada Allah seakan akan melihat-Nya, tapi apabila dia tidak melihat-
Nya, sesungguhnya Allah melihat dia.”

4. MUKHLIS

Seorang Muhsin mengerjakan ihsan itu semata-mata karena berbakti kepada Tuhan,
bukan karena mengharapkan pujian, sanjungan, pangkat dan lain-lain; akan tetapi sungguh-
sungguh ikhlas, saat itu manusia meningkat menjadi seorang Mukhlis.
MUKHLISH (dari Ikhlas ,.. dst ) adalah orang beribadah kepada Allah, hanya
mengaharapkan ridho-Nya, contoh seperti orang besedekah dengan tangan kanannya, maka
tangan kirinyapun tidak. Ilutrasi lainya : Seperti orang buang air besar , setelah keluar yah..
sudah, tidak pikirkan/ di ingat-ingat, Ah… sayang ,tadi makan adalah yang enak-enak. Surat:
98:5.

5. MUTTAQIN

Orang Mukmin yang bertaqwa. Firman Allah swt :

‫ اَّلِذ يَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِباْلَغْيِب َو ُيِقيُم وَن الَّص اَل َة َوِمَّم ا َر َز ْقَناُهْم ُيْنِفُقوَن‬. ‫َذ ِلَك اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ِفيِه ُهًدى ِلْلُم َّتِقيَن‬.

“Kitab Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya (tentang datangnya dari Allah dan
tentang sempurnanya); ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertakwa;
Iaitu orang-orang yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib dan mendirikan
(mengerjakan) sembahyang serta membelanjakan (mendermakan) sebahagian dari rezeki
yang Kami berikan kepada mereka.” [al-Baqarah : 2-3]

( akar kata taqwa : takut ), secara istilah adalah : adalah orang melaksanakan perintah
Allah secara sempurna, dan menjauhkan perintah Allah.Did alam Al-Qur’an banyak sekali
ayat ayat yang menjelaskan sifat orang bertaqwa, antara lain Surat: ( Al-Baqoroh)2 : 2,3,4 , 5,
177, 183 ;(Al-Imron) 3: 133, 134, 135 dan 135 dll

VII
Secara garis besar ruang lingkup agama Islam mencakup :
Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah SWT :
“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manuisa melainkan supaya mereka menyembahKu”(QS.
Az-Zariyat : 56).
Hubungan manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan
untuk kepentingan Allah, Allah tidak berhajat kepada siapapun, pengabdian itu bertujuan
untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptaannya yaitu Fitrah (kesucian)-Nya agar
kehidupan manusia diridhai oleh Allah SWT.
Hubungan manusia dengan manusia
Firman Allah SWT :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”(QS. Al-Maidah : 2)
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,
kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran
tentang ajaran-ajaran yang berkenaan dengan, hubungan menusia dengan manusia atau
disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyarakatan yang ada
bertumpu pada satu nilai,yaitu saling menolong antara sesama manusia.
Hubungan manusia dengan makhluk laianya/lingkungannya
Firman Alah SWT :
“Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya
lahir dan batin”(QS. Luqman : 20)
Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat
bagi manusia. Alam raya ini wujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptakan oelh Allah
dengan sengaja dan dengan hak.

VIII
 AJARAN ISLAM

1. TAUHID
Tauhid adalah percaya kepada keesaan Allah/beriman kepada Allah. Konsekuensinya, percaya
kepada Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya, wujud-Nya, ciptaan-Nya. Yang semuanya
terdapat dalam rukun Iman. Juga percaya bahwa Allah menerima Ibadah, menerima hajat dan
hasrat (do’a), membalas segala perbuatan waktu hidup di dunia.
Macam-macam tauhid:
• Tauhid Asma’ Wa Sifat: Beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, sebagaimana
yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah RasulNya shallallaahu ‘alaihi wa salam
menurut apa yang pantas bagi Allah subhannahu wa ta’ala
• Tauhid Rububiyyah : Allah yang maha segalanya, mengesakan Allah subhannahu
wa ta’ala dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan
segenap makhluk.
• Tauhid Uluhiyyah : Menjadikan Allah yang terpenting dalam hidup,
mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub (mendekatkan
diri) yang disyari’atkan seperti do’a, nadzar, qurban, raja‘ (pengharapan), takut, tawakkal,
raghbah (senang), rahbah (takut) dan inaabah (kembali atau taubat). Dan jenis tauhid ini
adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.
Fungsi tauhid:
• Dalam kehidupan sosial artinya menghindarkan sikap thagut/ tirani/kekuasaan yang
sewenag-wenang.
• Dalam kehidupan individu artinya dapat mengendalikan hawa nafsu sehingga kejahatan dan
keburukan bisa dicegah. Sehingga mendasarkan pada keyakinan untuk beraktifitas secara
ikhlas mencari ridha Allah.

2. TAQWA
Taqwa artinya takut, kemudian menjaga, memelihara, melindungi dari perbuatan yang
dilarang Allah. Orang yang bertaqwa artinya takut kepada Allah dengan kesadaran
mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangannya. Atau orang yang menjaga diri dari
kejahatan, tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah, bertanggung jawab mengenai
sikap, tingkah laku dan perbuatan serta memenuhi kewajiban. Taqwa merupakan ukuran
pokok dari segala pekerjaan muslim.
Karakteristik orang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah ayat 177):
• Memelihara Fitrah keimanan.
• Mencintai sesama manusia yang diwujudkan melalui pengorbanan harta, tenaga dan pikiran.
• Memelihara Ibadah formal.
• Memelihara kehormatan diri.
• Memiliki semangat perjuangan.
Tahap-tahap taqwa:
• Sosialisasi : Pengenalan ajaran agama, pada masa kecil atau baru masuk Islam.
• Identifikasi : Mengerjakan amalan-amalan tertentu yang disukai dan dikagumi.
• Pendalaman : Mengerjakan amalan yang disukai dengan penuh penghayatan.
• Penghayatan : Gemar dan merasa nikmat mengerjakan amalan ajaran Islam.

IX
3. IMAN
Arti iman menurut bahasa percaya. Iman menurut istilah percaya pada hakekat Allah dan
percaya pada kebenaran ajaran Islam. Status iman sebagai fondasi ajaran Islam. Letak iman di
dalam hati. Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar pada aqidah yang terumuskan dalam
rukun Iman, yaitu:

1. Iman kepada Allah yaitu mempercayai bahwa Allah adalah dzat Yang Maha Esa.
Beriman kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin akan keesaannya baik dalam
perbuatannya, penciptaan alam seluruhnya maupun dalam penerimaan ibadah segenap
hambaNya.
• Bukti keesaan Allah
Keesaan Allah atau tauhid merupakan konsep refolusioner yang merupakan inti ajaran islam.
Didalamnya terkandung pengertian bahwa hanya ada satu Tuhan penguasa alam semesta.
Bukti keesaan Allah dengan cara mudah dimengerti adalah kalau lebih dari satu keteraturan
dan ketundukan alam semesta tidak akan terwujud, sehingga hal ini mungkin terjadi apabila
hanya ada satu Tuhan yang mengatur dan mengendalikannya yaitu Allah SWT.
• Hukum beriman kepada Allah
Allah dengan jelas memerintahkan agar manusia hanya menyembah Allah dan jangan sekali-
kali menyekutukannya dengan sesuatu yang lain. Perintah itu berarti wajib hukumnya percaya
kepada yang telah menciptakan alam semesta yaitu Allah.
• Akibat bagi orang yang tidak beriman kepada Allah SWT.:
1. Tidak dapat menerima kebenaran.
2. Selalu dalam keadaan bimbang dan ragu.
3. Tidak boleh diangkat menjadi pemimpin bagi kaum yang beriman hanya akan
memperoleh kemenangan sementara.
4. Menjadi musuh Allah akan mendapat siksaa neraka.
• Allah mempunyai sifat-sifat diantaranya yaitu hidup, tidak berpemulaan, kekal, maha
kuasa, maha tahu, berkemauan bebas, berbeda dengan makhluk-Nya, maha mendengar.
• Hikmah beriman kepada Allah:
1. Kemerdekaan jiwa kekuasaan orang lain.
2. Dapat menimbulkan keberanian untuk terus maju dalam membela kebenaran.
3. Menimbulkan keyakinan untuk terus maju dalam membela kebenaran.
4. Mendapatkan kehidupan yang baik, adil dan makmur akan dipercepat oleh Allah.

2. Iman kepada Malaikat-Nya adalah mempercayai bahwa Allah mempunyai mahluk


yang gaib bernama malaikat yang tidak pernah durhaka pada-Nya, senantiasa melaksanankan
tugasnya dengan cermat dan sebaik-baiknya. Ada sepuluh malaikat yang diwajibkan diketahui
oleh umat Islam:
1. Jibril, menyampaikan wahyu.
2. Mikail, menyelenggarakan rizki mahluk.
3. Israfil, meniup sangkarkala dan menjaga alam.
4. Izrail, mengurus pencabut roh.
5. Ridwan, menjaga surga.
6. Malik, menjaga neraka.
7. Raqib, mencatat amal baik manusia.
8. Atib, mencatat amal buruk manusia.
9. Mungkar dan,
10. Nangkir mengajukan pertanyaan pada mayat didalam kubur.

X
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya adalah mempercayai bahwa Allah mempunyai kitab-
kitab yang di turunkan kepada rasulnya sebagai pedoman hidup bagi umatnya. Kitab Allah
dan Kalamullah artinya perintah atau ketentuan Allah. Setiap manusia berkewajiban
mengimani semua kitab Allah sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah
ayat 85. Adapun kitab-kitab yang diwajibkan diimani dan tercatat dalam Al-Quran ialah:
1. Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS. QS Al-Baqarah ayat 53.
2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS. QS Al-Israa ayat 55.
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS. S QS Al-Maidah ayat 46.
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Qs Thaha ayat 113.
Keistimewaan Al-Quran dari kitab-kitab lainnya:
• Merupakan penyempurnaan kitab Allah sebelumnya yang berisi bimbingan dan petunjuk
bagi manusia untuk memperoleh husnul khotimah dengan menghindari berlaku durhaka
kepada Allah.
• Masa berlakunya Al-Quran tidak terbatas.
• Keaslian isinya terpelihara.
• Ajarannya sempurna dan mudah dimengerti.

4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya adalah meyakini Allah mengutus rasul-rasul untuk


menyampaikan perintah-perintah-Nya pada umat manusia. Rasul adalah manusia biasa yang
dipilih oleh Allah dengan di beri wahyu untuk disampaikan kepada umatnya dan dijadikan
sebagai pedoman agara memperoleh kebahagian didunia dan akhirat. Wahyu dari segi bahasa
dapat berarti isyarat. ilham atau perundingan yang bersifat rahasia. Sedangkan wahyu
menurut istilah adalah nama bagi sesuatu yang didatangkan dengan cara cepat dari Alllah
kedalam dada para nabi dan rasulnya. Kemudian rasul juga bertugas memberi bimbingan dan
contoh teladan yang sebaik-baiknya bagi umatnya. Para rasul diutus Allah sejalan dengan
tahap-tahap perkembangan hidup umat manusia yaitu:
• Pertama, masa kanak-kanak. Para rasul diutus kepada umat tertentu untuk membawa
ajaran tauhid, akhlak dan ibadah langsung kepada Allah.
• Kedua, masa remaja. Sejarah umat manusia ketika para rasul diutus dalam rangka
melangsungkan ajaran tauhid, akhlak dan ibadah langsung kepada Allah.
• Ketiga, masa dewasa. Sejarah umat manusia ditandai dengan kekuatan akal. Komunikasi
antar umat mulai dirasakan kompleks, karena macam faktor pertukaran kebutuhan hidup.
5. Iman kepada hari akhir adalah mempercayai atau meyakini akan adanya hari dimana
Allah akan mengkhiri kehidupan di alam semesta. Iman terhadap adanya hari akhir
merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena termasuk salah satu rukun iman. Apabila
seseorang mengimani akan adanya Allah dia dengan sungguh-sungguh mempelajari dan
selalu mengingat-Nya. Begitu pula seseorang yang mengimani akan adanya hari akhir.
6. Iman kepada Takdir Allah artinya mempercayai bahwa dalam penciptaan alam semesta
termasuk manusia. Allah telah menciptakan kepastian dan ketentuan-Nya. Terhadap makhluk
selain manusia ketentuan yang diberlakukan Allah atasnya pada dasarnya hanyalah
sunnatullah atau hukum alam saja.
a. Hubungan ikhtiar dengan Qadha dan Qadar
Beriman kepada taqdir itu akan memberikan pelajaran kepada kita bahwa segala sesuatu yang
terjadi di alam semesta ini berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh dzat
yang maha tinggi yaitu Allah. Perlu diketahui bahwa manusia tidak dapat mengetahui taqdir
secara pasti, karena itu hanya tertulis di Lauhul Mahfudz. Maka dengan begitu terbuka
kesempatan bagi manusia untuk menjadi kreatif dan dinamis dalam berikhtiar. Bahkan Allah
memberikan kepada manusia kesempatan untuk berusaha merubah nasib (takdir) yang
melekat pada dirinya.

XI
b. Hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar, yaitu:
o Mendorong untuk giat dan semangat bekerja.
o Menumbuhkan rasa percaya diri dan optimis.
o Dapat terhindara dari rasa putus asa.
o Menghilangkan kesembongan.
PEMBUKTIKAN KEBERADAAN ALLAH MELALUI METODE PENDEKATAN
1. Ilmu Yaqin, bukti adanya Allah berdasarkan ilmu yang diketahui yang terdapat dalam
Al-Qur’an.
2. Ainul Yaqin, bukti adanya Allah berdasarkan kejadian alam semesta (sunnatullah).
3. Haqqul Yaqin, bukti adanya Allah berdasarkan fakta, melalui pengalaman keagamaan
(Religius Experince).
POTENSI AKAL
Potensi akal untuk membuktikan kekuasaan Allah. Potensi akal adalah kekuataan rohani
untuk memahami hakekat yang tidak dapat dindera. Atau kemampuan paling tinggi untuk
memakrifati adanya Allah dan makhluknya baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
Atau kemampuan paling tinggi untuk mengerti dan memahami wahyu Allah baik secara
teori/qouliyyah (Al-Qur’an) maupun praktisi/ sunnatullah (fenomena alam semesta).

 SUMBER HUKUM ISLAM

Sumber hukum dalam Islam digolongkan menjadi tiga, yaitu Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad.
Al-Qur’an merupakan sumber pertama hukum Islam yang memuat panduan kehidupan
manusia. Adapun hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an yang berisi
perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad saw. Sementara itu, ijtihad memiliki
kedudukan sebagai sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Qur’an dan hadis. Ijtihad
digunakan untuk menetapkan suatu hukum Islam yang belum disebutkan secara tegas dalam
Al-Qur’an dan hadis. Akan tetapi, harus memenuhi kaidah berijtihad dan tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis. Setiap muslim seharusnya berpegang teguh pada
ketiga sumber hukum tersebut agar memiliki pedoman dalam menjalani kehidupan.

XII
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Sumber hukum dalam Islam digolongkan menjadi tiga, yaitu Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad.
Al-Qur’an merupakan sumber pertama hukum Islam yang memuat panduan kehidupan
manusia. Adapun hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an yang berisi
perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad saw. Sementara itu, ijtihad memiliki
kedudukan sebagai sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Qur’an dan hadis. Ijtihad
digunakan untuk menetapkan suatu hukum Islam yang belum disebutkan secara tegas dalam
Al-Qur’an dan hadis. Akan tetapi, harus memenuhi kaidah berijtihad dan tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis. Setiap muslim seharusnya berpegang teguh pada
ketiga sumber hukum tersebut agar memiliki pedoman dalam menjalani kehidupan.

KRITIK DAN SARAN

KRITIK
1. Makalah ini harus ditingkatkan lagi isinya karena tidak terlalu lengkap dan jelas.
2. Kalimat yang digunakan dalam makalah ini sudah relevan teapi harus ditingkatkan lagi.
3. Kualitas penggunaan bahasa yang dipilih harus disurvei terlebih dahulu agar tidak
terdapat bahasa yang tidak baku.
4. Tanda baca yang digunakan pada makalah ini sudah bagus, akan tetapi harus
dikembangkan lagi.

SARAN
Menurut saya, struktur agama islam harus bisa dipertahankan dari dulu hingga sekarang, agar
tidak terputus di tengah jalan. Ajaran islam yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad
SAW. harus kita lanjutkan hingga ke generasi selanjutnya agar mereka juga mengerti tentang
ajaran islam. Tentunya diperlukan beberapa cara agar hal itu bisa sampai ke mereka, salah
satunya dengan belajar tentang agama islam yang baik dan benar. Selain itu, kita juga harus
bisa mengembangkan diri kita agar generasi selnjutnya bisa mencontoh apa yang kita
lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

XIII
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjp1ta6l8uBAxUDSWwGHTY0
D9IQFnoECA8QAQ&url=http%3A%2F%2Fdestiads9.blogs.uny.ac.id%2Fwp-content
%2Fuploads%2Fsites%2F11505%2F2017%2F09%2Ftugas-makalah-pai-destiarefasli-
1.pdf&usg=AOvVaw3vAIlSLn7Lw7malNNruM3K&opi=89978449

https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/pendidikan-agama/makalah-agama-
islam/15887078

https://muhammadiyah.or.id/aspek-aspek-pokok-dalam-ajaran-islam/

https://www.academia.edu/8708193/STRUKTUR_AJARAN_ISLAM

https://mahasiswa.ung.ac.id/411422016/home/2022/10/11/kerangka-dasar-agama-islam-
tentang-aqidah-syariah-dan-akhlak.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6227838/ajaran-pokok-agama-islam-terdiri-dari-3-
aspek-apa-saja

XIV

Anda mungkin juga menyukai