Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SILATURAHMI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Tematik
Dosen Pengampu: Arif Mubaidillah, M.Pd.

Disusun oleh:
Agung Dwi Kurniawan : 20194210104495
Hidayatul Saputri : 20194210104515
Mutmainah Daris Salamah : 20204210104605

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (IV A)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-MUSLIHUUN
KANIGORO-BLITAR
2021
KATA PENGANTAR

‫بعى هللا انسحًٍ انسحٍى‬


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah AWT atas segala rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Silaturrahmi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari kami dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Arif Mubaidillah, M.Pd.I pada
mata kuliah Hadist Tematik. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.
Kami mengucapkan Jazakumullah Akhsanal Jaza, kepada selaku dosen
mata kuliah Hadist Tematik yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dan membagi sebagian ilmu pengetahuannya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Blitar, 06-Oktober-2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1
C. TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SILATURRAHMI ......................................................... 2
B. PENTINGNYA DAN HUKUM SILATURRAHMI ............................... 3
C. ADAB-ADAB SILATURRAHMI........................................................... 6
D. MANFAAT SILATURRAHMI ............................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 9
B. SARAN .................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial pada dasarnya tidak
mampu hidup sendiri di dalam dunia ini, baik sendiri dalam konteks fisik maupun
dalam konteks sosial budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya, manusia
membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan
kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya. Karena pada dasarnya suatu
fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan sangat berguna dan bermanfaat bagi
manusia lainnya.
Era informasi kian pesat setelah tersentuh peralatan teknologi. Kebutuhan
akan bertemu dengan orang-orang yang dicintai, sanak keluarga dan kerabat terasa
lebih dekat dengan saling mengirim kabar dan silaturrahim antar kerabatpun akan
terus terjalin dengan menggunakan saranasarana yang sudah disediakan oleh
teknologi informasi yang ada saat ini, misalnya: E-Mail, Facebook, Watshap,
Handphone dan lain-lain. Fakta bahwa manusia telah menemukan jejaring sosial
ini, memungkinkan untuk memperluas jalinan silaturrahim ke semua tempat.
Dengan jejaring sosial, terutama yang modern, silaturrahim tidak lagi dibatasi
waktu dan jarak.
Silaturrahim adalah salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw.
Karena dalam silaturrahim banyak terkandung berbagai hikmah dan juga
keutamaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Silaturrahim?
2. Bagaimana Hukum Silaturrahim?
3. Bagaimana Adab-abad Dalam Silaturrahmi?
4. Apa Manfaat Melakukan Silaturrahmi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari silaturrahmi.
2. Mengetahui dan memahami hukum dari silaturrahmi.
3. Mengetahui da memahami adab-adab saat bersilaturrahmi.
4. Mengetahui dan memahami manfaat melakukan silaturrahmi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SILATURRAHIM
Silaturrahim berasal dari kata ‫صهم‬ yang artinya hubungan atau
menghubungkan. Adapun kata ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arham yakni
rahim atau kerabat. Asal katanya dari ar-rahmah (kasih sayang). Kata ini
digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena dengan adanya hubungan
rahim atau kekerabatan itu, orang-orang berkasih sayang. 1
Selain bermakna kasih sayang, kata al-rahim juga mempunyai arti sebagai
peranakan (rahim) atau kekerabatan yang masih ada pertalian darah
(persaudaraan). Sehingga dengan begitu kata silaturrahim dapat diartikan pula
sebagai hubungan atau menghubungkan kekerabatan atau persaudaraan. Dari sini,
silaturrahim atau silaturrahim secara bahasa adalah menjalin hubungan kasih
sayang dengan sudara dan kerabat yang masih ada hubungan darah (senasab)
dengan kita.2
Silaturrahim dengan silaturrahmi memiliki maksud pengertian yang sama
namun dalam penggunaan bahasa Indonesia istilah silaturrahmi memiliki
pengertian yang lebih luas, karena penggunaan istilah ini tidak hanya terbatas
pada hubungan kasih sayang antara sesama karib kerabat, akan tetapi juga
mencakup pengertian masyarakat yang lebih luas.3 Kemudian mengadakan
silaturrahim dapat diaplikasikan dengan mendatangi famili atau teman dengan
memberikan kebaikan baik berupa ucapan maupun perbuatan.4
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa silaturrahim berarti mendekatkan
diri kepada orang lain setelah selama ini jauh dan menyambung kembali
komunikasi setelah selama ini terputus dengan penuh kasih sayang diantara
mereka. Sebagaimana Nabi saw. bersabda:

1
Muhammad Habibillah, “Raih Berkah Harta Dengan Sedekah dan Silaturrahmi”, (Cet. I,
Jogjakarta: Sabil, 2013), 123.
2
Nurlaela Isnawati, “Rahasia Sehat dan Panjang Umur dengan Sedekah, Tahajud, Baca Al-Qur’an,
dan Puasa Senin Kamis”, (Cet. I, Jogyakarta: Sabil, 2014), 49.
3
Fatihuddin, “Dahsyatnya Silaturrahmi”, (Jogyakarta: Delta Prima Press, 2010), 13.
4
Hussein Bahresi, “Hadits Shohih Bukhari-Muslim”, (Surabaya: Karya Utama, t.th), 140.

2
ْ‫ْن َعم ٍْر َوف ِْط ٍر َعنْ م َُجا ِه ٍد َعن‬ ِ ‫ش َو ْال َح َس ِن ب‬ َ ْ ْ‫َح َّد َث َنا ابْنُ َك ِث ٌْ ٍر اَ ْخ َبرُ َنا ُس ْف ٌَانُ َعن‬
ِ ‫ْلعْ َم‬
‫صلّى هللا َع َل ٌْ ِه َو َس َّل َم‬ َ ًِّ‫مْر َقا َل ُس ْف ٌَانُ َو َل ْم ٌَرْ َفعْ ُه ُس َل ٌْ َمانُ ِا َلى ال َّن ِب‬
ٍ ‫ْن َع‬ ِ ‫َع ْبدِهللا ب‬
‫ْس ْال َواصِ ُل‬ َ ٌ‫صلَّى هللاُ َع َل ٌْ ِه َو َسلَّ َم َل‬ َ ‫هللا‬ ِ ‫ َقا َل َر ُسو ُل‬: ‫َو َر َف َع ُه ف ِْط ٌر َو ْال َح َسنُ َقا َل‬
‫ص َل َها‬
َ ‫ت َر ِح ُم ُه َو‬ ِ ‫ِب ْال ُم َكاف‬
ْ ‫ِئ َولَكِنْ ه ُِو الَّذِي ا َِذا قُطِ َع‬
Artinya: Telah menceritakan kepada Kami Ibnu Kasir, telah mengabarkan
kepada Kami Sufyan dari al-A„masy dan al-Hasan bin 'Amr, serta Fitr dari
Mujahid dari „Abdullah bin „Amr, Sufyan berkata; dan Sulaiman tidak
menisbatkan perkataan tersebut kepada Nabi saw. sedangkan Fitir serta al-Hasan
menisbatkannya kepada beliau. Ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: "Orang
yang menyambung bukanlah orang yang membalas kebaikan orang akan tetapi ia
adalah orang yang apabila hubungan kekerabatannya diputuskan maka ia
menyambungnya." (HR. Bukhari).
Jadi kata silaturrahim sendiri kurang lebih berarti hubungan antar seseorang
dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Bukan hanya kepada sanak saudara
dan kerabat, tetapi silaturrahim juga dapat dijalin dengan siapa saja di antara
sesama manusia, baik mereka yang seiman dengan kita maupun mereka yang
tidak seiman selama mereka tidak memusuhi dan memerangi kita.
B. PENTINGNYA DAN HUKUM SILATURRAHIM
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup berinteraksi dengan orang lain,
dan tidak dipungkiri lagi bahwa manusia sangat membutuhkan orang lain.
Meskipun seseorang dapat melakukan banyak hal sendiri, tetapi banyak hal dalam
agama yang mengharuskannya berdiri bersama dengan orang lain untuk
menggapai nilai yang lebih besar, misalnya salat. Walaupun seseorang bisa
melakukannya seorang diri, namun ada ketentuan berjamaah dengan orang lain
yang membuat nilai s}alatnya jauh lebih tinggi derajatnya. Begitupun dengan
sadaqah, zakat, dan amalan-amalan lainnya yang tak dapat dipisahkan dengan
orang lain.
Karena pentingnya keberadaan orang lain bagi seseorang, Islam tidak
mengecilkan pola hubungan simbiosis mutualisme antar manusia. Hubungan itu
diatur demikian indahnya sehingga satu sama lain seperti mata rantai yang saling
berkaitan. Persaudaraan yang diliputi oleh cinta kasih , begitu diutamakan dalam

3
Islam, meski berbeda suku dan bangsa. Allah swt., berfirman dalam QS. al-
Hujarat/ 49:13

‫ٌَآأٌَُّهَا انَُّاضُ إََِّا خَ هَ ْقَُا ُك ْى ِي ٍْ َذ َك ٍس َوأ ُ َْثَى َو َج َع ْهَُا ُك ْى ُشع ًْىبًا َوقَبَائِ َم نِتَ َعا َزفُىا إِ ٌَّ أَ ْك َس َي ُك ْى‬
..ٌ‫ِع ُْ َدهللاِ أَ ْقَا ُكى إِ ٌَّ هللاَ َعهِ ٍْ ٌى َخبِ ٍْس‬
Terjemahnya: Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu
dari seorang lakilaki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang
paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh Allah Maha mengetahui, Maha teliti.5
Sayangnya, jalinan ikatan tersebut kian hari semakin memudar. Manusia
yang mulai disibukkan dengan berbagai impian dan cita-cita, sehingga waktu
habis untuk diri sendiri. Hal itu diperparah dengan berkembangnya teknologi yang
menawarkan beragam alat yang memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri,
bagi penggunanya. Yang mulanya dapat berinteraksi dengan sekelilingnya, akan
tetapi dengan adanya teknologi misalnya handphone manusia lupa dengan
sekelilingnya, karna semakin tenggelam dengan kesibukannya didunia maya atau
sosmed.6
Oleh sebab itu, Allah swt., memberikan sebuah petunjuk dengan
menekankan kepada hamba-Nya agar slalu menyambung tali silaturrahim. Allah
swt. berfirman dalam Qs. An-Nisa‟/4: 1
َّ َ‫ق ِيُْهَا َش ْو َجهَا َوب‬
‫ث ِيُْهُ ًَا‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخه‬ ٍ ْ‫ٌآأٌَُّهَا انَُّاضُ ا َّقُىا َزبَّ ُك ُى انَّ ِري َخهَقَ ُك ْى ِي ٍْ ََف‬
ِ ‫ط َو‬
َ ُ‫ِز َجاالً َك ِث ٍْسً َو َِ َعا ًء َوا َّقُىا هللاَ انَّ ِري َ َعا َءن‬
َ ‫ىٌ ِب ِه َو ْاالَزْ َحا َو ِا ٌَّ هللاَ َك‬
‫اٌ َعهَ ٍْ ُك ْى َز ِقٍْبًا‬
Terjemahnya: Wahai manusia! bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan
pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan-perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan

5
Kementrian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah, h. 517.
6
Muhammad Habibillah, “Raih Berkah Harta Dengan Sedekah dan Silaturrahim”, 132.

4
(peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.7
Jalinan silaturrahim bukanlah hal yang sepele dalam Islam. Banyak syariat
dalam ajaranya mengedepankan pola hubungan yang mengacu pada persaudaraan
antar manusia, misalnya, jual beli tidak boleh ada yang dirugikan, utaang piutang
tidak boleh ada unsur riba, dan banyak lagi bentuk perikatan yag diatur dengan
begitu baiknya dalam Islam. Semunya memiliki tujuan agar bentukhubungaan
antar manusia tidak berakhir dengan mudharat dan permasalahan yang merusak
perikatan, yang pada akhirnya bisa memutuskan hubungan silaturrahim di antara
sesama.
Adapun hukum tentang silaturrahim, yaitu dengan membaca ayat-ayat dan
hadis-hadis Nabi saw., kita akan mengetahui dan tidak akan ragu bahwasannya
Allah telah mewajibkan silaturrahim. Selain itu juga para ulama telah sepakat
akan wajibnya hukum silaturrahim dan orang yang memutuskannya berdosa.
Rasulullah saw. bersabda:

‫ قَاال‬-‫ب – َوانهَّ ْفظُ ِالَ ِب ًْ بَ ْك ٍس‬


ٍ ْ‫ َو ُشهَ ٍْ ُسب ٍُْ َحس‬.َ‫َح َّدثََُا أَب ُى بَ ْك ٍسب ٍُْ أَ ِبً َش ٍْبَت‬
َ ‫ َع ٍْ ٌَ ِص ٌْ َد ب ٍِْ ُز َي‬,‫اوٌَتٌ ب ٍُْ أَ ِبً ُيصَ ِّز ٍد‬
ٍْ ‫ َع‬,َ‫ َع ٍْ عُسْ َوة‬,ٌ‫ا‬ ِ ‫ َع ٍْ ُي َع‬,ٌ‫ح َّدثََُا َو ِك ٍْع‬:
َ
ِ ْ‫ انس َِّح ُى ُي َعهَّقَتٌ ِب ْان َعس‬: ‫صهَى هللاُ َعهَ ٍْ ِه َو َظهَّ َى‬
‫غ َقُ ْى ُل‬ َ ِ‫ال َزظُى ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬: ‫ت‬ْ َ‫ قَان‬,َ‫َعائِ َشت‬
8
..ُ‫ َو َي ٍْ قَطَ َعًُِ قَطَ َعهُ هللا‬,ُ‫صهَهُ هللا‬
َ ‫صهًَُِ َو‬ َ ‫َي ٍْ َو‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan
Zuhair bin Harb dan lafaz ini milik Abu Bakr. Dia berkata; Telah menceritakan
kepada kami Waki' dari Mu'awiyah bin Muzarrid dari Yazid bin Ruman dari
'Urwah dari 'Aisyah berkata; Rasulullah saw., bersabda: "Rahim (kasih sayang)
itu tergantung di 'Arasy, seraya berkata; "Siapa yang menyambungkanku, maka
Allah pun akan menyambungkannya. Dan barangsiapa yang memutuskanku,
niscaya Allah pun akan memutuskannya pula." (HR. Muslim).
Al-qadhi iyadh mengatakan, tidak ada khilaf bahwa hukum silaturrahim
secara umum adalah wajib dan memutuskannya merupakan dosa yang sangat
besar. Namun menyambungnya memiliki derajat yang bertingkat-tingkat
7
Kementrian Agama RI., Al-Qur;an dan Terjemah, h. 77.
8
Muslim bin al-Hajaj abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, al-Musnad al-Shahih al-Mukhashir Juz
4 (Bairut: Dar Ihya’ al-Turas al-‘Arabiyah, t.th), h. 1981.

5
sebagiannya lebih tinggi dari yang lain, yang paling bawah ialah meninggalkan
saling boikot dan menyambungnya dengan perkataan, walaupun dengan ucapan
salam. Dan juga berbeda pemahaman mengenai kebergantungan dan keperlun, ada
yang hukumnya wajib dan ada juga mustahak (berhak, patut dan pantas).
Sekiranya dia menyambung sebagian dan tidak sampai pada tujuan maka tidak
dinamakan memutuskan, dan kalau dia lalai dari apa yang dia mampu yang
semestinya dia lakukan tidak dinamakan menyambung. 9

C. ADAB-ADAB SILATURRAHMI
Mengingat sangat pentingnya menyambung silaturrahim antar sesama
manusia, seorang muslim harus mempelajari terlebih dahulu adab-adab yang
berkaitan dengan silaturrahim, diantaranya:
1. Niat yang Baik dan Ikhlas
Allah swt. tidak menerima amal kecuali apabila dilakukan dengan ikhlas.
Oleh karena itu, wajib bagi siapa saja untuk mengikhlaskan niat kepada Allah
Swt. di dalam menyambung tali silaturrahim. Janganlah ia bersilaturrahim karena
tujuan riya‟ dan sum‟ah, atau untuk menunjukkan di hadapan manusia, hingga
dikatakan: “si fulan penyambung persaudaraan”.
2. Mengharap Pahala
Hendaknya seorang muslim bersilaturrahim untuk menantikan dan
mengejar pahala dari Allah swt. sebagaimana yang telah ia janjikan . Janganlah
seorang yang bersilaturrahim menunggu balasan yang setimpal dari manusia.
Namun hendaklah ia semata-semata mengharapkan pahala dari Allah swt. saja.
3. Memulai Bersilaturrahim dari yang Terdekat
Semakin dekat hubungan rahim maka semakin wajib menyambungnya.
Dengan demikian, wajib baginya untuk memulai silaturrahim dengannya. Tidak
masuk akal jika orang yang bersilaturrahim dengan anak-anak pamannya
sementara ia memutus hubungan dengan saudara-saudaranya. Semakin dekat

9
Isnan Efendi Abu Abdus Syahid al-Fujuti, Pentingnya Silaturrahim, (Durah Warga Melayu di
Qatar, 2014), h. 11.

6
hubungan kekerabatan maka semakin wajib pula untuk disambung serta semakin
besar pula haknya untuk dipergauli dengan baik.10
4. Mengucapkan Salam
Ketikan bersilaturahmi, mengucapkan salam kepada orang yang kita
jumpai merupakan adab yang baik dan sangat dianjurkan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an suroh An-Nur ayat ke 27 yang
berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya,
yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat."
5. Meminta izin sebelum masuk
Meminta izin ketika bertemu dapat dilakukan baik secara langsung
maupun melalui perantara seperti menggunakan ponsel atau sebagainya, hal
tersebut bertujuan agar tuan rumah tidak merasa terkejut dengan kedatangan kita,
dan dapat mempersiapkan diri menyambut tamu.
6. Berpakaian yang sopan
Ketika bersilaturahmi, seorang muslim juga sebaiknya memperhatikan
pakaian yang ia kenakan, sebaiknya menghindari pakaian yang tidak sepantasnya
dikenakan seperti pakaian yang memperlihatkan aurat atau pakaian yang kumul
yang dapat merendahkan martabat kita didepan tamu.
7. Menjaga sopan santu
Selain menjaga adab berpakaian, orang yang hendak bersilaturahmi juga
harus menjaga sopan santunnya selama di rumah tamu, baik itu ketika bersikap
maupun ketika berucap dengan tuan rumah. Hal tersebut dilakukan guna
menghormati tuan rumah sehingga ia menjadi ridha dengan kunjungan kita.
D. MANFAAT SILTURRAHIM
Selain ibadah yang diwajibkan oleh Allah swt. masih banyak ibadah lainnya
yang mendapat penilaian baik dari Allah swt. salah satunya adalah memperbanyak
silaturrahim dengan siapa pun dan di mana pun. Dengan silaturrahim pahala dan
berkah dalam kehidupan kita semakin berkah. Sebab, silaturrahim adalah ibadah

10
‘Abdul ‘Aziz bin Fathih as-Syaid Nada, Mausu’atul adab al-Islamiyah, terj. Abu Ikhsan al-Atsari,
Ensiklopedia Adab Islam: Menurut al-Qur’an dan Sunnah, Jilid II (Cet. II; Jakarta: PT. Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, 2009), h. 113-114.

7
yang paling mulia, paling indah, akhlak paling mulia dan amalan shalih yang
perlu kita tingkatkan derajatnya di kalangan umat manusia.
Shilaturrahim mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan umat
manuisa, di antaranya adalah:
1. Dimudahkan rizki serta dipanjangkan umurnya.
Sebagian ulama mengartikan banyak rizki dan banyak harta dan sebagian
lain memberikan arti diberkahi rizkinya. Seseorang yang banyak
bershilaturrahim tentu banyak kenalan, banyak teman, dan banyak yang
simpatik. Perangai yang baik akan menumbuhkan kecintaan dan kasih
sayang dari sesamanya serta mampu membangun relasi yang harmonis dan
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang lain.
2. Nama yang bersangkutan akan tetap diingat dan dipuji oleh orang lain
walaupun orang itu sudah lama meninggal beberapa tahun yang lalu.
Menurut, AlQadhi, dengan dikenang terutama kebaikan yang
bersangkutan, maka ia seolah-olah tidak pernah mati.
3. Diampuni segala dosanya.
Shilaturrahim termasuk amal perbuatan baik sedang perbuatan baik itu
dapat menghapus perbuatan buruk.
4. Sarana mendekatkan diri kepada Allah
Dengan bershilaturrahim dibalas dengan balasan yang sejenis yakni
disambut dengan shilah pula, yakni dengan rahmat-Nya.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Silaturrahim berarti mendekatkan diri kepada orang lain setelah selama ini
jauh dan menyambung kembali komunikasi setelah selama ini terputus dengan
penuh kasih sayang diantara mereka. Allah telah mewajibkan silaturrahim. Selain
itu juga para ulama telah sepakat akan wajibnya hukum silaturrahim dan orang
yang memutuskannya berdosa. Dengan silaturrahim pahala dan berkah dalam
kehidupan kita semakin berkah.
Jalinan silaturrahim bukanlah hal yang sepele dalam Islam. Banyak syariat
dalam ajaranya mengedepankan pola hubungan yang mengacu pada persaudaraan
antar manusia, misalnya, jual beli tidak boleh ada yang dirugikan, utaang piutang
tidak boleh ada unsur riba, dan banyak lagi bentuk perikatan yag diatur dengan
begitu baiknya dalam Islam. Semunya memiliki tujuan agar bentukhubungaan
antar manusia tidak berakhir dengan mudharat dan permasalahan yang merusak
perikatan, yang pada akhirnya bisa memutuskan hubungan silaturrahim di antara
sesama.
B. SARAN
Kami sadar, sebagai mahasiswa yang sedang berproses tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang sifatnya membangun, guna untuk peningkatan karya tulis ilmiah yang lebih
baik. Harapan kami makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai