Anda di halaman 1dari 9

MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Tafsir Ayat-ayat Sosial

Oleh:
Lalu Kukuh Pribadi Sukma Raharja (210603065)
Deri Herjian Cusuri (210603075)
Supiatun Hafizah (210603062)

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarganya dan para pengikutnya yang setia sampai hari kiamat.

Alhamdulillah Wasyukurillah berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah TAFSIR AYAT-AYAT SOSIAL yang membahas
tentang MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL. Apabila terdapat di dalamnya kekurangan
dan kesalahan dalam penjelasannya. Mohon dimengerti dan dipahami, bahwa kami adalah
insan yang sangat lemah akan kecerdasan dan sangat kurang akan kesempurnaan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah TAFSIR AYAT-AYAT SOSIAL
dengan harap semoga Dosen pengampu, dapat memberikan kritik dan saran agar makalah ini
penuh dengan pelajaran yang dapat kami ambil, sehingga biasa menjadi cermin untuk tugas
berikutnya, dan kami mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingannya, semogaDosen
pengampu dapat memberikan keikhlasan dalam membimbing, agar kami mendapatkan
kemanfaatan ilmu yang bisa menuntun kami kejalan yang diridhoi Allah SWT. “Allahhuma
Amin” Semoga makalah ilmu makki dan madani ini bermanfaat dan menjadikan amal baik
khususnya bagi kami dan umumnya bagi orang yang membacanya.

Mataram, 21 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 1
C. TUJUAN ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia Adalah Makhluk Sosial ................................................................... 2


B. Tafsir Q.S al-Alaq ayat 3 ................................................................................. 2
C. Tafsir Q.S az-Zukhruf ayat 32 ........................................................................ 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 5
B. Saran ................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 6


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama suci terakhir yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad.
Islam begitu dipahami sebagai agama terakhir dan, ketika Islam adalah ajaran yang
paling komprehensif, sebagai pelengkap dari ajaran-ajaran yang mendahuluinya,
maka Islam, melalui kitab suci Al-Qur'an, sangat menguasai kehidupan umat.
rakyatnya diatur secara rinci. Allah SWT memberikan petunjuk kepada umat manusia
tentang bagaimana menjadi kaffa atau orang yang sempurna atau pemeluk Islam.
Secara garis besar, ajaran Islam terbagi dalam dua kategori: hablum minallah
(hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan) dan hablum minannas (hubungan
antara manusia dengan manusia). Allah ingin agar kedua hubungan itu seimbang,
tetapi yang ditekankan adalah Habul Minana. Tetapi semua ini tidak berarti bahwa
masalah sosial lebih penting. Karena Hub Luminana lebih kompleks dan
komprehensif. Oleh karena itu adalah asumsi yang salah untuk memandang Islam
sebagai agama transendental.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa manusia harus menjadi makhluk sosial?
2. Bagaimana tafsir yang terkandung dalam Q.S al-Alaq ayat 96:3:31?
3. Bagaimana tafsir yang terkandung dalam Q.S az-Zuhruf ayat 32?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui alasan manusia harus menjadi makhluk sosial
2. Untuk mengetahui tafsir yang terkandung dalam Q.S al-Alaq ayat 96:3:31
3. Untuk mengetahui tafsir yang terkandung dalam Q.S az-Zuhruf ayat 32
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia Adalah Makhluk Sosial
Para ilmuwan telah mencatat beberapa faktor kunci yang membuat orang
bersosialisasi. Setidaknya ada tiga faktor yang mendorong seseorang untuk
bergantung atau membutuhkan orang lain, yaitu:
1. Faktor utama yang membuat seseorang perlu bersosialisasi adalah kekuatan di
luar dirinya, dan dalam teori ini kehidupan sosial bersifat kebetulan, bukan
esensial. Kehidupan sosial disamakan dengan aliansi dan kerjasama antara dua
negara yang merasa tidak dapat menghadapi musuh yang sama karena telah
mengadakan aliansi dan perjanjian kerjasama untuk kepentingan bersama.
2. Alasan utama mengapa orang membutuhkan manusia lain dalam masyarakat
saat ini, adalah karena kemampuan mereka untuk berpikir dan menghitung.
Bagi teori kedua ini, kehidupan sosial sebagai tujuan adalah sesuatu yang
wajar dan alami. Kehidupan sosial dapat disamakan dengan masyarakat dua
oligarki, yang dengan sendirinya akan menjalankan usaha komersial, pertanian
atau industri untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.
3. Faktor utama yang membuat manusia hidup bermasyarakat adalah kodratnya.
Dengan kata lain, kehidupan sosial adalah sesuatu yang dicita-citakan atau
dicapai oleh fitrah manusia. Teori terakhir ini menyamakan kehidupan sosial
dengan kehidupan pernikahan. Menjadi suami istri itu wajar, pasangan hidup
itulah yang dimaksudkan untuk menciptakan orang itu sendiri, sehingga orang
cenderung menyatu secara alami.
Dengan demikian, kesimpulannya dari teori di atas bahwa setidaknya manusia
dengan tiga faktor pendorongnya tetap membutuhkan orang lain baik itu memang
terpaksa, karena pilihan sendiri ataupun karena fitrahnya.
B. Tafsir Q.S Al-Alaq Ayat 96:3

‫ك ٱَأۡل ۡك َر ُم‬َ ُّ‫ۡٱق َر ۡأ َو َرب‬


Artinya: Bacalah! dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Dalam tafsir Li Yaddabbaru
Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah
al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia dikatakan
bahwa, { ‫" } ا ْق َرْأ‬Bacalah" Adalah kata pertama yang di wahyukan kepada Rasulullah
muhammad, perhatikan isyarat yang terkandung didalamnya, dan susunan hurufnya :
‫ قراءة‬: membaca , : ‫ رقي‬: meninggi , ‫ رقية‬: mengobati, dari tiga kata ini masing-masing
memilki sejumlah huruf yang sama, dan maknanya pun saling berkaitan satu sama
lainnya, maka ‫ قراءة‬mengandung makna : pintu ilmu ( mebaca ), dan itu merupakan
sesuatu yang dapat meninggikan derajat seseorang, dalam ayat Allah berfirman : {
ٍ ‫ } يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا‬: "‫ "الرفع‬juga berarti "‫ "الرقي‬keduanya berarti
‫ت‬
tinggi, adapun kata "‫ "الرقية‬berarti pengobatan ruqyah dengan bacaan-bacaan yang
diajarkan syari'at, sungguh menakjubkan al-Qur'an ini ! 4 huruf yang merupakan
kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat
Al-‘Alaq Ayat 3 Wahai nabi, bacalah firman yang Allah turunkan kepadamu, dan
tuhanmulah yang maha mulia. Dia membagi kemurahan-Nya kepada semua makhluk.
Di antara kemurahan-Nya adalah menjadikan manusia bisa membaca, menulis, dan
mempelajari ilmu pengetahuan. 4. Tuhanmu itulah yang mengajar manusia menulis
dengan perantaraan pena atau alat tulis lainnya. Tulisan berguna untuk menyimpan
dan menyebarkan pesan serta ilmi pengetahuan kepada orang lain.
C. Tafsir Q.S Az-Zuhruf Ayat 34
ٍ ‫ْض َد َر ٰ َج‬
‫ َذ‬q‫ت لِّيَتَّ ِخ‬ ٍ ‫ق بَع‬ َ ‫ا بَع‬qqَ‫ ُّد ْنيَا ۚ َو َرفَ ْعن‬q‫ك ۚ نَحْ نُ قَ َس ْمنَا بَ ْينَهُم َّم ِعي َشتَهُ ْم فِى ْٱل َحيَ ٰو ِة ٱل‬
َ ْ‫و‬qqَ‫هُ ْم ف‬q‫ْض‬ َ ِّ‫َأهُ ْم يَ ْق ِس ُمونَ َرحْ َمتَ َرب‬
َ‫ك َخ ْي ٌر ِّم َّما يَجْ َمعُون‬
َ ِّ‫ت َرب‬ُ ‫ضهُم بَ ْعضًا س ُْخ ِريًّا ۗ َو َرحْ َم‬ ُ ‫بَ ْع‬
Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami
telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. Dalam tafsir Tafsir Al-Mukhtashar /
Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid (Imam Masjidil Haram) 32. Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat
Rabbmu -wahai Rasul- sehingga mereka memberikannya kepada yang mereka
kehendaki dan menahannya dari yang mereka kehendaki? Kami-lah yang membagi
rezeki mereka di dunia dan Kami menjadikan di antara mereka ada yang kaya dan ada
yang miskin agar sebagian dari mereka memanfaatkan sebagian yang lain. Dan
rahmat Rabbmu untuk hamba-hamba-Nya di Akhirat lebih baik daripada harta dunia
fana yang mereka kumpulkan. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili,
pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 32. Apakah kaum itu mau membagi-bagi rahmat
Tuhanmu wahai Muhammad, sehingga mereka bisa memilih nubuwah untuk orang
yang mereka kehendaki? Tidak, Kamilah yang membagi-bagi penghidupan di antara
mereka, sehingga kami menjadikan sebagian mereka kaya dan sisanya miskin.
Bagaimana bisa mereka tidak puas dengan pembagian tentang urusan nubuwwah.
Kami meninggikan kedudukan rejeki, bakat dan hal lain dari sebagian mereka di atas
sebagian lainnya. {Rahmatu Rabbika} adalah Nubuwwah atau Surga yang lebih baik
dari keuntungan dan kenikmatan dunia yang mereka kumpulkan. Ayat ini diturunkan
untuk menanggapi orang-orang musyrik yang menginginkan Nubuwwah itu diberikan
kepada salah satu dari dua pembesar mereka. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an /
Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman
membantah usulan mereka. Maksudnya, apakah mereka yang menyimpan rahmat
Tuhanmu (seperti kenabian, dsb.) dan di tangan mereka hak mengaturnya, sehingga
mereka memberikan kenabian dan kerasulan kepada orang yang mereka kehendaki
dan mencegahnya dari orang yang mereka kehendaki. Jika penghidupan manusia dan
rezeki mereka di tangan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, Dia yang membagikannya di
antara hamba-hamba-Nya, Dia yang melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia
kehendaki dan menyempitkannya kepada siapa yang Dia kehendaki sesuai
kebijaksanaan-Nya, maka rahmat agama; dimana yang paling tinggi adalah kenabian
dan kerasulan lebih patut berada di Tangan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, sehingga
Dialah yang paling tahu dimanakah Dia menaruh risalah-Nya. Dari sini diketahui,
bahwa usulah mereka gugur dengan sendirinya, dan bahwa mengatur segala urusan
baik yang terkait dengan agama maupun dunia adalah di Tangan Allah Subhaanahu
wa Ta'aala saja. Hal ini untuk menundukkan mereka dari sisi kesalahan mereka dalam
memberikan usulan yang bukan di tangan mereka urusan tentang hal itu, bahkan hal
itu sebenarnya sikap zalim mereka dan penolakan terhadap yang hak. Yakni oleh
karena itu, Kami jadikan sebagian mereka sebagai orang kaya dan sebagian lagi
sebagai orang miskin. Dalam ayat ini terdapat pengingat dari Allah Subhaanahu wa
Ta'aala terhadap hikmah mengapa Dia melebihkan sebagian hamba di atas sebagian
yang lain di dunia, yaitu agar sebagian dapat dimanfaatkan oleh orang lain dengan
mendapat upah. Jika seandainya manusia semuanya sama kaya, dan sebagiannya tidak
membutuhkan yang lain, maka tentu banyak maslahat mereka yang hilang. Yaitu
surga. Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa nikmat agama jauh lebih baik daripada
nikmat dunia. Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zukhruf Ayat 32 Atas
sikap pengingkaran mereka terhadap Al-Qur'an dan kerasulan nabi Muhammad itu,
Allah lalu bertanya kepada nabi Muhammad, 'apakah mereka, yang ingkar, durhaka,
dan menyekutukan tuhan itu, yang membagi-bagi rahmat tuhan, pencipta, pemelihara,
dan pelimpah rahmat kepada-Mu, wahai nabi Muhammad' sama sekali tidak. Mereka
tidak dapat melakukan itu. Kamilah yang membagikan rahmat di antara mereka dan
kami pula lah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia sesuai
dengan ketentuan dan hukum-hukum yang telah kami tetapkan. Dan kami telah
meninggikan sebagian mereka dalam kedudukan, harta, ilmu, dan jabatan mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan
sebagian yang lain sehingga mereka dapat saling membantu dan menolong dalam
pemenuhan kebutuhan hidup. Dan rahmat tuhan yang dilim-pahkan kepada mu berupa
kenabian dan kerasulan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan, baik berupa
kekayaan yang melimpah dan kekuasaan yang sangat tinggi. '33-35. Dan sekiranya
bukan karena kami menghindarkan semua manusia menjadi umat yang satu dalam
kekafiran, pastilah sudah kami buatkan untuk orang-orang yang kafir kepada Allah,
yang maha pengasih, bagi rumah-rumah mereka loteng-loteng yang terbuat dari perak,
dan demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki, dan kami buatkan pula pintu-
pintu yang terbuat dari perak bagi rumah-rumah mereka, dan begitu pula dipan-dipan
tempat mereka bersandar, dan kami buatkan pula perhiasan-perhiasan dari emas. Dan
semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia semata, yang bersifat
sementara sedangkan kehidupan akhirat di sisi tuhanmu disediakan khusus bagi
orang-orang yang bertakwa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Manusia harus menjadi makhluk sosial alasannya karena memang kodratnya
atau fitrahnya manusia yang tidak bisa hidup secara sendiri-sendiri dan
membutuhkan individu lain untuk saling bersosialisasi.
b. Dalam tafsir Q.S al-Alaq ayat 3 diperintahkan kepada Nabi untuk membaca
firman Allah SWT dan an tuhanmulah yang mahamulia. Dia membagi
kemurahan-Nya kepada semua makhluk. Di antara kemurahan-Nya adalah
menjadikan manusia bisa membaca, menulis, dan mempelajari ilmu
pengetahuan.
c. Dalam tafsir Q.S az-Zukhruf ayat 32 Atas sikap pengingkaran mereka
terhadap Al-Qur'an dan kerasulan nabi Muhammad itu, Allah lalu bertanya
kepada nabi Muhammad, 'apakah mereka, yang ingkar, durhaka, dan
menyekutukan tuhan itu, yang membagi-bagi rahmat tuhan, pencipta,
pemelihara, dan pelimpah rahmat kepada-Mu, wahai nabi Muhammad' sama
sekali tidak. Mereka tidak dapat melakukan itu. Kamilah yang membagikan
rahmat di antara mereka dan kami pula lah yang menentukan penghidupan
mereka dalam kehidupan dunia sesuai dengan ketentuan dan hukum-hukum
yang telah kami tetapkan. Dan kami telah meninggikan sebagian mereka
dalam kedudukan, harta, ilmu, dan jabatan mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang
lain sehingga mereka dapat saling membantu dan menolong dalam pemenuhan
kebutuhan hidup. Dan rahmat tuhan yang dilim-pahkan kepada mu berupa
kenabian dan kerasulan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan, baik
berupa kekayaan yang melimpah dan kekuasaan yang sangat tinggi.
B. Saran
Dari uraian makalah MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL ini, maka tidak
menutup kemungkinan lepas dari kesalahan. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran perbaikan makalah ini.
Demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis berharap dengan terbitnya
karya tulis Makalah MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL sekiranya dapat
menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis pun
juga berharap agar kita semua bisa menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup kita
sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
http://ikmalonline.com/manusia-sebagai-makhluk-sosial-dalam-perspektif-al-quran/
https://tafsirweb.com/12869-surat-al-alaq-ayat-3.html
https://tafsirweb.com/9228-surat-az-zukhruf-ayat-32.html

Anda mungkin juga menyukai