Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH TURUNNYA AL-QURAN, PEMBUKUAN DAN PEMBAKUANNYA

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Perkuliahan Ulumul Qur’an

Oleh Kelompok:
Supiatun Hapizah (210603062)
Didik Ardian (210603076)
Ilham Jayadi (210603064)

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................`i
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1. Latar Belakang.........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................4
3. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
1. pengertian nuzul al-qur’an dan prosesnya...............................................................5
2. sejarah penulisan al-quran pada masa Nabi.............................................................6
3. sejarah pembukuan al-quran pada masa khulafa’ al-rasyidin..................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Turunya al qur'an adalah sebagai petunjuk kepada nabi muhammad yang saat itu
sedang gelisah dan gundah melihat keadaan sekitar. allah memberikan nabi muhammad
petunjuk setelah nabi muhammad berdiam diri di gua hira. Al-Qur’an merupakan kitab suci
umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk (hidayah) bagi seluruh umat manusia. al-Qur’an
diwahyukan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril a.s. setelah
beliau genap berusia 40 tahun. Diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23
tahun. Turunnya alQur’an kepada beliau tidak menentu dari segi waktu dan
keadaan.Terkadang diturunkan pada musim panas dan terkadang diturunkan di musim dingin.
Terkadang turun pada waktu malam, tetapi sering pula turun pada waktu siang hari.
Terkadang turun saat beliau berpergian, tetapi sering pula turun saat beliau tidak dalam
berpergian. Itu semua bukan kehendak Rasulullah, akan tetapi kehendak Allah swt. Allah swt
lah yang telah mengatur semuanya.

B.Rumusan Masalah
 Apa pengertian nuzul al-qur’an dan bagaimana prosesnya?
 Bagaimana sejarah penulisan al-quran pada masa Nabi?
 Bagaimana sejarah pembukuan al-quran pada masa khulafa’ al-rasyidin?

C.Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian nuzul al-qur’an dan bagaimana prosesnya.
 Untuk mengetahui bagaimana sejarah penulisan al-quran pada masa Nabi.
 Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembukuan al-quran pada masa khulafa’ al-
rasyidin.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Nuzul Al-Qur’an dan Prosesnya


Nuzulul quran berasal dari kata nuzul dan Alquran. Kata nuzul secara harfiah
berarti menurunkkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Sedangkan quran merupakan Alquran, kitab suci umat Islam. Jika digabungkan, arti
nuzulul quran adalah proses turunnya Alquran dari tempat yang tinggi ke muka bumi.
Secara lengkap, nuzulul quran adalah peristiwa turunnya Alquran dari Allah SWT
melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di muka bumi.
Nuzulul quran juga dapat diartikan sebagai penyampaian informasi atau wahyu dari
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia
untuk mencapai kebenaran.

Alquran pertama kali diturunkan di Gua Hira pada 17 Ramadan. Momen inilah
yang kini diperingati sebagai peristiwa nuzulul quran. Proses turunnya berbeda
dengan kitab-kitab lainnya. Menurut Manna Al-Qaththan, terdapat sejumlah mazhab
mengenai proses turunnya Alquran. Pertama, menurut Ibnu Abbas, turunnya Alquran
terjadi secara sekaligus ke Baitul Izzah di langit untuk menunjukkan kepada para
malaikat betapa besarnya malam ini. Setelah itu, Alquran diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun.

Pendapat lain dari Al-Syabi menyebutkan bahwa awal turunnya Alquran


dimulai pada malam lailatul qadar di bulan Ramadan. Lalu, turun secara bertahap
sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya selama 23 tahun. Alquran diturunkan
secara bertahap sesuai dengan peristiwa di masa Nabi Muhammad untuk
memantapkan dan memperteguh dakwah Rasulullah.
Wahyu Al-Qur‘an diturunkan dalam 2 bentuk, yaitu sekaligus dan bertahap.
Penurunan sekaligus terjadi saat al-Qur‘an diletakkan Allah SWT ke Lauh Mahfuzh.
Kemudian dari Lauh Mahfudz, Allah SWT mengirimkannya ke Baitul ‘Izzah juga
dengan bentuk sekaligus. Lauh Mahfudz adalah suatu tempat catatan segala ketentuan
dan kepatian Allah, sedangkan Baitul ‘izzah ini, Allah SWT menurunkan al-Qur‘an
secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW Melalui malaikat Jibril AS.

Ketiga tahapan turunnya Al-Qur‘an tersebut ditunjukan dalam Al-Qur‘an


dalam beberapa ayat serta didukung oleh beberapa hadis berikut ini:

1.Dari Allah ke lauh Mahfudz

)22( ‫ح َّمحْ فُوْ ٍظ‬ ٌ ْ‫بَلْ هُ َو قُر‬


ٍ ْ‫) فِ ْي لَو‬21(‫آن ُّم ِج ْي ٌد‬

“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur‘an yang mulia, yang (tersimpan)
dalam Lauh Mahfudz”. (Q.S. Al-Buruj ayat 21-22).

2.Dari Lauh Mahfudz ke Baitul ‘Izzah


‫اِنَّآ اَ ْن َز ْلنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر‬
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya ( Al-Qur‘an) pada malam kemuliaan”.
(Q.S. Al-Qadar ayat 1).
Dari Baitul ‘Izzah kepada Nabi Muhammad SAW

‫ث َونَ َّز ْلنهُ تَ ْن ِز ْياًل‬ ِ َّ‫َوقُرْ آنً فَ َر ْقنهُ لِتَ ْق َرَأهُ عَل َى الن‬
ٍ ‫اس َعلَى ُم ْك‬

“Dan Al-Qur‘an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kami
menbacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian
demi bagian” (Q.S Al-Isra’ ayat 106).

2. Sejarah Penulisan Al-quran Pada Masa Nabi

Sejarah mencatat penulisan Alquranul Karim telah melewati tiga periode,


yaitu pada masa Nabi Muhammad, pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu
Anhu, dan pada masa Utsman bin Affan 2 Radhiyallahu Anhu. Pada zaman Nabi
SAW, Alquran masih ditulis pada pelepah kurma, papan, kulit binatang, tanah keras,
batu dan lain-lain. Beberapa sahabat memiliki catatan kumpulan wahyu ilahi ini, di
antara mereka yang masyhur adalah Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu.

Tatkala Kalamullah diturunkan, beliau segera memanggilnya seraya berpesan:


"Panggillah Zaid untukku, serta hendaknya dia membawa lauh (alat tulis) dan tinta"
(HR Bukhari dan Muslim).

Berkenaan dengan hal itu, Zaid Radhiyallahu Anhu menyatakan:

"Aku adalah jar (tetangga) Rasulullah. Apabila turun wahyu, beliau mengutus
(seseorang) kepadaku, maka aku pun menulis wahyu tersebut" (HR Abu Dawud).

Salah seorang Tabi'in, Muhammad bin Syihab az-Zuhri, berkata:


"Rasulullah wafat, dan saat itu (ayat-ayat) Alquran belum terkumpul pada sesuatu
(dalam satu kitab). Ia masih berada pada pangkal dan pelepah kurma" (Jami'ul
Bayan).

Menurut sebagian para ulama ada dua cara yang terjadi di masa Rasulullah
SAW dalam upaya menjaga Al-Qur’an. Pertama yaitu Al Jam’u fis Sudur, artinya
para sahabat langsung menghafal wahyu yang diturunkan Allah SWT melalui
malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. Hal ini sangat mudah dilakukan oleh para
sahabat. Sebab orang Arab memiliki trasidi yang kuat dalam menjaga turast
peninggalan nenek moyangnya. Turast-turast ini biasanya berupa syair atu cerita.
Mereka menggunakan cara menghafal untuk menjaga turast tersebut agar tetap abadi
di sepanjang zaman. Jadi sudah mashur jika orang Arab sangat terkenal dengan
kekuatan daya hafalannya.

Kedua yaitu Al Jam’u fi Suthur, artinya wahyu pertama kali turun kepada
Rasulullah SAW di usianya ke-40 tahun, yaitu yang berjalan selama 12 tahun
sebelum hijrah ke Madinah. Kemudian wahyu terus-menerus turun selama kurun
waktu 23 tahun di Madinah. Rasulullah SAW setiap kali menerima wahyu selalu
membacakannya kepada para sabahat secara langsung dan menyuruhnya untuk
menuliskan sembari melarang untuk menulis hadist, sebab sangat dikhawatirkan akan
bercampur dengan Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kamu sekalian
menulis apapun dariku, dan barang siapa menulis dariku selain Al-Qur’an maka
hapuslah.” (H.R. Muslim).
Penulisan Al-Qur’an di masa Rasulullah SAW ini belum terkumpul menjadi
satu mushaf sebab masih berpencar di beberapa pelepah kurma, lempengan batu, daun
lontar dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tidak adanya
pendorong untuk membukukan Al-Qur’an menjadi mushaf karena Rasulullah SAW
masih hidup menyertai mereka, serta masih ada banyak para sahabat yang menghafal
Al-Qur’an, sehingga tidak ada kekhewatiran tentang hilangnya Al-Qur’an.

Faktor berikutnya yaitu dikarenakan Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur,


maka suatu hal yang lebih logis jika nanti dijadikan satu mushaf setelah wafatnya nabi
yaitu menunggu wahyu berhenti turun kepada Rasulllah SAW. Faktor yang trakhir
yaitu selama proses turunya Al-Qur’an masih terdapat kemungkinan ada ayat-ayat
yang mansukh.

3. Sejarah Sembukuan Al-Quran Pada Masa Khulafa’ Al-Rasyidin

Penyusunan al-Quran al-Karim setelah Nabi Muhammad SAW wafat hingga


sampai bentuk yang sekarang ini, mengalami tahapan dan proses yang dilakukan oleh
khulafaurrasyidun dan Para Sahabat sebagaimana berikut.

a. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq


Sesudah Rosulullah wafat, Ali -yang oleh Nabi dikukuhkan sebagai orang
yang paling tahu tentang Al Quran- diam di rumahnya untuk menghimpun Al-Quran
dalam satu mushaf menurut urutan turunnya. Belum enam bulan sejak wafatnya
Rasulullah, dia telah merampungkan penghimpunan itu dan mengusungnya ke atas
punggung unta. Setahun sesudah Rosulullah wafat, pecah perang Yamamah pada 12
Hijriah yang merenggut korban tujuh puluh orang qurra’ syahid.

Waktu itu Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin al-Khattab membukukan
surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran dalam satu mushaf, karena khawatir akan terjadi
perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Quran karena
kematian mereka. Khalifah memerintahkan kepada sekelompok qurra` sahabat di
bawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al Quran.

Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-


kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis al-Quran, dan
tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain hingga menjadi satu
mushaf.Kemudian setelah selesai Quran susun menjadi satu, lalu diserahkan dan
disimpan Abu Bakar sampai ia wafat.
Setelah wafatnya khalifah pertama, al-Quran itu berpindah tangan kepada Khalifah
kedua Umah bin Khattab, dan sepeninggal beliau ini, kemudian disimpan oleh salah
seorang putrinya, yaitu Hafsah binti Umar bin Al-Kattab yang merupakan istri Nabi
Muhammad

b. Masa Khalifah Utsman bin Affan

Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk irak, Abu
Hudzaifah melihat banyak perbedaan dalam cara mambaca Al-Qur’an. Sebagian
bacaan bercampur dengan kesalahan. Tapi masing-masing mempertahankan dan kukuh
pada bacaannya, hingga mereka saling mengkafirkan. Melihat kejadian ini ia
menghadap Khalifah Utsman untuk melaporkan peristiwa yang dilihatnya.
Maka Khalifah Utsman mengetahui bahwa al-Fuqan terancam perubahan dan
penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, ia
memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh Ibunda Hafsah, yakni
merupakan naskah pertama, kemudian memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang
di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut.

Khalifah Ketiga juga memerintahkan agar semua naskah yang terdapat di


negeri-negeri Islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian dibakar.
Mereka menulis lima mushaf Al-Quran. Satu naskah ditinggal di Madinah dan empat
yang lainnya dibagi-bagikan ke Makkah, Suriah, Kufah dan Basrah. Masing-masing
satu buah. Ada yang mengatakan bahwa selain lima naskah ini, ada satu naskah yang
dikirimkan ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain. Naskah inilah yang dikenal dengan
sebutan Mushaf Imam.
BABA III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Al-quran pertama kali diturunkan di Gua Hira pada 17 Ramadan. Momen inilah yang
kini diperingati sebagai peristiwa nuzulul quran. Nuzulul quran berasal dari kata nuzul dan
Alquran. Kata nuzul secara harfiah berarti menurunkkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah. Sedangkan quran merupakan Alquran, kitab suci umat Islam. Sejarah
mencatat penulisan Alquranul Karim telah melewati tiga periode, yaitu pada masa Nabi
Muhammad, pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu, dan pada masa Utsman
bin Affan 2 Radhiyallahu Anhu.

B.Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekalian. Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin disampaikan, silahkan
disamaikan kepada kami. Apabila terapat kesalahan mohon untuk memaafkan, kami manusia
taka da yang sempurna yang tak luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna‘ Khalil. Studi Ilmu-ilmu Qur‘ an. Cet.14. Bogor: Pustaka Litera
AntarNusa,2011

Aziz, Moh. Ali. Mengenal Tuntas Al-Qur‘an. Cet.1. Surabaya: Imtiyaz Surabaya,
2012

Ashshiddiqi TM hasbi, dkk. Al-Qur ‘an dan terjemahannya. Jakarta: Yayasan


Penyelenggara penterjemah/pentafsir Al-Qur‘an, 1971

Al-Quran Al-Karim, dan Terjemahannya.


Thabathaba’i. Allamah M.H. Mengungkap Rahasia Al-Quran. Bandung: Penerbit
Mizan, 1992.
Kholil. Moenawar. Al Qur’an dari masa ke masa. Solo: Ramadhani, 1994.

Anda mungkin juga menyukai