Anda di halaman 1dari 7

NUZUL AL-QURAN

I.

PENDAHULUAN
Allah menurunkan Al-Quran kepada Rasulullah kita yakni Nabi Muhammmad SAW

untuk memberi petunjuk kepada manusia. Nuzulul Quran merupakan peristiwa besar yang
sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Nuzulul
Quran yang pertama kali turun pada malam lailatul qadar

merupakan pemberitahuan

kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan umat
Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat
paling baik yang dikeluarkan bagi manusia.
Turunnya Al-Quran yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab
yang turun sebelumnya, sangat mengagetkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya
sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi yang ada dibalik itu. Rasulullah tidak
menerima risalah agung ini sekaligus, dan kaumnya pun tidak pula puas dengan risalah
tersebut karena kesombongan dan permusuhan mereka. Oleh karena itu, wahyu pun turun
berangsur-angsur untuk menguatkan hati Rasulullah dan menghiburnya serta mengikuti
peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan menyukupkan
nikmat-Nya.
II.

III.

RUMUSAN MASALAH
A. Apa Definisi Nuzul Al-Quran ?
B. Bagaimana Cara-Cara Al-Quran Diturunkan ?
C. Bagaimana Tahap-Tahap Turunnya Al-Quran ?
D. Bagaimana Hikmah Turunnya Al-Quran ?
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Waktu Nuzul Al-Quran
Nuzul Al-Quran terdiri dari dua kata, yakni Nuzul dan Al-Quran. Kata nazala di

dalam bahasa Arab berarti yakni, meluncur dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah. Dalam konteks ini, bisa ditemui kalimat di dalam salah satu ayat Al-

.
Quran yang berbunyi:

Tuhan, turunkanlah padaku sesuatu berkah, karena engkau adalah Zat pemberi berkah yang
paling baik. (Q.S Al-Muminun {23}:29).

Menurut Zamakhsyari lebih lanjut, sering mengucapkanNuzul Al-Quran dengan

yang berarti fulan singgah/tiba di kota.1 Sedangkan menurut


kalimat
Syekh Abd Al-Wahab Abd Al-Majid Ghazlan di dalam Al-Bayan fi Mabahitsi Ulum Al1Acep Hermawan, Ulumul Quran: Ilmu Untuk Memahami Wahyu (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya), 2011, h. 29.

Quran-nya, yang dimaksud Nuzulul Quran adalah turunnya sesuatu dari tempat yang tinggi
ke tempat yang lebih rendah dan sesuatu itu tidak lain adalah Al-Quran.
Di dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang mengatakan bahwa Al-Quran turun:
1. Pada bulan Ramadhan:

Bulan Ramadhan di mana diturunkan Al-Quran... (Q.S. Al-Baqarah {2}:185)


2. Pada malam yang diberi berkah:

Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) di malam yang diberi berkah ... (Q.S.
Al-Dukhan {44}:3)
3. Pada malam Al-Qadar

Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) di malam Qadar , (Q.S. Al-Qadar


{97}:1)
Menurut tiga ayat di atas, Al-Quran turun sekaligus pada bulan Ramadhan di mana
terdapat malam Al-Qadar, suatu malam yang penuh berkah. Dengan demikian, bila umat
islam di Indonesia misalnya memperingati Malam Nuzul Al-Quran, maka nuzul (turun) yang
dimaksud bukan nuzul Al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw. Menerima ayat-ayat AlQuran bukan sekaligus, tetapi beliau menerimanya berangsur-angsur lebih dari 20 tahun.2
Jumhur ulama sepakat bahwa pengertian yang dimaksud ketiga ayat di atas menyangkut
turunnya Al-Quran sekaligus dari Lauh Al-Mahfudzh, ke suatu tempat yang disebut Sama
Al-Dunya . Dari Sama Al-Dunya, atau tepatnya dari Bait Al-Izzah yang terdapat di Sama AlDunyaitulah kemudian Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Secara

berangsur-angsur. Dalam hal ini ada hadits yang dijadikan pegangan, yaitu sebagai berikut.
Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dengan sanad-nya sendiri dari Said bin Jubair,
dari Ibnu Abbas yang mengatakan:

Al-Quran dipisah dan Al-Dzikir lain diletakkan di Bait Al-Izzah di Sama Al-Dunya
dan dibawa jibril turun kepada Nabi Muhammad Saw.

Kemudian hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqiy serta lainnya dari
jalur Manshur, dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, berkata:

Al-Quran diturunkan sekaligus ke Sama Al-Dunya. Sebelumnya, (Al-Quran


ditempatkan) di tempat bintang-bintang lalu Allah menurunkannya kepada Rasulullah
secara berangsur.
2Ibid. h.31

Dari Sama Al-Dunya, atau persisnya di Bait Al-Izzah kemudian Jibril membawa lafadz
Al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw. Secara berangsur-angsur, dan lafadz yang dibawa
Jibril untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Adalah kalam Allah yang disebut AlQuran.3Baik Jibril yang menyampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Maupun Nabi
Muhammad sendiri yang menerima kalam Allah itu, sama sekali tidak mempunyai otoritas
menyusun apalagi mengubahnya. Segala sesuatunya baik dalam susunan kalimat maupun
maknanya merupakan wewenang Allah Swt. Susunan kalimat, berikut isi kandungan AlQuran adalah mujiz, artinya, susunan dan tata letak huruf-huruf Al-Quran adalah mukjizat
yang tak tertandingi oleh susunan kata dan huruf makhluk mana pun.
Mengenai rentang waktu Nabi Muhammad menerima Al-Quran, Abd Al-Wahab Abd AlMajid Ghazlan dalam Mabahits fi Ulumul Al-Qurannya menurunkan tiga pendapat.
Pertama, bahwa Al-Quran diturunkan berturut-turut selama dua puluh tahun. Kedua, bahwa
Al-Quran diturunkan selama dua puluh tiga tahun. Ketiga, Nabi Muhammad menerima AlQuran selama dua puluh lima tahun.
Ketiga pendapat yang diturunkan Al-Ghazlan di atas tak satu pun yang menunjuk secara
cermat mengenai masa di mana Rasulullah menerima Al-Quran. Sepertinya mereka memilih
menggenapkan bilangan masa itu ketimbang memerincinya. Seperti diketahui, bahwa
pengangkatan Muhammad bin Abdullah yang lahir 12 Rabiul Al-Awwal menjadi nabi dan
rasul pada saat usia beliau mencapai 40 tahun, sedangkan pertama kali beliau menerima
wahyu pada tanggal 12 Rabi Al-Awwal saat beliau bermimpi (ruya shadiqah). Enam bulan
kemudian, pada tahun itu juga, yakni di bulan Ramadhan,beliau menerima ayat Al-Quran
yang pertama turun, sedangkan Rasulullah Saw. Wafat pada usia 63 tahun. Dengan demikian
bisa ditarik kesimpulan, bahwa Rasulullah Saw. Menerima wahyu Al-Quran selama 22 tahun
6 bulan.
B. Cara-Cara Al-Quran Diturunkan
Para Ulama berbeda pendapat tentang kaifiyat menurunkan Al-Quran. Dalam soal ini
para ulama mempunyai tiga pendapat yaitu:
a. Al-Quran itu diturunkannya ke langit dunia pada malam Al-Qadar sekaligus, yakni lengkap
dari awal hingga akhirnya. Kemudian diturunkan berangsur-angsur sesudah itu dalam tempo
20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun, berdasar kepada perselisihan yang terjadi tentang
berapa lama Nabi bermukim di Makkah sesudah beliau diangkat menjadi Rasul.
b. Al-Quran diturunkan ke langit dunia dalam dua puluh kali lailatul Qadar dalam 20 tahun,
atau dalam 23 kali lailatul Qadar dalam 23 tahun, atau dalam 25 kali lailatul Qadar dalam 23
tahun, atau 25 kali lailatul Qadar dalam 25 tahun. Pada tiap-tiap malam diturunkan kelangit
3Ibid. h.32

dunia sekedar yang hendak diturunkan dalam tahun itu kepada Muhammad SAW. Dengan
cara berangsur-angsur.
c. Permulaan Al-Quran turunnya ialah di malam Al-Qadar. Kemudian diturunkan sesudah itu
dengan berangsur-angsur dalam berbagi waktu.
Menurut tafsir Al-Manar: Adapun arti menurunkan Al-Quran dalam bulan Ramadhan,
padahal telah terkenal sekali bahwa Al-Quran itu diturunkan berangsur-angsur dalam tempo
21 tahun,4 ialah permulaan turunnya dalam bulan Ramadhan, dalam malam yang dinamai
Lailatul Qadar (malam yang diberkati) disebut dalam satu ayat Al-Quran. Maka para
mufassir menyangka bahwa ayat ini musykil keadaannya. Untuk menguraikan kemusykilan
itu mereka riwayatkan bahwa dimaksudkan dengan diturunkan di malam Al-Qadar, ialah
diturunkan ke langit dunia. Sedang Al-Quran sebelum itu termaktub di Lauh Mahfudh di
atas langit ketujuh. Sesudah itu barulah diturunkan berangsur-angsur kepada Nabi. Dan lahir
pendapat mereka ini memberikan pengertian, bahwa Al-Quran diturunkan sekaligus dari
Lauh Mahfudh ke langit dunia saja.
Menurut anggapan jumhur, lafad-lafad Al-Quran tertulis di Lauh Mahfudh. Lalu
dipindah dan diturunkan ke bumi. Dengan demikian tiadalah ada lagi lafad-lafad Al-Quran
di Lauh Mahfudh. Menurut pentahqikan kami, yang dinukilkan bukan lafad yang termaktub
di sana. Hanya disalin lalu diturunkan. Hal ini sama dengan orang menghafal isi kitab. Isi
kitab tetap berada dalam kitab. Yang disalin pun persis sebagai yang tertulis di kitab itu.
Al-Quran itu diturunkan sedikit demi sedikit, berangsur bukan sekaligus semuanya.
Memang sudah diperoleh kenyataan dari pemeriksaan yang lengkap, bahwa Al-Quran itu
diturunkan menurut keperluan: lima ayat, sepuluh ayat, kadang-kadang lebih dan kadangkadang diturunkan hanya setengah ayat.5
Ayat-ayat yang sepuluh ayat sekali turunnya, ialah ayat-ayat yang menerangkan kisah
tuduhan Aisyah dalam surat An-Nur dan ayat-ayat yang di permulaan surat Al-Muminun.
Di antara ayat yang setengah saja, diturunkan ialah, firman Allah SWT:
yang selain dari orang yang mempunyai kemelaratan (halangan). (Q.S. An-Nisa
{4}:95)
Dan jika kamu takut papa, maka kelak Allah akan mengayakan kamu dari keutamaan-Nya, jika ia
kehendaki bahwasannya Allah sangat mengetahui dan sangat bijaksana. (Q.S. At-Taubah

{9}:28)

4Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu AlQuran dan Tafsir, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra. 2000) h. 42.
5Ibid. h. 48.

Pendapat sebagian ulama Diantara ayat-ayat Al-Quran, ada yang diturunkan berceraicerai, ada yang diturunkan berkumpul-kumpul. Bagian pertama itu lebih banyak. Contohnya
dalam surat pendek. Iqra bismi rabbika. Pada permulaan diturunkan hanya sampai kepada
malam

yalam.

Wadl

Dluhapada

permulaan

diturunkan

hanya

sampai

kepada

fatardha.Diantara contoh yang diturunkan berkumpul, yakni sepenuh surat diturunkan


sekaligus ialah surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Kautsar, Tabbat, Lam Yakun, An-Nashr, dan
Al-Muauwidzatani. Diantara surat yang panjang yang diturunkan sekaligus ialah surat AlMursalat.6
C. Tahap-Tahap Turunnya Al-Quran
Masa turun Al-Quran dibagi kepada 2 tahap yang masing-masingnya mempunyai
corak sendiri.
Pertama- Masa Nabi bermukim di Makkah, selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dan 17
Ramadhan tahun 41 dari millad hingga awal Rabiul Awwal tahun 54 dari millad
Nabi.Seluruh surat yang turun di Makkah itu disebut Makkiyah.
Kedua- yang diturunkan sesudah hijrah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari
permulaan Rabiul Awwal tahun 54 dari Millad Nabi, hingga sembilan Dzulhijjah tahun 63
dari Millad Nabi, atau tahun 10 Hijrah.Semua yang turun di Madinah, disebut Madaniyah.7
D. Hikmat Al-Quran Diturunkan
Hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur dari nas-nas yang berkenaan
dengan hal itu. Dan kami meringkasnya sebagai berikut:
1. Hikmah Pertama: Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW. Untuk mendukung
pernyataan ini, Al-Zarqaniy menggunakan beberapa alasan.8 Diantaranya:
a. Datangnya kembali wahyu Al-Quran dan malaikat yang diutus Allah SWT.
Kepada Rasulullah SAW. Merupakan kebahagiaan bagi diri Nabi Muhammad
SAW.
b. Datangnya wahyu secara berangsur merupakan kemudahan yang diberikan
Allah Swt. Kepada Rasulullah SAW untuk menghafal dan memahami ayatayat Al-Quran.
2. Hikmah Kedua: Tantangan dan mukjizat;
3. Hikmah Ketiga: Mempermudah hafalan dan pemahaman;
4. Hikmah Keempat: Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan dalam
penetapan hukum;
6 Ibid. h. 49.
7 Ibid. h. 51
8 Acep Hermawan, Ulumul Quran: Ilmu Untuk Memahami Wahyu, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2011), h. 33.

Penahapan di dalam mendidik umat yang sedang tumbuh, baik ilmu maupun amal,
keuntungannya:
a. Memudahkan umat menghafal Al-Quran;
b. Memudahkan umat memahami Al-Quran;
c. Mencabut akidah dan syariat bathil secara bertahap;
d. Menanamkan akidah dan syariat yang hak secara bertahap;
e. Memantapkan dan mempersenjatai kaum Muslimin dengan senjata sabar dan
yakin.
5. Hikmah Kelima: Bukti yang pasti bahwa Al-Quranul Karim diturunkan dari sisi
yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
6. Hikmah Keenam: Diturunkan secara berangsur-angsur untuk mengetahui mana
ayat yang mansukh (dihapus) dan mana yang nasikh (menghapus).9
7. Hikmah Ketujuh : Penurunan secara berangsur-angsur lebih akurat, daripada
sekaligus, untuk menegaskan kemukjizatan Al-Quran.

IV.

KESIMPULAN
Nuzulul Quran yang secara harfiah berarti turunnya Al Quran adalah istilah yang

merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada Nabi dan Rasul
terakhir agama islam yakni Nabi Muhammad SAW.
Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1-5.
Saat wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad sedang berada di Gua Hira, ketika tiba-tiba
Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut. Dan peristiwa ini juga sering disebut
malam LailatulQadar.

V.

PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif

sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya agar lebih baik lagi.
Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan.

9 .Anshori, Ulumul Quan: Kaidah-kaidah memahami Firman Tuhan,(Jakarta:Rajawali


Pres,2013),hlm.62.

Daftar Pustaka

Al-Qattan, Manna Khalil. STUDI ILMU-ILMU QURAN, Bogor: Pustaka Litera


AntarNusa, 2012.
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. Ilmu Al Quran dan Tafsir,Semarang: PT.
PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2000.
Hermawan, Acep. Ulumul Quran, Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2011.
Anshori, Ulumul Quan: Kaidah-kaidah memahami Firman Tuhan,(Jakarta:Rajawali
Pres,2013)

Anda mungkin juga menyukai