PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah kitab suci kita umat Islam dan menjadi sumber
ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus kita imani dan
aplikasikan dalam kehidupan kita agar kita memperoleh kebaikan di dunia
dan di akhirat. Didalam Al-Qur’an sendiri banyak sekali pelajaran hidup
yang dapat kita kaji.
Tetapi sebelum kita mempelajari al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah
baiknya kita berkenalan dengan Al-Qur’an dahulu yaitu dengan
mengetahui tentang turunya Al-Qur’an, bagaimana proses & tahapan al-
Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja awal dan akhir surat dalam Al-
Qur’an yang turun.
Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana Al Qur`an itu bisa ada
di muka bumi ini, agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah
SWT dan tetap pada ajaran Islam yang benar. Apabila kita tidak
mengetahui sejarah turunya Al-Qur’an, maka kecenderungan mengulangi
sejarah seperti masa lalu ketika terjadinya pemalsuan Al-Qur’an pada
masa-masa awal Islam akan terjadi lagi. Apalagi mengingat sekarang ini
bebas dan maraknya ajaran-ajaran “sak penake dewe” yang bermunculan.
banyak hal yang mesti kita ketahui tentang Al-Qur’an.
Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita
semua semakin mengenali Al-Qur’an, semakin cinta kepada Al-Qur’an
dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang
Nuzulul Qur’an.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Nuzulul Qur’an ?
2. Bagaimana permulaan turunnya Al-Qur’an ?
3. Apa saja hikmah yang tekandung dalam penurunan Al-Qur’an secara
berangsur-angsur ?
~1~
4. Apa saja awal surat Al-Qur’an yang turun ? dan
5. Apa saja akhir surat Al-Qur’an yang turun ?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Nuzulul Qur’an;
2. Untuk mengetahui bagaimana permulaan turunnya Al-Qur’an;
3. Untuk mengetahui apa saja hikmah yang tekandung dalam penurunan
Al-Qur’an secara berangsur-angsur; dan
4. Untuk mengetahui apa saja awal surat Al-Qur’an yang turun; dan
5. Untuk mengetahui apa saja akhir surat Al-Qur’an yang turun.
~2~
BAB II
PEMBAHASAN
4
MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm 2.
~4~
apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam
kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi Muhammad mengatakan: Ruhul
Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku (QS. asy-syura);
2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad SAW
menjadi seorang lelaki yang mengucapkan kata-kata kepadanya
sehingga Nabi Muhammad SAW mengetahui dan dapat menghafal
kata-kata itu;
3. Wahyu datang kepada Nabi Muhammad SAW seperti gemerincingnya
lonceng. Cara ini dirasakan paling berat bagi Nabi Muhammad SAW.
Kadang pada keningnya berkeringat, meskipun turunnya wahyu di
musim dingin. Kadang unta Baginda Nabi terpaksa berhenti dan
duduk karena merasa berat bila wahyu turun ketika Nabi sedang
mengendarai unta; dan
4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad SAW, tidak
berupa seorang laki-laki, tetapi benar-benar sebagaimana rupa aslinya
(QS. An-Najm:13-14).
~5~
tidak menunjukkan arti berangsur-angsur; dan
b. Kedua
Karena rahasia/hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur tidak cocok untuk tanazul tahap pertama tersebut.
Dengan demikian turunnnya Al-Qur’an pada tahap awal, yaitu di
Lauh Fahfudz dapat dikatakan secara sekaligus dan tidak
berangsur-angsur.
2. Tahap kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah
di Sama’ al-Dunya (langit dunia)
Yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-
Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat
dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya dari ayat-ayat
Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW. Antara lain sebagai
berikut:
a. Surat Ad-Dukhan ayat 1-6.
Artinya “Ha-Mim. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan,
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,
(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami
adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. (QS Ad-Dukhan 1-6).
b. Hadis riwayat Hakim dari Sa`id Ibn Jubair dari Ibnu Abbas dari
Nabi Muhammad SAW.
Bersabda “Al-Qur’an itu dipisahkan dari pembuatannya lalu
diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia, kemudian mulailah
Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW”.
c. Hadis riwayat al-Nasa’i, Hakim dan Baihaki dari Ibnu Abbas ra.
Beliau berkata “Al-Qur’an itu diturunkan secara sekaligus ke
langit dunia pada malam Qadar, kemudian setelah itu diturunkan
sedikit demi sedikit selama duapuluh tahun”; dan
~6~
3. Tahap ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia
langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di
tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul
Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an
disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW dengan
melalui perantaraan Malaikat Jibril AS. Dalam hal ini antara lain
tersebut adalah :
a. QS Asy-Syu`ara’ : 193-194.
Artinya “Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-
Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan”.
(Asy-Syu`ara’: 193-194).
b. QS Al-Furqan ayat 32.
Artinya “Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an
itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja. Demikianlah
supaya Kami perbuat hatimu dengannya dan Kami (menurunkan)
dan membacakannya kelompok demi kelompok” (Al-Furqan ayat
32).
5
MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Hlm 8-9.
~7~
SAW ketika lama tidak menerima wahyu;
3. Memberikan kekuatan kepada Nabi Muhammad SAW dalam
menghadapi tekanan dan intimidasi orang-orang Quraisy; dan
4. Meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dengan mencerikan kisah-
kisah nabi sebelumnya
~8~
Tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 06 Agustus 610M6.
1. Ayat pertama turun ada empat pendapat tentang Ayat pertama turun :
a. Pendapat pertama ada yang mengatakan bahwa ayat yang mula-mula
turun adalah surat Al-Fatehah, pendapat ini berdasarkan Riwayat
Maisarah, melalui Abu Ishaq,katanya Setelah rosululloh SAW
mendengar suara lalu beliau melarikan diri, rosululloh sendiri yang
menyebutkan turun Malaikat kepadanya. Kata malaikat itu Bacalah 7.
2. Pendapat kedua ada juga yang mengatakan Ayat yang turun pertama
ialah:
6
Prof. Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ilmu Al-Qur’an, hal 37
7
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 73
8
Prof. Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, hal 49
9
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur'an, hal 72
~9~
3. Pendapat ketiga adalah surah Al-Alaq ayat 1-5
10
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 70
~ 10 ~
diriwayatkan oleh Ath Tharbary dari Abdulloh Ibnuz Zubair11, ujarnya :
Bersabdalah Rosululloh SAW : maka datanglah kepadaku jibril, dan
kala itu aku sedang tidur, Jibril membawa selembar namath (kain
berwarna) dari sutera, padanya ada Tulisan (suratan). Jibril berkata
“Iqra (Bacalah)”. Maka akupun menjawab bahwa Aku tidak bisa
membaca. Karena itu aku dipeluknya erat-erat, hingga Aku sangka
bahwa aku akan mati. Kemudia Dia lepaskan Aku, seraya berkata pula :
Iqra’(bacalah). Apa yang akan aku baca? Aku mengatakan demikian
hanya supaya dia jangan kembali lagi memeluk aku erat-erat dan kuat-
kuat sebagai yang sudah, Dia berkata surat Al-Alaq 1-5. Setelah itu ia
pun pergi. Sesudah ia pergi akupun bangun dari tidurku, dan seolah-
olah telah termateri dijiwaku suatu Tulisan (Kitab).
4. Ada pula orang yang mengatakan bahwa ayat yang pertama turun ialah
firman Alloh yang berbunyi :
11
Prof. Dr. T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur’an, hal 41
12
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 70
~ 11 ~
Aku suruh orang-orang agar Aku dislimuti. Lantas Alloh menurunkan
Ayat :
Digua Hira’ sesudah itu nabi kembali kepada Khodijah dan Oleh
Khodijah Nabi disiram Air dingin13. Dirumah Khodijah inilah Alloh
menurunkan Ayat yang berbunyi :
Artinya :”Dan peliharalah dirimu (adzab yang terjadi pada) hari yang
pada waktu itu kamu sekalian dikembalikan oleh Alloh (QS Al-Baqarah
: 281)”
Sedangkan 15menurut Hadis yang dirawikan An Nasa’i dan lainnya,
13
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 73
14
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 74
~ 13 ~
dari Ibnu Abbas dan Said bin Jubair RA, mengatakan bahwa ayat yang
Al-qaur’an yang terkhir turunnya yang berbunyi :Dan takutlah kamu
terhadap Adzab yang terjadi pada hari yang waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Alloh SWT.(QS AtTaubah 128-129).
5. Kelima, ada pula yang mengatakan bahwa ayat terakhir diturunkan ialah
firman Tuhan yang berbunyi:
6. Keenam, ada pula yang mengatakan bahwa ayat yang terakhir turun
ialah surat Al Maidah. Sebagai mana yang telah dirawikan oleh Tirmizi
dan Hakim, Aisyah mengatakan Aku perkenankan bahwa yang
dimaksud terkhir turunnya ialah ayat yang mengenai halal dan haram.
Ayat ini tidak menasikhan Hukum.
18
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 76
19
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 77
~ 15 ~
dari Umu salamah, katanya Ayatterakhir turunnya ialah ayat yang
berbunyimaka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka
(dengan berfirman) Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal diantara kamu. Sampai akhir ayat. Yang ini
pernah dtanyakan. Ya rosululloh mengapa yang diperhatikan Alloh
hanya Laki-laki yang Dzikir,bukan perempuan? Ketika itu turunlah ayat
yang berbunyi:
20
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 77
~ 16 ~
besar baginya (QS An Nisa 93)”.
Hadis dari Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa surat terkhir yang
diturunkan ialah surat An Nashr21:
Artinya :”Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan
aku telah cukupkan untukmu nikmatku dan aku telah pilih (Aku Ridhoi)
Islam menjadi agamamu (QS Al Maidah : 3)”.
Ayat ini turun di Arafah pada tahun Haji Wada. Pada Akhirnya
menunjukan kesempurnaan segala yang fardhu dan hukum-hukum.
Diatas telah dikemukakan tentang apa yang dirawikan dalam hal
turunnya ayat Riba,utang-piutang,kalalah dan lain-lain. 22
Menurut
pengertian As Said Muhammad Rasyid Ridlo, bahwa Imam Ibnu Jarir
menukil dari Tafsirnya, bahwa para Ulama sepakat menetapkan bahwa
wahyu tidak berhenti-henti turunya kepada Rosul sampai Rosululloh
Wafat. Bahkan kala Rosululloh hampir wafat lebih rapat lagi turunnya
wahyu.
Semua pendapat yang diatas tidak satu jua pun yang dari Nabi
SAW. Karena itu harus dilakukan Ijtihad dan menyambunh hal-hal
yang masih dikeragui. Barangkali pengertian bahwa tiap-tiap berita
mengenai surat yang terakitu didengar dari rosul. Atau perkataan yang
demikian di’itbarkan dengan surat yang sempurna turun.
Kata Qadhi Abu Bakar Al-Baqakany dalam kitabnya, Al Intishar,
21
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 78
22
Prof. Dr. T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ilmu Al-Qur’an, hal 54
~ 17 ~
mengatakan mengenai perbedaan Riwayat tentang ayat terakhir yang
diturunkan Tuhan itu maka disini tidak satupun yang bersumber dari
Nabi SAW. Karena itu boleh melakukan Ijtihad dan membuat hal-hal
yang masih diragukan. Barangkali tiap-tiap orang-orang memberitakan
tentang apa-apa yang didengarnya dari Nabi pada hari wafatnya, atau
beberapa hari sebelum wafat. Selain dari itu kemudian adapula orang
yang mengatakan katanya dia pernah menengar dari Nabi,padahal dia
tidak pernah mendengarkannya sama sekali. Dan barangkali pula
mungkin ayat inilah yang terkhir dibaca oleh Nabi SAW. Disamping
ayat-ayat turun lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya firman dari Allah SWT
melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat,
pedoman dan petunjuk kepada hambanya. Yang terdiri dari 30 juz 6666
ayat dan 114 surat, yang diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Adapun tahapannya yaitu :
1. Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh;
2. Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-
Dunya (langit dunia); dan
3. Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi
Muhammad SAW.
Dalam penurunan Al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur
~ 18 ~
memiliki banyak manfaat baik bagi pribadi Nabi Muhammad SAW, bagi
sahabat dan masyarakat saat masa Al-Qur’an maupun bagi masyarakat
setelah Al-Qur’an. Dari sekian pendapat yang mengenai Ayat pertama
turun yang paling sohih ialah surat Al-alaq 1-5. Dasar pendapat ini adalah
hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim, dan lainnya, dari
Aisyah tentang turunnya wahyu kepada Nabi SAW di gua Hira. Kemudian
“Ya ayyuhal muddatstsir." Ini didasarkan pada hadits Bukhari dan Muslim
dari Abu Salamah bin Abdirrahman. Hadits tersebut menjelaskan bahwa
pertanyaan yang dimaksud adalah mengenai surat yang diturunkan secara
penuh. Jabir menjelaskan bahwa surat Al-Muddatstsir-lah yang turun
secara penuh sebelum surat Iqrah' (Al-Alaq) selesai diturunkan semuanya.
Maka ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun secara mutlak adalah Iqra'
dan surat yang pertama diturunkan secara lengkap, dan pertama setelah
terhentinya wahyu ialah "Ya ayyuhal muddatstsir." Atau bisa juga
dikatakan bahwa surat Al-Muddatstsir turun sebagai tanda kerasuluannya,
sedangkan ayat "Iqra" turun sebagai tanda kenabiannya.
Berbagai pendapat mengenai yang terakhir diturunkan tetapi semua
pendapat ini tidak mengandung sesuatu yang dapat disandarkan kepada
Rasulullah SAW, masing-masing merupakan ijtihad atau dugaan. Tetapi
menurut Ulama Jumhur yang terakhir turun ialah surat Al Maidah : 3 yang
Artinya : Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku
telah cukupkan untukmu nikmatku dan aku telah pilih (Aku Ridhoi) Islam
menjadi agamamu (QS Al Maidah : 3)
B. SARAN
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.
Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita lebih
mengenali Al-Qur’an, dan bisa menambah kecintaan kita terhadap Al-
Qur’an, khususnya pada mata kuliah Ulumul Qur’an nanti kita bisa lebih
menikmatinya dengan nyaman karna telah berkenalan dengan Al-Qur’an.
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran sangat kami
harapkan dari para pembaaca. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan
~ 19 ~
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
~ 20 ~
Ibn Zakariya, Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris. Maqoyis al-Lughoh. Beirut:
Dar al-‘Ilm Li al-Malayyin, t.t.
Zenrif, MF. 2008. Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an. Malang: UIN-Malang
Press.
~ 22 ~
(الشمس الظلCahaya Matahari menghilangkan bayang-
bayang). Kedua يئ الى موضعJJJJJJJJل الشJJJJJJJJنق.yaitu
memindahkan sesuatu dari satu tempat ketempat
yang lainnya. Difinisi ini juga merujuk pada QS.al-
Jaziyah:29
~ 23 ~