Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah kitab suci kita umat Islam dan menjadi sumber
ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus kita imani dan
aplikasikan dalam kehidupan kita agar kita memperoleh kebaikan di dunia
dan di akhirat. Didalam Al-Qur’an sendiri banyak sekali pelajaran hidup
yang dapat kita kaji.
Tetapi sebelum kita mempelajari al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah
baiknya kita berkenalan dengan Al-Qur’an dahulu yaitu dengan
mengetahui tentang turunya Al-Qur’an, bagaimana proses & tahapan al-
Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja awal dan akhir surat dalam Al-
Qur’an yang turun.
Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana Al Qur`an itu bisa ada
di muka bumi ini, agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah
SWT dan tetap pada ajaran Islam yang benar. Apabila kita tidak
mengetahui sejarah turunya Al-Qur’an, maka kecenderungan mengulangi
sejarah seperti masa lalu ketika terjadinya pemalsuan Al-Qur’an pada
masa-masa awal Islam akan terjadi lagi. Apalagi mengingat sekarang ini
bebas dan maraknya ajaran-ajaran “sak penake dewe” yang bermunculan.
banyak hal yang mesti kita ketahui tentang Al-Qur’an.
Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita
semua semakin mengenali Al-Qur’an, semakin cinta kepada Al-Qur’an
dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang
Nuzulul Qur’an.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Nuzulul Qur’an ?
2. Bagaimana permulaan turunnya Al-Qur’an ?
3. Apa saja hikmah yang tekandung dalam penurunan Al-Qur’an secara
berangsur-angsur ?

~1~
4. Apa saja awal surat Al-Qur’an yang turun ? dan
5. Apa saja akhir surat Al-Qur’an yang turun ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Nuzulul Qur’an;
2. Untuk mengetahui bagaimana permulaan turunnya Al-Qur’an;
3. Untuk mengetahui apa saja hikmah yang tekandung dalam penurunan
Al-Qur’an secara berangsur-angsur; dan
4. Untuk mengetahui apa saja awal surat Al-Qur’an yang turun; dan
5. Untuk mengetahui apa saja akhir surat Al-Qur’an yang turun.

~2~
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nuzulul Qur’an


Secara etimologis Nuzulul Qur’an terdapat dua kata yaitu kata Nuzul
dan Al-Qur’an. Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu
benda dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sedangkan Al-
Qur’an yaitu firman Allah SWT yang telah diturunkan melalui malaikat
jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
Kata Nuzul memiliki beberapa pengertian. Menurut Ibn Faris, kata
Nuzul berarti hubuth syay wa wuqu’uh, turun dan jatuhnya sesuatu.1
ٍّ ُ‫الهُبُوْ طُ ِم ْن ُعل‬
Sedang menurut Al-Raghib Al-Isfahaniy, kata Nuzul berarti ‫ق‬
‫ ْف ٍل‬J‫ اِلَى َس‬, meluncur atau turun dari atas ke bawah.2 Menurut Al-Zarqoni,
kata Nuzul di ungkapkan dalam penuturanya yang lain untuk pengertian
perpindahannya sesuatu dari atas ke bawah.3
Imam Al-Zarqoni memberikan pengertian bahwa Al-Qur’an adalah
lafadz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, diawali dengan
surat Al-Fatihah dan di akhiri surat An-Naas. Untuk dapat denagn mudah
membedakannya dengan wahyu.
Di dalam hubungannya dengan pembahasan Nuzulul Qur’an ini, kata
MF. Zenrif di dalam bukunya yang berjudul sintesis paradigma studi Al-
Qur’an, ada juga pendapat yang memberikan alternatif dari problem
teologis dengan memberikan pengertian majaziy dari kata nuzul. Dalam
hal ini nuzul diartikan penampakan Al-Qur’an ke pentas bumi pada waktu
dan tempat tertentu. Memang menurut pandangan ini Al-Qur’an bersifat
Qodim, dalam pengertian sudah ada sebelum adanya tempat dan waktu,
akan tetapi keberadaanya ketika itu belum diketahui atau hadir di pentas
bumi. Ketika Al-Qur’an pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW,
1
Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris ibn Zakariya, Maqoyis al-Lughoh (Beirut: Dar al-‘Ilm Li al-
Malayyin, t.t.), hlm. 342.
2
Al-Raghib Sal-Isfahaniy, al-Mufradat fi Alfadz Al-Qur’an al-Karim (Beirut: Darul-Fikr, 1982),
hlm. 824
3
Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, Mahahil Irfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I (Beirut: Darul-Fikr,
1988), hlm. 41.
~3~
ketika itu pula Al-Qur’an menampakan diri. Oleh karenanya, inna
anzalnahu fi lailat al-qodr mempunyai pengertian: “sesungguhnya kami
memulai memperkenalkan kehadiran al-Qur’an pada malam al-Qodr”4

B. Permulaan Turunnya Al-Qur’an


Menyambung pengertian tentang Nuzulul Qur’an diatas dalam proses
turunnya Al-Qur’an ini sebenarnya pendapat ulama berbeda-beda, tetapi
secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Pendapat pertama menyatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
Pandangan ini berdasarkan dalil-dalil: “Sesungguhnya kami telah
menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar” (QS.Al-
Qadar: 1). “Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada
suatu malam yang diberjahi.” (QS.Al-Dukhan: 3);

2. Pendapat kedua melihat bahwa pendapat pertama ini bertentangan


dengan kenyataan historis yang menunjukan bahwa Al-Qur’an
diturunkan selama kurang lebih 23 tahun, oleh karenanya mayoritas
ulama berpendapat bahwa dua ayat tersebut menjelaskan awal mula
turunya Al-Qur’an secara keseluruhan di bulan Ramadhan ke Lauh
Mahfudz, kemudian Jibril AS menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad SAW sesuai kejadian dan peristiwa selama kurang lebih
23 tahun.
Untuk memperjelas pendapat yang terakhir tadi kami juga
bersependapat bahwa Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur
yang terdiri dari 30 juz 6666 ayat dan 114 surat, diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat jibril selama 22 tahun 2
bulan 22 hari.
Dalam proses pewahyuannya terdapat beberapa cara untuk
menyampaikan wahyu yang dibawa Malaikat Jibril AS kepada Nabi
Muhammad SAW, diantaranya :
1. Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad
SAW. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW tidak melihat sesuatu

4
MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm 2.
~4~
apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam
kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi Muhammad mengatakan: Ruhul
Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku (QS. asy-syura);
2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad SAW
menjadi seorang lelaki yang mengucapkan kata-kata kepadanya
sehingga Nabi Muhammad SAW mengetahui dan dapat menghafal
kata-kata itu;
3. Wahyu datang kepada Nabi Muhammad SAW seperti gemerincingnya
lonceng. Cara ini dirasakan paling berat bagi Nabi Muhammad SAW.
Kadang pada keningnya berkeringat, meskipun turunnya wahyu di
musim dingin. Kadang unta Baginda Nabi terpaksa berhenti dan
duduk karena merasa berat bila wahyu turun ketika Nabi sedang
mengendarai unta; dan
4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad SAW, tidak
berupa seorang laki-laki, tetapi benar-benar sebagaimana rupa aslinya
(QS. An-Najm:13-14).

Adapun tahap tahap turunya Al-Qur’an ada 3 tahap, yaitu:


1. Tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh
Mahfudh,
Yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa mengetahuinya
secara pasti. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam QS Al-Buruj :
21-22. Artinya “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an
yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh”. Penjelasan
mengenai sejak kapan Al-Qur’an ditempatkan di Lauh Mahfudh, dan
bagaimana caranya adalah merupakan hal-hal gaib yang menjadi
bagian keimanan dan tidak ada yang mampu mengetahuinya selain
dari Allah SWT. Dalam konteks ini Al-Qur’an diturunkan secara
sekaligus maupun secara keseluruhan. Hal ini di dasarkan pada dua
argumentasi.
a. Pertama
Karena lahirnya nash pada ayat 21-22 surah al-Buruj tersebut

~5~
tidak menunjukkan arti berangsur-angsur; dan
b. Kedua
Karena rahasia/hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur tidak cocok untuk tanazul tahap pertama tersebut.
Dengan demikian turunnnya Al-Qur’an pada tahap awal, yaitu di
Lauh Fahfudz dapat dikatakan secara sekaligus dan tidak
berangsur-angsur.
2. Tahap kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah
di Sama’ al-Dunya (langit dunia)
Yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-
Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat
dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya dari ayat-ayat
Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW. Antara lain sebagai
berikut:
a. Surat Ad-Dukhan ayat 1-6.
Artinya “Ha-Mim. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan,
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,
(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami
adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. (QS Ad-Dukhan 1-6).
b. Hadis riwayat Hakim dari Sa`id Ibn Jubair dari Ibnu Abbas dari
Nabi Muhammad SAW.
Bersabda “Al-Qur’an itu dipisahkan dari pembuatannya lalu
diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia, kemudian mulailah
Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW”.
c. Hadis riwayat al-Nasa’i, Hakim dan Baihaki dari Ibnu Abbas ra.
Beliau berkata “Al-Qur’an itu diturunkan secara sekaligus ke
langit dunia pada malam Qadar, kemudian setelah itu diturunkan
sedikit demi sedikit selama duapuluh tahun”; dan

~6~
3. Tahap ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia
langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di
tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul
Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an
disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW dengan
melalui perantaraan Malaikat Jibril AS. Dalam hal ini antara lain
tersebut adalah :
a. QS Asy-Syu`ara’ : 193-194.
Artinya “Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-
Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan”.
(Asy-Syu`ara’: 193-194).
b. QS Al-Furqan ayat 32.
Artinya “Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an
itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja. Demikianlah
supaya Kami perbuat hatimu dengannya dan Kami (menurunkan)
dan membacakannya kelompok demi kelompok” (Al-Furqan ayat
32).

C. Hikmah yang tekandung dalam penurunan al-Qur’an secara


berangsur-angsur.
Hikmah diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu sangat
banyak manfaatnya, baik bagi pribadi Nabi Muhammad SAW, masyarakat
arab ketika masa Al-Qur’an diturunkan maupun bagi umat setelah masa
sahabat5.
Adapun hikmah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur bagi
pribadi Nabi Muhammad SAW adalah :
1. Menepis keraguan hati Nabi Muhammad SAW akan kebenaran wahyu
yang diterimanya (QS.Yunus : 20);
2. Menghilangkan kegelisahan yang sering dihadapi Nabi Muhammad

5
MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Hlm 8-9.
~7~
SAW ketika lama tidak menerima wahyu;
3. Memberikan kekuatan kepada Nabi Muhammad SAW dalam
menghadapi tekanan dan intimidasi orang-orang Quraisy; dan
4. Meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dengan mencerikan kisah-
kisah nabi sebelumnya

Sedangkan manfaat bagi masyarakat arab ketika masa Al-Qur’an


diturunkan adalah untuk :
1. Mempermudah sahabat dalam menghafalkan, memamahami, dan
mengamalkan Al-Qur’an; dan
2. Merubah tradisi secara bertahap sehingga tidak terjadi kejutan dan
loncatan tradisi yang dapat mengakibatkan masyarakat antipati
terhadap ajaran Al-Qur’an.

Sementara manfaat turunya alqur’an berangsur-angsur bagi umat


setelah masa sahabat adalah untuk :
1. Memermudah memahami tahapan-tahapan penetapan hokum;

2. Memepermudah mengetahui turunnya ayat Al-Qur’an sehingga dapat


diketahui mana ayat yang tergolong dalam makiyah dan yang
madaniyah; dan

3. Mempermudah mengetahui nasikh dan mansyukh.

D. Ayat Al-Qur’an Yang Pertama Turun


Al-Qur’an mulai diturunkan kepada Nabi ketika sedang berkhilwat di
Gua Hira’ pada malam Isnen, bertempatan dengan tanggal 17 Ramadhan

~8~
Tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 06 Agustus 610M6.
1. Ayat pertama turun ada empat pendapat tentang Ayat pertama turun :
a. Pendapat pertama ada yang mengatakan bahwa ayat yang mula-mula
turun adalah surat Al-Fatehah, pendapat ini berdasarkan Riwayat
Maisarah, melalui Abu Ishaq,katanya Setelah rosululloh SAW
mendengar suara lalu beliau melarikan diri, rosululloh sendiri yang
menyebutkan turun Malaikat kepadanya. Kata malaikat itu Bacalah 7.

Artinya “Segala Puji bagi Alloh,Tuhan semesta Alam (sampai akhir


Ayat)”.
Pendapat ini juga dikemukakan oleh Al Imam Muhammad
‘Abduh, katanya bahwa surat yang mula-mula turun adalah Al-
Fatihah8 dengan alasan :
I. Terletak dipermulaan Al Kitab(Al-Qur’an);
II. Mengingat kandungannya yang lengkap, melengkapi segala isi
Al--Qur’an, yang menyebabkan kita harus memandangnya Fihris
ringkas lengkap bagi segala isi Al-Qur’an; dan
III. Hadist yang diriwayatkan Al Baihaqi dalam Kitab Dalilun
Nubuwah.

2. Pendapat kedua ada juga yang mengatakan Ayat yang turun pertama
ialah:

Artinya : “ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang lagi


Maha Pengasih”
Bismillah itu turun sebagai sumber pengambilan bagi setiap surat 9.
Hadis- hadis yang menerangkan ini adalah Mursal (sanadnya terputus).

6
Prof. Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ilmu Al-Qur’an, hal 37
7
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 73
8
Prof. Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, hal 49
9
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur'an, hal 72
~9~
3. Pendapat ketiga adalah surah Al-Alaq ayat 1-5

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang


menciptakan.Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya”.
Pendapat ini10Menurut Hadis Syaikhan, Aisyah mengatakan Awal
pertama (permulaan) Rosululloh SAWmenerima wahyu berupa mimpi
shadiq di waktu tidurnya. Tidak pernah beliau bermimpi seperti itu
selama ini. Datang kepadanya seperti Falak di waktu subuh. Sudah itu
dia ingin hendak bersunyi-sunyi diri. Maka pergilah beliau ke Gua
Hira’. Disinilah (Gua Hira’) beliau sendiri sampai beberapa malam.
Dan untuk itu beliau menyiapkan perbekalan. Sudah itu beliau kempali
ke Siti Khadijah. Oleh Khadijah dipersiapkan perbekalan seperti yang
pertama. Demikianlah sampai turunnya Wahyu. Di waktu itu beliau
berada di Gua Hira’,datang kepadanya malaikat. Kata Malikat itu
“Bacalah”. Kata Rosul “Aku tidak pandai membaca’’. Maka diambilah
Aku dan dirangkulnya kuat-kuat sehingga Aku kepayahan. Sesuadah itu
dilepaskannya Aku kembali,seraya berkata “Bacalah”.Kataku “Aku
tidak pandai membaca”. Aku dirangkulnya kedua kalinya sehingga Aku
kepayahan. Sesudah itu dilepaskannya kembali, seraya berkata
“Bacalah”. Kataku “Aku tidak pandai membaca”. Lantas Aku
dirangkulnya untuk ketiga kalinya. Sudah itu dilepaskannya kembali
seraya berkata “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan engkau yang
menjadikan”. Sesudah itu badan Rosululloh gemetar dan kemudian
pulang kerumahnya.
Kemudian menurut pendapat lainnya yaitu Hadist yang

10
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 70
~ 10 ~
diriwayatkan oleh Ath Tharbary dari Abdulloh Ibnuz Zubair11, ujarnya :
Bersabdalah Rosululloh SAW : maka datanglah kepadaku jibril, dan
kala itu aku sedang tidur, Jibril membawa selembar namath (kain
berwarna) dari sutera, padanya ada Tulisan (suratan). Jibril berkata
“Iqra (Bacalah)”. Maka akupun menjawab bahwa Aku tidak bisa
membaca. Karena itu aku dipeluknya erat-erat, hingga Aku sangka
bahwa aku akan mati. Kemudia Dia lepaskan Aku, seraya berkata pula :
Iqra’(bacalah). Apa yang akan aku baca? Aku mengatakan demikian
hanya supaya dia jangan kembali lagi memeluk aku erat-erat dan kuat-
kuat sebagai yang sudah, Dia berkata surat Al-Alaq 1-5. Setelah itu ia
pun pergi. Sesudah ia pergi akupun bangun dari tidurku, dan seolah-
olah telah termateri dijiwaku suatu Tulisan (Kitab).

4. Ada pula orang yang mengatakan bahwa ayat yang pertama turun ialah
firman Alloh yang berbunyi :

Artinya : “Hai orang yang berkemul (berselimut)”.


Pendapat ini didasarkan dari Syaikhan dari Abu Salamahbin
Abdurrahman12. Katanya,Aku pernah berkata kepada Jabir bin
Abdullah, apakah Ayat Al-Qur’an yang mula-mula turun? Katanya :

Kataku, Apakah Tidak :

Aku Katanya Apakah tidak aku sampaikan kepadamu Hadis yang


kami terima dari Rosululloh SAW. Kata Nabi SAW “Aku berjalan-jalan
sekekliling Hira’. Setelah berkeliling,turunlah wahyu. Ketika Aku
sedang berada dalam lembah. Aku menoleh ke depan, ke belakang, ke
kanan, dan ke kiri, sudah itu Aku melihat kelangit. Maka Dia ( Jibril)
Mengambil Aku yang sedang gemetar. Aku pulang kepada Khadijah,

11
Prof. Dr. T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur’an, hal 41
12
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 70
~ 11 ~
Aku suruh orang-orang agar Aku dislimuti. Lantas Alloh menurunkan
Ayat :

Artinya : “Hai orang yang beselimut, bangunlah, maka berilah


peringatan”.
Kata Jabir RA. Aku pernah mendengar Rosululloh SAW
menyampaikan sepotong Hadis tentang fitrotul wahyu. Kata Nabi
dalam Hadisnya itu, diwaktu aku sedang berjalan-jalan lalu aku
mendengar suara dari langit. Lalu aku angkat kepalaku. Malaikat yang
datang kepadaku digua Hira’ itu kini sedang duduk diatas kursi, antara
Bumi dan Langit. Lalu aku kembali, kataku selimuti aku,maka orang-
orang menyelimuti aku.
Sebagian orang mengumpulkan kedua hadis ini. Jabir mendengar
Nabi menyebutkan kisah permulaan wahyu. Yang didengarnya itu ialah
bagian yang terkhir, sedangkan yang pertama tidak didengarnya.
Karena iu masih diragukan bahwa ayat ini yang pertama turun.
Memang ayat Mudatsir itula yang pertama itu Turun sesudah al-alaq 1-
5 dan fitratul wahyu. Terdapat dalam sahihain, juga dari jabir bahwa
Rosullulloh pernah menyampaikan hadis tenteng fitrotl wahyu. Didalam
hadis itu Nabi mengatakan Di waktu Aku sedang berjalan-jalan, Aku
mendengar suara dari langit, lalu kuangkat kepalaku,maka tampak oleh-
ku Mailaikat yang datang padaku di Gua Hira’ itu sedang duduk diatas
kursi diantara langit dan bumi. Aku gemetar, lantas akukembali pulang.
Kataku selimuti Aku. Diwaktu itu Alloh menurunkan ayat yang
berbunyi:

Didalam Hadis ini diberitahukan tentang malaikat yang datang


padanya diGua Hira’ tadinya itu. Dan dalam hadis Aisyah RA
dikatakan bahwa turun surat Al-alaq 1-5 digua Hira’,inilah wahyu
pertama. Sesudah itu terjadi masa Fitrah (masa kekosongan wahyu).
Didalam Hadis Jabir dikatakan bahwa wahyu itu berurut-urut datangnya
~ 12 ~
sesudah turun aturan ayat :

Digua Hira’ sesudah itu nabi kembali kepada Khodijah dan Oleh
Khodijah Nabi disiram Air dingin13. Dirumah Khodijah inilah Alloh
menurunkan Ayat yang berbunyi :

Sekarang jelaslah persoalannya, yaitu setelah turun kepada Nabi


SAW surat Al-Alaq 1-5 dia kembali kerumah lantas berselimut. Setelah
itu turun Ya Ayyuhal Mudastir.

E. Ayat Al-Qur’an Yang Terakhir Turun


1. Pertama, ada orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir turunnya
ialah ayat yang mengenai riba14. Menurut Hadis Bukhori dan Ibnu
Abbas katanya : ayat yang terakhir diturunkan Tuhan Kepada
Muhammad SAW adalah ayat tentang Riba. Yang dimaksud dengannya
ialah firman Tuhan yang berbunyi :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kamu kepada


Alloh dan tinggalkanlah Riba(QS Al-Baqarah : 278)”.

2. Kedua, adapula orang yang mengatakan pula ayat yang terakhir


diturunkan Alloh ialah firman Tuhan yang berbunyi :

Artinya :”Dan peliharalah dirimu (adzab yang terjadi pada) hari yang
pada waktu itu kamu sekalian dikembalikan oleh Alloh (QS Al-Baqarah
: 281)”
Sedangkan 15menurut Hadis yang dirawikan An Nasa’i dan lainnya,
13
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 73
14
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 74
~ 13 ~
dari Ibnu Abbas dan Said bin Jubair RA, mengatakan bahwa ayat yang
Al-qaur’an yang terkhir turunnya yang berbunyi :Dan takutlah kamu
terhadap Adzab yang terjadi pada hari yang waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Alloh SWT.(QS AtTaubah 128-129).

3. Ketiga, adapula orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir


diturunkan oleh Alloh yaitu ayat yang mengenai utang piutang.
Menurut hadis yang diRawikan dari Said bin Al-Musayab mengatakan
16

bahwa telah sampa kepadanya berita Al-Qur’an mengenai janji di Arasy


itu ialah yang mengenai utang piutang. Yang dimaksud ialah ayat yang
berbunyi:

Artinya : “Hai Orang-orang beriman apabila kamu bermuamalah,


tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu
menuliskannya (QS Al-Baqarah : 282)”.
Apabila dikumpulkan ketiga Riwayat ini maka ketiga ayat tersebut
diturunkan sekaligus. Seperti yang tersusun pada mushaf. Ayat
Riba,wattakuyauman,dan ayat utang piutang. Terdapat pada suatu kisah
diberitahukan bahwa tiap-tiap isi perawi yang merawikan tentang ayat-
ayat yang terkhir diturunkan adalah Sahih.

4. Keempat, adapula orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir


ialah ayat Kalallah. 17
Menurut hadis Saikhan dari Al Bar’a bin Azib
katanya, ayat yang terakhir diturunkan Alloh yaitu ayat yang berbunyi:

Artinya :”Mereka meminta Fatwa kepadamu (tentang Kalallah)


15
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 75
16
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 75
17
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 75
~ 14 ~
katakanlah,Alloh memberi fatwa kepadamu tentang kalallah (QS An
Nisa 176)”.

5. Kelima, ada pula yang mengatakan bahwa ayat terakhir diturunkan ialah
firman Tuhan yang berbunyi:

Artinya : “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rosul dari


Golongan kamu sendiri (QSAtTaubah :128)”.
Dalam pendapat ini juga ada didalam 18Kitab Am Mustadrik,dari
Ka’ab,katanya Akhir yang turun ialah Laqad ja akumrosulun min
anfusikum.sampai akhir ayat.

6. Keenam, ada pula yang mengatakan bahwa ayat yang terakhir turun
ialah surat Al Maidah. Sebagai mana yang telah dirawikan oleh Tirmizi
dan Hakim, Aisyah mengatakan Aku perkenankan bahwa yang
dimaksud terkhir turunnya ialah ayat yang mengenai halal dan haram.
Ayat ini tidak menasikhan Hukum.

7. Ketujuh,ada pula yang mengatakan ayat terakhir turunnya ialah firman


Tuhan yang berbunyi :

Artinya :”Maka Tuhan mereka memperkenankan permoonannya


(dengan berfirmn). Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki maupun
perempuan (karena)sebagian kamu adaah turunan yang sebagian
lagi(QS Al-imron 195)”
Menurut Hadis yang dirawikan oleh Marduwiyah via Mujtahid,
19

18
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 76
19
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 77
~ 15 ~
dari Umu salamah, katanya Ayatterakhir turunnya ialah ayat yang
berbunyimaka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka
(dengan berfirman) Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal diantara kamu. Sampai akhir ayat. Yang ini
pernah dtanyakan. Ya rosululloh mengapa yang diperhatikan Alloh
hanya Laki-laki yang Dzikir,bukan perempuan? Ketika itu turunlah ayat
yang berbunyi:

Artinya :”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang


dikaruniakan Alloh kepada sebagian kamu lebih bayak dari yang
sebagian lagi (QS An Nur:32)”
Dan diturunkan pula ayat yang berbunyi :

Artinya :”Sesungguhnya laki-laki dan perempuan (QS Al Ahzab 35).


Dari ketiga ayat tersebut diatas maka ayat inilah yang terakhir
turunnya. Sudah itu diturunkan pula yang khusus bagi laki-laki. Dari
riwayat itu jelaslah bahwa ayat tersebut yaitu akhir turun dariketiga ayat
tersebut. Akhir ayat yang turun itu dinisbahkan kepada apa yang
tersebut dalam surat (QS An Nisa’ 32)
20
Menurut Hadist Riwayat Bukhori dan lainnya,dari Ibnu Abbas
RA katanya ayat yang berbunyi barang siapa yang membunuh orang
mukmin dengan sengaja,maka balasannya ialah jahanam. Yang
diMaksud disini adalah QS:An Nisa 93

Artinya :”Dan barang siapa membunuh orang mukmin dengan sengaja,


maka balasannya ialah jahannam. Dia kekal didalamnya, dan Alloh
murka kepadanya dan mengutukannya serta menyediakan adzab yang

20
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 77
~ 16 ~
besar baginya (QS An Nisa 93)”.
Hadis dari Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa surat terkhir yang
diturunkan ialah surat An Nashr21:

Artinya :”Apabila datang pertolongan Alloh dan kemenangan (QS An


Nashr :1)”.
Menurut pendapat Jumhur, ayat yang terakhir adalah surat Al
Maidah : 3

Artinya :”Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan
aku telah cukupkan untukmu nikmatku dan aku telah pilih (Aku Ridhoi)
Islam menjadi agamamu (QS Al Maidah : 3)”.
Ayat ini turun di Arafah pada tahun Haji Wada. Pada Akhirnya
menunjukan kesempurnaan segala yang fardhu dan hukum-hukum.
Diatas telah dikemukakan tentang apa yang dirawikan dalam hal
turunnya ayat Riba,utang-piutang,kalalah dan lain-lain. 22
Menurut
pengertian As Said Muhammad Rasyid Ridlo, bahwa Imam Ibnu Jarir
menukil dari Tafsirnya, bahwa para Ulama sepakat menetapkan bahwa
wahyu tidak berhenti-henti turunya kepada Rosul sampai Rosululloh
Wafat. Bahkan kala Rosululloh hampir wafat lebih rapat lagi turunnya
wahyu.
Semua pendapat yang diatas tidak satu jua pun yang dari Nabi
SAW. Karena itu harus dilakukan Ijtihad dan menyambunh hal-hal
yang masih dikeragui. Barangkali pengertian bahwa tiap-tiap berita
mengenai surat yang terakitu didengar dari rosul. Atau perkataan yang
demikian di’itbarkan dengan surat yang sempurna turun.
Kata Qadhi Abu Bakar Al-Baqakany dalam kitabnya, Al Intishar,
21
Mana’ul Quthan 1, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, hal 78

22
Prof. Dr. T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ilmu Al-Qur’an, hal 54
~ 17 ~
mengatakan mengenai perbedaan Riwayat tentang ayat terakhir yang
diturunkan Tuhan itu maka disini tidak satupun yang bersumber dari
Nabi SAW. Karena itu boleh melakukan Ijtihad dan membuat hal-hal
yang masih diragukan. Barangkali tiap-tiap orang-orang memberitakan
tentang apa-apa yang didengarnya dari Nabi pada hari wafatnya, atau
beberapa hari sebelum wafat. Selain dari itu kemudian adapula orang
yang mengatakan katanya dia pernah menengar dari Nabi,padahal dia
tidak pernah mendengarkannya sama sekali. Dan barangkali pula
mungkin ayat inilah yang terkhir dibaca oleh Nabi SAW. Disamping
ayat-ayat turun lainnya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya firman dari Allah SWT
melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat,
pedoman dan petunjuk kepada hambanya. Yang terdiri dari 30 juz 6666
ayat dan 114 surat, yang diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Adapun tahapannya yaitu :
1. Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh;
2. Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-
Dunya (langit dunia); dan
3. Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi
Muhammad SAW.
Dalam penurunan Al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur

~ 18 ~
memiliki banyak manfaat baik bagi pribadi Nabi Muhammad SAW, bagi
sahabat dan masyarakat saat masa Al-Qur’an maupun bagi masyarakat
setelah Al-Qur’an. Dari sekian pendapat yang mengenai Ayat pertama
turun yang paling sohih ialah surat Al-alaq 1-5. Dasar pendapat ini adalah
hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim, dan lainnya, dari
Aisyah tentang turunnya wahyu kepada Nabi SAW di gua Hira. Kemudian
“Ya ayyuhal muddatstsir." Ini didasarkan pada hadits Bukhari dan Muslim
dari Abu Salamah bin Abdirrahman. Hadits tersebut menjelaskan bahwa
pertanyaan yang dimaksud adalah mengenai surat yang diturunkan secara
penuh. Jabir menjelaskan bahwa surat Al-Muddatstsir-lah yang turun
secara penuh sebelum surat Iqrah' (Al-Alaq) selesai diturunkan semuanya.
Maka ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun secara mutlak adalah Iqra'
dan surat yang pertama diturunkan secara lengkap, dan pertama setelah
terhentinya wahyu ialah "Ya ayyuhal muddatstsir." Atau bisa juga
dikatakan bahwa surat Al-Muddatstsir turun sebagai tanda kerasuluannya,
sedangkan ayat "Iqra" turun sebagai tanda kenabiannya.
Berbagai pendapat mengenai yang terakhir diturunkan tetapi semua
pendapat ini tidak mengandung sesuatu yang dapat disandarkan kepada
Rasulullah SAW, masing-masing merupakan ijtihad atau dugaan. Tetapi
menurut Ulama Jumhur yang terakhir turun ialah surat Al Maidah : 3 yang
Artinya : Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku
telah cukupkan untukmu nikmatku dan aku telah pilih (Aku Ridhoi) Islam
menjadi agamamu (QS Al Maidah : 3)

B. SARAN
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.
Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita lebih
mengenali Al-Qur’an, dan bisa menambah kecintaan kita terhadap Al-
Qur’an, khususnya pada mata kuliah Ulumul Qur’an nanti kita bisa lebih
menikmatinya dengan nyaman karna telah berkenalan dengan Al-Qur’an.
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran sangat kami
harapkan dari para pembaaca. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan

~ 19 ~
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Suma, Amin Muhammad. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta. PT Raja Grafindo


Persada.
Anwar Abu. 2012. Ulumul Qur’an. Pekanbaru. Hamzah.
Quthan, Mana’ul ,1993,Pembahasan ilmu Al Qur’an, Rineka Cipta,jakarta.
Ash-Shiddieqy,Hasbi.M.T.Dr.Prof, 1992,Sejarah dan pengantar ilmu Al
Qur’an,Bulan Bintang,Jakarta.
Al-Isfahaniy, Al-Raghib. 1982. al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim.
Beirut: Darul-Fikr.
Al-‘Azrqoni, Muhammad ‘Abd. 1988. Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid
I. Beirut: Darul-Fikr.

~ 20 ~
Ibn Zakariya, Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris. Maqoyis al-Lughoh. Beirut:
Dar al-‘Ilm Li al-Malayyin, t.t.
Zenrif, MF. 2008. Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an. Malang: UIN-Malang
Press.

Sumber dari Internet :


https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/
http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_pewahyuan_Al-Qur’an.
http://hadisoecipto.blogspot.com/2013/07/ulumul-quran-nuzulul-quran.html
(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).

SESI PERTANYAAN DARI AUDIEN :


No Nama Pertayaan
1. Muhammad Apakah sebelum Nabi Muhammad SAW belum
Burhanuddin Yusuf ada Al-Qur’an atau kitab-kitab yang lain ?
2. Afifah Wardani Apakah yang dimaksud nasikh dan mansukh ?
3. Nur Hasanah Apakah yang dimaksud dengan Falag di waktu
subuh ?

SESI JAWABAN DARI AUDIEN :

No. Nama Jawaban


1. Muhammad Tentu saja belum ada kalau Al-Qur’an sebelum
Burhanuddin Yusuf zamannya atau adanya Nabi Muhammad SAW,
tetapi Kitab” yang lain tentu sudah ada seperti
Kitab Zabur, Kitab Taurat, Kitab Injil itu semua
Kitab” sebelum Nabi Muhammad SAW, Jadi
intinya Kitab Al-Qur’an belum ada karena
zamannya Nabi Muhammad SAW belum ada.

2. Afifah Wardani Kata nasikh dan mansukh merupakan bentuk


perubahan dari kata nasakh, masdar dari kata kerja
nasakha. Kata nasakh sendiri mempunyai banyak
makna. Ia bisa berarti menghilangkan (al-izalah),
~ 21 ~
sebagai terdapat dalam QS. Al-Hajj ayat 52
(‫يْطنُ فِى‬J‫الش‬ َّ ‫وْ ٍل َوالَ نَبِ ٍّي ِإالَّ ِإ َذ ا تَ َمنَّى َأ ْلقَى‬J‫كَ ِم ْن َر ُس‬JJِ‫ ْلنَا ِم ْن قَ ْبل‬J‫ا َأرْ َس‬JJ‫َو َم‬
‫ ِه ۗۗ َوهللا َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬JJJJِ‫يْطنُ ثُ َّم يُحْ ِك ُم هللا آيت‬JJJJ‫الش‬
َّ ‫ا ي ُْلقَى‬JJJJ‫ ُخ َم‬JJJJ‫ ِه ۚ فَيَ ْن َس‬JJJJِ‫)ُأ ْمنِيَّت‬
(dan kami tidak mengutus seorang rasul da tidak
(pula) seorang nabi sebelum engkau (Muhammad),
melainkan apabila ia mempunyai suatu keinginan,
setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam
keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa
yang dimasukkan setan itu. Dan Allah akan
menguatkan ayat-ayatnya. Dan Allah maha
mengetahui lagi maha bijaksana).
Kata nasikh (yang menghapus) maksudnya adalah
Allah ( yang menghapus hukum itu. Seperti
firmannya dalam surat al-baqarah : 106:
‫ ٍة‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫ ُخ ِم ْن آي‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫ا نَ ْن َس‬JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ‫َم‬
“ Dan tidaklah Kami menghapus suatu
ayat………”
Mansukh adalah hukum yang diangkat atau yang
dihapus. Maka ayat mawaris (warisan) atau hukum
yang terkandung di dalamnya misalnya adalah
penghapusan (nasikh) hukum wasiat kepada kedua
orang tua atau kerabat sebagaimana akan
dijelaskan.
3. Nur Hasanah Falaq di waktu subuh artinya adalah Surat Al-Falaq
yang ditunkan diwaktu subuh, dan Falaq juga yang
artinya di waktu subuh. Surat al-Falaq terdiri dari
lima ayat dan tergolong makkiyyah (diturunkan
sebelum hijrah).

SESI MASUKAN DARI AUDIEN :

No. Nama Jawaban


1. Dedek Irawan Tentu saja Kitab suci Al-Qur’an tidak ada, karena
menanbahkan Kitab suci Al-Qur;an diturunkan kepada Nabi
jawaban dari Muhammad SAW, tetapi sudah ada kitab-kitab
pertayaan yang turun seperti Kitab Injil, Zabur, Taurat yang
Muhammad di turunkan kepada Nabi-Nabinya.
Burhanuddin Yusuf

2. Noza Rizka Nasakh dapat diartikan menghapus,


menambahkan menghilangkan, yang memindahkan, menyalin,
jawaban dari mengubah dan menggganti. Sejalan dengan
pertanyaan Afifah pengertian tersebut Ahmad Syadali mengartikan
Wardani Nasakh dengan 2 macam yaitu : pertama ‫االزلة‬:yang
berarti hilangkan, hapuskan. Definisi ini merujuk
pada dialek orang Arab yang sering berkata ‫نسحت‬

~ 22 ~
‫(الشمس الظل‬Cahaya Matahari menghilangkan bayang-
bayang). Kedua ‫يئ الى موضع‬JJJJJJJJ‫ل الش‬JJJJJJJJ‫نق‬.yaitu
memindahkan sesuatu dari satu tempat ketempat
yang lainnya. Difinisi ini juga merujuk pada QS.al-
Jaziyah:29

3. Muhammad Fahmi Nasikh-Mansukh berasal dari kata naskh. Nasikh


Syaifudin menurut bahasa ialah hukum syara’ yang
menambahkan menghapuskan, menghilangkan, atau
jawaban dari memindahkan atau juga yang mengutip serta
pertanyaan Afifah mengubah dan mengganti
Wardani

~ 23 ~

Anda mungkin juga menyukai