Anda di halaman 1dari 19

NUZUL AL-QUR’AN

DOSEN PENGAMPU
Bpk. Saleem Arofik, M.HI.

Di susun oleh:

 Imarotuz Zahro’
 Ika Yuni Puspitasari
Definisi Nuzulul Qur’an

Definisi Nuzulul Al-Qur’an secara etimologis adalah turunnya Al-Qur’an. Sedangkan secara
terminologis adalah cara dan fase turunnya Al-Qur’an dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad.
Menurut Ibnu Manzur
menjelaskan bahwa Nuzul memiliki ma’na dasar “turun dari atas ke bawah”, hal tersebut
dikaitkan bahwa Al-Qur’an temurun dari atas ke bawah. Maksudnya adalah bahwa Al-Qur’an
ditransformasikan dari bahasa ketuhanan ke dalam bahasa manusia atau Al-Quran turun dari Allah
kepada manusia yakni Nabi Muhammad. Oleh karena itu, nuzul sebagai konsep menjelaskan
bahwa Al-Quran sesunguhnya mempunyai dua dimensi, yaitu illahiyyah dan insaniyyah
KONDISI BANGSA ARAB SAAT AL-QUR’AN TURUN
Bermula dari sebuah Kawasan yang bernama Jazirah Arabia 15 abad yang lalu manusia Muhammad lahir sebagai
pengemban risalah dari Allah. Arabia dengan padang pasirnya merupakan daerah panas dan kering. Keadaan ini
berimplikasi pada pola system kehidupan yang mereka jalani.

CIRI- CIRI / KARAKTERISTIK MASYARAKAT ARAB PADA SAAT ITU


 Masyarakat Arab terdiri dari berbagai suku dan kabilah. Salah satu yang terkenal adalah suku Quraiys karena
kemahiran dalam berdagang dan pengendalian ka’bah.
 Kehidupan keagamaan penduduk Arabia bervariasi, tetapi yang paling banyak adalah penganut paganisme yakni
penyembah berhala.
 Sedangkan di daerah pedalaman menganut agama animisme yakni percaya pada kekuatan alam.
 mereka lebih senang menyembah berhala sebagai tuhannya berhala tersebut mereka beri nama: latta, uzza,
qolas, rudho, riam. Penyembahan mereka terhadap berhala adalah sebagai sarana yang mengantarkan do’a
mereka kepada Allah
 System kekeluargaan berdasarkan patriakal (keturunan laki-laki) pada waktu itu tidak menghargai wanita dengan
semestinya. Oleh karena itu, dengan menggunakan Al-Quran ingin menghargai wanita dan menstimulasi
masyarakat Arab dengan sesuatu yang tidak pernah dilihat sebelumnya.
 Mereka selalu mendahulukan hawa nafsunya dari pada akalnya. Peperangan, balas dendam, berjudi, minum
minuman keras dan pelacuran merupakan hal yang biasa.
ALASAN AL-QUR’AN TURUN PADA MASA ITU
Al-Qur’am diturunkan pada msyarakat Arab yang sudah sedemikian parahnya tata penilaiannya sehingga perlu
adanya kitab penunjuk untuk meluruskan kondisi tersebut. Sehingga dengan turunnya Al-Qur’an mampu
membangun tatanan baru masyarakat yang kokoh berlandasan Al-Qur’an. Anamisme dan paganisme dirubah menjadi
monotheisme, fanatic kesukuan dirubah menjadi persamaan dan persaudaraan, penindasan menjadi keadilan sosial.

LALU BAGAIMANA RESPON MASYARAKAT KETIKA NABI


MENYAMPAIKAN DAKWAH ?
Sebagaimana yang telah diketahui, Nabi Muhammad SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat, tetapi ia
ditentang oleh orang yang berperanggai kasar yang senantiasa melemparkan aneka macam ancaman dan gangguan. Wahyu yang
turun secara bertahap meneguhkan tekad nabi Muhammad Saw untuk terus melangkah di medan dakwah. Wahyu tersebut
menjelaskan kepada Rosulullah tentang nabi-nabi terdahulu, namun para nabi tersebut tetap bersabar hingga datang pertolongan
dari Allah. Misalnya dapat dilihat pada surat Al- Muzammil/73: 10-11, Hud/11: 12.

BAGAIMANA RESPON ORANG KAFIR MENYIKAPI TENTANG TURUNNYA AL-QUR’AN ?

Turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur mendapar celaan dari orang kafir. Dalam anggapan mereka kitab-
kitab yang datang dari tuhan, lazimnya diturunkan secara sekaligus. Mereka meragukan Al-Qur’an sebab
diturunkan dengan cara yang berbeda dari kitap samawi sebelumnya. Oleh karena itu timbul pertanyaan:
“kenapa Al-Qur’an tidak ditunkan secara sekaligus?” kemudian Allah berfirman dalam Q.S Al-Furqan 25: 23 yang
artinya “berkatalah orang-orang kafir: “mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”;
demikian supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
FASE TURUNNYA AL-QUR’AN KEPADA NABI MUHAMMAD
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dalam 3 fase:

(1) diturunkan sekaligus ke Lauhul Mahfudz

(2) diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia

(3) diturunkan kepada nabi Muhammad secara berangsur-angsur.


Nuzul Al-Qur’an ke lauh Al-Mahfudz
Keberadaa Al-Qur’an di Lauh Almahfudz disebutkan secara jelas di dalam Al-Qur’an Q.S. Al-
Buruj 85: 21-22.
)٢٢( ‫) فى لوح محفوظ‬٢١( ‫بل هو قران مجيد‬
“bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam
Lauh Mahfudz”.
Lauhul mahfudz adalah:

 Ibnu Mandzur mengatakan, “Lauh’ adalah alas lebar terbuat dari papan kayu.
 Azhari mengatakan, “Lauh adalah papan dari papan kayu. Dan papan kalau ditulis di dalamnya
dinamakan ‘Lauh’.
 Ibnu Qoyim rahimahullah mengatakan, “Ungkapan (Mahfudz/terjaga) kebanyakan ahli qiroat
membacanya dengan   jar sebagai sifat untuk lauh. Di dalamnya ada isyarat bahwa syetan tidak akan
mungkin masuk di dalamnya karena tempatnya terjaga agar (tidak) sampai kesana. Maka dia terjaga
dari tindakan syetan baik untuk menambah atau mengurangi.
PENDAPAT BERBAGAI ULAMA’ MENYIKAPI Q.S AL-BURUJ AYAT
21-22
 Menurut Ibnu Katsir, Al-Qur’an yang mulia, berada di Lauh Mahfudz, artinya sebuah tempat yang tinggi yang
terpelihara dari segala bentuk penambahan, pengurangan, pemalsuan dan perubahan. Kapan dan bagaimana Al-
Qur’an turun di Lauh Mahfudz adalah masalah gaib hanya Allah yang mengetahuinya.

 Menurut Sayyid Quthub, keberadaan Al-Quran di Lauh Mahfudz menunjukkan bahwa


Al-Qur’an terpelihara dan selalu menjadi rujukan Akhir, yang mencangkup segala
persoalan, dan kepadanya dikembalikan semua perkataan.

 menurut Az-Zarqani Al-Qur’an diturunkan ke Lauhul Mahfudz secara sekaligus, tidak bertahap seperti takkala
diturunkan kepada Nabi Muhammad.
NUZUL AL-QUR’ANDARI LAUH AL-MAHFUDZ KE BAIT AL-IZZAH DI SAMA’AD DUNYA
Dari Lauhul Mahfudz, Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke Baitul Izzah di langit dunia. Berdasarkan firman Allah berikut ini:
‫انا أنزلناه فى ليلة مباركة انا كنا مندرين‬
“sesungguhnya kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang yang memberi peringatan”. (Q.S. Ad-
Dukhon 44:3)
‫انا انزلناه في ليلة القدر‬
“sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemiliaan.” (Q.S Al-Qadar 97: 1)
‫ شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن‬..............
“(beberapa hari yang ditentukan adalah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an……..(Q.S Al-Baqoroh
2:185)

Tiga ayat di atas menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada satu malam yang diberkahi, yaitu malam Lailatul Qodar dalam bulan Romadhon.
Baitul izzah adalah:
Adapun baitul izzah, adalah tempat di langit dunia. Mengenai keberadaannya disebutkan dalam riwayat Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,
“Al-Quran dipisahkan dari ad-Dzikr (Lauhul Mahfudz) lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian
Jibril menyampaikannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”. (HR. Hakim dalam al-Mustadrak 2/223, Ibnu
Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 10/533, dan dishahihkan oleh ad-Dzahabi).
Tidak diragukan bahwa turunnya al-Quran ke baitul izzah termasuk berita ghaib, yang tidak bisa diketahui kecuali
melalui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ma’shum.
PENDAPAT PARA ULAMA’ MENYIKAPI KETIGA AYAT DI ATAS TENTANG TURUNNYA
AL-QUR’AN DI BAITUL IZZAH

 Menurut imam Az Zarqani dhohir ayat tersebut bertentangan dengan kejadian


nyata yang di alami Rosul, karena sebagaimana yang telah diketahui, Al-Qur’an
turun kepada Nabi secara berangsur-angsur dua puluh dua tahun lebih, bukan
hanya satu malam saja.
 Sedangkan menurut Ibnu Abbas Al-Qur’an sekaligus turun ke Baitul Izzah di
langit dunia agar malaikat menghormati kebesarannya malam Lailatul Qodar,
setelah itu Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad secara bertahap
selama 23 tahun.
 sedangkan menurut imam As-Sya’bi ketiga ayat di atas tidak menunjukkan
turunnya Al-Qur’an dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia tetapi
menunjukkan permulaan turunnya Al-Qur’an kepada Rosulullah SAW yang
terjadi pada malam Lailatul Qadar di bulan Romadhan. Setelah itu Al-Qur’an
turun secara berangsur-angsur kurang lebih 23 tahun.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa Al-Qur’an turun selama
2 kali yaitu:
 Diturunkan secara sekaligus dari
Lauh Al-Mahfudz pada malam
Lailatul Qodar ke Baitul Izzah di
langit dunia.
 Diturunkan dari Baitul Izzah di
langit dunia ke bumi secara
berangsur-angsur selama kurang
Nuzul Al-Qur’an kepada hati Nabi Muhammad

Dari Baitul Izah di langit dunia kepada Nabi Muhammad pertama kali pada malam lailatul Qodar. Setelah itu
Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Ayat yang pertama kali turun
kepada Rosulullah menurut pendapat yang popular dan kuat berdasarkan hadits riwayat Bukhory Muslim
dari ‘Aisyah adalah lima ayat pertama surat Al-Alaq.
Kapankah lima ayat itu turun?
Menurut para Mufassir dan Ulama’ Ulumul Qur’an, lima ayat tersebut diturunkan pada malam 17 Ramadhan.
Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan Surat Al-Anfal ayat 41:
“ketahuilah, sesunguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya
seperlima untuk Allah, Rosul, kerabat Rosul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil, jika kamu
beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami tarunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu
hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu.”

HARI FURQON ADALAH:


Yang dimaksud hari Al-Furqan hari kemenangan orang mukmin dari orang kafir pada perang
badar yakni hari jum’at, 17 Ramadhan tahun ke-2 hijriyyah. Kemudian tanggal itulah yang
digunakan oleh para Mufassir untuk menentukan tanggal turunnya Al-Qur’an yang pertama kali
yang kemudian dikenal sebagai hari Nuzulul Qur’an.
CARA DATANGNYA WAHYU KEPADA NABI
o Melalui mimpi yang benar. Di sampaikan langsung tanpa perantar malaikat. Contoh: mempinya Nabi Ibrahim
untuk menyembelih ismail
o Dari balik tabir. Dengan cara, nabi mendengar langsung kalam Illahi akan tetapi tidak dapat melihatnya. Contoh:
cara wahyu turun kepada nabi musa
o Melalui perantar malaikat Jibril

CARA MALAIKAT JIBRIL DATANG KEPADA NABI MUHAMMAD SAW


o Datang kepada nabi seperti suara dencingan loceng yang sangat kuat sehingga mempengaruhi kesadaran
Nabi.
o Malaikat yang menjelma seperti orang laki-laki.
Ketika menjelaskan tentang turunya Wahyu kerap kali menggunakan kata tanzil bukan inzal.

PERBEDAAN INZAL DAN TANZIL


Pakar Bahasa Arab memang membedakan makna yang terkandung dalam kata Tanzil dan Inzal
meskipun keduanya berasal dari kata yang sama yaitu, Nuzul. Tanzil dalam Bahasa Arab
bermakna turun secara berangsur-angsur, sedangkan Inzal turun secara umum.
Wahyu Al-Quran turun dengan bentuk Bahasa Arab, karena
memang turun kepada masyarakat yang berbicara dalam
Bahasa Arab. Dari kenyataan ini dapat difahami bahwa Al-
Qur’an memberi petunjuk kepada aktivis dakwah untuk
menggunakan Bahasa yang biasa digunakan masyarakat
bukan Bahasa yang aneh ditelinga.
PERIODE TURUNNYA AL-QUR’AN
 Periode Makkah yakni periode sebelum nabi hijrah ke Madinah. Ayat yang turun pada waktu disebut
Ayat-ayat Makkiyyah. Periode Makkah di mulai pada malam 17 Ramadhan tahun 41 dari milad Nabi –
awwal tahun 54 dari milad nabi (12 tahun 3 bulan 13 hari).
 Periode Madinah yakni, periode ketika nabi sudah hijrah ke madinah. Ayat-ayat yang turun pada periode
ini di sebut ayat-ayat Madinah.periode ini dimulai tanggal 1 Robiul Awwal tahun 54 – 9 Dzul Hijjah tahun
63 dari milad nabi (9 tahun 9 bulan 9 hari).
Jadi total lama kedua periode tersebut adalah 22 tahun 2 bulan 22 hari.
CIRI-CIRI AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYYAH
MAKKIYAH MADANIYYAH
AYATNYA PEDEK-PENDEK AYATNYA PANJANG
PEMBICARAAN (KHITAB) DITUJUKAN SECARA UMUM PEMBICARAAN (KHITAB) DITUJUKAN SECARA KHUSUS
AYATNYA BIASANYA DIAWALI KALIMAT AYATNYA BIASANYA DIAWALI KALIMAT
‫يا أيها الذين الناس‬ ‫يا أيها الذين آمنوا‬
BANYAK MEMBAHAS TENTANG KEESAAN ALLAH BANYAK MEMBAHAS TENTANG PEMBINAAN HUKUM SECARA
TERPERINCI
Hikmah Nuzul Al-Qur’an secara bertahap
Mencermati uraian diatas, dapat disimpulkan hikmah turunya Al-Qur’an secara bertahap adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW dalam menerima dan menyampaikan kalam Allah kepada
umat manusia. Dan juga dengan seringnya nabi menerima wahyu, hati nabi semakin kuat menghadapi celaan
dan tantangan orang-orang kafir.
2. Merupakan mu’jizat Nabi Muhammad untuk menjawab dan mematahkan tantangan orang-orang kafir.
3. Memudahkan Nabi untuk membacakannya kepada umat, menjelaskan dan memberikan contoh-contoh
pelaksanaanya.
4. Memudahkan umat pada zaman itu untuk menghafal, mencatat dan memahami Al-Qur’an.
5. Memberikan pengaruh yang besar dalam proses dakwah islam dan pembentukan umat.
6. Merupakan bukti yang pasti bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi yang maha bijaksana dan maha terpuji
yakni Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai