Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TURUN-NYA AL-QUR’AN
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kulia
STUDI QUR’AN HADIST
Dosen pengampu:
Heru Setiawan, M.Ag

Disusun oleh:

Kelompok 2 AFI 1A
Anggota :

1.Mir’atus sholihah 186030222023

2.Putri zumrotus 1860302222029


3.Wahyu budi .R 1860302223051

4.Yuda permana 1860302223047

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan sukur kehdirat Allah SWT yang telah memberikan serta kelancaran
dalam penyusunan makalah Turunnya al qur’an. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al qur’an Hadist
yang di bombing oleh Bapak Heru Setiawan. Kami ucapkan terimakasih kepada pihak
ang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Mafthukhin,M.Ag. selaku Rektor UIN Sayid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk
menimba ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Akhol Firdaus,M.Pd. Selaku ketua program studi Aqidah Filsafat Islam .
3. Heru Setiawan, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
memberikan tugas dan pengarahan kepada kami .
4. Kepada teman teman AFI 1A

Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan kami,untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan
demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang akan datang
.

Akhirnya dengan mengucap rasa syukur alhamdulillah atas terselesainya tugas


makalh ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca maupun penulis. Aamiin .

Tulungagung,04 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR
ISI……………………………………………………................……....…..………....ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………...................…….…...……...1
B. Rumusan Masalah………………………….................……...……...……...1
C. Tujuan……………………………………….................…….……....……..1

BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Turun-nya Al-Qur’an…………………..............…………….…2
B.Cara Turun-nya Al-Qur’an………………………………..............………..3
C.Ayat Pertama Dan Terakhir Turun………………………...............……….4
D.Hikmah Turun-nya Al-Qur’an Secara Beransur-ansur….............…………7

BAB III PENUTUP


Kesimpulan……………………………………………………….......………11
Penutup……………….…………………………………………......………..11

DAFTAR PUSTAKA…………...………………………………………............…..12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an Hadis adalah salah satu dari mata pelajaran pendidikan
agama Islam, yang keberadaannya sangat penting bagi kemajuan pendidikan
Islam di Indonesia khususnya. Al-Qur’an dan Hadis adalah dua pedoman yang
ditinggalkan Rasulullah SAW untuk umat manusia di dunia. Al-Qur’an amat
dicintai oleh kaum muslimin, karena fashahah serta balaqhahnya dan sebagai
sumber petunjuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Hal ini terbukti
dengan perhatian yang amat besar terhadap pemeliharaannya semenjak
turunnya di masa Rasulullah SAW sampai tersusunnya mushhaf sampai akhir
zaman. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan mengandung perintah
untuk membaca yang disampaikan malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW,
pengulangan atas perintah tersebut menunjukan betapa pentingnya kemampuan
membaca, karena dengan membaca dapat diperoleh pengetahuan yang
dibutuhkan dan selanjutnya dengan perantara baca tulislah Allah SWT
mengajarkan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah turunnya al qur’an ?
2. Bagaimana cara al – qur’an diturunkan ?
3. Bagaimana bunyi ayat pertama dan ayat terakhir ?
4.Apa hikmah diturunkannya Al Qur’an secara beransur-ansur?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah turunnya al qur’an.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara al qur’an diturunkan
3. Untuk mengetahui bunyi ayat al qur’an yang pertama dan terakhir turun
4. Untuk mengetahui hikmah diturunkannya al qur’an secara beransur-ansur

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Turunnya Al-Qur’an
Al Quran adalah kitab suci bagi umat Islam yang menjadi pegangan dan dasar bagi
kehidupan. Dalam sejarah tercatat bahwa Al Quran tidak diturunkan sekaligus kepada
Rasulullah SAW. Ayat-ayat Al Quran diturunkan secara bertahap, sedikit demi sedikit
dan berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari. Salah satu peristiwa
yang terkait dengan sejarah turunnya Al Quran ke bumi adalah Nuzulul Quran. Nuzulul
Quran terjadi pada 17 Ramadhan, di gua Hira pada tahun ke-41 dari kelahiran Nabi
Muhamad SAW. Saat itu Nabi Muhamad SAW menerima wahyu lima ayat dari surat
Al-‘Alaq. Pendapat yang mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan pada 17 Ramadhan
didasarkan pada Hadits berikut :

َ ‫ي أَرقَ َم بن زَ يد‬
‫عن‬ َ ‫ّللاه َرض‬ َ ‫ قَال‬: ‫سب َع لَيلَةه أَنَ َها أَمت َري َولَ أَشهك َما‬
َ ‫عنهه‬ َ َ ‫عش َرة‬ َ ‫لَيلَةَ َر َم‬
َ ‫ضانَ من‬
‫القهرآنه أهنزل‬

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahuanhu berkata, ”Aku tidak ragu bahwa malam 17
Ramadhan adalah malam turunnya Al-Quran.” (HR. Ath-Thabarani dan Abu Syaibah).
Peristiwa tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah Ayat :
185, Allah SWT berfirman:

َ ‫والفهرقَان ال ههدَى منَ َوبَيِّنَات للنَاس ههدًى القهرآَنه فيه أهنز َل الَذي َر َم‬.
‫ضانَ شَه هر‬ َ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al Baqarah: 185).

Secara bahasa, Nuzulul Quran berasal dari dua kata, yakni Nuzul (menurunkan
sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah) dan Al Quran (kitab suci umat
Islam). Sehingga, Nuzulul Quran dapat diartikan peristiwa turunnya Al Quran dari
tempat yang tinggi ke muka bumi. Sedangkan makna secara lengkap, Nuzulul Quran
adalah peristiwa turunnya Al Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad untuk
digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam.

2
B. Cara Turunnya Al Qur’an

Ayat-ayat Alquran tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan kepada


Rasulullah Muhammad SAW, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan
yang ada. Dalam buku Ulumul Qur’an karangan Abdul Djalal dijelaskan mengenai
proses Alquran yang diturunkan melalui tiga tahapan.

Tahap pertama yaitu, Al-Quran diturunkan ke Lauhul Mahfuzh secara


sekaligus dalam arti, bahwa Allah menetapkan keberadaannya di sana, sebagimana
halnya dia menetapkan adanya segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.

Tetapi kapan saatnya serta bagaimana caranya tidak seorangpun mengetahui


kecuali Allah SWT, sesuai dengan firman-Nya,dalam Alquran surat Al Buruj ayat 21-
22:

‫َمحفهوظ لَوح في َمجيد قهرآن ه َهو بَل‬

"Bahkan (yang didustakan mereka itu ), ialah Alquran yang mulia yang (tersimpan) di
Lauhul Mahfuzh.’’

Kemudian tahapan kedua yaitu, Al-Quran turun dari Lauh Mahfuzh ke Baitul
izzah di Langit dunia. Setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab Al-Quran itu turun ke
Baitul Izzah di Langit Dunia atau Langit terdekat dengan bumi ini. Banyak dalil yang
menerangkan penurunan Al-Quran tahapan kedua ini, baik dari ayat Alquran ataupun
dari Hadits Nabi Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut :

‫همنذرينَ كهنَا إنَا م َٰبَ َر َكة لَيلَة فى أَنزَ ل َٰنَهه إنَا‬

“Sesungguhnya Kami menurunkan Alquran itu pada malam yang diberkati.” (QS Ad
Dukhan 3)

‫القَدر لَيلَة في اَنزَ ل َٰنهه انَآ‬

“Kami menurunkan Alquran itu pada malam Lailatul Qadar.” (QS Al Qadar 1)

3
َ ‫القهرآنه فيه أهنز َل الَذي َر َم‬
‫ضانَ شَه هر‬

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan kitab suci Alquran.”
(QS Al Baqarah 185).

Yang dimaksudkan turunnya Al-Quran pada ayat-ayat tadi ialah turunnya dari
Lauhul Mahfuzh ke Biatul Izzah, pada suatu malam yang dinamakan dengan malam
lailat al-mubarakah.

Tahap ketiga yaitu, Al-Quran turun dari Baitul Izzah di langit dunia langsung
kepada Nabi Muhammad SAW. Tetapi turunnya kepada Nabi tidak dengan sekaligus,
melainkan sedikit-sedikit menurut keperluan, masa, dan tempat. Nuzulul Quran yang
ketiga kali dengan perantara malaikat Jibril dari Baitul Izzah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada 17 Ramadhan dalam Gua Hira di Makkah.
Dalilnya, ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits Nabi, antara lain:

‫بَ ِّينَات آ َيات إلَيكَ أَنزَ لنَا َولَقَد‬

”Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas.”( QS Al


Baqarah 99).

‫علَيكَ أَنزَ َل الَذي ه َهو‬ َ ‫همتَشَاب َهات َوأهخ هَر الكت َاب أهم ه َهن همح َك َمات آيَات منهه الكت‬
َ ‫َاب‬

”Dia-lah yang menurunkan Alquran kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang
muhkamat, itulah pokok-pokok isi Alquran, dan yang lain (ada ayat-ayat) yang
mutasyabbihat.” ( QS Ali Imran 7).

C. Ayat Pertama Dan Terakhir Turun

Surat Al-Alaq 1-5 merupakan wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Surat ini diturunkan pada 16
Agustus 610 M. Saat itu Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun. Di saat itu, seluruh
umat manusia sedang diliputi oleh kesesatan yang sulit diperbaiki. Termasuk penduduk
Kota Mekkah. Mereka tenggelam dalam kebejatan dan kemusyrikan. Hal tersebut
membuat Nabi Muhammad SAW sedih dan gelisah. Akhirnya, beliau mengasingkan

4
diri di Gua Hira selama beberapa hari tanpa pulang ke rumah. Di sana, Nabi
Muhammad SAW berusaha semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
harapan dapat memperbaiki keadaan umat muslim pada zaman tersebut. Ketika Nabi
Muhammad tengah SAW tenggelam dalam bermunajat kepada Allah, ia didatangi oleh
Malaikat Jibril yang membawa perintah dari Allah SWT untuk menyampaikan wahyu
pertama, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5. Dalam pertemuan pertamanya dengan Malaikat
Jibril, Nabi Muhammad SAW merasa ketakutan dan merasa gugup yang luar biasa.

Saat menemui Nabi Muhammad SAW, Jibril berkata, “Bacalah!” Nabi


Muhammad SAW menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Lalu Jibril memegang
beliau seraya mendekapnya sampai Nabi Muhammad SAW merasa lelah. Kemudian,
Jibril mendekapnya untuk kedua kalinya sampai beliau benar-benar kelelahan.
“Bacalah,” ujar malaikat Jibril lagi seraya melepas pelukannya. “Aku tidak bisa
membaca,” lagi-lagi Nabi Muhammad SAW menjawab dengan jawaban yang sama.
Lalu Jibril mendekap untuk ketiga kalinya, kemudian melepaskan Nabi Muhammad
SAW seraya berkata:

‫َخلَقَ الَذي َربِّكَ باسم اق َرأ‬

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan

َ‫سانَ َخلَق‬
َ ‫علَق من اْلن‬
َ

Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

‫اْلَك َر هم َو َربكَ اق َرأ‬

Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,

‫علَ َم الَذي‬
َ ‫بالقَلَم‬

yang mengajar (manusia) dengan pena.

‫علَ َم‬ َ ‫يَعلَم لَم َما اْلن‬


َ َ‫سان‬

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

5
Hal tersebut merupakan proses turunnya wahyu pertama. Setelah itu, Nabi
Muhammad kembali ke rumah. Begitu pulang, beliau segera menjumpai istrinya,
Sayyidah Khadijah dan meminta untuk diselimuti."Selimuti aku, selimuti aku," ucap
Nabi Muhammad SAW. Di saat itu, tubuh Nabi Muhammad bergetar SAW, dingin dan
penuh kegugupan. Nabi Muhammad SAW pun langsung menceritakan pertemuannya
dengan Jibril kepada Sayyidah Khadijah.

Adapun ayat terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
adalah Surat Al-Ma'idah ayat 3. Al-Maidah (‫ )المائدة‬artinya adalah jamuan atau
hidangan.

َ ‫ّللا لغَير أهه َل َو َما الخنزير َولَح هم َوالد َ هم ال َميتَةه‬


‫ع َلي هك هم هح ِّر َمت‬ َ ‫َوال همت ََردِّ َيةه َوال َموقهوذَة ه َوال همنخَنقَةه به‬
‫علَى ذهب َح َو َما ذَ َكيتهم َما إ َل ال َسبه هع أ َ َك َل َو َما َوال َنطي َحةه‬ ‫ۗ فسق َٰذَلكهم ۚ باْلَز َلم ت َست َقس هموا َوأَن الن ه‬
َ ‫صب‬
َ ‫علَيكهم َوأَت َممته دينَكهم لَكهم أَك َملته ال َيو َم ۚ َواخشَون ت َخشَوههم فَ َل دينكهم من َكفَ هروا ا َلذينَ َيئ‬
‫س ال َيو َم‬ َ
‫صة في اضطه َر فَ َمن ۚ دينًا اْلس َل َم لَكه هم َو َرضيته نع َمتي‬ َ َ ‫غفهور‬
َ ‫ّللا فَإ َن ۙ ْلثم همت َ َجانف غَي َر َمخ َم‬ َ ‫َرحيم‬

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan)
yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu
sembelih). (Diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula)
mengundi nasib dengan azlām (anak panah),199) (karena) itu suatu perbuatan fasik.
Pada hari ini200) orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu.
Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada
hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa
karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

Ada ayat-ayat yang diturunkan di Makkah pada saat peristiwa Haji Wada' yaitu
Ayat 3 Surat Al Maidah. Adapun ayat pertama yang turun adalah Surat Al-'Alaq atau
dikenal dengan Surat Iqra Ayat 1-5, dan semua ulama sepakat dengan ini.

6
Diriwayatkan bahwa Surat Al-Maidah Ayat 3 diturunkan sesudah Ashar pada
hari Jumat di Padang Arafah musim haji terakhir (Wada). Pada masa itu, Rasulullah
shallalahu 'alaihi wassalam berada di atas untanya bernama Qashwa. Ketika ayat ini
turun, Rasulullah tidak begitu jelas menangkap isi dan makna yang terkandung dalam
ayat tersebut. Kemudian, beliau bersandar pada untanya dan unta itu pun duduk
perlahan-lahan. Lalu Malaikat Jibril turun berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya
pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang
diperintahkan oleh Allah 'Azza wa Jalla. Dan demikian juga apa yang terlarang olehnya.
Karena itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari
ini adalah hari terakhir aku bertemu denganmu." Setelah itu, Malaikat Jibril pergi. Maka
Rasulullah pun mengumpulkan para sahabat dan menceritakan apa yang telah
diberitahu oleh Malaikat Jibril. Ketika para sahabat mendengar sabda Nabi, mereka pun
gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempuna."
Ketika Abu Bakar radiyallahu 'anhu mendengar keterangan Rasulullah, beliau tidak
dapat menahan kesedihannya dan kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis
dari pagi hingga malam. Sahabat terdekat Nabi ini sedih karena menangkap pesan akan
berpisah dengan manusia paling mulia di muka bumi.

D. Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Beransur-ansur

Sebagai umat muslim pasti kita bertanya-tanya kenapa Al-Qur’an tidak


diturunkan secara sekaligus saja, namun secara bertahap. Tentunya Allah adalah sang
pemilik rencana yang baik dan penuh kejelasan akan segala sesuatu. Dibalik rencana-
Nya pasti ada hikmah didalamnya. Proses turunnya Al-Qur’an dilakukan secara
bertahap atau bagian demi bagian sesuai kebutuhan kehidupan manusia dengan kurun
waktu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Menurut kitab at-Tibyan fi Adab Hamalatil
Quran karya an-Nawawi menjelaskan beberapa hikmah tentang diturunkannya Al-
Qur’an secara bertahap.

7
1. Menguatkan Hati Nabi Muhammad SAW dalam Menyampaikan Dakwah.
Pada saat Nabi Muhammad dan para sahabat berdakwah era Makkiyah
kerapkali mendapatkan banyak penentang, dijauhi bahkan dicemooh dan
disiksa. Sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah yang artinya:
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (QS.
al-Furqan :32)
Selain itu, dukungan agar semakin kukuh dan kuat atas kedzoliman orang kafir,
Allah mencoba menenangkan hati Nabi Muhammad SAW dengan turunnya
Surat Al-An’am ayat 34 yang artinya:
“Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi
mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap
mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka.”
(QS. Al-An’am: 34)

2. Menantang orang kafir yang mendustakan al-Quran.


Pada dasarnya tujuan kaum musyrik ingin sekali melemahkan Nabi
Muhammad SAW dalam dorongan berdakwah, sehingga berbagai cara akan
dilakukan oleh kaum Kafir. Seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan sulit
dan tidak masuk akal, seperti hari kiamat yang dilontarkan orang-orang musyrik
dengan tujuan melemahkan Nabi Muhammad SAW. Maka turunnya wahyu
yang secara berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu, namun
bisa juga menantang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-
Qur-an. Kemudian ketika mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, maka
hal itu sekaligus merupakan salah satu mu`jizat Al-Qur-an yang datang
dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

8
3. Peristiwa-peristiwa dalam penetapan hukum
Al-Qur’an diturunkan mengikuti setiap kejadian dan melakukan
pentahapan dalam penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan
akhlak mulia. Misalnya, dalam menentukan ke haraman khamar, ia tidak
diharamkan secara mutlak namun melalui penahapan. Pertama, Al Quran
menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya, dalam Al-Qur’an Surat Al-
Baqarah Ayat 219 menjelaskan:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir.” (QS. 2 : 219)
Kedua, Alquran melarang orang yang mabuk karena khamr dari salat,
tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 43 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun.” (QS. 4 : 43)
Ketiga, baru diharamkan secara tegas dalam Surat al-Maidah Ayat 90-
91 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. 5 : 90-91)

9
4. Memperkuat Bukti dan Keyakinan Bahwa Al-Qur’an Adalah Benar
Dari Allah SWT.

Walaupun Al-Qur-an turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22


tahun 2 bulan 22 hari dan dengan banyak sekali perselisihan serta ujian dari
kaum kafir atau musyrik. Akan tetapi secara keseluruhan terdapat keserasian di
antara satu bagian al-Qur-an dengan bagian lainnya. Hal ini tentunya hanya
dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.

5. Mempermudah dalam Menghafal Serta Memahami Al-Qur’an


Dengan Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, tentu hal ini akan
mempermudah umat muslim dalam membaca serta menghafal tulisan. Karena
tidak semua masyarakat Arab saat itu pandai membaca dan menulis, sehingga
pengetahuan mereka adalah daya hafalan dan ingatan. Pada saat itu Nabi
Muhammad SAW memberi petunjuk kepada para sahabatnya untuk
mempelajari dan menghafalkan setiap ayat-ayat Al-Qur’an yang turun agar
tidak ada yang terlewatkan. Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang
peristiwa tertentu atau yang biasa disebut Asbabun Nuzul, maka semakin
kuatlah pemahaman dan ingatan para sahabat.

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Al Qur’an merupakan mukjizat nabi Muhammad SAW yang diperuntukkan


bagi ummat islam sebagai pedoman bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Peristiwa yang terkait denga sejarah turunnya al qur’an ke bumi disebut nuzulul
qur’an, peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Romadhon. Ayat- Ayat al qur’an di
turunkan secara beransur-ansur,Ayat pertama yang di turunkan yaitu surat al
alaq ayat 1-5 yang artinya (Bacalah). Adapun ayat terakhir yang diturunkan
allah kepada nabi Muhammad adalah surat al maidah ayat 3 yang artinya
(Hidangan).Hikmah diturunkan nya al qur’an secara beransur-ansur adalah
memperkuat bukti dan keyakinan bahwa al qur’an adalah benar dari Allah
SWT, menyesuaikan peristiwa-peristiwa dalam penetapan hukum dan sebagai
penyempurna kitab kitab sebelumnya.

B. PENUTUP

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat memenuhi tugas mata
kuliah studi qur’an hadist. Semoga makalahy ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun masyarakat luas. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam hal
kepenulisan dan sebagainya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.republika.co.id/berita/qs9fvd320/3-tahapan-nuzulul-quran-hingga-ke-
rasulullah-muhammad-saw
https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/devi-ari-rahmadhani/sejarah-al-alaq-
surat-pertama-dalam-alquran/3
https://kalam.sindonews.com/read/503498/70/surat-al-maidah-ayat-al-quran-yang-
terakhir-kali-turun-1628237290
https://zakat.or.id/hikmah-turunnya-al-quran-secara-berangsur-angsur/

12

Anda mungkin juga menyukai