Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH NUZULUL QUR’AN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Mahrus As’ad, M. Ag

Disusun oleh:
Anis Siti Aisah
Miftah Fauzan
Nazwa Rahma Aaliya
Salma Juniarti

PROGRAM STUDI PGMI DAN MPI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-IHSAN BALEENDAH

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat ilahi rabbi Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ulumul Qur’an dengan
judul: "Sejarah Nuzulul Qur’an". Salawat serta salam marilah kita haturkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benderang semilir keimanan.

Kami juga tak lupa berterima kasih kepada Bapak dosen pengampu mata
kuliah Ulumul Qur’an Bapak Prof. Dr. Mahrus As’ad, M. Ag. Kami juga berterima
kasih kepada teman teman dan seluruh pihak yang telah setia membantu
memberikan dan mengumpulkan data data dalam pengumpulan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun
dari seluruh pihak. Akhirnya semoga makalah ini menjadi manfaat bagi para
pembaca.

Bandung, 25 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1,1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Pengertian Nuzulul Qur’an .................................................................. 3

2.2 Sejarah Nuzulul Qur’an ...................................................................... 4

2.3 Hikmah Diturunkan Al-Qur’an Secara Gradual ................................... 6

2.4 Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad SAW .................................... 9

` 2.5 Al-Qur’an pada Masa Khulafa’ur Rasyidin ........................................ 10

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 12

3.2 Saran.................................. ............................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk
dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana
Al-Quran itu dibukukan pada masa khulafaur Rasyidin. Karena dengan mengetahui
bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-
usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi salah satu sumber
ajaran islam yang utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan
agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan
jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya,
tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya.
Upaya itu telah dilaksanakan sejak nabi Muhammad SAW belum berhijrah ke
madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan
sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.

Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain,
bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi
hal tersebut. Munculnya pertanyaan-pertanyaan serupa itu wajar saja karena ada
dua macam ayat yang membicarakan tentang turunnya Al-Qur’an. Ayat-ayat
tersebut terdapat dalam surat Al-Qadar ayat 1, dan surat Ad-Dhukan ayat 2. Masing-
maisng ayat tersebut berbunyi:

ِ‫ِإنَّا أَ ْنزَ ْلنَاهُ ِفي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْدر‬


Artinya:
“Sungguh telah kami turunkan Al-Qur’an di malam Lailatul Qodar”ِ(Al- Qadr ayatِ
1) Ayat yang pertama sering diperingati oleh umat islam pada tanggal 17
Ramadhan.

1
Ayat kedua diyakini oleh mayoritas umat islam adalah malam-malam ganjil pada
sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.
َ َ‫إنَّاِأَ ْنزَ ْلنَاهُِف ْيِلَ ْيلَةٍِ ُّمب‬
َِ‫ار َكةٍِإنَّاِ ُكنُّاِ ُِم ْنذريْن‬
Artinya :
“sesungguhanya kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam yang diberkahi” Ad-
dukhan ayat 3. Jika demikian halnya, kelihatannya kedua ayat di atas saling
berkaitan, dari kedua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an duturunkan
pada malam yang penuh berkah,yaitu malam lailatul qadar. Adapun proses turunnya
Al-Qur’an disebut denagn istilah Nuzulul Qur’an.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Nuzulul Qur’an?


2. Bagaimana sejarah Nuzulul Qur’an?
3. Apa hikamah diturunkan Al-Qur’an secara gradual?
4. Bagaimana Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW?
5. Bagaimana Al-Qur’an pada masa Khulafa’ur Rasyidin?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Nuzulul Qur’an


2. Untuk mengetahui sejarah Nuzulul Qur’an
3. Untuk mngetahui hikmah diturunkan Al-Qur’an secara gradual
4. Untuk mengetahui Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW
5. Untuk mengetahui Al-Qur’an pada masa Khulafa’ur Rasyidin

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nuzulul Qur’an

Secara bahasa, Nuzulul Quran berasal dari dua kata, yakni Nuzul yaitu
turun dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan Al Quran itu sendiri
yang merupakan kitab suci umat Islam, dan secara Etimologi dalam al- Qur'an
Nuzulul Qur'an diungkap dengan dua ungkapan, yaitu (1) dengan kata Nazzala-
yunazzilu - tanzilan, dengan makna konotatif "menurunkan secara berangsur-
angsur" dan (2) kata Anzala - yunzilu - inzalan, dengan makna denotatif
"menurunkan sekaligus”, sedangkan secara Terminologi Nuzulul Qur'an adalah
proses mempermaklumkan al-Qur'an dengan cara dan sarana yang dikehendaki
oleh Allah sehingga dapat diketahui oleh malaikat untuk disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Sehingga, Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al Quran dari Allah


SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat
Islam. Al Quran pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah utara Mekkah, pada
17 Ramadan 610 M. Oleh karena itu, Nuzulul Quran diperingati oleh umat Muslim
pada malam ke-17 Ramadan. Kitab suci Al Quran bagi umat Islam menjadi
pedoman kehidupan umat muslim yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat
Jibril. Salah satu peristiwa yang terkait dengan turunnya Al Quran ke bumi adalah
Nuzulul Quran. Al Quran tidak diturunkan sekaligus kepada Rasulullah SAW,
namun ayat-ayatnya diturunkan secara bertahap dan berangsur-angsur dalam kurun
waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari

3
2.2 Sejarah Nuzulul Qur’an

Ayat Al-Qur’an pertama yang turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5.
Turunnya ayat ini menjadi tanda awal kenabian Muhammad SAW. Selain itu,
turunnya Al Qur’an menjadi awal dari perjuangan menyebarkan agama Islam di
jazirah Arab. Al Qur’an pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah utara Mekkah
pada 17 Ramadhan 610 M.

Oleh karena itu, Nuzulul Qur’an diperingati oleh umat Muslim pada malam
ke-17 Ramadhan. Dasar dari peringatan Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadhan adalah
tafsiran dari Surat Al-Anfal ayat 41.

Dalam proses turunnya Al Qur’an sendiri dibagi menjadi dua tahap, yakni:

1) Al Qur’an diturunkan secara lengkap di malam Lailatul Qadar dari Lauh


Mahfuz ke langit dunia.

Al-Qur’an diturunkan ke Nabi Muhammad SAW secara bertahap atau


berangsur-angsur. Turunnya Al-Qur’an dibagi lagi ke dalam dua periode,
yakni periode Mekkah yang disebut dengan ayat Makkiyah dan periode
Madinah yang dikenal dengan ayat Madaniyah.

Selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi


tentang akidah (paham terkait keimanan) atau tauhid (dasar ajaran agama
Islam). Pada periode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun
lima bulan. Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan
dengan Muamalah (hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat
(aturan dalam kehidupan Islam), dan hukum Islam. Pada periode setelah
Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah, terdapat 28 surat yang
diturunkan selama sembilan tahun sembilan bulan. Ayat terakhir Al Qur’an
yang turun adalah surat Al Maidah ayat ke-5.

2) Usai diturunkan ke langit dunia, Al Qur’an diturunkan ke Nabi Muhammad


SAW secara bertahap melalui malaikat Jibril

4
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat yang pertama kali diturunkan kepada
Rasulullah adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 saat berada di Gua Hira pada tahun
610 M. Turunnya Surat Al Alaq ayat 1-5 menjadikan awal kenabian
Muhammad SAW.
Selain itu, waktu turunnya Al Qur’an juga menjadi awal penyebaran
agama Islam. Saat itu, Nabi Muhammad sedang menyepi untuk
menenangkan hati. Pada saat wahyu pertama ini turun, Rasulullah SAW
tidak bisa membaca. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan Nabi
Muhammad SAW untuk membaca melalui surat Al-Alaq. “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Firman Allah SWT
dalam surat Al Alaq ayat 1-5, ayat Al Qur’an yang pertama kali diturunkan.
Surat Al Alaq ayat 1-5 juga menjadi penanda diangkatnya Muhammad
SAW sebagai Nabi dan Rasul.
Setelah ayat itu, Al-Qur’an turun secara bertahap. Total, Al Qur’an
turun secara bertahap. Total Al Qur’an turun selama kurang lebih 23 tahun.
Setiap ayat diturunkan menyesuaikan dengan problematika sosial, krisis
moral, keagamaan, kisah-kisah para Nabi terdahulu hingga hikmah yang
terjadi di masa nabi.

Selain itu, sejarah turunnya Al Qur’an dibagi menjadi dua periode yaitu
periode Mekkah (sebelum hijrahnya Nabi) dan Madinah (setelah hijrah). Al Qur’an
pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah Utara Mekkah pada 17 Ramadhan 610

M. Selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi tentang
akidah (paham terkait keimanan) dan tauhid (dasar ajaran agama Islam). Pada
periode ini terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima bulan.
Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalah
(hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat (aturan dalam kehidupanِ
Islam) dan hukum Islam. Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW
5
ini, terdapat 28 surat yang diturunkan dalam kurun waktu 9 tahun 9 bulan.

Ayat Al Qur’an yang terakhir yang diturunkan adalah surat Al Maidah ayat
5. Ayat terakhir yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah adalah
surat Al-Maidah ayat 5. Ayat ini turun sesudah waktu Ashar pada hari Jumat di
Padang Arafah saat musim haji terakhir.

2.3 Hikmah Diturunkan Al-Qur’an Secara Gradual

Hikmah turunnya Al- Qur`an secara gradual atau secara bertahap, yaitu:

1) Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW .

Rasulullah SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia,


tetapi ia menghadapi sikap mereka yang membangkang dan watak yang
begitu keras. Ia ditantang oleh orang-orang yang berhati batu, berperangai
kasar dan keras kepala. Mereka senantiasa melemparkan berbagai macam
gangguan dan ancaman kepada Rasul. Wahyu turun kepada Rasulullah
SAW dari waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar
kebenaran dan memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki
dijalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari
masyarakatnya sendiri. Contohnya ada ayat yang berisi anjuran langsung
untuk bersabar, ayat dari kisah-kisah nabi dan ajakan mengambil contoh
keteguhan mereka, dan ayat yang berisi janji-janji kemenangan

Setiap kali penderitaan Rasulullah SAW bertambah karena


didustakan oleh kaumnya dan merasa sedih karena penganiayaan mereka,
maka Qur`an turun untuk melepaskan derita dan menghiburnya serta
mengancam orang-orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui hal
ihwal mereka dan akan membalas apa yang melakukan hal itu

6
2) Menantang dan sekaligus melemahkan keyakinan orang-orang kafir .

Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan


kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mangajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menentang. Untuk
menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering menyampaikan
kepadanya hal-hal batil yang tak masuk akal, seperti menanyakan tentang
hari kiamat, lalu turunlah Qur’an surah Al-A’raf ayat 187

Jadi hikmah yang bisa kita tangkap disini adalah, bahwasanya


turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur juga agar bisa menjawab
tantangan-tantangan yang senantiasa dimunculkan oleh kaum kafir qurays,
yahudi, bahkan juga kaum munafik.

Hikmah seperti ini telah diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat


dalam beberapa riwayat dalam hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an;
“Apa bila orang-orang musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah pun
mengadakan jawabannya atas mereka”.

3) Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.

Al-Quran Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang


tidak pandai membaca dan menulis, catatan mereka adalah daya hafalan dan
daya ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara
penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan
dan membukukannya, kemudian menghafal dan memahaminya. Umat yang
buta huruf itu tidaklah mudah untuk menghafal seluruh Qur`an apa bila Al-
Quran Al-Karim diturunkan sekaligus, tidak mudah bagi mereka untuk
menghafal, memahami maknanya serta memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya
bahwa Al-Quran Al-Karim diturunkan secara berangsur-angsur itu
merupakan cara Allah bagi mereka agar mereka tidak sulit dalam
menghafal dan memahami ayat-ayatnya.

Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segara
menghafalnya dan ada pula yang menulisnya. Memikirkan maknanya dan

7
memahami hukum-hukumnya. Yang mana ini menjadi suatu metode
pengajaran dalam kehidupan para Tabi`in

“Abu Nadrah berkata, Abu Saad al-Khudri mengajar kan Qur`an kepada
kami, lima ayat diwaktu pagi, dan lima ayat di waktu petang. Dia
memberitahukan bahwa jibril menurunkan Al-Quran Al-Karim lima ayat-
lima ayat”.

4) Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan


Hukum.

Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama


yang baru ini seandainya Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka
dengan cara yang bijaksanadan memberikan kepada mereka beberapa obat
penawar yang ampuh yang dapat menyembuhkan mereka dari kerusakan
dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi suatu peristiwa, diantara
mereka , maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu yang menjelaskan
statusnya dan penunjuk serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan
bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara ini
menjadi obat bagi hati mereka.

5) Bukti Yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan Dari Sisi Yang
Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

Qur`an yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW dalam


waktu lebih dari dua puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam selang waktu
tertentu, dan selama ini orang membacanya dan mengkajinya surah demi
surah. Ketika ia melihat rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali
dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat
demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikan untaian mutiara
yang indah yang belum ada bandingannya dalam perkataan manusia.

Seandainya Qur`an ini perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai


situasi, peristiwa dan kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian
dan saling bertentangan satu dengan yang lainnya, serta sulit terjadi
keseimbangan.

8
ِِ‫ِاخت ََلفًا‬
ْ ‫ِولَ َوِ َكانَ ِم ْنِع ْندِ َغيْرِهللاِلَ َو َجد ُْواِفيه‬ ْ َ‫اَفَ ََلِ َيتَدَب َُّر ْون‬
َ َ‫ِالقُ ْرآن‬
‫َكثي ًْرا‬
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an? Kalau kiranya Al
Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan
yang banyak di dalamnya”(an-Nisa`:82 ).

Berdasarkan dalil Al-Qur’an di atas dapat disimpulkan bahwa


diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu sebagai bukti bahwa
Al-Qur’an itu datang dari Allah, karena jika seandainya Al-Qur’an datang
dari manusia, maka Al-Qur’an itu pasti tidak konsisten.

2.4 Al-Qur’an Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Sepanjang 23 tahun turunnya ayat Alquran, semuanya dipastikan ditulis


oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Para sahabat Nabi tersebut diangkat
secara khusus sebagai penulis wahyu.

Dipastikan, setiap ayat yang turun kepada Nabi Muhammad SAW ditulis
para sahabat, tidak ada satupun ayat yang lolos tidak tertulis. Hal ini dijelaskan
dalam buku Mengenal Lebih Dekat Kehidupan Zaman Nabi SAW yang ditulis
Ustadz Ahmad Sarwat dan diterbitkan Rumah Fiqih Indonesia.

Ustadz Sarwat dalam bukunya menerangkan, Nabi Muhammad SAW punya


48 orang juru tulis wahyu. Di antaranya yang paling popular adalah Zaid bin Tsabit
dan Ubah bin Ka'ab. Namun, sebagaimana diketahui, zaman Nabi Muhammad
SAW di Madinah belum ada penggunaan kertas. Mungkin Ts'ai Lun penemu kertas
dari China sudah membuat kertas sejak abad kedua Masehi. Tapi kertas tersebut
belum diproduksi secara massal. Sehingga saat itu, di pasar yang ada di Madinah
tidak ada yang menjual kertas.

Maka teks ayat-ayat Alquran ditulis pada kulit hewan, pelepah kurma, batu
yang pipih dan kadang-kadang ditulis pada tulang unta yang lebar atau gepeng.
Tulang unta yang berbentuk lebar dan gepeng juga digunakan untuk media menulis
ayat Alquran pada masa itu. Padahal Alquran terdiri dari 6.000 lebih ayat. Maka
dapat dibayangkan betapa banyak benda yang bertuliskan ayat-ayat Alquran.
9
Sampai Nabi Muhammad SAW wafat, di zaman Abu Bakar, benda-benda
bertuliskan ayat Alquran yang berserakan itu disusun ulang sesuai dengan urutan
ayat dan surah. Tentu susunannya semua sesuai dengan petunjuk dan praktik bacaan
Nabi Muhammad SAW.

2.5 Al-Qur’an Pada Masa Khulafa’ur Rasyidin.

Sesudah Rasulullah wafat, Ali bin Abi Thalib diam di rumahnya untuk
menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf menurut urutan turunnya. Dan belum
enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, dia telah merampungkan penghimpunan itu
dan mengusungnya ke atas punggung unta.

Satu tahun sesudah Rasulullah wafat, pecah perang Yamamah yang


merenggut korban tujuh puluh orang qurra’. Pada waktu itu khalifah berpikir untuk
menghimpun surah-surah dan ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf, karena
khawatir akan terjadi perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan
hilangnya Al-Qur’an karena kematian mereka. Khalifah memerintahkan kepada
sekelompok qurra, sahabat di bawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun
Al-Qur’an. Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan
kulit-kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis
wahyu, dan tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain. Setelah
menyelesaikan penghimpunan itu, mereka menyalin beberapa naskah dan
dibagikan ke beberapa negeri Islam.

Sesudah khalifah ketiga mengetahui bahwa Al-Qur’an terancam perubahan


dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya,
dia memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh Hafsah, yakni
naskah pertama di antara naskah-naskah khalifah pertama, dan memerintahkan
kepada lima orang sahabat, yang di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin
mushaf tersebut. Khalifah ketiga juga memerintahkan agar semua naskah yang
terdapat di negeri-negeri Islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian
dibakar.

10
Mereka menulis lima naskah Al-Qur’an. Satu naskah ditinggal di Madinah
dan empat yang lainnya dibagi-bagikan ke Makkah, Suriah, Kufah dan Basrah.
Masing- masing satu buah. Ada yang mengatakan bahwa selain lima naskah ini,
ada satu naskah yang dikirimkan ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain.

Naskah inilah yang dikenal dengan sebutan Mushaf Imam dan semua
naskah Al-Qur’an ditulis menurut salah satu dari kelima naskah ini. Semua naskah
ini dan mushaf yang ditulis melalui perintah khalifah pertama tidak berbeda, kecuali
dalam satu hal, yaitu bahwa surah al-Bara’ah dalam mushaf khalifah pertama
diletakkan di antara surah-surah mi’un, dan surah al-Anfal diletakkan di antara
surah-surah matsani. Sedangkan dalam Mushaf Imam, surah al-Anfal dan al-
Bara’ah diletakkan di antara surah al-A’raf dan Yunus.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal


sebagai berikut:

1. Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al Quran dari Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam.
Al Quran pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah utara Mekkah, pada
17 Ramadan 610 M.
2. Ayat Al-Qur’an pertama yang turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5.
Turunnya ayat ini menjadi tanda awal kenabian Muhammad SAW dan Ayat
Al Qur’an yang terakhir yang diturunkan adalah surat Al Maidah ayat 5.
Ayat terakhir yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah
adalah surat Al-Maidah ayat 5. Ayat ini turun sesudah waktu Ashar pada
hari Jumat di Padang Arafah saat musim haji terakhir.
3. Hikmah turunnya Al- Qur`an secara gradual atau secara bertahap, yaitu: (1)
Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW, (2) Menjawab
Tantangan dan sekaligus Mukjizat, (3) Mempermudah Hafalan dan
Pemahamannya, (4) Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan
dalam Penetapan Hukum, (5) Bukti Yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim
Diturunkan Dari Sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
4. Teks ayat-ayat Alquran ditulis pada kulit hewan, pelepah kurma, batu yang
pipih dan kadang-kadang ditulis pada tulang unta yang lebar atau gepeng.
Tulang unta yang berbentuk lebar dan gepeng juga digunakan untuk media
menulis ayat Alquran pada masa itu. Padahal Alquran terdiri dari 6.000
lebih ayat. Maka dapat dibayangkan betapa banyak benda yang bertuliskan
ayat-ayat Alquran dan berserakan tidak berurutan.

12
3.2 Saran

Kepada pembaca kami sarankan agar dapat memahami materi sejarah


Nuzulul Qur’an karena Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi
sebagai petunjuk bagi manusia dalam mengarahkan kehidupannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hafieldarasyifa.2023.Nuzulul Quran Pengertian, Sejarah dan


Keutamaannya.[Online] https://www.bsimaslahat.org/blog/nuzulul-quran-
pengertian-sejarah-dan-
keutamaannya/#:~:text=Sehingga%2C%20Nuzulul%20Quran%20adalah
%20peristiwa,pada%20malam%20ke%2D17%20Ramadan Diakses 25
Oktober 2023.

Nurroqimindrasumarno.2013.Nuzulul Quran.[Online]
https://kuliahkusuka.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-nuzulul-
quran.html Diakses 25 Oktober 2023.

Mohamadrana.Nuzulul Quran.[Online]
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_3SN0
060537.pdf Diakses 25 Oktober 2023.

Stiddial-hikmah.2021.Hikmah Turunnya Alqur'an Secara Bertahap.[Online]


https://alhikmah.ac.id/hikmah-turunnya-alquran-secara-bertahap/ Diakses
25 Oktober 2023.

Timhumas.2022.Sejarah Pembukuan Al-Qur’an.[Online]


https://an-nur.ac.id/sejarah-pembukuan-al-
quran/#:~:text=Al%2DQur'an%20pada%20masa%20Khulafaur%20Rasyid
in,-
Sesudah%20Rasulullah%20wafat&text=Pada%20waktu%20itu%20khalifa
h%20berpikir,Qur'an%20karena%20kematian%20mereka Diakses 25
Oktober 2023.

Yuficantika.2021.Peristiwa Turunnya Al-Qur'an (Nuzulul Qur'an) Dan


Keutamaannya.[Online] https://www.gramedia.com/literasi/peristiwa-
turunnya-al-quran/ Diakses 25 Oktober 2023.

14

Anda mungkin juga menyukai