Anda di halaman 1dari 19

Nuzul Al-Qur’an

(Turunnya Al-Qur’an)

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas dalam Mata Kuliah

Ulumul Qur’an pada program studi Ekonomi Syariah

Oleh :

Kelompok 1

Athala Rania Insyirah AZ

Nim : 191412002

Ahmad Alfarisi

Nim : 201412002

Nabila Devianti

Nim : 211412003

Dosen Pengampu : Ma’mum Ali Beddu, SQ, M. Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )

AL GAZALI SOPPENG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya

tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu

Nabi Muhammad saw yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis

mengucapkan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu

berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ulumul Qur’an

dengan judul Nuzul al-Qur’an ( Turunya al- Qur’an )

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar

makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila

terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Watansoppeng, 23 Juli 2022

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Halaman judul.......................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Nuzul Al-Qur’an......................................................................3

B. Proses Turunnya Al- Qur’an.....................................................................4

C. Hikmah Turunnya Al-Qur’an secara Berangsur-angsur............................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................12

B. Implikasi....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mempelajari al-Qur’an adalah kewajiban bagi seorang muslim. Karena,al-

Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran Islam yang

pertama dan utama. Kitab suci yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam

kehidupan mereka agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat.Karena itu,

hendaknya kita tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga

berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya.

Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah turunnya al Qur`an, agar iman

semakin tumbuh dan teguh. Bagimana sejarah turunnya al -Qur’an tersebut?

Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari sejarah turunnya al -Qur’an? Dan banyak

hal yang mesti kita ketahui tentang al-Qur’an ini.

Ulumul Qur’an adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan dalam

keilmuan keislaman yang terkait dengan al-Qur’an dari berbagai seginya.

Sebagaimana diketahui begitu al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad

Saw., al-Qur’an mendapat perhatian yang demikian besar dari semua kalangan,

Baik dari kaum muslimin sendiri ataupun kaum Quraisy Mekkah yang masih

ingkar dengan kehadiran al-Qur’an.Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami

semua berharap semakin memperkaya ilmu pengetahuan kami khususnya tentang

Nuzulul Qur’an.

1
2

B. Rumusan Masalah

Dalam tulisan ini, penulis akan membahas dan berfokus pada ;

1. Pengertian Nuzul Al-Qur’an ?

2. Proses Turunnya Al-Qur’an ?

3. Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian nuzul al-Qur’an

2. Untuk mengetahui proses turunnya al-Qur’an

3. Untuk mengetahui hikmah turunnya al-Qur’an


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nuzul Al-Qur’an

Lafadz ‘Nuzul’ secara bahasa berarti “turun dari tempat yang tinggi”. Kata

kerjanya adalah nazala yang artinya “dia telah turun” atau “dia menjadi tetamu”.

Pengertian Nuzulul Qur’an secara istilah adalah “Peristiwa diturunkannya wahyu

Allah swt (al-Qur’an) kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat

Jibril As secara bertahap”.

Nuzulul Qur’an yang secara harfiah berarti turunnya al Qur’an adalah istilah

yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada

nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad saw.

Peristiwa Nuzul al-Qur’an terjadi pada malam Jum’at, 17 Ramadhan, di Gua Hira

tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad saw. Peristiwa tersebut dikisahkan

dalam sebuah firman Allah :

.....‫شهر رمضان الذي انزل فيه القران هدى للناس وبينات الهدى والفرقان‬

‫االية‬

Terjemahan : “Ramadhan yang padanya diturunkan al-Qur’an, menjadi

petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan yang menjelaskan

petunjuk dan menjelaskan perbedaan antara yang benar dan yang salah” (Surah al-

Baqarah, ayat 185)

3
4

Menurut bahasa, kata al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja iqro

yang berarti bacalah. “Qur’an ” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang

dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan”, asal kata qara’a. Kata al-Qur’an

itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca).Karena al-

Qur’an bukan saja harus di baca oleh manusia, tetapi juga karena dalam

kenyataannya selalu dibaca oleh yang mencintainya.Baik pada waktu shalat

maupun di luar shalat. Di dalam al -Qur’an sendiri ada pemakaian kata “Qur’an”

dalam arti demikian sebagal tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) Al-Qiyaamah :

ُ‫ فَِإ َذا قَ َرْأنَـهُ فَاتَّبِ ْع قُرْ َءانَه‬- ُ‫ِإ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهُ َوقُرْ َءانَه‬

Terjemahan: ‘Sesungguhnya mengumpulkan al Qur’an (didalam dadamu) dan

(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. karena itu

jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya”1

B. Proses Turunnya Al-Qur’an

Proses turunnya berbeda dengan kitab-kitab lainnya. Menurut Manna Al-

Qaththan, terdapat sejumlah mazhab mengenai proses turunnya al-Quran.

Pertama, menurut Ibnu Abbas, turunnya al-Quran terjadi secara sekaligus

ke Baitul Izzah di langit untuk menunjukkan kepada para malaikat betapa besarnya

malam ini. Setelah itu, al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara

bertahap selama 23 tahun.

1
5

Pendapat lain dari Al-Syabi menyebutkan bahwa awal turunnya al-Quran

dimulai pada malam lailatul qadar di bulan Ramadan. Lalu, turun al-Quran

diturunkan secara bertahap sesuai dengan peristiwa di masa Nabi secara bertahap

sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya selama 23 tahun.

Muhammad untuk memantapkan dan memperteguh dakwah Rasulullah.

Ayat-ayat al-Quran tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan

kepada Rasulullah Muhammad saw, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan

ketentuan yang ada. Seperti yang kita ketahui dalam buku Ulumul Qur’an

karangan Abdul Djalal dijelaskan mengenai proses al-Quran yang diturunkan

melalui tiga tahapan.

Tahap pertama yaitu, al- Quran diturunkan ke Lauhul Mahfuzh secara

sekaligus dalam arti, bahwa Allah menetapkan keberadaannya di sana,

sebagaimana halnya dia menetapkan adanya segala sesuatu sesuai dengan

kehendak-Nya.Tetapi kapan saatnya serta bagaimana caranya tidak seorangpun

mengetahui kecuali Allah swt, sesuai dengan firman-Nya,dalam al-Quran surat Al

Buruj ayat 21-22:

ٍ ُ‫ح َمحْ ف‬
‫وظ‬ ٌ ْ‫بَلْ هُ َو قُر‬
ٍ ْ‫آن َم ِجي ٌد فِي لَو‬
Terjemahan: Bahkan (yang didustakan mereka itu ), ialah al- Quran

yang mulia yang (tersimpan) di Lauhul Mahfuzh.’’


6

Kemudian tahapan kedua yaitu, al-Quran turun dari Lauh Mahfuzh ke

Baitul izzah di Langit dunia. Setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab al-Quran

itu turun ke Baitul Izzah di Langit Dunia atau Langit terdekat dengan bumi

ini.

Banyak dalil yang menerangkan penurunan al-Quran tahapan kedua ini, baik dari ayat

Alquran ataupun dari Hadits Nabi Muhammad saw, diantaranya sebagai berikut :

َ‫ِإنَّٓا َأنز َْل ٰنَهُ فِى لَ ْيلَ ٍة ُّم ٰبَ َر َك ٍة ِإنَّا ُكنَّا ُمن ِذ ِرين‬

Terjemahan: Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran itu pada

malam yang diberkati.” (QS Ad Dukhan 3)

‫اِنَّآ اَ ْنز َْل ٰنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر‬

Terjemahan: “Kami menurunkan al-Quran itu pada malam Lailatul

Qadar.” (QS Al Qadar 1)

ُ ْ‫ضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُر‬


‫آن‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
Terjemahan: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya

diturunkan kitab suci al- Quran.” (QS Al Baqarah 185).

Yang dimaksudkan turunnya al-Quran pada ayat-ayat tadi ialah

turunnya dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah, pada suatu malam yang

dinamakan dengan malam lailat al-mubarakah. Ketiga malam itu sebenarnya

satu dan jatuhnya dalam Ramadhan. Turun ke Baitul Izzah itu sekaligus.

Tahap ketiga yaitu, al-Quran turun dari Baitul Izzah di langit dunia

langsung kepada Nabi Muhammad saw. Tetapi turunnya kepada Nabi tidak
7

dengan sekaligus, melainkan sedikit-sedikit menurut keperluan, masa, dan

tempat.

Nuzulul Quran yang ketiga kali dengan perantara malaikat Jibril dari

Baitul Izzah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang terjadi pada 17

Ramadhan dalam Gua Hira di Makkah. Dalilnya, ayat-ayat al-Quran dan

hadits-hadits Nabi, antara lain:

‫ت‬
ٍ ‫ت بَيِّنَا‬ َ ‫َولَقَ ْد َأ ْنز َْلنَا ِإلَ ْي‬
ٍ ‫ك آيَا‬
Terjemahan:” Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang

jelas.”( QS Al Baqarah 99).

ٌ َ‫ب َوُأ َخ ُر ُمتَ َشابِه‬


‫ات‬ ِ ‫ات هُ َّن ُأ ُّم ْال ِكتَا‬ َ ‫ۖ هُ َو الَّ ِذي َأ ْن َز َل َعلَ ْيكَ ْال ِكت‬
ٌ َ‫َاب ِم ْنهُ آي‬
ٌ ‫ات ُمحْ َك َم‬

Terjemahan:” Dia-lah yang menurunkan al-Quran kepadamu. Di antara

(isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi al-quran, dan

yang lain (ada ayat-ayat) yang mutasyabbihat.” (QS Ali Imran 7).2

C. Hikmah turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur

Apa hikmah dari turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur? Sebagai

umat muslim pasti kita bertanya-tanya kenapa al-Qur’an tidak diturunkan

secara sekaligus saja, namun secara bertahap. Tentunya Allah adalah sang

pemilik rencana yang baik dan penuh kejelasan akan segala sesuatu. Dibalik

rencana-Nya pasti ada hikmah didalamnya. Proses turunnya al-Qur’an

2
8

dilakukan secara bertahap atau bagian demi bagian sesuai kebutuhan

kehidupan manusia dengan kurun waktu selama 23 tahun. Sebagaimana dalam

firman-Nya dalam al-Qur’an Surat Al Isra ayat 106 yang artinya:

“Dan al Qur-an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar

kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami

menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra:106)

Menurut menurut kitab at-Tibyan fi Adab Hamalatil Quran karya an-

Nawawi menjelaskan beberapa hikmah tentang diturunkannya al-Qur’an

secara berangsur-angsur.

1. Menguatkan Hati Nabi Muhammad saw dalam Menyampaikan Dakwah

Pada saat Nabi Muhammad dan para sahabat berdakwah era Makkiyah

kerapkali mendapatkan banyak penentang, dijauhi bahkan dicemooh dan

disiksa. Sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah yang artinya:

“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa al Qur’an itu tidak

diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat

hatimu dengannya dan kami membacakannya secara tartil (teratur dan

benar).” (QS. al-Furqan :32)

Selain itu, dukungan agar semakin kukuh dan kuat atas kedzoliman

orang kafir, Allah mencoba menenangkan hati Nabi Muhammad saw dengan

turunnya Surat Al-An’am ayat 34 yang artinya:

“Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan,

tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan)


9

terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka.” (QS. Al-

An’am: 34)

2. Menantang Orang-orang Kafir yang Mendustakan Al-Qur’an

Pada dasarnya tujuan kaum musyrik ingin sekali melemahkan Nabi

Muhammad saw dalam dorongan berdakwah, sehingga berbagai cara akan

dilakukan oleh kaum Kafir. Seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan sulit

dan tidak masuk akal, seperti hari kiamat yang dilontarkan orang-orang

musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi Muhammad saw.

Maka turunnya wahyu yang secara berangsur-angsur itu tidak saja

menjawab pertanyaan itu, namun bisa juga menantang mereka untuk membuat

sesuatu yang serupa dengan al-Qur-an. Kemudian ketika mereka tidak mampu

memenuhi tantangan itu, maka hal itu sekaligus merupakan salah satu

mu`jizat al-Qur-an yang datang dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

3. Menyesuaikan dengan Peristiwa-peristiwa dalam Penetapan Hukum

Al-Qur’an diturunkan mengikuti setiap kejadian dan melakukan

pentahapan dalam penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan

akhlak mulia. Misalnya, dalam menentukan ke haraman khamar, ia tidak

diharamkan secara mutlak namun melalui penahapan. Pertama, al Quran

menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya, dalam al-Qur’an Surat

Al-Baqarah Ayat 219 menjelaskan:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:

“Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
10

tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya

kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari

keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya

kamu berfikir.” (QS. Al-Baqarah: 219)

Kedua, al-Quran melarang orang yang mabuk karena khamr dari salat,

tercantum dalam al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 43 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu

dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,

(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali

sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang

dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh

perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu

dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.

Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An-nisa :

43)

Ketiga, baru diharamkan secara tegas dalam Surat al-Maidah Ayat 90-

91 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan.”
11

4. Memperkuat Bukti dan Keyakinan Bahwa Al-Qur’an Adalah Benar Dari

Allah swt

Walaupun al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22

tahun 2 bulan 22 hari dan dengan banyak sekali perselisihan serta ujian dari

kaum kafir atau musyrik. Akan tetapi secara keseluruhan terdapat keserasian

di antara satu bagian al-Qur’an dengan bagian lainnya. Hal ini tentunya hanya

dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.

5. Mempermudah dalam Menghafal Serta Memahami Al-Qur’an

Dengan al-Qur’an diturunkan secara bertahap, tentu hal ini akan

mempermudah umat muslim dalam membaca serta menghafal tulisan. Karena

tidak semua masyarakat Arab saat itu pandai membaca dan menulis, sehingga

pengetahuan mereka adalah daya hafalan dan ingatan. Pada saat itu Nabi

Muhammad saw memberi petunjuk kepada para sahabatnya untuk

mempelajari dan menghafalkan setiap ayat-ayat al-Qur’an yang turun agar

tidak ada yang terlewatkan.

Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu

atau yang biasa disebut Asbabun Nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman

dan ingatan para sahabat. Itulah sebabnya kenapa Dompet Dhuafa sebagai

lembaga Filantropi gencar menciptakan generasi penerus penghafal al-Qur’an

atau Hafiz. Karena generasi yang Qurani saat ini semakin jarang ditemukan.

Sudah sepatutnya sebagai umat beragama dan beriman kita turut

berkontribusi, seperti membantu dalam pengadaan al-Qur’an yang layak untuk


12

para calon Hafiz di Indonesia, khususnya di wilayah pelosok-pelosok yang

serba terbatas dan jangkauan.

Sahabat, begitulah ulasan singkat tentang kenapa al-Qur’an diturunkan

secara berangsur-angsur. Semoga menjadi penguat iman serta akidah kita

sebagai umat muslim dalam meyakini, membaca, memahami dan mentadaburi

setiap ayat-ayat a-Qur’an. Wallahua’lam bisawa.3

3
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lafadz ‘Nuzul’ secara bahasa berarti “turun dari tempat yang tinggi”. Kata

kerjanya adalah nazala yang artinya “dia telah turun” atau “dia menjadi tetamu”.

Pengertian Nuzulul Qur’an secara istilah adalah “Peristiwa diturunkannya wahyu

Allah swt (al-Qur’an) kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara Malaikat

Jibril As secara bertahap”.

Nuzulul Qur’an yang secara harfiah berarti turunnya al-Qur’an adalah istilah

yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada

nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad saw.

Adapun hikmah turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur yaitu

mengekuatkan hati rasulullah saw dalam menyampaikan dakwah, menantang

orang-orang kafir yang mendustakan al-Qur’an, menyesuaikan dengan peristiwa

dalam penetapan hukum, memperkuat bukti dan keyakinan bahwa al-Qur’an

adalah benar dari Allah swt, mempermudah menghafal serta memahami al-Qur’an.

B. Implikasi

Adapun saran dalam makalah ini ialah, makalah ini dapat membantu

pembaca agar memahami ulumul Qur’an. Penulis mengharapkan saran dan kritik

yang membangun bila terdapat kesalahan dari penulisan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ghofur,Abdul.2016. Makalah Nuzulul Qur’an.

http://ghofursmart.blogspot.com/2016/11/makalah-nuzulul-quran.html ( Diakses 28

maret 22)

Pradana, Aditya.2021.Arti Nuzul Quran dan Proses Turunnya Alquran di

Muka Bumi. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210414134528-284-

629795/arti-nuzulul-quran-dan-proses-turunnya-alquran-ke-muka-bumi ( diakses

tanggal 28 maret 2022)

Okviani,Lilis.2020. Hikmah Turunnya Al-Qur’an Berangsur-angsur

https://zakat.or.id/hikmah-turunnya-al-quran-secara-berangsur-angsur/ (diakses

tanggal 29 maret 2022)

14

Anda mungkin juga menyukai