Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEJARAH TURUNNYA AL QUR’AN

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ulumul Quran


Dosen pengampu: Aulia Ranny Priyatna S.E.I,ME.Sy

Di Susun Oleh Kelompok 1:

1. Satrio Setiawan(2303011075)
2. Muhammad Farid Al-Hafizh(2303012018)
3. Olliviya Tri Hermanda (2303011065)
4. Amelda Fidianti (2303010011)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami beri
judul “Sejarah Turunnya Al Qur’an”

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok

sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dalam hal ini kami sebagai penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan kendala dalam
pembuatan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan kemampuan kami
dalam meyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
hargai demi meningkatkan kualitas makalah ini.

Metro, 14 september 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................... 1
D. Manfaat....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Hikmah Di Wahyukan Nya Al Qur’an Secara Berangsur- Angsur........................ 3-7


B. Sejarah Pengumpulan Al Qur’an............................................................................ 7-9
C. Rasm Al-Qur’an...................................................................................................... 9-11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan...............................................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat penting
untuk dikaji dalam mata kuliah Ulumul Qur’an, di mana Al- qur’an adalah kalam Allah
yang bernilai mukjizat yang di turunkan pada rasulullah melalui malaikat Jibril yang
diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya adalah bernilai ibadah. Oleh karena itu
sebagai umat Islam setidaknya mengetahui tentang Al- qur’an, salah satunya adalah
sejarah turunnya Al- qur’an.

Dalam hal ini kami hanya mengambil sebagian kecil dari beberapa sub pokok bahasan
yang lain,dan kami anggap sub pokok itulah yang dianggap sangat penting untuk dikaji
lebih dalam lagi sehingga kita sebagai umat islam mengerti dan memahami tentang
sejarah turun nya al Qur’an.

B. Rumusan Masalah

a. Apa saja hikmah di wahyukan nya al qur’an secara berangsur-angsur?


b. Bagaimana proses sejarah pengumpulan al Qur’an?
c. Apa yang di maksud rasm al Qur’an ?

C. Tujuan

a. Mengetahui hikmah di wahyukan nya al qur’an secara berangsur-angsur


b. Memahami sejarah pengumpulan al Qur’an.
c. Menjelaskan rasm al qur’an

1
D. Manfaat
a. Memperdalam ilmu agama
b. Menambah pengetahuan tentang al quran
c. Mengetahui rukun iman yang ke 3
d. Mengetahui proses di turun kan nya al quran

BAB II

PEMBAHASAN
A. Hikmah di wahyukan nya al quran secara berangsur angsur

Alquran diturunkan selama hampir 23 tahun, tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari


secara berangsur-angsur berdasarkan respon terhadap peristiwa-peristiwa dan
problematika umat yang mengiringinya. Selain menjawab pertanyaan seputar
permasalahan yang terjadi, Al-Quran melalui ayat-ayatnya juga mereformasi norma-
norma yang berlaku pada masyarakat Jahiliyah saat itu, sekaligus merevolusi tatanan
hidup yang jauh lebih baik dan mencerahkan.

Dalam hal ini, kita dapat mengetahui bahwa setiap ayat Al-Quran yang turun selalu
memiliki azbabun nuzul atau sebab-sebab yang melatar belakangi turun nya ayat.
Lalu mengapa Alquran tidak turun dalam satu paket sekaligus, sebagaimana turunnya
kitab-kitab sebelumnya?

narasi ayat yang menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan berangsur-angsur


terekam dalam surah al-Furqan ayat 32:

‫ك َو َرتَّ ْل ٰنهُ تَرْ تِ ْياًل‬ َ ِ‫ال الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا لَوْ اَل نُ ِّز َل َعلَ ْي ِه ْالقُرْ ٰا ُن ُج ْملَةً َّوا ِح َدةً ۛ َك ٰذل‬
َ ‫ك ۛ لِنُثَبِّتَ بِ ٖه فَُؤا َد‬ َ َ‫َوق‬

Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya
sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan
Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar). (Q.S. al-
Furqan [25]: 32)

Adapun alasan mengapa ayat ini diturunkan, diperjelas oleh Ibnu Abbas bahwa sebab
ayat ini berkenaan dengan narasi kaum musyrikin yang mengatakan “Jika Muhammad
sebagai Nabi tentu Allah akan menurunkan Al-Quran secara sekaligus saja”. Kemudian
turunlah ayat ini sebagaimana jawaban Allah yang mendasari mengapa Al-Quran turun
secara berangsur-angsur.

Dijelaskan pula dalam beberapa ayat lain seperti dalam surah al-Isra’ ayat 106 dan al-
Insan ayat 23. Menurut penafsiran salah satu Ulama’ Nusantara.Munawwar Khalil
menjelaskan dalam karyanya yang bertajuk ‘’Al-Quran dari Masa ke Masa’’bahwa
hikmah diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah tidak boleh dianggap
sesuatu yang remeh, melainkan mengandung beberapa alasan dari kebijaksanaan-Nya.
beberapa hikmah yang tersimpan dibalik turunnya al-Quran secara bertahap antara lain
adalah:

1. Bertujuan agar masyarakat Arab yang menerima pengajaran dari Al-Quran dapat
menerimanya secara perlahan-lahan atau sedikit demi sedikit. Sehingga mampu
mengerjakan perintah dan larangan secara sempurna.

2. Bertujuan agar setiap ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah menetap dalam sanubari
Rasullah Saw.

3. Bertujuan untuk memudahkan Nabi dalam berdakwah baik membaca, memahami dan
mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.

Demikian mengapa Al-Quran sebagai kitab penyempurna memiliki tahap penurunan yang
berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya. Pun, salah satu keunggulan Al-Quran yang dapat
kita rasakan hingga saat ini adalah keserasian teks Al-Quran hingga konteks yang terjadi
saat ini. tidak dapat dipungkiri al-Quran selalu autentik dalam segala ruang dan waktu.

a. Tahapan Turunnya Al-Qur’an (Nuzul Al- Qur’an)


Dipandang dari segi bahasa “nuzul” (‫ )نزول‬berasal dari kata ‫نزول‬-‫ينزل‬-‫ نزل‬artinya
turun. Diungkapkan turunnya Al- Qur’an kepada Rasulullah itu memberi pengertian
turun dari atas kebawah. Demikian itu karena tingginya kedudukan Al- Qur’an dan
besarnya ajaran – ajaran nya yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia mendatang
serta dunia dengan akhirat.

Al- Qur’an tersimpan di Lauhul Mahfudz, setelah itu di turunkan melalui 2 tahap yakni :

 Al – Qur’an turun sekaligus


 Al – Qur’an turun berangsur

Maksud dari Al – Qur’an yang turun sekaligus ialah turnnya Al- Qur’an di dunia Baitul
‘Izzah ( langit dunia ) pada malam lailatul Qadar. Seperti yang difirmankan Allah pada
surat AL- Qadr ayat 1:

‫ِإ َّنا َأ ْن َز ْل َناهُ فِي َل ْي َل ِة ا ْل َقدْ ِر‬


“Sesungguhnya kami telah menurunkanya (Al- Qur’an ) pada malam kemulian” (QS. Al
Qadr :1)

Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama,bahwa “turunnya Alqur’an sekaligus ialah
turunnya Al- Qur’an ke Baitul Izzah dilangit dunia untuk menununjukkan kepada para
malaikat Nya bahwa betapa besar masalah ini. selanjutnya Al – Qur’an diturunkan
kepada Nabi Shallallahu Alaihi wasallam, secara bertahap selama dua puluh tiga tahun
sesui dengan peristiwa – peristiwa yang mengiringi sejak beliau di utus hingga wafatnya.

5
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, “ Al – Qur’an diturunkan sekaligus ke
langit dunia pada lailatul qadr. Kemudian setelah itu, ia diturunkan selama dua puluh
tahun.” Lalu dia membacakan ;

‫سنَ َت ۡفسِ ۡي ًرا‬ ِّ ‫َواَل َي ۡا ُت ۡو َن َك ِب َم َث ٍل ِااَّل ِج ۡئ ٰن َك ِب ۡال َح‬


َ ‫ـق َواَ ۡح‬
“dan mereka tidak membawa kepadamu sesuatu kata–kata yang ganjil ( untuk
menentangmu) melainkan Kami bawakan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang
sebaik–baiknya ( untuk menangkis segala yang mereka katakana itu).”
(Al–Furqan : 33)

‫ث َونَ َّز ْلنَاهُ تَ ْن ِزياًل‬ ِ ‫َوقُ ْرآنًا فَ َر ْقنَاهُ لِتَ ْق َرَأهُ َعلَى النَّا‬
ٍ ‫س َعلَ ٰى ُم ْك‬
“Dan Al – Qur’an telah kami turunkan dengan berangsur – angsur agar kamu
membacanya peerlahan – lahan kepada manusia dan dan kami turunkan bagian demi
bagian.” (Al- Isra’ : 106)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Al- Qur’an itu dipisahkan dari Adz- Dzikr,
lalu di letakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.Menurut Ibnu Abbas , “Al – Qur’an di turunkan pada
lailatul qadr pada buan Ramadhan kelangit dunia sekaligus; lalu di turunkan secara
berangsur.”Adapun mengenai tanggal turunnya, dalam Al- Qur’an tidak di sebutkan
secara jelas, melainkan dikatakan bahwa Al – Qur’an itu diturunka pada “yaumul
furqan”, yang bertepatan dengan hari “ bertemunya dua pasukan” di medan perang.

Allah berfirman :“…….jika betul – betul kamu beriman kepada Allah dan kepada apa
yang Kami turunkan kepada hamba kami Muhammad, pada yaumul furqan, yaitu hari
bertemunya dua pasukan”(Q.S Al – Anfal: 41)

6
Kemudian disebutkan oleh Al- Qur’an dalam ayat tersebut bahwa yaumul furqan itu
bersamaan jatuhnya dengan hari bertemunya dua golongan atau pasukan, yaitu pasukan
kaum muslimin dan pasukan musuh pada peristiwa perang Badar. Penyelidikan para ahli
sejarah menunjukkan bahwa peristiwa yang tersebut terakhir ini terjadi pada tanggal 1
Ramadhan. Oleh karena Al – Qur’an menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada
hari atau tanggal yang sama dengan hari turunya Al – Qur’an pertama kali, yaitu Yaumul
Furqan.

B. Sejarah Pengumpulan Al Qur’an

Perlu diketahui bahwa Allah menyampaikan kalam-Nya kepada malaikat Jibril dengan
bahasa yang hanya dapat dipahami oleh keduanya, maka pada tahap ini terjadilah proses
pertama dari penurunan al-Quran.

Penurunan al-Quran pada tahap ini terjadi secara sekaligus sebagaimana firman Allah di
dalam al-Quran:

َ ‫نز ۡل ٰنَهُ ِفي لَ ۡيلَ ٖة ُّم ٰبَ َر َك ۚ ٍة ِإنَّا ُكنَّا ُمن ِذ ِر‬
‫ين‬ َ ‫ٍإنَّٓا َأ‬
Artinya “Sungguh, kami telah menurunkan al-Quran pada malam yang mulia
(Lailatul Qodar), dan sungguh Kami-lah yang memberi peringatan” (QS. al-Dukhan
44:3).

Lalu Allah menyimpan al-Quran itu di Lauhul Mahfudz dan para malaikat menjaganya
dengan ketat agar tidak ada yang dapat menyentuhnya.

a. Turunnya Al-Quran ke Bumi


Selanjutnya, setelah malaikat Jibril menerima kalam Allah, terjadilah proses kedua,
yaitu di mana malaikat Jibril menyampaikan kalam Allah tersebut ke langit dunia (kepada
Rasulullah Saw) dalam bentuk wahyu dengan bahasa yang beliau fahami, yaitu bahasa
Arab.Pada tahap ini barulah Allah menurunkan al-Quran secara berangsur-angsur selama
23 tahun.

Pada tahap ini, selain Rasulullah Saw menyampaikan wahyu dari Allah lewat
perantara malaikat Jibril.Beliau juga menjelaskan serta menafsirkan ayat-ayat al-Quran.
tepatnya ayat yang sekiranya belum jelas dan masih sulit untuk dipahami. Serta memberi
contoh praktis pada sebagian ayat.

7
Hal ini berbanding jauh dengan cara penyampaian malaikat Jibril kepada Rasulullah
Saw. yang hanya sekedar menyampaikan al-Quran (wahyu) dengan apa adanya dari
Allah. Inilah proses ketiga dari penurunan al-Quran.

b. Al-Quran Setelah Wafatnya Nabi


Lalu pada proses keempat dari sejarah al-Quran ini adalah terjadinya tahap
pengumpulan ayat-ayat al-Quran yang masih berserakan di mana-mana yang berlanjut
kepada proses pembukuan sehingga menjadi mushaf seperti sekarang ini.

Proses ini terjadi setelah wafatnya Rasulullah Saw., yaitu pada masa pemerintahan
Usman bin Affan. Pada dasarnya perencanaan ini sudah ada sejak ke khalifahan Abu
Bakar al-Shidiq. Di mana pada saat itu terjadi perang Yamamah (12 H) yang
mengakibatkan gugurnya para penghafal al-Quran. Ada yang mengatakan tujuh
puluh qurro’ dari sahabat gugur dalam peperangan. Oleh karena itu Umar bin Khattab
mendesak khalifah Abu Bakar untuk kemudian mengumpulkan al-Quran.

Pada awalnya Abu Bakar ragu untuk melaksanakan usulan Umar ini karena Kanjeng
Nabi tidak pernah melakukan hal tersebut. Namun kemudian Umar berhasil meyakinkan
beliau dengan alasan kemaslahatan umat. Sehingga kemudian Abu Bakar al-Shiddiq
menyetujui pendapatnya dan memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan
hafalan al- Quran agar dapat segera melakukan pembukuan. Namun sebelum al-Quran
terkumpul, Abu Bakar wafat, sehingga terhenti sampai masa khilafah Umar bin Khattab.

c. Mushaf Al-Quran pada Masa Usman bin Affan


Akhirnya pada masa kekhilafahan Usman bin Affan, al-Quran dibukukkan dan
diperbanyak sebanyak lima eksemplar menurut Imam al-Suyuthi.empat salinan disebar ke
Mekah, Basrah, Kufah, dan Syam. Sedangkan yang satu disebar di Madinah sama seperti
mushaf al-imam yang juga disimpan oleh Hafshah binti Umar di Madinah.

Maka dari sinilah umat muslim dari berbagai penjuru dunia menulis al-Quran.
Sehingga dapat dipastikan bahwa mushaf al-Quran telah tersebar di setiap negara. Inilah
proses kelima dari penurunan al-Quran.

Proses yang keenam adalah penafsiran dan penerjemahan al-Quran ke dalam berbagai
bahasa, seperti bahasa indonesia, inggris, dan sebagainya. Akan tetapi, betapa pun
hebatnya sebuah tafsiran, kita tidak bisa menyamakan kehebatannya dengan al-Quran.
Sebagaimana Allah berfirman:

‫ض ظَ ِهيرًا‬ ُ ‫ت اِإۡل نسُ َو ۡال ِج ُّن َعلَ ٰ ٓى َأن يَ ۡأتُوا بِ ِم ۡث ِل ٰهَ َذا ۡالقُ ۡرٰأ ِن اَل يَ ۡأتُونَ بِ ِم ۡثلِِۦه َولَ ۡو َكانَ بَ ۡع‬
ٍ ‫ضهُمۡ لِبَ ۡع‬ ۡ ‫قُل لَِّئ ِن‬
ِ ‫اجتَ َم َع‬
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa (dengan) al-Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”. (QS. al-Isra 17:88).

8
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa proses penurunan al-Quran dan
proses pengembanganya tidak dilakukan dengan cara yang mudah. Rasulullah Saw. dan
para sahabat perlu bekerja keras untuk mengabadikan al-Quran dalam sebuah mushaf
yang dikenal sekarang ini. Maka yang perlu kita lakukan adalah mensyukuri nikmat
tersebut dengan selalu istikamah membaca dan memeliharanya.

C. Rasm al quran

a. Pengertian Rasmul Qur’an dari Berbagai Sumber

Rasmul Al-Qur’an atau yang lebih dikenal dengan Ar-Rasm Al-Utsmani lil
Mushaf (penulisan mushaf Utsmani) adalah Suatu metode khusus dalam penulisan
Al-Qur’an yang di tempuh oleh Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy yang di
setujui oleh Utsman.

Rasmul al-Qur’an yaitu : Penulisan Al-Qur’an yang dilakukan oleh 4 sahabat yang
dikepalai oleh Zaid bin Tsabit, dibantu tiga sahabat yaitu Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi
Thalib, dan Utsman bin Affan yang dilatar belakangi oleh saran dari Umar bin
Khattab kepada Abu Bakar, kemudian keduanya meminta kepada Zaid bin Tsabit
selaku penulis wahyu pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam untuk
mengumpulkan (menulis) Al-Qur’an karena banyaknya para sahabat dan khususnya
700 penghafal Al-Qur’an syahid pada perang Yamamah.

Metode khusus dalam Al-Qur’an yang digunakan oleh 4 sahabat yaitu: Zaid bin
Tsabit, Ubay ibn Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan bersama di setujui
oleh khalifah Utsman. Istilah rasmul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-
Qur’an yang digunakan Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan
membukukan Al-Qur’an.

9
Yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari:

 Mus bin zubair


 Said bin Al-Ash
 Abdurrahman bin Al-harits.
 Utsman bin affan (ditulis dengan kaidah tertentu)

Para ulama meringkas kaidah itu menjadi enam istilah, yaitu:

1. Al-Hadzf (membuang, menghilangkan atau meniadakan huruf).


2. Al-Jiyadah (penambahan)
3. Al-Hamzah
4. Badal (penggantian), seperti alif ditulis dengan wawu sebagai penghormatan
pada kata (‫)الصلوة‬.
5. Washal dan fashl (penyambungan dan pemisahan).
6. Kata yang dapat di baca dua bunyi.

b. Pendapat Para Ulama Tentang Rasmul Qur’an. Para ulama telah berbeda

pendapat mengenai status rasmul Al-Qur’an ini. Sebagian dari mereka


berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi.yang mana mereka merujuk pada
sebuah riwayat yang menginformasikan bahwa nabi pernah berpesan kepada
mu’awiyah,salah seorang seketarisnya, “Ambillah tinta, tulislah huruf” dengan
qalam (pena), rentangkan huruf “baa”, bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan
lubang huruf “miim”, tulis lafadz “Allah” yang baik, panjangkan lafadz “Ar-
Rahman”, dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian letakkan qalam-
mu pada telinga kiri, ia akan selalu mengingat Engkau. Merekapun mengutip
pernyataan Ibnu Mubarak “Tidak seujung rambut pun dari huruf Qur’ani yang
ditulis oleh seorang sahabat Nabi atau lainnya.

10
Rasm Qur’ani adalah tauqif dari Nabi (yakni atas dasar petunjuk dan tuntunan
langsung dari Rasulullah SAW). Beliaulah yang menyuruh mereka (para sahabat)
menulis rasm qur’ani itu dalam bentuk yang kita kenal, termasuk tambahan huruf
alif dan pengurangannya, untuk kepentingan rahasia yang tidak dapat dijangkau
akal fikiran, yaitu rahasia yang dikhususkan Allah bagi kitab-kitab suci lainnya.

c. Kaitan Rusmul Qur’an Dengan Qira’at

Secara etimologi Qiraat adalah jamak dari Qira’ah, yang berarti ‘bacaan’, dan ia
adalah masdar (verbal noun) dari Qara’a. Secara terminologi atau istilah ilmiyah
Qiraat adalah salah satu Mazhab (aliran) pengucapan Qur’an yang dipilih oleh seorang
imam qurra’ sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab yang lainya.

Qiraat ini ditetapkan berdasarkan sabad-sanadnya sampai kepada Rasulullah.


Periode qurra’ (ahli / imam qiraat) yang mengajarkan bacaan Qur’an kepada orang-
orang menurut cara mereka masing-masing adalah dengan berpedoman kepada masa
para sahabatdiantara para sahabat yang terkenal yang mengajarkan qiraat ialah Ubai,
Ali, Zaid bin Sabit, Ibn Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari dan lain-lain. Dari mereka
itulah sebagian besar sahabat dan Tabi’in di berbagai negri belajar qira’at yang
semuanya bersandar kepada Rasulullah

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Alqur’an di turun sejara sekaligus di langit dunia (Baitul Izzah) pada malam lailatul
Qadr. Setelah itu barulah di turunkan kepada rasulullah secara berangsur- angsur selama
22 tahun, 2 bulan dan 22 hari, sejak Rasulullah di angkat sebagai nabi hingga beliau
wafat di usia 63 tahun.

Cara di turunkannya Al-qur’an kepada Rasulullah ada berbagai cara, yakni :

Malaikat mewahyukan al-Qur’an kedalam hatinya. Dalam hal ini Rasulullah tidak
melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa wahyu Al – Qur’an sudah berada
dalam kalbunya.Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad, berupa
seorang laki- laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui
dan hafal benar akan kata-kata itu.Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya
loncengMalaikat menampakkan dirinya kepada Rasulullah tidak berupa seorang laki-laki,
namun menampakkan wujud yang asli.Pemeliharan Al- Qur’an pada masa rasulullah
dengan cara dihafal dalam dada.Yang kemudian pada masa sahabat di satukan menjadi
sebuah Mushaf.

B. SARAN

makalah yang telah tersusun ini adalah banyak kekurangan atau dapat dikatakan jauh
dari kata sempurna, tetapi kami sebagai tim penyusun makalah yang telah menjadi tugas
kami ini sepenuhnya mengucapkan syukur . kami selaku tim penyusun makalah ini
mengharapkan supaya makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat untuk diri kami
sendiri dan orang lain, tidak lupa kami mengharapkan partispasi dari teman- teman
pembaca agar menyalurkan partisipasinya untuk memeberikan saran ataupun kritikan
yang membangun yang dapat memberikami kami sebagai tim penyusun motivasi supaya
hari esok menjadi lebih baik.amin

12
Daftar Pustaka

Majalahnabawi.com

Tafsiralquran.Id

Al- Qaththan, Manna’. 2006. Pengantar Studi Ilmu Al – Qur’an, :Pustaka Al-Kautsar,

AW, Liliek Chana, dkk. 2014. Ulum Al- Qur’an dan Pembelajarannya, Surabaya :
Kopertais IV Press

Gufron, Muhammad, dkk. 2013.Ulumul Qur’an, Yogyakarta : Teras

Hakim, M Fikri , dkk. 2014.Membumikan Al- Qur’an, Kediri : Lirboyo press

Syadali, Ahmad, dkk. 2000.Ulumul Quran, Bandung : Pustaka Setia

Al-Qaththan, Manna’, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,


Cetakan ketujuh, Februari 2012.

M.Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an / Tafsir. Jakarta : Bulan
Bintang, Cetakan ketigabelas, Tahun 1990.

Khalil, al-Qattan Manna, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta : PT Pustaka Antar Nusa,
Tahun 1994 .

https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/rasmul-quran-rasm-al-quran.html

Majalahnabawi.com

Tafsiralquran.Id

13

Anda mungkin juga menyukai