Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH TURUN DAN PENULISAN AL-QUR’AN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ‘Ulumul Qur’an Yang


Dibimbing Oleh
Bapak Dr. H. NUR EFENDI, M.Ag

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Anisa Widyawati (12212173006)


2. Arifatul Mustika Ningrum (12212173001)
3. Muhamad Yasin Nurdiansyah (12212173060)

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

September 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Sejarah Turun dan Penulisan Al-Qur’an”. Sholawat serta salam
senantiasa kami curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
berhasil memimpin, membimbing, dan menuntun kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang berakhlakul karimah ini.
Dengan kerendahan hati kami menyadari dalam tugas ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu kami mengharapkan masukan kritik, maupun saran yang
dapat membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih.

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………...... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 3


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 3
1.3 Tujuan ………………………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Hadits …….…………………………………. 4

2.2 Ilmu Hadits Riwayah ……....………………………………….. 4

A. Pengertian Ilmu Hadits Riwayah …………………………. 4

B. Obyek Kajian Ilmu Hadits Riwayah ……………………… 5

C. Tujuan dan Manfaat Ilmu Hadits Riwayah ……………... 5

2.3 Ilmu Hadits Dirayah ………..…………………………………. 5

A. Pengertian Ilmu Hadits Dirayah ………………………….. 5

B. Obyek Kajian Ilmu Hadits Dirayah ………………………. 6

C. Tujuan dan Manfaat Ilmu Hadits Dirayah ……………… 6

2.4 Cabang-cabang Ilmu Hadits ………………………………… 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….... 10


3.2 Saran ………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Turunnya Al-Qur’an ialah peristiwa besar yang sekaligus merupakan
pernyataan kedudukan Al-Qur’an itu sendiri bagi langit dan penghuni bumi yang
mana penyampaian wahyu dengan perantara Malaikat Jibril as. kepada Nabi akhir
zaman berdasarkan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian.
Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada malam Lailatul Qodar yang merupakan
pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi (samawi) yang dihuni oleh para malaikat
tentang kemuliaan umat Nabi Muhammad SAW, sedangkan turunnya Al-Qur’an
yang kedua kali secara bertahap berbeda dengan kitab-kitab yang turun
sebelumnya.
Al-Qur’an diturukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah
dengan perantaraan Malaikat Jibril, dan caranya tidak sekali turun, tetapi berangsur-
angsur dari se-ayat, dua ayat dan tempo-tempo sampai sepuluh ayat. Bahkan
kadang-kadang diturunkan hanya tiga perkataan, kadang-kadang hanya setengah
ayat dan demikian selanjutnya, menurut kepentingannya sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses turunnya Al-Quran?
2. Bagaimanakah hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur ?
3. Bagaimanakah penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW ?
4. Bagaimanakah penulisan Al-Qur’an pada masa Khulafa’ur Rosyidin ?
1.3 Tujuan
1. Penulis ingin mengetahui bagaimana proses turunnya Al-Qur’an
2. Penulis ingin mengetahui bagaimana hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur
3. Penulis ingin mengetahui bagaimana penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi
Muhammad SAW
4. Penulis ingin mengetahui bagaimna penulisan Al-Qur’an pada masa Khulafa’ur
Rosyidin
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Proses Turunnya Al-Qur’an

Al-Qur’an, sebagaimana diterangkan dalam surat Al Baqarah ayat 185,


diturunkan pada bulan Ramadhan.

ِ َ‫ات ِمن الْه َدى والْ ُفرق‬


ٍ َ‫َّاس وب يِّ ن‬ ِ ِِ ِ َ ‫َش ْهر رم‬
‫ان‬ ْ َ ُ َ َ َ ِ ‫ضا َن الَّذي أُنْ ِز َل فيه الْ ُق ْرآَ ُن ُه ًدى للن‬ ََ ُ

Artinya :“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-


Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil)”.
‘Ulama (para ‘alim) sepakat bahwa Al-Qur’an diturunkan pada bulan
Ramadhan, namun mengenai tanggalnya berbeda pendapat. Pendapat yang paling
populer adalah diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan atau bertepatan dengan 10
Agustus 610 M di Gua Hiro, ketika Rosulullah SAW berusia 40 tahun.
Saat wahyu turun, nabi Muhammad secara rutin memanggil para penulis yang
ditugaskan agar mencatat ayat itu,Zaid bin Thabit menceritakan sebagai ganti atau
mewakili peranan dalam Nabi Muhammad,ia sering dipanggil diberi tugas menulis
saat wahyu turun.1
Demikian juga mengenai jumlah ayatnya, para alim bebeda pendapat. ‘Ulama
Kufah seperti Abu Abdurrahman As Salmi menyebutkan Al-Qur’an berjumlah
6.235 ayat, As Suyuthi menyebutkan 6.616 ayat. Perbendaan jumlah
ayat ini disebabkan adanya perbedaan pandangan di antara mereka tentang kalimat
Basmalllah pada awal surat dan fawatih as suwar (kata-kata pembuka surah), seperti
Ya Sin, Alif Lam Mim, dan Ha Mim. Kata-kata pembuka ini ada yang
menggolongkan sebagai ayat ada juga yang tidak memasukkan sebagai ayat.2
B. Tahap-tahap Al-Qur’an di turunakan

Yang dimaksud dengan “ tahap-tahap turunnya Al-Qur’an” ialah tertib dari


fase-fase disampaikan kitab suci Al-Qur’an, mulai dari sisi Allah hingga langsung
kepada Nabi Muhammad SAW, kitab suci ini tidak seperti kitab-kitab suci

1 Prof.Dr.M.M.AL-A’zami, The History The Qur,anic Text, from Revelatoin to


Compilation, Jakarta, Gema Insani, 2008.hal-73
2 Prof.Dr.H.A.AThoillah,MAg, Sejarah Al-qur’an ,verifikasi tentang otentitas al-Quran
,Jogyakarta, Pustaka Pelajar,2010 ,hal-28
sebelumnya. Sebab kitab suci ini diturunkan secara bertahap, sehingga betul-betul
menunjukkan kemukjizatannya.

Allah SWT telah memberikan penghormatan kepada Al-Qur’an dengan


membuat turnnya tiga tahap;

1. Tahap Pertama Turun Di Lauh Mahfudz (‫) اللوح المحفوظ‬

sebagaimana dalm firman allah:

‫ يف لوح حمفوظ‬. ‫بل هو قرأن جميد‬.

Artinya: bahkan yang di dustakan itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang tersimpan
di Lauhul Mahfudz ( QS. Al-Buruj 21).

Wujudnya Al-Qur’an di Lauhu Mahfudz adalah dalam suatu cara dan tempat yang
tidak bisa diketahui kecuali oleh Allah sendiri. dalam Lauhul Mahfudz Al-Qur’an
berupa kumpualn lengkap tidak terpisah-pisah.

Hikmah dari Tanazul tahap pertama ini adalah seperti hikmah dari eksistensi
Lauhul Mahfudz itu sendiridan fungsinya sebagai tempat catatan umum dari
segala hal yang ditentukan dan diputuskan Allah dari segala makhluq alam dan
semua kejadian. Dan membuktikan kebesaran kekuasaan Allah SWT dan
keluasaan ilmunya serta kekuatan kehendak dan kebijaksanaa-Nya

2. Tahap Kedua Di Baitul Izzah (‫) بيت العزة‬

yaitu tempat mulia di langit yaitu langit pertama, atau langit yang terdekat dengan
bumi. Berdasarkan firman allah:

‫إِ ِِنَّا أَنْ َزلْناَهُ ِِف لَْي لَ ٍة ُمبَ َارَك ٍة‬

Artinya: sesungguhanya kami menurunkannya (al-qur’an )pada suatu malam


yang diberkahi. (QS. Ad-dukhan: 3)

Ayat tersebut menunjukkan turunnya Al-Qur’an tahap kedua ini dan cara
turunnya, yaitu secara sekaligus turun seluruh isi al-qur’an dari lauhul mahfudz ke
baitul izzah, sebelum di sampaikan ke nabi Muhammad SAW

3. Tahap ketiga.

Al-Qur’an turun dari dari Baitul Izzah di langit dunia langsung kepada
nabi Muhammad. Artinya, Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi
Muhammad, baik melalui perantara Malaikat Jibril ataupun secara langsung ke
dalam hati sanubari nabi Muhammad SAW, maupun dari balik tabir.
Dalilnya ayat Al-Qur’an antara lain:

‫ولقد أنزلناه إليك ايت بينت‬

Artinya: dan sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang


jelas.” (Q.S. al-baqoroh:99)

‫ على قلبك لتكون من املنذربن‬. ‫نزل به الروح االمني‬

Artinya: ia (al-qur’an ) dibawa turun oleh Ar-Ruhul Al-Amin (Jibril) kedalam


hatimu (Muhammad)agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang
memberi peringatan.” (Q.S. asy-syu’ara: 193-194)

1. penulisan Al-Qur’an pada periode Nabi Muhammad SAW

Nabi menunjuk beberapa sahabat yang pandai tulis baca sebagai penulis Wahyu,
antara lain empat sahabat nabi yang terkemuka, Mu’awiyah, Zaid Bin Tsabit, Ubay
Bin Ka’ab Dan Khalid Bin Walid.

Para penulis wahyu itu diperinatah Nabi untuk menuliskan setiap wahyu yang
diterimanya dan meletakkan urut-urutanya sesuai dengan petunjuk nabi
berdasarkan petunjuk tuhan lewat Jibril. Dan kemudian Nabi bersabda:

‫ضعوا هذه السورة فى الموضع الذي يذكر فيه كذا ركذا‬

Artinya: “letakkan surat ini pada tempat yang disebutkan didalamnya ungkapan ini
dan itu”

Kemudian ayat-ayat Al-Qur’an yang telah ditulis dihadapan Nabi di atas benda-
benda yang bermacam-macam antara lain batu, tulang, kulit binatang, pelepah
kurma dan sebagainya. Semuanya itu disimpan di rumah Nabi dalam keadaan
terpencar-pencar ayatnya belum dihimpun dalam suatu Mushaf Al-Qur’an, dan
diperkuat dengan naskah-naskah Al-Qur’an yang dibuat oleh para penulis untuk
pribadi masing-masing serta ditunjang oleh hafalan para sahabat yang Hafidz Al-
Qur’an yang tidak sedikit jumlahnya, maka semuanya itu menjamin Al-Qur’an
tetap terpelihara secara lengkap dan murni.
2.1 Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an Secara Berangsur-Angsur

2.2 Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Nabi Muhammad SAW

2.3 Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Khulafa’ Rasyidin

Pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Khulafaur rasyidin terbagi menjadi dua


tahap, yaitu tahap pengumpulan pada periode Abu Bakar dan tahap kodifikasi pada
masa Utsman bin Affan. Umtuk mengetahui seperti apa cara dan model
pemeliharaan pada dua tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

A. Periode khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq


Setelah Nabi wafat dan Abu bakar diangkat menjadi Khalifah, berdasarkan
hal tersebut, umar mengusulkan kepada khalifah Abu bakar agar ayat-ayat Al-
Qur’an segera dihimpun dan dibukukan kedalam sebuah buku atau kitab, karena
khawatir hilangnya sebagian Al-Qur’an dengan wafatnya sebagian para
penghafal tersebut. Dalam shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit,
salah seorang pencatat wahyu, dia menyatakan: seusai perang yamamah Abu
Bakar menemuiku. Umar yang Hadir bersama Abu Bakar berkata: bahwa
peperangan telah menewaskan banyak orang sahabat penghafal al-Qur’an dan
aku khawatir apabla hal serupa juga terjadi ditempat lain, sehingga sebelum
engkau sempat menghimpunnya sudah ada bagian-bagian Al-Qur’an yang
dikhawatirkan akan hilang. Dan menurut pendapatku, anda harus menghimpu
dan membukukan Al-Qur’an. Kemudia Abu Bakar menambahkan lagi:
sesunggunya aku telah berkata kepada Umar “bagaimana mungkin aku
melakukan sesuatu yang rasul sendiri tidak pernah melakukannya ? dan
kemudian Umar menjawab: Demi Allah sesunggunya ini adalah hal yang baik.”

Allah membukakan pintu hati Abu Bakar sehingga ia menerima usul Umar
tersebut dan akhirnya ia pun memerintahkan Zaid bin Tsabit agar segera
menghimpunnya kedalam sebuah mushaf. Zaid sangat berhati-hati dalam
menjalankan tugasnya. Dengan demikian, pengumpulan Al-Qur’an yang
dilakukan oleh Zaid pada periode ini dilakukan dengan berbijak pada tiga hal,
yaitu:
a. Ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis di hadapan Nabi dan yang disimpan
di rumah beliau.
b. Ayat-ayat yang ditulis adalah yang dihafal para sahabat yang hafal
(Hafizh) Al-Qur’an.
c. Penulisan dipersaksikan kepada dua orang sahabat bahwa ayat-ayat
tersebut benar-benar ditulis di hadapan Nabi pada saat masa hidupnya.

Mushaf masa ini disimpan Abu Bakar sampai wafat dan kemudian
disimpan Umar bin Khattab. Setelah Umar wafat Mushaf disimpah Hafshah
binti Umar sebagai pesan Umar dengan pertimbangan bahwa Hafshah adalah
seorang istri Nabi yang Hafizhah Al-Qur’an dan pandai baca tulis.

B. Periode Khalifah Usman bin Affan


Umat islam dimanapun berada selalu tergantung pada ayat-ayat Al-Qur’an.
Cara membaca merekapun beragam sesuai dengan daerah dan dialek masing-
masing. Di sisi lain, perbedaan itu juga disebabkan karena pada masa itu
penulisan Al-Qur’an tanpa titik-titik (di atas atau di bawah huruf) dan tanpa
syakal (tanda buny, seperti fathah, kasrah, dhammah, sakinah, dan lain-lain, dan
juga karena cara orang membaca Al-Qur’an tidak sama, tergantung cara
pencatatan Al-Qur’an pada masing-masing orang. Orang yang pertama
memperhatikan hal ini adalah seorang sahabat yang bernama Hudzaifah bin al-
Yaman. Ketika beliau ikut dalam pertempuran menaklukkan Armenia di
Azerbaijan, dalam perjalanan ia mendengar pertikaian kaum muslimin tentang
bacaan Al-Qur’an, dan pernah mendengar perkataan seorang muslim kepada
temanny: “bacaan saya lebih baik dari bacaanmu .”
Maka khalifah Utsman bin Affan meminta Hafshah binti Umar lembaran-
lembaran Al-Qur’an yang ditulis di masa khalifah Abu Bakar yang disimpan
olehnya untuk disalin. Lalu Utsman membentuk satu pantia yang terdiri dari:
a. Zaid bin Tsabit, ketua (dari kaum Anshar, Madinah)
b. Abdullah bin Zubair, anggota (dari kaum Muhajirin Quraisy, Makkah).
c. Sa’id bin ‘Ash, anggota (dari Kaum Muhajirin Quraisy, Makkah).
d. Abdurrahman bin Harits bin Hisyam, anggota (dari kaum Muhajirin
Quraisy Makkah).
Tugas panitia ini adalah membukukan Al-Qur’an dengan menyalin dari
lembaran-lembaran tersebut menjadi buku. Namun, sebelum tim kodifikasi
bekerj, khalifah Utsman terlebih dahulu memberikan pengarahan kepada tm
agar:
a. Berpedoman kepada bacaaan mereka yang hafal Al-Qur’an dengan
baik dan benar.
b. Bila ada perbedaan pendapat antara mereka tentang bahasa (bacaan),
maka haruslah dituliskan menurut dialek suku Quraisy, sebab Al-
Qur’an itu diturunkan menurut dialek mereka.

Al-Qur’an yang telah dibukukan disebut “Al-Mushaf “. Dari mushaf yang


ditulis pada zaman Utsman itulah kaum muslimin diseluruh pelosok menyalin
Al-Qur’an. Sementara model dan metode tulisan yang ada di dalam mushaf
yang ditulis pada masa Utsman ini kemudian dikenal dengan sebutan Rasm
Utsmani. Dengan demikian, maka penulisan Al-Qur’an di masa Utsman
memiliki faedah di antaranya:

a. Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang seragam


ejaan tulisannya.
b. Menyatukan bacaan, walaupun masih ada kelainan bacaan tapi bacaan
itu tidak berlawanan dengan ejaan mushaf-mushaf Utsman. Sedangkan
bacaan-bacaan yang tidak sesuai dengan ejaan mushaf-mushaf Utsman
tidak dibolehkan lagi.
c. Menyatukan tertib sususan surah-surah, menurut urutan seperti yang
terlihat pada mushaf-mushaf sekarang.
Dari uraian diatas dapat terlihat dengan jelas perbedaan antara
penghimpunan dan pengkodifikasian Al-Qur’an pada masa khalifa Abu Bakar
dan masa Utsman bin Affan, sebaga berikut:
a. Dari segi latar belakang penghimpunan dan pengkodifikasian. Pada
masa khalifah Abu Bakar disebabkan perginya para penghafal Al-
Qur’anakibat perang melawan tiga kelompok pembangkang yakni
pengekang zakat, kaum murtad, dan pengaku nabi. Sedangkan pada
masa khalifah Utsman bn Affan dilator belakangi banyaknya bacaan Al-
Qur’an yang berbeda sehingga saling menyalahkan satu dengan yang
lain.
b. Dari segi teknik penghimpunan dan pembukuan. Pada masa khalifah
abu bakar dihimpun dari dokumentasi yang tercecer yang terdiri dari
pelepah kurma, kulit dan tulang binatang serta batu-batuan kemudian
dihimpun ke dalam sebuah mushaf. Sedangkan pada masa khalifah
Utsman bin Affan, dilakukan kesepakatan untuk menyeragamkan Al-
Qur’an menjadi satu model mushaf yang pada masa sesudahnya dikenal
dengan sebutan mushaf Utsmni.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa:
1. Al-Qur’anul karim merupakan kitab yang autentik sepanjang masa dapat
menjadi pedoman hidup kaum muslimin dan membawa kesejahteran dunia
akhirat;
2. Sejarah penulisan Al-qur’an sangat panjang dan berliku namun demikian tidak
mengurangi keaslian Al-qur’an itu sendiri tanpa ada keraguan sedikitpun;
3. Motivasi yang tinggi bagi umat islam untuk tetap mempelajari, menghafalkan
dan mengamalkan Al-qur’an sebagai perisai dalam menghadapi perkembangan
zaman.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat, masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman maupun rekan-
rekan sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian dan terima
kasih,
DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur’anul Karim.
2. Manna Kholil al-Qur’an : STUDI ILMU-ILMU QUR’AN, Jakarta, Inter Masa (
Lintera Antar Nusa ),1996
3. Prof.Dr. M.M. Al-A’zami : THE HISTORY THE QUR’ANIC TEXT( from
relevation to compilation ). Jakarta, Gema Insani, 2005
4. Prof.Dr. H.A.Athaillah,M.Ag : SEJARAH AL-QUR’AN,Jogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2010.
5. Prof.Dr.M.Quraish Shihab.M.A :WAWASAN AL-QUR’AN ( tafsir maudhu’I atas
pelbagai persoalan umat ) , Bandung, Mizan, 1996
6. https://www.google.com/search?q=mushaf+kuno+al+qur%27an&newwindow

Lampiran-lampiran
https://www.google.com/search?q=mushaf+kuno+al+qur%27an&newwindow

[1] .Prof Dr.M.Quraish Shihab,wawasan al-qur’an, Bandung, Al-mizan,1996, hal-l 3


[2]
[3].
[4]. Prof.Dr.M.M.AL-A’zami, hal -73
[5] . Prof.Dr.M.M.AL-A’zami, hal -74
[6] . Prof.Dr.H.A.AThoillah,MAg, hal-214
[7] . Prof.Dr.H.A.AThoillah,MAg, hal-216
[8] . Manna Kholil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-qur’an, Jakarta,PT. InterMasa ( Lentera
Antar Nusa) 1996 hal -205
[9] . Prof.Dr.M.M.AL-A’zami, hal -106
[10] Prof.Dr.M.M.AL-A’zami, hal -155
[11] . Prof.Dr.H.A.AThoillah,MAg, hal-370

Anda mungkin juga menyukai