September 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Sejarah Turun dan Penulisan Al-Qur’an”. Sholawat serta salam
senantiasa kami curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
berhasil memimpin, membimbing, dan menuntun kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang berakhlakul karimah ini.
Dengan kerendahan hati kami menyadari dalam tugas ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu kami mengharapkan masukan kritik, maupun saran yang
dapat membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Proses Turunnya Al-Qur’an
Artinya: bahkan yang di dustakan itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang tersimpan
di Lauhul Mahfudz ( QS. Al-Buruj 21).
Wujudnya Al-Qur’an di Lauhu Mahfudz adalah dalam suatu cara dan tempat yang
tidak bisa diketahui kecuali oleh Allah sendiri. dalam Lauhul Mahfudz Al-Qur’an
berupa kumpualn lengkap tidak terpisah-pisah.
Hikmah dari Tanazul tahap pertama ini adalah seperti hikmah dari eksistensi
Lauhul Mahfudz itu sendiridan fungsinya sebagai tempat catatan umum dari
segala hal yang ditentukan dan diputuskan Allah dari segala makhluq alam dan
semua kejadian. Dan membuktikan kebesaran kekuasaan Allah SWT dan
keluasaan ilmunya serta kekuatan kehendak dan kebijaksanaa-Nya
yaitu tempat mulia di langit yaitu langit pertama, atau langit yang terdekat dengan
bumi. Berdasarkan firman allah:
Ayat tersebut menunjukkan turunnya Al-Qur’an tahap kedua ini dan cara
turunnya, yaitu secara sekaligus turun seluruh isi al-qur’an dari lauhul mahfudz ke
baitul izzah, sebelum di sampaikan ke nabi Muhammad SAW
3. Tahap ketiga.
Al-Qur’an turun dari dari Baitul Izzah di langit dunia langsung kepada
nabi Muhammad. Artinya, Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi
Muhammad, baik melalui perantara Malaikat Jibril ataupun secara langsung ke
dalam hati sanubari nabi Muhammad SAW, maupun dari balik tabir.
Dalilnya ayat Al-Qur’an antara lain:
Nabi menunjuk beberapa sahabat yang pandai tulis baca sebagai penulis Wahyu,
antara lain empat sahabat nabi yang terkemuka, Mu’awiyah, Zaid Bin Tsabit, Ubay
Bin Ka’ab Dan Khalid Bin Walid.
Para penulis wahyu itu diperinatah Nabi untuk menuliskan setiap wahyu yang
diterimanya dan meletakkan urut-urutanya sesuai dengan petunjuk nabi
berdasarkan petunjuk tuhan lewat Jibril. Dan kemudian Nabi bersabda:
Artinya: “letakkan surat ini pada tempat yang disebutkan didalamnya ungkapan ini
dan itu”
Kemudian ayat-ayat Al-Qur’an yang telah ditulis dihadapan Nabi di atas benda-
benda yang bermacam-macam antara lain batu, tulang, kulit binatang, pelepah
kurma dan sebagainya. Semuanya itu disimpan di rumah Nabi dalam keadaan
terpencar-pencar ayatnya belum dihimpun dalam suatu Mushaf Al-Qur’an, dan
diperkuat dengan naskah-naskah Al-Qur’an yang dibuat oleh para penulis untuk
pribadi masing-masing serta ditunjang oleh hafalan para sahabat yang Hafidz Al-
Qur’an yang tidak sedikit jumlahnya, maka semuanya itu menjamin Al-Qur’an
tetap terpelihara secara lengkap dan murni.
2.1 Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an Secara Berangsur-Angsur
Allah membukakan pintu hati Abu Bakar sehingga ia menerima usul Umar
tersebut dan akhirnya ia pun memerintahkan Zaid bin Tsabit agar segera
menghimpunnya kedalam sebuah mushaf. Zaid sangat berhati-hati dalam
menjalankan tugasnya. Dengan demikian, pengumpulan Al-Qur’an yang
dilakukan oleh Zaid pada periode ini dilakukan dengan berbijak pada tiga hal,
yaitu:
a. Ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis di hadapan Nabi dan yang disimpan
di rumah beliau.
b. Ayat-ayat yang ditulis adalah yang dihafal para sahabat yang hafal
(Hafizh) Al-Qur’an.
c. Penulisan dipersaksikan kepada dua orang sahabat bahwa ayat-ayat
tersebut benar-benar ditulis di hadapan Nabi pada saat masa hidupnya.
Mushaf masa ini disimpan Abu Bakar sampai wafat dan kemudian
disimpan Umar bin Khattab. Setelah Umar wafat Mushaf disimpah Hafshah
binti Umar sebagai pesan Umar dengan pertimbangan bahwa Hafshah adalah
seorang istri Nabi yang Hafizhah Al-Qur’an dan pandai baca tulis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa:
1. Al-Qur’anul karim merupakan kitab yang autentik sepanjang masa dapat
menjadi pedoman hidup kaum muslimin dan membawa kesejahteran dunia
akhirat;
2. Sejarah penulisan Al-qur’an sangat panjang dan berliku namun demikian tidak
mengurangi keaslian Al-qur’an itu sendiri tanpa ada keraguan sedikitpun;
3. Motivasi yang tinggi bagi umat islam untuk tetap mempelajari, menghafalkan
dan mengamalkan Al-qur’an sebagai perisai dalam menghadapi perkembangan
zaman.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat, masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman maupun rekan-
rekan sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian dan terima
kasih,
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’anul Karim.
2. Manna Kholil al-Qur’an : STUDI ILMU-ILMU QUR’AN, Jakarta, Inter Masa (
Lintera Antar Nusa ),1996
3. Prof.Dr. M.M. Al-A’zami : THE HISTORY THE QUR’ANIC TEXT( from
relevation to compilation ). Jakarta, Gema Insani, 2005
4. Prof.Dr. H.A.Athaillah,M.Ag : SEJARAH AL-QUR’AN,Jogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2010.
5. Prof.Dr.M.Quraish Shihab.M.A :WAWASAN AL-QUR’AN ( tafsir maudhu’I atas
pelbagai persoalan umat ) , Bandung, Mizan, 1996
6. https://www.google.com/search?q=mushaf+kuno+al+qur%27an&newwindow
Lampiran-lampiran
https://www.google.com/search?q=mushaf+kuno+al+qur%27an&newwindow