Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Islam Pada Masa Rasulullah SAW

Di susun untuk memenuhi tugas perkuliahan Teori Politik Islam Klasik

Dosen pengampu : Saipul Arip Watoni, M.S.I

Kelompok :

1. Ainul Astika Palla (210603074)

2. Laelatul Asro (210603080)

3. Saihullah (210603060)

4. Ghandi Satrio (210603089)

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM


2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat dan
salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya dan para pengikutnya hingga akhir jaman. Alhamdulillah wasyukurillah
berkat Rahmat dan hidaya Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul : Islam pada masa Rasulullah SAW

Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok mata
kuliah Teori Politik Islam Klasik, guna lebih mengetahui islam pada masa"Rasulullah SAW
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat memudahkan kita semua untuk
lebih memahami islam pada masa Rasulullah SAW.

Kami menyadari sepenuhnya Makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap kita semua.

Mataram, 19 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................iii

A. Latar belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2

A. Sejarah awal kelahiran islam...................................................................................2

D. Pengaruh Kebudayaan Islam...................................................................................3

BAB III PENUTUP...................................................................................................4

A. Kesimpulan..............................................................................................................4

B. Saran........................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal mula Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dari Allah SWT,yang
isinya menyerupa manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari
berbagai kalangan .Quraisy hal ini terjadi karena pada masa itu kaum .quraisy mempunyai
sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan yang
demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara sembunyi-
sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk islam sangat sedikit Keadaan ini
berubah ketika jumlah orang yang memeluk islam semakin hari semakin banyak, Allah SWT
pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.

Kehadiran Nabi Muhammad SAW, identik dengan latar belakang kondisi masyarakat
Arab, khususnya orang-orang mekkah Kehidupan masyarakat Arab secara sosiopolitis
mencerminkan kehidupan yang rendah Perbudakan, mabuk, perjinahan, eksploitsi ekonomi
dan perang antar suku menjadi karakter perilaku mereka Dari aspek kepercayaan atau agama,
orang-orang Arab mekah adalah penyembah berhala.Berangkat dari kondisi inilah dalam
sejarah di catat bahwa Nabi Muhammad SAW sering melakukan kontemplasi (uzlah) untuk
mendapatkan suatu jawaban apa dan bagaimana seharusnya membangun kehidupan
masyarakat Arab Setelah melalui proses kontemplasi yang cukup lama, tepatnya di gua
hira,akhirnya nabi muhammmad SAW mendapat suatu petunjuk dari Allah SWT melalui
malaikat jibril untuk mengubah masyarakat arab mekah dari sinilah awal sejarah penyebaran
dan perjuanagan dalam menegakkan ajaran islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah awal masa kelahiran islam ?

2. Bagaimana pengaruh aspek kebudayaan pada awal islam lahir ?


C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah Dapat mengetahui sejarah awal
masa kelahiran islam dan bagaimana periode mekah dan madinah dan juga mengetahui
pengaruh aspek kebudayaan pada awal islam lahir.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Kelahiran islam

Pada awal turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah
mengajarkan islam secara sembunyi-sembunyi, mengingat sosial politik pada waktu itu
belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya Mula-mula Nabi
mengajarkan kepada istrinya khadijah untuk beriman kepada Allah SWT, kemudian di ikuti
oleh anak angkatnya Ali bin Abi Thalib (anak pamannya) dan zaid ibn Haritsah (seorang
pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian
sahabat karibnya Abu Bakar as Siddik Secara berangsur-angsur. ajakan itu diajarkan secara
meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku quraisy saja, seperti usman
bin Affan, zubair ibn Awam, Sa'ad ibn Abi Wakas, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah ibn
ubaidillah, Abu ubaidillah ibn Bahrah, Arqam ibn Arqam, fatimah binti Khattab, Said ibn
zaid dan beberapa orang lainnya, mereka semua disebut Assabiquna al Awwalun. artinya
orang-orang yang pertama masuk islam.

Adapun dakwah nabi Muhammad SAW yang berlangsung sekitar 20 tahun dibagi
dua periode, yaitu periode makkah dan periode madinah.

a. Periode Mekkah

Secara garis besar, periode Mekkah dalam kebijakan dakwa yang di terapkan Nabi
Muhammad SAW adalah dengan menonjolkan ke pemimpinnya.

(mengingat sifat atau karakter yang dimiliki kaum quraisy), bukan kenabiannya.
implikasinya, dakwah dengan strategi politik yang memunculkan aspek-aspek
keteladanannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan atau permasalahan sosial
(egalitarisme ) lebih tepat dibandingkan dengan aspek kenabiannya dengan melaksanakan
tabligh.
Setelah beberapa lama "Rasulullah SAW melakukan dakwah secara rahasia, maka
turunlah perintah Allah agar beliau melakukan dakwah secara terbuka di hadapan umum
seperti telah dituturkan dalam Al-qur'an. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad
Saw dalam berdakwah secara terbuka adalah mengundang dan menyeru kerabat dekatnya dari
Bani Muthalib. Langkah dakwah yang diambil Nabi Muhammad SAW adalah menyeru
masyarakat umum. Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan
terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya Mula-mula Nabi menyeru
penduduk Makkah, kemudian penduduk negeri-negeri lain Di samping itu, Nabi juga
menyeru orang-orang yang datang ke Makkah, dari berbagai negeri untuk mengerjakan
haji,Kegiatan dakwah dijalankannya tanpa mengenal lelah Dengan usahanya yang gigih, hasil
yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut Nabi Muhammad SAW yang tadinya hanya
belasan orang, makin hari makin bertambah terutama terdiri dari kaum wanita, budak,
pekerja, dan orang-orang yang tak punya. Meskipun kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang lemah, namun semangat mereka sungguh membaja.

Sehubungan dakwah Nabi itu akan melenyapkan agama dan tradisi nenek
moyangnya, maka kaum quraisy mengadakan reaksi dengan aksi penindasan, penyiksaan,
dan intimidasi terhadap pengikut Rasulullah. Namun, para sahabat tetap memegang teguh
aqidah tidak gentar terhadap ancaman dan siksaan pihak kuffar. Karena itu, kaum quraisy
berusaha melenyapkan Nabi Muhammad SAW. Mereka berambisi menangkap Nabi, namun
Abu Thalib senantiasa melindunginya.

Faktor-faktor yang menyebabkan orang quraisy menentang dakwah Nabi antara lain:

1. Faktor gengsi, orang quraisy beranggapan, tunduk atau menyerah kepada Nabi
Muhammad SAW berarti tunduk dan menyerahkan pimpinan atau kekuasaan kepada
keluarga Bani Abdul Muthalib para ketua kabilah takut kehilangan pengaruh dan
kekuasaan.

2. Faktor taqlid yaitu taqlid membuta pada nenek moyangnya dalam kepercayaan,
upacara dan peribadatan serta tata pergaulan yang merupakan suatu kebiasaan yang
sudah berakar dikalangan bangsa Arab.karen itu, mereka merasa berat untuk
meninggalkannya.

3. Ajaran islam menyetarakan antara hamba sahaya dan bangsawan.Bangsa quraisy


dengan seluruh kabilahnya memandang dan merasa lebih tinggi derajatnya dibanding
bangsa lain, apalagi dengan budak atau hamba sahaya.

Strategi yang di jalankan Nabi dalam berdakwah adalah sebagai berikut, sebelum mempunyai
power dakwah berjalan dengan diam-diam, setelah pengikutnya dakwah berjalan terang-
terangan, dengan resiko menghadapi teror dari musuh yang lebih banyak dan kuat. Untuk
menghindarkan dari kekejamandan teror kuffar pada pengikutnya, Nabi menganjurkan
mereka berhijrah ke luar Makkah, yaitu Habasyah.

Secara politis hijrah ke habasyah merupakan upaya mencari suaka politik pada raja
yang beragama samawi. Terjadi dua kali hijrah ke habsyah, Pada hijrah pertama berangkat
dua belas orang pria empat orang wanita, yang dipimpin oleh utsman bin Affan bersama
istrinya Ruqqayah binti Rasulallah. Pada hijrah kedua berangkat satu rombongan yang terdiri
dari delapan puluh tiga laki-laki dan sebelas orang wanita, dipimpin oleh ja'far ibn Abi
Thalib.

Dengan mengikatnya aniaya quraisy terhadap Nabi hijrahlah beliau keThaif, ke bani
Tsaqif, dengan pengharapan akan memperoleh pertolongan serta mendapat tambahan
pengikut, akan tetapi, kenyataan yang diterima sebaliknya Nabi di caci maki, dilempari batu
oleh anak-anak, sampai badannya berlumur darah. Hijrah ke Thaif hanya mendapat satu
orang hamba sahaya yang masuk islam, yaitu Addas.

Di tinjau dari segi taktik dan strategi dakwah, hijrah ke thaif itu menunjukan kemauan
yang kuat untuk meneruskan dakwah, dengan tidak mengenal putus asa, selalu berusaha
mencari medan dakwah. Mengalirnya darah dari kaki Nabi, membuktikan bahwa setiap
perjuangan dihadapkan kepada pengorbanan, dan

pengorbanan itu sampai mengancam keselamatan diri pembawa dakwah.


Pengalaman Thaif tidak menyurutkan dakwah Nabi Pada tahun kesebelas kerasulan,
diwaktu musim haji Nabi mengadakan kontak dakwah dengan jama'ah haji, tertariklah
sekelompok orang Aus dan Khazraj, penduduk kota yastrib, untuk masuk islam Pada tahun
XI masuk tujuh orang, pada tahun XII masuk islam dua belas orang, pada tahun berikutnya
datang lagi tujuh puluh dua orang penduduk yastrib menyatakan masuk islam dan bersumpah
setia akan membela serta melindungi Nabi. Penduduk yastrib yang sudah masuk islam itu,
memohon kepada Nabi untuk pindah ke yastrib beliau memberi jawaban sebelum mendapat
perintah dari Allah SWT.

b. Periode Madinah

Tahun islam dimulai dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke
Madinah di tahun 622 M. Umat islam di waktu itu masih dalam kedudukan lemah, tidak
sanggup menentang kekuasaan yang dipegang kaum pedagang quraisy yang ada di Mekkah
Akhirnya Nabi bersama sahabat dan umat islamlainnya meninggalkan kota dan pindah ke
yasrib, yang kemudian terkenal dengan nama Madinah, yaitu kota Nabi kota ini keadaan Nabi
dan umat islam mengalami perubahan yang besar, Kalau di Mekkah mereka sebelumnya
merupakan umat lemah yang tertindas, di Madinah mereka mempunyai kedudukan yang baik
dan menjadi umat yang kuat dan dapat berdiri sendiri.

Setelah kedatangan Nabi ke Madinah, matahari islam pun bersinar di atas langit
bersih kota Madinah dan cahayanya mulai memancar luas dan membawa banyak pengaruh
dan perubahan bagi masyarakat Madinah.

Salah satu hasil pertamanya adalah keadaan perang yang telah lama mencekam dua
kabilah Aus dan Khazraj berubah menjadi keadaan damai dan persahabatan. Undang-undang
Allah diwahyukan dan kemudian diwujudkan serta dipraktekkan satu demi satu Setiap hari,
satu bentuk perilaku jahat tentu di basmi

dan di ganti dengan kesalehan dan keadilan.


Nabi pun secara resmi dan otomatis menjadi pemimpin penduduk kota
Madinah.Periode Madinah, islam merupakan kekuatan politik, Nabi mempunyai kedudukan
tidak hanya sebagai kepala agama saja, tetapi sebagai juga sebagai kepala negara. Nabi
mengajarkan pendidikan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat kepada masyarakat Madinah
sebagai negara baru.

1. Pembentukan dan pembinanaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan
politik. Dalam hal ini Nabi melaksanakan pendidikan sebagai berikut:

a. Nabi mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertengkaran antar suku,dengan


jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.

b. untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi menganjurkan kepada kaum


Muhajirin untuk usaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-
masing seperti waktu di Makkah.

c. Menjalin kerjasam dan tolong-menolong dalam membentuk tata kehidupan


masayarakat yang adil dan makmur

d. Shalat jum'at sebagai media komunikasi seluruh umat islam.

2. Pendidikan sosial dan kewarganegaraan. Pendidikan ini dilakukanmelalui:

a. Pendidikan ukuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin.

b. Pendidikan kesejahteraan sosial dan tolong-menolong.

c. Pendidikan kesejahteraan kaum kerabat.

3. Pendidikan anak dalam islam. Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya antar lain:

a. Agar kita selalu menjaga diri dan anggota keluarga dari api neraka.

b. Agar jangan meninggalkan anak dan ke turunan dalam keadaan lemah dan

tidak berdaya menghadapi tantangan.


c. orang yang dimuliakan Allah adalah orang yang berdoa agar dikaruniai keluarga dan
anak keturunan yang menyenangkan hati.

4. Pendidikan pertahanan keamanan dakwah dalam Islam

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara batu ini, Nabi segera
meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.

 Dasar pertama pembangunan masjid, selain untuk tempat sholat, masjid juga
berfungsi sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin,
bermusyawarah, bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
 dasar kedua, Ukhuwah islamiyah persaudaraan sesama muslim Nabi
mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan Anshar, dan ikut membantu kaum
Muhajirin tersebut.Dengan demikian, diharapkan setiap muslim merasa terikat dalam
suatu persaudaraan dan kekeluargaan
 Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama
islam Di Madinah, disamping orang-orang Arab islam, juga terdapat golongan
masyarakat yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang
mereka .

Dengan beradanya kekuasaan di tanggan Nabi, islam pun lebih mudah disebarkan dan
sehingga akhirnya islam dapat menguasai daerah-daerah yang dimulai dari Spanyol di
sebelah barat sampai ke filipina di sebelah timur dan Afrika Tengah di sebelah selatan sampai
Danau Aral di sebelah utara

Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasulullah SAW. Yang paling dahsyat adalah
perubahan sosial Suatu perubahan mendasar dari masa kebpbrpkan moral menuju moralitas
yang beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi
dilandasi dengan asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW di bawah
bimbingan wahyu. Diantaranya sebagai berikut:

1. Pembangunan Masjid Nabawi


Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti disuatu tempat maka
Rasulullah memerintahkan agar di tempat itu dibangun sebuah masjid Rasulullah ikut serta
dalam pembangunan masjid tersebut beliau mengangkat dan memindahkan batu-batu masjid
itu dengan tangannya sendiri Saat itu, kiblat di hadapkan ke baitul Maqdis. Tiang masjid
terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun kurma. Adapun
kamar-kamar istri beliau dibuatdi samping masjid Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah
memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal Sejak saat itulah, yastrib dikenal
dengan Madinatur Rasul atau Madinah Al-Munawarah, Kaum muslimin melakukan berbagai
aktiIitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, belajar,memutuskan perkara mereka, berjual
beli maupun perayaan-perayaan Tempat ini menjadi faktor yang mempersatukan mereka.

2. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar Dalam Negara islam yang baru
dibangun itu, Nabi meletakan dasar-dasarnya untuk menata kehidupan sosial dan politik.
Dikukuh kannya ikatan persaudaraan (ukhwah islamiyah) antara golongan Anshar dan
Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan khazraj yang telah lama dan bermusuhan dan
bersaing.

3. Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non muslim Muslimin.

Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang arab,
serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi ( Bani Nadhir, bani.quraizhah, dan bani
qainuka) Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengann mereka untuk terjaminnya sebuah
keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah suasana saling membantu dan
toleransi diantara golongan tersebut

4. Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi dan Sosial

Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika di dalam Negara diletakkan dasar-dasar
islam maka turunlah ayat-ayat Al-qur'an pada periode ini untuk

membangun legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW
dengan perkataan dan tindakannya. Hiduplah kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang
mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh,
ada solidaritas yang erat di antara anggota masyarakatnya. Dengan demikian berarti bahwa
inilah masyarakat islam pertama yang dibangun Rasulullah SAW dengan asas-asasnya yang
abadi.

Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi pada masyarakat islam di
yatsrib menjadi Madinah. (Madinat Ar-Rasul, Madinah An- Nabi, atau Madinah Al-
Munawwarah).

Perubahan nama yang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi perubahan nama yang
menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad SAW, yaitu membentuk sebuah masyarakat yang
tertib dan maju, dan berperadaban kedua, membangun masjid Masjid bukan hanya dijadikan
pusat kegiatan ritual shalat saja, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan
kaum muslimin dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah yang dihadapi.

Nabi Muhammad SAW membentuk persaudaraan yang baru yaitu, persaudaraan


seagama, disamping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk
persaudaraan berdasarkan darah keempat, membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain
yang tidak beragama islam dan kelima Nabi Muhammad SAW membentuk pasukan tentara
untuk mengantisipasi gangguan-gangguan yang dilakukan oleh musuh2 .

Perang pertama yang sangat menentukan masa depan islam ini adalah:

a. Perang badar

b. Perang Chud

c. Perang Khanda

d. Perjanjian hudaibiyah

Pada tahun ketika ibadah haji sudah disyaratkan, Nabi memimpinsekitar seribu kaum
muslimin berangkat ke makkah, bukan untuk berperang,melainkan untuk ,melakukan ibadah
umrah, karena itu, mereka mengenakan pakaian ihram tanpa membawa senjata Sebelum tiba
di makkah, mereka berkemah di hudaibiyah, beberapa kilometer dari mekkah Namun
penduduk mekah tidak mengijinkan mereka masuk kota Akhirnya, diadakan perjanjianyang
dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah yang isinya diantaranya:
1. Kaum Muslimin belom boleh mengunjungi Ka'bah tahun ini tetapi ditangguhkan sampai
tahun depan.

2. Lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja

3. Kaum Muslimin wajib mengembalikan orang-orang Makkah yang melarikan diri ke


Madinah, sedangkan sebaliknya, pihak quraisy tidak harus menolak orang-orang Madinah
yang kembali ke Makkah

4. Selama sepuluh tahun diberlakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan
Makkah

5. Tiap Kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum quraisy atau kaum Muslimin,
bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.

Setelah Perjanjian Hudaibiyah, situasi jauh lebih tenang dibandingkan dengan


sebelumnya, maka Nabi Muhammad SAW, menyurat kepada sekian penguasa di luar Bajirah
Arab untuk mengajak mereka untuk mengajak merekanmemeluk agama islam. ini
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW, diutus bukan saja untuk penduduk Bazirah
Arab, tetapi juga untuk seluruh manusia di persada bumi ini.

Pada tahun ke-9 dan ke-10 H (630-632) setelah penaklukkan Mekkah atau fath Mekkah,
banyak suku dari berbagai pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad
menyatakan ketundukan mereka Dalam kesempatan menunaikan ibadah haji yang terakhir
(haji wada’) tahun 10 Hijriyah (631 M) , Nabi Muhammad menyampaikan Kotbahnya yang
sangat bersejarah isi kotbah itu antara lain:

1. Larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak

2. Larangan mengambil harta orang lain dengan batil, karena nyawa dan harta benda adalah
suci

3. Larangan riba dan menganiaya

4. Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik dan lemah lembut dan menjauhi dosa
5. Semua pertengkaran di zaman jahiliyah harus dimaafkan

6. Balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana berlaku di zaman jahiliyah tidak lagi
dibenarkan

7. Persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan

8. Hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik .

9. Umat islam selalu berpegang dengan Al-qur an dan sunah nabi. Setelah itu Nabi
Muhammad SAW segera kembali ke madinah. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit
demem tenaganya dengan cepat berkurang, pada hari senin, 12 Rabiul awal 11 H/7 jini 632
M, Nabi Muhammad SAW di rumah istrinya Aisyah.

C. Pengaruh kebudayaan Islam

Masyarakat adalah potret kehidupan masyarakat mdern yang diidealkan oleh banyak
orang. Bahkan gambaran tentang masyarakat Madinah seakan menjadi gambaran masyarakat
mdern yang sudah mapan dan permanen,sehingga tidak sedikit komunitas masyarakat yang
menginginkan mengulang kembali sejarah Madinah dalam konteks kehidupan sekarang ini.

Madinah adalah kota yang unik dan memiliki banyak keistimwaan, madinah laksana
sebuah putaran roda yang tidak berhenti dari zaman sebelum masehi hingga sekarang ini, di
tengah jatuh bangunnya sebuah peradaban, tetapi madinah sudah terbukti mampu bertahan
dari masa ke masa layaknya Mekkah, madinah telah

dititahkanTuhan menjadi salah satu kota suci-Nya.

Tingkat heterogenitas ini lebih tinggi lagi manakala dipaparkan bahwa masing-masing
kelompok Muslim, Musyrik Arab, dan yahudi itu di dalamnya terdiri dari berbagai kabilah
atau sub-kelompok. Kaum muslim sendiri terdiri dari dua kelompok besar Muhajirin (migran)
dan Anshor (non-migran), yang masing-masing terdiri dari berbagai suku atau kabilah yang
punya tradisi bermusuhan karena kuatnya akar sukuisme dalam masyarakat Arab.
Keistimewaan Madinah bukan terjadi begitu saja, akan tetapi melalui proses transformasi
sosial yang tidak melakukan pemetaan dan sensus penduduk. Barangkali ini merupakan
sensus penduduk pertama di dunia Dalam sensus tersebut ditemukan kenyataan bahwa
Madinah adalah sebuah kota yang Multikultural. Heterogenitas kultural masyarakat kota
Madinah dapat dilihat dari hasil cacah penduduk yang dilakukanatas perintah Nabi, di mana
dari 10.000 jiwa penduduk Madinah kala itu kaum muslim adalah minoritas yakni 1500 orang
(15 %) Mayoritas adalah orang musyrik Arab 4500 orang (45%) dan orang yahudi 400 orang
(40%).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada masa rasulullah, islam tampil menjadi kekuatan baru ditengah-tengah kekuatan
kabilah-kabilah dan suku-suku yang mengakar kuat di kalangan masyarakat arab. Dalam
diskursus sejarah perdaban islam, kajian islam pada masa nabi Muhammad dapat dipetakan
menjadi dua bagian, yaitu periode Makkah dan periode Madinah.

Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah awalmulanya mentranformasikan nilai-


nilai dan ajaran islam di Makkah. Yang paling penting dalam masa ini adalah ajaran tentang
tauhid, yaitu mengesakan tuhan dari makhluk selain dzatnya. Sedangkan pola dakwah yang
digunakan oleh rasulullaha ada dua cara: pertama, dengan cara sembunyi-sembunyi bissirri.
Cara ini dilakkan oleh nabi pada awal kerasulannya selama tiga tahun. Kedua, dakwah
dengan terang-terangan biljahri. Cara ini dilkukan oleh nabi Muhammad mulai masa keempat
kerasulannya sampai masa ketujuh.

Islam pada periode Makkah tidak banyak berkembang, karena tekanan dari orang-
orang musyrik Quraisy. Mereka melakukan berbagai cara untuk mengahalangi nabi
menyebarkan islam, diantaranya adalah menyakiti orang-orang yang memeluk islam, lebih-
lebih pada golongan mustad’afin dan hamba sahaya.

Setelah nabi hijrah ke madinah, islam mempunyai sejarah baru. Dalam waktu yang
relative singkat islam mampu menjadi kekuatan domenan di wilayah tersebut. Islam mampu
menjadi landasan moral, social dan politik. Bahkan nabi dengan tuntunan wahyu, membuat
suatu keputusan-keputusan yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwasanya islam di madinah berbeda dengan di


makkah. Di makkah islam diperkenalkan oleh Nabi Muhammad lebih pada aspek tauhid dan
moralitas. Berbeda dengan itu, di Madinah islam menjadi regulasi social. Islam menjadi
aturan yang mengatur relasi antara masyarakat sekitarnya.

Hal tersebut, tertuang dalam 47 pasal yang ada di Piagam Madinah.

B. Saran

Semoga makalah yang berjudul Islam pada masa Rasulullah SAW, ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Sintia, ratu dan maslani.2010. sejarah peradaban islam. Bandung : CV. Insan Mandiri.

Al-mubarakfury Rahman, Shafiyyursyaikh.2000. Sirah Nabawiyah. Jakarta: pustaka al-


kautsar.

Yatim Badri,Sejarah peradaban islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011).

Thohir Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009).

Nijar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2009).


Subarman, Munir. 2008 Sejarah Peradaban Islam Klasik. Cirebon: Pangger Publishing.
Nasution Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: CII-Pres, 2008).

Fatah Sykur, sejarah peradaban islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009)

Badri Yati, sejarah peradaban islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)

Mubin, Nurul, Masyarakat Madinah (Islam dan Pembentukan Masyarakat Madani), dalam
Tafsir Tematik Al-Qur’an dan Politik, center of Exlencer of Qur’anic Studies Development,
2008.

Anda mungkin juga menyukai