Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“ PERUBAHAN YANG DI BAWA NABI MUHAMMAD FASE MEKKAH ”


MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
Dosen Pengampu:
Dr, Patmawati, S.Ag., M.Ag.

DISUSUN OLEH :
Erriza Lananggalih : 12105059

KOMUNIKASI PENYIARAN DAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN 2022
PEMBAHASAN
PERUBAHAN YANG DI BAWA NABI MUHAMMAD FASE MEKKAH
A. Masa Awal Kenabian
Rasulullah Saw lebih mengutamakan hidup mengasingkan diri dan dan terbiasa
memprioritaskan waktu untuk beribadah, sehingga beliau selalu pergi menjauhkan diri dari
keramaian ke Gua Hira. Di sanalah beliau banyak meluangkan waktu untuk bersemedi dan
merenungkan keajaiban-keajaiban alam raya, serta memikirkan kebangkitan, hisab, surga,
dan neraka. Rasulullah selalu melakukan ini sampai akhirnya turun wahyu, awal mula dari
wahyu yang tampak adalah berupa mimpi yang benar, beliau sesuatu dalam mimpinya itu
melainkan hal itu bagai fajar terbit di waktu subuh.
Peristiwa tersebut terus menerus terjadi pada Rasulullah Saw selam enam bulan sampai
usianya 40 tahun, maka sesudah itu barulah turun wahyu tepatnya pada malam senin pada
tanggal 17 ramadhan yang langsung disampaikan oleh Jibril, yaitu Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.
Setelah wahyu yang pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama,
sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam
keadaan menanti itulah turun wahyu yang kedua yang membawa perintah kepadanya, yang
berbunyi : “Hai orang-orang yang berselimut, bangun dan berilah ingatan, hendaklah engkau
besarkan Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan
janganlah engkau memberi dengan bermaksud memperoleh balasan yang lebih banyak, dan
untuk memenuhi  perintah tuhanmu maka bersabarlah”(Q.S Al Mudastsir: 1-7).
Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah berdakwah, pertama-tama beliau
melakukannya secara rahasia di lingkungan keluarga dan rekan-rekannya. Orang yang
pertama sekali menerima seruan nabi ialah istrinya yaitu Siti Khadijah, kemudian saudara
sepupunya Ali bin Abi Thalib, kemudian Abu Bakar, lalu Zaid bin Harisah, dan Ummu
Aiman.
Sangat lumrah jika Rasulullah SAW menempatkan islam pada awal mulanya kepada
orang yang paling dekat dengan beliau karena beliau sudah kenal baik dan merekapun
mengenal beliau dengan baik. Setelah itu banyak orang yang masuk islam, baik laki-laki
maupun perempuan, sehingga nama Islam menyebar di seluruh Mekkah dan banyak yang
membicarakannya, pada saat itu dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
perorangan.
Setelah tiga tahun dakwah dilakukan secara diam-diam dan perorangan, selanjutnya
Rasulullah SAW menerima wahyu yang mengharuskan beliau untuk berdakwah secara
terbuka, wahyu pertama yang turun dalam masalah ini adalah firman Allah Swt: ”Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat”. (Q.S As Syu’ara: 214). Selanjutnya
turunlah ayat: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan  kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”(Q.S Al Hijr: 94).
Setelah turunnya perintah tersebut, Rasulullah Saw bangkit dan menyerang khurafat dan
kebohongan syirik, menyebutkan kedudukan berhala dan hakikatnya yang sama sekali tidak
memiliki nilai, ketidakberdayaan berhala-berhala itu beliau gambarkan dengan beberapa
perumpamaan disertai dengan penjelasan-penjelasan bahwa siapa yang menyembah berhala
dan menjadikannya sebagai wisalah antara dirinya dan Allah, berada dalam kesesatan yang
nyata.
B. Kemajuan Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
Rasulullah SAW berdakwah di Mekkah pada mulanya secara sembunyi-sembunyi
selama tiga tahun. Beliau memulai dakwahnya hanya kepada keluarga dan sahabat-sahabat
terdekat saja, baru setelah itu atas wahyu Allah beliau berdakwah secara terang-terangan.
Sejarah membuktikan begitu banyak hasil dan kemajuan yang dicapai Rasulullah ketika
berdakwah di Mekkah, diantaranya yang paling terlihat adalah semakin banyaknya orang
masuk islam baik dari dalam maupun dari luar kota Mekkah. Perkembangan besar juga
terlihat setelah peristiwa Israa dan Mi’raj dimana sejumlah penduduk Yastrib yang berhaji ke
Mekkah dan masuk islam secara bergelombang. Para Sejarawan islam juga mencatat
beberapa kemajuan penting dalam dakwah Rasulullah, diantaranya :
1. Dalam Bidang Akidah
Masyarakat Jahiliyyah ketika itu meyakini adanya banyak tuhan (politeisme). Kemudian
berkat perjuangan Rasulullah SAW, mereka mentauhidkan Allah dan mengimani adanya
Allah dzat yang Maha Esa.
2. Dalam Bidang Hukum
Sebelumnya bangsa Jahiliyyah sama sekali tidak mengenal hukum. Yang kuat menindas
yang lemah, maka dengan perjuangan Rasulullah, mereka menjadi masyarakat yang taat
dan patuh kepada hukum.
3. Dalam Bidang Akhlak (Moral)
Masyarakat Jahiliyyah pada saat itu adalah masyarakat yang biadab, masyarakat yang
sama sekali tidak menghormati kaum dhu’afa, gemar berjudi, minum khamar, dan
berzina. Namun, dengan berkat perjuangan Rasulullah SAW, mereka menjadi orang-
orang yang berakhlak. Dengan demikian, perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah ini
sangat signifikan dan sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia.
Pada periode Mekkah, Rasulullah juga mampu membangun persatuan dan persaudaraan
sesama muslim dan non-muslim. Beliau juga sempat membangun satu mesjid sebagai pusat
dakwah islam ketika itu.
C. Gangguan Dan Tekanan Yang Di Hadapi Nabi Muhammad
Orang-orang musyrik Mekkah terus berusaha untuk menghadang dakwah Rasulullah
SAW dengan berbagai cara, mereka memeras pikirannya untuk menghentikan dakwah
Rasulullah. Diantara beberapa tingkah laku mereka terhadap kaum muslimin di Mekkah,
ialah:
1. Ejekan, penghinaan olok-olok, dan penertawaan, mereka melemparkan berbagai
tuduhan yang lucu dan ejekan semenanya terhadap Nabi Saw, mereka menyebut
beliau sebagai orang gila/sinting.
2. Mengejek-ejek ajaran beliau, membangkitkan keragu-raguan terhadap ajaran nabi dan
diri Nabi SAW, mereka tiada henti melakukannya dan tidak memberi kesempatan
kepada setiap orang yang menelaah dakwah beliau.
3. Melawan Al-Qur’an dengan dongeng-dongeng orang terdahulu dan menyibukkan
manusia dengan dongeng-dongeng itu agar mereka meninggalkan Al-Qur’an.
4. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran itu mereka
berusaha untuk mempertemukan islam dengan Jahiliyyah dan di tengah jalanan.

Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw tidak mudah karena mendapat
tantangan dari kaum kafir Quraisy. Hal tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut 
1. Bidang Politik Kekuasaan. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan
kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti
tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib.
2. Sosial (persamaan derajat sosial). Nabi muhammad menyerukan persamaan hak
antara bangsawan dan hamba sahaya.
3. Agama dan Keyakinan. Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui
serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
4. Budaya. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada
bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek
moyang dan mengikuti agama islam.
5. Ekonomi. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki
Orang-orang musyrik menerapkan cara-cara tersebut sedikit demi sedikit untuk
menghentikan dakwah Nabi SAW sejak permulaan tahun keempat dari kenabian, mereka
tidak henti-hentinya mengganggu beliau, menyiksa orang-orang yang masuk Islam, dan
menghadangnya dengan berbagai siasat dan cara.
Adapun diantara orang-orang yang selalu menghadang dakwah Nabi dan menyakiti orang
yang masuk islam ialah Abu Lahab beserta istrinya, Abu Jahal, ‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah
bin Rabi’ah, Al-Walidin bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, ‘Uqbah bin Abu Mu’ith, ‘Ubay bin
Khalaf, Al-Akhlas bin Syariq At-Tsaqafi, Ibnu Mush’ab bin ‘Umair, dan lain-lain. Seperti,
apabila Abu Jahal mendengar seseorang masuk islam, maka dia memperingatkan, menakut-
nakuti, menjanjikan sejumlah uang dan kedudukan jika orang tersebut dari golongan
terpandang. Namun, apabila orang tersebut adalah orang yang awam dan lemah maka dia
akan melancarkan pukulan dan siksaan yang kejam. Dan berbagai siksaan yang lain yang
menyakiti, bahkan ada dari kalangan orang yang baru masuk islam meninggal setelahnya.
Gangguan dan siksaan-siksaan seperti ini membuat Nabi Muhammad SAW prihatin dan
khawatir. Namun, beliau tetap yakin dan tegar dalam berdakwah, karena beliau memiliki
kepribadian yang tidak ada duanya, berwibawa, dan dihormati setiap orang. Disamping itu,
beliau masih mendapat perlindungan dari Abu Thalib orang yang paling disegani dan
dihormati di Mekkah ketika itu.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah datangnya nabi Muhammad, tampak perubbahan kota mekkah baik dari segi
akidah, hukum, akhlak dan moral. Yang mencakup pada agama, budaya, ekonomi, sosial, dan
bidang politik
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. Asmal. MAY, MA, “Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah”, (Jakarta, Citra
Harta Prima, 2016)

Abdurrahman Asy Syaqrawi, “Muhammad Sang Pembebas”, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,


1997)

Dr. Badri Yatim, M.A, “Sejarah Peradaban Islam”, (Depok, PT Granfindo Persada, 2017)

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2001)

Anda mungkin juga menyukai