Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

KONSEP DAKWAH RASULULLAH PERIODE


MAKKAH
DOSEN PENGAMPU: Rosmita,M.Ag

Oleh Kelompok 2 :
NABILA SIVA ARIUN (12240322731)

PUTRI SARTIKA DEWI (12240323890)

SYAFIQ MAULANA TAQI (12240311318)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PROVINSI RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Konsep Dasar Rasulullah Periode Makkah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam ini dengan tepat waktu.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Rosmita M.Ag yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum wr.wb

Pekanbaru, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Islam Di Makkah............................................................................ 3


2.2 Dakwah Nabi Muhammad SAW Pada Periode Makkah ............................ 6
2.3 Strategi Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW ............................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 11


3.2 Saran ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara bahasa, dakwah bermakna penyiaran, propaganda.
Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam diartikan seruan, panggilan dan
undangan. Barangkali kita dapat sepakat, bahwa pemahaman dakwah Islam
sebagai propaganda tidaklah tepat karena propaganda merupakan kegiatan
dimana hasil akhirnya adalah untuk kepentingan orang yang membawa
pesan tersebut. Sedangkan landasan dakwah bukanlah dilakukan untuk
kepentingan satu golongan individu tertentu, melainkan untuk semua
golongan baik minoritas maupun mayoritas1. Secara istilah dakwah itu
mempunyai defenisi yang berbeda, sejalan dengan tinjauan para ahlinya.
Berikut dapat diterangkan beberapa defenisi:
Dakwah ialah suatu sistem kegiatan dari seseorang,
sekelompok,segolongan aktualisasi umat Islam sebagai imaniah yang
memanifestasikannya kepada seseorang, sekelompok massa dan masyarakat
supaya dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai tujuan
tersebut.
Sejak awal perkembangan Islam tumbuh dalam pergumulan
dengan pemikiran dengan pemikiran dan peradaban umat manusia yang
telah dilewatinya, karena terlibat dalam proses dialektika yang di dalamnya
terjadi pengambilan dan pemberian cika bakal pertumbuhan dan
pembentukan peradaban Islam dibangun dengan menjadikan agama Islam
sebagai dasar pembentukannya.
Persoalan yang tak kalah seriusnya yaitu moral masyarakat
jahiliyah yang pada saat itu masih buta akan sebuah kebenaran. Melihat
realitas peradaban Islam sebelumnya sudah mengenal kehidupan politik,
sosial, ekonomi, bahasa, dan seni tapi semua itu masih sangat sederhana dan
sangat ironis.
Namun, Islam datang yang merupakan rahmatan lil alamin (rahmat bagi
seluruh alam), dan akhirnya kehidupan umat pun makin terarah.
1
S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
1
Islam secara bertahap menghapus tradisi jahiliyah yang telah berurat
berakar dalam pada khusus suku Quraisy dan Jazirah Arab pada umumnya,
yang dimotori oleh nabi Muhammad saw dan dilanjutkan oleh keluarga dan
sahabatnya. Sebagaimana yang diketahui, umur Rasulullah saw terlalu dini
meninggalkan Islam, yaitu hanya dua puluh tiga tahun mendakwakan ajaran
Islam, di Mekkah sepuluh tahun dan tiga belas tahun di Madinah. Sehingga
pasca meninggal beliau tradisi jahiliyah masih belum hilang sepenuhnya
dalam diri umat. Maka dari itu, sahabat dan keluarganya mengambil alih
dalam artian melanjutkan dan mengembangkannya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah ini, akan membuat pembaca lebih mudah dalam
memahami isi yang akan dibahas pada makalah ini. Penulis memberikan
beberapa pertanyaan mengenai poin penting yang akan dijelaskan pada makalah
ini. Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Sejarah Islam Di Makkah.

2. Bagaimana Dakwah Rasulullah Periode Makkah.

3. Bagaimana Strategi Dakwah Rasulullah Periode Makkah.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dibahas pada makalah ini berdasarkan rumusan
masalah yang telah ada, agar menjadi wawasan yang bermanfaat bagi para
pembaca dan menjadi tambahan nilai pengetahuan bagi penulis. Para pembaca
dapat mengetahui penjelasan makalah ini dengan baik. Maka penulis membuat
tujuan makalah ini sebagai berikut.

1. Menjelaskan Sejarah Islam Di Makkah.

2. Menjelaskan Dakwah Rasulullah Periode Makkah.

3. Menjelaskan Strategi Dakwah Rasulullah Periode Makkah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masukknya Islam Di Makkah


1. Dakwah Secara Rahasia
Nabi saw. mulai mengajak manusia untuk menyembah Allah
semata dan menyuruh meninggalkan berhala. Akan tetapi dakwah
tersebut dilakukan secara rahasia guna menghindari tindakan buruk
orang-orang Quraisy yang fanatik dengan keyakinannya. Nabi saw
belum melakukan dakwah di majelis-majelis umum orang Quraisy,
dan tidak melakukan dakwah kecuali kepada orang terdekatnya.
Orang-orang pertama yang masuk Islam adalah Khadijah binti
Khuwailid dan Ali bin Abi Thalib, Zaib bin Haritza mantan budak
Rasulullah saw dan Abu Bakar bin Abi Qufahah, Ustman bin Affan,
Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi
Waqqash.12 Mereka-mereka ini bertemu dengan Nabi saw secara
rahasia apabila salah seorang diantara mereka ingin melaksanakan
salah satu ibadah, mereka pergi ke lorong-lorong Mekkah seraya
bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy. Dan ketika
penganut Islam sudah mencapai lebih dari tiga puluh lelaki dan
wanita, Nabi saw memilih tempat salah seorang dari mereka, yaitu
rumah al-Arqam bin abi al-Arqam sebagai tempat pertemuan.2

2. Dakwah Secara Terang Terangan


Dakwah Nabi saw, secara terang-terangan ini mendapat tantangan
dan ditolak oleh bangsa Quraisy, dengan alasan bahwa mereka
tidak dapat meninggalkan agama yang telah diwariskan oleh nenek
moyangnya dan tradisi tersebut sudah berakar dalam diri mereka.
Rasulullah pun sedikit memberi reaksi untuk mengingatkan mereka
akan perlunya membebaskan pikiran dari belenggu taklik.
Selanjutnya Nabi saw menjelaskan bahwa Tuhan-Tuhan yang

2
Murtadha Askari, Pengaruh Pemikiran Yahudi dalam Ranah Pemikiran Islam (2001),
3
mereka sembah itu tidak dapat memberikan faidah atau bahaya
sama sekali.

3. Hijrah Pertama Nabi SAW.


Ketika Nabi saw melihat keganasan kaum musyrik kian hari kian
bertambah keras, sedang beliau tidak dapat memberikan
perlindungan kepada kaum muslimin, maka beliau berkata kepada
mereka: “alangkah baiknya jika kamu dpat berhijrah ke negeri
Habasiyah, karena di sana terdapat seorang raja yang adil sekali. Di
bawah kekuasaannya tidak seorang pun boleh dianiaya. Karena itu
pergilah kamu ke sana sampai allah memberikan jalan keluar
kepada kita, karena negeri itu adalah negeri yang cocok bagi
kamu.”
Maka berangkatlah kaum muslimin ke negeri Habasiyah demi
menghindari fitnah dan lari menuju Allah dengan membawa agama
mereka. Hijrah ini merupakan hijrah pertama dalam Islam. Diantara
kaum muhajirin yang terkenal adalah: Ustman bin Affan beserta
istrinya, Ruqaiyyah binti Rasulullah saw, Abu Hudzaifah beserta
istrinya, Zubair bin Awwam, Mush’ab bin Umair dan
Abdurrahman bin Auf. Pada akhirnya para sahabat Rasulullah saw
sebanyak delapan puluh lebih berkumpul di Habasiyah.

4. Hijrah Rasulullah SAW Ke Thaif


Setelah merasakan berbagai siksaan dan penderitaan yang
dilancarkan oleh kaum Quraisy, Rasulullah saw berangkat ke Thaif
mencari perlindungan dan dukungan dari bani Tsaqif dan berharap
agar mereka dapat menerima ajaran yang dibawankannya.
Setibahnya di Thaif, beliau menuju tempat para pemuka bani
Tsaqif, sebagai orang-orang yang berkuasa didaerah tersebut.
Beliau berbicara tentang Islam dan mengajak mereka untuk beriman
kepada Allah. Tetapi ajakan beliau ditolak mentah-menta dan
dijawab secara kasar. Kemudian Rasulullah saw bangkit dan
meninggalkan mereka, seraya mengharap supaya mereka
menyembunyikan berita kedatangan nabi dari kaum Quraisy, tetapi
4
meraka menolaknya. Bani Tsaqif justru mengerahkan penjahat dan
para budak untuk mencerca dan melemparinya dengan batu,
sehingga mengakibatkan cidera pada kedua kaki Rasulullah saw,
Zaid bin Haritsah, berusaha melindungi nabi dari serangan, akan
tetapi beliau kewalahan dan akhirnya ia sendiri mengalami cidera
pada kepalanya.

5. Permulaan Kaum Ansor Menganut Agama Islam


Setiap musim haji tiba Rasulullah saw selalu menemui kabilah-
kabilah yang datang ke Baitul-Haram, membacakan kitab Allah
kepada mereka dan mengajak untuk mentauhidkan Allah. Tetapi
tidak seorangpun yang menyambut ajakannya. Pada tahun
kesebelas kenabian, Rasulullah saw mendatangi kabilah- kabilah
sebagaimana yang sering dilakukannya setiap tahun. Ketika berada
di Aqabah (suatu tempat antara Mina dan Mekkah, tempat
melempar Jumrah) nabi saw bertemu dengan sekelompok orang
dari kabilah Khazraj yang sudah dibukakan hatinya oleh Allah
untuk menerima kebaikan. Rasulullah saw bertanya kepada
mereka, “kalian siapa?”, “Kami orang-orang dari kabilah Khazraj.”
Beliau bertanya lagi, “ Apakah dari orang-orang yang bersahabat
dengan orang Yahudi?” Mereka menjawab, “Ya benar.” Nabi saw
bertanya, “Apakah kalian bersedia duduk bersama kami untuk
bercakap-cakap?” Jawab mereka, “Baik.” Lalu mereka duduk
bersama nabi saw. Rasulullah saw mengajak mereka beriman
kepada Allah, menawarkan Islam kepada mereka dan akhirnya
mereka menerima Islam sebagai ajarannya. Setelah pembaiatan
tersebut, para tahun berikutnya dua belas orang lelaki dari Anshar
datang di musim haji menemui Rasulullah saw, kemudian mereka
berbaiat kepada Rasulullah saw. Setelah pembaiatan, para utusan
kaum Anshar itu pulang ke Madinah. Bersama dengan mereka
Rasulullah saw mengikutsertakan Mush’ab bin Umair untuk
mengajarkan al-Qur’an dan hukum- hukum agama kepada mereka.
Mush’ab bin Umair adalah salah seorang sahabat muda nabi saw
yang masuk sebelum hijrah. Ia adalah seorang pria tampan dan
5
pintar, penuh dedikasi dan dermawan. Ia pernah ikut dalam perang
Badar bersama Rasulullah saw dan perang Uhud, dan pada akhirnya
ia terbunuh sebagai syahid. Mush’ab bin Umair adalah orang
pertama melakukan shalat Jum’at di Madinah3.

2.2 Dakwah Nabi Muhammad SAW Pada Periode Makkah


Berbicara tentang Nabi Muhammad saw tidak terlalu
mengalami kesulitan dalam hal sumber karena adanya al-Quran dan
hadis. Al-Quran merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw, setiap turunnya ayat, Nabi memerintahkan
untuk ditulis. Kemurnian al-Quran terjaga juga tidak terlepas dari
peranan sahabat (Abu Bakar, Umar bin Khattab dll.), untuk
dibukukan dalam sebuah mushaf, disempurnakan lagi pada masa
Utsman bin Affan dengan nama mushaf utsmani. Adapun hadis
merupakan perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi terhadap
perbuatan sahabat. Jadi, hadis merupakan sumber kedua untuk
mengetahui kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw lahir di Mekah tahun 571 Masehi. Beliau
keturunan keluarga bangsawan Arab, yaitu Bani Hasyim dari suku
quraisy, suku yang dipercayai memelihara Ka‟bah yang dibangun
Nabi Ibrahim dan anaknya (Ismail). Ayah nabi bernama Abdullah,
adalah anak bungsu dari Abdul Muthalib. Abdullah meninggal dunia
sebelum anaknya lahir.
Memasuki usia yang keempat puluh, di saat dia berkontemplasi di
gua Hira, tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril muncul
dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama.
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu
itu Maha Mulia. Dia telah mengajar dengan qalam. Dia telah
mengajar manusia apa yang tidak mereka ketahui ".
Inilah ayat-ayat al-Quran Karim yang mula-mula diturunkan, ayatnya
belum memerintahkan Nabi Muhammad menyeru manusia kepada
suatu agama, dan belum pula memberitahukan kepadanya bahwa nabi
3
Taqi Falsafi, Warna Warni Kehidupan Remaja dalam Islam (Bogor: Cahaya, 2003), h. 14.
6
adalah utusan allah. Akan tetapi ayat-ayat itu mengesankan sesuatu
yang luar biasa, yang belum diketahui oleh Nabi Muhammad. Itulah
sebabnya maka ia segera kembali ke rumahnya dalam keadaan
gemetar, apalagi ia dipeluk dengan keras oleh Jibril beberapa kali,
kemudian dilepaskan dan disuruhnya membaca, seperti disebutkan di
atas. Setelah turunnya wahyu yang pertama ini, Jibril tidak muncul
lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad
menantikannya dan selalu datang ke gua Hira. Dalam keadaan
menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya.
Wahyu itu berbunyi sebagai berikut: hai orang yang berselimut,
bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan
bersihkanlah pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah
engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah (Q.S
Al- Muddatsir: 1-7).
Setelah dakwah secara terang- terangan, pemimpin quraisy mulai
berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambah jumlah
pengikut nabi, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum
quraisy. Menurut Ahmad Syalabi (2003: 77-80), ada lima factor yang
mendorong orang quraisy menentang seruan itu:
1) Persaingan berebut kekuasaan. Mereka mengira tunduk
kepada agama Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan
Bani Abdul Muttalib. Sedang suku-suku bangsa Arab selalu
bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh.
2) Penyamaan hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba
sahaya. Bangsa Arab hidup berkasta- kasta. Tiap-tiap manusia
digolongkan kepada kasta yang tak boleh dilampauinya.
Tetapi, seruan Nabi Muhammad memberikan hak sama
kepada manusia.
3) Takut dibangkit. Agama Islam mengajarkan bahwa pada hari
kiamat manusia akan dibangkit dari kuburnya, dan bahwa
semua perbuatan manusia akan dihisab.
4) Taklid kepada nenek moyang. Taklid kepada nenek moyang
secara membabi buta, dan mengikuti langkah-langkah mereka
7
dalam soal-soal peribadatan dan pergaulan adalah suatu
kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa Arab.
5) Memperniagakan patung. Ini adalah satu sebab materi. Salah
satu dari perusahaan orang Arab zaman dahulu, ialah
memahat patung yang menggambarkan al-Lata, al- Uzza,
Manah dan Hubal. Patung-patung itu mereka jual kepada
Jemaah-jemaah haji.

2.3 Strategi Perjuangan Dakwah Nabi SAW


1. Hijrah Ke Habsyi
Pada tahun 615, tanda-tanda kongkrit bahwa Nabi
Muhammad akan menjadi pimpinan komunitas baru
berdasarkan ajarannya, dan terlepas dari komunitas Mekah
lainnya. Bulan ketujuh tahun kelima kenabian berangkatlah
11 orang laki-laki beserta 4 wanita. Kemudian rombongan
berikut menyusul hingga jumlah yang hijrah ke Habsyi
mencapai 70 orang. Di antaranya adalah Utsman bin Affan
dan istrerinya (Ruqayyah puteri Nabi Muhammad saw),
Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Ja‟far bin Abi
Thalib, dan lain-lain. Mereka melakukan hijrah untuk
mengamankan agama yang baru mereka anut, bahkan bersedia
melepaskan keluarga dalam rangka membentuk kehidupan
bersama di sebuah negeri asing. Ikatan keagamaan ini lebih
kuat daripada ikatan darah. Dengan cara demikian, agama
baru tersebut mengancam tata kemasyarakatan yang lama
sekaligus menggantinya dengan tata kemasyarakatan yang
baru.

2. Pergi Ke Taif
Tahun ke 10 kenabian dikenal dengan tahun duka bagi Nabi
Muhammad saw, sebab 2 orang yang sangat dicintainya telah
meninggal dunia, yaitu Siti Khadijah dan Abu Thalib. Kedua
8
orang ini adalah pembela dan pelindung yang sangat tabah,
kuat dan disegani masyarakat Mekah. Dengan meninggalnya
Siti Khadijah dan Abu Thalib, orang-orang kafir quraisy
semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad
saw, karena penderitaan yang dialami Nabi Muhammad saw
semakin hebat, maka ia berencana memperluas wilayah
dakwahnya di luar Makkah. Beliau melakukan perjalanan ke
Thaif ditemani oleh Zaid bin Haritsah. Kepergiannya ke Thaif
untuk menyebarkan Islam kepada pembesar- pembesar dan
kepala-kepala suku di tempat tersebut.
Nabi berharap dakwahnya diterima masyarakat Thaif, akan
tetapi, harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, bahkan
beliau diusir dan dihina dengan cara-cara yang tidak
manusiawi. Beliau diusir dan dilempari batu oleh para
pemuda Kota Thaif. Mereka tidak mau mengambil resiko,
karena mereka pasti akan mendapatkan perlakuan yang tidak
baik dari masyarakat Mekah bila menerima Islam sebagai
agama baru mereka. Para pembesar Kota Thaif menganggap
Muhammad adalah orang gila yang terusir dari Mekah,
berdasarkan informasi yang mereka terima dari Abu Jahal,
bahwa apa yang diajarkan Muhammad adalah kebohongan
besar yang akan menyesatkan bangsa Arab.

3. Perjanjian Aqabah
Perjanjian Aqabah di awali dengan dakwah yang dilakukan
Nabi terhadap orang-orang Yastrib yang datang ke Mekah
pada musim haji. Sebagian mereka menerima seruan Nabi dan
masuk ke dalam Islam. Peristiwa ini merupakan titik terang
dalam perjalanan dakwah nabi, karena penerimaan masyarakat
Yastrib terhadap misi yang disampaikannya membuka
lembaran baru dalam usaha beliau menyampaikan ajaran
Islam.
Akhirnya terjadilah perjanjian Aqabah I pada tahun 621 dan
setahun kemudian diadakan perjanjian Aqabah II. Isi
9
perjanjian tersebut, mereka mengundang nabi dan para
pengikutnya datang dan tinggal di kota mereka, dan bahkan
menjadikan nabi sebagai penengah dan juru damai dalam
pertikaian-pertikaian yang terjadi di antara mereka. Mereka
juga menyatakan kesanggupan membela nabi dan para
pengikutnya dan menyertai beliau pindah dari Mekah ke kota
mereka, sebagaimana halnya mereka membela warga mereka
sendiri.
Dari perjanjian ini, nabi mengirimkan kira-kira 60 keluarga ke
Yastrib terlebih dahulu, kemudian nabi menyusul mereka ke
Yastrib. Kepindahan nabi dan para pengikutnya dari Kota
Mekah ke Yastrib, dalam bahasa Arab dikenal hijrah, yang
secara harfiah berarti migrasi atau berpindah, peristiwa ini
sangat menentukan sejarah kerasulan Muhammad, bahkan
penanggalan hijriah diambil dari peristiwa ini.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rasulullah saw membekali diri dengan kebaikan, ketaqwaan,
keikhlasan dan akhlak mulia dalam membimbing sehingga menimbulkan
simpati dan audien mudah menerima ajakan (ajaran Islam). metode yang
dilakukan nabi dalam dakwah secara terang-terangan adalah: pertama,
mengundang Bani Abdul Muttalib ke rumahnya dan menjelaskan bahwa dia
telah diutus oleh Allah. Kedua, undangan terbuka kepada seluruh
masyarakat quraisy di bukit Shafa. Nabi ingin melihat bagaimana
pandangan masyarakat quraisy terhadap kepribadian beliau. Setelah itu
beliau mengumumkan kenabiannya. Ketiga, Muhammad saw
memproklamirkan ke-Esa-an Tuhan dan mengajarkan kesatuan dan
persamaan antara manusia. Keempat, nabi mengadakan pertemuan khusus
dengan orang-orang yang percaya kepada beliau untuk aktivitas pembacaan
(tilawah), pengajaran (ta‟lim), dan pensucian (tazkiyah), di rumah Arqam
bin Abil Arqam, dan merupakan sekolah Islam yang pertama. Kelima,
beberapa pengikut nabi meninggalkan Mekah dan mencari perlindungan
atau mengungsi ke Ethiopia, sebuah negeri di seberang Laut Merah.

3.2 Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya
dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa
makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari
berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat
membangun, untuk perbaikan makalah- makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnyanya, Jakarta: J-ART, 2005.

Falsafi, Taqi, Warna Warni Kehidupan Remaja dalam Islam, Bogor: Cahaya, 2003.

Hashem, H. Fuad, Sirah Muhammad Rasulullah Suatu Penafsiran Baru Bandung:


Mizan, 1995.

Murtadha Askari, Pengaruh Pemikiran Yahudi dalam Ranah Pemikiran Islam


(2001)

Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah, h. 37

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,


1976.

12

Anda mungkin juga menyukai