Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir jaman yang sangat dipanuti
oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “FASE MAKKAH DAN FASE MADINAH” ini sengaja
dibahas karena sangat penting untuk kita yang tinggal di jaman yang sangat maju ini
untuk bisa membandingkan terhadap perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam
mensyiarkan agama islam. Baik pensyiarannya itu di Makkah maupun di Madinnah.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Bapak Dr. Afiq Budiawan,
M. HI. Selaku Dosen Sejarah Peradaban Islam untuk memberikan kritikan dan
sarannya kepada kelompok kami agar dalam penyusunan makalah ini lebih baik.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya
kepada semua pihak yang membaca makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Peradaban Masyarakat Arab Pra Islam........................................................ 5
B. Fase Makkah................................................................................................ 5
1. Sistem Dakwah Rosululloh..................................................................... 5
2. Pendidikan Islam di Makkah.................................................................. 7
C. Fase Madinnah............................................................................................. 9
1. Pembentukan Sistem Sosial, Politik dan Ekonomi................................. 10
2. Sistem Militer......................................................................................... 11
3. Sumber Keuangan Negara...................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal perkembangan islam tumbuh dalam pergumulan dengan pemikiran
dan peradaban umat manusia yang dilewatinya, karena terlibat dalam proses drasetika
yang didalamnya terjadi pengambilan dan pemberian cikal bakal pertumbuhan dan
pembentukan peradaban islam dibangun dengan menjadikan agama islam sebagai
dasar pembentukannya.
Persoalan yang tak kalah seriusnya yaitu moral masyarakat jahiliyah yang pada
saat itu masih buta akan sebuah kebenaran. Melihat realitas peradaban Islam
2
sebelumnya sudah mengenal kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa, dan seni tapi
semua itu masih sangat sederhana dan sangat ironis. Akan tetapi setelah Islam datang
yang merupakan Rohmatal lil ‘Alamin (Rohmat bagi seluruh alam). Dan kehidupan
umat pun makin terarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi masyarakat arab makkah sebelum datangnya islam?
2. Bagaimana tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase makkah?
3. Bagaimana tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase madinah?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mampu memahami tentang peradaban masyarakat arab sebelum islam datang.
2. Mampu mengetahui tentang tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase
makkah.
3. Mampu mengetahui tentang tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase
madinah.
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang handal dibandingkan dengan masyarakat lain kala itu. Perdagangan menjadi
sangat esensial dan diberi apresiasi lebih oleh masyarakatnya. Tampaknya apresiasi
orang Arab ini tidak bisa disingkirkan oleh agama Islam. Ada banyak kata-kata dalam
Alquran al-Karim yang diambil dari imajinasi perdagangan, seperti ajr, tsawab dan
lain sebagainya. Begitu juga dengan aturan-aturan yang diberikan oleh Islam,
perdagangan merupakan salah satu hal yang bayak diatur di dalam Al-Quran.3
B. Fase Makkah
Ada beberapa fase yang dijalani oleh nabi Muhammad dalam memulai dan
mengembangkan ajaran yang beliau bawa.
3 Ibid. hlm. 48
4 A.Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. hlm. 85.
5 Ibid.
4
a.Fase dakwah sembunyi-sembunyi
Pada fase ini Rasul hanya mengajak kerabat-kerabatnya untuk ikut memelukm
agama Islam yang beliau bawa. Mereka diseru untuk meyakini ajaran-ajaran pokok
yang terkandung dalam wahyu yang ia terima.6
Pada fase ini, beliau berhasil mengajak beberapa orang untuk memeluk agama
Islam, seperti Istrinya, Ali bin Abi Thalib, Zaid, Abu Bakar. Tidak lama setelah
mereka menganut agama Islam, barulah kemudian beberapa orang dengan jumlah
yang lebih banyak mau menerima ajakan Muhammad untuk memeluk agama Islam.7
Ada dua fase yang dijalani oleh Rasulullah pada saat itu, yang pertama adalah
menjalankan dakwah dengan mengajak kerabatnya dengan terang-terangan. Setelah
menerima perintah untuk berdakwah secara terang-terangan kepada kerabatnya, maka
Rasulpun lalu menyeru mereka di bukit Shafa.8
Fase selanjutnya adalah menyeru tidak hanya kerabatnya akan tetapi semua
orang. Fase ini dimulai dengan turunnya ayat Al-Quran surah Al-Hijr : 94. Setelah
turunnya ayat ini, mulailah Rasulullah saw. menyerukan agama islam kepada semua
orang, hingga penduduk luar Mekkah yang datang untuk mengunjungi Ka’bah.9
5
a.Pendidikan tauhid dalam teori dan praktek
1) Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta yang sebenarnya. Itulah sebabnya,
maka beliaulah yang berhak mendapatkan segala pujian.
3) Bahwa Allah adalah raja di kemudian hari yang akan memperhitungkan amal
perbuatan manusia di bumi ini.
4) Bahwa Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan yang satu-satunya. hanya
kepada Allah segala bentuk pengabdian di tunjukan.
5) Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya, dan oleh karena itu hanya
kepadanyalah manusia meminta pertolongan.
6) Bahwa Allah lah yang sebenarnya membimbing dan memberi petunjuk kepada
manusia dalam mengarungi kehidupan manusia yang penuh rintangan,tantangan dan
godaan.
11Abdul Mun’im Majid. Sejarah Kebudayaan Islam. hlm. 33
12 QS. Al-Fatihah. hlm. 1
6
b.Pengajaran Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan intisari dan ajaran pokok dari ajaran islam yang di
sampaikan Nabi Muhammad Saw kepada umat. Tugas Muhammad di samping
mengajarkan Tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya agar secara utuh
dan sempurna menjadi milik umatnya yang selanjutnya akan menjadi warisan secara
turun menurun dan menjadi pegangan serta pedoman hidup bagi kaum muslimin
sepanjang zaman.13
C. Fase Madinnah
Setelah peristiwa isra’ dan mi’raj, ada suatu perkembangan besar bagi kemajuan
dakwah islam. Perkembangan mana datang dari jumlah penduduk yatsrib yang
berhaji ke mekkah. Tatkala gejala-gejala kemenangan di yatsrib (madinnah) Nabi
menyuruh para sahabatnya untuk pindah kesana dalam waktu dua bulan hampir
semua kaum muslimin kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan kota mekah untuk
mencari perlindungan kepada kaum muslimin yang baru masuk ke yatsrib.
7
dalam pembinaan atau pendidikan sosial masyarakat karena disana beliau di angkat
sebagai Nabi sekaligus sebagai kepala negara.
Persoalan yang di hadapi oleh Nabi ketika di madinnah jauh lebih kompleks di
banding ketika di mekah. Di sini umat islam sudah berkembang pesat dan harus hidup
berdampingan dengan sesama pemeluk agama yang lain, seperti yahudi dan nasrani.
Oleh karena itu pendidikan yang di berikan oleh Nabi juga mencangkup urusan-
urusan muamalah atau tentang kehidupan masyarakat dan politik.
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika dalam negara di letakan dasar-
dasar islam maka turunlah ayat-ayat Al-Qur’an pada periode ini untuk membangun
legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana di jelaskan oleh Rasulallah dengan
perkataan dan tindakannya hiduplah kota madinnah dalam sebuah kehidupan yang
mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur
dan kokoh, ada solideritas yang erat di antara anggota masyarakatnya. Dengan
demikian berarti bahwa inilah masyarakat islam pertama yang di bangun Rasulallah
dengan asas-asasnya yang abadi.15
8
harapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam persaudaraan dan kekeluargaan.
Rasulallah juga membentuk persaudaraan yang baru yaitu persaudaraan seagama, di
samping persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk persaudaraan
berdasarkan darah. Dan membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
beragama islam serta membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-
gangguan yang di lakukan oleh musuh.16
2. Sistem Militer
16 Ibid.
17 Ibid. hlm. 65.
9
yang mengajak mereka untuk kembali kejalan Allah, jalan ketakwaan, kebajikan dan
keadilan.18
Suku quraisy menentangnya dan menimbulkan kesulitan yang hebat atas dirinya
dan diri para pengikutnya. Sampai mereka terpaksa meninggalkan kota kediamannya
dab mencari perlindungan di Madinnah. Tetapi mereka tidak membiarkannya untuk
hidup damai di sana dan menyerang mereka dengan bantuan suku arab lainnya dalam
rangka memusnahkan mereka dan kepercayaannya.dalam keadaan demikian kalau
tidak ada alternatif lain kecuali mati atau perlawanan teratur untuk mempertahankan
kepercayaannya. Maka Muhammad memilih yang terakhir. Tujuannya bukanlah
untuk membunuh, tetapi untuk mengajak menusian ke jalan kehidupan yang benar.
Dan dasar dari kebijaksanaan perangnya adalah untuk melemahkan musuh sehingga
mereka dapat mengakhiri perlawanan, penolakannya, permusuhannya terhadap tugas
nabi dan bekerja sama dan hidup dalam damai.19
Dalam Al-Qur’an dan hukum islam di kemukakan bahwa sumber keuangan umat
islam yang utama adalah zakat dan shadaqoh, yang di ambil dari kaum muslimin
sendiri dan di daya gunakan untuk berbagai hal, khususnya untuk kaum miskin dan
perjuangan di jalan Allah.20
Namun dengan semakin luasnya kawasan dunia islam, sumber keuangan khalifah
menjadi berbeda. Para khalifah tidak lagi mendasarkan diri pada zakat dan shadaqoh,
yang pernah menjadi pemicu kemurtadan sekelompok orang dan hampir memecah
belah kesatuan umat islam yang baru tumbuh. Sumber khalifah kini di gali dengan di
dasarkan pada sistem keuangan byzantium dan lain-lainnya. Sehingga, di tangan
18 Afzalur Rahman. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimipin Militer. hlm. 37.
19 Ibid.
20 Muhammad Quthb. Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam. hlm. 86.
10
kaum muslimin waktu itu, sistem keungan dan sumber pendapatan negara mengalami
perkembangan besar.21
Dalam kaitannya dengan urusan keuangan silam, perlu di kemukakan pula sistem
keuangan islam. Pada mulanya mata uang yang di pakai bukan berasal dari kawasan
dunia islam, sebab ketika kaum muslimin baru melebarkan sayapnya, mereka belum
lagi mengenal industri mata uang islam. Karenanya pada mulanya mereka tetap
memakai mata uang yang di pakai sebelumnya di kawasan-kawasan baru yang
mereka kuasai.24
Mata uang yang benar-benar bercorak islami barulah dibuat pada masa khalifah
Abdul Malik Bin Marwan. Pembuatan mata uang masa itu di dasarkan pemikiran
bahwa mata uang selain memiliki nilai ekonomis juga sebagai pernyataan kedaulatan
dinasti islam.25
21 Ibid.
22 Ibid.
23 Ibid. hlm. 87.
24 Ibid.
25Ibid. hlm. 88.
11
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
12
1.Mekkah adalah seperti wilayah Arabia lainnya yaitu kota dengan penduduk
dengan masyarakat pastoral (pengembala). Selain itu banyak pedagang-pedagang
diantaranya pedagang eceran.
2.Sistem dakwah pada fase mekkah yang dilakukan Rosululloh saw yaitu dengan
cara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan nabi Muhammad juga belajar
Pendidikan islam di makkah yang dipelajarinya yaitu tentang tauhid dalam teori dan
praktek juga memperdalam tentang pengajaran Al-Qur’an.Rasulallah membangun
tempat-tempat ibadah yang selain di dalamnya bertujuan untuk ibadah tetapi juga
untuk mempersatukan kaum muslimin. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan
kokoh, ada solideritas yang erat di antara anggota masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
13
Rahman, Afzalur. 1991. Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Militer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Quthb, Muhammad. 1998. Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Majid, Abdul Mun’im. 2002. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
QS. Al-Fatihah.
14