Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DAKWAH

DISUSUN OLEH :
Rheynaldi (230413100081)
Reva Riani (230413100083)
Nabila Ayu Sukaina (230413100087)

DOSEN PENGAMPU : Muslimin, M. Kom. I


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI PENYIARAN

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................................4
BAB I............................................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................................5
Latar Belakang..........................................................................................................................................................5
Rumusan Masalah....................................................................................................................................................5
Tujuan....................................................................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................................................6
1.Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah...................................................................................................................6
2. Tahap-Tahap Perkembangan Ilmu Dakwah..........................................................................................................6
3. Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah...................................................................................................................7
4. Dasar Hukum Dakwah...........................................................................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................................................... 11
PENUTUP....................................................................................................................................................................11
1. Kesimpulan.........................................................................................................................................................11
2. Saran................................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................................12

2
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusunan makalah ini dibuat Penulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu dakwah.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun, Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Ilmu dakwah sangat penting untuk dipelajari agar kita tidak keliru dalam memahaminya. Dakwah
merupakan hal yang sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam ruang lingkup
agama Islam. Ilmu dakwah merupakan ilmu yang terbuka untuk penyempurnaan. Selain itu setiap orang
memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Karena itu peluang untuk bertambahnya unsur dakwah akan terus
berlanjut. Ilmu dakwah merupakan ilmu yang paling penting dalam sejarah peradaban Islam, karena
dakwah dijadikan sebagai metode atau cara Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu dakwah itu sendiri?


2. Bagaimana sejarah ilmu dakwah?
3. Bagaimana pengembangan ilmu dakwah?
4. Apa hukum berdakwah?
Tujuan

1. Agar kita mengetahui arti dari dakwah


2. Agar kita dapat mengetahui alur dari sejarah dakwah
3. Agar kita dapat mengetahui perkembangan dari zaman nabi hingga zaman modern
4. Agar kita mengetahui hukum berdakwah

4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam
bahasa arab disebut mashdar. Sedangkan kata kerja (fi’il)nya adalah berarti: memanggil, menyeru atau
mengajak (da’a, yad’u, da’watan). Orang berdakwah biasa disebut Da’i dan orang yang menerima dakwah
disebut dengan mad’u.

Dalam pengertian istilah dakwah diartikan sebagai berikut:

A.Thoha Yahya Omar menyatakan bahwa ’’Dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.’’

B.Abdul Karim Zaidan menyatakan bahwa ’’Dakwah ialah panggilan ke jalan Allah.’’ Dakwah adalah
kegiatan untuk mengajak dan menyeru manusia kepada Islam, agar manusia memperoleh jalan hidup yang
baik, diridhoi oleh Allah sehingga hidup dan kehidupannya selama berada di dunia dan akhirat kelak,
karena hakikat dari pada kehidupan dunia adalah penghantar untuk kehidupan akhirat yang abadi.

C. Shalahuddin Sanusi menyatakan bahwa ”Dakwah itu adalah usaha mengubah keadaan yang negatif
menjadi keadaan yang positif, memperjuangkan yang ma’ruf atas yang munkar, memenangkan yang hak
atas yang batil’’

2. Tahap-Tahap Perkembangan Ilmu Dakwah

Ilmu dakwah pada masa Rasulullah belum merupakan ilmu yang dibukukan, akan tetapi masih
merupakan ilmu yang didalamnya terapan rasul sendiri dan pengikut-pengikut beliau.

Masa khulafa’ur Rasyidin :

1. Abu Bakar Pemerintah Khulafa’ur Rasyidin selalu menemani perjalanan Rasulullah SAW
dalam kebanyakan bidang dakwah, kemudian ditambah beberapa unsure baru yang diperlukan
situasi masa masing-masing Khalifah.

2. Umar Ibnu khatab Khalifah Umar adalah pengutus Negara islam yang telah melakukan
beberapa pekerjaan besar.

5
– Membentuk kantor-kantor , dewan perwakilan, sensus, pos, baitul mall dan dewan perwakilan serangan
musuh.

– Membangun gedung tempat orang-orang islam, gedung tempat dimana orang-orang berdosa dihukum,
perdagangan kebijakan dinamakan baiti dohiq untuk membantu Fakir Miskin dan orang-orang kelaparan.

3. Usman Ibnu Affan Gerakan militer Usman diantaranya ada beberapa sarana:

– Menghukum orang-orang yang melanggar dan memudahkan pemberontakan yang berlangsung dalam
sebagia penjuru yang telah masuk islam pada masa Umar.

– Terus berlangsungnya perluasan islam dimedan-medan yang telah dicapai pada masa Umar Ibnu Khatab.

4. Masa Ali Masa Ali adalah sesuatu masa yang tidak stabil timbul pertentangan dan perang
antaranya dengan mu’awwiyah yang ingin meruntuhkan bela usman dalam masa ini kita tidak
mengetahui bagaimana dakwah dilaksanakan. Dakwah sebagai ilmu yang dilakukan yang
disusun dalam sebuah buku belum lahir, para pelaku dakwah harusya khalifah-khalifah Rasul
ini. Disini dalam masanya masing-masing menempuh altenatif dan sarana-sarana tersebut
adalah dengan pertimbangan pikiran yang masuk.

5. Masa Abbasiyah (132-656 H) Dalam masa ini terjadi penyusunan dan penulisan kitab.
Mengantar unsur-unsur islam yang dinamakan juga dengan Al-Ulumiah Naqliyah dan
terjemahan dalam bahasa asing. Dari uraian singkat diatas kita meilihat agama islam
telah menulis ilmu-ilmu seperti tafsir, dan hadits, dengan dibutuhkan ilmu-ilmu itu
masa islam dikenal lebih luas dikalangan masyarakat muslim sendiri dan non-
muslim.

3. Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah

Sebagaimana ilmu-ilmu mandiri yang lain, ilmu dakwah memiliki sejarah pemikirannya sendiri, tahap-
tahap perkembangan dari masa ke masa, dan tentu bahwa eksistensinya hanya akan kokoh karena
banyaknya literatur yang berkembang menyangkut ilmu tersebut. Sejarah perkembangan ilmu Dakwah
tidak terpisah dari sejarah dakwah itu sendiri, maka hal ini akan semakin memperoleh kebenaran, bahwa
walaupun Ilmu Dakwah memank belum ada bersamaan dengamn muncul dan tumbuh berkembangnya
islam, akan tetapi jelas bahwa sejarah pemikiran dakwah tetap sudah ada pada masa itu. Sejarah
perkembangan ilmu dakwah mula-mula berawal dari fase tradisional ke fase ilmiah. Umtuk lebih jelasnya,
berikut adalah fase-fasenya :

1) Fase Konvensional

6
Fase konvensional (tradisioanal) ialah fese ilmu dakwah masih berbentuk praktek-praktek dakwah yang
disampaikan oleh para da’i kita, baik dari jaman Rasulullah SAW, para sahabat, tabi’in hingga jaman
sekarang. Pada fase ini, ilmu dakwah belum terbentuk menjadi suatu ilmu. Istilah lain dari fase
konvensional ialah fase tradisional.

2) Fase Sistematis

Pada fase sistematis inilah merupakan jembatan antara fase konvensional dan fase ilmiah. Pada fase ini
ilmu dakwah sudah berbentuk seminar-seminar, mimbar, majelis ilmu hingga terbentuk penyusunan ilmu
dakwah.

3) Fase Ilmiah

Pada fase ilmiah ini, ilmu dakwah sudah berbentuk kerangka ilmu dan sudah mempunyai syarat-syarat
sebagai suatu ilmu, yaitu mempunyai metode di dalamnya, objektif dan sistematis.

4. Dasar Hukum Dakwah

kewajiban berdakwah merupakan kewajiban yang bersifat taklifi dari Allah kepada umat-Nya, agar apa
yang menjadi tujuan Islam dapat tercapai. Karena sifatnya taklifi dan qat’i, maka jelaslah bahwa dasar
hukum dakwah pastinya berasal dari sumber utama hukum Islam yaitu Al-Qur’an dah Hadis. Dalam
hal ini, seluruh ulama telah bersepakat mengenai wajibnya berdakwah. Akan tetapiyang masih menjadi
perdebatan diantara meraka adalah, apakah kewajiban tersebut bersifat ainiyah (wajib bagi setiap individu
muslim) atau sekedara wajib kifayah (kewajibannya gugur manakala sudah ada salah seorang yang
melakukan).

Terlepas dari kontradiksi di atas, mengenai dasar hukum dakwah telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-
Qur’an maupun Rasulullah dalam hadisnya. Adapun ayat Al-Qur’an yang menjelaskan dasar hukum
dakwah yaitu sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:

Surah An-Nahl ayat 125:

‫اْدُع ِإِلى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتي ِهَي َأْح َس ُن ِإَّن َر َّبَك ُهَو َأْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلِه َو ُهَو َأْعَلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik (pula). Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”

Surah Ali Imron ayat 104:

7
‫َو ْلَتُك ْن ِم ْنُك ْم ُأَّم ٌة َيْدُع ْو َن ِإَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُأوَلِئَك ُهُم اْلُم ْفِلُحْو َن‬

“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”

Selain ayat di atas, dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh imam Muslim juga disebutkan
mengenai kewajiban dakwah. Adapun matan hadis tersebut adalah sebagai berikut:

‫َم ْن َر َاى ِم ْنُك ْم ُم ْنَك ًرا َفْلُيَغِّيْر ُه ِبَيِدِه َفِاْن َّلْم َيْسَتِط ْع َفِبِلَس اِنِه َفِاْن َّلْم َيْسَتِط ْع َفِبَقْلِبِه َو َذ ِلَك َاْض َع ُف اِاْل َيَم اِن‬

“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya
(kekuatannya), apabila ia tidak mampu (mencegah dengan tangan) maka hendaklah ia merubah dengan
lisannya, dan apabila (dengan lisan) ia juga tidak mampu maka hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan
yang demikian ini adalah selemah-lemahnya iman.”

Berdasarkan ayat di atas, para ulama yang menyatakan bahwa hukum dakwah adalah wajib ainiyah (wajib
bagi setia individu), maka mereka mendasari argumen mereka sebagaimana ayat di atas; yakni pada lafal (
‫ )ادع‬yang berarti serulah merupakan fiil amar (kata kerja perintah) yang mana dalam kaidah usul fikihnya,
amar menunjukkan wajib selagi belum ada dalil yang melarang atau yang menyelisihinha. Argumen ini
sebagaimana dalam usul fikih berikut:

‫األمر للوجوب اال ما دل الدليل على خالفه‬

Jadi ayat Al-Qur’an sebagaimana dalam Surah An-Nahl ayat 25 tersebut jelas menunjukkan wajibnya
berdakwah. Begitu pula pada ayat selanjutnya yakni dalam Surah Ali Imran ayat 104karena lafal (‫)والتكن‬
jelas menunjukkan wajib karena terjapat lam amar (lam yang berarti perintah).

Sedangkan sebagian ulama yang berpendapat bahwa hukum dakwah adalah wajib kifayah; yakni
kewajiban tersebut gugur manakala sudah ada salah seorang yang melakukannya. Sebagai satu contoh,
dalam suatu desa banyak pemda yang gemar mabuk-mabukan, akan tetapi diketahui sudah ada pihak
pengurus masjid setempat yang telah menasehati dan memperingatkan mereka bahwa perbuatan tersebut
merupakan hal yang haram dan dilarang oleh agama, maka dengan demikian masyarakat muslim yang lain
sudah tidak lagi berkewajiban mengingatkannya. Inilah yang dikehendaki dengan wajib kifayah.

Para ulama yang manghukumi wajib kifayahnya dakwah yaitu mengambil pengertian dari menurut
sebagian ulama ini beradHal ini didasarkan pada kata “‫ ”منكم‬yang berfaidah “lit tab’id” atau bermakna
sebagian. Yakni yang dimaksud adalah “sebagian masyarakat muslim“ tidak seluruhnya. Argumentasi ini
sebagaimana dijelaskan oleh Zamaksyari.

Dalam hal ini, DR. Awaludin Pimay (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo Semarang) berpendapat, bahwa kewajiban dakwah yang dimaksud hanyalah sebatas

8
wajib kifayah. Beliau dalam hal ini lebih condong dengan dengan pendapat jumhur ulama yang
menyatakan wajib kifayahnya dakwah. Alasan beliau menyatakan demikian yaitu bahwa dalam
berdakwah mutlak diperukan adanya kompetensi sang dai yang berupa ilmu dan ma’rifah agar
Tujuan Dakwah Islamiyah dapat terlealisir sehingga esensi dakwah dapat sampai kepada obyek
dakwah (mad’u) secara sempurna.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Dakwah adalah suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh ummat Islam dalam menebarkan
kebaikan dan sebagai bentuk peraktek pertanggungjawaban sebagai khalifah dibumi. Salah satu caranya
yaitu dengan mempelajari ilmu dakwah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu
dakwah merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaiaman cara berdakwah kepada masyarakat dengan
berbagai pendekatan untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Seperti ilmu yang lainnya
dakwah juga memiliki kerangka yang perlu dianalisis. Dengan demikian, ilmu dakwah memiliki unsur
kerangka yang saling berkaitan antara satu sama lain yakni input (bahan), proses, output (hasil) dan
feedback (umpan balik). Semua hal tersebut harus berjalan dengan baik sebab apabila salah satunya tidak
sesuai atau tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan dakwah tidak akan tercapai dengan maksimal
sesuai yang diharapkan.

2. Saran

Ilmu dakwah adalah ilmu yang sangat penting untuk dipelajari secara lebih rinci dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.marilah kita senantiasa meneruskan aksi dakwah kita untuk memajukan Islam
didunia ini. Didalam penulisan makalah ini, kami menyadari belum sempurna dan lengkap menjelaskan
tentangKerangka Analisis Ilmu Dakwa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kriktik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan dimasa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Warson Munawir. Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hlm.
406-407

Wahida Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Putaka Abadi,2008), hlm 168-159

Mashud, Dinamika Kajian Ilmu Dakwah (Surabaya: El Hakim Press, 2018) hlm 64-65

10

Anda mungkin juga menyukai