Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PERTUMBUHAN FILSAFAT DAKWAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Dakwah

Dosen Pengampu : Ari Wardoyo, M.,Si.

Disusun Oleh:

Muhammad Shaefan 43020220002

Rahmad Hidayah 43020220003

Nafisah Fitriyani Nur Sallim 43020220005

Figho Agung Yuliant 43020220008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah dari mata kuliah Filsaafat
Daakwah, tentang “Sejarah Filsafat Dakwah”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga Makaalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Salatiga, 4 Maret 2024


Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………………………………………………………………….


I

Daftar isi ……………………………………………………………………………………………………………………….


Ii

Pendahuluan …………………………………………………………………………………………………………………
1

Latar belakang……………………………………………………………………………………………………………….
1

Rumusan masalah …………………………………………………………………………………………………………


1

Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………….
2

Sejarah pertumbuhan ilmu dakwah di dunia Islam………………………………………………………..


2

Awal kajian dakwah sebagai ilmu di dunia Islam……………………………………………………………


4

Kajian dakwah pada awal masa modern………………………………………………………………………..


5

Kajian dakwah di masa modern……………………………………………………………………………………..


6

Perkembangan filsafat dakwah di indonesia…………………………………………………………………..


7

Penutup…………………………………………………………………………………………………………………………
8

Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………
8

ii
I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam tradisi filsafat Islam para filsuf muslim tidak melakukan kajian secara spesifik
tentang dakwah Islam Karena Mereka cenderung mengkaji hal-hal berkaitan dengan Tuhan
manusia, penciptaan alam, dan lain-lain titik oleh karena itu dalam literatur filsafat Islam tidak
ada istilah filsafat dakwah. Filsafat dakwah berkembang menjadi sebuah kajian dan
pengetahuan setelah keilmuan dakwah tersistem dan diakui keberadaannya pada pertengahan
abad ke-20 Masehi.

Filsafat dakwah adalah pemikiran atau kajian yang bersifat rasional dan filosofis
mengenai prinsip-prinsip dakwah yang digali dari sumber-sumber Islam, yaitu al-Qur'an dan
al-Hadits, serta pemikiran para ulama, sebagai pegangan dasar bagi para da'I dalam
melaksanakan tugas dakwah demi mencapai mardhat-I Allah.. Filsafat dakwah merupakan
sebuah konsep pemikiran tentang dasar dasar dan hal hal yang di anggap penting dalam
berdakwah. Di sini penulis akan menjelaskan bagaimana awal mula ilmu dakwah dan
filsafatnya berkembang sampai di Indonesia sampai di era modern ini.

Rumusan Masalah

1. Sejarah pertumbuhan ilmu dakwah di dunia Islam


2. Awal kajian dakwah sebagai ilmu di dunia Islam
3. Kajian dakwah pada awal masa Modern
4. Kajian dakwah pada periode modern
5. Perkembangan filsafat dakwah di Indonesia

Tujuan

Untuk mengetahui perkembangan adanya ilmu dakwah dan filsafat dakwah di dunia islam
sampai saat ini.

1
II
PEMBAHASAN

1. Sejarah pertumbuhan ilmu dakwah di dunia Islam


Apabila ditelusuri perkembangan dakwah dan keilmuannya Berdasarkan
informasi Alquran tentu tidak terlepas dari perkembangan dakwah pada era sebelum
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dilakukan sejak zaman Nabi Nuh Alaihissalam
di mana beliau mengajak kaumnya untuk mengesakan Allah dan beribadah kepadanya.
Ajakanmu ini hanya diikuti sebagian kecil kaumnya bahkan isi dan anaknya tidak ikut
dalam ajakan tersebut. Aktivitas aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Nabi Nuh, juga
dilakukan oleh rasul-rasul sesudah Nabi Nuh yaitu Ibrahim, musaqomah Isa hingga
rasul terakhir Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam meskipun aktivitas
dakwah telah berlangsung lama tetapi pembahasan secara detail strategi metode dan
pesan dakwah yang dilakukan oleh para Nabi sebelum Muhammad tidak banyak
dilakukan oleh para ilmuwan titik faktor utama adanya kelangkaan pembahasan
dakwah sebelum Nabi Muhammad disebabkan karena minimnya data-data yang
menjadi bahan rujukan para ilmuwan umumnya membahas aktivitas dakwah diawali
dari periode Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam Walaupun ada pembahasan
ilmuwan hanya menekankan pada kajian dakwah sebelum rasulullah yang sifatnya
parsial dan lebih banyak Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Alquran.
Setelah wafatnya Rasulullah aktivitas dakwah diarahkan pada perluasan dan
penyebaran Islam ke berbagai wilayah di Jazirah Arab pada perkembangan selanjutnya
istilah dakwah mengalami pergeseran makna dari aktivitas penyebaran Islam menjadi
gerakan politik ketika istilah dakwah mulai digunakan oleh kubu Abbasiyah sebagai
sebuah gerakan oposisi yang berupaya untuk menggulingkan pemerintahan Bani
Umayyah diperkirakan hal itu berlangsung pada tahun 749 masehi/123 Hijriyah.
Ada yang mengatakan bahwa sejarah dakwah secara umum dimulai semanjak
filosofi Yunani sebelum masehi. Tetapi sebenarnya jauh lebih tua dari itu. Sejarahnya
dimulai sejak iblis mempengaruhi adam dan hawa dengan propogandanya yang sangat
menarik dan memikat hati kedua nenek moyang itu untuk memakan buah khuldi yang
terlarang itu, sebagaiman yang dikisahkan di dalam Al Qur’an surat Thaha ayat 120-
121 ( Widjaya, ,2004 hal 345 ).
Secara garis besar tahapan-tahapan perkembangan ilmu dakwah adalah:
A. Tahap konvesional

2
Menurut KKBI konvesional memiliki arti bersifat umum seperti adat dan kebiasaan.
Pada tahap ini dakwah masih merupakan kegiatan kemanusiaan berupa seruan atau
ajakan untuk menganut dan mengamalkan ajaran Islam yang dilakukan secara
konvensional, artinya dalam pelaksanaan secara operasional belum mendasar pada
metode-metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan pengalaman orang perorangan.
Oleh karena itu, tahapan ini juga disebut dengan tahapan tradisional.
B. Tahap sistematis
Pada tahap ini, dakwah juga ditandai dengan meningkatnya perhatian masyarakat
terhadap pelaksanaan dakwah Islam, sehingga terjadilah konferensi akademik yang
khusus membahas masalah-masalah terkait dakwah.
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam tahapan atau perkembangan
selanjutnya, karena tahap perwujudan Ilmu Dakwah Mulia sudah terlihat.
C. Tahapan ilmiah
Pada titik ini, sebagaimana telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, dakwah
telah melalui tahapan-tahapan sebelumnya, memenuhi syarat objektif, metodologis,
dan sistematis, serta berhasil dikonstruksikan sebagai suatu ilmu.
Hal ini berkat jasa para ulama yang telah berupaya keras dalam menyusun dan
mengembangkan dokumen ini dengan melakukan diskusi literatur dan lapangan
serta penelitian terhadap fenomena dakwah, sehingga dapat dianalisis lebih lanjut
dan muncul beberapa pandangan.
Pertumbuhan filsafat ilmu dakwah dalam dunia Islam di mulai sejak masa atau
periode para nabi yang allah utus langsung untuk menyebarkan agama islam di dunia.
Dari sini ilmu dakwah berkembang sampai saat ini. Pada masa Nabi Daud ada seorang
filusuf yang Bernama Luqman Al Hakim, yang dimana Namanya di abadikan dalam Al
Quran tepatnya di Q.S Luqman. Beliau merupakan bapak filsafat yang merupakan guru
dari Empedokles Empeduples adalah filsuf Yunani kuno yang memberikan dasar
pemikiran bagi perkembangan psikologi modern.1
Banyaknya karya-karya yang membahas tentang dakwah tidak secara otomatis
ilmu dakwah berkembang dan mendapatkan pengakuan sebagai ilmu hal ini terjadi
karena dilihat dari sejarah dan perkembangan ilmu-ilmu yang ada dalam Islam ilmu
dakwah tidak ada dalam Khazanah ilmu-ilmu Islam klasik seperti halnya ilmu kalam,

1Naissaban Ladidlalus, Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, Dan Karya (Grasindo,
2004), hlm. 114

3
filsafat, tasawuf, fiqih dan hadis. Selain itu dakwah ditinjau dari teori keilmuan yang
ada atau filsafat ilmu, epistemologinya belum memiliki kejelasan. Kendala dakwah
menjadi ilmu yaitu belum adanya sistem yang dapat dijadikan lampiran dalam
mengklasifikasikan masalah-masalah dakwah; belum adanya pengang perangkat teori
dalam kurung makro maupun mikro tutup kurung yang mampu memberikan kerangka
untuk merumuskan dan memberikan jawaban permasalahan dakwah, masalah yang
menyangkut subdisiplin ilmu dakwah, objek formal dan material yang belum jelas.2
Menurut amrullah ahmad objek material ilmu dakwah adalah semua aspek
ajaran islam dalam alquran dan al sunnah di sejarah dan peradaban islam hasil ijtihad
dan realisasinya dalam sistem pengetahuan koma teknologi koma sosial koma hukum
koma ekonomi koma pendidikan dan kemasyarakatan lainnya khususnya kelembagaan
islam titik objek material ilmu dakwah ini pada prinsipnya sama dengan objek material
ilmu-ilmu keislaman lainnya oleh karena itu ilmu dakwah menjadi bagian dari keilmuan
agama islam. Sedangkan objek formalnya adalah kegiatan mengajak umat manusia .3
2. Awal kajian dakwah sebagai Ilmu di dunia Islam
Ilmu dakwah adalah ilmu yang membahas tentang bentuk- bentuk penyampaian
ajaran islam kepada seseorang atau sekelompok orang terutama mengenai bagaimana
seharusnya menarik perhatian manusia agar mereka menerima dan mengamalkan
ajaran islam secara kaffah. Ilmu dakwah telah menjadi salah satu disiplin ilmu
pengetahauan yang tujuannya adalah menyampaikan isi atau pesan ajaran agama
kepada umat manusia dengan semenarik mungkin hingga dapat diterima dalam
kehidupan bermasyrakat. Ilmu dakwah tergolong disiplin ilmu dalam tarafnya yang
masih sangat muda, masih ada sekelompok orang tertentu yang enggan yang mengakui
ilmu dakwah sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Hal seperti ini bukan saja dialami ilmu
dakwah saja tetapi ilmu pengetahuan yang masih muda juga mengalami proses yang
sama. Tapi hal ini tidak menjadi alasan yang akan menghentikan gerak langkah para
personilnya untuk mengembangkan sayap dakwah yanag lebih mantap dan efisien lagi
di masa yang akan datang.

Pengakuan dakwah sebagai ilmu bukan hanya pertimbangan telah berdirinya


Fakultas Dakwah di Mesir dan di Indonesia melainkan karena kegiatan dakwah
merupakan fenomena sosial yang dapat dipelajari dan dikembangkan menjadi ilmu

2 Amrullah Ahmad, Dakwah dan perubahan sosial ( Yogyakarta: Prima duta, 1983), hlm.10-12
3 Ibid, 13

4
pengetahuan. Seiring dengan pertumbuhan ilmu dakwah dan tuntutan masyarakat di era
global yang membutuhkan pemahaman Islam secara rasional dan fungsional maka
kajian dakwah yang bersifat filsuf amat diperlukan.4

3. Kajian dakwah pada awal masa modern

Untuk memahami konsep modern akan lebih mudah kalau dilacak dari akar
katanya. Secara etimologis term modern berasal dari bahasa Latin “moderna” yang
berarti sekarang, baru, atau saat ini. Atas dasar itu, manusia dikatakan modern sejauh
kekinian menjadi pola kesadarannya. Dalam bahasa Indonesia istilah modern sendiri
adalah adjektive (kata sifat), di mana dalam gramatikal Indonesia sebuah adjektive
apabila ditambahi dengan “isasi” berarti mempunyai makna proses, jadi modernisasi
merupakan sebuah proses modern.

Pada awal masa modern, dakwah mengalami transformasi signifikan untuk


menyesuaikan dengan perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi. Para ulama
dan tokoh agama Islam mulai menggunakan metode-metode baru dalam
menyampaikan pesan-pesan agama, seperti penggunaan media cetak, pembentukan
lembaga pendidikan modern, dan penerapan pendekatan yang lebih terbuka dan inklusif
terhadap masyarakat luas. Mereka juga menekankan pada pendidikan, pembangunan
karakter, dan keterlibatan aktif dalam pembangunan masyarakat. Salah satu contoh
penting dari dakwah di awal masa modern adalah gerakan reformasi Islam yang muncul
di berbagai wilayah, seperti gerakan Wahabi di Arab Saudi dan gerakan Sanusi di Afrika
Utara. Dakwah Kaiian, seperti yang dilakukan oleh para ulama atau tokoh agama Islam,
pada awal masa modern fokus pada pendekatan yang menggabungkan nilai-nilai agama
dengan konteks sosial, politik, dan ekonomi yang berkembang pada saat itu. Mereka
berusaha untuk menyampaikan ajaran Islam secara relevan dengan tantangan dan
perubahan zaman, serta menginspirasi umat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
masyarakat yang lebih baik.

Pada awal masa modern, dakwah mengalami transformasi signifikan untuk


menyesuaikan dengan perubahan zaman. Beberapa karakteristik dakwah pada periode
ini termasuk:

4 Abdul Basit, Filsafat dakwah ( Depok: PT. Rajagrafindo persada, 2017), hal. 13.

5
A. Pendekatan Rasional: Dakwah mulai menggunakan argumen rasional dan ilmiah
untuk menjelaskan ajaran agama dan memperkuat keyakinan. Hal ini terjadi karena
pengaruh pemikiran Barat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
B. Penggunaan Media Baru: Para dai mulai memanfaatkan media baru seperti cetak,
radio, dan kemudian televisi untuk menyebarkan pesan dakwah kepada massa yang
lebih luas.
C. Pendekatan Kontekstual: Dakwah diadaptasi untuk mencerminkan konteks sosial,
politik, dan ekonomi zaman tersebut. Para ulama dan dai berusaha menjawab
tantangan-tantangan zaman dengan memberikan pandangan agama yang relevan.
D. Pemberdayaan Masyarakat: Dakwah tidak hanya berkutat pada as8pek spiritual,
tetapi juga mempromosikan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan,
kesehatan, dan pembangunan ekonomi.
E. Dialog Antaragama: Ada peningkatan dalam dialog antaragama untuk
mempromosikan pemahaman dan toleransi antara berbagai komunitas agama.

Dengan demikian, dakwah di awal masa modern menjadi lebih terbuka, dinamis, dan
responsif terhadap perubahan zaman serta kebutuhan masyarakat.

4. Kajian dakwah di masa Modern


Dakwah dalam era modern membutuhkan pendekatan yang responsif terhadap
tantangan dan dinamika zaman. Ini melibatkan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, seperti media sosial dan internet, untuk menyampaikan pesan dakwah
kepada khalayak yang lebih luas. Selain itu, dakwah dalam era modern juga
memperhatikan konteks pluralistik, di mana dialog antar-agama dan antarbudaya
menjadi penting untuk mempromosikan pemahaman saling dan kerukunan sosial. Hal
ini juga melibatkan pendekatan yang inklusif dan terbuka terhadap perubahan sosial,
sambil mempertahankan nilai-nilai dasar Islam yang relevan bagi masyarakat modern.
Dakwah Islam di era modern memiliki dua tantangan. Pertama adalah tantangan
keilmuan dakwah yang hingga sekarang belum tampak perkembangannya yang
menggembirakan. Kedua, problem atau tantangan praksis dakwah. Ilmu dakwah
tampak stagnan dalam tataran pengembangan keilmuannya. Jika mengacu pada dimensi
pengembangan keilmuan tersebut pada tulisan-tulisan ilmu dakwah yang sangat
menonjol, maka rasanya tidak kita jumpai karya akademis outstanding tentang dakwah
tersebut.

6
Filsafat dakwah dalam era moderna (modern era) menekankan adaptasi dan
relevansi pesan dakwah dengan konteks zaman. Ini melibatkan penggunaan pemikiran
rasional, analisis ilmiah, dan dialog interaksi dengan budaya dan nilai-nilai masyarakat
modern. Prinsip-prinsip seperti kebebasan berpikir, toleransi, dan penekanan pada akal
sehat sering ditekankan untuk mengkomunikasikan pesan dakwah secara efektif dalam
lingkungan yang semakin kompleks dan beragam.
5. Perkembangan filsafat dakwah di Indonesia
Perkembangan Islam yang begitu cepat dan kekuasaan pemerintahan yang
semakin meluas memaksa kaum muslimin untuk berhadapan dengan berbagai
kebudayaan yang sudah lebih maju hal ini meniscayakan suatu usaha memadukan
antara Islam dengan berbagai unsur yang sesungguhnya asing. Disamping itu perluasan
wilayah kekuasaan kaum muslimin ini juga mempertemukan kaum muslimin dengan
umat Kristen yang untuk pertama kalinya terjadi di damaskus mulailah terjadi kontak
antara Islam dengan filsafat yang waktu itu dikembangkan para filsuf dan teolog
Kristen meski untuk beberapa lama pemikiran filsafat Yunani dan doktrin Kristen
sangat bertolak belakang, tetapi akhirnya para pemikir Kristen menggunakan filsafat
Atau paling tidak teknik-teknik filsafat untuk memberikan pendasaran rasional atas
dokter dan doktrin agama mereka sendiri titik selanjutnya peristiwa paling penting
dalam sejarah pembentukan tradisi filsafat Islam adalah saat bertemunya Islam dengan
filsafat Yunani di Baghdad pada masa kekhalifahan Abbasiyah.5
Ada dua macam solusi yang dikemukakan para ulama, yaitu solusi sufistik dan
solusi filosofis-teologis, akibat dari perseteruan pemikiran antara al-Ghazali yang
menjadi pionir kaum sufi dan Ibnu Rusyd yang mengedepankan filsafat.
Ulama sufi menulis kitab-kitab dakwah dengan pendekatan tasawwuf. Beberapa judul
kitab yang dapat dikemukakan di sini, antara lain tulisan al-Hadad: al-Da’wah al-
Tammah, Risalah al-Mu’awanah, dan Risalah al-Mudzakarah. Para penulis buku
dakwah yang menjadikan tauhid sebagai motor gerakan Islam meyakininya sebagai
solusi umat Islam, baik menghadapi kemajuan dan tekanan budaya Barat maupun
munculnya sekte-sekte keagamaan yang baru. Oleh karena itu, mereka membahas
dakwah dari sudut Ilmu Tauhid. Beberapa kitab yang ditulis dengan pendekatan
teologis-filosofis, antara lain: Da’wah al-Tauhid oleh Ibnu Taimiyyah,

5 Abdul Basit, Filsafat dakwah ( Depok: PT. Rajagrafindo persada, 2017), hal. 8

7
Pengaruh pemikiran dakwah dengan pendekatan teologis-filosofis tumbuh dan
berkembang di Perguruan Tinggi Islam, khususnya Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir.
Pendekatan ini telah menjadi perdebatan akademik di beberapa kampus. Sementara itu,
kitab-kitab dakwah dengan sufistik ditelaah di pesantren-pesantren maupun sekolah
Islam. Pendekatan ini telah diterima oleh masyarakat Muslim secara luas.
Perkembangan filsafat dakwah di Indonesia telah mengalami berbagai evolusi seiring
dengan perubahan sosial, politik, dan budaya di negara ini. Pada awalnya, dakwah di
Indonesia didominasi oleh pendekatan tradisional yang mengutamakan aspek-aspek
keagamaan seperti pengajaran agama, ritual keagamaan, dan moralitas individual.
Namun, seiring dengan masuknya era modern dan globalisasi, pendekatan dakwah di
Indonesia mengalami transformasi. Beberapa perkembangan penting dalam filsafat
dakwah di Indonesia meliputi:

A. Pemakaian media baru: Dakwah melalui media baru seperti televisi, radio, dan
internet telah menjadi bagian integral dari strategi dakwah di Indonesia. Organisasi
dakwah dan para dai (pendakwah) aktif memanfaatkan platform-platform ini untuk
menyampaikan pesan-pesan agama kepada khalayak yang lebih luas.
B. Pendekatan kontekstual: Dakwah di Indonesia semakin menekankan pendekatan
yang kontekstual, dengan memperhatikan kebutuhan dan realitas sosial, politik, dan
budaya masyarakat setempat. Hal ini mencakup upaya untuk mengintegrasikan
nilai-nilai Islam dengan budaya lokal, serta beradaptasi dengan perkembangan
zaman.
C. Dialog antar-agama dan antarbudaya: Di tengah keragaman agama dan budaya di
Indonesia, dakwah juga memainkan peran dalam mempromosikan dialog antar-
agama dan antarbudaya. Hal ini bertujuan untuk memperkuat toleransi,
penghargaan terhadap perbedaan, dan kerukunan antarumat beragama.
D. Pemberdayaan masyarakat: Dakwah di Indonesia semakin memperhatikan
pentingnya pemberdayaan masyarakat, baik melalui pendidikan, pembangunan
ekonomi, maupun kesejahteraan sosial. Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan
nilai-nilai agama, tetapi juga membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka secara menyeluruh.

8
Dengan demikian, perkembangan filsafat dakwah di Indonesia mencerminkan
adaptasi yang terus-menerus terhadap perubahan zaman dan tuntutan konteks sosial
yang beragam.

9
III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada awalnya dakwah adalah sebuah metode mengajak yang ada dari zaman nabi
sebelum Rasulullah SAW., dan bukan merupakan sebuah ilmu lalu dikarenakan adanya
perkembangan zaman dibentuklah sebuah ilmu dakwah yang di mana Banyak para filsuf yang
mempelajari bidang tersebut dan memiliki pemikiran tentang dakwah tersebut.

Sebagai bagian filsafat, filsafat dakwah selama ini tidak belum mendapat perhatian
memadai. Ini dikarenakan dakwah lebih diletakkan dalam tataran praktis ketimbang pemikiran.
Padahal, sebagai induk ilmu, filsafat dapat digunakan untuk efektifitas dakwah. Pemikiran
mendalam dan reflektif yang terkandung dalam filsafat membantu da’i dalam memahami
materi dakwah yang lebih mendalam dan kontekstual. Bahkan, dengan filsafat pula, dakwah
tidak gagap dalam menghadapi problem sosial.

10
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Amrullah, “ Dakwah dan perubahan soaial “, Yogyakarta: Prima Duta,1983.

Basit, Abdul , “Filsafat dakwah”, Depok: PT. Rajagrafindo persada, 2017

Ladiadlus, Naissaban , “Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, Dan
Karya”, Grasindo, 2004.

11

Anda mungkin juga menyukai