Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDEKATAN METODOLOGI DAKWAH NORMATIF

Diajukan untuk memenuhi tugas Metodologi Dakwah Dosen pengampu:


Dr. Muhammadun, S.HI, M.S.I

Faiz Fadlurahman

KPI 3A

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DAKWAH


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS BUNGA BANGSA CIREBON

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Dr. Muhammadun, S.HI, M.S.I
selaku dosen mata kuliah Etika dan Teknik Dakwah yang telah memberi bimbingan dan
kepercayaan. Sehingga, makalah ini dapat saya susun dengan baik.
Kemudian, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah di masa yang mendatang. Atas saran maupun kritik penulis
ucapkan terima kasih.

Cirebon, 9 September 2023

Penulis
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB 1 ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
1.1Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II ...................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian metodologi ilmu dakwah
2.1.2 Metode ( Manhaj ) Istinbath

2.1.3 Metode ( Manhaj ) Iqtibas

2.1.4 Metode ( Manhaj ) Istiqra

BAB III ..................................................................................................................................................... 5


PENUTUP ................................................................................................................................................ 5
1.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 6
ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau
mensosialisasikan ajaran Islam kepada objek dakwah (masyarakat) dengan berbagai
pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat direlisasikan dalam kehidupan, dengan tujuan
agar mendapat ridha Allah SWT. Agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Secara hakikat islam merupakan agama yang ramah dan sangat menjunjung tinggi
perdamaian bagi segenap umat manusia.menurut Al-quran ajaran-ajaran dan pesan-pesan
islam hendaknya disebarluaskan dan diperkenalkan kepada umat manusia melalui aktifitas
dakwah yang persuasive dan penuh kelembutan.

Salah satu diantara perangkat ilmu yasng seringkali dilibatkan dalam merespon berbagai
masalah kehidupan manusia adalah ilmu dakwah. Ilmu dakwah berfungsi memberi dasar-
dasar teoritik dan metodologik keahlian dakwah. bagi muslim dakwah berfungsi sebagai
proses peningkatan kualitas keimanan dalam penerapan ajaran-ajaran agamanya dalam
kehidupan di dunia ini.

Ilmu dakwah juga melingkupi berbagai pembahasan seperti materi dakwah, subjek dakwah,
objek dakwah, metode dakwah, media dakwah, dan tujuan dakwah. Dan dalam makalah ini
akan di jelaskan mengenai metode keilmuan dakwah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang di maksud dengan metodologi ilmu dakwah?
2. Bagaimana pengertian metode istinbath ?
3. Bagaimana pengertian metode iqtibas ?
4. Bagaimana pengertian metode istiqra ?
1.3 Tujuan
1. Mengerti apa yang di maksud dengan metodologi ilmu dakwah
2. Untuk mengerti metode istinbath ?
3. Untuk mengerti metode iqtibas ?
4. Untuk mengerti metode istiqra ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Metodologi Ilmu Dakwah

Metodologi berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari methodos(cara/jalan) dan
logos(teori/pengetahuan sistematis). Ia semula di anggap bagian dari cabang logika,
kemudian dewasa ini dikenal sebagai bagian baru dalam bidang filsafat sistematis. Secara
sederhana metodologi dapat diartikan studi tentang metode pada umumnya, baik metode
ilmiah maupun bukan.

Dalam tulisan ini, metode yang dimaksud adalah yang dipakai untuk arti metode ilmiah
( yang diistilahkan juga dengan terma manhaj ), yaitu cara kerja untuk dapat memahami dan
menjelaskan obyek yang menjadi kajian ilmu dakwah.

Dalam perkembangannya, metode ilmu dakwah terdapat dua versi menurut Amrullah Ahmad
dan Syukriadi Sambas. Pertama menurut versi Amrullah Ahmad meliputi:

 Survey Dakwah
Metode ini tepat untuk menyusun peta dakwah yang merupakan kebutuhan yang urgen
sebelum dakwah dilaksanakan. Peta dakwah menjadi faktor yang determinatif bagi pemilihan
materi, system, metode, da’I serta kebijakan dan strategi dakwah. Ketepatan pemilihan
faktor-faktor ini sangat ditentukan oleh adanya peta dakwah Islam.

 Riset Kecenderungan Gerakan Dakwah


Dalam metode ini setelah peneliti melakukan generalisasi atas fakta dakwah masa lalu
dan saat sekarang serta melakukan kritik teori-teori dakwah yang ada, maka peneliti
dakwah menyusun analisis kecenderungan masalah, system, pola pengorganisasian
dan pengelolaan dakwah yang terjadi masa lalu, kini, dan kemungkinan masa yang
akan datang. Dengan riset kecenderungan ini kegiatan dakwah akan dapat tampil
memandu perjalanan umat dalam sejarah global dan selalu dapat memberikan tanda-
tanda jaman yang akan dating sehingga umat melakukan antisipasi yang lebih dini dan
dapat mendesain skenario perubahan. Metode ini sesuai dengan sifat masalah
pencapaian tujuan dakwah yang seolah tanpa tepi.

Merujuk pada pemikiran Syukriadi Sambas, secara mendasar, metode ilmu dakwah
berakar pada al-Nazharah al-Syumuliah al-Quraniyah (teori besar Qurani, disingkat
NSQ), yaitu pemikiran holistik berdasarkan petunjuk al-Quran.

Acuan utama NSQ ini adalah Q.S. al-Isra ayat 36:


“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan
dimintai pertanggungjawabannya”.
Model kerja NSQ ini dapat dirumuskan sebagai proses konseptualisasi realitas
dakwah melalui penggunaan ketajaman potensi indera, akal, dan kalbu dalam
menegakab hak dan keadilan. Dari proses ini melahirkan sejumlah proposisi ilmiah
dakwah yang mewujud dalam sebuah disiplin ilmu dakwah.

2
2.1. Metode ( Manhaj ) Istinbath

Metode (manhaj) Istinbath, yaitu proses penalaran (istidlal) dalam memahami dan
menjelaskan hakikat dakwah dari al-Quran dan Hadis yang produknya berupa teori utama
ilmu dakwah. Untuk manhaj ini, ilmu dakwah dapat menggunakan ilmu-ilmu bantu seperti
ushul fiqh, ulumul Quran, ulumul hadis dan ilmu-ilmu bantu lainnya terutama yang
berhubungan langsung dengan kajian teks.

Sebagai model dalam ilmu dakwah, metode istinbath pada dasarnya berpijak pada apa yang
dikembangkan dalam ilmu fiqh, namun dalam prakteknya harus dilengkapi pula dengan teori-
teori lain yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu keislaman lainnya, agar lebih tepat dapat
digunakan untuk mengembangkan dakwah yang menemukan sumber rujukan utamanya pada
sumber utama ajaran islam yaitu al-Quran dan hadis.

Contoh unsur-unsur dakwah umpamanya dapat dirumuskan dengan merujuk pada al-Quran
surat an-Nahl ayat 125. Cara kerjanya: unsur dakwah terdiri dari Da’I diturunkan dari kata
ud’u artinya ajaklah, materi dakwah (pesan dakwah) diturunkan dari kata sabili rabika (jalan
Allah), yaitu islam dengan ajaran pokok al-Quran dan al-Sunnah. Metode dan media dakwah
diturunkan dari kata bi dalam lafadz bilhikmah “bi” dalam bahasa Arab artinya dengan cara,
ini menunjukan metode atau media yang digunakan. Mad’u diturunkan dari lafad man,
menurut ayat ini manusia ada yang sesat (man dhola ansabilih) salah satunya menolak
dakwah islam. Dan ada orang yang dapat petunjuk (al muhtadun) indikatornya adalah
menerima dakwah.

2.1.3 Metode Iqtibas

Metode (manhaj) Iqtibas, yaitu proses penalaran (istidlal) dalam memahami dan menjelaskan
hakikat dakwah atau realitas dakwah atau denotasi dakwah dari Islam actual, islam empiris,
islam historis, atau islam yang secara empiris hidup di masyarakat. Ilmu-ilmu social dipakai
sebagai ilmu bantu dalam penerapan dan penggunaan manhaj ini. Ilmu-ilmu yang dimaksud
antara lain sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu ekonomi, ilmu politik dan lain-lain.

Dalam khazanah keilmuan dakwah disebut ilmu bantu. Aturannya tidak mengklaim hasilnya
menjadi teori-teori dakwah orisinil akan tetapi menggunakan bahasa yang sangat demokratis
yaitu”prespektif”, contoh meminjam teori komunikasi tentang efektivitas dalam proses
komunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan: a Clear understanding of his own
purpose (mengetahui dengan jelas tujuan dari suatu uraian atau perkataan), a mastery of his
subject matter ( menguasai pokokatau inti yang disampaikan), Analysis of own audience
(mempunyai analisa tentang audien). Aspek-aspek ini dapat juga diterapkan dalam proses
dakwah efektif, kalau hal ini teruji secara ilmiah maka teori yang dilahirkannya teori dakwah
prespektif komunikasi. Begitu seterusnya dengan ilmu social lainnya.

3
2.1.4 Metode Istiqra

Metode (manhaj) Istiqra, yaitu proses penalaran (istidlal) dalam memahami dan
menjelaskan hakikat dakwah melalui penelitian kualitatif dan atau kuantitatif dengan
mengacu kepada teori utama dakwah (produk manhaj istinbath) dan teori turunan dari teori
utama dakwah ( produk manhaj iqtibas). Produk manhaj iqtibas disebut teori menengah,
sedangkan produk manhaj istiqra’ disebut teori kecil.

Jika ditelaah lebih mendalam, ketiga metode tersebut tampaknya hendak mengakomodasi
ilmu-ilmu keIslaman dan ilmu-ilmu social modern. Teori-teori yang disumbangkan oleh
ilmu-ilmu Islam antara lain teori mengenai pola pemahaman dan pemaknaan teks-teks
qauliyah, seperti termuat dalam al-Quran dan Hadis, yaitu yang berkenaan dengan
pemahaman, penggambaran dan pengevaluasian hakikat dakwah, realitas dakwah atau
denotasi dakwah.

Dalam disiplin imu fikih, pola pemahaman dan pemaknaan itu dibedakan kedalam tiga
kelompok utama:

1. Pola penalaran bayani (thariq al-istinbath al-bayani), yaitu pola penafsiran nash yang
bertumpu pada arti kata (dilalat) dan kaidah kebahasaan. Dalam pola ini dibahas kapan suatu
kata (lafadz) dianggap ‘am(umum), khas(khusus), wadih(jelas), mubham||(tidak jelas) dan
berbagai persoalan lainnya.

2. Pola penalaran ta’lili (thariq al-istinbath al-ta’lili), yaitu pola penafsiran nash yang
bertumpu pada illat. Maksudnya, sesuatu ayat atau teks hadis tidak dipahami hanya berdasar
arti bahasanya saja, tetapi lebih dari itu. Pola ini berusaha mencari illat, baik secara tekstual
tertuang dalam nash atau tidak termaktub didalamnya secara eksplisit.

3. Pola penalaran istislahi (thariq al-istinbath al-istislahi), yaitu pola penafsiran nash yang
berusaha menghimpun berbagai ayat dan teks hadis yang saling berkaitan dan kemudian
darinya ditarik suatu prinsip umum. Prinsip umum ini dideduksikan kepada kasus-kasus yang
tidak bisa diselesaikan melalui nash secara spesifik.

Sebagai model dalam metode ilmu dakwah, metode al-istinbath pada dasarnya berpijak pada
apa yang dekembangkan dalam disiplin ilmu fikih, namun dalam praktiknya harus dilengkapi
pula dengan teori-teori lain yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu keislaman lainnya. Kiranya
teori itu memiliki sumbangan penting dalam perumusan teori-teori utama dakwah. dari
sinilah, ilmuwan dakwah dituntut untuk mengembangkan teori-teori dari ilmu-ilmu
keislaman, agar secara lebih tepat dapat digunakan untuk mengembangkan dakwah yang
menemukan sumber rujukan utamanya pada sumber utama ajaran Islam yaitu al-Quran dan
Hadis.

Adapun manhaj istinbath, iqtibas, dan istiqra, maka teori-teori yang diakomodasi adalah
teori-teori yang dikembangkan oleh ilmu-ilmu social. Teori-teori tersebut dapat diterima
ketika ada persentuhannya dengan objek formal ilmu dakwah dalam wilayah objek material
ilmu dakwah dan ilmu-ilmu social tersebut.

4
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1. Metode survey dakwah bertujuan mengumpulkan data sederhana dalam rangka menguji
hubungan-hubungan variable yang terlebih dahulu di hipotesiskan.

2. Metode riset kecenderungan dakwah kajiannya menggunakan metode empiris bergerak


dalam wilayah dalam ayat-ayat kauniyah.

3. Metode istinbath yaitu proses penalaran dalam memahami dan menjelaskan hakikat
dakwah dalam al-|Quran dan Hadits.

4. Metode iqtibas yaitu proses penalaran dalam memahami dan menjelaskan hakikat dakwah
islam yang hidup di masyarakat.

5. Metode istiqra yaitu proses penalaran dalam memahami dan menjelaskan hakikat dakwah
melalui penelitian.

Daftar Pustaka

Sulton, Muhammad. 2003. desain ilmu dakwah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Enjang AS, dan Aliyudin. 2009. dasar-dasar ilmu dakwah. Bandung: Widya Padjadjaran.

Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar ilmu dakwah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kusnawan, Aep. 2004. Ilmu dakwah (kajian berbagai aspek). Bandun: Pustaka Bani Quraisy.

[1] Drs. Wahidin Saputra, M.A., pengantar ilmu dakwah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), hlm.108.

[2] Muhammad Sulton, desain ilmu dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm105.

[3] Enjang AS, dan Aliyudin, dasar-dasar ilmu dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran,
2009), hlm.30-32.

[4] Muhammad Sulton, desain ilmu dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.106.

5
[5] Aep Kusnawan, ilmu dakwah (kajian berbagai aspek), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2004), hlm.132.

[6] Muhammad Sulton, desain ilmu dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.107.

[7] Enjang AS, dan Aliyudin, dasar-dasar ilmu dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran,
2009), hlm.33.

[8] Muhammad Sulton, desain ilmu dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.107.

[9] Enjang AS, dan Aliyudin, dasar-dasar ilmu dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran,
2009), hlm.34.

[10] Muhammad Sulton, desain ilmu dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.108.

[11]Drs. Wahidin Saputra, M.A., pengantar ilmu dakwah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), hlm.110-112.

https://mohrizarizqiadam.blogspot.com/2017/06/ilmu-dakwah-metodologi-survey-
riset.html
https://ratnasariportofoliojurnalismedakwah.blogspot.com/2019/10/makalah-
pendekatan-metodologi-dakwah.html

Anda mungkin juga menyukai