Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

MASYARAKAT ISLAM MASA NABI

Dosen Pengampu : Muhammad Muhsin Arumawan M.Pd

Oleh :

Mahsa Nabilah Adynastiti ( 210108110065 )

Vita Ayu Afifah ( 210108110042 )

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
Nya makalah yang berjudul “Masyarakat Islam Masa Nabi” ini dapat terselesaikan sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Muhammad Muhsin Arumawan M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Dengan adanya tugas ini menjadi motivasi
bagi kami supaya lebih giat dalam belajar dan membaca serta menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan dalam bidang yang kami tekuni.

Dengan keterbatasan penulis, kami menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna karena
tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia, demikian juga makalah ini. Oleh karena itu, kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Terima kasih.

Malang, 24 Februari

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................. 4

BAB II ............................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5

2.1 Masyarakat Islam Mekkah pada Masa Nabi Muhammad SAW .............................. 5

2.2 Masyarakat Islam Madinah pada Masa Nabi Muhammad SAW ............................. 7

2.3 Sejarah Pembentukan Masyarakat Madani ................................................................ 8

BAB III......................................................................................................................................... 13

PENUTUP.................................................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah adalah sejarah yang perlu kita kaji dan dalami sebagai umat
Islam. Sungguh Allah telah memberikan kelebihan pada kita dijadikannya sebagai umat
Islam, umatnya nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang berbudi
pekerti luhur yang luar biasa dalam memulai adanya peradaban Islam sejak ditugaskan nya
beliau menjadi nabi dan rasul di umur beliau ke-40 tahun sungguh luar biasa hasil yang
diraih oleh Nabi Muhammad dalam menjunjung agama Islam di peradaban dan
pemikirannya menjadikan peradaban Islam adalah peradaban yang berpengaruh yang mana
Rasulullah adalah paling sempurna makhluk ciptaan Allah yang membawa rahmat untuk
seluruh alam.
Islam melahirkan konsep sempurna dengan menampilkan lima jaminan dasar yang
diberikan agama kepada warga masyarakat, baik secara perorangan ataupun kelompok
seperti keselamatan fisik dari tindakan fisik pada warga masyarakat di luar ketentuan
hukum, keselamatan keyakinan agama masing-masing tanpa ada paksaan untuk berpindah
agama, keselamatan keluarga dan keturunan, keselamatan harta benda dan milik pribadi di
luar prosedur hukum dan yang terakhir keselamatan profesi (intelektual). Kelima jaminan
dasar tersebut menunjukkan pandangan hidup atau visi transformatis sosial keagamaan
yang utuh di lingkungan sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana masyarakat islam Mekkah pada masa Nabi?
2. Bagaimana masyarakat islam Madinah pada masa Nabi?
3. Bagaimana sejarah pembentukan masyarakat madani?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat islam Mekkah pada masa Nabi
2. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat islam Madinah pada masa Nabi
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembentukan masyarakat madani

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masyarakat Islam Mekkah pada Masa Nabi Muhammad SAW


Awal pertama diturunkannya surah Al-Mudatsir ayat 1-7 ini maka dimulailah Rasulullah
dalam melaksanakan risalah yang diperintahkan Allah. Adapun tahap-tahap dakwah yang
dijalankan Rasulullah pada masa periode Mekkah ini terbagi dalam tiga tahapan, yaitu;

1. Dakwah secara Sirriyyah atau Sembunyi-sembunyi.


Permulaan dakwah keislaman secara diam-diam ini nabi memulai dakwahnya Dengan
mengajak orang-orang terdekat yang ia kenal dan mereka pun mengenal beliau diantara mereka
terdapat nama Khadijah binti khuwailid (istri Nabi), Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi), Zaid bin
Haritsah (bekas budak Nabi), dan Abu Bakar As Siddiq. Nama terakhir adalah sahabat dekat nabi
pedagang yang jujur dan ahli nasab terkemuka yang giat di bidang dakwah mereka yang masuk
Islam lantaran dirinya adalah Utsman bin Affan Zubair bin awwam Abdurrahman bin auf Saad bin
Abi waqqash dan talhah bin Ubaidillah golongan pertama yang juga masuk Islam adalah beberapa
tokoh Quraisy laki-laki dan perempuan dan sejumlah Maula atau bekas budak dan beberapa
perempuan1.
Yang mana dengan beberapa sahabat yang pertama masuk islam ini menjadikan semakin
hari banyak sejumlah orang yang ikut memeluk agama Islam. Walaupun yang masuk islam juga
ada dari kalangan orang yang kaya, tapi mayoritas kebanyakan mereka adalah dari orang-orang
yang miskin, rakyat lemah dan jelata.. Perjalanan dakwah Nabi secara sembunyi-sembunyi ini
berlangsung selama 3 tahun10 .
Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa
menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu. Penyampaian dakwah terus
dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah SAW menampakkan dakwah
kepada kaumnya. Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan
mereka .
2. Dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekkah.

1
Ibrahim dan Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban Islam Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini,
hal.27.

5
Dakwah Nabi secara terang-terangan ini didasari wahyu yang turun dari perintah Allah
SWT: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”,{As-Syu‟ara [26] : 214}
Pelaksanaan dari ayat ini Nabi mulai mendakwahkan islam di kalangan keluarga dan kerabatnya.
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah ialah dengan mengundang kerabat dekat beliau,
seperti Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Beliau menyeru
kaumnya kepada Allah dan berserah diri kepada Rabb-Nya. Namun dari sekian banyak yang
datang, semua menentang Rasulullah, hanya Abu Thalib-lah yang mendukung dan memerintahkan
melanjutkan perjuangan Rasul. Setelah Nabi SAW merasa yakin terhadap dukungan dan janji Abu
Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah, maka suatu hari beliau berdiri di
atas Shafa, lalu berseru: “Wahai semua orang!” maka semua orang berkumpul memenuhi seruan
beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman
kepada hari akhirat. Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara : “Celakalah engkau untuk
selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.” Lalu turun ayat: “Celakalah kedua
tangan Abu Lahab” Seruan beliau semakin menggema seantero Mekkah, hingga kemudian turun
ayat: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. {Al-Hijr [15] :94}

Maka Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai khurafat dan kebohongan syirik
dengan menyebutkan kedudukan berhala dan hakikatnya yang sama sekali tidak memiliki nilai.
Mekkah berpijar dengan api kemarahan, bergolak dengan keanehan dan pengingkaran, tatkala
mereka mendengar suara yang memperlihatkan kesesatan orang-orang musyrik dan para
penyembah berhala. Suara itu seakan-akan petir yang membelah awan, berkilau, menggelegar dan
mengguncang udara yang tadinya tenang. Orang-orang Quraisy bangkit untuk menghadang
revolusi yang datang secara tak terduga ini, dan yang dikhawatirkan akan merusak tradisi warisan
mereka.

Orang-orang Quraisy bingung, karena sepanjang sejarah nenek moyang mereka dan
perjalanan kaumnya, mereka tidak pernah mengetahui bandingan yang seperti itu. Setelah
menguras pikiran, tidak ada jalan lain lagi bagi mereka menghadapi orang yang jujur dan dapat
dipercayai ini (Muhammad SAW) kecuali mendatangi paman beliau, Abu Thalib. Mereka
meminta kepadanya agar menghentikan segala apa pun yang diperbuat anak saudaranya. Dengan
perkataan yang halus dan lemah lembut, Abu Thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka

6
pun pulang dengan tangan hampa sehingga Rasulullah bisa melanjutkan dakwah, menampakkan
agama Allah dan menyeru kepada-Nya. Semenjak penolakan itu, dan orang-orang Quraisy tahu
bahwa Muhammad SAW sama sekali tidak menghentikan dakwahnya2.

Dakwah agama ini mulai dilancarkan nabi secara terbuka dan terang-terangan di setiap
tempat di Mekah. ini juga menandai dimulainya tahap baru dakwah Islam yaitu tahap penyiksaan
penghinaan dan pencerlaan oleh kaum musyrik terhadap orang Islam dan juga Nabi. Ajakan secara
terang-terangan ini dimulai dari sejak awal tahun keempat dari kenabian sampai akhir tahun
kesepuluh3.

Orang-orang pemuka Quraisy dan orang-orang musyrik lainnya merasa terancam dalam
kekuasaan, dikarenakan bertambahnya penduduk Mekah yang memeluk Islam,di sisi itu Nabi dan
para pengikutnya semakin menancapkan perilaku yang simpati dan memiliki kepercayaan diri
yang besar lagi berakhlak mulia yang menjadikan dorongan semakin bertambah banyak
pengikutnya .

2.2 Masyarakat Islam Madinah pada Masa Nabi Muhammad SAW

Hijrah Rasulullah dan ummat Islam ke Madinah tidaklah terwujud begitu saja. Ada kondisi
yang mendukung terjadinya hijrah tersebut, yaitu Bai`at Aqabah (pertama dan kedua). Maksud
penduduk Yastrib mengundang Rasulullah datang ke negerinya adalah guna mendamaikan
pertikaian antar suku yang tidak kunjung berhenti. Dengan adanya Rasulullah SAW. diharapkan
pertikaian itu dapat berhenti. Peta demografis Madinah saat itu adalah sebaagai berikut:

(1) Kaum Muslimin yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar,

(2) Anggota suku Aus dan Khazraj yang masih berada pada tingkat nominal muslim, bahkan ada
yang secara rahasia memusuhi Rasulullah,

(3) Anggota suku Aus dan Khazraj yang masih menganut paganisme,

(4) Orang-orang Yahudi yang terbagi dalam tiga suku utama: Banu Qainuqa, Banu Nadhir, dan
Banu Quraizha. Kemajemukan komunitas tersebut tentu saja melahirkan conflict dan tension.
Pertentangan Aus dan Khazraj sudah terlalu terkenal dalam sejarah Islam. Bahkan diduga

2
Ibid, hal.19
3
Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, hal.17.

7
diterimanya Rasulullah di Yastrib dengan baik di kedua klan tersebut karena kedua klan tersebut
membutuhkan "orang ketiga" dalam konflik diantara mereka. Hal ini bisa dipahami dalam
manajemen konflik politik. Adapun diterimanya Rasulullah oleh kaum Yahudi merupakan catatan
tersendiri. Tentu saja Yahudi menerima Rasulullah dengan penuh kecurigaan tetapi pendekatan
yang dilakukan Rasulullah mampu "menjinakkan" mereka, paling tidak, sampai Rasulullah eksis
di Madinah4.

Dari sudut pandang ilmu politik, obyek yang dipimpin oleh Rasulullah.memenuhi syarat
untuk disebut sebagai negara. Syarat berdirinya negara ialah ada wilayah, penduduk dan
pemerintahan yang berdaulat. Kenyataan sejarah menunjukkan adanya elemen negara
tersebut.Walhasil, setelah melalui proses Ba`iat dan Piagam Madinah Nabi dipandang bukan saja
sebagai pemimpin ruhani tetapi juga sebagai kepala negara. Kita beralih pada persoalan ajaran
Islam. Pada periode Madinah ajaran Islam merupakan kelanjutan dari periode Mekkah. Bila pada
periode Mekkah, ayat tentang hukum belum banyak diturunkan, maka pada periode Madinah kita
mendapati ayat hukum mulai turun melengkapi ayat yang telah ada sebelumnya. Ini bisa dipahami
mengingat hukum bisa dilaksanakan bila komunitas telah terbentuk. Juga dapat dicatat
kemajemukan komunitas Madinah turut mempengaruhi ayat hukum ini. Satu contoh menarik pada
peristiwa kewajiban zakat dan pelarangan riba. Setting sosio-ekonomi Madinah yang dikuasai oleh
Yahudi memerlukan sebuah "perlawanan" dalam bentuk zakat (untuk pemerataan ekonomi di
kalangan muslim) dan pelarangan riba. Yang terakhir ini membawa implikasi baik secara ekonomi
maupun politik bagi praktek riba kaum Yahudi.

Bukan hanya ayat hukum saja yang berangsur-angsur "sempurna", juga ayat tentang etika,
tauhid dan seluruh elemen ajaran Islam berangsur-angsur mendekati titik kesempurnaan,dan
mencapai puncaknya pada QS 5:3. Setelah Nabi wafat, dimulailah era khulafaur rasyidin. Tidak
dapat dipungkiri, di Madinah Islam sempurna dan disinilah awal sebuah peradaban yang dibangun
oleh umat Islam mulai tercipta.

2.3 Sejarah Pembentukan Masyarakat Madani

Kata madani berasal dari kata Madinah yaitu sebuah kota tempat hijrah Nabi Muhammad
SAW dan merupakan kota paling suci kedua setelah Mekkah. Madinah berasal dari kata

4
Sari dan Hum, “SEJARAH PERADABAN ISLAM,” hal.26.

8
“madaniyah” yang berarti peradaban, oleh karena itu masyarakat madani berarti masyarakat yang
beradab.5 Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang menjujung tinggi nilai peradaban
dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupan masyarakat yang harmonis dan
seimbang. Sedangkan menurut Muhammad AS Hikam, Civil Society atau Masyarakat Madani
adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain
kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating), keswadayaan (selfsupporing),dan
kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma-norma dan
nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya. Di sini agama merupakan sumber, peradaban
adalah prosesnya, dan masyarakat kota adalah hasilnya.6

Menurut sejarahnya, setelah 13 tahun Nabi membangun landasan tauhid sebagai fondasi
dasar masyarakat (komunitas di Makkah), Allah memberinya petunjuk hijrah ke Yastrib.
Sesampainya di sana, oleh Nabi SAW, Yatsrib diubah namanya menjadi Madinah, yang berarti
kota. Karena itu, tindakan Nabi mengubah nama Yatsrib menjadi Madinah pada hakikatnya adalah
sebuah pernyataan niat atau proklamasi bahwa bersama umatnya hendak mendirikan dan
membangun masyarakat yang beradab. Di sinilah tonggak awal Islam menata komunitas
masyarakat madani yang dibangun oleh Nabi tersebut memiliki karakteristik sebagai masyarakat
yang beriman dan bertaqwa, masyarakat yang beradab dapat menghargai adanya perbedaan
pendapat, masyarakat yang menghargai hak-hak asasi manusia, masyarakat yang sadar akan
hukum dan tata tertib, masyarakat yang kreatif, mandiri dan percaya diri, masyarakat yang
memiliki semangat kompetitif, penuh persaudaraan dengan bangsa lain.

Berdasarkan sejarah yang tertulis, ada dua masyarakat yang tertulis sebagai masyarakat
madani, yaitu :

a) Masyarakat Saba’, pengikut nabi Sulaiman AS,.7


Keadaan masyarakat Saba ini diceritakan dalam Al-Qur’an itu mendiami negeri yang baik,
subur, dan nyaman. Ditempat itu tersedia rizki yang melimpah, terdapat kebun dengan tanaman
yang hidup dengan subur, kebutuhan hidup masyarakat terpenuhi. Kasih sayang Allah SWT

5
M. Ihsan Dacholfany. Konsep Masyarakat Madani Dalam Islam. Hal. 2.
6
Mughniatul Ilma, Rifqi Nur Alfian. Konsepsi Masyarakat Madani Dalam Bingkai Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan Islam Vol 1 No. 1 Tahun 2020.
7
Hairuddin Cikka, Oyan D. Taufik K. Pembentukan Masyarakat Madani Melalui Pendidikan Islam. Jurnal el-Fakhru
Vol. 1 No. 1 Tahun 2021. Hal. 7.

9
dengan wujud disediakan bagi masyarakat Saba’ yaitu negeri yang indah. Allah
memerintahkan masyarakat Saba’ untuk selalu bersyukur kepada Allah yang telah
menyediakan segala kebutuhan hidup mereka.
Akan tetapi, ada beberapa yang menolak tanggapan negeri Saba’ sebagai simbol Baldah
Thayyibah karena negeri itu pada akhirnya mengalami kehancuran karena ingkar (kafir) dan
maksiat kepada Allah. Sehingga akhirnya mereka mendapat murka Allah dengan mengalami
kebinasaan. Sekalipun bantahan tadi memang mengandung kebenaran, tetapi itu tidak
menghapus berlakunya konsep Baldah Thayyibah. Yang mana pada dasarnya sejarah telah
mencatat bahwa memang telah ada yang namanya Baldah Thayyibah meskipun pada akhirnya
harus musnah.
b) Masyarakat Yatsrib (Madinah).8
Masyarakat madinah terlihat sebagai masyarakat madani setelah terjadinya perjanjian madinah
(Piagam Madinah) antara Rasulullah Saw beserta umat Islam dengan penduduk madinah yang
pada dasarnya beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Piagam
Madinah merupakan konstitusi pertama dalam Islam untuk mempertahankan asas dalam
menyatukan hukum dalam sebuah masyarakat (negara) dan menjamin eksistensi pluralisme
hukum sesuai dengan tuntutan masyarakat yang mejamuk. Piagam Madinah berisi rumusan
yang jelas tentang hak-hak dan kewajiban orang Islam di antara mereka sendiri, serta hak-hak
dan kewajiban di antara orang Islam dan Yahudi. Isi Piagam Madinah antara lain menetapkan
adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakan pendapat, tentang keselamatan harta-
benda dan larangan orang melakukan kejahatan.9 Masyarakat madani selalu hidup dan dapat
berkembang pada setiap ruang dan waktu. Al-Qur’an adalah landasan dan motivasi utama pada
masyarakat madani. Meskipun dalam Al- Qur’an tidak menyebutkan secara terperinci tentang
masyarakat yang ideal namun tetap memberikan arahan dan petunjuk mengenai prinsip dasar
dan pilar yang terkandung dalam masyarakat yang baik. Jika kita meneladani perjuang
Rasulullah sebagai cerminan masyarakat ideal dalam mendirikan dan menumbuh kembangkan
konsep masyarakat madani di kota Madinah.

8
Hairuddin Cikka, Oyan D. Taufik K. Pembentukan Masyarakat Madani Melalui Pendidikan Islam. Jurnal el-Fakhru
Vol. 1 No. 1 Tahun 2021. Hal. 7.
9
Erwin Dariyanto, Piagam Madinah: Sejarah, Isi dan Tujuannya, https://news.detik.com/berita/d-
5350191/piagam-madinah-sejarah-isi-dan-tujuannya,, 27 Januari 2021, 26 Februari 2022.

10
Setelah hijrah Rasulullah mempelajari karakteristik dan tatanan masyarakat di Madinah
yang cukup beragam, beliau kemudian melakukan beberapa perubahan sosial, yang tertuang dalam
Piagam Madinah memiliki beberapa karakteristik yaitu :

1. Free Public Sphere, yaitu adanya ruang publik yang bebas dalam mengemukakan pendapat.
Ruang public secara teoritis bisa diartikan bahwa masyarakat memiliki akses penuh dalam
menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat, dan mempublikasikan informasi kepada
publik. Hal ini bisa menjadikan salah satu bagian yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan dan mewujudkan terjadinya pembungkaman dalam menyalurkan aspirasi
warga negara.
2. Demokratisasi, demokratisasi masyarakat madani akan terwujud melalui penegakan pilar-pilar
demokrasi yang meliputi : a) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). b) Pers yang bebas. c)
Supremasi hukum. d) Perguruan Tinggi. e) Partai Politik.
3. Tolerasi, merupakan sikap yang dikembangkan dalam mewujudkan sikap saling menghargai,
dan menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain atau kelompok lain dalam
masyarakat yang betujuan untuk menghindarkan terjadinya
4. diskriminasi.
5. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disertai
dengan sikap tulus. Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat tuhan.
6. Keadilan sosial (Sosial Justice), keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian
yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga dan negara yang mencakup seluruh
aspek kehidupan.
7. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar benar bersih dari rekayasa,
intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki kedewasaan
dan kemandirian berpolitik yang bertanggung jawab.
8. Supermasi hukum, merupakan jaminan terciptanya keadilan, keadilan harus diposisikan secara
netral, artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum.

Menurut Robert N. Bellah seorang ahli sosiologi agama terkemuka menyebut masyarakat
madani yang dibangun Rasulullah sebagai masyarakat yang sangat modern di zamannya,
bahkan terlalu modern. Masyarakat Arab di bawah kepemimpinan Rasulullah telah melakukan
lompatan jauh ke depan dalam kecanggihan sosial dan kapasitas politik. Sehingga setelah

11
Rasulullah sendiri wafat kondisi ini tidak bisa bertahan lama. Timur Tengah pada saat itu
belum siap dengan prasarana sosial yang diperlukan untuk menopang suatu tatanan sosial
modern yang dirintis Rasulullah10

10
Mughniatul Ilma, Rifqi Nur Alfian. Konsepsi Masyarakat Madani Dalam Bingkai Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan Islam Vol 1 No. 1 Tahun 2020.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tahap-tahap dakwah yang dijalankan Rasulullah pada masa periode Mekkah ini terbagi
dalam tiga tahapan, yaitu:

1. Dakwah secara Sirriyyah atau Sembunyi-sembunyi


Perjalanan dakwah Nabi secara sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama 3 tahun 10.
Penyampaian dakwah menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala
sesembahan mereka.
2. Dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekkah
Dakwah agama ini mulai dilancarkan nabi secara terbuka dan terang-terangan di setiap
tempat di Mekah. ini juga menandai dimulainya tahap baru dakwah Islam yaitu tahap
penyiksaan penghinaan dan pencerlaan oleh kaum musyrik terhadap orang Islam dan juga
Nabi. Ajakan secara terang-terangan ini dimulai dari sejak awal tahun keempat dari
kenabian sampai akhir tahun.

Hijrah Rasulullah dan ummat Islam ke Madinah tidaklah terwujud begitu saja. Ada kondisi
yang mendukung terjadinya hijrah tersebut, yaitu Bai`at Aqabah (pertama dan kedua). Dari sudut
pandang ilmu politik, obyek yang dipimpin oleh Rasulullah.memenuhi syarat untuk disebut
sebagai negara. Pada periode Madinah ajaran Islam merupakan kelanjutan dari periode Mekkah.
Pada periode Madinah ajaran Islam merupakan kelanjutan dari periode Mekkah. Bila pada periode
Mekkah, ayat tentang hukum belum banyak diturunkan, maka pada periode Madinah kita
mendapati ayat hukum mulai turun melengkapi ayat yang telah ada sebelumnya. Bukan hanya ayat
hukum saja yang berangsur-angsur "sempurna", juga ayat tentang etika, tauhid dan seluruh elemen
ajaran Islam berangsur-angsur mendekati titik kesempurnaan,dan mencapai puncaknya.

Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang menjujung tinggi nilai peradaban dalam
membangun, menjalani, dan memaknai kehidupan masyarakat yang harmonis dan seimbang.
Masyarakat madani mengandung tiga hal, yakni agama, peradaban dan perkotaan. Ada dua
masyarakat yang tertulis sebagai masyarakat madani, yaitu : 1) Masyarakat Saba’, pengikut nabi
Sulaiman AS. 2) Masyarakat Yatsrib (Madinah).

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Ilma, Mughniatul dan Rifqi Nur Alfian. ”Konsepsi Masyarakat Madani Dalam Bingkai Pendidikan
Islam.” Jurnal Pendidikan Islam 01, no. 1 (2020): 22.

Cikka, Hairuddin dan Oyan D. Taufik K. “Pembentukan Masyarakat Madani Melalui Pendidikan
Islam.” Jurnal el-Fakhru, Islamic Education Teaching and Studies 01, no. 1 (2021): 15.

Dacholfany, M. Ihsan. Konsep Masyarakat Madani Dalam Islam. STAIN Jurai Siwo Metro.

Rawani, Sahila dkk. (2020). Masyarakat Madani. Universitas Bengkulu.

Dariyanto, Erwin. Piagam Madinah: Sejarah, Isi dan Tujuannya. Diakses pada 26 Februari 2022,
dari https://news.detik.com/berita/d-5350191/piagam-madinah-sejarah-isi-dan-tujuannya

Sofiah, Rosyadi. Sejarah Peradaban Masa RasulullahSAW. Diakses 24 Februari 2022.

iv

Anda mungkin juga menyukai