Anda di halaman 1dari 17

PERISTIWA KELAHIRAN DAN MASA KECIL NABI MUHAMMAD

SAW, SERTA PENYERANGAN TENTARA ABRAHAH

Dosen Pengampu: Drs. Ja’far Sanusi, MA


(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebuayaan Islam MI/SD)

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Rif’atur Rosyiidah 11180183000034

Qothrunnada Safira K 11180183000037

Nabila Fairuza 11180183000046

Semester 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami ucapkan
syukur dan terima kasih atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peristiwa
Kelahiran dan Masa Kecil Nabi”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi isi, susunan
kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan terhadap para pembaca.

Lamongan, 17 Maret 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW...................................................................2


B. Kisah Masa Kecil Nabi Muhammad SAW................................................................3
C. Peristiwa Besar Tentara Abrahah...............................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai generasi muslim, kita perlu mengetahui perkembangan Sejarah Kebudayaan
Islam. Hal ini bertujuan untuk menambah dan meningkatkan kemantapan iman kita.
Perkembangan kebudayaan Islam tidak lepas dari politik dan kekuasaan. Dalam pembelajaran
masa kini, tidak bisa terlepas dari apa yang telah terjadi pada masa lampau. Kejadian pada
masa lampau ini juga sering disebut dengan sejarah. Dunia Islampun memliki sejarah-
sejarahnya sendiri. dengan mempelajari sejarah, maka akan mengetahui pelajaran apa dari
masa lampau yang dapat diambil untuk diterapkan pada masa sekarang.

Selain itu, mempelajari sejarah juga merupakan suatu hal yang menarik. Melalui sejarah
dapat diketahui banyak informasi di dalamnya. Bagi umat Islam sendiri ada beberapa manfaat
yang dapat diperoleh dengan mempelajari sejarah Islam, antara lain dengan mengetahui
bahwa Islam dalam sejarah pernah mengalami kemajuan dalam segala bidang, maka akan
memberikan rasa bangga dan percaya diri menjadi orang Islam, demikian pula dengan
mengetahui bahwa umat Islam juga mengalami kemunduran, penjajahan, dan
keterbelakangan, akan menyadarkan umat Islam untuk memperbaiki keadaan dirinya dan
tampil untuk berjuang mencapai kemajuan. Maka dari itu perlu kita ketahui dari awal sejarah
tersebut, yakni mulai dari lahirnya Nabi Muhammad SAW bahkan dari sebelum Nabi
dilahirkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kisah kelahiran nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana kisah masa kecil nabi Muhammad SAW?
3. Bagaimana peristiwa besar tentara Abrahah?
C. Tujuan
1. Mengetahui kisah kelahiran nabi Muhammad SAW
2. Mengetahui kisah masa kecil nabi Muhammad SAW
3. Mengetahui peristiwa besar tentara Abrahah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di
antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena letaknya. Kota ini
dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara.
Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya
terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat.
Agama danmasyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat
jazirah Arabdengan luas satu juta mil persegi.1

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin,
tanggal 12 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu
dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah,
gubernur kerajaanHabsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah
untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan
penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti
astronomi,Mahmud Pasha.

Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa
dalam sukuQuraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari
keluarga terhormatyang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib,
seorang kepala sukuQuraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab
dari bani Zuhrah.Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena
ayahnya meninggaldunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.

Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam
kitab-kitabsuci terdahulu. Al- Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi
Muhammad SAW. telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui
1
Abdul Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad Dawud, Ramalan Tentang Muhammad SAW, (Jakarta :PT. Mizan Publika),
2006

2
mereka perjanjian telahdibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus
menerima atas kerasulan Muhammad SAW nanti.2[ Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81:

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja
yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang
Rasul yangmembenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh
beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan
menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”.
Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula)
bersama kamu”

Sejumlah penulis besar tentang Sirah dan para pakar hadits telah banyak meriwayatkan
peristiwa-peristiwa di luar kebiasaan, yang muncul pada saat kelahiran Nabi Muhammad
SAW.Peristiwa-peristiwa diluar daya nalar manusia, yang mengarah kepada dimulainya era
baru bagialam dan kehidupan manusia, dalam hal agama dan moral. Diantara peristiwa-
peristiwa tersebutadalah singgasana Kisra yang bergoyang-goyang hingga menimbulkan
bunyi serta menyebabkan jatuh 14 balkonnya, surutnya danau Sawa, padamnya api sembahan
orang-orang Persia yang belum pernah padam sejak seribu tahun lalu.

B. Kisah Masa Kecil Nabi Muhammad SAW


1. Yang Menyusukan
Bangsawan-bangsawan Arab di Mekah memiliki tradisi untuk menyerahkan anaknya
ke keluarga lain untuk menyusu. Pada hari kedelapan sang anak dilahirkan, anak tersebut
akan dikirimkan pada orang lain hingga sang anak berumur 8 hingga 10 tahun. Sebelum
menemukan ibu susu untuk Muhammad, Aminah menyerahkan anaknya pada Suwaibah,

2
Abdul Hameed Siddiqui, The Life Muhammad, (Delhi: Righway Publication), 2001

3
budak perempuan Abu Lahab, untuk disusukan sementara. Keluarga Sa’ad merupakan
salah satu keluarga yang terkenal memberikan jasa ibu susu bagi keluarga lain. Mereka
banyak yang memilih bayi dari keluarga berada dengan mengharapkan mendapat balas jasa
dari orangtua sang bayi. Karena itulah, Muhammad dihiraukan oleh banyak ibu susu.
Termasuk oleh Halimah binti Abi Zu’aib. Halimah mencari bayi lain yang akan ia susukan.
Namun, ia tidak menemukan bayi lainnya. Ketika Halimah dan suaminya, al-Haris bin
Abdul-Uzza, akan meninggalkan Mekah, Halimah memutuskan untuk membawa
Muhammad.

Halimah kemudian mengambil Muhammad, dan membawanya pergi bersama teman-


temannya ke pedalaman. Sejak ia membawa Muhammad, ia bercerita bahwa ia merasa
mendapat berkah. Ternak kambingnya gemuk-gemuk dengan air susu yang bertambah.
Muhammad tinggal di Sahara Selama dua tahun, disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh
Syaima’, putrinya. Setelah cukup dua tahun dan tiba masanya Muhammad untuk disapih,
Halimah mengembalikan Muhammad pada Aminah dikarenakan kehendak Aminah
sendiri. Namun, akibat adanya wabah di Mekah Muhammad diberikan lagi pada Halimah.

2. Cerita Membelah Dada


Sebelum usia Muhammad mencapai 3 tahun, terjadi cerita yang banyak dikisahkan
oleh banyak orang. Saat itu Muhammad dan saudaranya sedang bermain di belakang
rumahnya tanpa pengawasan keluarganya. Tiba-tiba, anak dari kuarga Sa’ad kembali ke
rumah dan berkata pada ibu bapaknya: “Saudaraku dari Quraisy itu diambil oleh dua orang
laki-laki berbaju putih-putih. Dia dibaringkan, perutnya dibedah, sambil diguncang-
guncang dan dibalik-balikkan.”. Lalu ada juga cerita bahwa dia berkata tentang dirinya dan
suaminya: “Lalu saya pergi dnegan ayahnya ke tempat itu. Kami jumpai dia sedang berdiri,
mukanya pucat pasi. Kuperhatikan dia demikian juga ayahnya. Lalu kami tanyakan:
“Mengapa kau nak?” Dia menjawab: “Saya didatangi oleh dua orang laki- laki yang
berpakaian putih-putih. Saya dibaringkan, perut saya dibedah. Mereka mencari sesuatu di
dalamnya. Tak tahu saya apa yang mereka cari.

Halimah dan suaminya kembali pulang. Orang itu sangat ketakuan, kalau-kalau
anaknya sedang kesurupan. Setelahnya, Muhammad dikembalikan ke Mekah kepada

4
Aminah. Ibn Ishaq, yang menceritakan cerita ini, dengan hati-hati mengatakan bahwa
sebab dikembalikannya Muhammad pada ibunya bukan karena cerita adanya dua malaikat,
melainkan setelah Muhammad dibawa pulang oleh Halimah sesudah disapih, ada beberapa
orang Nasrani Abisinia memperhatikan Muhammad dan menyatakan kepada Halimah
tentang anak itu. Setelah melihat punggung anak itu, mereka berkata: “Biarlah kami bawa
anak ini kepada raja kami di negeri kami. Anak ini akan menjadi orang penting. Kamilah
yang mengetahui keadaannya.” Namun, cerita ini banyak diperdebatkan oleh para
orientalis dan beberapa kalalangan kaum Muslimin.

3. Dibawah Asuhan Aminah, kemudian Abdul Muttalib


Sesudah lima tahun, Muhammad dikembalikan kepada ibunya. Kemudian Abdul
Muttalib juga mengasuh cucunya. Ia memeliharanya dengan sungguh-sungguh dan
mencurhakan kasih sayangnya pada cucunya tersebut. Saking sayangnya Abdul Muttalib
pada Muhammad, ketika Abdul Muttalib sedang memimpin seluruh masyarakat Quraisy di
bawah naungan Ka’bah, Muhammad akan didudukkan di sampingnya dan akan mengelus-
elus punggungnya. Kecintaan Abdul Muttalib pada Muhammad bertambah ketika setahun
kemudian Aminah membawa Muhammad ke Madinah untuk diperkenalkan pada keluarga
Abdul Muttalib dari pihak Keluarga Najjar. Perjalanan ini dilakukan bersama Ummu
Aiman, yaitu sahaya peninggalan ayahnya. Selain itu, Muhammad juga diperlihatkan
rumah tempat ayahnya meninggal dulu dan tempat dikuburkannya.3

Sebulan setelah Aminah dan Muhammad di Madinah, Aminah bersiap-siap untuk


pulang. Ia dan rombongan kembali pulang dengan dua ekor unta. Tetapi di tengah
perjalanan, ketika rombongan sampai di Abwa’, Aminah jatuh sakit yang kemudian
meninggal dan dikuburkan di tempat itu. Muhammad yang baru diberitahu tentang
kematian ayahnya harus menghadapi kematian ibunya di depan mata. Setelah selesai
pemakaman ibunya, Muhammad meninggalkan Abwa’ dan kembali ke Mekah. Di sana, ia
tinggal bersama kakeknya, Abdul Muttalib.

3
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, diterjemahkan oleh Ali Audah, (Jakarta:PT Citra
Kerjaya Indonesia, cetakan ke-35, 2007), hlm. 52-63

5
Abdul Muttalib yang pada waktu itu berusia mendekati 80 tahun, mengasuh
Muhammad dengan penuh kecintaan. Abdul Muttalib adalah pemuka Quraisy yang
disegani dan dihormati oleh segenap kaum Quraisy pada umumnya, dan penduduk kota
Mekah pada khususnya. Karena kasih sayang kakeknya, Muhammad dapat terhibur dan
melupakan kemalangan nasibnya karena kematian ibunya. Tetapi, keadaan ini tidak
berlangsung lama, sebab dua tahun setelah Muhammad merasa terhibur di bawah asuhan
kakeknya, Abdul Muttalib, orang tua yang baik hati itu meninggal dalam usia 80 tahun.
Muhammad saat itu berusia 8 tahun. Meninggalnya Abdul Muttalib tidak hanya membawa
kemalangan bagi Muhammad, melainkan juga bagi segenap penduduk Mekah. Mereka
kehilangan seorang pembesar dan pemimpin yang cerdas, bijaksana, berani, dan perwira
yang tidak mudah dicari penggantinya. Sesuai dengan wasiat Abdul Muttalib, Muhammad
diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Kesungguhannya mengasuh Muhammad serta kasih
sayang yang diberikannya tidak kurang dari apa yang diberikannya pada anaknya sendiri.

4. Perjalanan Pertama ke Syam


Ketika berumur 12 tahun, Muhammad mengikuti pamannya, Abu Thalib, membawa
barang dagangan ke Syam. Sebelum mencapai kota Syam, tepatnya di Bushara, mereka
bertemu seorang pendeta Nasrani yang bernama Buhaira. Pendeta tersebut melihat tanda-
tanda kenabian pada diri Muhammad. Maka, dinasihatilah Abu Thalib oleh Buhaira agar
segera membawa keponakannya itu pulang ke Mekah, sebab ia khawatir kalau-kalau
mereka bertemu dengan orang Yahudi yang akan menganiayanya. Setelah Abu Thalib
menyelesaikan urusannya di Syam, ia segera kembali ke Mekah mengikuti nasihat dari
Pendeta Buhaira. Muhammad di masa kanak-kanaknya bekerja sebagai penggembala
kambing. Kembing yang ia gembala adalah kambing keluarganya dan kambing penduduk
Mekah yang mempercayakan kambingnya pada Muhammad. Hasil dari menggambala
kambing bagi Muhammad adalah didikan baik, seperti keuletan, kesabaran, ketenangan,
dan keterampilan dalam tindakan.

Saat Muhammad berusia 15 tahun, terjadi peristiwa yang bersejarah bagi penduduk
Mekah, yaitu terjadinya peperangan antara Suku Quraisy dan Kinanah dengan Suku Qais
‘Ailan. Muhammad ikut aktif dalam peperanagan ini dan memberikan bantuan pada
pamannya dengan menyediakan kebutuhan peperangan. Peperangan ini terjadi di daerah

6
suci pada bulan-bulan suci pula, yaitu Bulan Zul Qaedah. Menurut pandangan orang Arab,
peristiwa tersebut adalah pelanggaran terhadap kesucian, karena di bulan tersebut dilarang
berkelahi, berperang, dan menumpahkan darah. Perang tersebut dinamakan Harbul Fijar,
yang berarti perang yang memecahkan kesucian.4

C. Peristiwa Besar Tentara Abrahah


1. Pra Penghancuran
Pada 40 tahun sebelum Nabi muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul, terjadi
sebuah peristiwa besar yang menimpa Makkah, yakni penyerangan yang dilakukan oleh
Abrahah. Abrahah yang memiliki nama panjang Abrahah al-Asyram al-Habsyi merupakan
seorang gubernur di Yaman yang terletak pada provinsi Habasyah. Ketika Abrahah
berkuasa menjadi seorang gubernur di Yaman, ia melihat ada banyak sekali masyarakat
Arab yang pergi ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji ke Ka'bah, karena hal tersebut
Abrahah merasa iri dan ingin menyaingi ka'bah dengan cara membangun sebuah Gereja
yang diberi nama Qullais.5 Gereja ini dibangun secara besar-besaran di kota Shan’a agar
orang-orang berbondong-bondong ke sana guna beribadah sebagaimana halnya orang-
orang berbondong-bondong melakukan ibadah haji di kota Mekah, bukan mendapat
sambutan tetapi Gereja tersebut malah dijadikan sebagai tempat buang kotoran oleh salah
seorang yang bernama Malik bin Kinanah.6

Penyerangan Abrahah ke kota Mekah bukan semata-mata hanya ingin


menghancurkan Ka‘bah atas kekuasaan yang telah dimilikinya dan nampaknya juga bukan
hanya untuk mengalihkan orang-orang yang melaksanakan ibadah haji sebagaimana yang
ia lihat ketika mereka berbondong-bondong sedang datang ke Mekah untuk melaksanakan
ibadah haji. Tetapi ada hal yang sangat penting yang mwnyebabkan ia ingin
menghancurkan ka'bah, yaitu kedengkian terhadap masyarakat Arab sehingga ia
bermaksud mengalihkan kemuliaan dengan adanya Ka‘bah itu kepada diri dan bangsanya.

4
Nn., Al-Qur’an dan Terjemahannya, diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-
Qur’an, (Bandung:CV. Gema Risalah Press Bandung, 1995), hlm. 59-62
5
Ahmad Jadul Mawla, Kisah-Kisah al-Qur'an, Cet. 1, (Jakarta : Zaman, 2009), hlm. 45.

6
Ahmad Khozin, Analisa Kritis Terhadap Surah Al-fil dalam Tafsir Al-Khazin, Skripsi, (Fakultas Ushuluddin,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hlm. 44.

7
Adapun kedengkian itu adalah tujuan politik untuk menguasai jalur perekonomian Mekah
dan daerah tersebut, karena daerah tersebut sangat menjanjikan untuk perkembangan
ekonominya.7

2. Proses Penghancuran
Setelah melihat situasi dan kondisi kota Mekah yang menjanjikan, dan dengan alasan
bahwa Gereja Qullais yang telah dinodai dengan memfitnah bahwa yang membuang
kotoran di Gereja Qullais adalah salah seorang Arab tepatnya dari warga sekitar Baitullah
di Mekah. Abrahah siap untuk melakukan penyerangan terhadap kota Mekah. Akan tetapi
sebelum melakukan penyerangan terhadap kota Mekah, Abrahah mengirimkan surat
kepada Raja Najasyi dan meminta bantuan berupa mengirimkan gajah-gajah yang
dimilikinya termasuk gajah kesayangan Raja Najasyi bernama Mahmud yang sangat
besar. Abrahah pun bergerak maju untuk melakukan penyerangan terhadap kota Mekah
serta menghancurkan ka'bah dengan pasukan bergajah yang dimilikinya. Ketika mendengar
kabar bahwa Abrahah bergerak menuju kota Mekah, banyak orang arab yang
mengumpulkan jiwa patriotis mereka untuk melawan Abrahah. Seperti Dzu Nafar seorang
bangsawan Yaman beserta penduduk Yaman lainnya melawan Abrahah yang kemudian
kalah, menjadi tawanan dan sebagai penunjuk jalan menuju Hijaz.8

Kemudian di tengah perjalanan didaerah Khats'am mereka dihadang oleh Nufail bin
habib al-Khats'ami atas nama dua kabilah Khats’am yaitu Syahran dan Nahis, serta sejumla
kabilah arab, mereka berusaha melawan pasukan Abrahah, namun mereka kalah dan Nufail
bin habib ditawan dan menjadi penunjuk jalan ke Mekah.9Kemudian ketika mendekati kota
Tha'if atau Mekah ada seorang penduduk bernama Mas'ud bin Mu'attib bersama sejumlah
orang Tsaqif menyerahkan diri untuk menjadi budak dan pemandu jalan menuju Ka'bah. 10
Melihat sudah banyak qabilah-qabilah Arab yang dikalahkan, Abrahah semakin percaya
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
vol 15. hlm. 618.

8
Muhammad Ash-Shalabi, Sejarah Lengkap Rasulullah SAW Fikih dan Studi Analisa Komprehensif, (Jakarta :
Pustaka al-kautsar, 2012), hlm. 41.
9
Abu Ja'far at-Thabari, Tafsir at-Thabari, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), hlm. 955.
10
Syaikh Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, (Beirut : Darus Sunnah, 2011), hlm. 1096.

8
diri untuk menyerang Makkah. Ia telah mendapatkan berbagai kemenangan melawan
sebagian bangsa Arab. Beberapa kabilah Arab telah tunduk kepadanya dan banyak pula
yang mengirimkan pasukan yang bergabung dengan pasukannya. Mereka patuh dan tunduk
kepadanya.

Ditengah perjalanan mereka singgah di al-Mughammas, di daerah tersebut salah


seorang penunjuk jalan bernama Abu Righal meninggal dan dikuburkan, akan tetapi
kuburan tersebut dirajam oleh orang-orang arab. Di daerah itu juga Abrahah mengirim
prajuritnya yang bernama al-Aswad al-Maqshud untuk merampas harta penduduk
Tihamah dan harta orang Makkah lainnya. Di antara harta yang mereka rampas itu ada
200 unta milik Abdul Muththalib ibn Hasyim. Abdul Munthalib adalah orang Quraish yang
bertugas untuk memberikan minum kepada jamaah haji dan sosok pemimpin yang
terhormat.11Penduduk Mekah mengetahui bahwa Abrahah beserta pasukannya akan
menghancurkan Ka'bah, mereka berniat untuk melawan dan memeranginya akan tetapi
mereka tidak memiliki kekuatan. Ketika penduduk Mekah merasa gelisah datanglah utusan
dari Abrahah bernama Hanathah al-Himyari untuk menyampaikan pesan dari Abrahah
kepada Abdul Munthalib “Aku tidak mendatangimu untuk berperang, Aku datang untuk
menghancurkan Ka‟bah jika kau tidak menghalangi dan memerangi kami, aku tidak
menumpahkan darahmu”. Kemudian jika pemimpin Mekah tidak memeranginya, ia
diminta untuk menemui Abrahah. Abdul Munthalib setuju untuk menemui Abrahah karena
penduduk Mekah tidak memiliki kekuatan untuk memerangi pasukan Abrahah.12

Abdul Munthalib pun menemui Abrahah, dan membicarakan pesan yang


disampaikan oleh prajurit yang menemui Abdul Munthalib tadi. Akan tetapi dalam
menyikapi permintaan tersebut Abdul Munthalib hanya bersikap tenang dan hanya
meminta umatnya yang dirampas dikembalikan. 13Abrahah kaget mendengar permintaannya
dan berkata, “Kau telah membuatku kagum sejak pertama kali aku melihatmu. Namun, aku
tidak menyukai jawabanmu itu. Kau hanya mementingkan kepentinganmu sendiri dan
tidak memerhatikan kepentingan bangsamu. Kau memintaku mengembalikan dua ratus
11
Ibid, hlm. 1098.
12
Ibnul Jauzi, Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad SAW, Cet. 1, (Jakarta : Pustaka alKautsar, 2006), hlm. 69.
13
Salim, H. Hadiyah, Qishashul Anbiya, (Jawa Barat : PT. Alma‟arif Bandung, 1991), hlm. 350.

9
unta yang kuambil darimu serta membiarkanku menghancurkan Rumah Suci yang menjadi
identitas dan kebanggaan bangsamu. Aku datang untuk menghancurkannya, tetapi kau
tidak berusaha menghalangi keinginanku”. Abdul Muththalib menjawab, “Aku pemilik
unta-unta yang kau rampas, dan aku bukanlah pemilik Rumah Suci itu. Aku menyerahkan
Rumah itu kepada Rabb (Pemelihara) yang akan melindunginya”.14

Abrahah senang mendengar jawaban Abdul Muththalib. Ia segera memberikan


kembali unta-untanya dengan maksud untuk menghina dan melecehkannya. Sementara itu,
para pemuka Makkah lainnya meminta agar Abrahah mengurungkan niatnya untuk
menghancurkan Ka‟bah dengan menawarinya akan memberikan sepertiga kekayaan
Tihamah. Namun Abrahah menolaknya. Akhirnya penduduk Makkah pulang dengan
perasaan bingung dan sedih. Sepulangnya ke Makkah, Abdul Muththalib menyarankan
penduduk kota untuk pergi ke puncak gunung pada malam hari demi keselamatan hidup
mereka serta untuk menghindari aib kekalahan. Sementara itu, Abdul Muththalib bersama
beberapa pemuka Quraisy lainnya keluar dari kerumunan pengungsi dan pergi menuju
Ka'bah. Ia kemudian memegang pintu Ka'bah sambil berdoa. Orang-orang yang
bersamanya ikut berdoa memohon pertolongan Allah agar menyelamatkan mereka dari
serbuan Abrahah dan pasukannya. Mereka merendahkan diri di hadapan Allah dan
memohon kepada-Nya agar melindungi rumah-Nya dan menjaga Ka'bah-Nya. Usai berdoa,
Abdul Muththalib dan para pemuka Quraisy itu naik ke pegunungan. Di sana mereka
menunggu apa yang akan dilakukan Abrahah itu terhadap Makkah dan Ka'bah.15

Penduduk Makkah telah mengosongkan kota itu. Esok paginya, Abrahah bersiap-siap
memasuki Makkah, ia menyiapkan gajahnya dan pasukannya. Gajah yang ditungganginya
bernama Mahmud. Ketika mereka hendak mengarahkan gajah, lalu ada seseorang bernama
Nufail bin Habib al-Khats'am datang dan berbisik pada telinga-telinga gajah,
“merunduklah dan pulanglah kalian ketempat asal kalian, sebab kalian berada di rumah
Allah yang dimuliakan”. Gajah-gajah itu pun merunduk. Nufail pun pergi dan berlindung

14
Muhammad Ash-Shalabi, Sejarah Lengkap Rasulullah SAW Fikih dan Studi Analisis Komprehensif, (Jakarta :
Pustaka al-kautsar, 2012), hlm. 42.
15
Ahmad Jadul Mawla, Kisah-Kisah al-Qur'an, Cet. 1, (Jakarta : Zaman, 2009), hlm. 456.

10
di pegunungan.16 Pasukan Abrahah memukul gajah-gajah itu agar berdiri, bahkan mereka
memukuli kepalanya dengan kapak agar berdiri, namun gajah-gajah itu tidak mau berdiri.
Mereka lalu memasukkan tongkat-tongkat ke bawah tubuhnya agar terangkat berdiri,
namun gajah itu tetap tidak mau berdiri. Ketika mereka mengarahkan gajah itu ke arah
Yaman. Gajah-gajah itu pun bangkit dan berjalan. Namun, ketika mereka mengarahkan
gajah-gajah itu ke arah Makkah, gajah-gajah itu kembali diam.

Namun kehendak Allah menggagalkan niat mereka. Allah mengirim sekawanan


mengirimkan ribuan burung (Ababil) yang membawa batu-batu kecil panasdi paruhnya.
Burung-burung itu melemparkan batu yang dibawanya ke arah pasukan Abrahah. Sekejap
saja kepala mereka remuk dan daging mereka tercabik-cabik. Darah berceceran di mana-
mana dan mayat-mayat pasukan tampak bergelimpangan dengan tubuh yang
cercabik~cabik. Abrahah tidak luput dari serangan itu. Ia terkena lemparan batu yang
juga mengenai pasukannya meskipun ia tidak langsung mati. Saat itulah Abrahah
memerintahkan pasukannya yang tersisa untuk kembali ke Yaman. Tetapi sebagian besar
prajuritnya telah tewas. Abrahah dapat mencapai Shan'a dengan keadaan yang sangat
lemah.17 Peristiwa menakjubkan itu semakin menambah kekaguman dan keyakinan orang-
orang terhadap kesucian Makkah. Kini mereka merasa lebih percaya diri untuk
mempertahankan kota itu dari siapa saja yang berusaha menyerang dan menodai
kesuciannya.

3. Pasca Penghancuran
Setelah dihancurkan oleh kekuasaan Allah berupa bebatuan yang dibawa oleh
burung-burung (Ababil). Abrahah Abrahah tidak langsung mati. Tetapi ia terkena wabah
penyakit akibat serangan burung-burung tersebut. Burung (Ababil) tersebut membawa
virus seperti cacar atau lepra. Jika manusia terkena, maka setiap detiknya mengeluarkan
darah dan berbau busuk. Sampai di negeri Shan’a pun burung-burung terus mengejar

16
Abu Ja‟far at-Thabari, Tafsir at-Thabari, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), hlm. 961.

17
Ibid., hlm. 962.

11
Abrahah dan pasukannya sehingga mereka tak berdaya dan akhirnya mereka tewas di
Shan’a.18

18
Ahmad Khozin, hlm. 52.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nabi Muhammad saw dilahirkan di Mekah, pada senin menjelang terbitnya fajar 12
Rabi’ul Awal tahun Gajah. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu itu bala tentara
Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya. Mereka
datang dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena Allah
mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada mereka. Seperti yg
diceritakan Allah swt pada surat Al Fiil. Menurut pendapat yang masyhur, Nabi Muhammad
saw lahir 50 hari setelah peristiwa itu, demikian Ibnu Ishak. Ada pula pendapat yang
menyatakan 30 hari, 40 hari dan 55 hari.

Pertumbuhan badannya begitu cepat. Beberapa hari Beliau menyusu kepada Ibunya,
kemudian disusukan oleh Halimah binti Abi Zuaib As-Sa’diah, di desa bani Sa’ad. Setelah 2
tahun menghirup hidup bersama Halimah, Beliau dikembalikan kepada ibunya, kemudian
dibawa ke desa kembali, bergaul dengan penduduk selama 5 tahun. Sebelum berusia 3 tahun
dadanya dibedah oleh Malaikat Jibril dan ketika berusia 6 tahun, ibunya Aminah meninggal
dunia di Abwa’, Madinah ketika berziarah ke makam ayahandanya Nabi. Maka jadilah Nabi
Muhammad saw yatim piatu, lalu Beliau saw diasuh oleh kakeknya, setelah kakeknya
meninggal beliau Nabi Muhammad saw diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
B. Saran
Sebagai seorang guru tentunya sangat perlu menceritakan kembali kisah-kisah zaman
dahulu yang merupakan tonggak peradaban. Perlunya peserta didik mengetahui sejarah, atau
peristiwa yang terjadi agar mengetahui kisah teladan dan permasalahan yang telah terjadi. Hal
ini sangat penting dilakukan karena sejarah merupakan peninggalan berharga atau warisan
yang terus dilestarikan dengan menceritakan kembali kepada generasi-generasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shalabi, Muhammad. Sejarah Lengkap Rasulullah SAW Fikih dan Studi Analisis
Komprehensif. Jakarta : Pustaka al-kautsar. 2012

At-Thabari, Abu Ja'far. Tafsir at-Thabari. Jakarta : Pustaka Azam. 2009

Hadiyah, Salim, H. Qishashul Anbiya. Jawa Barat : PT. Alma'arif Bandung.1991

Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad. cetakan ke-35. diterjemahkan oleh Ali
Audah. Jakarta:PT Citra Kerjaya Indonesia. 2007

Jauzi, Ibnul. Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad SAW, Cet. 1. Jakarta : Pustaka alKautsar.
2006

Khozin, Ahmad. Analisa Kritis Terhadap Surah Al-fil dalam Tafsir Al-Khazin, Skripsi. Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011

Mawla, Ahmad Jadul. Buku Induk Kisah-Kisah Al-Qur'an. Jakarta: Zaman. 2009

Nn., Al-Qur’an dan Terjemahannya, diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara


Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an. Bandung: CV. Gema Risalah Press Bandung. 1995

Shihab, Quraish. Tafsir al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur'an, vol. 3. Jakarta:
Lentera Hati. 2002

Siddiqui, Abdul Hameed. The Life Muhammad. Delhi: Righway Publication. 2001
Syakir, Syaikh Ahmad. Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir. Beirut : Darus Sunnah. 2011

Vidyarthi, Abdul Haq dan Abdul Ahad Dawud. Ramalan Tentang Muhammad SAW. Jakarta :PT.
Mizan Publika. 2006

14

Anda mungkin juga menyukai