Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

Makalah ini diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam”

Dosen Pengampu: Rahmat Hasbi

Disusun oleh

Kelompok 2

1. Lia Nova Eliza (2251030067)


2. Erly Fevilia (22510300)
3. Dewi Yuniati (2251030036)
4. Faqih Fakkruzaman (22510300)

KELAS C ANGKATAN 2022

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG 2023

Kata Pengantar
i
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga tugas penulisan makalah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dapat

diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi besar Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di dunia dan di

yaumul qiyamah nanti.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Rahmat Hasbi selaku dosen

pengampu dalam mata kuliah Sejarah peradaban Islam yang telah membantu dalam penyusunan

makalah.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah peradaban Islam. Selain

itu, tugas makalah ini bertujuan untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang

materi “kelahiran Islam dan perjuangan Nabi Muhammad di Mekah” dan semoga kami berharap

pembaca maupun pendengar mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian

isi. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun motivasi yang menjadikan evaluasi bagi

kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah

ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini

dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................3

A. Sebelum adanya Islam/ kelahiran Islam .........................................................................3

B. Nabi beranjak dewasa ....................................................................................................5

C. Nabi menerima wahyu ...................................................................................................7

D. Nabi menikah .................................................................................................................. 8

E. Nabi berdakwah .............................................................................................................8

F. Faktor dakwah Nabi di tolak ............................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................................12

A. Kesimpulan ...................................................................................................................12

B. Saran ..............................................................................................................................13

Daftar Pustaka .........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahirnya kebudayaan dan pertumbuhan Islam tidak bisa di pisahkan dari kebudayaan
yang berkembang sebelumnya di Mekkah, karena sebagai sebuah kebudayaan Islam, Islam
dikemas dari bebudayaan yang sudah ada dan berkembang sebelumya, begitu juga dengan
perkembangan kebudayaan berikutnya.

Kemunculan kebudayaan Islam ini terkadang memang dikatakan muncul dimulai dengan
pengangkatan Rasulullah, akan tetapi pendapat ini seakan menghapuskan nilai-nilai yang telah
ada dalam diri Rasulullah sebelum diangkat menjadi rasul. Adapun perjuangan yang dicapai
Rasulullah dalam mendakwakan ajaran agama Islam kepada penduduk zaman itu sangatlah tidak
mudah dan butuh strategi dan perjuangn luar biasa. Mulai beliau diangkat menjadi rasul sampai
terjadi peperangan melawan kaum Quraisy.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimaana keadaan sebelum turunaan Islam ?


2. Bagaimana perjalanan nabi saat beranjak dewasa ?
3. Kapankah nabi menerima Wahyu ?
4. Dimana saja nabi berdakwah?
5. Pada umur berapakah nabi menikah ?
6. Apa saja faktor dakwah nabi ditolak ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui keadaan sebelum turunan Islam.


2. Mengetahui perjalanan nabi saat beranjak dewasa.
3. Mengetahui kapan nabi menertima wahyu.
4. Mengetahui dimana saja nabi berdakwah.
5. Dapat mengetahui pada umur berapakah nabi menikah.
6. Mengetahui apa saja faktor dakwah nabi di tolak.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sebelum Adanya Islam Atau Sebelum Adanya Islam

Sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW, orang-orang Arab menganut agama Yahudi,
Nasrani, Majusi, Shabi'ah dan penyembah berhala (paganisme). Seperti apa kondisi sosial dan
peradaban bangsa Arab masa zaman Jahiliyah? Berikut ulasan singkat yang dirangkum dari Sirah
Nabawiyah karya Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury (bersumber dari Kitab Ar-Rahiqul
Makhtum).

Kondisi sosial bangsa Arab Jahiliyah memiliki klasifikasi berbeda-beda dimana kaum
bangsawan mendapat kedudukan terpandang. Mereka memiliki otoritas dan pendapat yang mesti
didengar.

Adapun gaya hidup masyarakat Arab Jahiliyah terbiasa bercampur baur antara kaum laki-
laki dan perempuan. Boleh dikatakan kehidupan mereka jauh dari akal sehat. Selain pelacuran,
gila-gilaan, pertumpahan darah sudah biasa di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ditulis Masudul Hasan dalam
History of Islam. Buku tersebut menceritakan, masyarakat Arab mengalami kemerosotan moral.
Minuman keras, judi, cabul, dan seks bebas adalah hal biasa."Kaum wanita diperlakukan seperti
barang bergerak yang dapat dijual atau dibeli. Para penyair mendendangkan keburukan moral
dengan penuh kebanggaan. Jika ada yang meninggal, maka anak mewarisi ibu tiri dan barang
lainnya," tulis buku tersebut.

Anak bahkan bisa menikahi ibu tiri mereka. Yang lebih parah, anak perempuan yang baru
lahir akan dicekik atau dikubur hidup-hidup. Selain itu, perbudakan adalah hal wajar dengan
majikan yang berkuasa penuh hingga hidup mati.

Dengan kondisi tersebut, mereka yang kaya hidup bergelimang harta sedangkan yang
miskin semakin kekurangan. Jurang pemisah antara masyarakat kaya dan miskin terasa makin
dalam dan jauh. Masyarakat kaya dapat mengeksploitas yang lebih miskin.

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ini berubah usai kedatangan
Rasulullah SAW, yang membawa ajaran Islam dari Allah SWT. Namun Islam sejatinya tidak
mengubah seluruh tatanan dan nilai yang dianut masyarakat Arab.

Repository yang mengutip The Makkan Crubicle karya Zakaria Bashier menyatakan,
Islam mengarahkan nilai-nilai masyarakat Arab hingga sesuai syariat. Nilai yang baik
dipertahankan meski cara dan tujuan mencapainya diubah.

5
Tentunya tradisi dan kebiasaan buruk yang tidak sesuai ajaran Islam dihapus. Misalnya
membunuh anak perempuan baru lahir, seks bebas, berjudi, dan merendahkan wanita. Perubahan
dilakukan meski membutuhkan pengorbanan dan waktu yang tidak sebentar.

B. Perjalanan Nabi Muhammad SAW Ketika Beranjak Dewasa

Rasulullah lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim karena ayahnya, abdullah
telah meninggal dunia sebelum usianya genap 3 tahun. Semasa kecilnya, akhirnya dibesarkan
oleh kakeknya, abdul muthalib.

Pada saat nabi lahir, seorang ibu bernama halimah sa’diyah dengan ikhlas mau menyusui
muhammad meski asi-nya sulit keluar. Namun karena keikhlasan halimah pun diberi balasan
oleh allah swt, karena setelah itu air asi-nya keluar dengan deras.

Nabi muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim di rumah abu talib. Semasa kecilnya
rasulullah tumbuh dan menjalani kehidupannya seperti pada anak pada umumnya. Adanya tradisi
quraisy pada zaman dahulu, pada hari kedelapan belas membuat ibunya harus
menyembunyikannya di pedalaman.

Tradisi quraisy tersebut membuat nabi muhammad tidak bisa merasakan kasih sayang
ibunya sampai berumur 8 sampai 10 tahun. Hal ini justru membuatnya berada di bawah asuhan
halimah binti sa’diyah selama tiga tahun. Rasulullah menjadi anak yang tanggap, bersikap baik
dan cerdas pada masanya.

Pada masa remasa, nabi muhammad terjaga dari perbuatan merugikan kawan sekitarnya.
Sampai suatu ketika, nabi pun bercerita ketika dua kali duduk saat mendengarkan pesta
perkawinan di zaman jahiliyah.Allah justru menutup telinganya sampai tertidur dan terbangun
esoknya. “setelah itu, aku tidak pernah lagi berniat mengikuti perbuatan buruk.” (hr thabrani).

Muhammad yang menginjak usia 20 tahun di mekah yang bertepatan peristiwa harbul
fijar antara kabilah quraisy melawan qais dan aylan. Menjelang usia nabi muhammad yang
dewasa, membuatnya semakin menekuni dunia bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan
terbaiknya yakni saib bin abi saib. Barulah pada saat berusia 25 tahun, rasulullah menjalin kerja
sama bisnis bersama wanita kaya raya yakni siti khadijah. Perkenalan muhammad dengan
khadijah memang berawal dari dunia perniagaan. Perempuan ini biasa membiayai kafilah
perdagangan mekkah ke suriah untuk nanti membagi keuntungan bersama mitranya. Hal ini
menjadi alasan bagi mereka berdua dalam melakukan perjalanan dagang tersebut.

6
C. Nabi Muhammad SAW menerima Wahyu

Wahyu pertama dari Allah SWT turun kepada Nabi Muhammad yang kala itu memasuki
usia 40 tahun. Secara ekonomi, Nabi sudah mulai mapan. Kehidupan rumah tangganya bersama
istrinya, Khadijah, berjalan dengan baik. Tapi, pikiran dan hati Muhammad sebelum menjadi
Nabi terus bergejolak. ia melihat kemiskinan, kemungkaran dan segala sesuatu seperti ada yang
kurang. Hatinya gelisah memikirkan semua itu.

Usia Rasulullah SAW mendekati 40 tahun. Beliau makin sering merenung, bahkan mulai
sering uzlah (mengasingkan diri) laiknya para penganut ajaran hanif lain. Dinukil dari
Mohammed karya Martin Lings, Muhammad muda salah satu yang terpantik ke ajaran yang
dianut para leluhur di tanah Mekah tersebut.

Hanif bukanlah sebuah bentuk agama, menurut Martin Lings, lebih ke arah spiritual.
Salah satu cara spiritual para penganut ajaran hanif itu adalah melalui proses perenungan. Untuk
itulah, beliau biasa mengasingkan diri di gua Hira, di Jabal Nur, dengan membawa bekal air dan
roti gandum. Ketika uzlah beliau memasuki tahun ketiga, tepatnya di bulan Ramadan, Allah
menakdirkan Beliau jadi Nabi.

D. Nabi Berdakwah

Periode dakwah Rasulullah SAW terbagi menjadi dua, yakni di Mekkah dan Madinah atau
sebelum dan setelah hijrah. Perintah dakwah ini beliau jalankan selama 23 tahun, di mana 13
tahun di Mekkah dan 10 tahun sisanya di Madinah.

Mulai tahun 622 Masehi, Rasulullah berdakwah di Madinah setelah berhijrah bersama para
sahabat dari Mekkah. Salah satu alasan hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah adalah
intimidasi dan ancaman dari kaum kafir Quraisy di Mekkah yang semakin buruk. Bahkan ketika
mendengar kabar bahwa Nabi akan berhijrah, kaum kafir Quraisy langsung merencanakan
pembunuhan Nabi. Dengan pertolongan Allah, Nabi Muhammad berhasil keluar dari Mekkah
dan selamat sampai di Madinah.

Kegiatan dakwah di Madinah memiliki karakteristik yang berbeda dengan dakwah Nabi di
Mekkah karena kondisi alam maupun kultur masyarakat yang berlainan. Kedatangan Nabi
Muhammad di Madinah mendapat sambutan baik dari masyarakat di sana. Nabi Muhammad
juga dapat melakukan dakwah Islam dengan aman, karena mendapat dukungan dari penduduk di
Madinah. Selain itu, perjuangan Nabi Muhammad didukung oleh kaum Muhajirin, atau
penduduk Mekkah yang ikut hijrah ke Madinah.

Menurut artikel berjudul Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah Muhammad SAW
pada Periode Mekkah yang terbit di jurnal At Tabsyir, selama 10 tahun pertama berdakwah
belum ada kemajuan yang berarti khususnya dalam jumlah umat Islam.

7
Kegiatan dakwah di Mekkah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan dakwah di
Madinah. Sebab, ada perbedaan kultur hingga kondisi alam di antara keduanya. Dijelaskan lebih
lanjut dalam sumber yang sama, cara dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah memiliki
penekanan yang berbeda daripada dakwah di Madinah. Masyarakat Mekkah yang pada saat itu
menyembah berhala memiliki kesetiaan terhadap para leluhurnya terutama dalam penyembahan
berhala.

Rasulullah SAW lebih memfokuskan pada keesaan Tuhan karena kondisi masyarakat
Mekkah yang belum bertauhid, sehingga beliau merasa perlu membina keyakinan bangsa Arab
terutama penduduk Mekkah saat itu. Secara umum, dakwah Nabi Muhammad SAW di periode
Mekkah meliputi dakwah dalam bidang ketuhanan, pendidikan, dan pembinaan baik secara
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

E. Umur Nabi Menikah

Rasulullah menikah dengan  Khadijah  dalam 23 tahun, usia muda-remaja, dengan


perawakan yang indah dan paras muka yang begitu tampan, gagah dan tegap. Namun sungguhpun
begitu, Khadijah adalah tetap istri satu-satunya, selama 28 tahun, sampai  melampaui usia 50-an.

Nabi Muhammad hidup hanya dengan Khadijah selama 17 tahun sebelum kerasulannya dan
11 tahun sesudah itu. Dan pada waktu itu pun sama sekali tak  terlintas dalam pikirannya untuk
menikah lagi dengan wanita lain. Baik pada masa Khadijah masih hidup, ataupun sebelum beliau
menikah dengan Khadijah, belum pernah terdengar bahwa beliau termasuk orang yang mudah
tergoda oleh   kecantikan wanita, padahal waktu itu mereka belum memakai hijab.

Setelah Khadijah wafat, Rasulullah menikah dengan Saudah binti Zam'ah, janda Sakran bin
Amr bin Abd Syams. Tidak ada suatu sumber yang menyebutkan, bahwa Saudah adalah seorang
wanita cantik, berharta atau mempunyai kedudukan yang akan memberi pengaruh duniawi dalam
pernikahan itu.

Masalahnya, Saudah adalah istri orang yang termasuk mula-mula masuk lslam, termasuk
orang-orang yang dalam membela agama Allah, turut memikul pelbagai macam penderitaan. Ia dan
suaminya turut berhijrah ke Abisinia setelah dianjurkan Nabi berhijrah ke seberang lautan itu. Jika
setelah itu Rasulullah kemudian menikahinya, adalah untuk memberikan perlindungan hidup dan
untuk memberikan tempat setaraf dengan Ummul Mukminin.

Adapun Aisyah dan Hafshah adalah putri-putri dua orang pembantu dekatnya, Abu Bakar
dan Umar. Segi inilah yang membuat Rasulullah mengikatkan diri dengan kedua orang itu, dengan

8
ikatan semenda perkawinan dengan putri-putri mereka. Sama  juga halnya beliau mengikatkan diri
dengan Usman dan Ali dengan jalan menikahkan kedua putrinya kepada mereka.

Kalaupun benar kata orang mengenai Aisyah serta kecintaan Rasulullah kepadanya, maka
cinta itu timbul sesudah pernikahan, bukan ketika menikah. Gadis itu dipinangnya kepada orang
tuanya tatkala ia berusia sembilan tahun dan dibiarkannya   dua tahun sebelum pernikahan
dilangsungkan. Logika tidak akan menerima kiranya, bahwa beliau sudah mencintainya dalam usia
yang masih begitu kecil. Hal ini diperkuat lagi oleh pernikahan beliau dengan Hafshah binti Umar
yang juga bukan karena dorongan cinta berahi, dengan ayahnya sendiri sebagai saksi.

Suatu ketika Umar menemui Hafshah, putrinya. "Anakku," kata Umar, "Engkau  menentang
Rasulullah SAW sampai ia merasa gusar sepanjang hari? "

Hafshah menjawab, "Memang kami menentangnya."

"Engkau harus tahu," kata Umar. "Kuperingatkan engkau akan siksaan Tuhan serta kemurkaan
Rasul-Nya. Anakku, engkau jangan terpedaya oleh kecintaan orang yang  telah terpesona oleh
kecantikannya sendiri dengan kecintaan Rasulullah SAW. Engkau sudah tahu bahwa Rasulullah
tidak mencintaimu, dan kalau tidak karena aku, engkau tentu sudah diceraikan."

Telah kita lihat bukan, bahwa Rasulullah menikahi Aisyah atau Hafshah bukan  karena
cintanya atau karena suatu dorongan berahi, tapi karena hendak memperkokoh ikatan masyarakat
Islam yang baru tumbuh dalam diri dua orang pembantu dekatnya itu. Sama halnya ketika beliau
menikahi Saudah, maksudnya supaya pejuang-pejuang   Muslimin itu mengetahui, bahwa kalau
mereka gugur dalam membela agama Allah, maka istri dan anak-anak mereka tidak akan dibiarkan
hidup sengsara dalam kemiskinan.

Pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti Khuzaimah dan Ummu Salamah  mempertegas
lagi hal tersebut. Zainab adalah istri Ubaidah bin Harits bin Muthalib yang syahid dalam Perang
Badar. Dia tidak cantik, hanya terkenal karena kebaikan hatinya dan suka menolong orang, sampai
ia diberi gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin). Umurnya pun sudah tidak muda lagi.
Hanya setahun atau dua tahun sesudah itu, ia pun meninggal. Setelah Khadijah, dialah satu-satunya
istri Nabi yang telah wafat mendahuluinya.

Sedangkan Ummu Salamah sudah banyak anaknya sebagai istri Abu Salamah, yang wafat
akibat luka yang dideritanya dalam Perang Uhud. Empat bulan setelah  kematian Abu Salamah,
Rasulullah meminang Ummu Salamah. Tetapi wanita ini menolak dengan lemah lembut karena ia

9
sudah banyak anak dan sudah tidak muda lagi. Namun akhirnya, ia setuju dinikahi Rasulullah yang
bertindak mengurus dan memelihara anak-anaknya.

Rasulullah SAW adalah suri tauladan dalam segala hal, yang oleh Allah telah diperintahkan
dan telah dibebankan agar menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Beliau tidak takut
akan apa yang dikatakan orang dalam hal perkawinannya dengan istri bekas budaknya itu. Takut
kepada manusia tak ada artinya dibandingkan dengan takutnya kepada Allah dalam melaksanakan
segala perintah-Nya. Beliau menikahi Zainab supaya menjadi teladan akan apa yang telah
dihapuskan Allah mengenai hak-hak yang sudah ditentukan dalam hal bapak dan anak angkat. 

Hubungan Nabi Muhammad dengan istri-istrinya adalah hubungan yang sungguh  terhormat
dan agung, seperti dalam keterangan Umar bin Al-Khathab. Dan contoh  semacam itu akan banyak
dijumpai dalam sejarah kehidupan beliau. Semua itu akan menjadi contoh yang berbicara sendiri,
bahwa belum ada seorang pun yang dapat menghormati wanita seperti yang pernah dilakukan Nabi
Muhammad. Belum ada seorang pun yang dapat mengangkat martabat wanita ke tempat yang layak
seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

F. Faktor Dakwah Nabi Muhammad SAW Ditolak

Rosulullah Sallahu 'Alaihi Wassalam berdakwah di Makkah selama 13 belas tahun yaitu
mulai tahun 610 M hingga tahun 622 M, awalnya beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi
kepada para kerabat dan orang-orang terdekatnya, sebagaimana yang dijelaskan pada Al-qur'an
surat Al-mudatsir ayat 1-7. Dakwah Nabi secara sembunyi-sembunyi mendapat respon baik dari
sebagian kecil sahabat, seperti Abu bakar, Ali bin Abi Tholib, dan beberapa sahabat yang lain.

Setelah turunnya surat Al-Hijr ayat 94 yang berarti " Dan sampaikanlah olehmu
(Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik", Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terang-
terangan. Sejak saat itulah Nabi Muhammad selalu mendapat pertentangan dari kaum Quraisy.
Meskipun Nabi Muhammad telah menunjukkan mukjizat, dalil-dalil, dan tanda-tanda yang jelas
dari Allah, masih banyak kaum Quraisy yang menolak ajakan beliau untuk memeluk agama
Islam. Hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

1. Faktor Jabatan dan Kekuasaan.

Sebagian pembesar kota Makkah takut akan kehilangan jabatan, kekuasaan, dan pengaruh
mereka hilang jika mereka menjadi pengikut Rosulullah Sallahu 'Alaihi Wasallam. Salah satu
tokoh yang menolak dakwah Nabi dengan alasan ini yaitu Abu Lahab yang merupakan paman
beliau sendiri.

10
2. Faktor Ekonomi dan Sosial.

Masyarakat Makkah kala itu merasa sangat khawatir ketika mereka memeluk agama Islam, hal
itu akan berdampak pada perokonomian dan status sosial meraka yang akan menurun. Umayyah
bin Khallaf adalah salah satu tokoh yang menolak dakwah Nabi dengan alasan ini.

3. Faktor Kepercayaan Terhadap Agama Nenek Moyang yang Begitu Kuat.

Kaum kafir Quraisy meyakini bahwa mereka telah memeluk agama yang benar, yaitu agama
yang telah nenek moyang merekah ajarkan sejak dahulu kala yaitu menyembah patung yang
terbuat dari batu, yang biasa disebut dengan berhala. Mereka begitu setia dengan agama nenek
moyangnya, sehingga mereka menolak akan kebenaran agama Isalam yang di bawa olah Nabi
Muhammad. Salah satu tokoh yang berasalan dengan hali ini yaitu Abu jahal.

4. Faktor Iri dan Dengki kepada Rosullullah.

Pada saat itu ada beberapa orang yang merasa iri dan dengki kepada Rosullullah, mereka merasa
bahwa diri mereka lebih pantas menjadi nabi dan rosul dibandingkan dengan Nabi Muhammad.
Salah satu contoh tokoh yang menolak ajakan Rosulullah untuk memeluk agama islam, dengan
alasan ini yaitu Musailamah Al-Kadzdzab, dia berkata "Wahai Muhammad, jika kenabian
(nubuwwah) itu benar, tentu orang yang berhak mendapatkannya adalah aku, bukan engkau.
Sebab aku lebih tua dan lebih kaya daripada kamu".

5. Faktor Ketidak Percayaan atas ajaran-ajaran Islam.

Salah satu tokoh yang beralasan dengan hal ini yaitu Ubay bin Khalaf, dia tidak percaya dengan
adanya hari kebangkitan yang sesuai diajarkan dalam islam, dia menggap hal itu hanyalah
hayalan belaka

11
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ditulis Masudul Hasan dalam
History of Islam. Buku tersebut menceritakan, masyarakat Arab mengalami kemerosotan moral.
Minuman keras, judi, cabul, dan seks bebas adalah hal biasa."Kaum wanita diperlakukan seperti
barang bergerak yang dapat dijual atau dibeli. Para penyair mendendangkan keburukan moral
dengan penuh kebanggaan. Jika ada yang meninggal, maka anak mewarisi ibu tiri dan barang
lainnya," tulis buku tersebut.

Muhammad yang menginjak usia 20 tahun di mekah yang bertepatan peristiwa harbul
fijar antara kabilah quraisy melawan qais dan aylan. Menjelang usia nabi muhammad yang
dewasa, membuatnya semakin menekuni dunia bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan
terbaiknya yakni saib bin abi saib. Barulah pada saat berusia 25 tahun, rasulullah menjalin kerja
sama bisnis bersama wanita kaya raya yakni siti khadijah. Perkenalan muhammad dengan
khadijah memang berawal dari dunia perniagaan. Perempuan ini biasa membiayai kafilah
perdagangan mekkah ke suriah untuk nanti membagi keuntungan bersama mitranya. Hal ini
menjadi alasan bagi mereka berdua dalam melakukan perjalanan dagang tersebut.

Wahyu pertama dari Allah SWT turun kepada Nabi Muhammad yang kala itu memasuki
usia 40 tahun. Secara ekonomi, Nabi sudah mulai mapan. Kehidupan rumah tangganya bersama
istrinya, Khadijah, berjalan dengan baik. Tapi, pikiran dan hati Muhammad sebelum menjadi
Nabi terus bergejolak. ia melihat kemiskinan, kemungkaran dan segala sesuatu seperti ada yang
kurang. Hatinya gelisah memikirkan semua itu.

Rasulullah menikah dengan Khadijah dalam 23 tahun, usia muda-remaja, dengan


perawakan yang indah dan paras muka yang begitu tampan, gagah dan tegap. Namun
sungguhpun begitu, Khadijah adalah tetap istri satu-satunya, selama 28 tahun, sampai
melampaui usia 50-an. Setelah Khadijah wafat, Rasulullah menikah dengan Saudah binti Zam'ah,
janda Sakran bin Amr bin Abd Syams. Tidak ada suatu sumber yang menyebutkan, bahwa
Saudah adalah seorang wanita cantik, berharta atau mempunyai kedudukan yang akan memberi
pengaruh duniawi dalam pernikahan itu.

B. Saran

Demikianlah makalah ini ditulis dengan segala keterbatasan yang ada. Penulis sadar bahwa
makalah ini masi banyak kurangnya,untuk itu kritik dan saran dari manapun datangnya penulis
siap menerima dengan senang hati demi perbaikan kedepan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.tv/amp/article/277344/videos/begini-kisah-nabi-muhammad-mendapatkan-
wahyu-pertama-di-bulan-ramadan

https://www.kompasiana.com/amp/siti16279/5ffe2e968ede48681d05e202/sebab-sebab-sulit-
diterimanya-dakwah-rosulullah-sallallahu-alaihi-wasallam-pada-periode-makkah

https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/06/17/lmxp7t-sejarah-hidup-
muhammad-saw-pernikahan-dan-istriistri-nabi

https://www.gramedia.com/best-seller/kisah-nabi-muhammad/

13

Anda mungkin juga menyukai