Anda di halaman 1dari 24

PERKEMBANGAN ISLAM DI MASA RASSULAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sejarah peradaban islam

Dosen Pengampu: Zakaria M. Ag

Disusun oleh :

Az'zahra Putri Nabilla 11210511000124


Muhammad Damar Ramadhan 11210511000112
Muhammad Zaidan Abdul Jabaar 11210511000114

Tri Panggah Wicaksono 11210511000107

PROGRAM STUDI JURNALISTIK


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah-SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Tentu tanpa pertolongannya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tak lupa salawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’atnya di akhir zaman nanti.

Kami tak lupa mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat jasmani dan rohani sehingga kami selaku penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah sejarah
peradaban islam yang berjudul ”Perkembangan islam pada masa rasullah”. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen kami yaitu
bapak Zakaria M.Ag. yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena kami juga sedang dalam proses belajar.
Oleh karena itu kami selaku penulis berharap mendapat kritik serta saran yang
membangun agar penulis dapat menuliskan makalah yang lebih baik kedepannya. Lalu
apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini penulis memohon maaf
yang sebesar besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Terima kasih

Ciputat, 12 Maret 2021

Penulis

ii
.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................4

BAB II

A. Kebudayaan Sosial, Politik, Dan Agama Orang Arab Pra Islam .................5
B. Sejarah Kehidupan Rasullah Di Mekkah Dan Madinah .............................. 8
C. Strategi Dakwah Nabi Di Mekkah Dan Madinah ...................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18

A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

LAMPIRAN ......................................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan agama islam di Indoneis bahkan di seluruh dunia tidak mungkin
dipisahkan dari peran nabi kita nabi akhir zama penutuh para nabi dan penyempurna
ajaran islam yaitu nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12
Rabiul Awwal tahun gajah

Kelahiran nabi Muhammad membangun sejarah baru terhadap perkembangan islam


di Mekkah. Pada saat sebelum nabi Muhammad lahir kondisi kota Mekkah sedang
dalam masa Jahilliyah atau zaman ketidaktahuan (kebodohan). Ketidak tahuan
(kebodohan) yang dimaksud bukan ketidaktahuan akan ilmu pengetahuan atau sains,
ketidak tahuan (kebodohan) disini memiliki arti “ketidaktahuan akan petunjuk ilahi”.
Perempuan pada masa jahiliyah ini derajatnya tidak berguna kecuali untuk memelihara
keturunan dan mengatur rumah tangga, dan pada waktu tertentu di sebagian kecil
masyarakat marak perempuan dianiaya.

Salah satu kebusukan masa jahiliyah yang disebutkan oleh Al Quran dalam surat
An Nahl ayat 58-59:

َ ‫َوإِذَا ب ُِش َر أَ َح ُدهُم بِ أٱْلُنثَ ٰى‬


‫ظ َّل َوجأ ُههُۥ ُمس َأودًّا َوه َُو ك َِظيم‬

Artinya: Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.

َ ‫ب ۗ أ َ ََل‬
‫سا ٓ َء َما‬ ُّ ‫ُون أ َ أم يَ ُد‬
ِ ‫سهُۥ فِى ٱلت ُّ َرا‬ ُ ‫يَت ٰ ََو َر ٰى ِمنَ أٱلقَ أو ِم ِمن‬
َ ‫س ٓو ِء َما ب ُِش َر بِ ِهۦٓ ۚ أَيُ أم ِس ُكهُۥ‬
ٍ ‫علَ ٰى ه‬
َ‫يَحأ ُك ُمون‬

Artinya: Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita


yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah,
alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

Menurut cendikiawan Muslim Turki, Muhammad Fethullah Gulen dalam


bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia menjelaskan
pada masa jahiliyah, setiap kali seorang ayah diberitahu tentang kelahiran seorang anak

1
perempuan, ia akan langsung memberengut dengan wajah marah padam disebabkan
malu tak terkira yang tidak akan bisa ditutupi dari banyak orang. Begitu buruknya berita
kelahiran bayi perempuan, sampai-sampai seorang ayah memilih untuk bunuh diri atau
pun membunuh anak perempuannya itu daripada harus memikul aib. Ketika seorang
ayah mendapatkan bayi perempuan maka dia harus memilih membiarkan anak
perempuannya hidup sambil terus hidup dengan arang mencoreng wajahnya, atau dia
membersihkan aib itu dengan mengubur anaknya hidup hidup

Separah itulah kehidupan pada masa zaman jahiliyah, sampai kaum hawa yang
seharusnya dilindungi dan disayangi. Tetapi pada zaman ini terbalik, kaum hawa pada
masa itu dianggap hina dan dipandang rendah. Maka dari itu dengan lahirnya nabi
Muhammad ke dunia yang akan membawa perubahan dan penyempurnaan terhadap
kerusakan zaman sebelumnya

Nabi muhammad membawa wahyu yang harus disampaikan kepada umatnya,


wahyu yang disampaikan kepada rasullah berhasil membawa masyarakat mekkah yang
tadinya terbelakang atau bodoh menjadi bangsa yang maju, ia dengan cepat bergerak
mengembangkan dunia,membina suatu ke budayaan dan peradaban yang sangat penting
artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Rasul dalam mendakwah dan
mengembangkan ajaran islam membawa visi ‘’liutammima makarimul akhlak‘’
menyempurnakan akhlak manusia terutama pada masa itu kepada kemuliaan, yaitu
terbentuknya perilaku manusia yang mulia agar terwujudnya sebuah tatanan peradaban
baru yang baik

Rasul berdakwa melalu berbagai jalur, mulai dari budaya, sosial, dan politik. Dan
membawa perubahan terhadap jalur yang ia dakwahi. Perkembangan islam pada masa
itu tidak semata mata mudah dirubah menjadi lebih baik oleh rasul. Ia harus melalu
berbagai tantangan untuk mengembangkan ajaran islam, karena pada saat itu masa
Jahiliyah yang sudah berlansung lama menjadikan masyrakat sulit untuk meninggalkan
kebudayaan itu.

Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada


usia 35 tahun, Waktu itu bangunan Ka'bah rusak berat. Perbaikan ka'bah di lakukan
secara gotong royong, para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu dengan
sukarela. Tetapi pada saat terahir.ketika perkerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan
2
hajarul aswad di tembat semula, timbul perselisihan karena setiap suku merasa berhak
melakukan tugas terahir dan terhormat.perselisihan semangkin memuncak maka
pemimpin qurais sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke ka'bah melalui pintu
shafa, akan di jadikan hakim untuk memutuskan perkara. Ternya orang pertama masuk
itu adalh nabi Muhammad Saw.Ia pun di percaya menjadi hakim, Ia lantas
membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah, lalu meminta
seluruh pemimpin suku memengang tepi kain dan mengangkatnya secara bersama-
sama.setelah sampai pada ketinggian tertentu, Muhammad meletakkan batu itu pada
tempatnya semula. Dengan demikian, perselisihan dapat di selesaikan dengan
bijaksana, dan semua kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian seperti itu.

Selain di Mekkah nabi Muhammad juga melakukan hijrah ke Madinah, di Madinah


beliau semakin menyebarluaskan ajaran agama islam melaui strategi Meletakkan
dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, Menciptakan kesejahteraan umum,
Mengembangkan pendidikan dan dakwah, Meletakkan dasar-dasar politik dan
tatanan sosial masyarakat dan lain sebagainya.

Maka dari itu di dalam makalah ini akan menjelaskan lebih mendalam mengenai
bagaimana perkambangan islam pada masa Rasullah SAW. Yang diharapkan dapat
menambah kecintaan terhadap nabi Muhammad dan sebagai tambahan literasi kita
terhadap sejarah perkembangan islam.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana kehidupan sosial, budaya, dan Politik pada masa Rasullah SAW

b. Bagaimana proses pendekatan Rasullah terhadap masyarakat arab pada masa itu

c. Bagaimana kehidupan nabi Muhammad di mekkah dan setelah hijrah ke Madinah

d. Strategi apa saja yang dipakai rasul untuk mengembangkan ajaran islam melalui
dakwahnya?

3
C. Tujuan

a. Mengetahui kehidupan sosial,budaya, dan politik pada masa Rasullah


b. Mengetahui proses dan cara pendekatan Rasullah ke masyarakat arab pada saat itu
c. Mengetahui kehidupan nabi Muhammad di Mekkah dan perjalanan hijrahnya
d. Dapat mengetahui strategi dakwah Rasullah di Mekkah dan Madinah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebudayaan Sosial, Politik Dan Agama Orang Arab Pada Masa Pra Islam

1. Kebudayaan Orang Arab Pada Masa Pra Islam


Syair Arab, Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang amat dihargai dan
dimuliakan oleh bangsa Arab. Mereka amat gemar berkumpul mengelilingi penyair-
penyair, untuk mendengarkan syairsyair mereka, sebagai orang zaman sekarang
beramai-ramai mengelilingi penyair atau pemain musik yang mahir, untuk
mendengarkan permainannya.Ada dua cara, dalam mempelajari syair Arab di masa
Jahilia, kedua-duanya itu amat besar faedahnya.
A. Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab amat dihargai.
B. Mempelajari syair itu dengan maksud, supaya kita dapat mengetahui adat istiadat dan
budi pekerti bangsa Arab.
Seorang penyair mempunyai kedudukan yang amat tinggi dalam masyarakat bangsa
Arab. Bila pada suatu kabilah muncul seorang penyair maka berdatanganlah utusan dari
kabilah-kabilah lain, untuk mengucapkan selamat kepada kabilah itu. Untuk ini kabilah
itu mengadakan perhelatan-perhelatan dan jamuan besar-besaran, dengan menyembelih
binatang-binatang ternak. Wanita-wanita kabilah ke luar untuk menari, menyanyi dan
bermain musik.
Seperti pada masa pra Islam dan awal Islam Bangsa Arab tidak mencatat sejarah
mereka. Mereka menyimpan catatan itu dalam bentuk hafalan, hal ini dikarenakan
mereka tidak mengenal tulisan, tapi tradisi lisan lebih dihargai dan diutamakan
ketimbang tradisi tulisan. Karena itu sejarah awal Bangsa Arab hanya berupa ungkapan
mengenai berbagai peristiwa dan perperangan yang disimpan dalam bentuk hafalan dan
ditransfer ke pihak lain melalui tradisi lisan.
Masyarakat Arab pra Islam merupakan kancah peperangan terus menerus.Sehingga
kebudayaan mereka tidak berkembang. Itulah salah satu penyebab bahan-bahan sejarah
Arab pra Islam sangat langkah untuk ditemukan di dunia Arab dan dalam bahasa
Arab.Pengetahuan tentang Arab pra Islam diperoleh melalui syair-syair yang beredar
dikalangan para perawi syair.Contohnya, pada masa pra Islam selalu diadakan
perlombaan syair di pasar Ukaz, kemudian syair-syair yang dinyatakan menang
langsung digantung di dinding Ka’bah oleh panitianya.Walaupun syair-syair yang
5
melalui tradisi lisan, tetapi tetap menekankan pada unsur
fakta.Terlepas dari kondisi lingkungannya, sedapat dapatnya tidak mengalami
perubahan dalam proses berfikir manusia. Jadi, masyarakat Arab pra Islam memiliki
tradisi atau kebiasaan tersendiri untuk mengukir semua sejarah yang ada pada
zamannya. Mereka tidak menggunakan tulisan untuk mengabadikan sejarah, melainkan
dengan tradisi lisan yang mereka anggap lebih dihargai dan hormati.

2. Kehidupan Sosial Bangsa Arab Pada Masa Pra Islam

Bangsa Arab pra Islam biasanya disebut Arab jahilyah. Bangsa yang belum
berperadaban, bodoh dan tidak mengenal aksara. Namun bukan berarti tidak seorang
pun dari penduduk Arab yang tidak mampu membaca dan menulis, karena beberapa
sahabat nabi diketahui sudah bisa membaca dan menulis sebelum mereka masuk islam.
Secara asal muasal keturunan Arab dibagi menjadi dua yaitu Arab Selatan dan Arab
Utara. Dalam perjalanannya, mereka saling berbaur karena mereka masih nomaden.
Jazirah Arab Utara terlebih dahulu ditemukan tradisi baca tulis.
Dalam tradisi keilmuwan Islam, ilmu sejarah dianggap sebagai ilmu-ilmu
keagamaan karena pada awalnya terkait erat dengan ilmu hadis. Jika dilihat pada
konteks lain, sosial-politik pra Islam sangat rendah dan tidak berkembang. Apalagi
dalam konteks ini, masyarakat Arab pra lslam telah terbentuk kabilah. Kemudian dari
beberapa kabilah terbentuknya suku. Jadi, sebetulnya pada masa Arab pra Islam sudah
Terbentuk identitas masyarakat Arab itu sendiri. Namun, karena penekanannya pada
hubungan kesukuan yang kuat, kesetian terhadap suku harus dijaga dan solidaritas yang
tinggi, maka sering terjadi kekacauan dan peperangan diantara suku-suku yang ada.
Dikalangan bangsa Arab ada beberapa tingkatan kelas masyarakatnya, yang kondisi
memiliki perbedaan satu sama lain. Hubungannya individu kepada keluarga pada
kalangan bangsawanan begitu diprioritaskan, dihormati, serta dijaga. Walaupun meski
dengan menghunus pedang dan pertumpahan darah. Apabila seorang ingin dipandang
dan dipuji di mata kaum Arab dikarenakan kemuliaannya dan keberaniaannya, maka ia
meski banyak menjadi bahan pembicaraan wanita disana.

6
3. Agama Bangsa Arab Pada Masa Pra Islam

Ahli-ahli sejarah agama berpendapat bahwa manusia itu menurut wataknya suka
beragama. Naluri suka beragama dan suka memikirkan Allah, selalu kelihatan pada tiap-
tiap masyarakat manusia.Sebagian dari mereka berpendapat bahwa naluri beragama
akan tumbuh dan berkembang, bila pikiran telah maju dan kecerdasan telah tinggi,
Sedang sebagian lain berpendapat bahwa naluri beragama itu tumbuh dan berkembang,
dimana perbedaan gejala-gejala alam amat jelas kelihatannya.
Dalam beragama kerapkali terjadi penyelewengan. Ada di antara umat manusia
yang menyembah pohon-pohon kayu. Ada pula yang menyembah bintang-bintang,
sebagaimana tak kurang pula yang menyembah raja-raja, binatang-binatang dan batu-
batu.
Bangsa Arab adalah salah satu dari bangsa-bangsa yang telah mendapat petunjuk.
Mereka mengikuti agama Nabi Ibrahim, setelah Nabi Ibrahim melarikan diri dari
kaumnya yang hendak membakarnya dengan api, Tetapi bangsa Arab setelah mengikuti
agama Nabi Ibrahim lantas kembali lagi menyembah berhala. Berhala itu mereka buat
dari batu dan ditegakkan di Ka’bah. Dengan demikian agama Ibrahim bercampur
aduklah dengan kepercayaan watsani.

4. Politik Bangsa Arab Pada Masa Pra Islam

Kondisi politik di sekitar wilayah jaziyah Arab adalah garis yang turun, merendah
dan tidak bisa ditambah kearah atas. Manusia bisa di bedakan diantara budak dengan
tuannya, pimpinan dan rakyatnya. Para tuannya, apalagi keseuruhan Arab, memiliki hak
untuk seluruh harta rampasan juga kekayaannya, dan rakyat wajib untuk bayar denda
dan pajak. Dengan istilah lain, rakyat dapat diumpakan sawah yang diharuskan
mendapat hasil dan memberi pendapatan kepada yang memimpin. Selanjutnya
pimpinannya mempergunakan kekayaan itu untuk berfoya foya, memnuhi kesenangan
dan kesewenangannnya. Sementara rakyat dengan kebutuhannya yang makin buruk dan
di lingkupi kezhaliman dari berbagai sisi. Rakyat Cuma bisa mengeluh dan, tidak
sampai situ saja, rakyat juga masih harus kelaparan, memperoleh penyiksaan dan
tekanan dan tidak bisa melawan. Kekuasaan yang ada ketika itu merupakan model

7
diktator. Tidak sedikit yang diabaikan bahkan hilang. Sedangkan kebilah yang dekat
dengan wilayahnya ini tidak pernah merasa nyaman, sebab mereka menjadi pemangsaan
hawa nafsu untuk banyak kepentingan penguasa. Hingga terkadang mereka masuk ke
wilayah Irak dan juga masuk ke wilayahnya Syam. Selain itu kondisi kabilah di Jazirah
Arab tidak pernah berdamai.

B. Sejarah Kehidupan Rasulullah di Mekah dan Madinah

1. Kehidupan di Mekah (Sebelum kerasulan)


Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah, tahun dimana ketika pasukan Gajah
Abraham menyerang Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun pasukan Abraham
mengalami kehancuran. Peristiwa itu kira-kira terjadi pada tahun 570 M (12 Rabiul
Awal). Nabi Muhammad di percayakan oleh Halimah dari suku BanuSa’ad untuk diasuh
dan di besarkan. Asuhan Halimah hingga sampai nabi berusia 6 tahun.

Pada usia 6 tahun Nabi Muhammad, telah kehilangan kedua orang tuanya. Setelah
Aminah ibu Nabi meninggal, Abdul Muthalib kakek Nabi mengambil tanggung jawab
merawat Nabi. Namun dua tahun kemudia Abdul Muthalib meninggal dunia karena
rentan. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada paman Nabi, Abu Thalib. Sang
paman sangat di segani dan di hormati di kalangan orang quraisy dan penduduk Mekah
secara keseluruhan, tetapi dia miskin. Dalam usia mudah, Nabi Muhammad hidup
sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah dan kambing
penduduk Mekah. Melalui kegiatan pengembala ini Nabi menemukan tempat untuk
berpikir dan merenung. Kegiatan ini membuatnya jauh dari segalah nafsu duniawi,
sehingga dia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya. ( Ajid
Thohir: 2004, 12)

Pada usia baru beranjak 12 tahun Nabi Muhammad melakukan perjalanan (usaha)
untuk pertama kali dalam khalifah dagang ke siria (syam). Khafilah itu di pimpin oleh
Abu Thalib. Dalam perjalanan ini di Bushra sebelah Selatan Siria ia bertemu dengan
pendeta Kristen bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian Nabi
Muhammad sesuai dengan pentunjuk cerita-cerita Kristen

8
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Nabi Muhammad terjadi
pada usianya yang ke 35 tahun. Waktu itu bangunan ka’bah rusak berat. Perbaikan
ka’bah di lakukan secara gotong royong. Para penduduk Mekkah membantu perkerjaan
itu dengan sukarela. Tetapi pada saat terakhir, ketika pekerjaan tinggal mengangkat dan
meletakkan HajarAswad di tempatnya semula, timbul perselisihan. Setiap suku merasa
berhak melakukan tugas terakhir dan terhormat itu. Perselisihan semakin memuncak
namun, akhirnya para pemimpin quraisy sepakat bahwa orang yang pertama masuk
Ka’bah melalui pintu Shafa akan di jadikan hakim untuk memutuskan perkara ini,
ternyata orang yang pertama masuk adalah Nabi Muhammad. Ia pun akhirnya di percaya
menjadi hakim. Ia lantas membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-
tegah, lalu meminta kepada seluruh kepala suku memegang tepi kain dan
mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Nabi
Muhammad kemudian meletakan batu itu pada tempat semula. Dengan demikian
perselisihan dapat di selesaikan dengan bijaksana dan semua kepala suku merasa puas
dengan cara penyelesaian seperti itu. ( Dedi Supriyad: 2008, 59-60)

Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria membawa barang


dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah.
Dalam perdagangan ini, Nabi Muhammad memperoleh laba yang sangat besar.
Khadijah kemudian melamar Nabi, ketika itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan
khadijah 40 tahun . Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak
membantu Nabi dalam perjuangan menyebar Islam. ( Badri Yatim: 18)

2. Kehidupan di Mekah (Masa kerasulan)

Beberapa kilometer di Utara Mekkah, pada tanggal 17 ramadhan 611 M, Di Gua


Hira malaikat Jibril muncul di hadapan Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu
Allah yang pertama. ( Dedi Supriyad: 2008, 61) Pada usia Nabi yang menjelang 40
tahun itu Allah telah memilih Muhammad sebagai Nabi. Pada wahyu kedua Nabi di
perintahkan untuk menyeru manusia kepada satu agama. ( Badri Yatim: 18-19)

A. Dakwah Fase Mekkah

• Dakwah secara Sembunyi-sembunyi


Pada awal mulanya Rasulullah SAW menampakkan Islam kepada orang yang

9
paling dekat dengan beliau. Anggota keluarga dan sahabatsahabat karib beliau.
Beliau menyeru mereka ini kepada Islam, juga menyeru kepada siapa pun yang
dirasa memiliki kebaikan yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun
mengenal beliau secara baik. Dalam tarikh Islam, mereka disebut As-Sabiqunal
Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama masuk Islam).
Mereka adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu
beliau, Zaid bin Haritsah, anak paman beliau, Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali
masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat karib beliau, Abu
Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar yang dikenal kaumnya sebagai seorang laki-laki
yang lemah lembut, pengasih dan ramah, dan memiliki akhlak yang mulia
bersemangat membantu Rasul mendakwahkan Islam. Berkat seruannya, ada
beberapa orang yang masuk Islam, yaitu :
- Utsman bin Affan
- Az-Zubair bin Al-Awwan
- Abdurrahman bin Auf
- Sa’d bin Abi Waqqash
- Thalhah bin Ubaidillah
Ada juga lainnya yang termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, yaitu :
- Bilal bin Rabbah
- Abu Salamah bin Abdul Asad
- Amir bin Al-Jarrah
- Al- Arqam bin Abil Arqam
- Fathimah bin Al-khattab
- Khabbab bin Al-Arrat
- Dan banyak lagi lainnya
Lama kelamaan, dakwah Islam didengar orang-orang Quraisy pada tahapan ini,
sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara sembunyisembunyi dan perorangan.
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang
mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-
membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang
mengharuskan Rasulullah SAW menampakkan dakwah kepada kaumnya.
Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka

10
• Dakwa Secara Terbuka
Setelah beberapa lama berdakwa secara individual turunlah perintah agar Nabi
menjalankan dakwa secara terbuka dan langkah berikutnya ialah berdakwa secara
umum. Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada islam secara
terang-terangan. Setelah dakwa terang-teranggan itu, pemimpin quraisy mulai
berusaha menghalangi dakwa Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengingkut
Nabi semakin keras tantangan yang di lancarkan kaum quraisy. Menurut Ahmad
Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang orang quraisy menentang seruan
Islam ialah:
a. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dengan kekuasaan.
b. Nabi Muhammmad menyeruh kepada hak bangsawan dengan hambahsahaya.
c. Para quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan
pembalasan di akhirat
d. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa
arab
e. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
Banyak cara yang ditempuh para pemimpin quraisy untuk mencegah dakwa Nabi
Muhammad dari cara diplomatik di sertaibujukrayu hingga tindakan kekerasan di
lancarkan
untuk menghentikan dakwa Nabi. Namun Nabi Muhammad tetap pada pendirian
untuk
menyiarkan agama islam. ( Badri Yatim: 20-21)
3. Kehidupan di Madinah

Rasulullah memerintahkan seluruh pengikutnya Hijrah ke Madinah, tak tersisa


seorang mukmin pun berada di Mekkah kecuali Rasulullah SAW, Abu Bakar, Ali bin
Abu Thalib, dan beberapa orang yang memang diperintahkan untuk tetap di Mekkah
sampai ada perintah dari Allah SWT. Pada suatu ketika Jibril turun kepada beliau
membawa wahyu dari Allah, seraya mengabarkan persekongkolan Quraisy yang hendak
membunuh Rasulullah dan bahwa Allah telah mengizinkan beliau untuk pergi serta
menetapkan waktu hijrah. Singkat cerita, setelah beliau dan rombongan memasuki
Madinah, beliau disambut penduduk Madinah dengan gembira dari kalangan Anshar.
Mereka berharap agar Rasulullah singgah di rumah-rumah mereka

11
A. Rasulullah Membangun Masyarakat Baru

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah SAW adalah membangun mesjid.


Beliau terjun langsung dalam pembangunan mesjid itu, memindahkan bata dan
bebatuan. Mesjid itu bukan hanya merupakan tempat sholat semata, tapi juga merupakan
sekolah bagi orang-orang Muslim untuk menerima pengajaran Islam dan bimbingan-
bimbingannya, sebagai balai pertemuan dan tempat untuk mempersatukan berbagai
unsur kekabilahan dan sisa-sisa pengaruh perselisihan semasa jahiliyah. orang
Muhajirin dan Anshar. Beliau mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar
agar saling tolong menolong, saling mewarisi harta jika ada yang meninggal dunia di
samping kerabatnya. Maka persaudaraan ini membuat fanatisme jahiliyah menjadi cair
dan tidak ada sesuatu yang dibela kecuali Islam. Di samping itu agar
perbedaanperbedaan keturunan, warna kulit dan daerah tidak mendominasi, agar
seseorang tidak merasa lebih unggul dan merasa lebih rendah kecuali karena ketakwaan.
Rasulullah menjadikan persaudaraan ini sebagai suatu ikatan yang harus benar-benar
dilaksanakan, bukan sekedar isapan jempol dan omong kosong semata melainkan harus
merupakan tindakan nyata yang mempertautkan darah dan harta, saling mengasihi dan
memberikan pertolongan dalam persaudaraaan ini. Rasulullah mempersaudarakan
mereka dengan ketentuan-ketentuan agama Islam atas keridhaan Allah SWT. Dengan
hikmah kepintarannya ini, Rasulullah telah berhasil memancangkan sendi-sendi
masyarakat yang baru. Beliau juga menganjurkan agar mereka men-shadaqah-kan
hartanya, dan juga menganjurkan mereka agar menahan diri dan tidak suka
memintaminta, kecuali terpaksa, dan menyeru agar senantiasa sabar dan merasa puas.
Begitulah cara beliau mengangkat moral dan spirit mereka, membekali mereka dengan
nilai-nilai yang tinggi. Sehingga mereka tampil sebagai sosok yang ideal dan manusia
yang sempurna. Dengan cara ini Nabi SAW mampu membangun sebuah masyarakat
yang baru di Madinah, yaitu suatu masyarakat yang mulia lagi mengagumkan yang
dikenal sejarah.

A. Harta Rampasan Perang

Pada saat kafilah dagang kaum Musyrik Mekkah mengadakan perjalanan dagang
dari Syam ke Mekkah, hal ini diketahui orang-orang muslim. Ini merupakan kesempatan
emas bagi pasukan Madinah untuk melancarkan pukulan yang telak terhadap orang-

12
orang Musyrik, pukulan dalam bidang politik, ekonomi dan militer. Kafilah dagang itu
sendiri membawa harta kekayaan penduduk Mekkah, yang jumlahnya sangat melimpah,
yaitu sebanyak 1000 ekor onta, yang membawa harta benda milik mereka, yang nilainya
tidak kurang dari 5000 dinar emas. Sementara yang mengawalnya tidaklebih dari empat
puluh orang. Harta rampasan perang ini didapat pada saat terjadinya perang Badar yang
tak terhindarkan lagi pada saat orang muslim Madinah hendak merampas harta kafilah
dagang ini. Harta rampasan inilah modal kekayaan orang-orang muslim di Madinah.
Harta rampasan ini dibagi-bagikan kepada penduduk Madinah, dan pada saat ini pula
turun ayat yang mewajibkan puasa dan membayar zakat, sehingga orang-orang muslim
yang miskin di Madinah dapat terbantu karena syari’ah yang ditetapkan Allah. Setelah
Islam berhasil dan diterima penduduk Madinah melalui peristiwa Baiat aqabah pertama
dan kedua, Islam mulai memancangkan tonggak negara di tengah padang pasir yang
bergelombang kekufuran dan kebodohan. Ini merupakan hasil paling besar yang
diperoleh Islam semenjak dakwah dimulai.

C Srategi Dakwah Rasulullah di Mekkah dan Madinah

Kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “strategos” (stratos;militer dan
ag;memimpin), yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.
Sedangkan dakwah berasal dari bahasa Arab dakwah, yang merupakan bentuk
masdar da’a, yad’u, da’wah, yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Kata dakwah
juga berarti doa (al-du’a’), yakni harapan, permohonan kepada Allah atau seruan (al-
nida).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka strategi dakwah merupakan upaya
mempersiapkan, mengatur dan merancang metode, taktik, kecerdasan, dan tindakan
untuk mencapai tujuan dakwah secara optimal. Strategi dakwah adalah metode, siasat,
taktik atau maneuver yang digunakan dala kegiatan dakwah, yang perannya sangat
menentukan dalam proses pencapaian tujuan dakwah.
Strategi dakwah itu sendiri terbagi dalam tiga bentuk, yaitu strategi sentimentil (al-
manhaj al-„athifi), adalah dakwah yang memfokuskan aspek hati dan menggerakkan
perasaan dan batin mitra dakwah. Strategi rasional (al-manhaj al- „aqli), dakwah
dengan beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. 11 Strategi
indrawi (al-manhaj al-hissi) juga dapat dinamakan dengan strategi eksperimen atau
13
strategi ilmiah, berorientasi pada pancaindera dan berpegang teguh pada hasil penelitian
dan percobaan.

A. Strategi Rasulullah pada Periode Mekkah

• Personal Selektif
Strategi ini, menghasilkan orang-orang yang pertama masuk Islam, di antara
mereka yaitu, Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haritsah bin Syurahbil Al-Kalbi, Ali
bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash Shiddiq. Dipilihnya Abu Bakar, sebagai mad‟u,
membuat pergerakan dakwah semakin berkembang, sehingga ada beberapa orang yang
masuk Islam, yaitu Utsman bin Affan Al-Umawi, Az-Zubair bin Al-Awwam Al-Asadi,
Abdurrahman bin Auf, Sa‟ad bin Abi Waqqash Az-Zuhriyah, dan Thalhah bin
Ubaidillah At-Taimi.
• Membentuk Kader Dakwah dan Memilih Tempat Dakwah yang Strategis
Orang-orang yang telah beriman pada permulaan dakwah, diberikan pengajaran
oleh rasul tentang keislaman, dengan tujuan mereka menjadi penyambung lidah dan
turut membantu perjuangan menyebarkan dakwah. Di saat situasi dan kondisi tidak
memungkinkan dilakukannya dakwah secara terbuka, rasul memilih sebuah tempat
tertutup, yaitu dipilihnya sebuah rumah salah satu sahabat yang bernama al-Arqam bin
Abil Arqam al-Makhzumi. Rumah tersebut dapat dikatakan sebagai Islamic Center yang
menjadi pusat kajian Islam.
• Menyembunyikan Ibadah
Nabi Muhammad menyuruh dan meminta kepada kaum muslimin agar
menyembunyikan keislaman, segala bentuk ibadah, dakwah dan pertemuan-pertemuan,
semata demi kemaslahatan dan kepentingan Islam.
• Suaka Politik (perlindungan) ke Habasyah
Dipilihnya Habasyah, yang sekarang adalah sebuah negara yang disebut Ethiopia,
bukan tanpa pertimbangan dan pengetahuan yang mendalam. Rasul mengetahui bahwa
di Habasyah, mempunyai seorang raja yang sangat baik dan menjunjung tinggi
kebebasan bagi siapa saja yang datang dan ingin menetap di wilayahnya tersebut.
• Meminta Perlindungan dan Memohon Pertolongan Allah
Karena senjata orang mukmin ialah dengan berdoa. Memperdengarkan Ayat-ayat
Al-Qur‟an, melakukan pawai pertama. Pawai ini dilakukan atas usulan dari Umar bin
Khaththab dan keinginan kuat untuk melaksanakannya. Setelah Umar memeluk Islam,

14
barulah kaum muslimin menampakkan diri dan dakwah dilakukan secara terang-
terangan. Mereka duduk-duduk secara melingkar di sekitar Baitullah, melakukan tawaf,
mengimbangi perlakuan orang yang kasar kepada kami serta membalas sebagian yang
diperbuatnya.
• Mencari Suaka Politik ke Thaif
Kepergian rasul ke Thaif tanpa ada orang yang tahu, kecuali pendampingnya, yaitu
Zaid bin Haritsah. Rasul pergi dengan tujuan mendapatkan dukungan dan suaka, namun
usahanya tersebut tidak sesuai dengan harapan. Penduduk Thaif malah menjadikan
mereka bulan-bulanan dan menolaknya secara kejam.
• Menawarkan Islam Kepada Kabilah dan Individu.
Pada bulan Dzulqa‟dah tahun 10 dari kenabian bertepatan dengan akhir bulan Juni
atau awal bulan Juli 619 M, Rasulullah kembali ke Mekkah untuk mulai menawarkan
Islam kepada kabilah-kabilah dan perorangan. Semakin dekat datangnya musim haji,
maka orang-orang yang datang ke Mekkah semakin banyak. Rasul menggunakan
kesempatan ini untuk berdakwah mengajak kabilah-kabilah untuk memeluk Islam
seperti yang pernah dilakukannya sejak tahun keempat kenabian.
• Bai‟at aqabah
Perjanjian pertama disebut Bai‟at al-Aqabah al-Ula. Isi perjanjian bai‟at aqabah
pertama tersebut antara lain, mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah,
mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad, tidak akan melakukan perbuatan
zina, tidak akan membunuh anak-anak, mereka menyatakan untuk tidak berbuat
kebohongan dan kecurangan, tidak akan mencuri, rela berkurban harta dan jiwa, serta
bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya.
Perjanjian aqabah kedua dikenal dengan nama Bai‟at al-Aqabah al-Kubra, isi
perjanjiannya yaitu, taat kepada Allah dalam keadaan sibuk maupun senggang, berinfak
pada waktu kaya maupun miskin, selalu menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar,
berjuang di jalan Allah dengan tegar dan siap menghadapi celaan dari siapa pun,
menolongku bila aku datang kepada kalian dan melindungiku sebagaimana kalian
melindungi diri sendiri, istri dan anak-anak kalian, jika itu kalian tepati, surgalah
balasannya untuk kalian. Strategi selanjutnya adalah mengutus Mush‟ab Bin „Umair
(Dai Pertama) ke Madinah. Diutusnya Mush‟ab dibantu dengan 12 pemuda Yatsrib
menjadi Da‟i membuat Islam berkembang dan pengikutnya semakin banyak dan
bertambah. Barulah setelah strategi tersebut, Rasulullah memutuskan untuk hijrah ke
Madinah
15
B. Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah
• Strategi Perencanaan Dakwah
Yastrib menjadi kota tujuan sebagai langkah dakwah selanjutnya di Madinah.
Didasari atas pertimbangan karna penduduk kota Yastrib merupakan penduduk yang
pluralis dan multi etnis dalam suku dan agama. Pada bulan Rajab tahun kesepuluh
kenabian. Terdapat enam orang dari suku Aus dan Khazraj mengunjungi Mekkah. Nabi
mendekati mereka dan menyampaikan ajaran Islam kepadanya di suatu tempat yang
bernama ‘Aqabah. Pada pertemuan itu, mereka tidak sedikitpun ragu atas penuturan
Nabi dan semuanya memeluk agama Islam. Disusul dengan 12 orang laki-laki Yastrib
yang datang memeluk islam dan berikrar di ‘Aqabah pertama. Mus’ab bin Umair diutus
oleh Rasulullah ke Yastrib untuk mengajarkan islam, ia berhasil mengislamkan dua
orang terkemuka yaitu Sa’d bin Mu’az dan Usaid bin Hudair yang kemudian ia berhasil
mengislamkan seluruh anggota suku Asyhal.
Setibanya Rasulullah di Madinah, beliau membangun masjid dan
mempersaudarakan umat islam. Kemudian beliau mempersatukan kaum muslim anatara
Muhajirin dan Anshar, mereka dipersatukan atas dasar senasib sepenanggungan, bukan
atas dasar hubungan darah. Setelahnya beliau membuat perjanjian antara kaum
Muslimin dan Yahudi dengan perjanjian ‘Aqabah I dan II.
• Strategi Penggerakan Dakwah
Pada tahun kedua hijriah, orang Quraisy mulai menyulut api peperangan dengan
memprovokasi Abdullah bin Ubaiy dengan menulis surat yang berbunyi: “Untuk
memberi suaka kepada orang-orang kami, maka kami mohon saudara atas nama Tuhan
agar membunuhnya atau mengusirnya dari Madinah (bila saudara tidak menuruti) kami
akan menyerang saudara, menghancurkan saudara dan kami akan menawan kaum
wanita saudara.” Namun surat itu diketahui oleh Rasulullah. Beliau lalu menemui
Abdullah bin Ubaiy, akhirnya peperangan tak terelakkan. Walaupun demikian, kaum
Quraisy tidak berhenti melawan orang Islam. Bahkan setelah peristiwa di atas, kaum
muslimin menghadapi tiga aliansi musuh yaitu: Quraisy, Yahudi dan Munafiq yang
dipimpin oleh Abdullah bin Ubaiy. Untuk menyadarkan umat Islam dan orang-orang
yang tinggal di sekitar Madinah, dan dalam rangka penggerakan dakwah, maka beliau
membuat fakta perdamaian dengan Bani Dhamrah. Isi perjanjian itu adalah: “Ini adalah
perjanjian Muhammad dengan Bani Dhamrah. Kehidupan mereka dan hak milik mereka
akan selamat, bila ada musuh datang menyerang mereka, maka mereka akan mendapat
bantuan dari kaum muslimin, selama bukan perang agama. Mereka juga harus
16
membantu Nabi bila diperlukan.”
Perang yang dilakukan Rasulullah saw. bukanlah dalam rangka dakwah, tetapi
perang adalah rangka membela dakwah. Dalam berbagai fakta sejarah menunjukkan
bahwa umat Islam tidak pernah memerangi suatu kaum sebelum dakwah sampai
kepadanya, dan tidak menghina umat Islam.

17
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian makalah yang kami susun kami dapat menyimpulkan bahwa perkembangan
islam pada masa rasullah mulai dari masa pra islam yaitu zaman jahiliyah sampai
wafatnya nabi mengalami berbagai lika liku yang harus dihadapi nabi Muhammad SAW
sebagai pendakwah untuk menyampaikan wahyu yang diterimnya dari Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW mengembangkan ajaran islam tidak hanya di tanah kelahirannya
yaitu tanah Arab, beliau juga menyebarkan ajaran islam di kota Madinah, atau yang
disebut hijrah. Beliau melakukan hijrah bukan semata mata untuk melakuikan
penyebarana agama islam. Beliau melaksanakan perintah dari Allah untuk melakukan
hijrah dari Mekkah ke Madinah, Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah
untuk melakukan hijrah karena ada persengkongkolan masyarakat Quraisy untuk
membunuh Rasullah. Dan akhirnya Rasul bersama para rombongan melakukan hijrah
ke Madinah

Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah tidak semata mata dakwah tanpa ada
strategi dan persiapan. Rasul melakukan dakwahnya menggunakan berbagai strategi.
Dan pada akhirnya rasul berhasl mengembangkan ajaran islam menjadi lebih luas.

SARAN

Kami menyadari bahwa penulisan makalah kami masih memiliki kekurangan. Maka
dari itu kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Semoga dengan kritik dan saran dari pembaca kami bisa menyusun penulisan yang lebih
baik kedepannya

Semoga kita semua masih selalu mengingat perjuangan nabi kita untuk menyebarkan
ajaran agama islam, sehingga sekarang ajaran islam itu sampai kepada kita. Semoga kita
bisa berada disurga bersama nabi kita nabi Muhammad SAW.

Tak lupa salawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad SAW. Dengan

18
begitu semoga kita bisa mendapatkan syaafaatnya diakhirat kelak nanti dan bisa masuk
surganya Allah

19
DAFTAR PUSTAKA

Muzhiat, Aris. 2019. Historia Arab Pra Islam. Jurnal agama dan budaya Tsaqofah. 17 (2).
129 – 136. http://dx.doi.org/10.32678/tsaqofah.v17i2.3189

Hidayat, A., Daulay, Haidar P., & Dahlan, Z. 2021. Peradaban Masyarakat Arab Pra Islam.
Jurnal Pendidikan Islam. 2 (1). 85 – 98. https://doi.org/10.30596/al-ulum.v2i1.124

Yamin, Muhammad. (2017). Ihya Al-Arabiyah: Jurnal pendidikan bahasa dan sastra arab.
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW, Vol 3, 111-112.

Zubaidah, Siti. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing

Nurasykim, M. Fathir Ma’ruf. 2019. At-Taujih: Jurnal Bimbingan dan Konseling UIN Ar-raniry.
Strategi Rasulullah Dalam Pengembangan Dakwah pada Periode Mekkah, Vol 2, No 1

Mahmuddin. 2020. Tabligh: Jurnal Dakwah UIN Alaudin. Strategi Dakwah Rasulullah di
Madinah, Vol 21, No 1

20
LAMPIRAN

Cover : Muhammad Zaidan Abdul Jabaar

Kata Pengantar : Muhammad Zaidan Abdul Jabaar

Pendahuluan : Muhammad Zaidan Abdul Jabaar

Subtema :

1. Kebudayaan, Sosial, Politik Dan Agama Orang Arab Pada Masa Pra Islam ( Tri
Panggah)
2. Sejarah Kebudayaan Rasullah Di Mekah dan Madinah ( Muhammad Damar
Ramadhan )
3. Strategi Dakwah Nabi Di Mekah Dan Madinah ( Az’zahrag Putri Nabilla )

Daftar Pustaka : muhammad zaidan abdul jabaar

21

Anda mungkin juga menyukai