Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

TENTANG :

“MASA NABI MUHAMMAD SAW”

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Silvia Hafsah 2130103093

Siti Nur Athifah 2130103097

Sri Ramadhani 2130103100

DOSEN PENGAMPU :

Pisdoni Mardianto,M. Hum

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULITAS TARBIAYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Puji sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah meberikan Rahmad dan

Karunia- Nya kepada kita semuah sehingga kami bisa mengelesaikan makalah ini. Sholawat

serta salam kami lantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita senantiasa di beri

karunia dan pertolongan-Nya. Alhamdulillah tugas makalah Sejarah Peradaban Islam yang

berjudul “ MASA NABI MUHAMMAD SAW” selesai pada tepat waktunya.

Dalam rangka penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen

pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, bapak Pisdoni Mardianto, M. Hum yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan arahan dan bimbingannya kepada

penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini karena kemampuan

dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu, kami mengharapkan saran

dan kritik yang membangun, dalam perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga

makalah ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.

Batusangkar, 15 Maret 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGARTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

C. Tujuan Penulis ........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5

A. Silsilah keturunan dan biografi Nabi Muhammad SAW ........................................ 5

B. Kebiasaan Muhammad masa kecil.......................................................................... 8

C. Menelaah kerja keras dan kejujuran Muhammad dalam berniaga

Serta mencontoh kemandiriannya ketika remaja .................................................... 11

D. Kebijaksanaan Muhammad dalam meletakkan hijr al aswad ................................. 12

E. Kebiasaan Muhammad bertafakur di gua hirak menjelang kenabiannya ............... 13

F. Bi‟tsal al rasul dan keterkaitan ajaran yang dibawah Nabi Muhammad SAW

dengan ajaran para nabi dan rasul sebelumnya ....................................................... 14

G. Menguraikan ketabahan dan keteguhan Nabi Muhammad SAW

dalam berdakwah .................................................................................................... 19

H. Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam bidang akidah dan ibadah ................... 21

I. Hikmah dan peristiwah isra‟ mi‟raj ........................................................................ 22

J. Mengemukakan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Yatsrib............... 24

ii
K. Mengambil hikmah dari peristiwah hijrah Nabi Muhammad SAW ....................... 27

L. Sistem dakwah Nabi Muhammad SAW serta fungsi dan kedudukan

Nabi Muhammad SAW di Madinah ....................................................................... 28

M. Meneladani perjuangan Nabi SAW dalam membentuk sistem sosial, masyarakat,

politik, kemiliteran, pendidikan, serta sistem perekonomian dan sumber

keuangan Negara di Madinah ................................................................................. 30

N. Meneladani keperwiraan Nabi Muhammad SAW dalam masalah kemiliteran ...... 44

O. Mengambil hikmah dari usaha Nabi Muhammad SAW dalam membangun

masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan........................................ 45

P. Meneladani semangat perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat

pada fase Madinah .................................................................................................. 47

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 52

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 52

B. Saran ....................................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 55

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rasulullah merupakan sosok yang paling mulia. Beliau merupakan sosok yang sempurna

sebagai utusan Allah swt dalam mengemban ajaran agama Islam untuk umat manusia.Maka

sangat pantas beliau menjadi panutan dan suritauladan bagi umatnya.

Rasulullah saw datang ditengah-tengah kejahiliyahan umat pada masa itu.Jahiliyah yang

dimaksud adalah bukan bodoh dalam masalah kecerdasan,melainkan bangsa arab jahiliyah dalam

masalah aqidah dan ahlak. Sehingga Rasulullah mendapatkan tugas yang cukup berat untuk

merombak atau merubah budaya tatanan masyarakat yang sudah jauh dari ajaran Allah.

Perjuangan yang tidak mengenal lelah di kota Makkah banyak mendapatkan

perlawanan, sehingga beliau mendapatkan perintah Allah untuk hijrah ke kota Madinah beserta

para sahabatnya. Dengan kesabaran dan pertolongan Allah swt, kurang lebih selama 23 tahun

Rasulullah akhirnya berhasil menjalankan tugas dengan baik, budaya Islam terbagun di kota

Madinah dan Makkah setelah ditaklukkan oleh Rasulullah. Masyarakat yang memiliki akhlak

yang sebelumnya jauh dari nilai-nilai Islam, menjadi masyarakat yang selalu memegang teguh

yang diajarkan oleh Allah melalui Rasulullah saw

Warisan terbesar dari Rasullah adalah AL-Quran dan Al Sunnah. Al Quran adalah

kitab suci yang sempurna serta dijadikan sebagai penyempurna kitab sebelumnya, serta berfungsi

sebagai pelajaran bagi manusia, pedoman hidup bagi setiap muslim, petunjuk bagi orang yang

bertakwa.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana silsilah dan biografi Nabi Muhammad saw

2. Bagaimana kebiasaan Nabi Muhammad masa kecil

3. Bagaimana kerja keras, kejujuran dan kemandirian Nabi Muhammad ketika

remaja

4. Bagaimana kebijaksanaan Nabi Muhammad dalam meletakkan hijr al aswad

5. Apa kebiasaan Nabi Muhammad ketika di gua hirak

6. Apakah ajaran yang di bawa Nabi Muhammad saw mempunyai keterkaitan

dengan ajaran nabi dan rasul sebelumnya

7. Bagaimana ketakwaan dan keteguhan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah

8. Bagaimana perjuangan Nabi saw dalam bidang akidah dan ibadah

9. Apa hikmah dari peristiwah isra;Mi‟raj

10. Bagaimana hijrah Nabi saw dari Makkah ke Yatsrib

11. Apa hikmah dari peristiwah hijrah Nabi saw

12. Bagaimana sistem dakwah dan fungsi serta kedudukan Nabi Muhammad saw di

madinah

13. Bagaimana cara meneladani perjuangan Nabi saw dalam bentuk sistem soail,

masyarakat, politik, kemiliteran, pendidikan, perekonomian, dan sumber

keuangan Negara di madinah

14. Bagaimana meneladani keperwiraan Nabi Muhammad dalam masalah

kemeliteran

15. Apa hikmah dari usaha Nabi Muhammad saw dalam membangun masyarakat

melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan

2
16. Bagaimana meneladani semangat perjuangan Nabi Muhammad saw dan para

sahabat pada fase madinah

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui silsilah keturunan dan biografi Nabi Muhammad saw

2. Untuk menjelaskan kebiasaan Nabi Muhammad masa kecil

3. Untuk meneladani kerja keras dan kejujuran serta mencontoh kemandirian Nabi

saw ketika remaja

4. Untuk menjelaskan kebijaksanaan Muhammad saw dalam meletakkan hijr al

aswad

5. Unutuk menjelaskan kebiasaan Muhammad bertafakur di gua hirak menjelang

kenabiaannya

6. Untuk menjelaskan bi‟tsal al rasul dan keterkaitan ajaran yang dibawa Nabi

Muhammad dengan ajaran para nabi dan rasul sebelumnya

7. Untuk menjelaskan ketabahan dan keteguhan Nabi saw dalam berdakwah

8. Untuk menjelaskan perjuangan Nabi saw dalam bidang akidah dan ibadah

9. Untuk mengetahui hikmah dari peristiwa isra‟ Miraj

10. Untuk mengetaui hijrah Nabi saw dari makkah ke Yasrib

11. Untuk mengetahui hikmah dari peristiwah hijrah Nabi Muhammad saw

12. Untuk menjelaskan sistem dakwa serta fungsi dan kedudukan Nabi Muhammad

saw di Madinah

3
13. Untuk menjelaskan perjuangan Nabi dalam membentuk sistem sosial, masyarakat,

politik, kemiliteran, pendidikan, serta sistem perekonomian dan sumber keuangan

Negara di madinah

14. Untuk menjelaskan keperwiraan Nabi Muhammad saw dalam masalah

kemiliteran

15. Untuk menjelaskan hikmah dari usaha Nabi Muhammad saw dalam membangun

masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan

16. Untuk menjelaskan semangat perjuangan Nabi Muhammad saw dan para sahabat

pada fase Madinah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Silsilah keturunan dan biografi Nabi Muhammad saw

1. Silsilah keturunan Nabi Muhammad saw

2. Biografi Nabi Muhammad saw

Dari silsilah di atas, jelaslah bahwa Nabi Muhammad saw adalah putra „Abdullah

ibn „Abd al Muthalib ibn Hasyim ibn‟Abd Manaf ibn Qushay ibn Kilab al Quraysyi. Ibu

nya adalah Aminah Bint Wahhab al Zuhriyah, putri dari Wahhab pemimpin Bani Zuhrah,

sebuah kabilah pecahan Quraysyi yang berasal dari keturunan Zuhrah ibn Kilab, saudara

5
Qushayy ibn Kilab. Namun Abdullah tidak lamah hidup berdampingan dengan Aminah,

karena dia wafat sewaktu Aminah mengandung anak mereka yang pertama. Anak itulah

yang kemudian di beri nama Muhammad.

Muhammad lahir di makkah pada hari senin tanggal 12 Rabi‟al Awwal tahun 570

M,/ 20 April 571 M yang dikenal juga dengan nama „Amal Fyel ( tahun gajah). Madjid

„Ali Khan (1985 : 43 ) menjelaskan bahwa menurut perhitungan para sajarawan muslim,

Nabi Muhammad saw ini lahir 570 tahun setelah kelahiran Isa, sekitar 2.287 tahun

sesudah Musah kira-kira 2.832 tahun setelah Ibrahim, sekitar 3.9313 tahun sesudah

taufan Nabi Nuh, dan sekitar 6.155 tahun setelah Nabi Adam.

Tahun kelahiran Nabi Muhammad di kenal dengan tahun gajah bertempatan

dengan peristiwah tentara bergajah Abrahah yang menyerang kakbah, Nabi Muhammad

di lahirkan di rumah Abu Thalib di Makkah Al Mukarramah.Pengasuh pertamah

bernamah Barahkah Al Habsiyah atau di kenal dengan Ummu Aiman yaitu hamba

perempuan bapak Rasullah saw, ibu susu pertama bernama suwaibah, hamba perempuan

Abu Lahab, ibu susu kedua bernama Halimah binti Abu Zuaib As- Sa‟diah, lebih dikenal

dengan Halimah As- Sa‟diah, suaminya bernama Abu Kabsyah.Pada usia lima tahun

,terjadi peristiwa pembelahan dada rasulullah saw yang dilakukan oleh dua malaikat

untuk mengeluarkan kotoran dalam hatinya.

Setelah beberapa tahun di asuh Halimah, Muhammad di kembikan kepada ibunya

Aminah namun sewaktu dia merusia 6 tahun, ibunya ditimpah sakit dan meninggal dunia

di Al- Abwa‟ sebuah perkampungan yang terletak di antara makkah dan madinah.setelah

kepergian ibunya Rasulullah di asuh oleh kakeknya „Abd al Muthalib yang ketika itu

telah berusia 80 tahun lebih.Tetapi kakeknya yang telah sangat tua itu tidak lama

6
mengasuhnya, karena 2 tahun kemudian,sewaktu Muhammad berusia 8 tahun,kakeknya

meninggal dunia [ibn Katsir,II ;254-262]kemudian Rasulullah diasuh oleh paman

kandungnya Abn Manaf ibn Abn al Muthalib/Abu Thalib.

Pada usia dua belas tahun Rasulullah bersama pamannya Abu Tahalib berdagang

ke Syam atas urusan perniagaan. Dalam asuhan pamannya inilah Rasulullah tumbuh dan

berkembang,sampai dia kemudian menjadi pengembala kambing,dan ikut membantu

usaha dagang pamannya dan akhirnya menjadi pedagan yang handal. Pada usia 20 tahun

Rasulullah terlibat dalam perperangan Fijar, rasulullah menyertai perperangan beberapa

hari dan berperan mengumpulkan anak-anak panah,Rasulullah menyaksikan perjanjian

Al Fudhul yaitu perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang

dizolimi di makkah,perperangan Fijar adalah perperangan antara suku Quraysy dan Bani

Kinanah melawan Bani Qays Ghilan.

Pada usia 25 tahun,Rasulullah berdagang ke Syam atas urusan perniagaan milik

Khadijah binti Khuwalid Al-Asadiyah.Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah yaitu

lelaki suruhan Khadijah.Baginda bersama-sama Abu Thalib dan beberapa orang

pamannya yang lain pergi berjumpa Amru bin As‟h, paman Khadijah yang berusia 40

tahun ketika itu. Maskawin bagianda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham. Pada

usia 35 tahun berlaku peristiwa banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan semua

dinding kakbah,pembinaan semula kakbah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan

penduduk Makkah.Rasulullah saw diberi kemuliaan untuk meletakkan hajarul-Aswad

ketempat asal dan sekaligus meredakan perseteruan berhubung perletakan batu tersebut.

Pada usia 40 tahun.Rasulullah menerima wahyu di gua hira‟sebagai pelantikan

menjadi nabi dan rasul akhir zama. Pada usia 53 tahun,Rasulullah berhijrah ke Madinah

7
Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayidina Abu Bakar Al-Siddiq.Mereka tiba di

Madinah pada tanggal 12 rabiulawal/24 september 622 M. Pada usia 60 tahun.Kewafatan

Rasulullah saw di madinah Al- Munawwarah pada hari senin,12 rabiulawal tahun 11H/8

juni 632 M

B. Masa Nabi Muhammad SAW

Dalam Islam, Nabi Muhammad Saw diketahui sebagai nabi dan rasul

terakhir,beliau diutus oleh Allah SWT untuk membenarkan dan menyempurnakan

agama-agama samawi sebelumnya. Kehadiran sosok Nabi Muhammad saw adalah bentuk

karunia bagi hamba- hamba Allah swt. Bahkan, alam pun menyambut dengan gembila

hal tersebut. Dalam kisahnya , Nabi Muhammad saw dilahirkan yatim dirumah Abu

Thalibyang terletak di perkampungan Bani Hasyim. Ayahnya bernama Abdullah

,meninggal ketika Nabi Muhammad masih berada dalam kandungan Siti Aminah, selama

tiga hari, Nabi Muhammad disusui oleh ibunya, Nabi Muhammad juga sempat disusui

oleh budak wanita milik ayahnya yakni Ummu Aiman, lalu pernah disusui oleh budak

bernama Tsuwaibah,milik paman beliau Abu Lahab.

Ketika kecil, Nabi Muhammad saw tumbuh dan menjalani hidup layaknya

seorang anak pada umumnya, namun, karena dulu tradisi Quraisy masih melekat, maka

pada hari kedelapan belas seusai siti Aminah melahirkan Nabi Muhammad harus

disembunyikan ke Pedalaman,untuk disusui. Tutujuannya agar bayi bayi itu terhindar dari

penyakit yang biasa menyebar di perkotaan dan agar fisiknya bisa tumbuh sehat di

tengah- tengah hawa pedalaman yang segar,juga agar bayi bayi mereka terlatih berbahasa

arab yang fasih sejak kecil , Abdul Muthalib kemudian mencari perempuan pedalaman

untuk menyusui cucunya.

8
Perempuan-perempuan dari pedalaman itu tentu mengharapkan upah yang

memadai untuk jasa menyusui selama dua tahun, oleh sebab itu mereka menghindari bayi

dengan status yatim seperti Muhammad, salah satu dari perempuan yang menawarkan

jasanya itu adalah Halimah binti Abu Dulaib dari Bani Sa‟ad ibn Bakar.Karena dari Bani

Sa”ad dia lebih dikenal dengan sebutan Halimah Assadiyah. Sebenarnya halimah tidak

berminat membawa bayi Muhammad, tetapi karna dia tidak mendapat bayi yang lain,

maka ia tetap membawa bayi Muhammad,dan berharap semoga Allah memberi

keberkahan kepadanya.

Diperjalan menuju rumah Halimah,banyak terjadi kejadian-kejadian luar biasa,

keberkahan pun bermunculan, asi Halimah menjadi penuh sehingga Muhammad

menyusu hingga tertidur, unta Halimah juga mendadak jadi penuh dengan susu, keledai

yang dinaiki Muhammad juga dapat berlari kencang hingga bisa tiba paling cepat di Bani

Sa‟ad. Selama dalam asuhan Halimah dan suamunya Muhammad tumbuh di alam

perdesaan yang penduduknya fasih berbahasa dan ia turut serta mengembala kambing

bersama saudara sepersusuannya bernama Syarma, semenjak kehadiran Muhammad

keluarga Halimah merasakan keberkahan dalam kehidupnya. Saat itu Bani Sa‟ad sedang

dilanda kelaparan, kemarau panjang,semenjak kehadiran Muhammad tanah yang awalnya

gersang menjadi subur,unta dan kambing-kambing halimah berkembang biask dan

semakin gemuk,air susunya pun bertambah dan doanya terkabul. Hal itu karena Allah

memberikan keberkahan kepada hambanya yang menjaga dan mengasuh anak yatim

dengan penuh kasih sayang.

Nabi Muhammad saat itu tumbuh menjadi anak yang cepat tanggap, selalu

membantu temannya, bersikap baik, jujur, dan dianugrahi kecerdasan yang luar biasa

9
dibandingkan dengan anak-anak seusianya, bahkan, dia juga pandai berbisnis. Ketika

Muhammad berumur kira-kira 4 atau 5 tahun terjadilah peristiwa luar biasa yang

membuat Halimah Khawatir akan keselamatan Muhammad. Diriwayatkan oleh Muslim

dan Anas, suatu hari Muhammad kecil didatangi oleh malaikat jibril,saat itu dia sedang

asyik bermain dengan teman-teman sebayanya,malaikat tersebut kemudian

membawanya, lalu membelah dadanya. Segumpal hati yang masih berlumuran

dikeluarkannya serta berkata “ini adalah bagian setan yang ada padanya” jibril kemudian

mencuci hati itu dengan air zam-zam yang ditaruh dalam sebuh bejana emas, kemudian

mengembalikannya ketempat semula,dikatupkan lagi satu dengan lainnya setelah itu

Muhammad dikembalikan lagi kepada teman- temannya. Teman- teman Muhammad

berlari dan menceritakan apa yang terjadi”Muhammad telah di bunuh ujarnya, semua

bergegas menemui Muhammad yang pucat pasi.

Setelah peristiwa tersebut, Aminah bergegas memulangkan Muhammad kepada

ibunya karena ia sangat khawatir kejadian tersebut terulang kembali dan khawatir akan

keselamatan Muhammad.Muhammad kecil kembali kepangkuan ibunya. Pada usia 6

tahun Muhammad menemani ibunya untuk berziarah ke Yastrib, mereka tinggal selama

satu bulan, setelah itu mereka memutuskan kembali ke Makka. Namun, dalam perjalanan

yang letaknya antara Makkah dan Madinah, Siti Aminah meninggal dunia karena sakit.

Kepergian ibunda tercinta, Muhammad kecil pun menjadi yatim piatu, kemudian

Muhammad diasuh oleh kakeknya Abdullah Muthalib saat itu usia kakeknya sudah

memasuki usia 80 tahun, Kakeknya tidak lama mengasuhnya karena dua tahun kemudian,

Sewaktu Muhammad berusia 8 tahun kakeknya itupun meninggal dunia. Setelah Abd

Muthalib wafat Muhammad diasuh oleh paman kandungnya „Abd Manaf ibn „Abd al

10
Muthalib,yang lebih dikenal dengan nama Abu Thalib.Dalam asuhan pamannya itulah

Muhammad tumbuh dan berkembang sampai dia kemudian menjadi pengembala

kambing, lalu ikut membantu usaha dagang pamannya dan akhirnya menjadi pedagang

yang handal.

C. Meneladani kerja keras dan kejujuran Muhammad dalam berniaga serta

mencontoh kemandiriannya ketika remaja

Ketika remaja Nabi Muhammad memiliki beberapa pengalaman, pertama

pengalaman berniaga, Sejarah mencatat, Nabi Muhammad saw merupakan seorang

pedagang yang sukses dan masyhur sebelum beliau diangkat sebagai utusan Allah.

Bahkan,saat masih lajangnya, beliau sudah menjadi orang dengan penghasilaan yang

cukup besar. Sosok Muhammad muda sebagai orang yang jujur dalam segala hal, bahkan

beliau dugelari sebagai Al-Amin orang yang dapat dipercaya. Dalam menggeluti

pfofesinya sebagai pedagang , Nabi tidak sekedar mencari nafkah yang halal guna

memenuhi biaya hidup, tetapi juga membangun reputasinya agar orang-orang yang

berdatangan dan mempercayakan dana mereka kepadanya.

Muhammad saw selalu mengikuti prinsp-.prinsip perdagangan yang adil dalam

setiap transaksi.Beliau juga selalu menasehati para sahabatnya untuk melakukan hak

serupa.Ketika berkuasa dan menjadi kepala Negara Madinah, beliau telah mengikis habis

transaksi-transaksi dagang dari berbagai macam praktik yang mengandung unsur-unsur

penipuan, riba, judi, ketidakpastian, keraguaneksploitasi, pengambilan untung berlebihan,

dan pasar gelap. Nabi Muhammad juga melakukan standardisasi timbangan dan ukuran,

serta melarang orang-orang mempergunakan standar timbangan dan ukuran lain yang

kurang dapat dijadikan pegangan. Sebagai contoh, ketika memulai usaha dagang dengan

11
menjadi agen Khadijah, Nabi Muhammad SAW mendapat laba yang melebihi

dugaan,tidak sepersespun yang digelapkan dan tak sesen pun yang hilang.

Kejujuran dan kepiawaian Muhammad berdagang membuat seorang janda kaya,

Khadijah tertarik kepadanya dan mengangkatnya menjadi orang kepercayaan, lebih dari

itu Khadijah yang telah berusia antara 35-40 tahun ini kemudian menikah dengan

Muhammad yang kala itu masih berusia 25 tahun. Harta mereka pun bertambah karena

perdagangan tambah lancer. Meskipun demikian,mereka tetap hidup sederhana, bahkan

suka memberi bantuan kepada orang-orang lemah, fakir miskin, janda-janda yang

sengsara dan anak yatim. Dari kisah diatas, banyak terdapat pelajaran, kesederhanaan

,kerja keras, jujur,berani,dan penuh kasih sayang dari sosok Nabi Muhammad saw layak

untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari, tanpa perlu mendang latar

pendidikan,status ekonomi dan sosial, dan juga keyakinan.

D. Kebijaksanaan Muhammad dalam meletakkan hijr al aswad

Pada waktu Muhammad berusia 35 tahun terjadi perselisiahan di antara kabila-

kabila merika yang hampir menimbulkan perang. Ia berperan sebagai pendamai. Ternyata

penyebab perselisihan mereka adalah Hajar Aswad yang terlempar dari tempat nya

karena kakbah di terjang banjir, mereka berselisi karena semuah kabila merasa berhak

meletakk nya kembali. Keluarga Abdul Dar bahkan telah bertindak jauh dengan

mengambil bejana dan menumpakan dari kedalamnya sebagai suatu sumpah akan

berperang apapila bukan keluarganya yang mendapatkan kehormatan itu. Melihat situasi

semakin kritis, Abu Umayah Al- Mughirah dari bani Makhzum, orang tertua yang

disegani, mengusulkan agar orang pertama yang memasuki daerah Shafa dari pintu bani

Syaibah adalah orang yang dipercaya untuk memberi keputusan.

12
Usul itu diterimah semuah kabila. Tarkala mereka melihat bahwa yang

memasukinya adalah Muhammad, semuah kabila senang hati menerimanya. Muhammad

menjakan amanah itu dengan baik dan bertindak bijaksana. Ia mengambil sehelai kain

dan membentangkannya, lalu mengangkat batu itu dan meletakkannya diatas bentangan

kain. Ia mengajak semua wakil kabila untuk memegang ujung-ujung kain itu, lalu

bersama-sama mengangkatnya, sementara ia sendiri yang meletakkan batu itu ke tempat

semula. Dengan demikian mereka terhindar dari perselisihan dan mereka puas dengan

keputusan Muhammad yang adil itu. Pada saat itulah, ia diberi gelar Al Amin (orang

yang terpecaya), di samping ia mememang sudah dikenal sebagai orang yang pemaaf,

tawadhu, berani,jujur, amanah, tidak pernah meminum khomar dan tidak memakan d

aging hewan yang disembeli atas nama berhala.

Dari kasus di atas ada satu hal yang menarik yang perlu dicatat, meskipun

keadaan moral dan agama masyarakat Arab pra Isalam mengimpang dari kebenaran

sehingga mereka disebut masyarakat jahilia, mereka sangat menaru hormat kepada

Muhammad karena ia memiliki sifat yang sangat terpuci.

E. Kebiasaan Muhammad bertafakur di gua hirak menjelang kenabiannya

Menjelang usia 40 tahun Muhammad terdorong untuk mengasingkan diri dari

keramain kota Mekkah yang penuh dengan kejahilan. Ia ingin merenung dan mencari

kebenaran. Untuk itu ia memilih gua hira yang letaknya kira-kira 6 kilometer sebelah

utara kota mekkah. Berbulan- bulan ia tinggal di situ, kadang-kadang kembali ke mekkah

untuk mengambil bekal. Pada tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 610 M), Muhammad

didatangi oleh sesorang yang tidak dikenal dan tentu saja ia terkejut. Orang itu berkata,

“Bergembiralah, wahai Muhammad. Saya jibril dan engkau adalah nabi umat ini. “ Ia lalu

13
memerintakan Muhammad agar membaca, “Bacalah (wahai Muhammad). “Saya tidak

dapat membaca,” jawab Muhamma. Jibril mengulang- ulang berintahnya sampai 3 kali

sambil memeluk Muhammad. Setelah di lepaskan Muhammad merasa letih dan nafasnya

terengah-engah. Setelah itu, berkat rahmat Allah, Muhammad dapat membaca ulang apa

yang telah di dengarnya. Turun lah ayat tersebut ( Al- Alaq 1-5) sebagai tanda beliau di

angkat menjadi nabi. Ayat tersebut juga mengandung makna agar manusia selalu ingat

kepada Allah sebagai Sang pencipta dan memberi pengetahuan kepada manusia.Manusia

dapat memperolehnya dengan membaca dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Pengangkatan beliau sebagai rasul pada usia 40 tahun dapat di pahami karena manusia

yang mencapai usia itu biasanya telah memiliki pribadi dan mental yang sudah matang

untuk menerima amanah, dan tanggung jawab besar.

F. Bi’tsal al rasul dan keterkaitan acaran yang dibawah Nabi Muhammad saw dengan

ajaran para nabi dan rasul sebelumnya

Bi‟tsal al rasul ( pengangkatan Muhammad menjadi Rasul) adalah turunnya

wahyu yang pertama kepada Muhammad sewaktu dia melakukan tahannuts ( meditasi) di

gua Hirak. Nabi Muhammad Saw. adalah penutup para Nabi. Tidak ada lagi nabi sesudah

beliau. Ini telah menjadi kesepakatan para ulama dan kaum Muslimin. Rasulullah Saw.

bersabda:“Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku adalah seperti seorang lelaki yang

membangun sebuah bangunan, kemudian ia memerintahkan dan mempercantik bangunan

tersebut, kecuali satu batu-bata di salah satu sudutnya. Ketika orang-orang mengitarinya,

mereka kagum dan berkata: “Alangkah indahnya jika batu-bata ini diletakkan (untuk

menyempurnakan keindahan bangunan tersebut)? “Akulah batu-bata itu, dan aku adalah

penutup para Nabi.“ (HR. Bukhari dan Muslim)

14
Hubungan antara dakwah Nabi Muhammad Saw. dan dakwah para Nabi

terdahulu berjalan atas prinsip ta‟kid (penegasan) dan tatmin (yaitu penyempurnaan)

sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Dakwah para nabi didasarkan pada dua

asas. Pertama akidah, kedua: syari‟at dan akhlak. Aqidah mereka sama, dari Nabi Adam

a.s. sampai kepada nabi akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Esensi akidah mereka

adalah iman kepada wahdaniyah. Mensucikan Allah dari segala perbuatan dan sifat yang

tidak layak lagi bagi Allah. Beriman kepada hari akhir, yaum hisab, neraka dan surga.

Setiap nabi mengajak kaumnya untuk mengimani semua perkara tersebut. Masing-masing

dari mereka datang sebagai pembenar atas dakwah sebelumnya dan sebagai pemberi

kabar gembira akan datangnya nabi sesudah mereka.

Hubungan dakwah para nabi tersebut saling berkaitan kepada berbagai kaum dan

umat. Semuanya membawa satu hakikat yang diperintahkan untuk disampaikan kepada

manusia, yaitu tunduk patuh kepada Allah semata. Inilah yang dijelaskan Allah Swt.

dalam firman-Nya: “Dia telah mensyariatkan bagi kamu, tentang agama apa yang telah

diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu, dan apa yang

telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: tegakkanlah agama, dan

janganlah kamu berpecah belah tentangnya.” (QS. Asy-Syura: 13) Tidak mungkin terjadi

perbedaan akidah di antara dakwah para Nabi, karena masalah akidah termasuk ikhbar

(pengabaran). Pengabaran tentang sesuatu tidak mungkin akan berbeda antara satu

pemberi kabar dengan lainnya, antara satu nabi dengan nabi lainnya.

Jika kita yakini kebenaran kabar yang dibawanya. Tidak mungkin satu nabi

diutus untuk menyampaikan kepada manusia bahwa Allah itu tiga atau salah satu dari

yang tiga (Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan). Kemudian diutus nabi lain

15
setelahnya utuk menyampaikan kepada manusia bahwa Allah Maha Satu (tiada sekutu

bagi Allah), padahal masing-masing dari kedua nabi tersebut sangat jujur. Tidak mungkin

berkhianat terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. Dalam masalah syariat yaitu

penetapan hukum yang bertujuan mengatur kehidupan masyarakat dan pribadi, telah

terjadi perbedaan menyangkut cara dan jumlah, antara satu nabi dengan nabi lainnya.

Karena syari‟at termasuk dalam kategori insya‟ bukan ikhbar, sehingga berbeda dengan

masalah aqidah.

Selain itu, perkembangan zaman dan perbedaan umat akan berpengaruh terhadap

perkembangan syariat dan perbedaannya. Karena prinsip penetapan hukum didasarkan

pada tuntunan kemashlahatan manusia di dunia dan di akhirat. Setiap nabi sebelum

Rasulullah Saw. adalah nabi yang khusus bagi umat tertentu, bukan untuk semua umat

manusia. Maka hukum-hukum syariatnya hanya terbatas pada umat tertentu, sesuai

dengan kondisi umat tersebut. Musa as, misalnya, diutus kepada bani Israil. Sesuai

dengan kondisi bani Israil pada waktu itu. Mereka memerlukan syariat yang ketat yang

seluruhnya berdasarkan pada azas „azimah bukan rukhshah. Setelah beberapa kurun

waktu, diutuslah Nabi Isa as, kepada mereka dengan membawa syariat yang agak

longgar, jika dibandingkan dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Musa.

Seperti firman Allah melalui Nabi Isa a.s. yang ditunjukkan kepada Bani Israil:

“…Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk

menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan kepadamu…” (QS Ali Imran:

50Nabi Isa as. menjelaskan kepada mereka, berkaitan masalah-masalah aqidah, beliau

hanya membenarkan apa yang telah ditulis di dalam kitab Taurat. Namun, menyangkut

masalah syariat dan hukum halal haram, maka Nabi Isa telah ditugaskan melakukan

16
beberapa perubahan, penyederhanaan, dan menghapuskan sebagian hukum yang berat

bagi umat Nabi Isa a.s. Sesuai dengan ini, maka misi setiap rasul adalah membawa

akidah dan syariat.

Dalam masalah akidah, tugas setiap nabi tidak lain hanyalah menegaskan

kembali akidah yang sama yang pernah dibawa oleh para Rasul sebelumnya, tanpa

perubahan atau perbedaan sama sekali. Sedangkan dalam masalah syariat, maka syariat

setiap rasul menghapus syariat sebelumnya, kecuali hal-hal yang ditegaskan oleh syariat

yang datang kemudian, atau didiamkan (tidak mengalami perubahan). Ini sesuai dengan

mazhab yang berkata: syariat sebelum kita adalah syariat bagi kita (juga) selama tidak

ada (nas) yang menghapuskannya.

Dari pemahaman tersebut, jelas tidak ada yang disebut dengan adyan samawiyah

(agama-agama samawi), yang ada hanyalah syariat-syariat samawiyah (langit), di mana

setiap syariat yang baru menghapuskan syariat sebelumnya, sampai datang syariat

terakhir yang dibawa oleh penutup para nabi dan rasul yaitu Nabi Muhammad Saw. Ad-

Dinul Haq hanya satu, yaitu Islam. Semua nabi berdakwah tentang Islam, dan

memerintahkan manusia untuk tunduk kepada agama Islam, sejak Nabi Adam as. sampai

Muhammad Saw. Nabi Ibrahim, Ismail, dan Ya‟kub diutus dengan membawa risalah

Islam. Allah berfirman:

“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang

membodohi dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan

sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. Ketika Tuhan

berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh

kepada Tuhan semesta alam”. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-

17
anaknya, demikian pula Ya‟qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya

Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam

memeluk agama Islam”. (QS. al-Baqarah: 130-132) Begitu juga dengan Nabi Musa a.s.

diutus kepada Bani Israil juga dengan membawa Islam, sebagaimana firman Allah

tentang tukang sihir Fir‟aun:“Ahli sihir itu menjawab: “Sesungguhnya kepada Rabb

kamilah kami kembali. Dan kamu tidak membalas dendam dengan menyiksa kami,

melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu

dating kepada kami. “(Mereka berdoa) „Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran

kepada kami, dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu). (QS al-

A‟raf: 126)

Demikian pula Isa a.s. Ia diutus dengan membawa Islam. Allah Swt.

berfirman:“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia:

“Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?”

Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong

(agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami

adalah orang-orang Muslim (berserah diri).” (Q.S. Ali Imran: 52) Mungkin timbul

pertanyaan, mengapa orang-orang yang menganggap dirinya pengikut Nabi Musa a.s.

menganut aqidah yang berbeda dari aqidah Tauhid yang dibawa oleh para Nabi Mengapa

orang-orang yang menganggap dirinya pengikut Isa a.s. meyakini aqidah lain

Allah Swt. menjawab di dalam firman-Nya: “Sesungguhnya agama (yang

diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al

Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)

di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya

18
Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Q.S. Ali Imran: 19) “Dan mereka (ahli kitab) tidak

berpecah belah, kecuali setelah datang pada mereka ilmu pengetahuan, karena

kedengkian di antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari

Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan,

pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan

kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam

keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu.” (QS Asy-Syura: 14)

Dengan demikian semua Nabi diutus dengan membawa Islam yang merupakan

agama di sisi Allah. Para ahli kitab mengetahui kesatuan agama ini. Mereka juga

mengetahui bahwa para Nabi diutus untuk saling membenarkan agama yang diutusnya.

Mereka (para Nabi) tidak pernah berbeda dalam masalah aqidah. Tetapi para ahli Kitab

sendiri berpecah belah dan berdusta atas nama para Nabi, meskipun telah datang

pengetahuan tentang hal itu kepada mereka. Ini dikarenakan kedengkian di antara

mereka, sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah di atas.

G. Ketabahan dan keteguhan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah

Nabi Muhammad Saw. memiliki akhlak yang sangat mulia, beliau memiliki budi

pekerti yang luhur. Beliau tetap tabah dan sabar dalam berdakwah meskipun mendapat

banyak tantangan dan rintangan. Beliau selalu sabar dan tabah dalam keadaan apapun.

1. Beliau selalu tabah dalam menjalankan perintah Allah untuk berdakwah. Meskipun

banyak tantangan beliau tetap melaksanakan dakwahnya.

2. Beliau selalu tabah dalam menjauhi larangan Allah Swt., dan tidak menyerah

kepada suatu kebatilan.

19
3. Beliau selalu tabah dalam menghadapi musibah dan kesulitan. Musibah dan

kesulitan tidak pernah membuat beliau gentar dalam berdakwah.

Cara Nabi Muhammad Saw. dalam berdakwah

1. Nabi Muhammad Saw. berdakwah dengan memberi contoh yang baik (uswah

hasanah), baik lisan maupun perbuatan dalam kehidupan seharihari. Sebelum Nabi

Muhammad Saw. menyampaikan sesuatu, terlebih dahulu beliau melaksanakannya.

2. Nabi Muhammad Saw. berdakwah dengan penuh kesabaran dan hatihati, dan

menggunakan bahasa yang mudah dipahami, bersikap halus, dan lemah lembut.

3. Nabi Muhammad Saw. menganggap para pengikutnya sebagai sahabat. Islam telah

menerapkan kesetaraan, sehingga cara ini semakin menimbulkan rasa simpati yang

luar biasa.

4. Nabi Muhammad Saw. selalu bersama para sahabat dalam keadaan suka maupun

duka.

5. Nabi Muhammad Saw. tidak pernah memaksakan kehendak dalam berdakwah.

Beliau hanya menyampaikan ajaran dari Allah Swt.

6. Nabi Muhammad Saw. tidak menggunakan kekerasan dalam berdakwah.

Cara-cara tersebut merupakan salah satu kunci kesuksesan Nabi Muhammad Saw.

dalam berdakwah. Dengan uswah hasanah dan kasih sayang beliau mengajak umat

manusia kepada agama Allah. Dengan sabar dan lembut beliau telah berhasil mengajar

umat manusia mengenal akan Allah Swt.

Nabi Muhammad Saw. merupakan salah satu rasul Ulul Azmi yang telah teruji

kesabaran dan ketabahannya sejak masih kanak-kanak hingga dewasa . Sejak kecil Nabi

20
Muhammad Saw. telah menjadi yatim. Di usia 6 tahun ibundanya telah wafat. Namun

Muhammad Saw. tetap tabah dan sabar. Ketabahan dan kesabaran Nabi Muhammad

Saw. tersebut patut menjadi teladan seluruh umat manusia. Apalagi pada masa sekarang,

untuk melakukan suatu kebenaran banyak sekali cobaannya.

H. Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam bidang akidah dan ibadah

Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam bidang akidah dan ibadah itu

merupakan tugas pokok yang diaamanahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai

utusan allah. Dalam hal ini bentuk perjuangannya adalah:

1. Bidang Akidah

Dalam bidang akidah Rasulullah menanamkan akidah tauhid dikalangan umat

manusia. Aqidah tauhid adalah akidah yang tanpa ragu-ragu meyakini da mengimani

keesaan Allah SWT, tidak ada yang patut disembah selain Allah SWT. Kemudian

Rasulullah mengajarkan kepada umat bahwasanya manusia bebas dari rasa takut

kepada siapa pun selain Allah dan soal mati dan hidup merupakan kekuasaan Allah

SWT, serta untuk memperoleh kesejahteraan didunia dan akhirat Rasullah mengatakan

laksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

2. Bidang Ibadah

Pada masa itu umat manusia banyak menyembah berhala, batu bahkan

menyembah kayu. Dalam hal ini Rasulullah mengatakan kepada umat manusia

bahwasanya tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT. Dan mengatakan

kedudukan manusia lenih tinggi dan lebih bermanfaat dari pada berhala, batu dan

kayu, yang mana semua itu Allah lah yang menciptakan. Dan mengajarkan umat

manusia adalah Kalifatullah artinya pemimpin yang mengemban amanah Allah

21
dengan ajaran demikian Rasulullah dapat mengembalikan martabat umat manusia serta

membuat manusia sadar bahwa manusia sadar bahwa belas kasihan dan kasih saying

berada di tangan Allah SWT.

I. Hikmah dari peristiwa isra mi’raj

Pada tahun kesepuluh kenabian, tepatnya pada malam 27 Rajab di saat Rasulullah

merasakan kemasgulan hati karena ditinggal para pendamping dan pelindungnya dalam

melaksanakan tugas dakwah terjadi suatu pengalaman rohani yang amat sensasional,

pengalaman itu amat mempengaruhi kelanjutan perkembangan agama Islam, yang

dikenal dengan peristiwa isra‟ dan Mi‟raj.

Secara bahasa isra‟ adalah perjalanan naik. Isra‟ mi‟raj adalah perjalanan naik

pada waktu malam hari. Jadi peristiwa isra‟ mi‟raj adalah diperjalankannya Nabi

Muhammad SAW dari Masjidil al Haram Makkah ke Masjidil al Aqsa Palestina,

kemudian turun naik ke langit, sampai akhirnya tiba di Shudrat al Muntaha, lalu kembali

lagi ke Masjidil Haram di kota Makkah dalam tempo yang sangat singkat, hanya sekitar

sepertiga malam saja sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Qs al Isra ayat 1 yang

berbunyi

Artinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada

malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi

sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepada-Nya sebagian tanda-tanda (kebesaran)

Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. al-Israa:1)

22
Dalam perjalanan isra‟ mi‟raj kendaraan yang digunakan rasul adalah Buraq,

yang digambarkan sebagai kuda sembrani berwarna putih bersih dengan wajah seorang

wanita canttik dan bersayap. Selama di Masjidil Aqsa dikisahkan Nabi bertemu dengan

berbagai Nabi terdahulu dan melakukan shalat berjamaah.

Selama perjalanan Nabi dikawal oleh Jibril sampai pada posisi tertentu. Jibril

mengantar Muhammad sampai Sidratul Muntaha dan selanjutnya Nabi bertemu langsung

dengan Allah sendirian. Peristiwa itu ibarat sebagai sebuah audiensi agung, dn saat itulah

Nabi mendapat syariat langsung dari Allah,tanpa perantara Jibril yaitu syariat shalat.

Akan tetapi peristiwa isra‟ mi‟raj ini ditentang oleh orang kafir, mereka

menyataka peristiwa itu merupakan kebohongan Nabi. Bagi orang kafir peristiwa

tersebut dijadikan bahan propaganda untuk mendustakan Nab, sedangkan bagi orang

beriman peristiwa ini merupakan ujian keimanan. Setelah peristiwa itu banyak umat dari

Yastrib datang ke Makkah untuk blajar ajaran Nabi Muhammad SAW.

Ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan pelajaran dan nasihat dalam

kehidupan sehari-hari dari peristiwa isra‟ mi‟raj Nabi Muhammad Saw., diantaranya

adalah:

1. Kita harus meyakini bahwa apapun yang Allah Swt. kehendaki bisa terjadi, karena

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh karena itu manusia tidak boleh

sombong, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. walaupun seorang

pemimpin, Nabi tidak sombong.

2. Kita wajib taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kita harus dibuktikan dengan

ibadah. Ibadah yang utama dalam Islam adalah menegakkan salat. Perintah salat

23
diterima langsung oleh Nabi Muhammad Saw. dari Allah Swt. pada peristiwa Isra‟

Mi‟raj.

3. Kita harus mencintai dan bangga kepada Nabi Muhammad Saw. karena bukan hanya

Nabi-nya Umat Islam, tetapi beliau juga pemimpin umat seluruh dunia. Isra‟nya

Nabi yang dimulai dari Kota Mekah menuju Yerusalem membuktikan bahwa Nabi

dicintai oleh bangsa yang bukan orang Arab saja, tapi juga sampai diluar Arab.

Wilayah yang pada waktu itu merupakan pusat kekuasaan Yahudi dan Nasrani-pun

tetap menerima dan menghormati Nabi Muhammad Saw.

4. Kita harus membuktikan bahwa besarnya Islam bukan karena kekuasaan, tetapi

karena dakwah yang disampaikan dengan hikmah penuh kelembutan, kasih sayang

dan dengan suri tauladan. Nabi Muhammad Saw. ketika berdakwah selalu memberi

contoh yang baik, membangun kepribadian umat, tegas dalam hal Aqidah, dan

penuh kasih sayang pada semua umat, walaupun bukan Umat Islam.

J. Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Yastrib

1) Peristiwa Hijrah ke Yastrib

Masyarakat Yatsrib dengan penuh semangat dan suka cita berbondongbondong

menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw. beserta rombongannya. Mereka sangat

bahagia karena sudah sejak lama mereka menunggu kedatangan Nabi Muhammad

Saw. Masyarakat Yatsrib menyambut Nabi Muhammad Saw. dan Kaum Muhajirin.

Setelah Baiat Aqabah kedua, dimana penduduk Mekah dan Madinah sudah

sepakat akan melindungi Nabi dan Umat Islam, tidak akan saling menganggu, dan

akan mendukung dakwah Nabi, maka Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk

24
segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat segera bergegas menuju Madinah. Seorang

demi seorang, sepasang demi sepasang, mereka mulai meninggalkan Mekah pada

tengah malam menuju Madinah.

Masyarakat Mekah dan Yatsrib mereka berbaur menjadi satu. Seolah mereka

adalah saudara, Mereka saling membantu dan saling menolong, bahu membahu

bahkan mereka menganggap keluarga sendiri. Masyarakat Mekah yang hijrah ke

Yatsrib terkenal dengan sebutan Kaum Muhajirin, sedangkan masyarakat Yatsrib

terkenal dengan sebutan Kaum Anshar artinya kaum penolong. Setelah Nabi

Muhammad dan penduduk Mekah hijrah, kota Yatsrib dirubah namanya menjadi

Madinah. Penduduk Madinah pun semakin baik, semakin mengalami kemajuan baik di

bidang perdagangan, pertanian dan peradaban. Madinah semakin maju dan terkenal.

2) Sebab-sebah Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yastrib

a. Tekanan kaum Quraisy terhadap dakwah Islam semakin keras

Tekanan dan siksaan kafir Quraisy terhadap umat Islam semakin keras. Bukan

hanya kaum Muslimin yang lemah, para sahabat dan keluarga Rasulullah Saw.

pun menjadi sasaran kekejaman mereka. Apa lagi setelah istri beliau (Sayidatina

Khadijah) dan paman beliau Abu Thalib wafat pada tahun ke-10 kenabian.

Penghinaan dan penyiksaan kafir Quraisy semakin menjadi. Seperti yang

dilakukan Uqbah bin Mu‟ith kepada beliau. Ketika Nabi Muhammad Saw.

sedang bersujud di sekitar orang-orang Quraisy, Uqbah bin Mu‟ith datang dengan

membawa kotoran dan melemparkannya keatas punggung beliau. Nabi Saw. tidak

mengangkat kepalanya hingga datang Fatimah ra. membersihkannya.

25
Demikian beratnya tekanan dan penyiksaan yang dilakukan kafir Quraisy

sehingga akhirnya demi menjaga keimanan dan keselamatan kaum Muslimin serta

keamanan dakwahnya, Rasulullah Saw. memerintahkan para sahabat dan

pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib.

b. Penduduk Yatsrib menerima dakwah Rasulullah

Ternyata penduduk Yatsrib lebih dapat menerima dakwah Nabi Saw. dari

pada penduduk negeri lain. Hal ini terbukti oleh baiat yang dilakukan oleh

penduduk Yatsrib kepada Rasulullah.Enam orang tokoh Bani Khazraj

menyatakan keimanannya di hadapan Rasulullah Saw. dan siap melakukan

dakwah di Kota Yatsrib.

Pada tahun kesebelas kenabian serombongan orang-orang Khazraj

mengunjungi Ka‟bah untuk berhaji. Dalam rombongan itu ada enam orang tokoh

bani Khazraj. Mengetahui hal itu, Rasulullah Saw. mengajak mereka memeluk

Agama Islam. Bagaikan “ulam tiba pucuk dicinta”, Alhamdulillah, usaha

Rasulullah Saw. berhasil. Keenam orang tersebut menyatakan diri masuk Islam.

Mereka percaya bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah Rasul Allah seperti yang

disebutkan dalam kitab orang Yahudi.

Sepulang dari Mekah keenam orang tersebut mendakwahkan ajaran agama

Islam di Yatsrib. Ternyata penduduk Yatsrib dapat menerima dan menyambut

dakwah Islam dengan baik. Tidak lama kemudian banyak penduduk Yatsrib yang

memeluk Islam. Akhirnya ada secercah sinar harapan bagi perjuangan dakwah

Islam melalui penduduk Yatsrib.

26
c. Adanya jaminan keamanan dari penduduk Yatsrib terhadap dakwah Nabi

Pada tahun ke-12 kenabian (621 M) ada 12 orang penduduk Yatsrib datang

ke Mekah untuk berhaji. Mereka terdiri dari 10 orang suku Khazraj dan 2 orang

suku “Aus”. Kedatangan merekah ke Mekah, disamping untuk berhaji, mereka

juga bermaksud ingin menemui Rasulullah Saw. Namun Rasulullah Saw. tidak

bersedia menemui mereka di kota Mekah, karena khawatir akan dicelakai oleh

orang-orang kafir Quraisy. Akhirnya Nabi Saw. bersedia menemui mereka di

desa Aqabah ( sebuah desa di dekat Mina) pada suatu malam.

Pada malam itu juga, mereka melakukan baiat tanda setia kepada Rasulullah

Saw. Penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah, lemah lembut, dan

suka menolong itu berjanji untuk setia dan melindungi keselamatan dan

keamanan dakwah Nabi Saw.

Baiat tersebut di kenal dengan nama Baiat Aqabah Pertama ( Baiat alAqabah

al-Ula) atau Baiat an-Nisa‟ (Baiat Wanita). Hal itu karena diantara mereka

terdapat seorang wanita, yaitu Afra binti Ubaid Ibnu Tsa‟labah. Dialah wanita

Yatsrib pertama yang berbaiat kepada Rasulullah Saw.

K. Mengambil hikmah dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW

Beberapa Hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa hijrah, antara lain :

1. Hendaknya selalu berusaha mengubah kemunkaran sekuat tenaganya, dan jika tidak

mampu maka hendaknya meninggalkan tempat kemunkaran itu dan tidak berdiam di

tempat kemunkaran atau kemaksiatan tersebut. Tetapi selama usaha perubahan masih

dapat dilakukan walaupun sedikit demi sedikit, maka tidak mengapa berdiam di sana

sambil terus mengupayakan perbaikan.

27
2. Betapa rapinya Rasulullah SAW dalam merancang dan membuat “program” dakwah.

Walaupun dakwah ini pasti akan ditolong oleh Allah SWT dan beliau adalah seorang

Rasul yang dijamin tidak akan dicelakai dan tidak akan dapat dikalahkan, tetapi beliau

tetap menjalani semua sunnatullah (hukum sebab akibat) dalam keberhasilan

dakwahnya sebagaimana manusia biasa lainnya.

3. Betapa luar biasanya usaha yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang selalu mencoba

berbagai inovasi baru dalam dakwahnya. Terobosan-terobosan yang beliau lakukan ini

nampak dari pemilihan berbagai tempat beserta alasan-alasan yang relevan yang

melatar-belakanginya.

4. Sebagai pemimpin, Rasulullah SAW sangat memikirkan masyarakatnya. Segala cara

beliau usahakan agar para sahabatnya tidak disiksa dan diprovokasi oleh pihak lain.

Beliau pula yang paling akhir keluar dari Makkah setelah semua sahabatnya selamat.

5. Kegigihan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah terlihat jelas melalui usaha

beliau dalam mencoba berbagai inovasi baru dalam berdakwah an disertai dengan

alasan-alasasn yang relevan melatar-belakanginya.

L. Sistem dakwah Nabi Muhammad SAW serta fungsi dan kedudukan Nabi

Muhammad SAW di Madinah

Dakwah dan perjuangan Nabi Muhammad saw. dilaksanakan dalam dua periode,

yakni periode Mekah yang berlangsung kurang lebih 13 tahun dan periode Madinah yang

berlangsung selama 10 tahun. Pelaksanaan dakwah pada fase Mekah dapat dibagi

menjadi tiga tahapan yaitu tahap dakwah secara rahasia, tahap dakwah secara terang-

terangan dan tahap dakwah di luar Mekah yang berlangsung pada akhir tahun kesepuluh

dari kenabian sampai hijrah ke Madinah. Pelaksanaan dakwah di Madinah dapat dibagi

28
menjadi tiga tahap yaitu tahap dipenuhi oleh fitnah dan ujian, tahap gencatan senjata

dengan para pemimpin suku dan tahap masuknya orang-orang ke dalam Islam, baik di

Madinah maupun di Mekah setelah penaklukan Mekah. Masing-masing periode tersebut,

dilakukan secara bertahap, yang merupakan bagian dari strategi dalam rangkaian

menyukseskan syiar Islam di bumi Arab.

Nabi Muhammad saw bukan saja sebagai pembawa risalah agama, tapi juga

sekaligus sebagai seorang pemimpin pemerintahan yang cakap dalam mengurus

pelaksanaan pemerintahannya itu dan menjadikannya sebagai seorang manusia yang

memiliki kehebatan karir yang tak tertandingi sepanjang sejarah umat manusia.

Muhammad mendapatkan sambutan yang hangat dari penduduk Yastrib dan

orang-orang muslim yang telah hijrah lebih dulu. Beliau segera mendapatkan banyak

pengikut dari kalangan Muhajirin dan sebagian penduduknya yang kemudian menjadikan

Nabi sebagai pemimpin mereka. Penduduk kota ini terdiri atas tiga golongan:

1. Penduduk asli (Anshar) disebut demikian karena mereka membantu mewujudkan

keinginan Nabi.

2. Para pendatang / imigran (al-Muhajirin) yaitu mereka yang hijrah dari Mekah

untuk mencari perlindungan di Yastrib.

3. Umat Yahudi yang sedikit demi sedikit dipaksa keluar dari tanah Arab.[16]

Nabi Muhammad mempunyai kedudukan bukan hanya sebagai pemimpin agama,

tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri Nabi terkumpul dua

kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai Rasul

sekaligus sebagai kepala negara. Selanjutnya beliau menyusun langkah-langkah guna

29
mengembangkan Islam agar lebih efektif dan cepat menyebar ke seluruh dunia khususnya

di tanah Arab itu sendiri.

Dalam rangka menunjang strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah ini, maka

yang pertama dilakukan adalah membuat perjanjian berupa piagam persaudaraan antara

kelompok-kelompok yang ada di Madinah, yang kemudian dikenal dengan Piagam

Madinah. Di antara pasal-pasalnya, piagam ini menetapkan kewajiban seluruh warga

Madinah untuk bersatu dan saling bahu-membahu dalam membela negara terhadap

serangan dari luar.

Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Hal ini dapat

dilihat dari terbentuknya sebuah persaudaraan Islam antara kaum Muhajirin (Mekkah)

dan Anshar (Madinah), membangun pula semangat kebersamaan dan persatuan dan

menghilangkan sekat-sekat perbedaan dan akhirnya membentuk satu kesatuan dari

bangsa yang pluralistik. Perkembangan Islam yang itu membuat orang-orang Mekah dan

musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan itu akan mendorong orang-orang

Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari

musuh, Nabi menyusun siasat dengan membentuk pasukan. Dari golongan pertama

(kaum anshar) dan kedua (kaum Muhajirin) Nabi mulai mengkoordinir dan membentuk

sistem pertahanan (pasukan) dalam rangka pembelaan terhadap ancaman-ancaman yang

berasal dari kafir Quraisy tersebut.

M. Meneladani perjuangan Nabi SAW dalam membentuk sistem sosial, masyarakat,

poltik, kemiliteran, pendidikan, serta sistem perekonomian dan sumber keuangan

Negara di Madinah

30
Nabi saw dan para sahabatnya banyak melakukan perubahan strategi dalam

mendakwahkan Islam setelah bermukim di Madinah. Jika di Mekah Nabi saw dan para

sahabat banyak mendapatkan hambatan dari para penduduk asli Mekah maka tidak

demikian halnya di Madinah yang ternyata para penduduknya justru banyak mendukung

perjuangan Nabi saw dan para sahabatnya. Di sinilah babak baru Islam dimulai dan hari

demi hari Islam terus berkembang hingga mencapai perkembangan yang luar biasa. Di

Madinahlah Nabi saw dan para sahabat berhasil membentuk masyarakat muslim dan

negara Islam yang menjadi bagian dari negara-negara yang eksis di mata dunia saat itu.

Tentu saja perjuangan yang taktis dan hebat dari Nabi saw dan para sahabatnya seperti itu

perlu diteladani, terutama oleh umat Islam, dalam membangun tatanan masyarakat

modern yangkompleks. Miniatur negara Madinah pada waktu itu mewakili bentuk negara

modern pada saatnya. Karena itu, prinsip-prinsip dasar yang dibangun Nabi saw. dan para

sahabatnya patut untuk diaplikasikan di era sekarang ini.

Nabi Muhammad saw ke Madinah, di samping karena tidak memungkinkannya

Nabi saw. untuk tetap di Mekah, karena para pengikut Nabi saw yang berada di Madinah

sangat menanti-nantikan agar Nabi saw segera berpindah ke sana untuk membangun

pusat dakwah Islam. Kedatangan Nabi Muhammad saw ke Madinah tidaklah seorang

diri, tetapi diikuti oleh para sahabatnya dari Mekah dan yang disebut Muhajirin (orang-

orang yang hijrah). Orang-orang Madinah yang sudah menjadi muslim (Ansar) sangat

senang menerima kehadiran nabi saw. dan kaum Muhajirin. Setibanya di Madinah, Nabi

Muhammad saw segera membangun masjid. Masjid inilah yang kemudian dijadikan

Nabi saw sebagai pusat kegiatan dakwah Islamnya. Di masjid ini Nabi saw dan para

sahabatnya melakukan ibadah, melakukan pertemuan, melakukan kegiatan belajar

31
mengajar, mengadili suatu perkara, bermusyawarah, dan lain sebagainya. kedatangan

Nabi saw ke Madinah juga menandai dimulainya kehidupan politik umat Islam dalam

bentuk tatanan masyarakat dan negara, yaitu negara Madinah. Di madinah ini lahir

masyarakat Islam yang bebas dan merdeka di bawah kepemimpinan Nabi saw.

Di zaman sekarang ini masyarakat yang dibangun Nabi saw di Madinah itu

dikenal dengan sebutan masyarakat madani. Masyarakat madani (al-mujtama‟ al -

madaniy) dapat dipahami sebagai masarakat yang beradab, masyarakat sipil, dan

masyarakat yang tinggal di suatu kota yang penuh dengan kompleksitas dan pluralitas.

Masyarakat Madinah adalah masyarakat plural yang terdiri atas berbagai suku, golongan,

dan agama. Islam datang ke Madinah dengan bangunan konsep ketatanegaraan yang

mengikat aneka ragam suku, konflik, dan perpecahan. Negara Madinah dibangun di atas

dasar ideologi yang mampu menyatukan jazirah Arab di bawah bendera Islam. Ini adalah

babak baru dalam sejarah politik di Jazirah Arab. Islam membawa perubahan radikal

dalam kehidupan individual dan sosial madinah karena kemampuannya memengaruhi

kualitas seluruh aspek kehidupan. Prinsip-prinsip dasar politik dalam membangun negara

Madinah ini kemudian diabadikan dalam bentuk piagam yang sekarang disebut Piagam

Madinah.

a) Perjuangan Nabi dalam sistem sosial

Menurut al-Umari (1995), ada beberapa prinsip dasar yang dapat diidentifikasi

dalam pembentukan masyarakat madani, di antaranya adalah:

Pertama, sistem muakhkhah. Muakhkhah berarti persaudaraan. Islam memandang

orang-orang muslim sebagai saudara (Q.S al-Hujurat (49):10). Membangun suatu

hubungan persaudaraan yang akrab dan tolong-menolong dalam kebaikan adalah

32
kewajiban bagi setiap muslim. Sistem persaudaraan ini dibangun Nabi saw. sejak

beliau masih berdomisili di Mekah atas dasar kesetiaan terhadap kebenaran dan saling

menolong. Setelah nabi saw. di Madinah, sistem ini terus dimantapkan sebagai modal

untuk membangun negara yang kuat. Persaudaraan antara kaum Muhajirin (pendatang

dari Mekah) dan Ansar (penduduk asli Madinah) segera dijalin oleh nabi saw. Sistem

Muakhkhah ini dirumuskan dalam perundang-undangan resmi. Perundang-undangan

ini menghasilkan hak-hak khusus di antara kedua belah pihak (Muhajirin dan Ansar)

yang menjadi saudara, sampai-sampai ada yang saling mewarisi meskipun tidak ada

hubungan kekerabatan.

Kedua, ikatan iman. Islam menjadikan ikatan iman sebagai dasar paling kuat yang

dapat mengikat masyarakat dalam keharmonisan, meskipun tetap membolehkan,

bahkan mendorong bentuk-bentuk ikatan lain, seperti kekeluargaan sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip agama. Masyarakat Madinah dibangun oleh Nabi saw. di

atas keimanan dan keteguhan terhadap Islam yang mengakui persaudaraan dan

perlindungan sebagai suatu yang datang dari Allah, Rasul-Nya dan kaum muslimin

semuanya.

Ketiga, ikatan cinta. Nabi saw membangun masyarakat Madinah atas dasar cinta

dan tolong-menolong. Hubungan antara sesama mukmin berpijak atas dasar saling

menghormati. Orang kaya tidak memandang rendah orang miskin, tidak juga

pemimpin terhadap rakyatnya, atau yang kuat terhadap yang lemah. Fondasi cinta ini

dapat diperkukuh dengan saling memberikan hadiah dan kenang-kenangan. Dengan

cinta inilah masyarakat Madinah dapat membangun masyarakat yang kuat.

33
Keempat, persamaan si kaya dan si miskin. Dalam masyarakat Madinah si kaya

dan si miskin mulai berjuang bersama atas dasar persamaan Islam dan mencegah

munculnya kesenjangan kelas dalam masyarakat.

Kelima, toleransi umat beragama. Toleransi yang dilaksanakan pada masyarakat

Madinah antara sesama agama (Islam), seperti yang dilakukan antara kaum Muhajirin

dan kaum Ansar, dan adakalanya antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi yang

berbeda agama. Toleransi ini diikat oleh aturan-aturan yang kemudian terdokumentasi

dalam Piagam Madinah.

Itulah lima prinsip dasar yang dibuat oleh Nabi saw. untuk mengatur masyarakat

Madinah yang tertuang dalam suatu piagam yang kemudian dikenal dengan nama

Piagam Madinah. Masyarakat pendukung piagam ini memperlihatkan karakter

masyarakat majemuk, baik ditinjau dari segi etnis, budaya, dan agama. Di dalamnya

terdapat etnis Arab Muslim, Yahudi, dan Arab Non Muslim

Nabi saw membangun masyarakat Madinah yang berperadaban memakan waktu

yang cukup lama, yakni sepuluh tahun. Beliau membangun masyarakat yang adil,

terbuka, dan demokratis dengan landasan takwa kepada Allah swt. Dan taat kepada

ajaran-Nya. Setelah Nabi saw. wafat, masyarakat madani warisan Nabi saw hanya

berlangsung selama tiga puluh tahun masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Sesudah

itu, sistem sosial masyarakat madani digantikan dengan sistem lain yang lebih banyak

diilhami oleh semangat kesukuan Arab pra-Islam, yang kemudian dikukuhkan dengan

sistem dinasti keturunan. Sistem ini bahkan masih dipraktikkan di beberapa negara

Islam sekarang ini.

34
b) Perjuangan Nabi dalam membangun masyarakat

Perjuangan nabi Muhammadi di dalam membangun peradaban masyarakat

Madinah diakui berhasil secara geilang oleh sejarah kemanusiaan. Yatsrib yang

semula dikenal sebagai wilayah yang dihuni oleh masyarakat jahiliyah dengan ciri-ciri

banyak konflik, harkat dan martabat perempuan dianggap rendah, perbudakan,

penindasan, keadilan dan kejujuran diabaikan, tidak menghargai ilmu pengetahuan,

hanya kelompok tertentu yang diistimewakan, dan seterusnya diubah menjadi

masyaraat yang berakhlak mulia atau berperadaban tinggi.

Di tengah-tengah masyarakat dunia, dan tidak terkecuali bangsa Indonesia yang

juga sedang membangun peradaban seperti sekarang ini, maka menongok sejarah

keberhasilan utusan Allah di dalam membangun masyarakat dan ternyata

keberhasilannya diakui semua kalangan adalah merupakan keharusan. Pengalaman dan

contoh adalah guru terbaik. Masyarakat Madinah dibangun oleh Nabi Muhammad

saw., hanya memerlukan waktu 10 tahun setelah utusan Allah itu berjuang di Makkah

selama 13 tahun.

Manakala diteliti, dari sekian banyak kunci sukses, ada dua hal yang menonjol

dan sama sekali tidak boleh diabaikan. Kedua hal itu, pertama adalah bahwa nabi

Muhammad saw., di dalam membangun masyarakat selalu berpegang pada wahyu

yang datang dari Allah swt. Sedangkan kunci keberhasilan kedua, nabi di dalam

membangun masyarakat selalu mengutamakan pada perbaikan akhlak mulia kepada

semua orang. Dan masih terkait dengan itu hal yang perlu dicatat ialah bahwa, di

dalam membangun akhlak, nabi selalu memulai dari dirinya sendiri.

35
Kedua hal tersebut adalah menjadi kunci keberhasilan di dalam membangun

masyarakat Madinah. Keberhailan itu, sekalipun sudah melewati waktu belasan abad

lamanya, ternyata hingga saat ini getaran-getarannya masih dengan mudah terasakan.

Siapapun yang datang ke kota itu, pada umumnya jama'ah haji, dan kembali pulang ke

negerinya, biasanya mendapatkan kesan tentang keramahan, kejujuran, dan kesantunan

penduduk yang semula daerahnya dikenal dengan sebutan Yatsrip itu.

Kedua kunci keberhasilan tersebut, dalam batas-batas tertentu, hingga sekarang

inipun sebenarnya sangat mungkin diimplementasikan oleh siapapun, di dalam

membangun masyaraat yang dipimpinnya. Hanya persoalannya adalah, mau atau tidak

di dalam menjalankan kepemimpinan dengan mendasarkan pada kedua kunci

keberhasilan tersebut. Manakala Rasulullah selalu berpegang pada wahyu, maka

sebenarnya siapapun yang mendapatkan amanah memimpin masyarakat, juga

berkemungkinan berpegang pada wahyu. Hanya bedanya, nabi mendapatkan wahyu

langsung dari Tuhan, sementara itu para pemimpin setelah zaman Rasulullah, cukup

membaca wahyu yang telah terhimpun dalam bentuk kitab suci, ialah al Qur'an.

c) Perjuangan Nabi dalam bidang politik

Rasulullah lahir, tumbuh, dan menyebarkan ajaran Islam di tengah badai

perpecahan internal suku Quraisy yang sudah akut. Masyarakat Arab saat itu,

meskipun menjunjung tinggi nilai kepahlawanan, namun prestise seseorang lebih

ditentukan unsur kapital, akses sosial, dan banyaknya pengikut. Beliau hadir di tengah

masyarakat yang sangat materialistik yang bertumpu di atas pilar kapitalisme,

ditambah lagi dengan sifat badui yang sulit diatur, dengan landasan moral paganisme

yang sudah berurat berakar.

36
Menghadapi realitas masyarakat seperti itu tidak membuat Quraisy meminta

kepada beliau untuk menghentikan dakwah dengan kompensasi harta dan jabatan,

beliau tetap teguh dalam menyebarkan ajaran Islam. Dakwah Rasulullah dalam

menyebarkan ajaran Islam pada awalnya dilaksanakan di Mekah, kemudian

dilanjutkan di Yatsrib (Madinah). Menurut Haikal, pada periode Mekah umat Islam

belum memulai kehidupan bernegara dan Nabi sendiri ketika itu tidak bermaksud

mendirikan suatu Negara. Misi Nabi selama di Mekah terfokus pada tiga hal utama

sebagai berikut. (orang-orang Madinah yang menyambut dan menolong kaum

Muhajirin), orang-orang Arab yang masih musyrik, dan orang-orang Yahudi.

Hijrah Rasulullah ke Madinah merupakan langkah politik yang tepat, terutama

dalam rangka mengefektifkan dakwah Islam, karena di kota itu beliau mendapatkan

dukungan yang penuh dari warganya. Langkah-langkah politik Nabi tersebut berhasil

dengan waktu singkat membentuk suatu komunitas Muslim yang kuat, bebas, dan

mandiri, bukan komunitas yang lemah, teraniaya, dan tertindas seperti ketika masih

berada di Mekah. Dari komunitas tersebut secara berangsur-angsur Nabi membentuk

masyarakat yang teratur yang kelak merupakan cikal bakal berdirinya negara

Islam.Rasulullah sangat paham bagaimana mengatasi kondisi akut. Atas dasar itu,

setelah membangun masjid sebagai sentra aktivitas, langkah selanjutnya adalah

memperkokoh persatuan di kalangan Muhajirin dan Anshar dengan cara

mempersaudarakan mereka, sampai dapat dikatakan bahwa tidak seorang pun dari

kaum Muhajirin yang tidak mempunyai saudara dari kaum Anshar. Beliau melakukan

konsolidasi kehidupan masyarakat Madinah yang heterogen tersebut, dengan

37
melakukan penataan dan pengendalian sosial masyarakat secara bijaksana untuk

mengatur hubungan antara golongan dalam berbagai bidang kehidupan.

Adapun terhadap golongan non-Muslim, khususnya kaum Yahudi, Nabi membuat

perjanjian tertulis dengan mereka. Isi perjanjian itu terutama menitikberatkan

persatuan kaum muslimin dan Yahudi, menjamin kebebasan beragama bagi semua

golongan, menekankan kerja sama, persamaan hak dan kewajiban di antara semua

golongan dalam mewujudkan pertahanan dan perdamaian, serta mengikis segala

bentuk perbedaan pendapat yang timbul dalam kehidupan bersama.Pertama, mengajak

manusia agar meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah swt.,

percaya kepada malaikat, rasul, hari kemudian, dan hal-hal yang berkaitan dengan

rukun iman. Kedua, mengajarkan kepada manusia nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi

agar mereka tidak tertipu oleh godaan hidup duniawi yang menyilaukan. Ketiga,

mengajak manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

d) Perjuangan Nabi dalam Kemiliteran

Untuk membentuk militer yang kuat, Rasulullah mewajibkan latihan militer bagi

tiap laki-laki Muslim yang telah berusia 15 tahun. Wajib militer hukumnya fardhu

kifayah. Hal itu berdasarkan firman Allah yang berbunyi, “Dan perangilah mereka itu,

sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk

Allah.” (Al-Baqarah: 193). Juga berdasarkan sabda Rasulullah, Perangilah orang-

orang musyrik itu, dengan harta benda, tangan, dan mulut kalian.(Riwayat Abu

Dawud).

Golongan yang masuk militer disebut muqatila. Mereka ini adalah kelompok

orang yang aktif berperang, yang kemudian membentuk kekuatan sebagai kaum

38
penguasa yang memegang wilayah dengan menerapkan hukum Islam. Jumlah

muqatila semakin meningkat tajam bersamaan dengan keberhasilan kaum Muslimin

menduduki wilayah selatan Iraq dan Syiria, tempat bermukimnya suku-suku keturunan

Arab.

Para muqatila-lah yang menjadi ujung tombak penyebaran Islam ke seluruh

penjuru bumi. Mereka sudah menggadaikan dirinya menjadi angkatan perang Allah.

Setiap saat mereka siap berangkat ke medan jihad.

Atas jasa para muqatila, Islam mencapai masa kejayaan. Kejayaan ini sekaligus

merupakan refleksi keimanan kaum Muslimin kepada Allah, kedekatan pada firman-

Nya, dan aplikasi syariat-Nya. Mereka menjadikan Allah sebagai tujuan, Al-Qur`an

sebagai undang-undang, Rasul sebagai panutan, jihad sebagai jalan hidup, dan mati

syahid sebagai puncak cita-cita.

e) Perjuangan Nabi dalam bidang pendidikan

Sistem pendidikan dan pengajaran Islam sudah mulai dibangun sejak Nabi

Muhammad SAW menerima wahyu. Nabi SAW adalah guru pertama bagi umat Islam.

Rasul SAW mengajarkan ayat-ayat Alquran dan hadis kepada para sahabat. Nabi

SAW akan mengulang bacaan ayat Alquran dan hadis tersebut sebanyak tiga kali

hingga para sahabat bisa menghafal dan memahaminya.

Menurut J Pedersen dalam tulisannya dalam Madrasa in Encyclopaedia of Islam,

sejak kemenangan umat Islam dalam Perang Badar, Nabi SAW mengirimkan beberapa

orang penduduk Makkah untuk mengajarkan keterampilan menulis kepada penduduk

Madinah.

39
Nabi SAW juga mengirimkan guru untuk mengajarkan Alquran dari kalangan

sahabat. Namun, kegiatan belajar pada saat itu belum dilaksanakan dalam sebuah

lembaga pendidikan yang terorganisasi seperti sekarang.Kegiatan belajar pada masa

awal kekuasaan Islam dilakukan di masjid-masjid, dengan cara membentuk kelompok-

kelompok kecil (halakah). Halakah merupakan sistem belajar dan mengajar tanpa

menggunakan kelas, bangku, meja, dan papan tulis.Sistem halakah ini mempunyai

pengaruh yang besar dalam sistem pendidikan modern dengan nama adult education

(pendidikan dewasa). Bahkan, para pelajarnya pun tidak menggunakan sistem baca

tulis, melainkan hanya dengan hafalan. Tulisan hanya dipergunakan untuk menulis

Alquran, sedangkan hadis Nabi SAW tidak diperkenankan.

f) Perjuangan Nabi dalam sistem perekonomian

Dua tahun setelah Rasul hijrah ke Madinah turunlah perintah berzakat. Yaitu

kewajiban umat Islam untuk mengeluarkan hartanya sebesar 2,5 persen sekali dalam

setahun (haul), jika telah memenuhi jumlah tertentu (nishob),"ujar dia dalam rilis yang

diterima Republika

Perintah zakat itu sendiri, sebagaimana syahadat dan sholat, menjadi salah satu

pilar atau rukun Islam. Jika sholat menitik beratkan kepada relasi vertikal seorang

muslim dengan Tuhannya, zakat menekankan relasi horizontal seorang muslim kepada

sesama. Kedua aspek relasi inilah yang menjadi dasar ubudiyah dalam Islam. Atau

lebih dikenal bahasa Al-qurannya hablun minallah wa hablun minan na

Dalam menyikapi perintah zakat ini, Rasul tidak saja memahaminya sebagai

sekadar perintah untuk mengeluarkan harta. Sebaliknya justru dipahami sebagai

perintah untuk memperkuat basis perekonomian umat.

40
Dengan kata lain, Rasulullah memahami perintah Zakat tidak sekadar

memberikan 2,5 persen harta. Tapi dipahami secara pro aktif dan dengan visi yang

lebih besar. Bahwa ada perintah memberi maka di balik perintah itu ada perintah

lainnya. Dan perintah itu adalah economic empowerment atau membangun kekuatan

ekonomi bagi Umat.

Untuk mengimplementasikan pemahaman itu, beliau melakukan beberapa hal, di

antaranya: Pertama, membeli sebuah sumur. Perlu diingat air ketika itu bagaimana

minyak di masa kita. Bayangkan jika kota New York misalnya kehabisan minyak

(sebelum solar energy ditemukan).Kedua, membeli pasar dari masyarakat Yahudi.

Sejak masa itu juga sebenarnya umat Yahudi memiliki kelebihan dalam bisnis dan

keuangan. Bahkan Rasulullah SAW sendiri sebagai pribadi pernah meminjam uang

dari masyarakat Yahudi.Di Madinah ada sebuah pasar yang sangat terkenal dan

strategis dalam perekonomian masyarakat. Kebetulan saja pasar itu dimiliki oleh

komunitas Yahudi.

Sebagai tindak lanjut dari perintah zakat, Rasulullah SAW mengumpulkan para

sahabat yang kira-kira punya modal, dan juga dikenal memiliki kemampuan bisnis,

seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Kepada mereka disampaikan

urgensi umat Islam memiliki pasar sebagai pusat penguatan perekonomian umat.

Mereka setuju dan memberikan investasi terbaik mereka untuk membeli pasar

tersebut. Melalui pasar ini umat kemudian melakukan aktifitas ekonomi dan

membangun basis perekonomian mereka. Dan pada akhirnya tidak lagi bergantung

kepada Komunitas lain.

41
Dari peristiwa ini dipahami bahwa pemberdayaan ekonomi umat menjadi krusial

dalam pembentukan peradaban manusia. Ketika umat lemah secara ekonomi maka

yang terjadi kemudian adalah ketergantungan. Dan sudah pasti klaim peradaban

dengan ketergantungan kepada orang lain adalah paradoks yang nyata.

g) Sumber- sumber keuangan Negara di Madinah

1. Zakat

Pada masa awal-awal Islam, penerimaan pendapatan negara yang bersumber

dari zakat berupa uang tunai, hasil pertanian dan hasil peternakan. Zakat merupakan

unsur penting karena sistemnya penunaiannya yang bersifat wajib (obligatory zakat

system), sedangkan tugas negara adalah sebagai mil dalam mekanismenya. Zakat

merupakan kewajiban bagi golongan kaya untuk memberikan perimbangan harta di

antara sesama masyarakat.

Negara Islam tidak berada pada posisi yang terbebani, karena secara mendasar,

sistem zakat telah secara langsung dan signifikan telah mengurangi beban negara

dari spesifikasi syariat yang ada dalam aturan aplikasinya, yaitu menanggulangi

kecenderungan negatif dan pengangguran, kemiskinan dan masalah-masalah sosial

12 Sumber Pendapatan Negara Pada Masa Rasulullah 14 lainnya. Di lain sisi, zakat

merupakan ujung tombak pertama dari negara yang berfungsi untuk menjamin

kebutuhan minimal rakyat.

2. Ghanmah

Ghanmah merupakan pendatan negara yang didapatkan dari hasil kemenangan

dalam peperangan. Distribusi hasil ghanmah secara khusus diatur langsung dalam

Alquran surah al-Anfl ayat 41. Empat perlima dibagi kepada para prajurit yang ikut

42
dalam perang, sedangkan seperlimanya sendiri diberikan kepada Allah, Rasul-Nya,

karib kerabat Nabi, anak-anak yatim, kaum miskin dan ibnu sabil. Dalam konteks

perekonomian modern, pos penerimaan ini boleh saja menggolongkan barang sitaan

akibat pelanggaran hukum antar negara sebagai barang ghanmah.

3. Khumus

Khumus atau seperlima bagian dari pendapat ghanmah akibat ekspedisi militer

yang dibenarkan oleh syariah, dan kemudian oleh negara dapat digunakan sebagai

biaya pembangunan. Meskipun demikian, perlu hati-hati dalam penggunaannya

karena aturan pembagiannya telah jelas, seperti pada ayat di atas. Khumus, juga

bisa diperoleh dari barang temua (harta karun) sebagaimana terjadi pada periode

Rasul.

4. Fai'

Fai adalah sama dengan ghanmah. Namun bedanya, ghanmah diperoleh setelah

menang dalam peperangan. Sedangkan, fay tidak dengan pertumpahan darah.

Menurut Muhammad Nejatullah Siddiqi, harta fay adalah pendapatan negara selain

dari zakat. Jadi termasuk di dalamnya: kharj, jizyah, ghanmah, usyur, dan

pendapatan-pendapatan dari usaha komersil pemerintah mempertimbangkan

kondisi ekonomi kontemporer saat ini yang strukturnya cukup berbeda dengan

keadaan pada masa Rasulullah.

5. Jizyah.

Jizyah merupakan pajak yang hanya diberlakukan bagi warga negara

nonMuslim yang mampu. Bagi yang tidak mampu seperti mereka yang sudah uzur,

cacat, dan mereka yang memiliki kendala dalam ekonomi akan terbebas dari

43
kewajiban ini. Bahkan untuk kasus tertentu, negara harus memenuhi kebuhhuhan

pendiudik bukan Muslim tersebut akibat ketidak mampuan mereka memenuhi

kebutuhan minimalnya, sepanjang penduduk tersebut rela dalam pemerintahan

Islam. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi pertama dari negara.

Jadi pemenuhan kebutuhan tidak terbatas hanya kepada penduduk Muslim saja. Jizyah

ini bisa disebut pula dengan istilah pajak perlindungan. Ketika non-Muslim hidup dengan

tenang dan mendapat jaminan perlindungan dari pemerintah Islam, maka dengan jizyah

tersebut bisa menjadi imbalannya. Perlindungan yang dimaksud baik dalam maupun

gangguan-gangguan dari pihak luar. Dan ini sejalan secara adil dengan penduduk Muslim

sendiri, yang telah dibebani beberapa instrumen biaya yang harus dikeluarkan ke negara,

seperti zakat.

N. Meneladani Keperwiraan Nabi Muhammad SAW dalam Masalah Kemiliteran

Adapun sistem pertahanan rasulullah SAW dalam bidang militer adalah sebagai

berikut :

1. Bermusyawarah dalam menentukan taktik militer

2. Mengalahkan musuh tanpa pertempuran

3. Meminimalkan jumlah korban

4. Tidak mudah marah

5. Pendegelasian kepemimpinan pasukan.

6. Komunikasi militer yang jelas dan tegas

7. Selalu waspada

8. Tidak segan turun kebawah

9. Memberikan pujian dan bersikap adil pada pasukan.

44
O. Mengambil Hikmah dari Usaha Nabi Muhammad SAW dalam Membangun

Masyarakat Ekonomi dan Perdagangan

Nabi muhammad saw membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan

perdagangan. Mengambil hikmah dari misi yang di kaitkan dengan perkembangan

kondisi sekarang. Meneladani sikap istikamah seperti yang dicontohkan oleh Nabi

Muhammad saws adalah manusia piliahan Allah SWT. Sejak kecil Nabi Muhammada

saw telah berwirausaha dengan menggembala kambing ikut berdagang dengan pamannya

dan menjadi karyawan dari seorang pengusaha. Mengingat kondisi masyarakat madinah

yang mengambut baik dakwah nabi maka nabi Muhammad mengarahkan dakwahnya

dalam rangka menciptakan dan membina suatu masyarakat islam.Nabi Muhammad saw

segera membangun masyarakat Madinah melalui kegiatan-kegiatan ekonomi dan

perdagangan dengan harapan perekonomian masyarakat Madinah dapat meningkat kaum

muslimin khususnya. Dan setelah beliau berkeluarga jiwa kewirausahaan ini

dikembangkan sehingga maju dengan pesatnya.

Nabi Muhammad SAW dalam Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan

Ekonomi dan Perdagangan Untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam khususnya

dan umat manusia. Pada umumnya maka Nabi SAW membangun masyarakat melalui

kerjasama dalam bidang perekonomian,Kehidupan masyarakat menjadi sejahtera. Dalam

membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan Nabi Muhammad

saw,pada saat itu karena jumlah umat islam saat itu sudah banyak. Ada satu hal yang

menarik bahwa Rasulullah menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat dakwah untuk

membimbing akidah ibadah serta akhlak umat.

45
Pada saat Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan

ekonomi dan perdagangan Kondisi masyarakat Madinah yang penuh dengan permusuhan

dan kebencian antar suku serta perasaan perioritas kelompok tertentu terhadap kelompok

lainnya menjadi tantangan awal yang dihadapi Nabi setelah berhijrah. Salah satunya

ditunjukan dengan perekonomian yang baik. Khusus dalam bidang ekonomi dan

perdagangan para sahabat selalu berpedoman pada ajaran Al-Quran dan hadis Rasulullah.

Hal yang dilakukan pertama kali oleh Nabi Muhammad Saw untuk membangun

masyarakat Madinah di bidang ekonomi dan perdagangan.Bersangkutan dalam ayat-ayat

Al-Quran banyak disinggung tentang kegiatan ekonomi .Suatu Peristiwa yang sangat

sukses dalam usaha perdagangan yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa

dalam sekali usaha telah medapatkan keberhasilan yang sangat luar biasa hal ini menjadi

berita yang sangat luas akan tetapi ada juga yang cemburu atas keberhasilan itu namun

harus diketahui dengan pandangan yang jernih bahwa Nabi Muhammad SAW

menjalankan usaha perdagangan itu.

Dan dapat dijelaskan juga bahwa ekonomi merupakan sektor yang sangat penting

dalam menopang kehidupan manusia. Ajaran islam menuntut pada umatnya agar mampu

hidup mandiri. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi perlu diperhatikan aspek untuk

menyejahterakan kehidupan bersama, keadilan dan kejujuran.Usaha-usaha di bidang

perekonomian yang telah dijalankan oleh nabi Muhammad saw di Madinah menjadi

bekal untuk para pemimpin islam setelah beliau mengelola perekonomian negara islam.

Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi

dan perdagangan tersebut maupun dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari, dan perlu diingat bahwa dalam memenuhi kebutuhan hidup, jangan sekali-

46
kali menghalalkan segala cara, agar hidupnya menjadi berkah. Jadi seorang buruh

bukanlah pekerja yang rendah, tapi pekerja yang tidak berbeda dengan pekerja lainnya,

artinya yang mengupah dan yang diupah kedua-duanya sama-sama bertanggung jawab

dan sebagai amanah.

Nabi Muhammad SAW membuat peraturan untuk menata masyarakat. Hal-hal

yang harus diterapkan dalam perdagangan yaitu:

1. Setiap perdagangan harus didasari sikap saling ridha diantara dua pihak, sehingga para

pihak tidak merasa dirugikan atau dizalimi.

2. Jujur baik dalam takaran ataupun timbangan

3. Prinsip larangan riba

4. Prinsip kasih sayang, tolong menolong dan persaudaraan antar sesame

P. Meneladani Perjuangan Semangat Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat Pada

Fase Madinah

Sebelum bernama Madinah, wilayahMadinah bernama Yatsrib. Hanya saja setelah

Islam datang, ilmu pengetahuan dimuliakan sehingga ilmu berkembang dengan pesat.

Ilmu pengetahuan itulah yang akan membuat Yatsrib menjadi sebuah kota yang dipenuhi

dengan kemajuan peradaban. Kemajuan ekonomi dan budaya menjadi ciri khas dari

Yatsrib.

Perekonomian maju pesat karena diatur dengan sistem Islam. Selain itu, budaya

yang berkembang juga sangat pesat. Budaya diatur dengan sistem social budaya Islam.

Wanita yang biasanya membuka aurat, setelah Islam datang ditutup auratnya dengan

kerudung dan jilbab. pergaulan antara pria dan wanita yang tanpa batas, sekarang dibatasi

47
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Singkatnya,Madinah adalah bentuk lain

kota Yatsrib yang lebih maju setelah Islam ditegakkan di sana.

Reaksi masyarakat Mekkah terhadap kedatangan Islam sungguh tidak baik.

Dengan berbagai cara mereka menghentikan dakwah Rasulullah SAW, bahkan mencoba

membunuh Rasulullah SAW. Semangat dan usaha Nabi Muhammad SAW untuk

menyebarkan agama Islam tidak pernah pupus. Melihat peluang dakwah yang begitu

sempit di Kota Mekkah, beliau berpikir untuk hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Setelah

Nabi Muhammad SAW behijrah ke Madinah yang pertama dipikirkan oleh beliau adalah

bagaimana membangun masyarakat Islam. Nabi Muhammad SAW segera membangun

Masjid, kemudian menyusun barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan

mereka. Untuk memudahkan maksud tersebut, Nabi mempersaudarakan kaum Muslimin

dengan umat Islam yang lainnya. Dengan persaudaraan ini kaum muslimin bertambah

kuat dan merasa senasib dan seperjuangan.

Nabi Muhammad SAW juga membangun masyarakat Islam di Madinah melalui

kegiatan ekonomi dan perdagangan. Hal ini dikarenakan setelah meninggalkan kota

Mekkah, kaum muhajirin meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin sama sekali tidak

memiliki harta kekayaan. Semua harta kekayaan mereka ditinggalkan di kota Mekkah.

Nabi Muhammad SAW bertekad memajukan sektor ekonomi dan perdagangan dan hal

ini didukung oleh semua masyarakat Islam. Orang-orang Mekkah sebenarnya memang

pandai dalam bidang perdagangan, sampai orang mengatakan bahwa dengan

perdagangannya, penduduk Mekkah dapat mengubah pasir sahara menjadi emas. Selain

berdagang, kegiatan ekonomi lainnya adalah bertani. Hal ini didukung oleh tanah

Madinah yang subur dengan kebun-kebun anggur dan kurmanya yang terkenal. Nabi

48
Muhammad SAW berhasil menyatukan penduduk Yatsrib dan membangun

masyarakatnya melalui sektor ekonomi dan perdagangan, untuk menuju masyarakat yang

adil dan sejahtera

Adapun hal-hal yang dapat kita teladani dari perjuangan Nabi Muhammad SAW

dan para sahabat di Madinah adalah :

1. Bersikap baik kepada semua masyarakat Madinah

Ketika perjalanan menuju kota Madinah, Nabi Muhammad SAW selalu diminta

masyarakat untuk singgah di rumah mereka. Nabi Muhammad SAW berkata, “Saya

akan menginap di mana untaku akan berhenti. Biarkanlah ia berjalan sekehendak

hatinya”. Akhirnya unta itu berhenti di sebuah tempat jemuran kurma milik dua orang

anak yatim dari Bani Najjar. Di tempat itulah Nabi Muhammad SAW membangun

Masjid serta tempat tinggalnya di situ. Beliau selalu bersikap amah dan baik kepada

setiap masyarakat yang ada di kota Madinah.

2. Mendirikan Masjid di Kota Madinah

Masjid yang pertama didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dikenal dengan

sebutan Masjid Nabawi. Tanah pembangunan Masjid ini berasal dari kedua anak

yatim bernama Sahal dan Suhail. Nabi membeli tanah tersebut dengan harga yang

pantas untuk mereka. Pembangunan masjid tersebut dikerjakan secara gotong royong

oleh seluruh masyarakat Madinah, baik kaum Anshar dan kaum Muhajirin, begitu juga

Nabi Muhammad SAW ikut terjun langsung membantu pembangunan masjid tersebut.

3. Mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin

Setelah Nabi Muhammad SAW diterima penduduk Madinah dan menjadi

pemimpin penduduk kota tersebut, beliau segera meletakkan dasar-dasar yang kokoh

49
bagi pembentukan suatu masyarakat baru. Dasar pertama yang beliau letakkan adalah

ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam), yaitu antara kaum Anshar dan kaum

Muhajirin. Kaum Muslimin yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah disebut

“Muhajirin” dan kaum Muslimin penduduk Madinah disebut “Anshar”. Benda dan

kekayaan mereka ditinggalkan di Mekkah, di waktu mereka berhijrah ke Madinah

demi agama dan keyakinan yang mereka anut. Nabi Muhammad SAW

mempersaudarakan antara kedua golongan kaum muslimin ini. Ali Ibnu Abi Thalib

dipilih menjadi saudara beliau sendiri. Abu Bakar beliau persaudarakan dengan

Kharijah Ibnu Zuhair. Ja‟far Ibnu Abi Thalib dengan Mu‟az Ibnu Jabal. Demikianlah

Rasulullah SAW telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari

Muhajirin dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang erat

dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang diadakan

Rasulullah SAW. Dengan persaudaraan tersebut telah menciptakan suatu persatuan

yang berdasarkan agama dan mempertalikan jiwa mereka.

4. Membuat suatu perjanjian tertulis

Nabi Muhammad SAW membuat suatu perjanjian tertulis antara kaum

Muhajirin dan Anshar dengan orang-orang Yahudi yang terkenal dengan nama Piagam

Madinah. Isi dari Piagam Madinah tersebut adalah :

a) Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan

memberikan keamanan bagi orang yang patuh.

b) Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok

c) Menjadi suatu kewajiban bagi penduduk Madinah Muslim dan Yahudi untuk saling

membantu dan menolong.

50
d) Saling mengadakan kerja sama dengan mempertahankan Negeri Madinah dari

segala serangan.

51
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang terakhir diutus oleh Allah SWT untuk

menyebarkan agama Islam. Beliau diberi keistimewaan berupa watak dan kepribadian

yanh baik. Sayyidatina Aisyah RA pernah berkata: "Beliau adalah manusia akhlaknya.

Tak pernah berbuat keji atau keji terbaik. Tak pernah gaduh di pasar. Tak pernah

membalas kejahatan, tetapi memaafkan dan memaafkan tangan." Di masa akhir zaman

saat ini, banyak manusia yang sudah lalai akan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Banyak juga yang melacak jejak para Nabi dengan segala perilaku teladannya.

Apapun kebiasaan dan sifat yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah suatu

sunnah. Sunnah yang dilakukan itu mendapatkan pahala. Sifat Nabi Muhammad SAW

yang patut menjadi teladan dan pondasi dalam islam untuk umat manusia adalah sebagai

berikut:

1. Sidiq atau benar

Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan

dengan ucapannya. Syaikh As-Sa‟di menerangkan pula makna Shiddiq adalah orang

yang jujur dalam perkataan, perbuatan, keadaan, membenarkan semua perintah Allah.

2. Amanah atau dapat dipercaya

52
Seperti pernyataan diatas bahwa Nabi & Rasul tidak akan pernah ingkar ataupun

berdusta. Nabi & Rasul dapat dipercaya untuk melakukan apapun yang diperintahkan

oleh Allah SWT.

3. Tabligh atau menyampaikan

Jadi memang tugas utama beliau-beliau adalah menyampaikan pesan-pesan Allah

SWT atau menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umat mereka.

4. Fathonah atau cerdas

Fathonah ialah sifat yang memiliki arti cerdas, Nabi dan Rasul diberikan oleh Allah

Swt kecerdasan agar beliau- beliau dapat memerangi umat-umat yang tidak berada

dijalan yang benar dan mengajaknya untuk berada dijalannya Allah Swt atau jalan

yang di ridai oleh Allah SWT.

5. Sopan santun

Sopan dan santun adalah kebiasaan Nabi Muhammad SAW. Ketika ia berhadap

dengan orang yang lebih darinya beliau akan mendunduk dan berbicara lemah

lembut.

6. Tidak sombong

Sombong tidak akan membuat hidup seseorang bahagia, kaya dan dihormati. Tetapi

sifat sombong justru akan menjerumuskan manusia dan menjadi pengikut setan atau

jin. Banyak kelebihan yang dimilik Nabi Muhammad SAW tetapi kelebihan nya itu

tidak membuat beliau sombong. Kelebihan yang dimiliki justru akan bermanfaat

untuk orang lain.

7. Takut kepada Allah SWT

53
Rasa takut kepada Allah SWT yang dimiliki Nabi Muhammad SAW membuatnya

patuh akan taat kepada-Nya. Beliau selalu mengingat Allah SWT di setiap

tindakannya. “Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah

kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah

manusia dengan akhlak terpuji,” (HR. Tirmidzi).**

B. Saran

Demikianlah makalah ini saya buat, yang membahas Masa Nabi Muhammad

SAW ini kami buat. Semoga dengan karya tulis ini, pembaca bisa memahami dengan

baik tentang Sejarah Peradaban Islam. Kami selaku pemakalah menyadari masih banyak

terdapat kesalahan baik dari pembahasan, penulisan dalam makalah ini dan juga

rangkaian kata-kata dan bahasa. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang dapat membangun, sehingga nantinya kami dapat membuat makalah yang

lebih baik lagi kedepannya. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.

54
DAFTAR PUSTAKA

Farmawati. (2010). Sejarah Peradaban Islam Jilid 1. Batusangkar: Stain Batusangkar press.

Nasution, H. s. (2018). Sejarah Peradaban Islam. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Roza, Y. m. (2018). Sejarah Peradan Islam. Jakarta: Imprint Bumi Aksara.

55

Anda mungkin juga menyukai