Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

TENTANG

MASA NABI MUHAMMAD SAW

Oleh:

ISYATUR RADHIYAH 2230108025

FAMELA ZULFIKAR 2230108018

Dosen Pengampu:

DR. HJ. YANTI MULIA ROZA, SS., MA.,

PRODI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam tepat waktu. Tidak
lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa'atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul "Masa Nabi Muhammad SAW" dapat diselesaikan karena
hasil usaha yang maksimal dalam seminggu ini. Saya berharap agar pembaca mendapatkan sudut
pandang baru setelah membaca makalah ini.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharap kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa lebih
baik lagi dimasa mendatang.

Demikian yang dapat saya sampaikan akhir kata, semoga makalah yang saya susun ini
semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Batusangkar, 20 Maret
2023

Penu
lis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................

C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Silsilah keturunan dan bioghrafi Nabi Muhammad Saw. ................................................

B. Kebiasaan Muhammad masa kecil....................................................................................

C. Meneladani kerja keras dan kejujuran Muhammad dalam beriaga serta


mencontoh kemandirianya ketika remaja .........................................................................

D. Kebijaksanaan Muhammad dalam meletakkan hijr al aswad ..........................................

E. Kebiasaan Muhammad bertafakur di gua hirak menjelang kenabiannya. .......................

F. Bi’tsal al rasul dan keterkaitan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw
dengan ajaran para nabi dan rasul sebelumnya.................................................................

G. Menguraikan ketabahan dan keteguhan Nabi Muhammad Saw dalam


berdakwah.........................................................................................................................

H. Perjuangan Nabi Saw dalam bidang akidah dan ibadah...................................................

I. Hikmah dari peristiwa Isra; Mi’raj....................................................................................

J. Mengemukakan hijrah Nabi Saw dari Makkah ke Yatsrib...............................................

K. Mengambil hikmah dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw.....................................

iii
L. Sistem dakwah Nabi Muhammad Saw serta fungsi dan kedudukan Nabi
Muhammad Saw di Madinah............................................................................................

M. Meneladani perjuangan Nabi Saw dalam membentuk sistem sosial,


masyarakat, politik, kemiliteran, pendidikan , serta sistem perekonomian dan
sumber keuangan negara di Madinah................................................................................

N. Meneladani keperwiraan Nabi Muhammad Saw dalam masalah kemiliteran..................

O. Mengambil hikmah dari usaha Nabi Muhammad Saw dalam membangun


masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan..................................................

P. Meneladani semangat perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat


pada fase Madinah.............................................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammad memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan
mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Muhammad sama-sama menegakkan ajaran
tauhid untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya.
Muhammad Lahir pada tahun 570 M di Mekkah, ayahnya bernama Abdullah dan
Ibunya bernama Aminah. Ayah Muhammad meninggal dunia ketika Muhammad berusia
6 bulan dalam perut ibunya, dan ibunya meninggal dunia ketika Muhammad berusia 6
tahun. Ketika bayi ia disusui oleh Ibu susuannya, Halimatus Sa'diyah. Setelah yatim
piatu, Muhammad dibesarkan di bawah asuhan kakeknya Abdul Muthalib sampai berusia
8 tahun, kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib selama hampir 40
tahun.
Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Muhammad terkadang
mengasingkan diri ke sebuah gua hingga bermalam-malam untuk merenung dan berdoa.

B. Rumusan Masalah
1. Silsilah keturunan dan bioghrafi Nabi Muhammad Saw.
2. Kebiasaan Muhammad masa kecil.
3. Meneladani kerja keras dan kejujuran Muhammad dalam beriaga serta mencontoh
kemandirianya ketika remaja.
4. Kebijaksanaan Muhammad dalam meletakkan hijr al aswad.
5. Kebiasaan Muhammad bertafakur di gua hirak menjelang kenabiannya.
6. Bi’tsal al rasul dan keterkaitan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw dengan
ajaran para nabi dan rasul sebelumnya.
7. Menguraikan ketabahan dan keteguhan Nabi Muhammad Saw dalam berdakwah.
8. Perjuangan Nabi Saw dalam bidang akidah dan ibadah.
9. Hikmah dari peristiwa Isra; Mi’raj.
10. Mengemukakan hijrah Nabi Saw dari Makkah ke Yatsrib.

1
11. Mengambil hikmah dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw.
12. Sistem dakwah Nabi Muhammad Saw serta fungsi dan kedudukan Nabi Muhammad Saw
di Madinah.
13. Meneladani perjuangan Nabi Saw dalam membentuk sistem sosial, masyarakat, politik,
kemiliteran, pendidikan , serta sistem perekonomian dan sumber keuangan negara di
Madinah.
14. Meneladani keperwiraan Nabi Muhammad Saw dalam masalah kemiliteran.
15. Mengambil hikmah dari usaha Nabi Muhammad Saw dalam membangun masyarakat
melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan .
16. Meneladani semangat perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat pada fase
Madinah.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui silsilah keturunan dan bioghrafi Nabi Muhammad Saw.
2. Untuk mengetahui kebiasaan Muhammad masa kecil.
3. Untuk mengetahui meneladani kerja keras dan kejujuran Muhammad dalam
beriaga serta mencontoh kemandirianya ketika remaja.
4. Untuk mengetahui kebijaksanaan Muhammad dalam meletakkan hijr al aswad.
5. Untuk mengetahui kebiasaan Muhammad bertafakur di gua hirak menjelang
kenabiannya.
6. Untuk mengetahui Bi’tsal al rasul dan keterkaitan ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad Saw dengan ajaran para nabi dan rasul sebelumnya.
7. Untuk mengetahui ketabahan dan keteguhan Nabi Muhammad Saw dalam berdakwah.
8. Untuk mengetahui perjuangan Nabi Saw dalam bidang akidah dan ibadah.
9. Untuk mengetahui hikmah dari peristiwa Isra; Mi’raj.
10. Untuk mengetahui hijrah Nabi Saw dari Makkah ke Yatsrib.
11. Untuk mengetahui hikmah dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw.
12. Untuk mengetahui sistem dakwah Nabi Muhammad Saw serta fungsi dan kedudukan
Nabi Muhammad Saw di Madinah.
13. Untuk mengetahui perjuangan Nabi Saw dalam membentuk sistem sosial, masyarakat,
politik, kemiliteran, pendidikan , serta sistem perekonomian dan sumber keuangan
negara di Madinah.

2
14. Untuk mengetahui keperwiraan Nabi Muhammad Saw dalam masalah kemiliteran.
15. Untuk mengetahui hikmah dari usaha Nabi Muhammad Saw dalam membangun
masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan .
16. Untuk mengetahui semangat perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat pada
fase Madinah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Silsilah Keturunan dan Bioghrafi Nabi Muhammad SAW


Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW
Beliau adalah Muhammad ibn Abdillah ibn Abdil Muththalib ibn Hasyim ibn Abdi
Manaf ibn Qushai ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Luay ibn Ghalib ibn Fahr ibn
Malik ibn Nadhar ibn Kinanah ibn Khuzaimah ibn Mudrikah ibn Ilyas ibn Mudhar ibn
Nazar ibn Ma'ad ibn Adnan.
Silsilah diatas diriwayatkan oleh al-Bukhari di Shahih-nya' dan telah disepakati oleh
para ulama. Adapun silsilah Rasulullah dari Adnan sampai Adam a.s. hingga kini masih
diperdebatkan oleh para ulama. Dalam hal ini, tidak ada sumber otentik yang bisa
dijadikan rujukan atau pegangan. Hanya saja, para ulama telah sepakat bahwa Adnan
berasal dari keturunan Isma'il ibn Ibrahim a.s.
Sedangkan paman-paman beliau dari pihak ibu berasal dari Bani Zuhrah, sebab
ibunda Rasulullah, Aminah binti Wahab, adalah keturunan Bani Zuhrah. Kemudian,
nasab atau silsilah ayah dan ibunda Rasulullah bertemu pada Kilab ibn Murrah."
Allah menghendaki Rasulullah terlahir dari orang yang memiliki nasab terbaik dan
berasal dari suku atau kabilah yang paling mulia di muka bumi.
Itulah nasab Rasulullah. Adapun nama beliau, yaitu Ahmad, adalah pemberian
kakeknya, Abdul Muththalib. Pemberian nama ini dimotivasi oleh ketidaksukaannya
kepada nama-nama keluarganya selama ini. Dengan nama "Ahmad" (yang terpuji), ia
juga berharap cucunya itu mendapatkan pujian dari Allah di langit dan dari seluruh
makhluk di bumi (Mahdi, 2005)

Biografi Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad saw. Dilahirkan ditengah keluarga Bani Hasyim di Mekah pada
hari senin tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tahun Gajah dan empat puluh tahun
setelah kekuasaan Kisrah Anusyirwan atau bertepatan tanggal 20 April 571 M.

4
Nabi Muhammad saw Lahir dari keturunan Quraisy. Quraisy adalah gelar yang
diberikan kepada anak cucu Kinanah yang berhasil mempertahankan Ka'bah dari serbuan
keturunan Himyar dari Negeri Yaman. Beliau mempunyai silsilah sebagaimana keluarga
Arab yang terhormat lainnya. Nabi Muhammad saw. Berasal dari keturunan Ibrahim Dan
Ismail yang sampai pada Hasyim. Dari pihak ayah Muhammad bin Abdullah bun Abdul
Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushayyi bin Kilab bin Fihr bin Malik bin
Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrika bin Ilyas bin Nizar bin Ma'ad bin
Adnan. Sdangkan dari pihak ibu adalah Muhammad saw bin Aminah binti Wahbin bin
Abdi Manaf bin Zuhra bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luayyi bin Ilyas bin Mudhar
bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.
Nabi Muhammad saw. Lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal
sebelum beliau lahir. Nabi Muhammad saw. Kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh
yakni Halimah as-Sa'diyah sampai usia empat tahun. Setelah dikembalikan kepada ibu
kandungnya Sitti Aminah, dua tahun dalam asuhan ibunya meninggal dunia. Selanjutnya
Nabi Muhammad saw. diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib sekitar dua tahun sang
kakek juga meninggal dunia.
Selanjutnya yang bertanggung jawab adalah pamannya Abu Thalib. Dalam asuhan
pamannya inilah ia belajar memimpin karena mampu menjadi pengembala kambing atau
mampu mandiri dikarenakan kondisi ekonomi paman yang relatif tidak berkecukupan.
Selain itu Nabi Muhammad saw. Sering ikut bersama pamannya untuk berdagang ke
Syam (Sirya).
Melalui perdagangan inilah awal pertemuan dengan Khadijah yang akhirnya
menikah, pada Nabi Muhammad saw. berusia dua puluh lima tahun. Dari perkawinan
dengan Khadijah Nabi mempunyai kebahagian selain menjadikan sebagai isteri terkadang
Khadijah memberikan kasih sayang yang layaknya seorang ibu kandung, karena sifat
Khadijah yang keibuan. Khadijah juga memberikan motivasi yang tinggi kepada Nabi
Muhammad saw. terutama pada saat menerima wahyui sehingga menjadi pendamping
yang sangat memahami kondisi psikologi (Akhmad dan Hasmi, 2015).

B. Kebiasaan Muhammad Masa Kecil

5
Abu Thalib mengasuh dan menjaga Nabi Muhammad Saw. sampai umurnya lebih
dari 40 tahun. Pada usia 12 tahun, beliau diajak oleh Abu Thalib berdagang ke Syam.
Namun, di tengah perjalanan, beliau bertemu dengan pendeta Bahira.
Untuk keselamatan beliau, Bahira meminta kepada Abu Thalib agar kembali ke
Makkah. Dalam pertemuan itu, Bahira menga- barkan bahwa Muhammad adalah seorang
nabi masa depan, nabi untuk semesta alam.
Meskipun demikian, dibutuhkan waktu sekitar tiga puluh tahun sejak pertemuan
dengan Bahira, sampai datangnya pengalaman spiritual menggetarkan yang diakui oleh
Muhammad sebagai turunnya wahyu pertama di Gua Hira saat beliau menyendiri.
Ketika Muhammad berusia 15 tahun (dalam riwayat lain 20 tahun), meletus Perang
Fijar¹83 antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Peran beliau dalam
perang ini adalah sebagai orang yang bertugas mengumpulkan anak-anak panah
untuk paman beliau, guna dilemparkan kembali ke musuh. Pada masa remajanya,
Nabi Muhammad Saw. biasa meng- gembala kambing. Sedangkan, pada usia 25 tahun,
beliau men- jalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Beliau dipercaya untuk
berdagang, dan ditemani oleh Maisyarah (Rizem, 2018)

C. Meneladani Kerja Keras dan Kejujuran Muhammad dalam Berniaga serta


Mencontoh Kemandirianya ketika Remaja.
Nabi Muhammad adalah seorang manusia yang memiliki kepribadian yang menarik
dengan sejuta kebajikan yang tertanam dalam diri beliau sejak kecil sebelum beliau
diangkat menjadi Rasul. Beliau tidak hanya unggul dalam mencapai kesuksesan, beliau
juga mampu menjadi petunjuk bagi seluruh umatnya dan mampu membawa segala
perubahan didunia nyata melalui latihan, perjuangan dan juga praktek berbisnis beliau
yang berbasis entrepreneur. Dalam hal ini, perilaku Nabi Muhammad sebagai seorang
pelaku bisnis sangat menarik untuk dibahas, yang mana beliau memberikan contoh yang
baik dalam segala haltermasuk dalam hal aktivitas ekonomi yang menjadi pelaku bisnis.
Dalam melakukan transaksi bisnis Nabi Muhammad menggunakan kejujuran sebagai
etika dasar. Gelar al-Amīn (dapat dipercaya) yang diberikan masyarakat Makkah
berdasarkan perilaku Muhammad pada setiap harinya sebelum ia menjadi pelaku bisnis.
Beliau berbuat jujur dalam segala hal, termasuk menjual barang dagangannya. Kejujuran

6
Nabi Muhammad dalam bertransaksi dilakukan dengan cara menyampaikan kondisi
nyata barang dagangannya. Beliau tidak pernah menyembunyikan kecacatan barang atau
mengunggulkan barang daganganya, kecuali sesuai dengan kondisi barang yang
dijualnya.
Dalam berbisnis (berdagang), Muhammad tidak pernah menjelek-jelekan dagangan
milik orang lain, justru beliau selalu membantu mempromosikan pedagang lain jika
barang dagangan yang ada pada dirinya tidak tersedia. Hal yang dicontohkan Muhammad
seperti ini akan menghasilkan sebuah iklim persaingan yang sehat. Karena antara penjual
yang satu dan yang lain tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain. Tindakan Muhammad
yang seperti ini sesuai dengan prinsip tidak berbuat jahat (non-maleficence) dan prinsip
berbuat baik (beneficence) pada etika bisnis modern (Albab et al., 2018)

D. Kebijaksanaan Muhammad dalam Meletakkan Hijr Al Aswad


Pada tahun 605 M, kota Makkah dilanda banjir bandang. Ka'bah pun mengalami
kerusakan yang cukup berat. Oleh karena itu, masyarakat Makkah bergotong royong
untuk memperbaikinya. Setelah perbaikan Ka'bah selesai, terjadi perselisihan di antara
orang-orang Quraisy. Mereka berselisih mengenai orang yang berhak menempatkan batu
suci Hajar Aswad. Kaum kafir Quraisy bersikeras untuk mendapat penghormatan
meletakkan batu itu. Kelompok lain juga berkeinginan untuk meletakkan batu Hajar
Aswad. Oleh karena itu, terjadilah perselisihan dan per- tengkaran di antara orang-orang
Quraisy.
Saat pertengkaran berlangsung, datanglah pembesar kafir Quraisy yang bernama Abu
Umayyah bin Mughirah Al-Makhzumi. Abu Umayyah berkata, "Angkatlah orang yang
pertama kali masuk dari pintu Shafa untuk menjadi hakim." Saat itu, orang yang pertama
kali masuk dari pintu Shafa adalah Nabi Muhammad Saw. Orang-orang yang melihat hal
itu pun berseru, "Inilah al-amin dan kami rela atas keputusannya."
Setelah Nabi Muhammad Saw. mendapatkan kepercayaan tersebut beliau berkata,
"Berilah saya sehelai kain. "Nabi Muhammad Saw. meletakkan Hajar Aswad di atas kain.
Nabi Muhammad Saw. meminta setiap kepala suku untuk memegang tepi kain itu. Lalu,
mereka mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah itu, Nabi Muhammad Saw.

7
meletakkan batu itu pada tempatnya. Dengan kebijaksanaan Nabi Muhammad Saw. itu,
perselisihan dapat dihindari. Akhirnya, Ka'bah dapat berdiri kukuh setinggi 18 hasta.

E. Kebiasaan Muhammad Bertafakur di Gua Hirak Menjelang Kenabiannya.


Saat menjelang usia 40 tahun, Nabi Muhammad Saw. senang bertafakur. Nabi
Muhammad Saw. senang bertafakur karena tidak menyukai kebiasaan masyarakat Arab.
Saat itu, masyarakat Makkah memiliki kebiasaan berkelahi, merampok, dan kejahatan
lainnya. Nabi Muhammad Saw. juga tidak sering mengunjungi Ka'bah. Hal itu karena ada
banyak berhala di sekitar Ka'bah. Ka'bah telah menjadi tempat pemujaan berhala oleh
orang-orang kafir.
Nabi Muhammad Saw. sering bertafakur di Gua Hira. Letak gua ini tidak terlalu jauh
dari kota Makkah. Cara bertafakur seperti ini sama seperti yang dilakukan oleh Nabi
Ibrahim As. Sejak kecil Nabi Muhammad Saw. tidak pernah beribadah seperti orang kafir
Quraisy.
Ketika usianya 40 tahun, tepatnya pada suatu malam tanggal 17 Ramadan, Nabi
Muhammad Saw. mengalami pe- ristiwa luar biasa. Saat beliau sedang bertafakur,
Malaikat Jibril mendatanginya. Malaikat Jibril muncul dalam wujud manusia. Tubuh
Nabi Muhammad Saw. merinding dan menggigil ketakutan ketika Malaikat Jibril
mendekatinya. Perlahan-lahan Malaikat Jibril menyuruhnya untuk membacakan suatu
bacaan yang belum pernah diketahuinya. Awalnya beliau tidak mampu mengikuti
kalimat-kalimat yang disampaikan Malaikat Jibril. Namun, lama-kelamaan beliau mampu
melafalkan dan meng- hafalkannya. Setelah selesai mengajarkannya, Malaikat Jibril pun
menghilang.

F. Bi’tsah Al Rasul dan Keterkaitan Ajaran yang Dibawa Nabi Muhammad SAW
dengan Ajaran Para Nabi dan Rasul Sebelumnya.
Bi’tsah merupakan peristiwa yang terjadi pada awal sejarah kenabian Nabi
Muhammad SAW. Mulai dari peristiwa dan kondisi Nabi SAW sebelum mendapatkan
wahyu pertama sampai dengan perintah untuk berdakwah pada wahyu yang kedua.
 Sebelum Pengangkatan

8
Muhammad SAW merupakan sosok yang sangat terpelajar di antara kaumnya.
Beliau merupakan orang yang sangat dipercaya oleh kaumnya. Tidak ada dari yang
beliau ucapkan kecuali dibenarkan oleh kaumnya. Namun, meskipun beliau menjadi
tokoh masyarakat, Muhammad merasa sangat tidak nyaman dengan aktivitas paganisme
yang dilakukan oleh kaumnya. Menyembah sesuatu yang dibuat oleh manusia tidak
masuk dalam akal sehat Muhammad. Sehingga beliau sering menyendiri ke tempat yang
sepi selama beberapa hari, untuk bertafakur tentang alam semesta dan Pencipta alam
semesta ini. Beliau memilih gua Hira sebagai tempat penyendiriannya. Sebuah gua yang
terletak di atas bukit dan jauh dari keramaian. Kegiatan ini rutin beliau lakukan setiap
bulannya. Hingga pada suatu saat..
 Wahyu Pertama
Hingga pada suatu saat, ketika Muhammad sedang dalam kesendirian dan bertafakur,
beliau dikejutkan dengan kedatangan seseorang, yakni Jibril a.s. Orang tersebut memaksa
beliau untuk melakukan sesuatu yang beliau tidak dapat melakukannya. Kejadian tersebut
sangat menakutkan. Bayangkan bagaimana ketakutan yang dialami Rasulullah SAW saat
itu. Hingga tubuh beliau menggigil. Kemudian Muhammad SAW pulang dalam
ketakutannya.
 Peran Siti Khadijah
Setelah Nabi SAW pulang ke rumah istrinya, lalu berkata, ‘Selimuti aku, selimuti
aku!’ Khadijah r.a menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kemudian beliau
menceritakan kejadian yang menimpanya di gua Hira dan berujar, “Sesungguhnya aku
cemas atas diriku.” Rasulullah SAW cemas bahwa apa yang menimpa dirinya tersebut
hanyalah tipu daya setan.
Khadijah seorang istri sholehah datang dengan ketenangan dan menenangkan
sembari berkata, “Jangan takut, demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan engkau.
Engkau selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara,
mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang
yang kesusahan karena menegakkan kebenaran.”
 Wahyu Kedua yang Ditunggu-tunggu
Setelah kejadian di gua Hira, tidak ada kejadian apa2 dalam beberapa bulan yang
menyebabkan Rasulullah SAW merasa gelisah, apakah benar cerita yang disampaikan

9
Waraqah? Hingga pada suatu ketika, Rasulullah SAW keluar rumah dan mendengar suara
yang memanggil nama beliau dari langit. Ketika Rasulullah SAW menengadah maka
beliau melihat malaikat yang ia lihat saat di gua Hira. Jibril a.s muncul dalam wujud
aslinya dan sedang duduk di atas kursi di antara langit dan bumi yang memenuhi langit
bumi. Rasulullah SAW sangat ketakutan sampai tersungkur ke tanah. Beliau pulang dan
meminta untuk diselimuti. Kemudian Jibril a.s menyampaikan wahyu yang kedua:
“Wahai orang yang berselimut. Tegak dan berilah peringatan. Dan Tuhanmu besarkanlah.
Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan tinggalkan segala perbuatan yang keji.” (Al Mudatsir:
1 – 5)

Wahyu kedua ini memerintahkan Rasulullah SAW untuk berdakwah, memberikan


peringatan kepada umat manusia. Sejak saat itu, wahyu terus turun secara berturut-turut.

G. Ketabahan dan Keteguhan Nabi Muhammad SAW dalam Berdakwah


Ketabahan yang bisa dilihat dari perjalanan dakwah nabi Muhammad Saw, di mana
suatu saat ia pernah merana dalam waktu sebulan bersama Bilal. "Sesungguhnya aku
telah mendapatkan berbagai macam teror dan ancaman karena membela agama Allah.
Dan tidak ada seorang pun yang mendapat teror seperti itu. Sehingga pernah kualami
selama 30 hari 30 malam, aku dan Bilal tidak mempunyai sepotong makanan pun yang
layak untuk dimakan manusia kecuali sedikit makanan yang hanya dapat dipergunakan
untuk menutupi ketiak Bilal." Dalam kondisi seperti ini, Nabi tetap berjuang untuk
menegakkan agama-Nya.
Tak berlebihan jika Nabi pernah digambarkan dalam salah satu sabdanya, "kâna
Rasûlullâh asyja'a an-nâs." (Rasulullah itu seberani-beraninya manusia). Baik saat
berperang maupun saat mempertahankan kebenaran yang ingin disebarluaskan olehnya.
Pakaian Nabi Muhammad adalah ketabahan yang diikuti oleh keteguhan. Tiada dakwah
dan jihad tanpa ketabahan dan keteguhan. Keteguhan dalam berpendirian dan ketabahan
dalam menyiarkan kebenaran (Muhammad, 2017).

H. Perjuangan Nabi SAW dalam Bidang Akidah dan Ibadah

10
Hijrah Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah melalui proses panjang yang
melelahkan, membutuhkan perjuangan dan pengorbanan besar. Selama tiga belas tahun
beliau berdakwah di Mekkah hanya dua belas orang yang mau menerima dan
membenarkan risalah islamiyah yang beliau bawa. Banyak ujian iman untuk
menggoncang keyakinan dan akidah kaum Muslimin agar kembali pada agama lama,
yakni menyembah berhala. Mereka diboikot, dikucilkan dari pergaulan masyarakat,
dihina, dicacimaki dan perilaku yang tidak menyenangkan. Namun, keyakinan yang
sudah terpatri kuat dalam hati sanubari umat Islam, membuat mereka tetap istiqamah
pada ajaran tauhid yang dibawa Rasulullah saw dan tetap memiliki semangat ibadah yang
kuat.
Dakwah tentang akidah dan tauhid yang disampaikan para Rasul kepada umatnya
menegaskan akan pentingnya akidah dan tauhid bagi seorang Muslim untuk meyakini
Rukun Iman yang enam dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya sembahannya.
Akidah dan tauhid merupakan pondasi tegaknya agama Islam dan syarat untuk
diterimanya amal seorang Muslim. Jika diibaratkan dengan bangunan, akidah dan tauhid
adalah fondasinya, kalau pondasinya kuat maka bangunan tersebut akan berdiri kokoh,
tidak mudah rubuh. Sebaliknya jika landasannya lemah, maka bangunan tersebut akan
gampang hancur.
Seorang muslim yang kuat aqidah dan tauhidnya, akan menjadi pribadi yang taat,
saleh secara sosial terhadap masyarakat, teladan umat, bermanfaat bagi manusia lain dan
menjauhi perbuatan maksiat. Akidah dan tauhid yang terpatri kuat menjadi motivator
utama untuk senantiasa menghiasi diri dengan berbagai amal kebajikan dengan berlomba-
lomba dalam meningkatkan amal saleh dan menjadikan dunia sebagai ladang amal. Dia
tidak akan terpengaruh dengan perubahan zaman modern yang tanpa disadari mengikis
keyakinan akidah kita secara perlahan-lahan (Muhammad, 2017).

I. Hikmah dari Peristiwa Isra; Mi’raj.


Inilah uraian singkat dari pada perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Adapun hikmat terpenting dari peristiwa Isra' Mi'raj ini adalah (Shabri, 2020):
1. Hikmah pertama yaitu Manusia tidak boleh berputus asa dari Rahmat Allah SWT.
Seberat apapun masalah yang dihadapinya, seterpuruk apapun keterpurukan

11
kehidupannya maka orang tidak boleh mati sebelum kematian itu benar-benar datang,
jiwa tak boleh runtuh sebelum ruh lepas dari jasadnya.
2. Hikmah kedua yaitu Peristiwa Isra' Mi'raj menyegarkan kembali pemahaman
tentang Ibadah Shalat dalam Islam bahwa sebelum melaksanakan Ibadah tersebut
seseorang mestilah harus mensucikan hati dan fisiknya secara sempurna untuk
mendapatkan ketersambungan spritual yang harmonis dengan Allah SWT.
3. Hikmah ketiga yaitu semangat memakmurkan masjid tidak hanya dalam ibadah
mahdah seperti Shalat dan Baca al-Qur'an akan tetapi jauh dari pada itu Isra' Mi'raj
mencoba untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana difungsikan oleh Rasulullah
pada masa awalnya.

J. Mengemukakan Hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Yatsrib


Sebelum Nabi Muhammad Saw. berhijrah ke Yatsrib, masyarakatnya telah memiliki
agama dan kepercayaan. Sebagian dari mereka menganut agama Yahudi dan Nasrani.
Namun, masih ada masyarakat Yatsrib yang menyembah kekuatan-kekuatan alam.
Agama Yahudi masuk ke Yatsrib pada abad ke-1 dan ke-2 Masehi. Agama tersebut
dibawa oleh para imigran dari wilayah utara. Masyarakat Yatsrib memiliki tempat khusus
untuk belajar agama Yahudi yang disebut madaris. Tempat itu juga digunakan sebagai
tempat beribadah dan tempat membicarakan urusan agama. Suku-suku bangsa yang
menganut agama Yahudi adalah Bani Qainuq, Bani Nadhir, Bani Gathfan, dan Bani
Quraidlah.
Masyarakat Yatsrib yang memeluk agama Nasrani masih sedikit dibandingkan
pemeluk agama Yahudi. Mereka merupakan kelompok minoritas. Mereka berasal dari
Bani Najran. Mereka memeluk agama Nasrani pada tahun 343 M ketika kaisar Romawi
mengirim misionaris ke wilayah mereka.
Selain memeluk agama Yahudi dan Nasrani, masih terdapat masyarakat Yatsrib yang
menyembah kekuatan alam.
Nabi Muhammad Saw sebelum memasuki Yatsrib terlebih dahulu singgah di Quba,
tinggal di sana selama empat hari dan mendirikan Masjid Quba, masjid pertama dalam
sejarah Islam. Di Quba, Ali bin Abi Thalib menyusul dan bergabung dengan Nabi
Muhammad Saw. Dari Quba, Nabi Muhammad Saw terus menuju Yatsrib bersama para

12
pengikutnya. Nabi Muhammad Saw dan rombongan Muhajirin tiba di Yatsrib pada
tanggal 12 Rabi'ul Awal bertepatan dengan tanggal 17 September tahun 622 M. Sejak
peristiwa hijrah ini, nama kota Yatsrib diganti menjadi "Madinah". Peristiwa hijrah Nabi
Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah ini di kemudian hari oleh Khalifah Umar bin
Khathab ditetapkan sebagai permulaan tahun baru Islam (tahun Hijriah). Tahun Hijriah
dihitung sejak tahun hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah, dan
dihitung berdasarkan peredaran bulan (Qamariyah). Pergantian hari terjadi pada waktu
Maghrib,
Sebelum hijrah, Nabi Muhammad mengutus beberapa pengikutnya ke Yastrib.
Ternyata akhlak orang orang yastrib lebih bagus. Penduduk yastrib bersedia memikul
tanggung jawab keselamatan nabi. Oleh karena itu, setelah di yastrib nabi memberikan
perhatian besar kepada masyarakat Yastrib, terutama kaum minoritas. Peristiwa hijrahnya
Nabi ke Yastrib merupakan momen awal lahirnya peradaban Islam (al-mujtama' al-
mutamaddin) (Abdurrahman, 2010).

K. Mengambil Hikmah dari Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad Saw


Peristiwa hijrah Rasulullah saw. bersama para sahabat dari Mekah ke Medinah bisa
dijadikan pelajaran yang baik oleh kaum muslimin. Mereka yang hidup menderita,
kekurangan, dimusuhi, merasa tidak nyaman di daerahnya, kemudian melakukan hijrah
sebab bumi Allah sangat luas sehingga bisa mencari karunia dan rezeki-Nya lebih leluasa
di tempat lain. Tentu saja rencana hijrah tadi haruslah didukung oleh dua hal, yakni
karena merasa teraniaya atau kekurangan dan karena ingin membuat peradaban baru.
Barangsiapa yang berhijrah karena perintah Allah dan rasul-Nya orang tersebut akan
mendapatkannya. Sebaliknya, siapa yang berhijrah karena menginginkan harta, tahta, dan
wanita, mereka pun hanya mendapatkan harta, tahta, dan wanita.
Hijrah Rasulullah yang diikuti oleh para sahabat dari kaum Muhajirin ke Medinah
disambut dengan sambutan hangat oleh kaum muslim Medinah-yang lebih dikenal
dengan kaum Anshar-sehingga terjalinlah hubungan yang sangat mendalam antara kaum
Muhajirin dan Anshar itu.
Solidaritas persahabatan antara kaum Muhajirin dan Anshar tadi sangat kental. Kaum
Anshar menyadari betapa besar perjuangan yang dilakukan kaum Muhajirin dalam

13
mengikuti hijrah bersama Rasulullah. Mereka-kaum Muhajirin-itu tidak hanya
meninggalkan kampung halaman dan harta benda, tetapi mereka juga kehilangan anak,
isteri, dan sanak saudara. Melihat kenyataan itu, kaum Anshar membantu memberikan
fasilitas kepada para sahabat dengan memberikan sebagian dari harta mereka, tempat
tinggal, pekerjaan, bahkan ikut mencarikan istri atau pasangan hidup.
Hijrah saat itu benar-benar menggambarkan peristiwa yang sangat dahsyat karena
puncak kedzaliman kaum musyrikin Mekah dalam memerangi nabi beserta para
pengikutnya terjadi saat itu juga. Tetapi, Allah memang menghendaki agar Nabi saw.
beserta kaum muslimin hijrah dari Mekah ke Medinah. Setelah 13 tahun lamanya Nabi
saw. menerima wahyu di Mekah (ayat-ayat Makkiyah) yang isinya memantapkan
ketauhidan, selanjutnya Allah menghendaki menurunkan wahyu di Medinah (ayat-ayat
Madaniyah) yang berkaitan dengan muamallah (hubungan sesama manusia), hukum-
hukum Islam (fiqih), dan syariat Islam pada umumnya (Wawan, 2006).

L. Sistem Dakwah Nabi Muhammad Saw serta Fungsi dan Kedudukan Nabi
Muhammad Saw di Madinah.
1. Membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah
Membangun masjid ini merupakan usaha pertama Nabi Muhammad SAW dalam
membentuk masyarakat Islam Madinah. Masjid yang pertama dibangun Nabi di Madinah
adalah masjid Nabawi yang dibangun pada bulan Rabiulawal 1 Hijriah (September 622
SM). Fungsi masjid di zaman Rosulullah SAW adalah sebagai berikut :
• Sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah dan akhlak.
• Menjadi sarana ibadah seperti sholat
• Menjadi tempat belajar agama Islam yang bersumberkan dari Al-quran dan Al-
hadist
• Sebagai sarana tempat menyambung tali silaturrahim antara kaum muslimin
• Sebagai sarana sosial
• Menjadi tempat bermusyawarah
• Tempat menyusun strategi perang
2. Membangun ekonomi rakyat dengan membangun pasar yang tidak jauh dari
masjid.

14
Untuk membangun perekonomian rakyat sekaligus sebagai sarana dalam
menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mendirikan pasar
yang lokasinya tidak jauh dari masjid Nabawi. Pasar yang dibangun dimaksudkan sebagai
langkah untuk mendidik umat bagaimana ajaran Islam mengatur roda perekonomian
dengan begitu adilnya.
3. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar
Beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar agar mereka dapat
saling membantu dan mengasihi satu sama lain.
4. Piagam Madinah
Piagam Madinah ini merupakan produk Undang-undang hasil kompromi antara umat
Islam dengan non-Muslim di Madinah, yang digunakan sebagai dasar hidup dan aturan
yang harus dipatuhi bersama antar pihak yang terkait. Atas kesuksesan ini, Piagam
Madinah dijadikan sebagai Dasar Toleransi Beragama. Inilah yang menginsipirasi umat
Islam hari ini untuk tetap menjaga toleransi umat Beragama.
Dengan demikian, di Madinah Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai pemimpin
agama dan juga sebagai kepala negara di Madinah.

M. Meneladani Perjuangan Nabi Saw dalam Membentuk Sistem Sosial, Masyarakat,


Politik, Kemiliteran, Pendidikan , serta Sistem Perekonomian dan Sumber
Keuangan Negara di Madinah.
1) Sistem Sosial.

1. Sistem muakhkhah. Muakhkhah berarti persaudaraan. Islam memandang


orang-orang muslim sebagai saudara (Q.S al-Hujurat (49) 10). Membangun suatu
hubungan persaudaraan yang akrab dan tolong menolong dalam kebaikan adalah
kewajiban bagi setiap muslim. Sistem persaudaraan ini dibangun Nabi saw. sejak
beliau masih berdomisili di Mekah atas dasar kesetiaan terhadap kebenaran dan
saling menolong Setelah nabi saw. di Madinah, sistem ini terus dimantapkan
sebagai modal untuk membangun negara yang kuat.

2. Ikatan iman. Masyarakat Madinah dibangun oleh Nabi saw. di atas keimanan
dan keteguhan terhadap Islam yang mengakui persaudaraan dan perlindungan

15
sebagai suatu yang datang dari Allah, Rasul-Nya dan kaum muslimin semuanya.

3. ikatan cinta. Nabi saw membangun masyarakat Madinah atas dasar cinta dan
tolong-menolong. Hubungan antara sesama mukmin berpijak atas dasar saling
menghormati.

4. persamaan si kaya dan si miskin. Dalam masyarakat Madinah si kaya dan si


miskin mulai berjuang bersama atas dasar persamaan Islam dan mencegah
munculnya kesenjangan kelas dalam masyarakat

5. toleransi umat beragama. Toleransi yang dilaksanakan pada masyarakat


Madinah antara sesama agama (Islam), seperti yang dilakukan antara kaum
Muhajirin dan kaum Ansar, dan adakalanya antara kaum muslimin dengan kaum
Yahudi yang berbeda agama. Toleransi ini diikat oleh aturan-aturan yang
kemudian terdokumentasi dalam Piagam Madinah.

2) Sistem Masyarakat.
Rasulullah mulai meletakan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang
bersatu padu dan disegani oleh masyarakat lainnya. Rasul mengikis habis
permusuhan, perbedaan dan pertentangan antar suku di Madinah.
Rasul membentuk dan membina masyarakat baru menuju satu kesatuan
sosial politik dengan mengikat tali persaudaraan diantara mereka dengan
mempersaudarakan dua-dua orang. awalnya Rasul mempersatukan sesama kaum
Muhajirin, kemudian Muhajirin dan Anshar.
Dengan lahirnya persaudaraan itu semakin kokohlah persatuan Muslim.
Selain itu, Rasul juga menganjurkan kaum Muslim untuk berkerja sesuai dengan
kemampuannya dan waktu pekerjaanya sesuai ketika di Makkah ini untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
3) Sistem Politik.
Eksistensi Madinah sebagai kekuatan ekonomi, agama, politik dan
campuran antara keragaman ideologi merupakan tradisi baru dalam peradaban
yang sebelumnya belum pernah ada. Negara Islam Madinah memiliki hubungan
dengan cita-cita perjuangan Nabi SAW dan para sahabatnya. Sistem
pemerintahan yang dibangun oleh Nabi SAW berakar pada konsep "al-mujtama'

16
al-madani" yang dikaitkan pada tradisi "al'banafiyyah al-sambah" sebagai tujuan
siyasah syar'iyyah yang meletakkan dasar politik islam sebagai risalah universal.
Nabi SAW telah meletakkan fondasi yang mengokohkan keindahan islam
sebagai sistem hidup yang menyeluruh, yang di dalamnya mencakup bidang
kemasyarakatan, ekonomi, politik, pendidikan dan kenegaraan.
Nabi SAW mengganti naa Yastrib menjadi Madinah nkota, eradaban dan
tempat ibadah atau agama. Madinah hadir sebagai simbol dan ikon kekuatan
islam. Madinah juga menjadi benteng utama pertahanan Islam dalam
menghadapi ancaman kekuasaan besar dunia, Romawi dan Persia.
4) Sistem Kemiliteran.

Militer dalam Islam, adalah salah satu bagian dari mempertahankan


dakwah. Dakwah dan jihad adalah wajib hukumnya bagi kaum Muslimin.
Dengan dua metode yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
(SWT) itu, kaum

Salah satu bagian dari jihad adalah perang. Namun Islam tidak
membenarkan segenap bentuk peperangan, kecuali jihad fii sabilillah (di jalan
Allah). Dalam Islam, perang bukan sekadar untuk mencapai kemenangan atau
merampas harta musuh. Perang lebih bertujuan untuk menjalankan kewajiban
jihad di jalan Allah demi tegaknya izzul Islam wal Muslimin.

Untuk membentuk militer yang kuat, Rasulullah mewajibkan latihan


militer bagi tiap laki-laki Muslim yang telah berusia 15 tahun. Wajib militer
hukumnya fardhu kifayah. Hal itu berdasarkan firman Allah yang berbunyi, “Dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu
hanya semata-mata untuk Allah.” (Al-Baqarah: 193). Juga berdasarkan sabda
Rasulullah, “Perangilah orang-orang musyrik itu, dengan harta benda, tangan,
dan mulut kalian.” (Riwayat Abu Dawud).

5) Sistem Pendidikan.
Pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah sejalan dengan tahapan-
tahapan dakwah yang disampaikan kepada kaum Quraisy melalui tiga tahap,

17
yaitu tahap pendidikan secara rahasia dan perorangan, pendidikan secara terbuka
dan terang-terangan serta pendidikan yang dilakukan secara meluas.
Metode pendidikan yang dilakukan Rasulullah dalam mendidik sahabat-
sahabatnya yaitu melalui :
1) metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan
memberikan penjelasanpenjelasanserta keterangan- keterangannya
2) dialog
3) diskusi atau tanya jawab
4) metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satu tubuh, bila
sakit salah satu anggota tubuhmaka anggota tubuh lainnya akan turut
merasakannya
5) metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra' dan miraj dan
kisah tentang pertemuan nabi Musa dengan nabi Khaidir
6) metode pembiasaan: membiasakan kaum muslimin shalat berjamaah
7) metode hafalan misalnya parasahabat dianjurkan untuk menjaga al-Quran
dengan menghafalnya.
6) Sistem Perekonomian atau Kuangan.
Madinah merupakan negara yang baru terbentuk dan mobilitas ekonomi
sangat rendah. Sistem ekonomi yang diterapkan Rasulullah berakar dari prinsip-
prinsip Qur’ani. Al-qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam telah
menetapkan berbagai aturan bagi umat manusia dalam melakukan aktivitas
disetiap aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ekonomi.
Karakter umum dari perekonomian Islam pada masa itu adalah komitmen
yang tinggi terhadap etika dan norma serta perhatian yang besar terhadap
keadilan dan pemerataan kekayaan. Mata pencaharian mayoritas penduduk
Madinah adalah berdagang, sebagiannya bertani, berternak, dan berkebun.
Rasulullah SAW mendirikan Al-Hisbah, sebuah institusi yang berfungsi
untuk melakukan pengawasan pasar (Market Controller). Rasulullah SAW juga
membentuk Baitul Maal yang berfungsi melakukan pengelolaan keuangan.
Dengan adanya sistem tersebut khususnya keberadaan Baitul Maal, tujuan

18
Falaah (menciptakan kesejahteraan masyarakat) melalui perekonomian Islam
dapat terwujud.
Selanjutnya, untuk membangun perekonomian Madinah, Rasulullah SAW
mendorong kerja sama usaha di antara anggota masyarakat seperti Muzara’ah,
Mudharabah, Musaqoh dan lain sebagainya, sehingga terjadi peningkatan
produktivitas ekonomi.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah SAW yang berakar dari
prinsip-prinsip Al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran Islam telah
menetapkan berbagai aturan sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam
melakukan aktivitas di setiap aspek kehidupannya, khususnya di bidang
ekonomi.
N. Meneladani Keperwiraan Nabi Muhammad Saw dalam Masalah Kemiliteran.
Sebagai seoarang mukmin, patutlah jika kita menjadikan Muhammad sebagai
panutan dalam kehidupan kita. Kita telah mengetahui bahwa beliau adalah sosok
panglima yanng paling sempurna di dunia ini. Sosok panglima dan pejuanng yang gagah
berani. Oleh karena itu, cukuplah kita menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok
teladan sepanjang masa.
Diantara sifat keperwiraan yang patut kita teladani adalah:
a. Berani bertindak atas dasar kebenaran
Kebenaran, keadilan dan persaudaraan harus kita tegakkan, jangan sekali-kali kita
membela apa dan siapaun tanpa mengetahui apakah yang kita bela adalah benar ataukah
salah. Apalagi membela sesuatu dan melakukan sesuatu karena dasar kesalahan. Itu
sangat bertentangan dengan Ajaran rasulallah SAW.
b. Saling melindungi dan menghargai
Pada saat mengalami kesulitan orang yang kita mintai tolong pertama kali adalah
teman yang dekat dengan kita. Untuk itulah sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk
selalu berbuat baik, saling mengayomi dan melindungi serta menghargai satu dengan
yang lain.
c. Belajar dari Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik, karena dengan pengalaman kita akan selalu
berhati-hati dalam bertindak apapun. Kegagalan bukan akhir dari semuanya, tapi dengan

19
kegagalan kita dapat belajar untu bisa menjadi lebih baik.

O. Hikmah dari Usaha Nabi Muhammad Saw dalam Membangun Masyarakat Melalui
Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan.
1.Ekonomi merupakan sektor yang sangat penting dalam menopang kehidupan
manusia.
2.Ajaran islam menuntut pada umatnya agar mampu hidup mandiri.
3.Dalam menjalankan kegiatan ekonomi perlu diperhatikan aspek untuk
menyejahterakan kehidupan bersama, keadilan dan kejujuran.
4.Usaha-usaha di bidang perekonomian yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW
di Madinah menjadi bekal untuk para pemimpin Islam setelah beliau mengelola
perekonomian negara Islam.

P. Meneladani Semangat Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat pada
Fase Madinah.
Adapun hal-hal yang dapat kita teladani dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dan
para sahabat di Madinah adalah :
1. Bersikap baik kepada semua masyarakat Madinah
Ketika perjalanan menuju kota Madinah, Nabi Muhammad SAW selalu diminta
masyarakat untuk singgah di rumah mereka. Nabi Muhammad SAW berkata, “Saya akan
menginap di mana untaku akan berhenti. Biarkanlah ia berjalan sekehendak hatinya”.
Akhirnya unta itu berhenti di sebuah tempat jemuran kurma milik dua orang anak yatim
dari Bani Najjar. Di tempat itulah Nabi Muhammad SAW membangun Masjid serta
tempat tinggalnya di situ. Beliau selalu bersikap amah dan baik kepada setiap masyarakat
yang ada di kota Madinah.
2. Mendirikan Masjid di Kota Madinah
Masjid yang pertama didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan
Masjid Nabawi. Tanah pembangunan Masjid ini berasal dari kedua anak yatim bernama
Sahal dan Suhail. Nabi membeli tanah tersebut dengan harga yang pantas untuk mereka.
Pembangunan masjid tersebut dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh masyarakat

20
Madinah, baik kaum Anshar dan kaum Muhajirin, begitu juga Nabi Muhammad SAW
ikut terjun langsung membantu pembangunan masjid tersebut.
3. Mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin
Setelah Nabi Muhammad SAW diterima penduduk Madinah dan menjadi pemimpin
penduduk kota tersebut, beliau segera meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi
pembentukan suatu masyarakat baru. Dasar pertama yang beliau letakkan adalah
ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam), yaitu antara kaum Anshar dan kaum
Muhajirin. Kaum Muslimin yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah disebut “Muhajirin”
dan kaum Muslimin penduduk Madinah disebut “Anshar”. Benda dan kekayaan mereka
ditinggalkan di Mekkah, di waktu mereka berhijrah ke Madinah demi agama dan
keyakinan yang mereka anut.
Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antara kedua golongan kaum muslimin
ini. Ali Ibnu Abi Thalib dipilih menjadi saudara beliau sendiri. Abu Bakar beliau
persaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair. Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Mu’az Ibnu
Jabal. Demikianlah Rasulullah SAW telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang
terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang
erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang diadakan
Rasulullah SAW. Dengan persaudaraan tersebut telah menciptakan suatu persatuan yang
berdasarkan agama dan mempertalikan jiwa mereka.
4. Membuat suatu perjanjian tertulis
Nabi Muhammad SAW membuat suatu perjanjian tertulis antara kaum Muhajirin dan
Anshar dengan orang-orang Yahudi yang terkenal dengan nama Piagam Madinah. Isi dari
Piagam Madinah tersebut adalah :
a. Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan
dan memberikan keamanan bagi orang yang patuh.
b. Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
c. Menjadi suatu kewajiban bagi penduduk Madinah Muslim dan Yahudi untuk
saling membantu dan menolong.
d. Saling mengadakan kerja sama dengan mempertahankan Negeri Madinah dari
segala serangan.

21
e. Rasulullah SAW menjadi pemimpin tertinggi di Negeri Madinah, segala
perkara dan perselisihan besar diserahkan kepada beliau untuk memutuskannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari perjalanan sejarah nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di
samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan
administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik,
beliau berhasil menundukan seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw telah membawak bangsa arab
yang semula terbelakang, bodoh, tidak beradap dan tidak terkenal,dan di abaikan oleh
bangsa lain, menjadi bangsa yang maju
ia dengan cepat bergerak mengembangkan dunia.membina suatu ke budayaan dan
peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Peristiwa
penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada usia 35 tahun,
Waktu itu bangunan Ka'bah rusak berat. Perbaikan ka'bah di lakukan secara gotong
royong. para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu dengan sukarela. Tetapi pada
saat terakhir ketika perkerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan hajarul aswad di
tembat semula, timbul perselisihan karena setiap suku merasa berhak melakukan tugas
terakhir dan terhormat.

B. Saran

22
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak
terutama dosen. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari saya sendiri dan jika ada
kebenaran itu datangnya hanya dari Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mahdi Rizqullah. 2005. Biografi Rasulullah. Jakarta: Qisthi Press.

Aizid, Rizem. 2018. Sejarah Terlengkap 25 Nabi. Yogyakarta: Noktah.

Albab, U., Maula, R., Amufid, A. R., & S, M. S. (2018). Perjalanan Bisnis Rasulullah Sebagai
Dasar Etika Bisnis Islam. Journal of Materials Processing Technology, 1(1), 1–8.

Anwar, Shabri Shaleh. 2020. Kejadian Isra' Mi'raj Sebelum-Saat-Sesudah. Riau: PT. Indragiri
Dot Com.

Burhabudin, Yusak dan Fida' Ahmad. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rasyid, Muhammad Makmum. 2017. Rasulullah Way of Life. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

Saufi, Akhmad dan Fadillah, Hasmi. 2015. Sejarah Peradaban Islam. yogyakarta: CV Budi
Utama.

Susetya, Wawan. 2006. Cermin Hati Perjalanan Rohani Menuju Ilahi. Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.

Wahid, Abdurrahman. 2010. Dialog peradaban untuk toleransi dan perdamaian. Jakarta:
Gramedia Pusta Utama.

23

Anda mungkin juga menyukai