Setiawan Masyhud - Etika Dan Profesi Keguruan PDF
Setiawan Masyhud - Etika Dan Profesi Keguruan PDF
ARIF SETIAWAN
MASYHUD
ISBN 978-979-796-591-4
e-ISBN 978-979-796-592-1
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000
(seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
iv
v
PRAKATA
v
vi
vii
DAFTAR ISI
Prakata ~ v
Daftar Isi ~ vii
vii
viii
Bab 1
1
2
1. Pengertian Profesi
Istilah profesi secara etimologis berasal dari bahasa Inggris yaitu
profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu
pekerjaan,(Sudarwan Danim,2010:103). Selain itu, kata profesi berasal
dari kata “profesion” yang berarti mampu atau ahli dalam suatu bentuk
pekerjaan. Menurut Horby (dalam Ramayulis, 2013: 27), secara leksikal
profesi mengandung 2 (dua) makna.
Pertama, profesi menunjukkan dan mengungkapkan suatu
kepercayaan (to profess means to trust) bahkan suatu keyakinan (to belief
in) atas suatu kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang
Kedua, profesi menunjuk pada suatu pelayanan atau jabatan yang
menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadapnya. Suatu
profesi secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang tanpa
melalui pendidikan atau latihan dalam keahlian tertentu dan kurun
waktu tertentu.
Webster’s New World Dictionary menjelaskan bahwa profesi
merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada
pengembannya) dalam liberal art atau science dan biasanya meliputi
pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual, seperti mengajar,
keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya terutama kedokteran,
hukum dan teknologi. Selain itu, Good’s Dictionary of Education
menjelaskan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang meminta
persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada
pengembannya) dan diatur oleh suatu kode etika khusus, (Ramayulis,
2013: 28).
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
(expertise) dari para anggotanya. Artinya, pekerjaan tersebut tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
3
secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu (Danim, 2010: 14). Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa profesi itu merupakan suatu
pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa
sehingga memperoleh kepercayaan pihak yang membutuhkan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan profesi
sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (seperti
ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesi bukan sekadar
pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki expertise, responsibility,
dan corporatness. Expertise adalah keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan dalam waktu yang lama. Responsibility adalah
tanggung jawab. Seseorang dikatakan bertanggung jawab bila ia berani
melakukan sesuatu dan bertanggungjawab atas segala konsekuensi
yang dikerjakan. Corporatness dapat diartikan sebagai kesejawatan.
Oleh karena itu, profesi adalah suatu pekerjaan khusus yang dilandasi
dengan keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan (Rugaiyah, Atiek
Sismiati, 2011:6).
Pengertian tersebut mengandung implikasi bahwa profesi hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus di persiapkan untuk
itu. Kata lainnya, profesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka
yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Secara substansinya,
profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta standar layanan.
Supaya lebih detailnya berikut beberapa pengertian dan definisi profesi
dari para ahli, yang dirujuk dari Suparlan (2008:34):
a. Peter Jarvis (1983: 21), profesi merupakan suatu pekerjaan yang
didasarkan pada studi intelektual dan latihaan yang khusus,
tujuannya iyalah untuk menyediakan pelayanan ketrampilan
terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu.
b. Cogan (1983: 27), profesi merupakan suatu ketrampilan yang
terdapat dalam prakteknya didasarkan atas suatu struktur teoritis
tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu pengetahuan.
c. Dedi Supriyadi (1998: 95), profesi merupakan pekerjaan atau
jabatan yang menuntut suatu keahlian, tanggung jawab serta
kesetiaan terhadap profesi.
d. Siti Nafsiah (2003:23), profesi adalah suatu pekerjaan yang
dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus
sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang
4
2. Pengertian Keguruan
Keguruan berasal dari kata dasar guru. Pengertian dan definisi
keguruan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki
arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga keguruan dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan
segala yang dibendakan. Keguruan dapat dikatakan sebagai perihal
pembahasan yang menyangkut tentang pengajaran, pendidikan, dan
5
1. Syarat Profesi
Sebelum syarat-syarat profesi keguruan dijabarkan lebih mendalam,
mari kita ulas dijelaskan beberapa syarat-syarat profesi. Berikut ini
beberapa syarat profesi menurut Robert W. Richey (dalam Ramayulis,
2013: 34-35) :
a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal
dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
b. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang
panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut
serta mampu mengikuti perkembangan dalam perkembangan dan
pertumbuhan jabatan.
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,
sikap dan cara kerja.
e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standart pelayanan,
disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisai dan
kemandirian.
h. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup dan menjadi
seorang anggota yang permanen.
c. Tugas Personal
Tugas personal menyangkut pribadi dan kepribadian guru. Itulah
sebabnya setiap guru perlu menatap dirinya dan memahami konsep
dirinya. Wiggens (dalam Sihertian, 2000:74) mengemukakan tentang
potret diri guru sebagai pendidik. Menurutnya, seorang guru harus
mampu berkaca pada dirinya sendiri. Bila ia berkaca pada dirinya, ia
akan melihat bukan satu pribadi, tetapi ada tiga pribadi, yaitu: (1) Saya
dengan konsep diri saya (self concept); (2) Saya dengan ide diri saya (self
idea); dan (3) Saya dengan realita diri saya (self reality).
Melalui refleksi dirinya, idealnya guru bisa mengenal dirinya
(autoidentifikasi) dan selanjutnya haruslah mengubah (tranformasi)
dirinya, karena guru itu “digugu dan ditiru” dan haruslah “ing ngarso
asung tuladha”. Oleh karena itu, sebelum ia mengemban misinya
haruslah “membangun jati dirinya”. Misalnya dalam penampilan, guru
harus mampu menarik simpati para siswanya karena bila seorang guru
dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama
adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya kepada
para siswanya. Maka guru harus memahami hal ini dan berusaha
mengubah dirinya menjadi simpatik. Demikian juga dalam hal
kepribadian lainya.
Selain ke tiga poin di atas, demi terselenggaranya pendidikan
yang baik, guru sebagai bagian di dalamnya dituntut untuk memiliki
kualifikasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah
serta menguasai kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian
dan sosial seperti yang diatur dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain
tuntutan tersebut, lebih jauh guru berkewajiban untuk menjalankan
tugas dan perannya sebagai pelaksana pendidikan tersebut. Tugas
dan fungsi guru ini didasari oleh beberapa pedoman dan peraturan
perundangan yang berlaku, diantaranya : tugas guru ini dijelaskan
dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undnag No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah
No. 74 Tahun 2008 tentang guru,yakni :
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
14
1. Sikap
Arti sikap memiliki makna yan luas dan tetap digunakan oleh banyak
psikolog sosial. Selain itu, sikap atau yang dikenal sebagai attitude
19
2. Profesional
Suatu aktivitas dalam segala hal membutuhkan suatu keahlian
yang sesuai dengan bidangnya dan mempunyai sebuah kompetensi
standard dalam suatu bidang yang dikerjakan tersebut. Apabila orang
melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya,
maka suatu hal buruk akan menimpanya. Hal itu dikarenakan sebuah
pekerjaan memerlukan sebuah kempetensi ahli dalam bidang pekerjaan
tersebut.
Sebuah pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian
khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan
memperoleh penghasilan disebut profesi. Profesi memerlukan seorang
yang menjalankannya maka itu disebut professional, dalam artian sempit
dapat disimpulkan seperti itu. Sebuah keprofessionalan tidak dapat
tumbuh hanya dengan sebuah rangsangan dari seseorang atau sebuah
22
Merujuk dari dua hal tersebut, harus kita akui dengan jujur
bahwa sejauh ini profesi keguruan masih memerlukan pembinaan
yang sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan seperti tersebut, bagi kita
masih perlu di tumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat bahwa
hubungan guru dengan teman sejawatnya.
d. Sikap terhadap Anak Didik
Merujuk kode etik guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa :
guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila, dasar ini mengandung beberapa
prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari, yakni : tujuan pendidikan nasional, prinsip
membimbing, dan prinsip pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan pendidikan nasional dengan jelas bertujuan membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Prinsip yang lain
adalah membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik
saja. Pengertian seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara
dalam sistem amongnya. Tiga kalimat padat yang terkenal dari sistem
itu adalah “ing angarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut
wuri handayani”.
Ketiga kalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan harus
dapat memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh dan harus
dapat mengendalikan peserta didik. Dalam “Tut Wuri” terkandung
maksud membiarkan peserta didik menuruti bakat dan kodratnya
dan guru memperhatikannya. Melalui kata “Handayani” berarti
guru mempengaruhi peserta didik, dalam arti membimbing atau
mengajarnya. Dengan demikian, membimbing mengandung arti
bersikap menentukan kearah pembentukan manusia yang seutuhnya
yang berjiwa pancasila, dan bukanlah mendikte peserta didik, apalagi
memaksanya menurut kehendak sang pendidik. Motto “Tut Wuri
30
DAFTAR PUSTAKA
145
146
INDEKS
A Emosional, 1, 16
Aplikasi, 1, 25 Ethic, 2, 1
Etika, 1, 6
B Evaluatif, 1, 16
Briefing, 4, 11 Evaluating, 4, 8
Budgeting, 4, 8 Expertise, 1, 3
C G
Coordinating, 4, 11 Guidelines, 2, 2
Coordinating, 4, 8
Corporatness, 1, 3 H
Harmonis, 1, 9
D Honorarium, 2, 6
Definitif, 1, 6
Development, 1, 6 I
Disposition to react, 1, 16 Ikatan sarjana pendidikan
Indonesia (ISPI), 1, 9
E Indeks
Efektifitas, 4, 7 Informasi, 1, 13
Emerging profession, 1,5 Inovatif, 1, 12
147
148
K P
Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), Persatuan Guru Indonesia, 1, 9
2, 9
Planning, 4, 8
Kode, 2, 2
Profecus, 1, 1
Kompetensi, 1, 17
Profesiensi, 1, 19
Kongres, 2, 7
Profesional, 1, 2
Konselor, 1, 8
Profesionalisme,1 , 5
Konstelasi, 1, 15
Profesionalitas, 1, 18
Koperasi, 2, 11
Profesi, 1, 19
Kualifikasi, 1, 5
Professional capacity, 1, 19
Professional effort, 1,19
L
Professional rent, 1, 20
Laboran, 1, 8
Pustakawan, 1, 8
Legal, 1, 6
R
M
Responsibiliy, 1, 3
Member, 2, 6
Ministro, 4, 1
S
Motivasional, 1,16
Staffing, 4, 12
N
T
Norma, 1, 12
Time devotion, 1, 20
Tranformasi, 1, 10
O
Old profession, 1, 5
V
Organisasi, 1, 6
Vocational, 1, 4
Organizing, 4, 8
Organizing, 4, 9
Overlapping, 4, 9
150
151
151
152