Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROFESI DAN PENDIDIKAN KEAKHLIAN TEKNOLOGI


PENDIDIKAN
Mata Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan dan Implementasinya dalam
Pembelajaran

DISUSUN OLEH :
NAMA : ERNI TRAYATI
NIM : 06032682327021

Dosen Pengampu :

1) Dr. L.R Retno Susanti, M.Hum


2) Prof Dr. Faud Abd Rahman, M.Pd
3) Dr. Makmum Raharjo, M.Sn
4) Dr. Erna Retna Safitri, M.Pd

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI


PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim …

Puji serta syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

selalu memberikan dan melimpahkan banyak keberkahan dan kelancaran dalam

setiap usaha dan ikhtiar kebaikan yang dilakukan, salah satunya saya dapat

menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah dengan topik “ Profesi dan

Pendidikan Keakhlian Teknologi Pendidikan” Oleh sebab itu saya menyampaikan

terima kasih kepada :

Dosen Pengampu :

1) Dr. L.R Retno Susanti, M.Hum


2) Prof Dr. Faud Abd Rahman, M.Pd
3) Dr. Makmum Raharjo, M.Sn
4) Dr. Erna Retna Safitri, M.Pd

Saya menyadari bahwa Tugas Makalah yang saya kerjakan ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dalam penyusunan materi dan isi materi yang disampaikan

serta kesalahan kata maupun kalimat yang ada ada makalah. Saya mohon kepada

Dosen unuk memaklumi dan menerima tugas makalah dengan topik profesi dan

keakhlian pendidikan teknologi pendidikan yang telah saya selesaikan.

Lahat, Desember 2023


Mahasiswa

ERNI TRAYATI, S.P

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................... i
Daftar isi ..............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah / Pembahasan..................................................2
C. Tujuan & Manfaat Penulisan Makalah ........................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Pengertian Profesi Keguruan ........................................................................ 4
B. Pengertian Profesi Guru ................................................................. 5
C. Pengertian guru .............................................................................. 6
D. Landasan dasar mengapa guru harus mengembangkan
profesinya.............................................................................................. 8
E. Kompetensi Guru ........................................................................... 9
F. Kode Etik Profesi Keguruan ........................................................... 12
G. Etika Profesi ................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .............................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan


memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh
setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh
seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang
diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan (Dhia Fitriah dan Meggie
Ullyah Mirianda, 2019). Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa datang.
Pendidikan merupakan suatu upaya yang dirancang pemerintah untuk mecerdaskan dan
memajukan bangsa

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia dimana setiap orang telah lahir
akan mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak adalah bagian
pendidikan dini yang diberikan oleh kelurga yang lambat laun akan memperoleh pendidikan
di institusi dan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam kemajuan suatu negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi yang baik
sehingga akan berdampak bagi negara dan bangsa yang lebih maju. Setiap negara
menyelenggarakan pendidikan sebagai upaya untuk membangun bangsa.

Guru memiliki peranan penting dalam sebuah proses pendidikan. Tugas


pokok dan fungsinya sebagai seseorang yang mendidik, mengajar, membimbing
dan mengevaluasi peserta didik menuntut seorang guru untuk bersikap
profesional dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi dimaksud. Tugas utama
tersebut dapat terlaksana dengan efektif apabila guru memiliki derajat
profesionalitas tertentu dengan memiliki empat kompetensi utama, yakni
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional.

1
Profesi keguruan merupakan profesi yang terus berkembang. Pemikiran tentang
profesi keguruan kerap kali diperbincangkan. Bagi seorang guru, pengetahuan tentang profesi
keguruan harus benar-benar dimiliki untuk dapat meningkatkan profesionalitas dalam
melaksanakan tugas. Perkembangan profesi keguruan harus melihat perkembangan era yang
terus berkembang di tengah kehidupan manusia.

Era demi era telah dilalui oleh manusia secara sadar mapun tidak. Karena
perkembangan era dalam kehidupan manusia terlihat dan dapat dirasakan oleh sebagian
manusia yang terbuka diri untuk selalu mempelajari atau update mengenai perkembangan
teknologi informasi yang dapat mempermudah kerja manusia itu sendiri. Jabatan guru
sebagai suatu profesi menuntut keahlian dan keterampilan khusus dibidang pendidikan dan
pengajaran. Guru yang profesional tentu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
langsung menyentuh masalah inti pendidikan, yaitu pengetahuan dan keterampilan mengenai
cara-cara menimbulkan dan mengarahkan proses pertumbuhan yang terjadi dalam diri anak didik
yang sedang mengalami proses pendidikan (Fatkul Mubin, 2020).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian profesi keguruan, profesi guru dan guru..


2. Bagaimana tuntuan profesionalitas profesi keguruan,profesi guru dan guru
3. Bagaimana proses kompetensi guru dan landasan profesi keguruan
4. Bagaimana Memahami kode etik profesi keguruan, profesi guru dan guru
5. Bagaimana etik sebagai profesi seorang guru

C. MANFAAT DAN TUJUAN MAKALAH

1. Untuk Memahami pengertian profesi keguruan, profesi guru dan guru..


2. Untuk Menjelaskan tuntuan profesionalitas profesi keguruan,profesi guru dan guru
3. Untuk Mengembangankan dan merancang implementasi profesi keguruan, profesi
guru dan guru
4. Untuk Memahami kode etik profesi keguruan, profesi guru dan guru

2
BAB II

PEMBAHASAN

SECARA UMUM

PENGERTIAN PROFESI DAN PENDIDIKAN KEAHLIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Profesi adalah suatu pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/ menuntut


keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi tinggi. Keahlian
diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum
yang dapat dipertanggungjawabkan. Kata profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Di dalam
profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta standar layanan. Merujuk pada
pengertian ini bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus
dipersiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Suatu profesi memerlukan kompetensi
khusus yaitu kemampuan dasar berupa keterampilan menjalankan rutinitas sesuai dengan
petunjuk, aturan, dan prosedur teknis.

Pada hakikatnya profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu”. Profesi diartikan suatu
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dimana keahlian tersebut harus diperoleh melalui
pendidikan tertentu dengan jenjang waktu yang relatif lama dan kontinyu. Pelaksanaan
pekerjaan profesional berfungsi untuk menangani masalah-masalah bagi masyakat dan
bermanfaat bagi kepentingan umum. Sedangkan profesional berasal dari kata sifat yang berarti
pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru,
dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan
bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan itu

3
Profesionalisme adalah suatu pandangan terhadap keahlian tertentu yang diperlukan
dalam pekerjaan tertentu, yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus
atau latihan khusus. (Rusman, 2014 :18). Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya guru-guru, terutama untuk peningkatan profesionalisme yang
berkaitan dengan keterampilan. Guru profesional selalu mengikuti kursus-kursus, workshop,
seminar, dalam berbagai kegiatan lainnya

Profesionalisme berasal dari kata Profesion mengandung arti pekerjaan. Profesionalisme


menunjukkan kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Profesionalisme guru adalah kualitas
kemampuan seorang guru dalam menampilkan dan menerapkan keahlian ilmu yang dimiliki
dan pengalamannya sehingga dapat mengantisipasi dinamika kurikulum agar relevan dengan
perkembangan zaman.

A. Pengertian Profesi Keguruan


Pengertian kata profesi mengacu pada kata Bahasa Inggris Profession,
yang mengandung arti sebuah pekerjaan yang melekat pada diri seseorang.
Sederhananya, istilah profesi sering dikaitkan dengan pekerjaan seseorang, baik
pekerjaan pada sektor formal maupun sektor nonformal. Secara umum, menurut
Nurzaman, dkk (2019), pengertian profesi dapat diketahui dari tiga sumber
makna berikut :

1. Secara etimologis, kata profesi berasal dari kata Bahasa Inggris,


Profession, dan dalam Bahasa Latin Profecus atau Professio, yang berarti
mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam mengerjakan
pekerjaan tertentu ;

2. Secara terminologis, mengacu pada persyaratan bagi seseorang untuk


mengalami sebuah proses pendidikan tinggi untuk sebuah pekerjaan
mental bukan pekerjaan manual, yang hendak dicapainya. Pekerjaan
mental mensyaratkan pemahaman teoritis sebagai instrumen untuk
melaksanakan pekerjaan praktis;

3. Secara sosiologis, profesi menunjukkan pada adanya suatu kepercayaan


bahkan keyakinan atas suatu kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan

4
menunjukkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu.

Dalam Undang – Undang Guru Nomor 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa


kedudukan guru sebagai tenaga profesional dimaksudkan untuk menjalankan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni
memanusiakan manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti luhur, sehat
berilmu, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cakap, mandiri, serta menjadi
manusia Indonesia yang bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan
negara.Dalam Pasal 7 Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 tersebut
ditegaskan terkait profesi guru sebagai bidang kerja khusus dengan prinsip –
prinsip sebagai berikut :
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas;
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Memiliki tanggung jawab atas tugas keprofesionalan;
6. Memperoleh penghasilan berdasarkan prestasi kerja;
7. Memiliki kesempatan untuk meningkatkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan;
9. Memiliki organisasi profesi yang memiliki kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesian guru.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, maka amat jelas bahwa profesi guru


merupakan jabatan dan pekerjaan dengan keahlian khusus pada tugas dan
tanggung jawab mengemban pendidikan dan pengajaran bagi peserta didik.

B. Pengertian Profesi Guru

Konsep dari profesi secara etimologi berasal dari kata Profession (Inggris)
yang mana kata tersebut berasal dari bahasa latin yaitu Profesus yang berarti ”
ahli dalam suatu pekerjaan”. Profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan

5
yang menuntut keahlian seseorang , yang didapat melalui pendidikan serta
latihan tertentu, profesi juga menuntut persyaratan khusus yang memiliki
tanggung jawab dan kode etik tertentu. Profesional dalam pekerjaan memerlukan
kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Jadi profesi
adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus pada
hakikatnya profesi suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan
bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan. (Susanto, H. 2020:
13).

Istilah profesi dapat diketahui dari tiga sumber makna, yaitu:

1. Berdasarkan Makna dari Etimologi: secara etimologi berasal dari bahasa


Inggris Profesion atau bahasa Latin Profecus/professio; yg berarti
mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam mengerjakan
pekerjaan tertentu.

2. Berdasarkan Makna dari Terminologi: berarti suatu pekerjaan yang


mensyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. yaitu pekerjaan yg
mensyaratkan pengetahuan teoretis sebagai instrumen utk melakukan
pekerjaan praktis.
3. Berdasarkan Makna dari Sosiologi: Profesi menunjukkan suatu
kepercayaan, bahkan suatu keyakinan, atas suatu kebenaran, atau
kredibilitas seseorang, dan menunjukan suatu pekerjaan atau urusan
tertentu. (Sudarman, 2002)

Para ahli memberikan pengertian profesi dalam rumusan yang berbeda


namun pada intinya mengandung unsur persamaan yaitu mengarah pada suatu
jenis keahlian dalam suatu pekerjaan. Sanusi et al (Udin S Saud, 2009)
berpendapat bahwa profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian (experties) dari para anggotanya. artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh
sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan itu.

C. Pengertian Guru

6
Menurut Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 menjelaskan
pengertian guru sebagai tenaga pendidik profesional di bidangnya yang memiliki
tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi
pelatihan, memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik
yang menempuh pendidikannya sejak usia dini melalui jalur formal pemerintahan
berupa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya
sebagai pengajar atau pendidik

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan


ilmu pengetahuan kepada anak didik. Kemudian guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di
surau atau mushola, di rumah dan sebagainya (Djamarah, 2010).

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan dosen adalah pendidik professional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sebagai pendidik professional guru dan dosen merupakan pekerjaan


atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.

Fungsi guru sebagai pendidik professional adalah meningkatkan martabat


dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional dan bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

7
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri,
serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Secara garis besar terdapat tiga tingkatan kualifikasi professional guru, yaitu
capability, innovator, dan developer.

1. Capability adalah guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan,


dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai
sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif.

2. Inovator adalah sebagai tenaga pendidik yang memiliki komitmen


terhadap upaya perubahan dan reformasi. Guru diharapkan memiliki
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat
terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan penyebar ide
pembaharuan yang efektif.

3. Developer adalah guru harus memiliki visi dan misi keguruan yang
mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu melihat jauh kedepan
dalam mengantisipasi dan menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor
pendidikan sebagai suatu sistem.

Pada dasarnya profesi guru saat ini di zaman yang semakainmaju akan
teknologi pendidkan yang sudah disediakan untuk bisa di gunakan dan
dimanfaatkan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan media teknologi
yang semakain canggih mebuat proses pembelajaran menajdi lebih menarik
dengan keahlian yang dimiliki oelh seorang guru.

D. Landasan dasar mengapa guru harus mengembangkan profesinya,


antara lain:
DASAR PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Sebagai suatu profesi, guru harus berkembang sesuai dengan persyaratannya sebagai
profesi. Karena profesi guru memberikan layanan kepada masyarakat dan anak didik,
maka diperlukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta kemampuan yang selalu
berkembang. Adapun dasar yang digunakan mengapa profesi guru harus dikembangkan
adalah:

8
1. Dasar Filosofis. Guru pada hakekatnya adalah pendidik yang bertugas sebagai
pemimpin atau pelayan (agogos). Sebagai pemimpin dan pelayan, guru harus dapat
memberikan pimpinan dan layanan kepada masyarakat sebaik-baiknya kepada anak didik.
Sementara tuntutan jaman dan tuntutan anak didik selalu berkembang dari waktu ke
waktu. Untuk itu profesi guru harus selalu dikembangkan agar tidak tertinggal dari
kemajuan zaman.

2. Dasar psikologis. Guru selalu berhadapan dengan individu lain yang memiliki keunikan
dan kekhasan masing-masing. Setiap individu memiliki pikiran, perasaan, kehendak,
keinginan, fantasi, inteligensi, cita-cita, instink, perangai, dan performansi yang berbeda
dengan individu lain. Jika guru tidak selalu meningkatkan pemahaman terhadap individu
lain (anak didik), maka ia tidak akan dapat menerapkan strategi pelayanannya sesuai
dengan keunikan anak didik. Di sinilah pentingnya guru mengembangkan pemahaman
aspek psikologis individu lain.

3. Dasar pedagogis. Tugas profesional utama guru adalah mendidik dan mengajar. Untuk
dapat menjalankan tugas mendidik dan mengajar dengan baik, guru harus selalu membina
diri untuk mengetahui dan menerapkan strategi mengajar baru, metode baru, teknik-teknik
mendidik yang baru, menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi, dan kemampuan
mengelola kelas dengan baik. Guru yang tidak mengembangkan kemampuan
pembelajarannya akan selalu menerapkan cara pembelajaran yang telah puluhan tahun
digunakan, dan sudah ketinggalan jaman. Guru akan selalu mengikuti perkembangan
inovasi di bidang metode pembelajaran.

4. Dasar Ilmiah. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks) selalu berkembang dengan
pesat. Guru harus dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah agar dapat selalu mengikuti
perkembangan IPTEKS tersebut. Dalam melaksanakan tugas seharihari pun prinsip-
prinsip ilmiah selalu dipegang teguh, agar tercipta keadilan, kejujuran, dan keobyektifan
dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini. Penggunaan sumber
belajar yang monoton dan ketinggalan jaman harus dihindarkan. Salah satu ciri orang
ilmiah adalah adanya rasa ingin tahu yang besar terhadap IPTEKS yang ditekuninya.

5. Dasar sosiologis. Masyarakat modern dewasa ini menuntut guru untuk melakukan
hubungan dengan orang, organisasi dan masyarakat dengan cara-cara modern juga. Profesi
guru dituntut untuk selalu dikembangkan mengikuti teknik-teknik komunikasi yang multi
sistem ini. Perkembangan sarana komunikasi lisan dan tertulis melalui media grafis, media

9
massa, media elektronik, media organisatoris, dan media proses kelompok yang serba
canggih harus dikenal dan diterapkan dalam proses mendidik. Guru harus pandai-pandai
mengadakan hubungan sosial dengan mendayagunakan sarana dan media yang
berkembang begitu pesat ini. Hal inilah yang mengharuskan profesi guru dikembangkan.

Landasan dasar mengapa guru harus mengembangkan profesinya, antara


lain:
1. Perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK). Ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik sebagai subtansi materi ajar maupun piranti
penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang.

2. Tuntutan Lembaga Pendidikan. dengan adanya dampak perkembangan


IPTEK maka berbagai institusi pendidikan mempunyai tuntutan baru.
Tidak ada satupun lembaga pendidikan yang ingin ketinggalan IPTEK.
Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan kualitas profesinya
dengan mengembangkan pengetahuan baru, keterampilan baru, dan
sikap baru sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan.

3. Tuntutan Dunia Kerja. Tuntutan lapangan kerja yang mengedepankan


kualitas sumber daya manusia mendorong berbagai lembaga
pendidikan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan
(pembelajaran).

4. Persaingan Global. Lembaga-lembaga pendidikan terus dihadapkan


dengan persaingan yang sangat ketat diantara lembaga-lembaga
pendidikan yang berkembang secara global. Berdasarkan dinamika
tersebut lembaga pendidikan dituntut untuk mampu ikut tampil ambil
bagian dalam proses perubahan dan perkembangan serta peningkatan
kualitas pendidikan.

5. Harga Diri (moral). Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh


kewibawaan guru. Kewibawaan guru menunjukkan harga diri (moral)
guru. Guru yang menunjukkan kinerja tinggi, yang ditunjukkan antara
lain dalam hal penguasaan materi dan dalam mengelola interaksi
pembelajaran.

6. Rendahnya profesionalisme guru. Ada beberapa benyebab rendahnya


profesionalisme guru: (1) masih banyak guru yang tidak menekuni

10
profesinya secara total, (2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap
norma dan etika profesi keguruan, (3) pengakuan terhadap ilmu
pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan
dan pihak-pihak terlibat, (4) masih belum smooth-nya perbedaan pendapat
tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru, (5) masih
belum berfungsinya PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya
secara maksimal meningkatkan professional anggotanya.

E. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,


keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh
menghasilkan kompetensi standar profesi guru, yang mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran
yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme. Baso
(2015:23) mengungkapkan bahwa kompetensi adalah suatu uraian
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang utama diperlukan untuk
mencapai kinerja yang efektif dalam pekerjaan. Pengertian ini mencakup
tiga unsur dari kompetensi, yaitu keterampilan, pengetahuan dan sikap
yang diperlukan oleh seseorang untuk mencapai kinerja yang efektif.

2. Karakteristik Kompetensi Guru

Beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran karakteristik guru yang


dinilai kompeten secara profesional yaitu (1) mampu mengembangkan
tanggung jawab dengan baik; (2) mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dengan tepat; (3) mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan
pendidikan di sekolah; (4) mampu melaksanakan peran dan fungsinya
dalam pembelajaran di kelas.

3. Standar Kompetensi Guru

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 UU No 14 Tahun


2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial

11
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

a. Kompetensi pedagogik
Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengembangkan
peserta didik untuk mengkualifikasikan berbagai potensi yang dimilikinya,
(Peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan). Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik yang
dikemukakan oleh Wibowo dan Hamrin (2012:10) adalah:
1) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami
peserta didik dengan memamfaatkan prinsipprinsip perkembangan
kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar
awal peserta didik.
2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi
memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin
dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
3) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode,
menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan
hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
5). Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi non akademik.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan karakter personal. Kepribadian


positif wajib dimiliki seorang guru karena guru harus bisa menjadi teladan
bagi para siswanya. Selain itu, guru juga harus mampu mendidik para

12
siswanya sehinggaa memiliki sikap dan karakter yang baik. Sub kompetensi
dalam kompetensi kepribadian meliputi :

1) Kepribadian yang mampu dan konsiten untuk bertindak sesuai dengan


norma sosial serta memiliki rasa bangga dan percaya diri menjadi
seorang guru.

2) Kepribadian yang dewasa. Kedewasaan yang dimaksudkan disini bahwa


seorang mampu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3) Kepribadian yang arif adalah sikap seorang guru yang menunjukkan


tindakan yang selalu didasarkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak secara khusus kepada peserta didik.

4) Kepribadian yang berwibawa meliputi perilaku yang berpengaruh


positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai


dengan norma religius dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial berkaitan dengan keterampilan komunikasi, bersikap dan


berinteraksi secara umum, baik itu dengan peserta didik, sesama guru, tenaga
kependidikan, orang tua siswa, hingga masyarakat secara luas. Kompetensi
sosial menurut Slamet yang dikutip oleh Syaiful Sagala dalam bukunya
kemampuan Profesional Guru dan tenaga Kependidikan terdiri dari sub
kompetensi yaitu :

1) Memiliki kemampuan untuk mengelola konflik baik itu konflik yang


berasal dari internal diri maupun eksternal serta guru juga harus
memahami dan menghargai sebuah perbedaan.
2) Melaksanakan kerja sama secara harmonis dan dapat embangun kerja
team (team work) yang kompak, cerdas, dinamis dan lincah dan

13
mampu melaksanakan prinsip tata kelola yang baik.
3) Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan dengan
semua pihak baik itu peserta didik, sejawat, orang tua dan masyarakat
luar.
4) Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya.
5) Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam system nilai yang
berlaku di masyarakat.

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional Guru adalah kemampuan atau keterampilan yang wajib


dimiliki supaya tugas-tugas keguruan bisa diselesaikan dengan baik.
Keterampilannya berkaitan dengan hal-hal yang cukup teknis, dan akan berkaitan
langsung dengan kinerja guru. Sub kompetensi professional guru meliputi:
1) Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuannya.
2) Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, Kompetensi Dasar (KD)
pelajaran, dan tujuan pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu.
3) Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa
memberi pengetahuan dengan lebih luas dan mendalam bagi peserta didik.
4) Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan
keprofesionalan secara kontinu.
5) Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses
pembelajaran dan juga pengembangan diri.

F. Kode Etik Profesi Keguruan


1. Pengertian Kode Etik
Secara harfiah, “kode” artinya aturan, dan “etik” artinya kesopanan (tata
susila), atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan

suatu pekerjaan.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kode etik diartikan
dengan norma dan azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai

landasan tingkah laku.2 Sementara secara etimologis, kata “kode etik” berarti
pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu pekerjaan

kode etik diartikan berupa aturan atau pedoman dalam menjalankan tugas
bagi setiap anggota suatu profesi. Bila dikaitkan dengan guru, menjadi norma

14
atau nilai-nilai yang harus diindahkan oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik maupun anggota masyarakat. Atau dengan sebutan
lain, semacam rambu-rambu untuk menangkal dari kecenderungan berprilaku
menyimpang. Sehingga tujuan mulia kode etik menempatkan sosok guru
Indonesia sebagai pribadi yang terhormat, mulia, dan bermartabat dapat
tercapai.

2. Sejarah Kelahiran dan Perumusan Kode Etik Guru Indonesia


Proses perumusan Kode Etik Guru Indonesia sudah dimulai sejak tahun
1971 ketika FIP-IKIP Malang mengadakan seminar tentang etika jabatan guru.
Seminar diikuti Kepala Perwakilan Departemen P & K Provinsi Jawa Timur,
Kepala Kabin se-Madya dan Kabupaten Malang, guru se-kota Madya, dan para
dosen FIP-IKIP Malang. Namun secara yuridis, baru dapat dirumuskan pada
tahun 1973, yakni saat PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) mengadakan
Kongres PGRI ke XIII oleh para ahli di bidang pendidikan. Tahap penguraiannya
dilakukan pada Kongres PGRI ke XIV pada tahun 1979, dan terakhir

disempurnakan pada Kongres PGRI XVI pada tahun 1989 di Jakarta. 15 Secara
lengkap rumusan kode etik guru Indonesia tersebut sebagai berikut
Keguruan merupakan suatu jabatan professional karena pelaksanaannya
menuntut keahlian tertentu melalui pendidikan formal yang khusus serta rasa
tanggung jawab tertentu dan para pelaksananya. Suatu profesi merupakan posisi
yang dipegang oleh orang-orang yang mempunyai dasar pengetahuan dan
keterampilan dan sikap khusus tertentu dan mendapat pengakuan dan masyarakat
sebagai keahlian. Keahlian tersebut menuntut dipenuhinya standar persiapan
profesi melalui pendidkan khusus, dan dilandasi oleh bidang keilmuan tertentu
yang secara terus menerus dikembangkan melalui penelitian, serta pengalaman
kerja dalam bidang tersebut

Profesi keguruan tidak lepas dari nilai-nilai yang berlaku. Atas dasar nilai
yang dianut oleh guru, peserta didik, dan msyarakat, maka kegiatan layanan
pendidikan yang diberikan oleh guru dapat berlangsung dengan arah yang jelas
dan atas keputusan-keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Dalam hubungan
inlah guru seharusnya memahami dasar-dasar kode etik guru sebagai landasan
moral dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik profesi merupakan tatanan

15
yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi.

Kode etik profesi sebagai perangkat standar perilaku, dikembangkan atas dasar
kesepakatan nilai-nilai dan moral dalam profesi itu. Dengan demikian, kode etik
guru dikembangkan atas dasar nilai dan moral yang menjadi landasan bagi
perilaku bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu kemudian dijabarkan secara khusus
konsep dan kegiatan layanan keguruan dalam berbagai tatanan. Dalam
rancangan UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 42 dinyatakan setiap tenaga
kependidikan berkewajiban: (1) menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai
komiten secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan, (3) memberi
teladan dan mejaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Mengingat kode etik itu merupakan suatukesepakatan bersama dan para angota
suatu profesi, maka kode etik ini ditetapkan oleh organisasi yang mendapat
persetujuan dan kesepakatan dan para anggotanya. Khusus mengenai kode etik
guru di Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah menetapkan
kode etik guru sebagai salah satu kelengkapan organisasi sebagaimana tertuang
dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggara rumah Tangga (ART) PGRI. Adapun
lingkup isi kode etik guru di Indonesia, pada dasarnya mencakup dua hal
yaitu

preambul sebagai pernyataan prinsip dasar pandangan terhadap posisi, tugas,


dan tanggung jawab guru, dan pernyataan-pernyataan yang berupa rujukan
teknis operasional yang termuat dalam Sembilan butir batang tubuhnya.
Kesembilan butir itu memuat hubungan guru atau tugas guru dengan:

1. Pembentukan pribadi peserta didik


2. Kejujuan professional
3. Kejujuran dalam memperoleh dan menyimpan informasi tentang
peserta didik
4. Pembinaan kehidupan sekolah
5. Orang tua murid dan masyarakat
6. Pengembangan dan peningkatan kualitas diri
7. Hubungan kesejawatan

16
8. Organisasi profesi
9. Pemerintah dan kebijakan pemerintah dibidang pendidikan.

G. Etika Profesi
1. Pengertian Etika Profesi
Etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat.23 Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan
konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan yang dikerjakannya salah atau benar, buruk atau baik.
Burhanuddin Salam,24 mengatakan kalau etika berasal dari kata ethic
(bahasa Latin), atau ethikos (bahasa Greek), yang berarti a body of moral
principle or values. Ethic juga mengandung arti kebiasaan atau habit. Jadi,
apa yang disebut baik adalah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat
(pada saat itu). Lambat laun pengertian etika ini berubah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan manusia. Kini etika diartikan suatu ilmu
yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia,
berkaitan tentang baik dan buruk.25 Hal senada disampaikan oleh William
C. Frederick, bahwa etika adalah a set of rules that define right and wrong
conducts.26 Seperangkat aturan yang menentukan perilaku
benar dan salah. Karena itu, Magnis Susesno, 27 menegaskan bahwa etika
merupakan ilmu bukan sebuah ajaran.

Dengan demikian, hendaknya guru meningkatkan kualifikasi keilmuan dan


akademis yang dimilikinya, mengubah kearifan dan kebijaksanaan yang masih bertumpu
pada pola-pola klasik, memperbaiki sikap dan tingkah laku yang selama ini dilakukannya
dihadapan peserta didik, dan melek akan perkembangan dan kemajuan teknologi yang
berkembang dengan pesat. Guru haruslah mampu mengambil sisi positif dan
mengantisipasi sisi negatif dari perkembangan informasi dan teknolgi di era industri 4.0
yang sangat berdampak pada proses pembelajarannya. Apabila hal tersebut tidak disikapi
dan dicermati dengan baik maka akan sia- sia. Kehadiran smartphone saat ini salah
satunya telah menjadikan peserta didik mudah dan cepat dalam mendapatkan informasi
terbaru dan hal ini sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru jika tidak ditindak lanjuti dengan cepat (Fatkul Mubin, 2020).

Menjawab tantangan pendidikan mengenai kesiapan guru menghadapi

17
perkembangan teknologi sebisa mungkin diiringi dengan solusi untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Salah satu hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi
pendidikan berbasis teknologi adalah persiapan sumber daya manusia yang responsive,
adaptif dan handal. Oleh karena itu dalam pembahasan ini solusi dari tantangan
pendidikan tersebut adalah mempersiapkan guru dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki guru dalam menggunakan peralatan teknologi
terkini. Kemampuan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam menggunakan teknologi
sehingga mampu mendampingi dan mengajarkan siswa dengan memanfaatkan teknologi.
Memiliki keterampilan teknologi juga harus diiringi dengan pemahaman bahwa teknologi
untuk dimanfaatkan dalam memperoleh hasil belajar yang positif.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas.
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya sekadar
mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus menjadi manajer belajar. Hal tersebut
mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang
menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia,
multimetode dan multisumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan menjadi
tanpa batas dan tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital.

Memasuki era revolusi indutri 4.0, tugas guru tidaklah semakin ringan, setidaknya
guru haruslah mampu mempersipkan dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki dengan
baik dalam menghadapi era tersebut, dengan demikian, hendaknya guru meningkatkan kualifikasi
keilmuan dan akademis yang dimilikinya, mengubah kearifan dan kebijaksanaan yang masih
bertumpu pada pola-pola klasik, memperbaiki sikap dan tingkah laku yang selama ini
dilakukannya dihadapan peserta didik, dan melek akan perkembangan dan kemajuan teknologi
yang berkembang dengan pesat.

18
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan dosen adalah pendidik professional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pada dasarnya profesi guru saat ini di zaman yang semakainmaju akan
teknologi pendidkan yang sudah disediakan untuk bisa di gunakan dan
dimanfaatkan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan media teknologi
yang semakain canggih mebuat proses pembelajaran menajdi lebih menarik
dengan keahlian yang dimiliki oelh seorang guru.Pendidikan adalah gerbang menuju
kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang
normalnya akan dilewati oleh setiap manusia

SARAN DAN TANGGAPAN

guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap


yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses
pembelajaran secara efektif dengankeahlian yang telah di latih dengan teknologi
pendidkan sehingga proses pembelajaran menjadi terdepan dengan IT.

19

Anda mungkin juga menyukai