UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas berkat rahmat Tuhan yang Esa beserta
limpahan berkat dan rahmatnya , sehingga penyusunan makalah ini pada mata
kuliah ETIKA PROFESI GURU ini dapat terlesaikan dengan lancar dan tepat
waktu . pada kesempatan ini kami banyak mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Atas dukungan moral dan materi yang telah
diberikan dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada dosen pengampu matakuliah serta teman –teman yang ikut serta dalam
membantu menyelesaikan tugas makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
A. Kesimpulan .....................................................................................18
B. Saran ................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dunia terdapat puluhan bahkan ratusan profesi. Profesi diartikan
sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan pelatihan tertentu, menurut persyaratan khusus
memiliki tanggung jawab dan kode etik tertentu. Profesi juga diartikan sebagai
suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang menyaratkan pengetahuan dan
keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif.
Berdasarkan pada beberapa kreteria tersebut, maka profesi merupakan bidang
pekerjaan yang dinilai telah memenuhi kreteria. Artinya suatu pekerjaan atau
jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus.
Dengan kata lain tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi, tetapi setiap
profesi adalah pekerjaan karena terdapat persyaratan-persyaratan khusus yang
harus dipenuhi sehingga suatu bidang pekerjaan dapat disebut sebagai profesi.
(Heri Susanto, 2020 : 13)
Adapun salah satu profesi yang ada di tingkat pendidikan yaitu profesi
guru. Guru dapat digolongkan sebagai profesi karena guru mempunyai
keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan latihan khusus; memiliki
tanggung jawab; kode etik tertentu; dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang diluar bidang pendidikan. Sehingga guru dapat digolongkan sebagai
profesi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1 mengartikan, Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Menurut National Education Association
(NEA), syarat guru sebagai profesi terpenuhi karena memiliki kreteria: (1)
Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, (2) Jabatan yang menggeluti
suatu batang tubuh ilmu yang khusus, (3) Jabatan yang memerlukan persiapan
professional yang lama, (4) Jabatan yang melibatkan atau memerlukan latihan
dalam jabatan yang berkesinambungan, (5) Jabatan yang menjanjikan karier
hidup dalam keanggotaan yang permanen, (6) Jabatan yang menentukan baku
(standar) sendiri, (7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas
keuntungan pribadi, (8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang
kuat dan terjalin erat.
Profesi guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan
pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun
dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dulu. Semakin signifikannya keberadaan
guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terciptanya kehandalan dan
terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan
datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika
kehidupan sangat bergantung dari citra guru di tengah-tengah masyarakat.
Masyarakat mana yang tidak membutuhkan profesi guru. Tidak dapat
dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu
generasi unggul, kreatif dan cerdas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Profesi Guru
2. Apa Kedudukan Profesi Guru
3. Apa Atribut Profesi Guru
4. Apa Peran , Hak Dan Kewajiban Guru
C. TUJUAN
1. Mengerti dan mengetahui Apa Pengertian Profesi Guru
2. Mengerti dan mengetahui Apa Kedudukan Profesi Guru
3. Mengerti dan mengetahui Apa Atribut Profesi Guru
4. Apa Peran , Hak Dan Kewajiban Guru
BAB II
PEMBAHASAN
Di lain pihak profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur.
Dalam hal ini, perlu disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan
profesinya dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi. Mereka (guru)
dalam keadaan darurat dianggap wajib juga membantu tanpa imbalan yang
cocok. Atau dengan kata lain hakikat profesi luhur adalah pengabdian
kemanusiaan.
B. KEDUDUKAN PROFESI GURU
1. Kedudukan guru
3. Kualifikasi Akademik
a. Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik
sebagai pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi
masyarakat sebagai seorang professional.
b. Biggs dan Blocher (1986 : 10) mengemukakan tiga fungsu kode etik
yaitu :
1) Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah, (
2) Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi,
3) Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
c. Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan
teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung
dalam bidang mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.
d. Sutan Zahri dan Syahmiah Syahrun (1992) mengemukakan empat fungsi
kode etik guru bagi guru itu sendiri, yaitu : (
1) Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya,
2) Untuk mengatur hubungan guru dengan muid, teman kerja, masyarkat
dan pemerintah,
3) Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya,
4) Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.
Jadi kode etik memiliki fungsi perlingdungan dan pengembangan
profesi, karena Pertama, kode etik melindungi profesi dari campur tangan
pemerintah, dengan adanya kode etik yang jelas, terlebih khusus dalam rangka
mengatur hubungan antara anggota profesi dengan pihak eksternal
(pemerintah) akan memberikan kejelasan tentang apa yang harus dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini menjadi sangat penting, karena
menjalin hubungan dengan pihak pemerintah sebagai suatu bagian yang
berkuasa dalam suatu daerah, tentunya akan sangat berpengaruh besar
terhadap jalannya suatu perusahaan, sehingga dengan adanya kode etik ini,
pemerintah tidak akan “semena-mena” melakukan yang tidak baik terhadap
anggota profesi.
Hal ini berkaitan dengan hasil kerja oleh para praktisi dalam suatu
profesi. Dengan kode etik, tentunya para anggota profesi yang bijaksana tidak
akan memberikan kemudahan dalam penyelewengan tindakan bekerja, yang
nantinya hanya akan merugikan bagi dirinya sendiri dan perusahaan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
menyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang insentif. Jadi tidak semua pekerjaan dapat disebut
profesi, tetapi setiap profesi adalah pekerjaan. Guru dapat digolongkan sebagai
profesi karena guru mempunyai keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan
latihan khusus; memiliki tanggung jawab; kode etik tertentu; dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Profesi guru adalah
posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang
tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa
sejak dulu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak
mungkin tercipta suatu generasi unggul, kreatif dan cerdas. Kode etik untuk
suatu profesi sangat diperlukan atau penting sekali, karena dengan adanya kode
etik untuk suatu profesi ini dapat menghindari dari tindakan-tindakan yang
semena-mena atau melakukan perbuatan asusila. Jadi kode etik memiliki fungsi
perlingdungan dan pengembangan profesi, karena salah satunya kode etik
melindungi profesi dari campur tangan pemerintah. Profesi perlu memiliki
organisasi profesi karena organisasi profesi mempunyai tujuan organisasi yaitu
untuk mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan suatu profesi serta
meningkatkan kesejahteraan suatu profesi, memberi manfaat kepada anggota
profesi dan untuk mencapai tujuan bersama. Adapun keuntungan adanya
organisasi profesi guru yaitu menetapkan dan menegakkan kode etik guru.
Selain PGRI adalagi organisasi profesi guru yaitu MGPM, ISPI, IPBI, IGI,
PGSI, FSGI, FGII, Pergunu.
Misi utama seorang guru dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005,
dikatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas/ misi utama seorang
guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan normal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Adapun arti
dari filosofis pendidikan di Indonesia “Ing ngarso sung tulodo, ing madya
mangun karso, tutwuri handayani” secara singkat yaitu “Di depan memberi
contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.
B. SARAN
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film
Dokumenter dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical
Thinking Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History
Learning. PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7),
7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the
Effectiveness of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in
Banjarmasin Community. In The 2nd International Conference on Social
Sciences Education (ICSSE 2020) (pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in
Social Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's
Nationalism. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8