Anda di halaman 1dari 21

Paper Pajak Penghasilan

PAJAK PENGHASILAN DI INDONESIA (PERATURAN, PERHITUNGAN DAN


UPAYA PENINGKATAN POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN) DAN
KAITANNYA DENGAN INVESTASI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 (DUA)
NAMA : 1. MELFIN NUR OKTAVIANI GULO (202119031)
2. GUSTRI WANNA GEA (212119035)
3. KARDIAMAN LOMBU (212119042)
SEMESTER : VII
KELAS :A
FAKULTAS : FKIP
PRODI : PPKN
MATA KULIAH :HUKUM PAJAK
DOSEN PENGAMPU :
AMSTRONG HAREFA, SH., M.H

UNIVERSITAS NIAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

T.A 2023/2023
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peraturan pajak penghasilan di indonesia


dan bagaimana upaya menggali potensi pajak penghasilan khususnya dari orang-orang yang
berpenghasilan tinggi di indonesia serta bagaimana kaitannya secara teoritis terhadap
perkembangan ekonomi khususnya inflasi dan investasi.

Hasil penelitian menunjukkan Pajak penghasilan adalah potensi besar untuk


penerimaan negara yang belum banyak tersentuh. Di negara lain bahkan penerimaan pajak
terbesar berasal dari penerimaan pajak penghasilan, satu hal yang belum terwujud di
Indonesia karena potensi penerimaan pajak penghasilan yang belum banyak digali. AGI
(Adjusted gross income) adalah faktor penentu pengurangan tertentu yang dibuat untuk
menemukan pendapatan yang bisa dikenakan pajak. prinsip dalam pengurangan tersebut
adalah Pembebasan pajak (Exemptions) dan Pengurangan pajak (Deductions).Preferensi
pajak menyebabkan pengurangan atas basis pajak, sering disebut sebagai kehilangan potensi
pajak. Dalam konteks keuangan negara dan ekonomi, kehilangan potensi pajak atau
penyusutan penerimaan pajak ini disebut pengeluaran pajak (tax expenditure).

Pegawai tetap, penerima pensiun bulanan, pegawai tidak tetap, pemagang dan calon
pegawai serta distributor MLM/direct selling dan kegiatan sejenis, dikenakan tarif Pasal 17
Undang-undang PPh dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP). Pajak penghasilan
akan menyebabkan orang enggan melakukan suatu investasi apabila pajak tersebut
menyebabkan turunnya hasil suatu investasi. Pada pajak penghasilan dengan tarif
proporsional, kemungkinan untuk mendapatkan laba dan rugi akan berkurang dengan tingkat
yang sama. Perpajakan di Indonesia dirasakan kurang bersaing untuk menarik investasi.
Pandangan ini umumnya diutarakan dalam 3 hal, yaitu: pelayanan pajak yang rendah, tarif
pajak yang kurang bersaing dengan negara-negara di kawasan, serta kurang tersedianya
insentif perpajakan untuk mendorong investasi (Tim investasi BAPPENAS). Data empiris
selalu menunjukkan bahwa sumbangan PPh Pasal 21 (karyawan) selalu mendominasi
dibandingkan dengan jenis pajak lain dalam total penerimaan pajak di KPP. Kata Kunci:
Pajak Penghasilan, Peningkatan Potensi, Investasi di Indonesia

Kata Kunci: Pajak Penghasilan, Peningkatan Potensi, Investasi di Indonesia


PENDAHULUAN Indonesia mempunyai nilai yang tinggi, yaitu
1,97. Hal ini sejalan dengan tingkat pajak
Latar Belakang
penghasilan progresif. Semakin tinggi
Masalah Pajak penghasilan pertama tingkat pendapatan maka tarif pajak yang
kali diberlakukan di Indonesia sebagai suatu dikenakan juga semakin tinggi. Tingginya
sistem perpajakan integral yang diterapkan elastisitas pajak penghasilan ini disertai
oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. dengan nilai elastisitas basis pajak terhadap
Pertama kali diberlakukan dikenal dengan PDB yang cukup rendah yaitu 0,78 dan nilai
nama Pajak Pendapatan 1932 atau Inkomsten elastisitas penerimaan pajak penghasilan
Belasting 1932. Pada tahun 1944, peraturan terhadap basis pajaknya yang tinggi, yaitu
pajak ini diubah dengan Ordonansi 2,066. Hal ini menunjukkan pertumbuhan
Perpajakan tahun 1944 yang digunakan oleh basis pajak penghasilan yang relatif rendah.
Pemerintah Kolonial Jepang untuk Peningkatan penerimaan pajak penghasilan
melakukan pungutan-pungutan terhadap yang lebih tinggio dibandingkan dengan
hasil pertanian sebagai pajak. pertumbuhan basis pajaknya, mencerminkan
tingkat pajak efektif yang meningkat dan
Pajak penghasilan adalah potensi
sulitnya bagi para pembayar pajak untuk
besar untuk penerimaan negara yang belum
melakukan penghindaran pajak penghasilan
banyak tersentuh. Di negara lain bahkan
terutama bagi yang berpenghasilan tetap
penerimaan pajak terbesar berasal dari
(Waluyo : 2004).
penerimaan pajak penghasilan, satu hal yang
belum terwujud di Indonesia karena potensi Menurut versi majalah Forbes bahwa
penerimaan pajak penghasilan yang belum sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang
banyak digali. Penerapan keadilan sering besar dalam menggali potensi pajak
menjadi masalah dalam pajak penghasilan di penghasilan khususnya dari orangorang
Indonesia. Hal ini perlu segera dipecahkan, terkaya. Laporan Merrill Lynch and
karena akan menimbulkan masalah sengketa Capgemini (2007) menyebutkan data orang
pajak di masa mendatang. Disamping itu kaya di Indonesia mencapai 20.000 orang di
bahwa prinsip keadilan yang lebih baik dapat mana setiap orang dari kelompok ini
meningkatkan partisipasi Wajib pajak dalam memiliki harta kekayaan lebih dari US$1
membayar pajak. juta. Juga didukung dengan data
pertumbuhan orang kaya di Indonesia yang
Elastisitas pajak penghasilan terhadap
menempati peringkat ketiga di Asia Pasifik,
PDB Indonesia sebagai salah satu variabel
yaitu mencapai 20,5 % per tahun. Terakhir,
yang penting dalam sistem perpajakan
Forbes juga mengumumkan lima orang kaya 4) Pajak masih menjadi sumber utama untuk
di Indonesia yang masuk daftar 1.125 orang pendanaan pembangunan.
kaya di dunia. Yang membuat lebih 5) Logika di balik lemahnya tingkat
terhenyak lagi adalah salah satu orang kaya kepatuhan wajib pajak tidak lain karena
Indonesia tersebut juga menempati urutan adanya prinsip bahwa semua regulasi dan
yang ke-284 dengan total aset sebesar perundangan adalah untuk disiasati, bukan
US$3,8 miliar. ditaati. Hal ini tentu menjadi semakin
rancu ketika perpajakan menjadi sumber
Terdapat alasan mendasar mengapa
utama di era otonomi daerah untuk
aparat pajak perlu lebih memburu pajak
meningkatkan pendapatan asli daerah
penghasilan dari orang-orang kaya. (Fereshti
(PAD).
N.D.:tersedia di www.dirjen
pajak.go.id:2009). Oleh karena itu, tingkat kepatuhan
wajib pajak melaksanakan kewajiban
1) Nominal pajak mereka lebih besar
perpajakannya secara baik dan benar
dibandingkan dengan wajib pajak biasa.
merupakan syarat mutlak untuk tercapainya
Mungkin saja pajak satu orang kaya setara
fungsi redistribusi pendapatan. Dengan
dengan lima wajib pajak biasa. Hal
begitu, pada akhirnya kesenjangan ekonomi
tersebut tentu menjadi nilai akumulasi
dan sosial yang ada di masyarakat dapat
yang besar jika dihitung secara nasional.
dikurangi secara maksimal. Hal ini karena
2) Aspek kepatuhan pajak dari orang-orang
Pajak merupakan bagaian yang potensial
kaya sepertinya masih sangat minim.
sebagai penerimaan negara yang akan
Padahal, banyak orang kaya yang
digunakan untuk meningkatkan kemakmuran
semestinya tidak hanya terjerat oleh PPh
warga negaranya (ditunjukkan dengan
pribadi tapi juga pajak melalui dunia
pertumbuhan pendapatan perkapita yang
usaha yang digelutinya
signifikan), terutama melalui penyediaan
3) Prinsip keadilan dalam kehidupan
barang publik. Pelayanan yang diberikan
bernegara. Selain fungsi budgeter atau
pemerintah kepada masyarakat sebagian
fungsi penerimaan, pajak pada dasarnya
besar berasal dari masyarakat (berupa pajak)
juga melaksanakan fungsi redistribusi
sehingga terdapat mekanisme aliran
pendapatan dari masyarakat yang
pendapatan yang berkaitan dalam distribusi
mempunyai kemampuan ekonomi yang
pendapatan dan peningkatan kesejahteraan.
lebih tinggi kepada masyarakat yang
Dengan landasan inilah yang melatar
kemampuannya lebih rendah.
belakangi penulisan ini.
Rumusan Masalah Sebelum adanya pajak
penghasilan, para ahli ekonomi
1) Bagaimana Peraturan Pajak Penghasilan
menggunakan istilah yield income untuk
di Indonesia?
merujuk pada pengertian penghasilan
2) Bagaimana kaitan antara pajak
dalam ilmu ekonomi, yang sampai saat ini
penghasilan dengan variabel makro
menjadi definisi penghasilan yang paling
ekonomi (Inflasi dan investasi) di
diterima. Yield income adalah jasa-jasa
Indonesia?
yang dihasilkan oleh modal, merupakan
3) Bagaimanakah cara menggali potensi
subset dari accretion income. Menurut
pajak penghasilan khususnya dari orang-
Irving Fisher : Nature of Capital and
orang yang berpenghasilan tinggi di
Income (1908), yield income terdiri dari
Indonesia?
uang yang diperoleh tetapi tidak disimpan
Tujuan Penulisan dan pengurangan sumber daya untuk
digunakan. Terminologi yield income ini
1) Untuk mengetahui peraturan pajak
mirip dengan (walau tidak sama persis)
penghasilan di Indonesia
konsep penggunaan uang yang diperoleh
2) ) Untuk mengetahui kaitan antara pajak
untuk konsumsi. Dengan demikian, dalam
penghasilan dengan variabel makro
konsep basis pajak ada dua kandidat
ekonomi (inflasi dan investasi) di
utama sebagai basis pajak untuk pajak
Indonesia
penghasilan pribadi, yaitu tambahan
3) Untuk mengetahui cara menggali potensi
kemampuan ekonomis dan konsumsi. Bila
pajak penghasilan khususnya dari orang-
kita memilih tambahan kemampuan
orang yang berpenghasilan tinggi/orang
ekonomis sebagai basis pajak, tambahan
kaya di Indonesia?
kemampuan ekonomis sebagai indeks
KAJIAN TEORI kapasitas pajak seseorang, harus
didefinisikan sebagai kenaikan total atas
Konsep Dasar Pajak Penghasilan
kekayaan seseorang. Semua tambahan
1. Definisi kemampuan ekonomis (accretion) harus
Menurut Robert M. Haig dan dimasukkan, baik teratur ataupun
Henry C. Simons, penghasilan yaitu fluktuatif, diharapkan ataupun tidak
accretion income. Istilah accretion income diharapkan, baik terealisasi ataupun tidak
disinonimkan dengan tambahan terealisasi. Kita tidak perlu
kemampuan ekonomis atau kenaikan total mempertimbangkan bagaimana tambahan
kekayaan seseorang. kemampuan ekonomis tersebut
digunakan, apakah akan diinvestasikan direalisasikan harus diperlakukan
atau dikonsumsi. sebagai penghasilan biasa, dan (2)
2. Bentuk-bentuk Penghasilan Yang apakah laba yang tidak direalisasikan
Terkena Pajak. harus juga dipajaki.

Laba Modal (Capital gain)


Pererapan Pajak Penghasilan
Pengenaan pajak atas laba modal 1. Pembebasan pajak (Exemptions)
adalah salah satu topik yang paling dan Pengurangan Pajak
kontroversial dalam ilmu perpajakan. (Deductions)
Para ahli ekonomi menyatakan bahwa AGI (Adjusted gross income)
pengenaan pajak atas laba modal ini adalah faktor penentu pengurangan
merupakan salah satu bentuk kesalahan tertentu yang dibuat untuk
penerapan konsep penghasilan dalam menemukan pendapatan yang bisa
peraturan perpajakan. Seperti yang telah dikenakan pajak. 2 prinsip dalam
dikemukakan sebelumnya, para ekonom pengurangan tersebut adalah
sepakat bahwa konsep penghasilan Pembebasan pajak (Exemptions) dan
menurut Irving Fisher, yaitu yield Pengurangan pajak (Deductions).
income, adalah konsep yang benar 2. Pembebasan pajak (Exemptions)
secara keilmuan. Laba modal bukanlah Mengapa ada pembebasan
penghasilan karena bukan dihasilkan pajak? Beberapa alasan bahwa
dari layanan yang dihasilkan oleh modal. mereka melakukan penyesuaian daya
Pada negara-negara yang peraturan bayar untuk kehidupan anak-anaknya.
perpajakannya mengacu pada konsep Pembebasan pajak dapat juga
penghasilan ini, laba modal tidak dipandang sebagai suatu metoda
dikenakan pajak, seperti di Inggris dan tentang menyediakan pembebasan
beberapa negara anggota the gambaran pajak untuk keluarga-
Commonwealth. keluarga yang berpenghasilan rendah.
Pada negara-negara lainnya yang 3. Pengurangan pajak (Deduction).
menganut konsep accretion income pada Bentuk pengurangan lain
peraturan perpajakannya, laba modal yang diijinkan dari AGI adalah
dikenakan pajak. Berkenaan dengan sebuah Pengurangan pajak
perlakuan pajak terhadap laba modal ini, (Deduction) yang terdiri dari dua
debat juga terjadi pada negara-negara jenis yaitu : 1. pengurangan untuk
yang berkisar pada (1) apakah laba yang pengeluaran yang spesifik. 2.
Standard Deduction (Pengurangan 1. Karena deduktibiltas merubah
Standar). harga relatif barang yang terlibat,
pada umumnya.kita berharap
Contoh :
jumlah permintaan menjadi
Umpamakan bahwa berubah
pengeluaran terhadap barang Z 2. Nilai tertinggi pribadi dari t, nilai
adalah pajak yang dapat dikurangi. terbesar untuk dia diberikan
Harganya 10 dolar per unit sejumlah dolar dari pengurangan
umpamakan selanjutnya pajak pajak dan terendah harga efektif
marjinal Cleopatra adalah 35 persen dari barang.
kemudian kapan saja Cleopatra 4. Besarnya penghasilan minimal
melakukan pembelian satu unit yang tidak dikenakan pajak
barang Z ini hanya biaya dia 6.50 Pada umumnya, semua orang
dolar mengapa? Karena pengeluaran sependapat bahwa ada sejumlah
untuk barang Z bersifat deduktibel, tertentu penghasilan yang tidak boleh
pembelian satu unit lebih rendah dikenakan pajak atau dikenakan pajak
pendapatan yang dikenakan pajak dengan tarif nol persen. Penghasilan
oleh Cleopatra dengan 10 dolar. yang dikenakan pajak (yang dikenai
Diberikan 35 persen tingkat pajak tarif pajak lebih dari nol persen)
marjinal, 10 dolar lebih sedikit harus didefinisikan sebagai
pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan kena pajak dikurangi
yang disimpan Cleopatra 3.50 dolar dengan PTKP (yang dikenai tarif
dalam pajak. Oleh sebab itu harga pajak nol persen). Ukuran untuk
efektif dia untuk satu unit barang Z menentukan jumlah PTKP ini adalah
adalah 10 dolar minus 3.50 dolar atau tingkat penghasilan yang rendah yang
6.50 dolar. membuat wajib pajak diklasifikasikan
sebagai “miskin.” Karena tingkat
Lebih umum jika harga Z Pz
kemiskinan bervariasi sesuai dengan
dan pajak marjinal pribadi adalah t,
ukuran besarnya keluarga, besarnya
mengijinkan pengurangan dari
penghasilan tidak kena pajak pun
perbelanjaan terhadap Z lebih rendah
harus menyesuaikan dengan ukuran
Z harga efektif dari Pz ke (1- t)Pz,
besarnya keluarga. Dengan demikian,
analisis ini membawa kepada 2
pemerintah perlu selalu
kenyataan yang penting yaitu:
menyesuaikan besarnya PTKP
sehingga mencerminkan tingkat pasangannya masing-masing sebesar
penghasilan wajib pajak “miskin”, Rp1.440.000. Ditambah dengan
walaupun kategori “miskin” ini multi faktor ini maka jumlah PTKP
interpretasi. maksimal adalah Rp10.800.000.
Titik awal beban pajak Batas bebas pajak tersebut tidak
bergantung pada berbagai faktor. hanya penting dalam menentukan
Pertama, PTKP bergantung pada batas bawah untuk kewajiban pajak,
jumlah tanggungan keluarga sampai tetapi juga menentukan besarnya tarif
dengan maksimal tertentu. Dalam hal pajak efektif atau pola progresivitas
ini, ada PTKP sebesar Rp1.440.000 pada skala penghasilan menengah ke
per wajib pajak, pasangannya dan bawah. Dengan adanya PTKP ini,
setiap tanggungan (maksimal tiga tarif pajak efektif (yang didefinisikan
tanggungan). PTKP sebagai rasio pajak terhadap
memperhitungkan ukuran keluarga penghasilan neto) pada tingkat
dengan asumsi implisit bahwa penghasilan neto yang rendah
tambahan tanggungan tidak jumlahnya sangat kecil karena PTKP
menciptakan skala ekonomis. merupakan porsi terbesar dari
Berdasarkan faktor ini, umlah PTKP penghasilan neto. Ketika penghasilan
maksimal adalah Rp7.200.000. Di neto naik, jumlah PTKP turun secara
Indonesia, jumlah maksimal relatif terhadap penghasilan neto
tanggungan adalah tiga orang karena sehingga tarif pajak efektif naik.
adanya tujuan tambahan untuk Seperti dikemukakan sebelumnya,
mendukung program keluarga kecil. PTKP adalah penghasilan yang
Hal ini menimbulkan permasalahan dikenakan tariff pajak sebesar nol
ketidakadilan pajak karena aturan persen dan merupakan bagian integral
pajak telah terdistorsi untuk dari struktur tarif pajak sehingga
memenuhi tujuan-tujuan non fiskal. menentukan tingkat progresivitas
Ketidakadilan didapatkan oleh wajib tarif pajak.
pajak karena sesuatu dan lain hal, 5. Pemilihan Unit Pajak
harus memiliki jumlah tanggungan Pemilihan unit kena pajak
lebih dari tiga orang Berikutnya, ada merupakan salah satu hal yang
PTKP bagi anggota keluarga yang kontroversia dalam pajak penghasilan
memiliki penghasilan untuk wajib yang belum ada solusi yang memadai
pajak yang bersangkutan dan saat ini. Problema ini muncul karena
adanya kecenderungan lebih dari apakah penghasilan diperoleh oleh satu
anggota keluarga memperoleh anggota atau lebih.
penghasilan sebagai akibat  Di antara unit-unit yang
kecenderungan sosio ekonomis berpenghasilan sama, unit yang jumlah
meningkatnya partisipasi wanita anggotanya lebih kecil harus
dalam angkatan kerja. membayar pajak lebih banyak dan unit
yang jumlah anggotanya lebih besar
Pendekatan Unit Keluarga
harus membayar pajak lebih sedikit.
Pendapat umum dari para ahli Aturan ini menunjukkan proposisi
perpajakan adalah bahwa unit kena pajak dan bahwa seorang bujangan dengan
pengukuran kemampuan untuk membayar penghasilan Rp 30 juta memiliki posisi
harus diarahkan kepada unit keluarga. (kemampuan) lebih baik daripada
Alternatif lainnya adalah pemilihan individu pasangan dengan total penghasilan
sebagai unit kena pajak dan pengukuran keduanya juga Rp 30 juta. Walaupun
kemampuan untuk membayar. beberapa jenis pengeluaran konsumsi
(misalnya penerangan di ruang tamu)
Aturan Dasar
dikonsumsi dalam jumlah yang sama
Dalam hal penetapan unit kena pajak, baik oleh satu orang atau dua orang,
Musgrave dan Musgrave (1989) memberikan pengeluaran-pengeluaran konsumsi
tiga aturan berikut agar pilihan unit kena lainnya (misalnya kursi untuk santai)
pajak tersebut memenuhi asas keadilan lebih mahal apabila untuk pasangan.
pajak, yaitu: Oleh karena itu, perlakuan yang adil
apabila pajak yang dikenakan kepada
 Unit-unit dengan penghasilan yang
seorang bujangan tersebut lebih tinggi
sama dan jumlah anggota yang sama
daripada pajak yang dikenakan kepada
harus membayar pajak yang sama
pasangan suami-istri dengan tingkat
jumlahnya. Aturan ini tidak perlu
penghasilan yang sama. Perbedaan
penjelasan lebih lanjut karena aturan
seperti ini (pada jumlah yang layak)
ini secara sederhana mewakili
tidak boleh dipandang sebagai pajak
persyaratan bahwa hal yang sama harus
yang diskriminatif terhadap seorang
diperlakukan sama juga. Ada hal yang
bujangan.
perlu dipertegas bahwa aturan ini tidak
 Dengan pengenaan pajak
membedakan kemampuan untuk
progresif,jumlah pajak (yang
membayar dalam konteks unit keluarga
dinyatakan dalam persentase terhadap kesatuan, menggantikan yang berhak; badan;
penghasilan) untuk unit-unit dengan dan bentuk usaha tetap (BUT).
jumlah anggota yang sama harus naik
Subjek Pajak terdiri dari :
seiring dengan kenaikan penghasilan
unit. Sistem yang mengikuti aturan- 1. Subjek pajak Dalam Negeri
aturan keadilan ini tidak akan 2. Subjek Pajak Luar Negeri.
mempengaruhi keputusan pernikahan,
Subjek Pajak Dalam Negeri adalah :
baik hanya satu orang dari pasangan
yang menikah tersebut yang memiliki  Orang pribadi yang bertempat
penghasilan ataupun keduaduanya. tinggal di Indonesia atau yang
berada di Indonesia lebih dari 183
METODE
(seratus delapan puluh tiga) hari
Pada penelitian, peneliti dalam jangka waktu 12 (dua belas)
menggunakan metode kualitati dengan bulan, atau yang dalam suatu tahun
pendekatan deskriptif. Alasan peneliti pajak berada di Indonesia dan
menggunakan Analisis deskriptif untuk mempunyai niat untuk bertempat
mengambarkan pajak penghasilan dan tinggal di Indonesia.
berbagai peraturan serta perhitungannya di  Badan yang didirikan atau
indonesia dan kaitan pajak penghasilan bertempat kedudukan di Indonesia,
dalam perkembangan ekonomi khususnya meliputi Perseroan Terbatas,
inflasi dan investasi secara teoritis. perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara
HASIL DAN PEMBAHASAN
atau Daerah dengan nama dan
Peraturan Pajak Penghasilan di dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
Indonesia. Pengertian koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan,
Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan
organisasi massa, organisasi sosial
terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan
politik atau organisasi yang sejenis,
dengan penghasilan yang diterima atau
lembaga, bentuk usaha tetap dan
diperoleh selama satu tahun pajak.
bentuk badan lainnya termasuk
Subjek Pajak Penghasilan reksadana.

Subjek PPh adalah orang pribadi;


warisan yang belum terbagi sebagai satu
 Warisan yang belum terbagi sebagai diperbantukan kepada mereka yang
satu kesatuan, menggantikan yang bekerja pada dan bertempat tinggal
berhak. bersama-sama mereka,
3. Organisasi-organisasi Internasional yang
Subjek Pajak Luar Negeri adalah :
ditetapkan dengan Keputusan Menteri
 Orang pribadi yang tidak bertempat Keuangan
tinggal di Indonesia atau berada di 4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi
Indonesia tidak lebih dari 183 internasional yang ditetapkan dengan
(seratus delapan puluh tiga) hari Keputusan Menteri Keuangan .
dalam jangka waktu 12 (dua belas)
Objek Pajak Penghasilan:
bulan, dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Objek Pajak Penghasilan adalah
Indonesia yang menjalankan usaha penghasilan yaitu setiap tambahan
atau melakukan kegiatan melalui kemampuan ekonomis yang diterima atau
BUT di Indonesia; diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang
 Orang Pribadi yang tidak bertempat berasal dari Indonesia maupun dari luar
tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia, yang dapat dipakai untuk
Indonesia tidak lebih dari 183 hari konsumsi atau untuk menambah kekayaan
dalam jangka waktu 12 bulan, dan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama
badan yang tidak didirikan dan tidak dan dalam bentuk apapun termasuk:
bertempat kedudukan di Indonesia
a. penggantian atau imbalan berkenaan
yang dapat menerima atau
dengan pekerjaan atau jasa yang
memperoleh panghasilan dari
diterima atau diperoleh termasuk gaji,
Indonesia bukan dari menjalankan
upah, tunjangan, honorarium, komisi,
usaha atau;
bonus, gratifikasi, uang pensiun atau
 Melakukan kegiatan melalui BUT di
imbalan dalam bentuk lainnya kecuali
Indonesia.
ditentukan lain dalam Undang-

Tidak termasuk Subjek Pajak: undang Pajak Penghasilan;


b. hadiah dari undian atau pekerjaan
1. Badan perwakilan negara asing;
atau kegiatan dan penghargaan;
2. Pejabat perwakilan diplomatik, dan
c. laba usaha;
konsulat atau pejabat-pejabat lain dari
d. keuntungan karena penjualan atau
negara asing dan orang-orang yang
karena pengalihan harta termasuk:-
keuntungan karena pengalihan harta p. tambahan kekayaan neto yang berasal
kepada perseroan, persekutuan,dan dari penghasilan yang belum
badan lainnya sebagai pengganti dikenakan pajak
saham atau penyertaan modal;
Objek Pajak yang dikenakan PPh final
e. penerimaan kembali pembayaran
Atas penghasilan berupa:
pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya;  bunga deposito dan
f. bunga termasuk premium, diskonto tabungantabungan lainnya;
dan imbalan karena jaminan  penghasilan dari transaksi saham dan
pengembalian utang; sekuritas lainnya di bursa efek;
g. dividen dengan nama dan dalam  penghasilan dari pengalihan harta
bentuk apapun, termasuk dividen dari berupa tanah dan atau bangunan,
perusahaan asuransi kepada serta.
pemegang polis dan pembagian sisa  penghasilan tertentu lainnya,
hasil usaha koperasi; pengenaan pajaknya diatur dengan
h. royalti; Peraturan Pemerintah.
i. sewa dan penghasilan lain
Tidak Termasuk Objek Pajak
sehubungan dengan penggunaan
harta;
j. penerimaan atau perolehan
pembayaran berkala;
k. keuntungan karena pembebasan
utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah;
l. keuntungan karena selisih kurs mata
uang asing;
m. selisih lebih karena penilaian kembali
aktiva;
n. premi asuransi;
o. iuran yang diterima atau diperoleh
perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari WP yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas;
a) (a) .Bantuan atau sumbangan termasuk BUMN atau BUMD dari penyertaan
zakat yang diterima oleh badan amil modal pada badan usaha yang
zakat atau lembaga amil zakat yang didirikan dan bertempat kedudukan di
dibentuk atau disahkan oleh Indonesia
Pemerintah dan para penerima zakat g) Iuran yang diterima atau diperoleh
yang berhak. (b). Harta hibahan yang dana pensiun yang pendiriannya telah
diterima oleh keluarga sedarah dalam disahkan oleh Menteri Keuangan , baik
garis keturunan lurus satu derajat, dan yang dibayar oleh pemberi kerja
oleh badan keagamaan atau badan maupun pegawai;
pendidikan atau badan sosial atau h) Penghasilan dari modal yang
pengusaha kecil termasuk koperasi ditanamkan oleh dana pensiun dalam
yang ditetapkan oleh Menteri bidang-bidang tertentu yang ditetapkan
Keuangan, epanjang tidak ada dengan Keputusan Menteri Keuangan;
hubungan dengan usaha, pekerjaan, i) Bagian laba yang diterima atau
kepemilikan, atau penguasaan antara diperoleh anggota dari perseroan
pihak-pihak ybs; komanditer yang modalnya tidak
b) Warisan; terbagi atas saham-saham, persekutuan,
c) Harta termasuk setoran tunai yang perkumpulan, firma dan kongsi;
diterima oleh badan sebagai pengganti j) Bunga obligasi yang diterima atau
saham atau sebagai pengganti diperoleh perusahaan reksa dana
penyertaan modal: selama 5 (lima) tahun pertama sejak
d) Penggantian atau imbalan sehubungan pendirian perusahaan atau pemberian
dengan pekerjaan atau jasa yang izin usaha;
diterima atau diperoleh dalam bentuk k) Penghasilan yang diterima atau
natura dan atau kenikmatan dari Wajib diperoleh perusahaan modal ventura.
Pajak atau Pemerintah; 1. Pajak Penghasilan Pasal 21
e) Pembayaran dari perusahaan asuransi adalah pajak atas penghasilan
kepada orang pribadi sehubungan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dengan asuransi kesehatan, asuransi dan pembayaran lain yang diterima atau
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
dwiguna dan asuransi beasiswa; dalam negeri sehubungan dengan
f) Dividen atau bagian laba yang diterima pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.
atau diperoleh perseroan terbatas 2. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal
sebagai WP Dalam Negeri, koperasi, 21 adalah :
a. penghasilan yang diterima atau pembayaran lain sejenis sehubungan
diperoleh pegawai atau penerima dengan pemutusan hubungan kerja;
pensiun secara teratur berupa e. honorarium, uang saku, hadiah atau
gaji,uang pensiun bulanan, upah, penghargaan dengan nama dan dalam
honorarium (termasuk honorarium bentuk apapun, komisi, bea siswa,
anggota dewan komisaris atau dan pembayaran lain sebagai imbalan
anggota dewan pengawas), premi sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
bulanan, uang lembur, uang dan kegiatan yang dilakukan oleh
sokongan, uang tunggu, uang ganti Wajib pajak.
rugi, tunjangan isteri, tunjangan anak, 3. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal
tunjangan kemahalan, tunjangan 21. Tarif dan Penerapannya
jabatan, tunjangan khusus, tunjangan a. Pegawai tetap, penerima pensiun
transpot, tunjangan pajak, tunjangan bulanan, pegawai tidak tetap,
iuran pensiun, tunjangan pendidikan pemagang dan calon pegawai serta
anak, bea siswa, premi asuransi yang distributor MLM/direct selling dan
dibayar pemberi kerja, dan kegiatan sejenis, dikenakan tarif Pasal
penghasilan teratur lainnya dengan 17 Undang-undang PPh dikalikan
nama apapun; dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP).
b. penghasilan yang diterima atau PKP dihitung berdasarkan sebagai
diperoleh pegawai, penerima pensiun berikut:
atau mantan pegawai secara tidak  Pegawai Tetap; Penghasilan bruto
teratur berupa jasa produksi, tantiem, dikurangi biaya jabatan (5% dari
gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan penghasilan bruto, maksimum Rp
hari raya, tunjangan tahun baru, 6.000.000,- setahun atau Rp
bonus, premi tahunan, dan 500.000,- (sebulan); dikurangi iuran
penghasilan sejenis lainnya yang pensiun. Iuran jaminan hari tua,
sifatnya tidak tetap; dikurangi Penghasilan Tidak Kena
c. upah harian, upah mingguan, upah Pajak (PTKP).
satuan, dan upah borongan yang  Penerima Pensiun Bulanan;
diterima atau diperoleh pegawai. Penghasilan bruto dikurangi biaya
d. uang tebusan pensiun, uang pensiun (5% dari penghasilan bruto,
Tabungan Hari Tua atau Jaminan maksimum Rp 2.400.000,- setahun
Hari Tua, uang pesangon dan atau Rp 200.000,- sebulan);
dikurangi PTKP. Pegawai tidak PPh 15% dari perkiraan penghasilan
tetap, pemagang, calon pegawai: neto
Penghasilan bruto dikurangi PTKP. d. Pegawai harian, pegawai mingguan,
(Peraturan Menteri Keuangan pemagang, dan calon pegawai, serta
Nomor 250/PMK.03/2008 tanggal pegawai tidak tetap lainnya yang
31 desember 2008) - Pegawai tidak menerima upah harian, upah
tetap, pemagang, calon pegawai : mingguan, upah satuan, upah
Penghasilan bruto dikurangi PTKP borongan dan uang saku harian yang
yang diterima atau diperoleh untuk besarnya melebihi Rp.150.000 sehari
jumlah yang disetahunkan. tetapi dalam satu bulan takwim
 Distributor Multi Level jumlahnya tidak melebihi Rp.
Marketing/direct selling dan 1.320.000,- dan atau tidak di
kegiatan sejenis; penghasilan bruto bayarkan secara bulanan, maka PPh
tiap bulan dikurangi PTKP Pasal 21 yang terutang dalam sehari
perbulan. adalah dengan menerapkan tarif 5%
b. Penerima honorarium, uang saku, dari penghasilan bruto setelah
hadiah atau penghargaan, komisi, bea dikurangi Rp. 150.000. Bila dalam
siswa, dan pembayaran lain sebagai satu bulan takwim jumlahnya
imbalan atas jasa dan kegiatan yang melebihi Rp.1.320.000,- sebulan,
jumlahnya dihitung tidak atas dasar maka besarnya PTKP yang dapat
banyaknya hari yang diperlukan dikurangkan untuk satu hari adalah
untuk menyelesaikan jasa atau sesuai dengan jumlah PTKP
kegiatan; mantan pegawai yang sebenarnya dari penerima
menerima jasa produksi, tantiem, penghasilan yang bersangkutan
gratifikasi, bonus; peserta program dibagi 360.
pensiun yang menarik dananya pada e. Penerima pesangon, tebusan pensiun,
dana pensiun; dikenakan tarif Tunjangan Hari Tua atau Jaminan
berdasarkan Pasal 17 Undangundang Hari Tua yang dibayarkan sekaligus
PPh dikalikan dengan penghasilan dikenakan tarif PPh final sebagai
bruto berikut: - 5% dari penghasilan bruto
c. Tenaga Ahli yang melakukan diatas Rp 25.000.000 s.d. Rp.
pekerjaan bebas (pengacara, akuntan, 50.000.000. - 10% dari penghasilan
arsitek, dokter, konsultan, notaris, bruto diatas Rp. 50.000.000 s.d. Rp.
penilai dan aktuaris) dikenakan tarif 100.000.000. - 15% dari penghasilan
bruto diatas Rp. 100.000.000 s.d.Rp. setiap anggota
200.000.000. - 25% dari penghasilan keturunan sedarah
bruto diatas Rp. 200.000.000. semenda dalam
Penghasilan bruto sampai dengan Rp. garis keturunan
25.000.000,- dikecualikan dari lurus serta anak
pemotongan pajak. angkat yang -
f. Pejabat Negara, PNS, anggota diatnggung
TNI/POLRI yang menerima sepenuhnya ,
honorarium dan imbalan lain yang maksimal 3 orang
sumber dananya berasal dari untuk setiap
Keuangan Negara atau Keuangan keluarga
Daerah dipotong PPh Ps. 21 dengan h. Tarif Pasal 17 Undang-undang Pajak
tarif 15% dari penghasilan bruto dan Penghasilan adalah:
bersifat final, kecuali yang
Lapisan
dibayarkan kepada PNS Gol. lId
Penghasilan Kena Tarif Pajak
kebawah, anggota TNI/POLRI Peltu
Pajak (Rp)
kebawah/ Ajun Insp./Tingkat I
≤ 50.000.000, 5%
Kebawah.
50.000.000,-s.d
g. PTKP adalah : 15%
250.000.000,-
N 250.000.000,- s.d
Keterangan Setahun 25%
O 500.000.000,-
1 Diri Wajib Pajak > 500.000.000,- 30%
15.840.00
Pajak Orang Contoh Penghitungan Pemotongan PPh
0,-
Pribadi PasaL 21
2 Tambahan untuk
1.320.000, Penghasilan Pegawai Tetap yang diterima
Wajib Pajak yang
- Bulanan
kawin
3 Tambahan untuk Contoh: Saefudin adalah pegawai tetap di
seorang istri yang PT Insan Selalu Lestari sejak 1 Januari 2009.
15.840.00
penghasilannya la memperoleh gaji sebulan sebesar Rp.
0,-
digabung dengan 2.000.000,- dan membayar iuran pensiun
penghasilan suami sebesar Rp. 25.000,- sebulan. Saefudin
4 Tambahan untuk 1.320.000,
menikah tetapi belum mempunyai anak peraturan pajak di Indonesia hanya
(status K/0). menyesuaikan PTKP. Itupun tidak
dilakukan setiap tahun, tetapi beberapa
Hubungan Antara Pajak Penghasilan
tahun sekali. Dengan demikian, nilai riil
dengan Variabel Ekonomi (Inflasi dan
dari PTKP cenderung turun. Sementara
Investasi)
itu, tingkat penghasilan yang dikenakan
a) Penyesuaian Terhadap Inflasi tarif pajak tertentu tidak pernah
Secara teoritis, tambahan disesuaikan. Karena pajak di Indonesia
kemampuan ekonomis harus tidak terlindung dari pengaruh inflasi,
memperhitungkan tingkat inflasi wajib pajak di Indonesia mengalami
sehingga hanya penghasilan dalam nilai kenaikan kewajiban pajak dalam nilai
riil saja yang layak untuk dikenai pajak riil.
penghasilan. Permasalahan inflasi tidak Penghasilan/Laba Modal
hanya berkaitan dengan angka nominal Masalah inflasi juga
penghasilan, tetapi juga PTKP, besaran mempengaruhi besarnya kewajiban
pajak yang dikenakan tarif tertentu, dan pajak atas laba modal. Laba modal yang
laba modal. sudah terealisasi, sebagian dikenakan
PTKP dan Tingkat Penghasilan yang pajak final dan sebagian lagi dikenakan
Dikenakan Tarif Pajak pajak reguler. Perlakuan yang sama
Inflasi menyebabkan nilai riil terhadap laba modal seharusnya hanya
dari PTKP menjadi turun. Nilai PTKP akan mengenakan pajak atas laba dalam
sebesar Rp2.440.000 sepuluh tahun yang nilai riil (kenaikan harga dalam nilai
lalu nilai riilnya lebih besar dari riil), bukannya laba dalam nilai nominal
sekarang. Tingkat penghasilan riil yang (kenaikan harga dalam nilai nominal).
mulai dikenakan pajak dengan tarif Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian
tertentu juga semakin turun. Selain itu, terhadap inflasi dengan mengurangkan
ketika harga-harga naik, nilai riil dari kenaikan harga aset dari inflasi dari laba
tingkat penghasilan yang dikenakan tarif modal nominal. Permasalahan pengaruh
pajak turun, sehingga tingkat tarif pajak inflasi yang sama juga dialami oleh
yang berlaku untuk tingkat penghasilan kreditor yang menderita kerugian
riil tertentu akan naik. Dengan demikian, penurunan nilai riil hutang yang mereka
kewajiban pajak naik dalam nilai riil berikan kepada debitor. Tentu saja,
lebih cepat daripada kenaikan harga. penurunan nilai hutang ini menjadi
Berkaitan dengan pengaruh inflasi, keuntungan bagi debitor. Bila peraturan
perpajakan konsisten menggunakan pendapatan. Permintaan akan investasi
basis tambahan kemampuan ekonomis tergantung produktivitas marginal suatu
yang diukur dalam satuan nilai riil maka investasi. Semakin tinggi tingkat bunga
aturan perpajakan harus membolehkan semakain sedikit investasi yang
kreditor mengakui kerugian dan juga menguntungkan;semakin rendah tingkat
mengharuskan debitor mengakui bunga semakin banyak investasi yang
keuntungan. Salah satu solusi yang menguntungkan.
pernah diusulkan adalah mengurangi Sebenarnya investasi
penghasilan bunga kena pajak sesuai merupakan suatu tindakan yang
dengan tingkat inflasi. mengandung resiko, sebab investasi
Depresiasi adalah pos yang dilakukan mungkin menghasilkan
berikutnya yang dipengaruhi inflasi. sesuai seperti yang diharapkan yaitu
Ketika harga-harga naik, pengembalian member keuntungan tetapi mungkin juga
dari biaya perolehan aktiva berkurang menghadapi kegagalan berupa kerugian.
dalam nilai riil dan penyesuaian inflasi Seseorang yang rasional hanya akan
juga diperlukan dalam hal ini. Solusi melakukan suatu investasi apabila
atas permasalahan ini dalam perundang- kemungkinan untuk berhasil lebih besar
undangan pajak hanyalah parsial dalam dari kemungkinan untuk gagal. Pajak
bentuk penggunaan metode penyusutan penghasilan akan menyebabkan orang
yang dipercepat. enggan melakukan suatu investasi
b) Efek pajak terhadap investasi apabila pajak tersebut menyebabkan
Pajak penghasilan turunnya hasil suatu investasi. Pada
mempunyai pengaruh terhadap investasi. pajak penghasilan dengan tariff
Oleh karena pajak tersebut mengurangi proporsional, kemungkinan untuk
hasil investasi yang dilaksanakan. mendapatkan laba dan rugi akan
Dalam analisis ini dijelaskan mengenai berkurang dengan tingkat yang sama.
pengaruh pajak penghasilan terhadap Dalam hal ini pajak penghasilan dapat
tingkat pengembalian modal netto (net meningkatkan atau mengurangi hasrat
rate of return) suatu investasi. orang untuk mengambil resiko dalam
Diasumsikan bahwa tujuan kebijakan suatu investasi.
pemerintah adalah suatu keadaan full Perpajakan di Indonesia
employment, dan tabungan (saving) dirasakan kurang bersaing untuk
hanya tergantung dari tingkat bunga menarik investasi. Pandangan ini
saja, tidak tergantung dari tingkat umumnya diutarakan dalam 3 hal, yaitu:
pelayanan pajak yang rendah, tarif pajak 2. Sebelum adanya pajak penghasilan, para
yang kurang bersaing dengan negara- ahli ekonomi menggunakan istilah yield
negara di kawasan, serta kurang income untuk merujuk pada pengertian
tersedianya insentif perpajakan untuk penghasilan dalam ilmu ekonomi, yang
mendorong investasi (Tim investasi sampai saat ini menjadi definisi
BAPPENAS). penghasilan yang paling diterima. Yield
Beberapa pelayanan pokok income adalah jasa-jasa yang dihasilkan
perpajakan yang sering dikeluhkan oleh modal, merupakan subset dari
antara lain: lambatnya pengembalian accretion income. Menurut Irving Fisher
restitusi pajak serta kewajiban tax : Nature of Capital and Income (1908),
installment yang terlalu pendek. Dari yield income terdiri dari uang yang
tabel di atas, dapat dilihat bahwa tarif diperoleh tetapi tidak disimpan dan
pajak di Asia tidak terlalu berpengaruh pengurangan sumber daya untuk
terhadap investasi selama tarif pajak digunakan.
yang bersangkutan tidak terlalu tinggi 3. penghasilan yang dikenakan pajak final
dibandingkan dengan negara-negara di adalah:
kawasan lain . RRC yang mempunyai a) Penghasilan yang diperoleh dari hak
tarif pajak lebih tinggi (30 persen atas tanah dan bangunan.
ditambah 3 persen piggy back) mampu b) Penghasilan jasa konstruksi dan jasa
menarik investasi yang besar. konsultan, sebelum tahun
c) Penghasilan dari transaksi penjualan
PENUTUP
saham di bursa efek.
Kesimpulan d) Penghasilan dari hadiah undian
e) AGI (Adjusted gross income) adalah
dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ,
faktor penentu pengurangan tertentu
maka peneliti dapat simpulkan bahwa :
yang dibuat untuk menemukan
1. Pajak penghasilan adalah potensi besar pendapatan yang bisa dikenakan
untuk penerimaan negara yang belum pajak. 2 prinsip dalam pengurangan
banyak tersentuh. Di negara lain bahkan tersebut adalah Pembebasan pajak
penerimaan pajak terbesar berasal dari (Exemptions) dan Pengurangan pajak
penerimaan pajak penghasilan, satu hal (Deductions).
yang belum penerimaan pajak f) Preferensi pajak menyebabkan
penghasilan yang belum banyak digali. pengurangan atas basis pajak, sering
disebut sebagai kehilangan potensi
pajak. Dalam konteks keuangan j) Data empiris selalu menunjukkan
negara dan ekonomi, kehilangan bahwa sumbangan PPh Pasal 21
potensi pajak atau penyusutan (karyawan) selalu mendominasi
penerimaan pajak ini disebut dibandingkan dengan jenis pajak lain
pengeluaran pajak (tax expenditure). dalam total penerimaan pajak di KPP.
g) Pegawai tetap, penerima pensiun
Saran
bulanan, pegawai tidak tetap,
pemagang dan calon pegawai serta Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
distributor MLM/direct selling dan , maka dikemukakan beberapa saran dari
kegiatan sejenis, dikenakan tarif Pasal peneliti sebagai bahan pertimbangan bagi
17 Undang-undang PPh dikalikan pihak terkait adalah sebagai berikut:
dengan Penghasilan Kena Pajak
1. Sebgai pihak wajib pajak disarankan
(PKP).
untuk mematuhi dan mengikuti
h) Pajak penghasilan akan menyebabkan
peraturan pembayaran pajak sebagai
orang enggan melakukan suatu
mana yang telah di atur dalam
investasi apabila pajak tersebut
undang-undang Nomor 6 tahun 1983
menyebabkan turunnya hasil suatu
tentang ketentuan umum dan tata cara
investasi. Pada pajak penghasilan
perpajakan
dengan tariff proporsional,
kemungkinan untuk mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
laba dan rugi akan berkurang dengan
Richard Musgrave,Peggy B. Musgrave,
tingkat yang sama.
1989, Jakarta : ERLANGGA
i) Perpajakan di Indonesia dirasakan
kurang bersaing untuk menarik Harvey S. Rosen, 2005, New York :
investasi. Pandangan ini umumnya McGraw Hill
diutarakan dalam 3 hal, yaitu:
Siti Resmi, 2005, Jakarta : Salemba Empat
pelayanan pajak yang rendah, tarif
pajak yang kurang bersaing dengan Undang-undang Perpajakan 2009 ,Jakarta :
negara-negara di kawasan, serta Dirjen pajak
kurang tersedianya insentif
David N.Hyman, Public Finance 1996,North
perpajakan untuk mendorong
Carolina University: The Dryden Pres
investasi (Tim investasi
BAPPENAS).

Anda mungkin juga menyukai