Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK PPH 21 SEBAGAI UPAYA UNTUK

PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK


(Studi Kasus Pada PT XYZ)

Bimo Hendarto, Devy Pusposari


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia
E-mail: bimohendarto7@gmail.com

Abstrak: Analisis Perencanaan Pajak PPh 21 Sebagai Upaya Untuk Penghematan


Pembayaran Pajak (Studi Kasus Pada PT XYZ). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
analisis terhadap perencanaan pajak Pajak Penghasilan pasal 21 dan mendeskripsikan
kebijakan alternatif yang ada terkait perencanaan pajak di PT XYZ. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa PT XYZ telah melakukan perencanaan pajak dengan menggunakan
metode Gross dalam menghitung Pajak Penghasilan pasal 21 dan membuat proyeksi tahunan
terhadap Pajak Penghasilan pasal 21 yang akan dibayar untuk menghindari kondisi lebih bayar.
PT XYZ juga telah melakukan rekonsiliasi fiskal sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku. Namun, PT XYZ masih dapat melakukan penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak
untuk mengurangi beban Pajak Penghasilan pasal 21
Kata Kunci : Perencanaan Pajak, Pajak Penghasilan Pasal 21, Penghasilan Tidak Kena Pajak
Abstract: Analysis Of PPh Article 21 Tax Planning As An Efforts To Minimize Tax
Playmens (A Case Study On PT XYZ). The objective of this research is to analyze the planning
of Article 21 Income Tax and describe existing alternative policies related to tax planning at
PT XYZ. This research is a descriptive qualitative study with the case study approach. The data
used in this study were obtained through interviews and documentation. The results of this
study indicated that PT XYZ had carried out tax planning using the Gross method to calculate
Article 21 Income Tax and making annual projections of Article 21 Income Tax to be paid, in
order to avoid overpayment. PT XYZ had also carried out fiscal reconciliation in accordance
with the applicable tax regulations. However, PT XYZ can still recalculate Non-Taxable
Income to reduce the expense of Article 21 Income Tax
Keywords : Tax Planning, Income Tax Article 21, Non-Taxable Income

1
PENDAHULUAN kemampuan belanja dari sektor privat.
Akan tetapi, terlepas dari hal tersebut
Di Indonesia, sumber pendapatan
masih banyak pajak yang belum dibayar
terbesar negara adalah dari pajak yang
terhadap penghasilan dan fasilitas yang
memiliki sifat memaksa dan dipungut dari
telah dinikmati oleh masyarakat orang
rakyat. Pajak merupakan komponen utama
pribadi maupun badan. Hal ini dikarenakan
dalam pembiayaan pembangunan negara
terjadi perbedaan pendapat antara
agar laju pertumbuhan berjalan dengan
masyarakat dan pemerintah. Pemerintah
baik sehingga tercipta kesejahteraan di
menganggap bahwa harus mendapatkan
masyarakat. Tingkat pendapatan setiap
pemasukan pajak setinggi mungkin untuk
warga negara yang menentukan besar atau
pembiayaan penyelenggaraan pemerintah
kecilnya pemungutan pajak suatu negara.
baik untuk pengeluaran rutin maupun
Pada kenyataannya, penerimaan negara
pengeluaran pembangunan. Akan tetapi,
yang paling besar adalah sumber
sudut pandang masyarakat menganggap
pendanaan dari pajak selain penerimaan
pajak adalah beban yang mempengaruhi
dari sumber daya alam (Ngadiman &
penghasilan mereka sehingga pembayaran
Puspitasari, 2014). Salah satu bentuk
pajak tidak selalu mendapatkan respond
penerimaan pajak bagi pemerintah yang
yang baik terlebih masyarakat tidak
sangat diandalkan karena memiliki jumlah
mendapatkan timbal balik secara langsung
yang besar adalah penerimaan dari pajak
atas pajak yang mereka bayarkan
penghasilan badan. Pemerintah
(Darmawan & Sukartha, 2014).
menggunakan penerimaan pajak untuk
pembangunan fasilitas publik, seperti Pembayaran pajak dalam dunia
rumah sakit, sekolah, jembatan, dan jalan bisnis adalah suatu beban sehingga para
raya. Fasilitas tersebut akan digunakan pelaku usaha akan meminimalkan beban
untuk kepentingan masyarakat supaya pajak tersebut sehingga dapat
mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan. memaksimalkan laba yang didapat.
Manajer akan menekan beban tersebut
Berdasarkan dari segi ekonomi,
seoptimal mungkin guna meningkatkan
pajak akan menunjang pertumbuhan
efisiensi dan daya saing perusahaan. Hal ini
ekonomi karena terjadi perpindahan
pun sudah sangat lumrah dan diketahui
sumber daya dari sektor privat menjadi
serta disadari oleh pihak fiskus terkait
sektor publik. Sumber daya yang berpindah
kecenderungan dari para wajib pajak untuk
itu tentunya mempengaruhi daya beli atau

2
meminimalkan pajak yang harus dibayar dan tidak membayar melebihi yang
kepada pemerintah. Akan tetapi, tindakan seharusnya guna terhindar dari kerugian
yang dilakukan oleh para pelaku usaha yang mungkin terjadi serta mampu
dalam upaya mengoptimalkan beban mendapatkan laba yang optimal.
pajaknya tidak dapat dianggap sebagai
Perencanaan pajak ini telah
suatu bentuk pelanggaran atau pun pidana
dilakukan oleh PT XYZ guna mendapatkan
selama tahapan yang dilakukan masih di
laba yang optimal dengan meminimalkan
dalam koridor hukum dan tidak
beban pajaknya tanpa melanggar ketentuan
menyimpang dari ketentuan Undang –
Undang – Undang tentang perpajakan.
Undang tentang perpajakan. Tindakan
Perusahaan ini merupakan perusahaan
yang dilakukan perusahaan dalam rangka
keluarga sehingga dewan direksi dan
meminimalkan pembayaran pajak seperti
kepemilikan sebagian besar saham
ini dapat dikenal dengan istilah
dipegang oleh keluarga dari pemilik
perencanaan pajak.
perusahaan. PT XYZ merupakan
Perencanaan perpajakan perusahaan swasta nasional yang bergerak
melakukan strategi lebih kepada di bidang Jasa Maklon, yaitu pemberian
memanfaatkan celah yang terdapat dalam jasa dalam rangka proses penyelesaian
undang – undang perpajakan sehingga suatu barang tertentu yang proses
perencanaan perpajakan dianggap tidak pengerjaannya dilakukan oleh pihak
bertentangan dengan Undang- Undang. pemberi jasa, sedangkan spesifikasi, bahan
Perencanaan pajak memiliki tujuan akhir baku, barang setengah jadi, bahan
yaitu sebagai usaha guna mengefisienkan penolong yang akan diproses sebagian atau
beban pajak yang masih dalam ruang seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa.
lingkup perpajakan melalui tindakan Dalam hal ini, PT XYZ adalah selaku
penstrukturan yang memiliki kaitan pemberi jasa dengan melakukan kegiatan
terhadap konsekuensi potensi pajaknya, produksi berupa pembuatan rokok dan
dengan melakukan pengendalian setiap bermitra dengan pengguna jasa dalam hal
transaksi yang memiliki konsekuensi ini adalah PT ABC.
pajaknya. Pada akhirnya, setiap perusahaan
Produksi rokok yang dilakukan
sebaiknya melakukan kegiatan
oleh PT XYZ adalah produksi yang
perencanaan pajak dengan benar sehingga
menggunakan kerajinan tangan manusia
perusahaan mengetahui potensi pajaknya
atau biasa dikenal dalam dunia industri

3
rokok dengan sebutan Sigaret Kretek bersihnya dengan tetap melakukan
Tangan (SKT). Perusahaan yang berlokasi kewajiban pembayaran perpajakannya
di kabupaten Pasuruan ini memiliki tenaga kepada negara tanpa melakukan
kerja yang mencapai kurang lebih sekitar pelanggaran terhadap peraturan pajak.
1.000 orang karena produksi yang Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan
dilakukan adalah produksi secara manual penelitian lebih lanjut mengenai analisis
dengan tenaga manusia. Jumlah tenaga perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT
kerja yang sangat banyak menimbulkan XYZ untuk melihat kesesuaiannya dengan
beban bagi perusahaan. Perusahaan merasa Undang – Undang pajak serta telah efisien
perlu melakukan efisiensi terhadap beban- atau tidaknya perencanaan pajak yang
beban yang ditimbulkan perusahaan untuk sudah dilakukan. Peneliti menuangkan
mendapatkan laba yang optimal. hasil analisis ini dengan mengambil judul
“Analisis Perencanaan Pajak PPh 21
Gaji yang sangat tinggi dibayarkan
Sebagai Upaya untuk Penghematan
oleh perusahaan. Penyebab tingginya gaji
Pembayaran Pajak (Studi Kasus Pada
karena Kabupaten Pasuruan bersama
PT XYZ”.
dengan Kota Surabaya, Kabupaten Gresik,
Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten TINJAUAN PUSTAKA
Mojokerto merupakan Ring I di Provinsi
Pajak
Jawa Timur sebagai daerah dengan Upah
Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Menurut undang-undang
tertinggi. Keputusan Gubernur Jawa Timur perpajakan pasal 1 UU No. 6 Tahun 1983
nomor 188/665/KPTS/013/2018 tentang sebagaimana telah disempurnakan terakhir
upah minimum sektoral kabupaten/kota di dengan UU No. 16 Tahun 2009 pasal 1
Jawa Timur tahun 2019 yang menyatakan tentang ketentuan umum dan tata cara
bahwa UMK mengalami kenaikan sebesar perpajakan, yang dimaksud dengan pajak
8,03% membuat perusahaan merasa perlu adalah kontribusi wajib kepada negara
untuk mengefisiensikan bebannya terutama yang terutang oleh orang pribadi atau
terhadap beban gaji. badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
mendapatkan imbalan secara langsung dan
melihat pentingnya penerapan perencanaan
digunakan untuk keperluan negara bagi
pajak pada perusahaan sehingga
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
perusahaan mampu mengoptimalkan laba

4
Pajak Penghasilan Pasal 21 Penghasilan Tidak Kena Pajak

Menurut pasal 1 Undang-Undang Penghasilan tidak kena pajak


No. 36 Tahun 2008 pajak penghasilan (PTKP) merupakan jumlah penghasilan
merupakan pajak yang dikenakan atas tertentu yang tidak dikenakan pajak. Untuk
penghasilan yang diterima atau diperoleh menghitung besarnya Penghasilan Kena
baik oleh orang pribadi ataupun Pajak Wajib Pajak orang pribadi dalam
perseorangan dan badan yang terutang negeri, penghasilan netonya dikurangi
selama satu tahun pajak. Pajak Penghasilan dengan jumlah PTKP. Pada
dikenakan terhadap subjek pajak yang perkembangannya, PTKP yang ditetapkan
menerima atau memperoleh penghasilan dalam Pasal 7 ayat (1) Undang- Undang
yang dapat dikategorikan sebagai objek Nomor 17 Tahun 2000 mengalami
pajak dalam tahun pajak. beberapa perubahan seiring dengan
perkembangan ekonomi dan moneter serta
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
perkembangan harga kebutuhan pokok
adalah pajak penghasilan yang dikenakan
setiap tahunnya. Penyesuaian besarnya
terhadap wajib pajak orang pribadi dalam
PTKP terakhir diatur dalam Peraturan
negeri yang menerima penghasilan
Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-
sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau
16/PJ/2016 dengan ketentuan sebagai
kegiatan. Penghasilan tersebut meliputi
berikut:
gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam 1. Jumlah PTKP
bentuk apapun. PPh pasal 21 dibayarkan
- Rp 54.000.000,00 untuk diri Wajib Pajak
oleh pihak–pihak yang melakukan
orang pribadi
pemotongan dalam tahun berjalan. Pihak–
pihak tersebut antara lain adalah pemberi - Rp 4.500.000,00 tambahan untuk Wajib
kerja, bendaharawan pemerintah, dana Pajak yang kawin
pensiun, badan, perusahaan, dan - Rp 4.500.000,00 tambahan untuk setiap
penyelenggara kegiatan. Pajak yang telah anggota keluarga sedarah dan keluarga
dipotong dan disetorkan tersebut dapat semenda dalam garis keturunan lurus serta
digunakan oleh Wajib Pajak sebagai kredit anak angkat, yang menjadi tanggungan
pajak atas PPh yang terutang saat akhir sepenuhnya, paling banyak tiga orang
tahun. untuk setiap keluarga

5
2. PTKP Karyawati Kawin pajak lainnya, berada dalam posisi yang
paling minimal, sepanjang hal itu
- Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP
dimungkinkan baik oleh ketentuan
untuk dirinya sendiri
peraturan perundang-undangan perpajakan
- Bagi karyawati tidak kawin, sebesar maupun komersial. Perencanaan pajak
PTKP untuk dirinya sendiri ditambah akan dikatakan tepat apabila menghasilkan
keluarga yang menjadi tanggungan beban pajak yang minimal dari hasil
sepenuhnya perbuatan penghematan pajak dan/atau

Dalam hal karyawati dapat penghindaran pajak yang dapat diterima

menunjukkan keterangan tertulis dari oleh fiskus dan sama sekali bukan karena

pemerintah daerah setempat serendah- penyelundupan pajak yang tidak dapat

rendahnya kecamatan yang menyatakan diterima oleh fiskus.

suaminya tidak menerima atau Pada tahapan ini akan dilakukan


memperoleh penghasilan, besarnya PTKP pengumpulan dan penelitian terhadap
adalah PTKP untuk dirinya sendiri peraturan perpajakan agar dapat diseleksi
ditambah PTKP untuk status kawin dan jenis tindakan penghematan pajak yang
PTKP untuk keluarga yang menjadi akan dilakukan (Suandy, 2016:7). Pada
tanggungan sepenuhnya. Setiap perubahan umumnya, penekanan perencanaan pajak
status PTKP dapat dilakukan ketika awal adalah untuk meminimunkan kewajiban
tahun. pajak. Hal ini dapat dilihat dari dua definisi

Perencanaan Pajak perencanaan pajak berikut ini, menurut


Larry, Friedman, dan Susan (1994)
Pada umumnya perencanaan pajak
perencanaan pajak adalah analisis yang
adalah suatu upaya untuk menghemat
dilakukan secara sistematis dari
jumlah kewajiban pajaknya dengan cara
pembedaan berbagai pilihan/opsi pajak
menekan biaya pajak tanpa
yang ditujukan pada pengenaan kewajiban
bertentangandengan Undang – Undang
pajak yang minimal pada masa pajak kini
Pajak yang berlaku. Secara garis besar
dan masa pajak yang akan datang.
menurut Zain (2008) perencanaan pajak
Sementara itu menurut Susan (1996)
adalah proses mengorganisasi usaha wajib
menyatakan bahwa perencanaan pajak
pajak atau kelompok wajib pajak
adalah pengaturan yang dilakukan oleh
sedemikian rupa sehingga utang pajaknya,
barang siapa yang melakukan usaha
baik pajak penghasilan maupun pajak –

6
perorangan atau bisnis, yang tujuannya sehingga perusahaan tidak bisa
untuk minimalisir kewajiban pajaknya. menjadikannya sebagai biaya pengurang
penghasilan (non deductible).
Oleh karena itu, perencanaan pajak
dapat disimpulkan menurut Pohan (2011:9) 3. Gross-Up Method
adalah proses mengorganisasi usaha wajib
Metode ini adalah metode pemotongan
pajak orang pribadi maupun badan usaha
pajak dengan perusahan memberikan
sedemikian rupa dengan memanfaatkan
tunjangan pajak yang jumlahnya sama
berbagai celah kemungkinan yang dapat
besar dengan jumlah pajak yang akan
ditempuh oleh perusahaan dalam koridor
dipotong dari karyawan. Metode ini adalah
ketentuan peraturan perpajakan yang
metode alternatif dari kedua metode
berlaku, agar perusahaan dapat membayar
sebelumnya karena dianggap
pajak dalam jumlah minimum
menguntungkan bagi kedua sisi, yaitu bagi
Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal perusahaan dan karyawan. Hal ini
21 dikarenakan tunjangan pajak tersebut dapat
dijadikan sebagai pengurang penghasilan
Menurut Pohan (2011:91) terdapat 3
karena bersifat benefit in cash, sedangkan
metode yang bisa digunakan dalam
bagi karyawan take home pay yang dimiliki
penghitungan pajak penghasilan Pasal 21,
tidak berkurang karena telah dilakukan
yaitu:
gross up sebesar pajak yang terutang.
1. Gross Method Penghitungan tunjangan pajak

Metode ini adalah metode pemotongan diformulasikan untuk menyamakan jumlah

pajak dengan karyawan menanggung pajak yang akan dibayar dengan tunjangan

sendiri jumlah pajak penghasilannya, yang pajak yang diberikan perusahaan terhadap

biasanya dipotong langsung dari gaji karyawannya.

karyawan yang bersangkutan METODE PENELITIAN

2. Net Method Jenis Penelitian

Metode ini adalah metode pemotongan Metode penelitian yang dilakukan


pajak dengan perusahaan sebagai pihak memiliki dua sifat yaitu kuantitatif dan
yang menanggung pajak karyawannya. kualitatif. Menurut Sugiyono (2017:8)
Besaran PPh Pasal 21 pada metode ini tidak metode penelitian kuantitatif adalah
dimasukkan sebagai tunjangan pajak penelitian yang berlandaskan pada filsafat

7
positivisme, digunakan untuk meneliti meneliti para kondisi objek yang alamiah
pada populasi atau sampel tertentu, dengan peneliti sebagai instrument kunci
pengumpulan data menggunakan dan teknik pengumpulan dilakukan secara
instrument penelitian, analisa data bersifat gabungan.
kuantitatif atau statistic dengan tujuan
Dalam penelitian ini, peneliti
untuk menguji hipotesis yang telah
memilih menggunakan pendekatan studi
ditetapkan. Moleong (2004:6) menyatakan
kasus dan lapangan sebagai jenis penelitian
bahwa penelitian kualitatif adalah
kualitatif. Definisi studi kasus menurut Yin
penelitian yang memiliki maksud guna
(2011:18) adalah sebuah metode penelitian
memahami fenomena terkait dengan
yang menyelediki fenomena kontemporer
perilaku yang dialami oleh subjek
yang terdapat dalam konteks kehidupan
penelitian seperti perilaku, motivasi,
nyata, bilamana batas-batas antar
tindakan, persepsi, dll., secara holistik, dan
fenomena dan konteks tidak tampak
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
dengan tegas, dan di mana multisumber
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
bukti dimanfaatkan. Pendekatan studi
yang alamiah dan dengan memanfaatkan
kasus berkaitan dengan waktu dan tempat
berbagai metode alamiah.
sehingga objek yang diangkat sebagai
Menurut karakteristik masalah dan kasus bersifat kontemporer yaitu kejadian
latar belakang yang diteliti, maka yang sedang berlangsung ataupun telah
penelitian ini dapat diklasifikasikan berlangsung akan tetapi masih memiliki
sebagai penelitian yang bersifat deskriptif dampak dan pengaruh yang luas, kuat atau
kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini khususnya pada saat penelitian dilakukan.
tidak berangkat dari keyakinan bahwa
Pada penelitian ini peneliti
legitimasi sebuah sains dan penggunaan
menggunakan pendekatan studi kasus
data-data yang terukur secara tepat yang
karena pertanyaan-pertanyaan yang dibuat
diperoleh dari pengumpulan data melalui
adalah pertanyaan guna mendapatkan
survey/kuisioner dan dikombinasikan
laporan yang deskriptif dan juga penjelasan
dengan statistik dan pengujian hipotesis
yang eksploratif serta peneliti pada
yang bebas nilai/objektif, melainkan
penilitian ini tidak memiliki control atas
berlandasarkan pada filsafat
peristiwa yang teliti oleh peneliti yaitu
postpositivisme, yaitu menggunakan data
perencanaan pajak. Peneliti meneliti
berupa kata-kata lisan atau tulisan untuk
perencanaan pajak sesuai dengan kondisi

8
yang sebenarnya dan berdasarkan akan mengajukan penangguhan terhadap
kenyataan di lapangan. Selain itu, objek kenaikan UMK. (19 November 2018 |
penelitian yang akan diteliti adalah suatu www.wartabromo.com)
peristiwa atau gejala sosial yang sedang
Oleh karena itu, peneliti memilih
terjadi di masa kini dalam konteks
salah satu perusahaan yang beroperasi di
kehidupan nyata. Perencanaan pajak
Kabupaten Pasuruan yaitu PT XYZ. Alasan
merupakan peristiwa ataupun gejala sosial
memilih objek penelitian adalah
yang saat ini dilakukan oleh banyak
berdasarkan hasil oberservasi, PT XYZ
perusahaan guna melakukan pembayaran
merupakan perusahaan swasta nasional
pajak yang efisien dan tepat sasaran dengan
yang bergerak di bidang Jasa Maklon
tidak kurang ataupun lebih sesuai dengan
berupa kegiatan produksi dalam bentuk
peraturan perundangan yang berlaku.
pembuatan rokok dan bermitra dengan
Objek Penelitian pengguna jasa dalam hal ini adalah PT
ABC selaku salah satu perusahaan rokok
Berdasarkan Keputusan Gubernur
terbesar di Indonesia. Produksi rokok yang
Jawa Timur nomor
dilakukan oleh PT XYZ adalah produksi
188/665/KPTS/013/2018 tentang Upah
yang menggunakan kerajinan tangan
Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur
manusia atau biasa dikenal dalam dunia
tahun 2019 menyepakati bahwa Upah
industri rokok dengan sebutan Sigaret
Minimum Kabupaten/Kota (UMK) akan
Kretek Tangan (SKT). Hal ini
mengalami kenaikan di seluruh kota
menyebabkan jumlah tenaga kerja manusia
kabupaten di Jawa Timur. Kabupaten
yang dimiliki oleh PT XYZ mencapai
Pasuruan adalah salah satu kabupaten yang
kurang lebih sekitar 1.000 orang sehingga
memiliki jumlah UMK yang tertinggi di
jauh lebih banyak jumlahnya daripada asset
Jawa Timur yaitu sebesar Rp 3.861.518,00.
tetap yang dimiliki perusahaan. Oleh
Jumlah tersebut hanya terpaut sebesar
karena itu, PT XYZ ingin menekan
kurang lebih Rp 10.000,00 dengan UMK
biayanya karena di satu sisi wilayah
yang dimiliki oleh Surabaya selaku ibukota
Pasuruan memiliki standar UMK yang
Jawa Timur yaitu sebesar Rp 3.871.052,61.
tinggi dan di sisi lain PT XYZ memiliki
Kenaikan UMK tersebut menimbulkan
jumlah tenaga kerja yang sangat banyak
keberatan dari Ketua Asosiasi Pengusaha
untuk menghasilkan rokok yang
Indonesia (APINDO) Kabupaten Pasuruan
berkualitas bagi PT ABC.
melalui pernyataannya bahwa APINDO

9
Sumber Data data yang bukan dari pihak yang
bersangkutan dan bentuknya berupa
Menurut Lofland (1984:47)
dokumen-dokumen, keterangan baik lisan
sumber data utama dalam penelitian
maupun tulisan, hasil interpretasi, dan lain-
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
lain. Data sekunder diperoleh dari
selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen berupa buku dari literature yang
dokumen dan lain-lain. Data Penelitian ini
berkaitan dengan fokus penelitian, arsip
menggunakan dua jenis data yaitu data
penting yang dimiliki sumber data primer,
primer dan data sekunder. Data primer
dan karya tulis lainnya yang memiliki
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kaitan dengan penelitian. Sumber data
data yang didapatkan secara langsung dari
sekunder yang digunakan dalam penelitian
objek yang diteliti atau sumber aslinya.
ini diperoleh dari data PT XYZ dalam
Data primer secara khusus dikumpulkan
bentuk sof file pada Microsoft Excel
oleh peneliti guna menjawab pertanyaan
berupa rincian daftar gaji dan laporan laba
penelitian. Data primer berupa opini subjek
rugi perusahaan.
(orang) secara individual atau kelompok,
dan hasil observasi atas suatu benda (fisik), Teknik Pengumpulan Data
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
Menurut Sugiyono (2017:224) teknik
Data primer dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data adalah langkah yang
hasil wawancara secara langsung dengan
paling strategis dalam penelitian karena
subyek penelitian, yakni manajer pajak PT
tujuan utama dari penelitian adalah
XYZ.
mendapatkan data. Oleh karena itu, apabila
Selain data primer, peneliti proses pengumpulan data semakin baik,
menggunakan data sekunder sebagai maka hasil penelitian yang didapatkan akan
sumber data. Menurut Sugiyono semakin relevan. Peneliti menggunakan
(2017:225) sumber data sekunder adalah beberapa metode dalam proses
sumber yang tidak langsung memberikan pengumpulan data, yaitu:
data kepada pengumpul data, misalnya
1. Wawancara
lewat orang lain atau lewat dokumen. Oleh
karena itu, data sekunder dapat berasal dari Menurut Sugiyono (2017:233) wawancara
ensiklopedia, literatur buku, artikel, surat semi-terstruktur adalah jenis wawancara
kabar, siaran warta berita, hingga web dan yang telah memenuhi kategori in-depth
media sosial perusahaan karena merupakan interview karena memiliki sifat yang lebih

10
bebas dibandingkan dengan wawancara Fakta-fakta dan data tersimpan sebagian
terstruktur. Teknik wawancara ini besar dalam bentuk dokumentasi. Hal ini
dilakukan dengan cara menyusun daftar dikarenakan data yang diperoleh melalui
yang akan disampaikan kepada narasumber fakta yang tersimpan di dalam perusahaan
dan dari pertanyaan yang sudah disusun biasanya berbentuk arsip, peraturan
tersebut dapat ditambah atau dikurangi direksi, laporan keuangan dan sebagainya.
dengan pertanyaan-pertanyaan spontan Hasil yang akan didapatkan oleh peneliti
sesuai dengan berkembangnya alur dari dokumentasi ini akan diolah sehingga
wawancara di lapangan berdasarkan akan menghasilkan informasi penting dan
jawaban yang diberikan oleh narasumber mampu menggambarkan perusahaan. Data
sehingga akan menemukan masalah secara tersebut nantinya dimanfaatkan untuk
lebih terbuka. mengevaluasi kembali kebenaran sehingga
memudahkan peneliti dalam
Dalam rangka memperoleh informasi yang
mendeskripsikan peristiwa atau kejadian
memadai atas terkait perencanaan pajak
yang dilakukan oleh PT XYZ, peneliti Teknik Analisis Data
memerlukan informan yang memahami
Menurut Miles dan Huberman
data, informasi serta fakta-fakta mengenai
(1984) mengemukakan bahwa aktivitas
permasalahan yang sedang diteliti. Adapun
dalam analisis data kualitatif dilakukan
narasumber yang diwawancara adalah
secara interaktif dan berlangsung secara
manajer pajak PT XYZ sebagai informan
terus menerus sampai tuntas sehingga
utama yang mengetahui fenomena yang
datanya sudah jenuh. Terdapat tiga langkah
terjadi dan sebagai pegawai yang mengolah
dalam menganalisis data kualitatif, yakni:
data mengenai perpajakan yang ada di
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
dalam perusahaan serta mengetahui dan
kesimpulan.
menguasai bagaimana pembayaran pajak
dan perencanaannya sehingga dianggap Uji Validitas Data
menguasai permasalahan penelitian. Keabsahan data dalam penelitian
2. Dokumentasi kualitatif dilihat dari tidak adanya
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi
dengan apa yang sesungguhnya terjadi
untuk mendapatkan data-data yang tidak
pada objek yang diteliti. Kebenaran data
diperoleh saat melakukan wawancara.
yang diolah dapat diuji melalui uji validitas

11
yang dilakukan oleh peneliti dalam yang mencapai 1.000 orang tersebut juga
menganalisi data penelitiannya. Validitas membuat perusahaan kesulitan dalam
data adalah kegiatan yang dilakukan agar menghitung pajaknya karena sumber daya
hasil penelitian dapat manusia yang kurang memadai untuk
dipertanggungjawabkan dari segala sisi. menghitung gaji tenaga kerja produksi
Teknik keabsahan data yang dilakukan yang berbeda satu sama lain berdasarkan
dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas. upah lembur yang diterima.
Menurut Sugiyono (2017:270) uji
Dilihat dari sisi perencanaan
kredibilitas dapat dilakukan dengan
pajaknya, hal ini telah sesuai dengan salah
beberapa metode antara lain dengan
satu strategi perencanaan pajak untuk
dilakukan perpanjangan pengamatan,
mengefisiensikan beban pajak, yaitu
peningkatan ketekunan dalam penelitian,
menghindari pemeriksaan pajak.
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,
Pemeriksaan Pajak dilakukan terhadap
analisis kasus negatif, menggunakan bahan
Wajib Pajak yang mengalami SPT lebih
referensi dan membercheck. Penelitian ini
bayar (Suandy, 2016). Prosedur yang
menggunakan metode perpanjangan
dilakukan oleh PT XYZ untuk menghindari
pengamatan, triangulasi, bahan referensi
kondisi lebih bayar adalah dengan cara
dan membercheck untuk menguji
membuat proyeksi kemungkinan gaji dan
keabsahan data.
PPh Pasal 21 pada tahun berikutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perusahaan membuat proyeksi minimal
berdasarkan kinerja setiap karyawannya
Perencanaan Pajak Oleh PT XYZ
dan membayarkan pajak bulanannya
Berdasarkan hasil wawancara yang berdasarkan proyeksi tersebut. Hal ini
dilakukan di PT XYZ, perencanaan pajak dilakukan karena pajak yang harus dihitung
yang diterapkan oleh perusahaan berfokus oleh perusahaan sangat banyak sehingga
pada PPh Pasal 21 dan rekonsiliasi fiskal diperlukan membuat proyeksi minimal
karena perusahaan berpendapat bahwa agar pajak yang dibayarkan tidak
jumlah karyawan yang dimiliki oleh PT mengalami kelebihan. Ketika pajak
XYZ tergolong banyak dan menghasilkan faktualnya telah diketahui, perusahaan
beban yang cukup besar bagi perusahaan akan melakukan pembayaran
dalam bentuk gaji. Selain menghasilkan kekurangannya melalui pembetulan.
jumlah beban yang besar, jumlah karyawan

12
Terdapat kondisi lain yang juga pembetulan SPT, tetapi selama ini beban
diperhitungkan oleh perusahaan, yaitu dari sanksi pajak tidak material seperti
ketika terdapat tenaga kerja produksi yang denda yang dikenakan pada tahun 2017
bekerja di bawah standar, terdapat banyak sebesar Rp 378.560 sehingga perusahaan
hari libur, dan cuti hamil ataupun pekerja lebih memilih terkena denda 2% per bulan
yang berhenti ditengah tahun. Kondisi- daripada harus dilakukan pemeriksaan.
kondisi tersebut membuat upah lembur
Perencanaan Pajak PPh Pasal 21 Oleh
karyawan menjadi tidak maksimal karena
PT XYZ
upah lembur yang didapatkan oleh tenaga
kerja produksi berdasarkan dari produksi Perusahaan melakukan
rokok yang dihasilkan setiap karyawannya. perencanaan pajak dengan menerapkan
Upah lembur yang tidak maksimal Gross Method untuk menghitung jumlah
membuat penghasilan karyawan menjadi di PPh 21. Perusahaan memutuskan untuk
bawah PTKP. Hal ini dikarenakan gaji memilih metode Gross karena dianggap
tenaga kerja produksi hanya sebesar UMK mampu menekan beban perusahan berupa
Kabupaten pasuran, yaitu sebesar Rp pembayaran PPh 21 karyawan-
3.584.487. Kondisi tersebut membuat karyawannya. PPh 21 yang dihasilkan oleh
karyawan mengalami lebih bayar apabila karyawan sebesar Rp 194.640 per tahun
pajak bulanan tetap dibayarkan, tetapi dari metode Gross. Perusahaan
ketika disetahunkan menjadi di bawah menyamaratakan PTKP semua tenaga
PTKP. kerja produksi sebesar Rp 54.000.000
untuk tanggungan pribadi dengan status
Perusahaan mengambil kebijakan
sebagai Tidak Kawin (TK). Perusahaan
untuk kondisi tenaga kerja produksi yang
menggunakan kebijakan ini untuk
kemungkinan di bawah PTKP dengan tidak
mempermudah penghitungan pajak
membayar pajak bulanannya terlebih
karyawannya walaupun secara faktual
dahulu guna menghindari kondisi lebih
tenaga kerja produksi yang bekerja di
bayar. Ketika saat disetahunkan ternyata di
perusahaan adalah karyawan yang
atas PTKP, perusahaan baru akan
berstatus janda atau memiliki suami tetapi
membayar pajaknya melalui pembetulan
tidak memiliki penghasilan. Semua
SPT. Kebijakan ini tentunya memiliki
komposisi penghitungan yang ada dalam
resiko dengan terkenda sanksi pajak atas
contoh memiliki angka yang sama dengan
keterlambatan pembayaran melalui
tenaga kerja produksi lainnya, mulai dari

13
gaji pokok, THR, persentase premi JKK, Perbandingan Metode Gross dengan
persentase BPJS, persentase biaya jabatan, Metode Gross Up
JHT, persentase iuran pensiun dan
Perencanaan pajak yang dilakukan
kesehatan. Perbedaan yang terjadi ada pada
oleh perusahaan dalam bentuk tunjangan
upah lemburnya dan peneliti mengambil
pajak tentu menguntungkan dari sisi
salah satu contoh upah lembur dari tenaga
karyawan. Tunjangan pajak tentunya
kerja produksi milik PT XYZ.
membuat pajak penghasilan pasal 21
Penerapan Perencanaan Pajak PPh karyawan meningkat, tetapi di sisi lain juga
Pasal 21 Dengan Metode Gross Up terlihat bahwa jumlah penghasilan yang
diterima karyawan meningkat. Hal ini
Metode Gross Up perusahaan akan
tentunya memiliki dampak bagi
memberikan tunjangan pajak kepada
peningkatan motivasi kerja karyawan yang
karyawan yang jumlahnya sama besar
sangat positif karena dengan perubahan
dengan jumlah pajak yang akan dipotong
metode ini perusahaan yang akan
dari karyawan. Tunjangan Pajak ini dapat
menanggung semua beban pajak
dimasukkan sebagai elemen penghasilan
penghasilan karyawan dan secara tidak
dari tunjangan pajak yang dicantumkan di
langsung perusahaan sudah menaikkan gaji
SPT PPh Pasal 21 dan seluruh
karyawan yang bersangkutan. Selain itu,
tunjangannya dapat dibiayakan. Tunjangan
gaji yang diterima karyawan tidak perlu
pajak ini memiliki rumus penghitungan
dipotong pajak karena terdapat tunjangan
untuk mendapatkan hasil yang sama
pajak. Hasil ini dapat menjadi salah satu
dengan jumlah pajak yang akan dipotong.
solusi karena karyawan untung dan
Apabila PKP Ibu A sebesar Rp 3.892.766,
perusahaan juga untung dalam segi pajak
maka hasil yang akan didapatkan apabila
terutang karena bagi karyawan gajinya
menghitung tunjangan pajak adalah Rp
akan naik, sedangkan bagi perusahaan
204.000 (pembulatan). Tunjangan pajak
beban PPh Badan akan turun. Namun
tersebut bukan merupakan penambah
ketika dilihat secara dampak keseluruhan,
penghasilan karyawan, tetapi bagi
perusahaan menjadi mengalami kerugian.
perusahaan tunjangan pajak tersebut dapat
Hal ini karena perusahaan harus menambah
dibebankan.
beban operasionalnya dengan penambahan
tunjangan pajak yang diberikan kepada
karyawan.

14
Analisa penghitungan PPh Pasal karyawan sehingga biaya tersebut dapat
21 dengan Gross Up Method sebelumnya dibebankan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1)
hanya menyangkut satu orang karyawan, UU PPh.
apabila tunjangan pajak secara keseluruhan
Namun, perusahaan ketika
dihitung dengan menggunakan spreadsheet
mengakumulasi seluruh biayanya akan
excel akan menghasilkan biaya untuk
mengalami kerugian. Perusahaan harus
tunjangan pajak sebesar Rp
mengeluarkan tambahan biaya sebesar Rp
152.676.717. Keterbatasan ruang untuk
152.676.717 untuk menanggung tunjangan
membuat detail penghitungan secara
pajak setiap karyawannya berdasarkan
lengkap yang melibatkan 1.000 orang
penghitungan yang telah dilakukan oleh
tenaga kerja produksi menggunakan
peneliti terhadap keseluruhan tunjangan
program spreadsheet excel membuat
pajak yang harus dibayarkan kepada 1.000
penghitungannya tidak dapat ditampilkan
orang tenaga kerja produksi. Hal tersebut
secara detail di sini, melainkan hasil
menyebabkan perusahaan mengalami
rekapitulasinya. Sesuai dengan Tarif Pasal
kerugian sebesar Rp 62.748.913
17 Undang-Undang PPh, maka tarif
penghitungan PPh Badan adalah tarif Hal ini terjadi karena perusahaan
tunggal sebesar 25% dari Penghasilan telah menerapkan metode Gross yang
Kena pajak. Maka, berdasarkan peraturan beban PPh Pasal 21 karyawan sepenuhnya
tersebut, total Pajak Penghasilan Badan PT ditanggung oleh karyawan. Hasil akan
XYZ dengan metode Gross adalah sebesar berbeda apabila sebelumnya perusahaan
Rp 2.365.113.250. Pada sisi lain apabila PT menerapkan metode Net dengan beban PPh
XYZ menerapkan kebijakan perencanaan Pasal 21 karyawan ditanggung oleh
pajak dengan membebankan pajak dengan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
metode Gross Up, maka akan menghasilan sebaiknya tetap menggunakan metode
total Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp Gross untuk mengurangi beban
2.275.185.446. Berdasarkan hasil tersebut, perusahaan.
setelah menerapkan perencanaan pajak Penerapan Perencanaan Pajak Melalui
alternatif terhadap PPh Pasal 21 Penyesuaian PTKP
perusahaan dapat melakukan penghematan
Perusahaan dapat menggunakan
hingga sebesar Rp
kebijakan lain untuk tetap dapat menambah
89.927.804. Hal ini dikarenakan terdapat
motivasi karyawannya tanpa harus
tunjangan pajak yang diberikan kepada

15
menggunakan tunjangan pajak dari metode perlu juga untuk memusingkan
Gross Up. Kebijakan tersebut berupa penghitungan pajak setiap karyawannya.
penyesuaian PTKP terhadap setiap
Apabila perusahaan mengubah
karyawannya sesuai dengan jumlah
kebijakannya dengan memperhitungkan
tanggungan dan pekerjaan suami maupun
setiap tanggungan dan status kawin serta
status perkawinannya. Hal ini disebabkan
penghasilan suami maka karyawan bisa
karena perusahaan selama ini selalu
tidak dikenakan pajak. Hal ini dikarenakan
memukul rata PTKP karyawannya, yaitu
bahwa penghasilan mereka saat ini hanya
sebesar Rp 54.000.000 dengan status tidak
sebesar UMK atau rata-rata berkisar
kawin. Padahal karyawan yang dimiliki
sebesar Rp 4.650.000 / bulan bila termasuk
perusahaan adalah karyawan yang
upah lembur sehingga apabila PTKP
berstatus janda dengan tanggungan anak
dinaikkan berdasarkan tanggungan (K/3),
dan karyawan yang memiliki suami tidak
yaitu Rp 6.000.000 / bulan atau sebesar Rp
bekerja sehingga tidak memiliki
72.000.000 / tahun menyebabkan
penghasilan. Apabila perusahaan
karyawan di bawah PTKP dan tidak perlu
melakukan penyesuaian PTKP menurut
membayar pajak.
kondisi faktual karyawan maka PTKP yang
didapatkan karyawan akan meningkat Perusahaan baru dapat mengubah
karena tanggungan yang lebih besar. kebijakan ini ketika awal tahun dan tidak
diperbolehkan ketika tahun berjalan.
Perusahaan dapat meminta
Kebijakan ini tentunya memiliki resiko
karyawannya untuk mengurus surat
yang menghabiskan banyak waktu karena
keterangan dari kecamatan yang
perusahaan harus melakukan perombakan
menyatakan bahwa suaminya tidak
cukup besar dalam menghitung pajaknya
memiliki penghasilan sehingga PTKP
karena penyesuaian PTKP setiap
karyawan dapat bertambah karena beban
karyawan. Namun, di sisi lain hal ini
tanggungan dan status perkawinan dapat
tentunya dapat meningkatkan motivasi
diperhitungkan. Hal ini telah sesuai dengan
karyawan dan mendapatkan sesuai haknya
kebijakan Peraturan Direktur Jenderal
karena tidak perlu dipotong pajak dan juga
Pajak No. PER-16/PJ/2016. Oleh karena
dapat mengedukasi karyawan terkait
itu, ketika PTKP bertambah maka terdapat
kebijakan-kebijakan perpajakan sehingga
kemungkinan karyawan tidak perlu
tentunya akan meningkatkan produktivitas
membayar pajak dan perusahaan tidak
karyawan. Selain itu, apabila semua sudah

16
sesuai dapat dimungkinkan seluruh sebesar Rp 152.676.717. Hal ini tentunya
pegawai tidak kena pajak karena membuat pengeluaran perusahaan menjadi
berdasarkan pernyataan perusahaan yang membengkak karena harus menanggung
menyatakan bahwa karyawan di tunjangan pajak sebanyak 1.000 karyawan
perusahaan adalah janda dengan walaupun dari sisi karyawan akan mampu
tanggungan anak ataupun istri dengan meningkatkan motivasi kerja karena
suami tidak berpenghasilan serta peningkatan gaji yang diterima oleh
tanggungan anak mencapai tiga orang karyawan. Namun secara total ketika di
membuat PTKP karyawan jauh di atas akumulasi, perusahaan mengalami
penghasilan gaji pokok karyawan yang kerugian sebesar Rp 62.748.913. Oleh
sebesar UMK. karena itu, peneliti menyarankan
perusahaan tetap menggunakan Gross
Analisis Hasil Perencanaan Pajak
Method dan tidak menggunakan Gross Up
Alternatif
Method apabila ingin melihat biaya secara
Berdasarkan hasil analisis yang keseluruhannya dan tidak hanya penurunan
telah dilakukan peneliti, perencanaan pajak beban pajak terutangnya.
dengan metode Gross Up mengakibatkan
Perusahaan untuk menghindari
kenaikan PPh Pasal 21 karyawan karena
kondisi lebih bayar dan kesulitan dalam
perusahaan menambahkan penghasilan
menghitung PPh pasal 21 dapat melakukan
karyawan berupa tunjangan pajak.
penyesuaian PTKP terhadap karyawannya
Tunjangan pajak yang diberikan oleh
sesuai dengan kondisi faktual karyawan
perusahaan dapat dijadikan sebagai beban
sehingga karyawan tidak perlu dihitung
untuk mengurangi penghasilan bruto
pajaknya karena akan berada di bawah
sehingga secara keseluruhan apabila
PTKP
diakumulasi akan membuat PPh terutang
badan PT XYZ mengalami penurunan dari KESIMPULAN
Rp 2.365.113.250 menjadi sebesar Rp
Penelitian ini bertujuan untuk
2.275.185.446. Metode ini membuat
memperoleh gambaran terkait perencanaan
penghematan beban pajak terutang oleh
pajak yang dilakukan oleh PT XYZ.
perusahaan sebesar Rp 89.927.804. Akan
Berdasarkan penelitian yang telah
tetapi, apabila perusahaan menerapkan
dilakukan peneliti pada PT XYZ, maka
metode ini secara tidak langsung
perusahaan harus menambahkan biaya

17
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai menanggung beban PPh Pasal 21
berikut: karyawan. Terakhir, perusahaan
melakukan rekonsiliasi fiskal dengan
1. Perencanaan pajak yang dilakukan PT
melakukan memaksimalkan biaya terhadap
XYZ adalah dengan menghindari
biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari
terjadinya pemeriksaan pajak. Hal tersebut
penghasilan bruto dan meminimalkan
dilakukan dengan cara membuat proyeksi
pendapatan yang dikecualikan sehingga
setiap tahunnya terhadap setiap karyawan
beban pajak terutang perusahaan bisa
untuk memperkirakan berapa jumlah
menurun.
karyawan yang akan dikenakan pajak pada
tahun berikutnya dan berapa jumlah 2. Perencanaan pajak yang telah dilakukan
karyawan yang tidak dikenakan pajak. perusahaan dalam menghitung beban PPh
Perencanaan ini dilakukan oleh PT XYZ karyawan telah tepat dengan menggunakan
karena gaji karyawan naik-turun tidak Gross Method, tetapi proyeksi tahunan
selalu di atas PTKP per bulannya sehingga yang dilakukan oleh perusahaan melanggar
apabila disetahunkan ada kemungkinan di aturan karena menunda pembayaran pajak
bawah PTKP setahun dan tidak dikenakan untuk menghindari pemeriksaan sehingga
pajak. Proyeksi ini dilakukan untuk dikenakan sanksi berupa denda pajak. Oleh
menghindari perusahaan membayar pajak karena itu, perusahaan dapat melakukan
lebih daripada seharusnya sehingga timbul perencanaan dengan melaksanakan
kondisi lebih bayar. Akan tetapi, PT XYZ penyesuaian PTKP karena ketika
harus membayar denda pajak karena penyesuaian dilakukan ternyata tenaga
seringkali terlambat membayar dalam kerja produksi yang dimiliki oleh
proses penghitungan pajak kurang perusahaan tidak perlu dikenakan pajak
bayarnya walaupun nominal denda nya sehingga perusahaan tidak perlu membuat
tidak besar/tidak materiil. proyeksi yang dapat melanggar aturan.

Selain melalui proyeksi, 3. Semua perencanaan pajak yang


perusahaan juga melakukan perencanaan diterapkan oleh PT XYZ sudah sesuai
pajak dengan menerapkan metode Gross dengan peraturan yang berlaku walaupun
terhadap penghitungan PPh Pasal 21 masih terkena sanksi keterlambatan
karyawan sehingga perusahaan bisa pembayaran
menekan bebannya dengan membuat
kebijakan bahwa karyawan yang

18
SARAN Berdasarkan keterbatasan penelitian yang
ada, diharapkan peneliti selanjutnya dapat
1. Saran bagi Pihak Perusahaan
melakukan wawancara yang lebih
Dari kesimpulan di atas, peneliti dapat interaktif dalam melakukan wawancara
memberikan beberapa saran untuk PT XYZ guna mendapatkan data yang lengkap dan
agar dapat lebih dimaksimalkan tidak bias sehingga data-data yang
perencanaan pajaknya, yaitu: diperoleh merupakan data-data yang

a. PT XYZ seringkali mengalami diharapkan dapat diolah

keterlambatan pembayaran sehingga DAFTAR PUSTAKA


mendapatkan sanski administrasi. Hal ini
Bogdan, Robert C. & Sari Knopp Biklen.
karena jumlah gaji dan pajak yang harus
(1982). Qualitative Research for
dihitung mencapai 1.000 orang dan
Education: An Introduction to
jumlahnya sangat bervariasi berdasarkan
Theory and Methods. Boston:
upah lembur yang didapatkan tenaga kerja
Allyn and bacon
produksi. Perusahaan bisa melakukan
penyesuaian terhadap PTKP karyawannya CPA, D. Larry, Jack P.Friedman, Susan B.
karena karyawan yang dimiliki perusahaan Anders. (1994). Dictionary of Tax
adalah karyawan yang status nya janda atau Terms. Barrons’s
suaminya tidak memiliki penghasilan serta
Darmawan, I. G. H., & Sukartha, I. M.
memiliki tanggungan hingga tiga sampai
(2014). Pengaruh Penerapan
lima anak. Ketika penyesuaian selesai
Corporate Governance,
dilakukan, walaupun PTKP nya bervariasi
Leverage, Return on Assets, dan
tetapi perusahaan tidak perlu repot dalam
Ukuran Perusahaan Pada
menghitung pajaknya karena penghasilan
Penghindaran Pajak. E-Jurnal
yang didapatkan karyawan akan berada di
Akuntansi Universitas Udayana,
bawah PTKP. Hal ini diharapkan
9(1), 143–161.
perusahaan menjadi tidak perlu membuat
proyeksi tahunan dan mengalami Fitri, R. R. (2014). Penerapan Perencanaan
keterlambatan pembayaran karena bisa Pajak Penghasilan Pasal 21 Untuk
lebih tepat waktu sehingga terhindar dari Meminimalkan Pajak Penghasilan
sanksi administrasi Badan (Studi Kasus Pada PT X,
Surabaya). Jurnal Ilmiah
2. Saran bagi Peneliti Selanjutnya
Mahasiswa FEB. 2(2)

19
Keputusan Gubernur Jawa Timur No. Lumbantoruan, S. (1996). Akuntansi
188/54/KPTS/013/2018. Pajak. Jakarta: Grasindo
Perubahan Kedua Atas Keputusan
Gubernur Jawa Timur Nomor
188/666/KPTS/013/2018 Tentang Mangoting, Yenni. (1999). Tax Planning:
Upah Minimum Sektoral Sebuah Pengantar Sebagai
Kabupaten/Kota Di Jawa Timur Alternatif Meminimalkan Pajak.
Tahun 2019. Guberbur Jawa Timur Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Republik Indonesia 1(1), 43-53

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Miles, B. Matthew (1986). Qualitative


Transmigrasi Republik Indonesia Data Analysis: A Sourcebook of
No. KEP.102/MEN/VI/2004. New Methods. Beverly Hills: Sage
Waktu Kerja Lembur Dan Upah Peblication
Kerja Lembur. Departemen Moleong, L. J. (2004). Metodologi
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Republik Indonesia Remaja Rosdakarya
Librata, N. (2013). Analisis Penerapan Tax Natasya, I. (2012). Analisis Perencanaan
Planning Dalam Upaya Pajak Penghasilan Badan Pada
Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Kontraktor
Pembayaran Beban Pajak Pertambangan (Studi Kasus PT
Penghasilan Pada PT. Graha RBA) (Skripsi Sarjana, Universitas
Mitra Sukarami (Skripsi, STIE Indonesia, Jakarta). Diakses dari
MDP, Palembang). Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2
http://eprints.mdp.ac.id/700/1/JUR 0320282-S-Ines%20Nastasya.pdf
NAL%202009210029%20NOVIA
Ngadiman, & Puspitasari, C. (2014).
NDI%20LIBRATA.pdf
Pengaruh Leverage, Kepemilikan
Lofland, John & Lyn H. Lofland. (1984). Institusional, dan Ukuran
Analyzing Social Settings: A Guide Perusahaan Terhadap
to Qualitative Observation and Penghindaran Pajak (Tax
Analysis. Belmont: Wads worth Avoidance) Pada Perusahaan
Publishing Company Sektor Manufaktur Yang Terdaftar

20
Di Bursa Efek Indonesia 2010 Peraturan Menteri Keuangan Republik
2012. Jurnal Akuntansi, 18(03), Indonesia No. 83/PMK.03/2009.
408–421. Penyediaan Makanan Dan
Minuman Bagi Seluruh Pegawai
Novayanti, D. (2012). Analisis Penerapan
Serta Penggantian Atau Imbalan
Perencanaan Pajak PPh 21
Dalam Bentuk Natura Dan
Sebagai Upaya Untuk
Kenikmatan Di Daerah Tertentu
Mengoptimalkan Pajak
Dan Yang Berkaitan Denngan
Penghasilan (Studi Kasus PT.A)
Pelaksanaan Pekerjaan Yang
(Skripsi Sarjana, Universitas
Dapat Dikurangkan Dari
Indonesia, Jakarta). Diakses dari
Penghasilan Bruto Pemberi Kerja.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/
Departemen Keuangan Republik
20355821-S-
Indonesia
Debora%20Novayanti.pdf
Pohan, C. A. (2011). Optimizing Corportae
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.
Tax Management: Kajian
PER-16/PJ/2016. Pedoman Teknis
Perpajakan dan Tax Planning-nya
Tata Cara Pemotongan,
Terkini. Jakarta: Bumi Aksara
Penyetoran Dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Resmi, Siti. (2016). Perpajakan Teori dan
Pajak Penghasilan Pasal 26 Kasus. Edisi 6, Buku Satu. Jakarta:
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Salemba Empat
Jasa, Dan Kegiatan Orang
Sari, G. M. (2014). Pengaruh Corporate
Pribadi. Departemen Keuangan
Governance, Ukuran Perusahaan,
Republik Indonesia
Kompensasi Rugi Fiskal dan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Struktur Kepemilikan Terhadap
Indonesia No. 252/PMK.03/2008. Tax Avoidance (Studi Empiris
Petunjuk Pelaksanaan Pada Perusahaan Manufaktur
Pemotongan Pajak Atas Yang Terdaftar di BEI). Jurnal
Penghasilan Sehubungan Dengan WRA, 2(2), 492-512
Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan
Semiawan, C. R. (2010) Metode Penelitian
Orang Pribadi. Departemen
Kualitatif. Jakarta: Grasindo
Keuangan Republik Indonesia

21
Spitz, Barry. (1983). International Tax Departemen Perindustrian
Planning. London: Grasindo Republik Indonesia

Suandy, E. (2016). Perencanaan Pajak. Undang-Undang Republik Indonesia No. 6


Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Undang Republik Indonesia No.
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
16 Tahun 2009. Ketentuan Umum
Alfabeta
Perpajakan. Departemen
Susan, L. (1996). International Tax Keuangan Republik Indonesia
rd
Glossary. 3 Edition. IBFD Publications
Waluyo. (2017). Perpajakan Indonesia.
BV.
Edisi Dua Belas, Buku Satu.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Jakarta: Salemba Empat
Tahun 1983 sebagaimana telah
Yin, R. K. (2011). Studi Kasus: Desain dan
diubah terakhir dengan Undang-
Metode. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Undang Republik Indonesia No.
36 Tahun 2008. Pajak Zain, Mohammad. (2008). Manajemen
Penghasilan. Departemen Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Keuangan Republik Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia No.


13 Tahun 2003. Ketenagakerjaan.

22

Anda mungkin juga menyukai