Anda di halaman 1dari 29

Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

ANALISA 1 (1) (2022)


JURNAL ANALISA
http://ibarj.com

PENGARUH KOMPENSASI MANAJEMEN, PROFITABILITAS,


CAPITAL INTENSITY RATIO, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP MANAJEMEN PAJAK.
Rizky Andriawan1, Indah Wahyu Ferawati2, Zaenuddin Imam 3

1
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
2
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
3
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Info Articles Abstract

Keywords: This study aims to determine the effect of Management


Management Compensation, Profitability, Capital Intensity Ratio, and
Company Size on Tax Management in property and real estate
Compensation,
companies listed on the IDX during 2017 – 2020. Taxes make a
Profitability,
large contribution to state revenues. The company will take
Capital
action to reduce its tax burden. One of these actions is tax
Intensity Ratio, management.
Company Size,
Tax The sample selection method of property and real
Management. estate companies used in this study is the purposive sampling
method with a total sample of 49 observations. The data used
is secondary data in the form of financial reports published
on the Indonesia Stock Exchange (IDX) through the website
www.idx.co.id. The results of the study show that management
compensation, profitability, capital intensity ratio, and firm
size have a simultaneous effect on tax management. Partial
test results show that (1) management compensation has no
effect on tax management, (2) profitability has a negative
effect on tax management, (3) capital intensity ratio has no
effect on tax management, and (4) firm size has no effect on
tax management.
_ __

Korespondensi: andriawanrizky67@gmail.com ISSN XXX-XXX

1
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Pendahuluan perencanaan yang ditetapkan.

Pajak merupakan sumber Ketercapaian ini dikarenakan

pendapatan utama bagi negara selain masyarakat masih tidak ingin untuk

pendapatan pajak diperoleh dari membayar pajak (Putri dan Wardani,

Sumber Daya Alam dan pendapatan 2018).

non pajak lainnya. Karenanya sangat


Ketidakinginan masyarakat
diharapkan kepatuhan oleh wajib
untuk membayar pajak dikarenakan
pajak dalam menjalankan kewajiban
pajak merupakan kontribusi beban
perpajakannya secara sukarela yang
yang wajib dibayarkan oleh wajib
sesuai dengan kaidah peraturan
pajak. Wajib pajak badan khususnya,
perpajakan yang berlaku. Sesuai
akan melakukan penekanan pajak
dengan Undang-Undang No. 28
serendah mungkin agar bisa
Tahun 2007 yang menjelaskan
mendapatkan keuntungan sesuai
tentang Ketentuan Umum dan Tata
dengan yang diharapkan. Oleh karena
Cara Perpajakan (Riana dan Kurniati,
itu adanya penekanan pajak tersebut
2020). Pajak dalam kontribusinya
maka akan memicu perlakuan
memberikan sumbangan penerimaan
penghindaran pajak maupun
negara terbesar, melihat dari APBN
penggelapan pajak oleh wajib pajak.
pada tahun 2016 dimana pendapatan
Penghindaran pajak maupun
negara di Indonesia yakni sebesar Rp
penggelapan pajak harus diatasi
1.822,5 triliun, hal itu pajak
dengan memperbaiki pengelolaan
menyumbangkan sebesar Rp 1.360,2
pajaknya yaitu dengan melakukan
triliun atau sama dengan 75% apabila
suatu manajemen pajak. Manajemen
dapat dibandingan dengan jumlah
pajak merupakan tindakan perusahaan
penerimaan pada sektor yang lainnya.
dengan cara meminimalkan beban
Walaupun pendapatan dari sektor
pajak namun tidak melanggar
pajak setiap tahunnya mengalami
undang-undang. Manajemen pajak di
peningkatan, akan tetapi dalam skala
dalam penelitian ini diukur dengan
persentase masih kurang dari
tarif pajak efektif (Putri dan Wardani,
2
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

2018). Tarif pajak efektif berbasis Nilai Jual Objek Pajak


menunjukkan efektifitas manajemen (NJOP) bukan berbasis transaksi
pajak dalam suatu perusahaan sebenarnya (Detik Finance, 2013).
(Mulyono, 2008:02). Keefektifitasan Pada tahun 2015, kinerja
tarif pajak efektif dihitung dari sektor property dan real estate
membandingkan beban pajak dengan mengalami perlambatan lantaran
laba akuntansi pada perusahaan yang dihadapkan dengan perlambatan
tercatat dan terdaftar di Bursa Efek ekonomi dan tekanan nilai tukar. Hal
Indonesia (BEI), perusahaan yang ini membuat pendapatan maupun laba
memiliki kepemilikan saham 40% bersih emiten sektor ini tergerus.
mendapatkan penurunan atas tarif Rata-rata pendapatan yang berhasil
pajak efektif sebesar 5% sehingga dicatatkan oleh sektor ini hanya
menjadi 20% (UU No. 36 tahun tumbuh 3,3 persen, sedangkan laba
2008). Oleh karena itu dengan adanya bersih rata-rata emiten tersebut
kontribusi tersebut perusahaan bisa merosot 37 persen dibanding dengan
membayar pajaknya sesuai dengan tahun sebelumnya. Melihat dari
undang-undang. keseluruhan emiten, hanya dua yang
Salah satu sektor yang mampu mencetak kinerja positif
diindikasi melakukan penghindaran yakni PT PP Properti Tbk (PPRO)
pajak adalah perusahaan sektor dan PT Metropolitan Kentjana Tbk
property dan real estate. Direktorat (MKPI). Sementara kinerja paling
Jenderal (Ditjen) Pajak menemukan anjlok ditorehkan PT Lippo Karawaci
adanya potential loss penerimaan dengan penurunan laba bersih hingga
pajak di sektor property dan real 79 persen menjadi Rp 535 miliar
estate. Ditjen Pajak menduga bahwa seiring dengan merosotnya
40 persen dari anggota Real Estate pendapatan pokok perseroan sebesar
Indonesia (REI) berpotensi 23,58 persen. Lalu diikuti oleh PT
melakukan penghindaran pajak. Hal Pakuwon Jati tbk (PWON) yang
ini terjadi karena pajak yang mengalami penurunan laba bersih
dibayarkan menggunakan transaksi hingga 49 persen (Kontan, 2016).

3
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Ditjen Pajak juga mencatat Menurut Putri dan Wardani


penerimaan pajak dari sektor properti (2018), salah satu faktor yang
anjlok pada tahun 2016. Penerimaan mempengaruhi manajemen pajak
dari sektor ini hanya mencapai Rp adalah kompensasi manajemen.
19,7 triliun atau turun 20,43 persen Semakin tinggi tingkat kompensasi
dibanding tahun 2015 yang sebesar manajemen yang diberikan kepada
Rp 24,8 triliun. Penurunan dewan direksi maka akan semakin
penerimaan tersebut berbanding optimal pula manajemen pajak yang
terbalik dengan jumlah wajib pajak di dilakukan oleh perusahaan. Penelitian
sektor properti yang justru mengalami mengenai kompensasi manajemen
kenaikan. Ditjen Pajak juga dan manajemen pajak penting
menyebutkan, kontribusi 100 wajib dilakukan guna meningkatkan kinerja
pajak besar di sektor properti manajemen serta mengurangi agency
menurun paling tajam. Penerimaan problem. Penelitian yang dilakukan
dari wajib pajak besar ini mencapai oleh Irawan dan Farahmita (2012),
Rp 11,03 triliun pada 2015, lalu turun Khairunnisa (2016), Hartiyah dan
41 persen menjadi hanya Rp 6,52 Sadewo (2017), dan Putri (2017)
triliun, pada tahun 2016. Sementara membuktikan bahwa kompensasi
penerimaan dari wajib pajak lainnya manajemen berpengaruh positif
di sektor ini hanya turun empat terhadap manajemen pajak.
persen, dari Rp 13,74 triliun menjadi Sedangkan penelitian yang dilakukan
Rp 13,2 triliun. Penyebabnya bisa jadi oleh Fahreza (2014) menunjukkan
karena pengawasan yang salah hingga bahwa kompensasi manajemen tidak
lesunya permintaan properti berpengaruh terhadap manajemen
(Katadata, 2017). Terdapat beberapa pajak yang diukur dengan GAAP
faktor-faktor yang mempengaruhi Effective Tax Rate (ETR).
adanya manajemen pajak tersebut Rasio profitabilitas (ROA)
adalah kompensasi manajemen, menurut Halim dan Hanafi
profitabilitas, capital intensity ratio, (2012:165) adalah “Rasio yang
dan ukuran perusahaan. menunjukkan hasil atas jumlah aktiva

4
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

yang digunakaan dalam perusahaan.” intensity ratio berpengaruh positif


Selain itu, ROA memberikan ukuran terhadap manajemen pajak. Hal ini
yang lebih baik atas profitabilitas tidak sejalan dengan penelitian yang
perusahaan karena menunjukkan sudah dilakukan oleh Riana dan
efektifitas manajemen dalam Kurniati (2020) menyimpulkan
menggunakaan aktiva untuk bahwa capital intensity ratio tidak
memperoleh laba. Penelitian berpengaruh terhadap manajemen
terdahulu yang sudah dilakukan oleh pajak.
Wijaya dan Febrianti (2017) Semakin tinggi ukuran
menyimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan maka tarif pajak efektif
berpengaruh negatif terhadap akan semakin menurun dalam
manajemen pajak, hal itu sejalan membayar pajak, karena perusahaan
dengan penelitian yang dilakukan yang memiliki ukuran yang lebih
oleh Putri dan Wardani (2018), dan besar memiliki tingkat perencanaan
Sinaga dan Sukartha (2018) pajak perusahaan karena didalamnya
menyimpulkan bahwa profitabilitas ada karyawan yang profesional.
berpengaruh terhadap manajemen Penelitian terdahulu yang sudah
pajak. dilakukan Sinaga dan Sukartha (2018)
Perusahaan memiliki jumlah bahwa ukuran perusahaan
persediaan dan aktiva tetap dapat berpengaruh positif terhadap
dihubungkan dengan Capital Intensity manajemen pajak. Hal ini tidak
Ratio. Riana dan Kurniati (2020) sejalan dengan penelitian yang sudah
menyatakan perusahaan dapat dilakukan oleh Rahmawati (2017)
mengurangi jumlah pajak yang menyimpulkan bahwa ukuran
dibayarkan setiap tahunnya dengan perusahaan tidak berpengaruh
biaya depresiasi yang terdapat dalam terhadap manajemen pajak.
aktiva tetap tersebut. Penelitian Landasan Teori
terdahulu yang sudah dilakukan oleh Dasar-dasar Perpajakan
Sinaga dan Sukartha (2018), Sementara itu dalam
menyimpulkan bahwa capital penjelasannya, Mardiasmo (2018:03)

5
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

menjelaskan “Berdasarkan Undang- tenaga profesional (disebut agen)


Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang lebih mengerti dan profesional
tentang Ketentuan Umum dan Tata dalam menjalankan bisnis (Hartiyah
Cara Perpajakan Pasal 1 Ayat 1 dan Sadewo, 2017). Ruang lingkup
berbunyi bahwa pajak merupakan korporasi atau perusahaan, pemegang
kontribusi wajib kepada negara yang saham adalah sebagai prinsipal dan
terutang oleh orang pribadi atau CEO perusahaan adalah sebagai agen.
badan bersifat memaksa dengan tidak Elemen kunci dalam teori keagenan
mengharapkan imbalan secara adalah bahwa prinsipal dan agen
langsung dan digunakan sebagai memiliki preferensi atau tujuan yang
kepentingan negara.” berbeda (Putri 2017).
Semitro dalam Mardiasmo Sinaga dan Sukartha (2018)
(2018:30) “Pajak merupakan iuran menjelaskan masalah agensi yang
warga negara kepada kas negara muncul dengan adanya manajemen
berdasarkan undang-undang (yang pajak adalah karena adanya
dapat dipaksa) dengan tidak perbedaan kepentingan antara para
memperoleh timbal balik pihak prinsipal dan agen, satu sisi
(kontraprestasi) yang langsung manajer sebagai agen menginginkan
digunakan untuk membayar peningkatan kompensasi, sedangkan
kepentingan umum.” Pada dasarnya pemegang saham ingin menekan
pajak merupakan pungutan yang biaya pajak. Pihak prinsipal
harus dibayar oleh warga negara yang menginginkan pengembalian
berfungsi sebagai pembiayaan negara keuangan yang diperoleh dari
untuk kepentingan masyarakat luas. investasi mereka diperusahaan
Teori Keagenan tersebut. Prinsipal tidak memiliki
Teori agensi (theory agensi) informasi yang mencukupi mengenai
yaitu yang menyatakan mengenai kinerja agen, prinsipal tidak pernah
pentingnya pemilik perusahaan merasa pasti bagaimana agen dalam
(pemilik saham) menyerahkan memberikan kontribusi pada hasil
pengelolaan perusahaan kepada

6
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

aktual perusahaan (Riana dan untuk mencapai laba yang


Kurniati 2020). seharusnya. Untuk mencapai tujuan
Manajemen Pajak tersebut, maka manajemen pajak
Manajemen pajak adalah memiliki 3 fungsi, yaitu perencanaan
kemampuan untuk membayar jumlah pajak (tax planning), pelaksanaan
yang lebih sedikit atas pajak dalam perpajakan (tax implementation), dan
jangka waktu yang panjang (Putri, pengendalian pajak (tax control).
2017). Manajemen pajak yang agresif Kompensasi Manajemen
tidak berhubungan langsung dengan Kompensasi adalah semua
perilaku tidak etis atau ilegal. pendapatan yang berbentuk uang,
Peraturan perpajakan memiliki barang langsung atau tidak langsung
banyak ketentuan yang yang diterima karyawan dengan
memungkinkan perusahaan untuk imbalan atas jasa dilakukan kepada
mengurangi pajak secara benar tanpa perusahaan (Hartiyah dan Sadewo,
melanggar hukum. 2017). Kompensasi manajemen
Menurut Suripto (2020), merupakan kegiatan merencanakan,
manajemen pajak sebagai melaksanakan, dan mengendalikan
kemampuan untuk membayar jumlah serta mengembangkan sistem dan
yang lebih sedikit atas pajak dalam mekanisme kompensasi dalam suatu
jangka waktu yang panjang. organisasi sehingga terbentuk suatu
Manajemen pajak yang agresif tidak keseimbangan penerimaan antara
berhubungan langsung dengan individu dan organisasi (gaji,
perilaku tidak etis atau ilegal. upah/wages, dan Insentif/incentive.
Peraturan pajak memiliki banyak Menurut Putri (2017) pemilik
ketentuan yang memungkinkan perusahaan mengeluarkan biaya
perusahaan untuk mengurangi pajak kompensasi kepada manajemen
secara benar tanpa melanggar hukum. dengan tujuan agar menambah
Manajemen pajak mempunyai dua motivasi kinerja manajemen, dalam
tujuan, yaitu menerapkan peraturan hal ini manajemen akan lebih
pajak secara benar dan usaha efisiensi

7
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

transparan dan meningkatkan kinerja keuangan adalah peningkatan jumlah


manajemen. aktiva atau penurunan kewajiban
Kompensasi dapat berupa gaji, suatu organisasi sebagai akibat dari
bonus, tunjangan, atau tambahan penjualan barang dan atau jasa
penghasilan. Gaji adalah suatu kepada pihak lain dalam periode
pernbayaran tetap, sementara bonus akuntansi tertentu (Rahmawati,
didasarkan pada pencapaian tujuan- 2017). Selisih antara pendapatan yang
tujuan kinerja untuk suatu periode. diterima oleh perusahaan akan
Gaji, bonus, tunjangan, atau dikurangkan dengan biaya untuk
tambahan penghasilan mencakup melihat kinerja perusahaan, apakah
tunjangan-tunjangan khusus bagi mendapatkan laba atau merugi dari
karyawan, seperti bepergian, kegiatan usaha perusahaan.
keanggotaan dalam suatu club Ketika perusahaan telah
kebugaran, asuransi jiwa, tunjangan mengalami laba, maka dapat
kesehatan, tiket untuk hiburan, dan dikatakan bahwa manajemen telah
bayaran-bayaran tarnbahan lainnya bekerja dengan baik dalam
oleh perusahaan (Suripto 2020). memaksimalkan sumber daya yang
Profitabilitas dimiliki oleh perusahaan sehingga
Halim dan Hanafi (2012:165) pendapatan yang diterima oleh
menjelaskan bahwa “Profitabilitas perusahaan lebih besar daripada biaya
selain digunakan untuk mengukur yang diperlukan untuk mendapatkan
kemampuan perusahaan dalam pendapatan (Rahmawati, 2017).
menghasilkan laba juga untuk Pengukuran efektifitas pengelolaan
mengetahui efektifitas manajemen sumberdaya perusahaan dengan
perusahaan dalam mengelola aset pendapatan yang diterima atau yang
yang dimiliki.” Hartiyah dan Sadewo sering disebut profitabilitas
(2017), menjelaskan laba akuntansi perusahaan dapat dilakukan dengan
merupakan selisih pengukuran menghitung pendapatan yang
pendapatan dan biaya. Pengertian dihasilkan dengan total aset yang ada
pendapatan dalam akuntansi dalam perusahaan.

8
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Capital Intensity Ratio menunjukkan bahwa perusahaan


Pengelolaan aset tetap dengan tingkat aktiva tetap yang
merupakan salah satu strategi yang tinggi memiliki beban pajak yang
diambil oleh perusahaan dalam lebih rendah dibandingkan
rangka memperkecil beban pajak perusahaan yang mempunyai aktiva
karena sebagian aset tetap akan tetap yang rendah.
mengalami penyusutan atau Ukuran Perusahaan
depresiasi. Menurut Riana dan Ukuran perusahaan menurut
Kurniati (2020) Capital Intensity Riyanto (2011:313) adalah besar
Ratio menunjukkan besaran investasi kecilnya perusahaan dilihat dari
aset perusahaan pada aset tetap. besarnya nilai equity, nilai penjualan,
Penyusutan aset tetap perusahaan atau nilai aktiva. Berdasarkan definisi
akan diakui sebagai beban dimana tersebut maka dapat diketahui bahwa
beban penyusutan tersebut dapat ukuran perusahaan adalah suatu skala
mengurangi beban pajak perusahaan. yang menentukan besar kecilnya
Jumlah persediaan dan aktiva perusahaan yang dapat dilihat dari
tetap suatu perusahaan dapat nilai equity, nilai penjualan, jumlah
dihubungkan dengan capital intensity karyawan dan nilai total aktiva yang
ratio. Sinaga dan Sukartha (2018) merupakan variabel konteks yang
menyatakan perusahaan dapat mengukur tuntutan pelayanan atau
mengurangi jumlah pajak yang produk organisasi.
dibayarkan setiap tahunnya dengan Firm size adalah ukuran
biaya depresiasi yang terdapat dalam perusahaan berdasarkan kapitalisasi
aktiva tetap tersebut. Hal tersebut pasarnya. Ukuran perusahaan diukur
berarti bahwa semakin besar jumlah dengan menggunakan logaritma
aktiva tetap suatu perusahaan maka natural dari total asset perusahaan.
semakin rendah jumlah pajak yang Bentuk logaritma digunakan karena
dibayarkan tiap tahunnya daripada pada umumnya nilai aset perusahaan
perusahaan memiliki jumlah aktiva sangat besar, sehingga
tetap yang rendah. Hal ini menyeragamkan nilai dengan variabel

9
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

lainnya dengan melogaritma natural- Hartiyah dan Sadewo (2017)


kan total asset (Rahmawati, 2017). menemukan hubungan yang positif
Kerangka Konseptual Penelitian dan antara level kompensasi dan
Pengembangan Hipotesis
penerapan manajemen pajak. Hal ini
Kerangka konseptual pada penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
sebagai berikut: dilakukan oleh Fahreza (2014)
menemukan bahwa kompensasi
manajemen tidak berpengaruh
terhadap manajemen pajak yang
diukur dengan GAAP Effective Tax
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Rate (ETR).
Keterangan: H1: Kompensasi Manajemen
X1 = Kompensasi Manajemen
X2 = Profitabilitas berpengaruh Positif terhadap Manajemen
X3 = Capital Intensity Ratio Pajak
X4 = Ukuran Perusahaan
Y = Manajemen Pajak Pengaruh Profitabilitas terhadap
Pengaruh Kompensasi Manajemen Manajemen Pajak
terhadap Manajemen Pajak Teori keagenan menjadikan
Manajemen tidak akan manajer perusahaan meningkatkan
bertindak untuk kepentingan keuntungan agar kompensasi yang
pemegang saham jika tidak diterima oleh prinsipal semakin
bermanfaat bagi mereka. Oleh karena besar. Terdapat beberapa cara untuk
itu dengan pemberian kompensasi menaikkan keuntungan salah
kepada manajemen akan memotivasi satunya yaitu dengan menekan
manajemen untuk meningkatkan beban pajak. Laba yang diperoleh
kinerja perusahaan melalui perusahaan meningkat, maka jumlah
manajemen pajak. Semakin tinggi pajak penghasilan yang dibayarkan
tingkat kompensasi manajemen yang juga akan meningkat sesuai dengan
diberikan perusahaan maka akan peningkatan laba perusahaan. Sejalan
semakin optimal manajemen pajak dengan tarif pajak progresif yang
perusahaan. dianut oleh Indonesia, dimana

10
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

semakin tinggi laba maka semakin Jumlah persediaan dan aktiva


besar pula pajak yang harus tetap suatu perusahaan dapat
dibayarkan. (Wijaya dan Febrianti dihubungkan dengan capital intensity
(2017) berpendapat bahwa besarnya ratio. Riana dan Kurniati (2020)
profitabilitas perusahaan dapat menyatakan perusahaan dapat
mengurangi beban pajak mengurangi jumlah pajak yang
penghasilan perusahaan. dibayarkan setiap tahunnya dengan
Berkurangnya beban pajak ini biaya depresiasi yang terdapat dalam
disebabkan karena perusahaan aktiva tetap tersebut. Hal tersebut
berhasil memanfaatkan adanya berarti bahwa semakin besar jumlah
insentif pajak dan pengurang pajak aktiva tetap suatu perusahaan maka
yang lain yang dapat menyebabkan semakin rendah jumlah pajak yang
tarif pajak efektif perusahaan lebih dibayarkan tiap tahunnya daripada
rendah dari yang semestinya. Putri perusahaan memiliki jumlah aktiva
dan Wardani (2018) juga menemukan tetap yang rendah. Hal ini
bahwa perusahaan dengan tingkat menunjukkan bahwa perusahaan
profitabilitas yang tinggi memiliki dengan tingkat aktiva tetap yang
tarif pajak efektif yang rendah tinggi memiliki beban pajak yang
sehingga pembayaran pajaknya lebih lebih rendah dibandingkan
rendah. perusahaan yang mempunyai aktiva
Penelitian yang dilakukan oleh tetap yang rendah. Sinaga dan
Wijaya dan Febrianti (2017) dan Putri Sukartha (2018) menjelaskan bahwa
dan Wardani (2018) menemukan tingginya beban pajak suatu
bahwa profitabilitas berpengaruh perusahaan salah satunya disebabkan
negatif terhadap manajemen pajak. pengaruh positif dari besarnya jumlah
H2 : Profitabilitas berpengaruh aktiva tetap perusahaan tersebut.
Negatif terhadap Manajemen Pajak H3 : Capital Intensity Ratio
Pengaruh Capital Intensity Ratio berpengaruh Positif terhadap Manajemen
terhadap Manajemen Pajak Pajak

11
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Pengaruh Ukuran Perusahaan Penelitian ini adalah jenis


terhadap Manajemen Pajak kuantitatif dan populasinya adalah
Ukuran perusahaan ditandai seluruh sektor property dan real
dengan total aset perusahaan. estate yang terdaftar di BEI periode
Perusahaan dengan tingkat pajak yang 2017-2020 yang berjumlah 78.
rendah ukurannya relatif besar Metode pengambilan menggunakan
dibandingkan dengan perusahaan purposive sampling.
dengan tingkat pajak yang tinggi. Berdasarkan kriteria yang
Karena perusahaan yang termasuk ditetapkan maka terdapat 14 sampel
kedalam kategori besar memiliki perusahaan sektor property dan real
lebih banyak sumber daya yang dapat estate yang memenuhi kriteria, adalah
digunakan untuk perencanaan pajak. sebagai berikut:
Semakin besar ukuran suatu Jenis, Sumber Data dan Metode
perusahaan maka akan semakin Pengumpulan Data
optimal manajemen pajak perusahaan Data yang digunakan adalah
tersebut. data kuantitatif, yaitu data yang
Penelitian terdahulu yang diukur dalam suatu skala numerik
dilakukan oleh Sinaga dan Sukartha (angka). Penelitian ini menggunakan
(2018) menemukan bahwa ukuran data ini berupa laporan keuangan
perusahaan berpengaruh positif tahunan dari perusahaan sektor
terhadap manajemen pajak. property dan real estate yang terdapat
Sementara Rahmawati (2017) di Indonesia yang diambil dari Bursa
menemukan bahwa ukuran Efek Indonesia periode 2017 - 2020.
perusahaan tidak berpengaruh Teknik yang digunakan dalam
signifikan terhadap manajemen pajak. mengumpulkan data dalam penelitian
H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh ini adalah dokumentasi, yaitu dengan
Positif terhadap Manajemen Pajak cara mengumpulkan, mencatat, dan
METODE PENELITIAN mengkaji data sekunder yang berupa
laporan keuangan sektor tersebut
Jenis Penelitian, Populasi dan Teknik
yang dipublikasikan oleh BEI.
Pengambilan Sampel

12
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Definisi Operasional dan Pengukuran otomatis meningkatkan kinerja


Variabel perusahaan. Dalam penelitian ini cara
Manajemen Pajak mengukur kompensasi manajemen
Variabel terikat dalam menggunakan logaritma natural dari
penelitian ini ialah manajemen pajak. total kompensasi yang diterima
Hartiyah dan Sadewo (2017) selama setahun oleh eksekutif
menyatakan bahwa manajemen pajak perusahaan, dengan menggunakan
adalah pengelolaan kewajiban jumlah kompensasi kas yang diterima
perpajakan dengan menggunakan oleh eksekutif perusahaan (Dewan
strategi untuk meminimalkan jumlah Direksi dan Dewan Komisaris)
beban pajak. Penelitian ini sebagai proksi atas variabel
menggunakan ukuran manajemen kompensasi ini. Proksi yang
pajak yang mengacu pada penelitian digunakan untuk mengukur
Putri (2017) dengan menggunakan kompensasi manajemen ini mengikuti
Effective Tax Rates (ETR). Effective pendekatan yang dilakukan oleh
Tax Rates (ETR) dapat diartikan Khairunnisa (2016).
sebagai besarnya beban pajak yang
harus dibayarkan oleh subyek pajak Profitabilitas
dalam jumlah yang wajar sehingga Halim dan Hanafi (2012:165)
tidak menghambat pencapaian tujuan menjelaskan definisi profitabilitas
subyek pajak. Perhitungan dapat adalah ukuran untuk menilai efisiensi
dijabarkan sebagai berikut: penggunaan modal dalam suatu
perusahaan dengan membandingkan
antara modal yang digunakan dengan
laba operasional yang dicapai. Untuk
Kompensasi Manajemen
mengukur profitabilitas menggunakan
Kompensasi manajemen
proxy rasio return on asset (ROA)
merupakan biaya sebagai kompensasi
dengan rumus:
terhadap manajemen agar manajemen
dapat lebih transparan dan
meningkatkan kinerja manajemen dan
13
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Capital Intensity Ratio Statistik deskriptif digunakan


Perusahaan memiliki jumlah untuk mendeskripsikan atau
persediaan dan aktiva tetap dapat memberikan gambaran tentang
dihubungkan dengan Capital intensity variabel-variabel dalam penelitian ini,
ratio. Capital intensity ratio nilai minimum, nilai maksimum, rata-
menunjukkan proporsi aset tetap di rata (mean) dan standar deviasi.
dalam perusahaan yang diukur Uji Asumsi Klasik
dengan cara membandingkan dengan a. Uji Normalitas
total aset yang dimiliki. Capital Ghozali (2017:127) menyatakan
intensity ratio diperoleh dengan bahwa uji normalitas dilakukan untuk
membandingkan nilai buku atau total menguji apakah suatu model regresi,
aset tetap dan total aset (Riana dan suatu variabel independen dan
Kurniati, 2020). Adapun rumus yang variabel dependen atau keduanya
digunakan dalam perhitungan Capital mempunyai distribusi normal atau
Intensity Ratio sebagai berikut: tidak. Begitu pula untuk metode
Kolmogorov-Smirnov data dikatakan
terdistribusi normal apabila Asymp.
Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05.
Ukuran Perusahaan
b. Uji Multikolinearitas
Ukuran perusahaan
Uji Multikolinearitas digunakan
merupakan suatu pengklasifikasian
untuk mendeteksi apakah di dalam
sebuah perusahaan berdasarkan
model regresi terdapat adanya
jumlah aset yang dimiliki oleh
korelasi antara variabel bebas
perusahaan. Ukuran perusahaan
(independen). Pengujian ada atau
diukur menggunakan logaritma
tidaknya multikolinieritas di dalam
natural dari total aset perusahaan
model regresi dapat dilakukan dengan
yang ada didalam neraca laporan
melihat nilai tolerance dan nilai
keuangan perusahaan (Putri, 2017).
variance inflation factor (VIF)
(Ghozali,2017:36). Untuk mendeteksi
Teknik Analisis Data adanya nilai dari VIF (Variance
Uji Statistik Deskriptif
14
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Influence Factor) dan tolerance. Jika Persamaan model yang digunakan


nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,01 dalam penelitian ini adalah sebagai
maka model regresi yang digunakan berikut:
terbebas dari masalah multikolieritas. Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4
+e
c. Uji Heteroskedastisitas
Dimana:
Uji ini digunakan untuk melihat Y = Manajemen Pajak
a = Konstanta
apakah terdapat ketidaksamaan
X1 = Kompensasi
varians dari residual satu pengamatan Manajemen
X2 = Profitabilitas
ke pengamatan yang lain. Deteksi
X3 = Capital Intensity Ratio
heteroskedastisitas dapat dilakukan X4 = Ukuran Perusahaan
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi
dengan metode scatter plot dengan
variabel bebas.
memplotkan nilai ZPRED (nilai e = Termor Error
Uji Hipotesis
prediksi) dengan SRESID (nilai
a. Uji Simultan (Uji F)
residualnya).
F-test digunakan untuk
d. Uji Autokorelasi
menguji apakah semua variabel
Uji Autokorelasi bertujuan
independen atau variabel bebas
untuk menguji apakah suatu model
yang dimasukkan dalam model
regresi linier ada korelasi antara
regresi mempunyai pengaruh
kesalahan pengganggu pada periode t
secara bersama-sama terhadap
dengan kesalahan pada periode t-1
variabel dependen atau terikat
(sebelumnya).Untuk mengetahui
(Ghozali, 2017). Kriteria dalam
apakah terjadi autokorelasi dalam
pengujian ini, sebagai berikut:
suatu model regresi, maka dalam
1. Jika F hitung > F tabel
penelitian ini digunakan Durbin
dengan nilai Sig < 0,05, maka
Watson Test (DW-Test) dengan
Ha diterima dan
ketentuan dL < DW < dU (Ghozali
Ho ditolak (berpengaruh).
2017:93).
2. Jika F hitung < F tabel
Analisis Linier Berganda
dengan nilai Sig > 0,05,
maka Ha ditolak dan Ho
diterima (tidak berpengaruh)
15
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

b. Uji Parsial (Uji t) Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pengujian signifikan Statistik Deskriptif
parameter individual ini
digunakan untuk mengetahui Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
apakah variabel bebas secara
individu mempengaruhi variabel
terkait dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan
(Ghozali, 2017:23).
Kriteria pengujian hipotesis ini Sumber : Lampiran 3, data diolah
yaitu: Berdasarkan hasil uji statistik
1. Jika nilai sig < 0,05 maka Ha deskriptif diatas, variabel dependen yaitu
diterima dan Ho ditolak manajemen pajak memiliki nilai rata-rata
2. Jika nilai sig > 0,05 maka Ha (mean) sebesar 0,02614251 dengan
ditolak dan Ho diterima. standar deviasi 0,02622258. Berdasarkan
2
c. Koefisien Determinasi (R ) lampiran 2 data-data penelitian diperoleh
Koefisien determinasi (R nilai minimum variabel manajemen pajak
Square atau R Kuadrat) atau pada perusahaan PT. Kawasan Industri
disimbolkan dengan R2 yang Jababeka Tbk (KIJA) tahun 2020 sebesar
bermakna sebagai sumbangan 0,00020714, dan nilai maksimum
pengaruh yang diberikan variabel manajemen pajak perusahaan PT. Bumi
independen (X) terhadap variabel Citra Permai Tbk (BCIP) tahun 2019
dependen (Y), atau dengan kata sebesar 0,12120892. Variabel independen
lain, nilai koefisien determinasi kompensasi manajemen memiliki nilai
atau R Square ini berguna untuk rata-rata sebesar 23,680658 dengan
memprediksi dan melihat standar deviasi 1,1783493. Perusahaan
seberapa besar kontribusi yang memiliki nilai kompensasi
pengaruh yang diberikan variabel manajemen terkecil adalah PT. Perdana
X secara simultan (bersama- Gapuraprima Tbk (GPRA) yaitu
sama) terhadap variabel Y. 21,938699 pada tahun penelitian 2017.

16
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Sedangkan perusahaan yang memiliki rata sebesar 31,409004 dengan dengan


nilai kompensasi manajemen terbesar standar deviasi 3,4368936. Perusahaan
yaitu PT. Ciputra Development Tbk yang memiliki nilai ukuran perusahaan
(CTRA) sebesar 26,444531 pada tahun terkecil yaitu PT. Alam Sutera Realty Tbk
penelitian 2017 dan 2018. (ASRI) sebesar 23,754772 pada tahun
Variabel independen penelitian 2017. Sedangkan perusahaan
profitabilitas mempunyai nilai rata-rata yang memiliki ukuran perusahaan terbesar
sebesar 0,05322905 dengan dengan yaitu PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk
standar deviasi 0,03523268. Perusahaan (KIJA) sebesar 37,040226 pada tahun
yang memiliki nilai profitabilitas terkecil penelitian 2020.
yaitu PT. Agung Podomoro Land Tbk Hasil Uji Asumsi Klasik
(APLN) sebesar 0,00024701 pada tahun Uji Normalitas
penelitian 2019. Sedangkan perusahaan Hasil uji normalitas dengan
yang memiliki profitabilitas terbesar yaitu menggunakan uji kolmogorov-smirnov
PT. Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebesar pada tabel 4.3 menunjukkan adanya
0,12383239 pada tahun penelitian 2019. hubungan yang normal. Diketahui nilai
Variabel independen capital intensity Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,111 dan
ratio mempunyai nilai rata-rata sebesar bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05.
0,05260833 dengan dengan standar Sehingga data ini bisa dilanjutkan untuk
deviasi 0,04241486. Perusahaan yang pengujian asumsi klasik berikutnya.
memiliki nilai capital intensity ratio Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
terkecil yaitu PT. Gowa Makassar
Tourism Development Tbk (GMTD)
sebesar 0,00165190 pada tahun penelitian
2018. Sedangkan perusahaan yang
memiliki capital intensity ratio terbesar
yaitu PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk
(KIJA) sebesar 0,16670229 pada tahun Sumber : Lampiran 4, data diolah
penelitian 2020. Dan variabel independen Uji Multikolinearitas
ukuran perusahaan mempunyai nilai rata-

17
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Uji multikolinearitas digunakan


untuk mendeteksi apakah dalam model
regresi terdapat korelasi antar variabel
independen (bebas). Model regresi yang
baik apabila tidak terjadi korelasi antar
variabel. Multikolinearitas dalam model
regresi dilihat dari nilai variance
Sumber : Lampiran 6, data diolah
inflatiation factor (VIF). Jika nilai
Berdasarkan hasil uji glejser pada
tolerance > 0,01 dan nilai VIF < 10 maka
tabel 4.5 diketahui bahwa hasil signifikan
model regresi yang digunakan terbebas
dari variabel kompensasi manajemen
dari masalah multikolinearitas. Hasil uji
sebesar 0,074 > 0,05, profitabilitas dengan
multikolinearitas disajikan dalam tabel
nilai sig 0,030 < 0,05, capital intensity
berikut:
ratio sebesar 0,987 > 0,05, sedangkan
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
ukuran perusahaan dengan nilai sig
sebesar 0,056 > 0,05. Pada variabel
profitabilitas terjadi heteroskedastisitas,
hal tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan grafik scatterpot sebagai

Sumber : Lampiran 5, data diolah berikut:

Berdasarkan hasil tabel hasil uji Gambar 4.1 Scatterplot Uji

multikolinearitas menunjukkan bahwa Heteroskedastisitas

masing-masing variabel memiliki nilai


tolerance lebih dari 0,01 dan nilai VIF
kurang dari 10, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel
independen (bebas). Sumber : Lampiran 7, data diolah

Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar diatas,


menunjukkan bahwa titik-titik data
menyebar di bawah dan di atas atau

18
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

sekitar angka 0, penyebaran titik-titik juga program spss versi 25 dapat dilihat pada
tidak membentuk pola bergelombang tabel 4.7 berikut:
menyempit kemudian melebar dan Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier
menyempit kembali dan tidak berpola Berganda
sehingga dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian terbebas dari gejala
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Lampiran 9, data diolah


Berdasarkan hasil tabel 4.7 maka
persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
Y = 0,163 - 0,001 X1 - 0,226 X2 - 0,032
Sumber : Lampiran 8, data diolah
X3 – 0,003 X4 + e
Tabel hasil uji autokorelasi
1. a = 0,163 artinya jika Kompensasi
menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson
Manajemen (X1), Profitabilitas (X2),
sebesar 1,484, yang terletak diantara dL
Capital Intensity Ratio (X3), dan
(1,34) s/d dU (1,72). Berdasarkan hasil
Ukuran Perusahaan (X4) diamsusikan
perhitungan tersebut, maka dapat
konstan pada nilai 0 maka variabel
disimpulkan bahwa dalam model regresi
Manajemen Pajak (Y) akan mengalami
tanpa kesimpulan atau keragu-raguan.
kenaikan sebesar 0,163.
Hasil Analisis Linier Berganda
2. β1 = -0,001 artinya Kompensasi
Dalam penelitian ini regresi linier
Manajemen (X1) bernilai negatif,
berganda dilakukan untuk mengetahui
dimana terdapat hubungan yang negatif
pengaruh dari variabel independen
antara Kompensasi Manajemen (X1)
Kompensasi Manajemen, Profitabilitas,
dengan Manajemen Pajak (Y). Apabila
Capital Intensity Ratio, dan Ukuran
Kompensasi Manajemen (X1)
Perusahaan terhadap variabel dependen
dinaikkan 1 score dan variabel lain
Manajemen Pajak. Hasil regresi dengan
konstan, maka Manajemen Pajak (Y)

19
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

akan mengalami penurunan sebesar Uji Simultan (Uji F)


0,001. Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan F
3. β2 = -0,226 artinya Profitabilitas (X2)
bernilai negatif, dimana terdapat
hubungan yang negatif antara
Profitabilitas (X2) dengan Manajemen
Pajak (Y). Apabila Profitabilitas (X2)
dinaikkan 1 score dan variabel lain Sumber : Lampiran 10, data diolah

konstan, maka Manajemen Pajak (Y) Berdasarkan hasil analisis pada

akan mengalami penurunan sebesar tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa

0,226. nilai sig 0,038 < 0,05 dan nilai F hitung

4. β3 = -0,032 artinya Capital Intensity 2,791 > 2,583. Maka disimpulkan bahwa

Ratio (X3) bernilai negatif, dimana Kompensasi Manajemen, Profitabilitas,

terdapat hubungan yang negatif antara Capital Intensity Ratio, dan Ukuran

Capital Intensity Ratio (X3) dengan Perusahaan secara bersama-sama

Manajemen Pajak (Y). Apabila Capital (simultan) berpengaruh variabel dependen

Intensity Ratio (X3) dinaikkan 1 score yaitu terhadap Manajemen Pajak.

dan variabel lain konstan, maka Uji Parsial (Uji t)

Manajemen Pajak (Y) akan mengalami Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

penurunan sebesar 0,032.


5. β4 = -0,003 artinya Ukuran Perusahaan
(X4) bernilai negatif, dimana terdapat
hubungan yang negatif antara Ukuran
Perusahaan (X4) dengan Manajemen
Pajak (Y). Apabila Ukuran Perusahaan
Sumber : Lampiran 11, data diolah
(X4) dinaikkan 1 score dan variabel
Berdasarkan hasil perhitungan
lain konstan, maka Manajemen Pajak
dalam tabel 4.9 diketahui bahwa nilai t
(Y) akan mengalami penurunan sebesar
tabel dengan jumlah sampel (n) = 56 (14 x
0,003.
4 tahun = 56 sampel). Setelah di outlier 7
Hasil Uji Hipotesis
perusahaan maka tersisa 49 sampel. Maka

20
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

nilai df = n – k – 1, df = 49 – 3 – 1 = 44 Intensity Ratio memiliki pengaruh


dengan taraf signifikan α = 0,05/2 = 0,025 negatif terhadap Manajemen Pajak.
dengan demikian diperoleh t tabel sebesar d. Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan
1,68023. hasil bahwa variabel Ukuran
a. Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan Perusahaan dengan nilai t hitung
hasil bahwa variabel Kompensasi sebesar 2,877 > t tabel 1,68023
Manajemen dengan nilai t hitung dengan nilai signifikan 0,006 < 0,05,
sebesar 0,309 < t tabel 1,68023 maka menunjukan bahwa Ha ditolak
dengan nilai signifikan 0,759 > 0,05, dan Ho diterima. Variabel Ukuran
maka menunjukan bahwa Ha ditolak Perusahaan memiliki pengaruh
dan Ho diterima. Variabel negatif terhadap Manajemen Pajak.
Kompensasi Manajemen memiliki Koefisien Determinasi (R2)
pengaruh negatif terhadap Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi (R2)
Manajemen Pajak.
b. Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan
hasil bahwa variabel Profitabilitas
dengan nilai t hitung sebesar 2,048 > t
tabel 1,68023 dengan nilai signifikan Sumber : Lampiran 12, data diolah
0,047 < 0,05, maka menunjukan Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. determinasi (R2) diketahui bahwa
Variabel Profitabilitas memiliki koefisien determinasi (adjusted R2)
pengaruh negatif terhadap sebesar 0,130 yang dapat diartikan bahwa
Manajemen Pajak. 13% Manajemen Pajak dipengaruhi oleh
c. Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan Kompensasi Manajemen, Profitabilitas,
hasil bahwa variabel Capital Intensity Capital Intensity Ratio, dan Ukuran
Ratio dengan nilai t hitung sebesar Perusahaan sedangkan 87% dipengaruhi
0,327 < t tabel 1,68023 dengan nilai oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
signifikan 0,745 > 0,05, maka dalam variabel penelitian.
menunjukan bahwa Ha ditolak dan Pembahasan
Ho diterima. Variabel Capital

21
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Berdasarkan penelitian yang telah kriteria tertentu, memperoleh insentif


dilakukan oleh penulis, maka dapat penurunan tarif sebesar 5% dan kriteria
diinterprestasikan sebagai berikut: untuk memperoleh insentif tersebut,
Pengaruh Kompensasi Manajemen sesuai peraturan perundang-undangan di
terhadap Manajemen Pajak Indonesia, diluar kuasa manajemen
Hasil pengujian hipotesis perusahaan.
pertama menyatakan bahwa t hitung 0,309 Pengaruh Profitabilitas terhadap
< t tabel 1,68023 dengan nilai signifikan Manajemen Pajak
0,759 > 0,05, hal tersebut menunjukkan Hasil pengujian hipotesis kedua
bahwa variabel kompensasi manajemen menyatakan bahwa t hitung sebesar 2,048
tidak berpengaruh terhadap manajemen > t tabel 1,68023 dengan nilai sig 0,047 <
pajak. Berdasarkan hal tersebut maka 0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis kompensasi manajemen variabel profitabilitas berpengaruh
berpengaruh positif terhadap manajemen signifikan terhadap manajemen pajak.
pajak ditolak. Hasil penelitian ini Hasil penelitian juga menunjukkan adanya
konsisten dengan hasil penelitian yang pengaruh negatif antara profitabilitas
dilakukan oleh Fahreza (2014) yang terhadap manajemen pajak. Berdasarkan
menunjukan kompensasi manajemen tidak hal tersebut maka hipotesis profitabilitas
berpengaruh secara signifikan terhadap berpengaruh negatif terhadap manajemen
manajemen pajak yang diukur pajak diterima. Profitabilitas berpengaruh
menggunakan proksi GAAP effective tax terhadap manajemen pajak dengan arah
rate. negatif, dimana rasio profitabilitas yang
Hal ini disebabkan bahwa tinggi mengakibatkan nilai ETR
pemberian kompensasi manajemen tidak perusahaan kecil. Hal ini disebabkan
mampu mempengaruhi motivasi karyawan karena ketika laba perusahaan meningkat
dalam manajemen pajak untuk mengakibatkan pajak penghasilan
mengefisiensikan pembayaran pajak perusahaan juga meningkat.
perusahaan, serta terdapat perbedaan Meningkatnya pajak penghasilan ini
insentif pajak terhadap perusahaan yang mengakibatkan perusahaan berusaha
listing di Bursa Efek Indonesia dengan untuk mengurangi beban pajaknya dengan

22
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

cara melakukan manajemen pajak. hipotesis capital intensity ratio memiliki


Berkurangnya beban pajak ini pengaruh positif terhadap manajemen
disebabkan karena perusahaan berhasil pajak ditolak.
memanfaatkan adanya insentif pajak Hasil penelitian ini menunjukkan
dan pengurang pajak yang lain yang bahwa perusahaan menggunakan aset
dapat menyebabkan tarif pajak efektif tetapnya untuk operasional perusahaan,
perusahaan lebih rendah dari yang bukan semata-mata untuk memanfaatkan
semestinya. Menurut agency theory beban penyusutan aset tetap, yang mana
semakin tinggi profitabilitas perusahaan beban penyusutan aset tetap secara fiskal
maka manajer akan melakukan merupakan beban yang dapat menjadi
manajemen pajak semaksimal mungkin pengurang penghasilan kena pajak,
sehingga beban pajak yang dibayarkan sehingga dapat mengurangi pajak
kecil dengan demikian manajer dapat penghasilan perusahaan. Penelitian ini
memperoleh kompensasi sebaga bagian sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dari agency cost. oleh Riana dan Kurniati (2020) yang
Penelitian ini sesuai dengan sama-sama mengemukakan bahwa capital
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya intensity ratio tidak memiliki pengaruh
dan Febrianti (2017) yang sama-sama yang signifikan terhadap manajemen
mengemukakan bahwa profitabilitas pajak. Dan penelitian ini tidak sejalan
memiliki pengaruh negatif terhadap dengan penelitian yang dilakukan oleh
manajemen pajak. Sinaga dan Sukartha (2018).
Pengaruh Capital Intensity Ratio Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen Pajak terhadap Manajemen Pajak
Hasil pengujian hipotesis ketiga Hasil pengujian hipotesis
menyatakan bahwa t hitung sebesar 0,327 keempat menyatakan bahwa t hitung
< t tabel 1,68023 dengan nilai sig 0,745 > sebesar 2,877 > t tabel 1,68023 dengan
0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai sig 0,006 < 0,05, hal tersebut
variabel capital intensity ratio tidak menunjukkan bahwa variabel ukuran
berpengaruh terhadap manajemen pajak. perusahaan berpengaruh signifikan
Berdasarkan hal tersebut maka perumusan terhadap manajemen pajak. Karena hasil

23
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

penelitian ini juga menunjukkan adanya kompensasi manajemen tidak mampu


pengaruh negatif antara ukuran mempengaruhi motivasi karyawan
perusahaan terhadap manajemen pajak, dalam manajemen pajak untuk
maka hipotesis ukuran perusahaan mengefisiensikan pembayaran pajak
berpengaruh positif terhadap manajemen perusahaan serta adanya perbedaan
pajak ditolak. peraturan perundang-undangan antara
Sesuai dengan penelitian Indonesia dan negara tempat
sebelumnya yang diteliti oleh Rahmawati pengujian yang dilakukan peneliti
(2017) menyatakan bahwa perusahaan sebelumnya, dimana semenjak
tidak melakukan manajemen pajak untuk reformasi perpajakan di Indonesia
menekan tarif pajak efektif. Karena yang dilakukan tahun 2008, terdapat
perusahaan besar sudah pasti akan insentif pajak terhadap perusahaan
mendapat yang listing di Bursa dengan kriteria
perhatian besar dari pemerintah terkait tertentu, memperoleh insentif
dengan laba yang diperoleh. Laba yang penurunan tarif sebesar 5%, dan
besar dari perusahaan besar akan menjadi kriteria untuk memperoleh insentif
perhatian fiskus untuk dikenai pajak tersebut, sesuai peraturan Perundang-
sesuai dengan aturan perundang-undangan undangan di Indonesia, diluar kuasa
yang berlakuPenelitian ini tidak sesuai manajemen perusahaan.
dengan penelitian yang dilakukan oleh b. Profitabilitas yang direpresentasikan
Sinaga dan Sukartha (2018) yang terbukti memiliki pengaruh negatif
mengemukakan bahwa ukuran perusahaan dan signifikan terhadap manajemen
berpengaruh positif terhadap manajemen pajak perusahaan. Hal ini disebabkan
pajak. karena ketika laba perusahaan
Kesimpulan meningkat mengakibatkan pajak
a. Kompensasi Manajemen yang penghasilan perusahaan juga
direpresentasikan terbukti tidak meningkat. Meningkatnya pajak
memiliki pengaruh terhadap penghasilan ini mengakibatkan
manajemen pajak perusahaan. Karena perusahaan berusaha untuk
hal ini disebabkan bahwa pemberian mengurangi beban pajaknya dengan

24
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

cara melakukan manajemen pajak. sehingga semakin besar pula jumlah


Berkurangnya beban pajak ini pajak yang dibayarkan setiap
disebabkan karena perusahaan tahunnya.
berhasil memanfaatkan adanya a. Ukuran Perusahaan yang
insentif pajak dan pengurang pajak direpresentasikan terbukti
yang lain yang dapat menyebabkan berpengaruh negatif dan signifikan
tarif pajak efektif perusahaan lebih terhadap manajemen pajak.
rendah dari yang semestinya. Perusahaan tidak melakukan
Menurut agency theory semakin manajemen pajak untuk menekan tarif
tinggi profitabilitas perusahaan maka pajak efektif. Karena perusahaan
manajer akan melakukan manajemen besar sudah pasti akan mendapat
pajak semaksimal mungkin sehingga perhatian besar dari pemerintah
beban pajak yang dibayarkan kecil terkait dengan laba yang diperoleh.
dengan demikian manajer dapat Laba yang besar dari perusahaan
memperoleh kompensasi sebaga besar akan menjadi perhatian fiskus
bagian dari agency cost. untuk dikenai pajak sesuai dengan
c. Capital Intensity Ratio yang aturan perundang-undangan yang
direpresentasikan terbukti tidak berlaku.
memiliki pengaruh terhadap Saran
manajemen pajak. Dengan adanya Berdasarkan pada simpulan,
jumlah persediaan dan aktiva tetap maka saran yang diberikan pada penelitian
suatu perusahaan yang nantinya dapat ini adalah:
dihubungkan dengan capital intensity a. Bagi Investor
ratio dimana perusahaan tidak dapat Investor sebaiknya
mengurangi jumlah pajak yang mempertimbangkan terlebih dahulu
dibayarkan setiap tahunnya dengan hal yang berkaitan dengan informasi-
biaya depresiasi yang terdapat dalam informasi yang diberikan oleh
aktiva tetap tersebut. Hal tersebut perusahaan pada laporan tahunan
berarti bahwa perusahaan memiliki sebagai pertimbangan kebijakan
jumlah aktiva tetap yang rendah dalam penanaman modal.

25
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

b. Bagi Peneliti Selanjutnya penelitian ini dan juga menambah


Peneliti selanjutnya diharapkan dapat tahun penelitian guna mengetahui
menambah variabel lain di luar faktor-faktor apa saja yang memiliki
variabel yang sudah ada dalam pengaruh terhadap manajemen pajak.

26
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Vicky.2015. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Intensitas


Aset Tetap, Intensitas Persediaan, dan Komisaris Independen terhadap Effective
Tax Rate (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010-2014).” Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Armstrong, C.S., J.L. Blouin, and D.F. Larcker. 2015. "Corporate Governance,
Incentive, and Tax Avoidance". Journal of Accounting and Economics, 60 (1), pp:
1-17.

Darmadi, I. N. H. (2013). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pajak Dengan Indikator


Tarif Pajak Efektif. In E-jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro (Vol. 26).

Detik Finance. (2013). Berpotensi Lakukan Penghindaran Pajak, 40% Pengembang


Real Estate Perlu Diperiksa. https://finance.detik.com. Diakses 03 Desember 2021.

Direktorat Jenderal Pajak. 2007. Undang-Undang No.28 Tahun 2007 Tentang


Ketentuan dan Undang-Undang Perpajakan (KUP)

Direktorat Jenderal Pajak. 2008. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan (PPh)

Fahreza. (2014). Pengaruh Kompensasi Manajemen dan Reputasi Auditor terhadap


Manajemen Pajak. Jurnal Telaah Akuntansi Dan Bisnis, 5(1), 69–86.

Fay, D. L. (1967). Metodologi Penelitian. Angewandte Chemie International Edition,


6(11), 951–952., 28–55.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2017). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM


SPSS 19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.

Halim dan Hanafi. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama.
Unit Penerbit Dan Percetakan AMP-YKPN. Yogyakarta.

Hartiyah dan Sadewo, 2017. Pengaruh Kompensasi Manajemen, Reputasi Auditor,


Profitabilitas, Laverege Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan
Manufaktur Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi, Universitas Sains Al-Qur’an.

Hatmawan, A, A., & Riyanto, S. 2020. Metode Riset Penelitian Kuantitatif,

27
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Yogyakarta: CV. Budi Utama

Imelia, Septi. 2015. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan
Indikator Tarif Pajak Efektif (ETR) Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Dalam
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012”.Fakultas Ekonomi Universitas Riau,
Pekanbaru.

Irawan, H. P., & Farahmita, A. (2012). Pengaruh Kompensasi Manajemen dan


Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak. Jurnal Telaah Akuntansi Dan
Bisnis, 5(1), 69–86.

Katadata. (2017). Ditjen Pajak: Kontribusi 100 Wajib Pajak Besar Sektor Properti
Anjlok. https://katadata.co.id/. Diakses 03 Desember 2021.

Kontan. (2016). Laba Bersih Sektor Properti Anjlok 37% di 2015.


https://investasi.kontan.co.id/. Diakses 03 Desember 2021.

Majalah Pajak, Problematika Pajak Di-Balik Maraknya-Bisnis Property.


htpps://majalahpajak.net. Edisi. Diakses 05 November 2021.

Mamik. (2015). Metodologi Kualitatif (Cetakan Pertama). Zifatama Publisher.

Mardiasmo. (2018). Perpajakan (Edisi Terbaru 2018). Yogyakarta: CV ANDI


OFFSET

Mulyono, dkk, 2008. “Sekilas Tentang Manajemen Pajak”. Jurnal Administrasi Bisnis.
Volume 4, Nomor 2. Universitas Katolik Parahyangan.

Putri, Meiliza Celara Angela. 2017. “Pengaruh Kompensasi Manajemen, Corporate


Governance, Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Pajak”. JOM Fekon Vol.4
No.1. Faculty Economic Riau University.

Putri, M., Zirman, Z., & Sofyan, A. (2017). Pengaruh Kompensasi Manajemen,
Corporate Governance, Reputasi Auditor terhadap Manajemen Pajak (Studi
Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bei Tahun 2011-2014).
Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 294–308.

Putri dan Wardani. 2018. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap
Manajemen Pajak. Jurnal Akuntansi & Manajemen Akmenika Vol.15 No.1 Tahun
2018, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Khairunnisa, R. 2016. “Pengaruh Kompensasi Manajemen, Kepemilikan Institusional,


Dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Pajak Perusahaan”. JOM Fekon
Vol.3 No.1. Faculty Economic Riau University.

28
Rizky Andriawan/Jurnal Analisa 1 (1) (2022)

Rahmawati, H. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Fasilitas


Perpajakan, dan Komisaris Independen terhadap Manajemen Pajak pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Fakultas Ekonomi, 4(1), 2907–2921.

Riana dan Kurniati. 2020. “Pengaruh Capital Instensity Ratio, Leverage Perusahaan
Terhadap Manajemen Pajak Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2017. Jurnal medikonis STIE Tamansiswa Banjarnegara. Vol.20, STIE
Tamansiswa Banjarnegara.

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Gajah Mada


University Press, Yogyakarta.

Rodriguez, E., F. and Arias., M. 2013. Do Business Characteristics Determine an


Effective Tax Rate?. The Chinese Economy, Vo. 45 No.6.

Sinaga, R. R., & Sukartha, I. M. (2018). Pengaruh Profitabilitas, CIR, Size, dan
Leverage pada Manajemen Pajak Perusahaan Manufaktur di BEI 2012-2015. E-
Jurnal Akuntansi, 22, 2177.

Siyoto, D. S., & Sodik, M. A. (2015). DASAR METODOLOGI PENELITIAN (Cetakan


1). Literasi Media Publishing.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: CV Alfabeta

Suripto. (2020). Intensitas Modal Memoderasi Pengaruh Kompensasi Manajemen Dan


Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Manajemen Pajak Perusahaan sektor Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis Indonesia, 15(1),
33–44.

Wijaya, S. E., & Febrianti, M. (2017). Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Inventory
Intensity, dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak. Jurnal Bisnis
Dan Akuntansi, 19(4), 274–280.

www.idx.co.id (diakses pada tanggal 06 November 2021)


www.kompas.com (diakses pada tanggal 06 November 2021)

29

Anda mungkin juga menyukai