PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara dan Penghasilan terbesar suatu
negara salah satunya diperoleh dari pajak, yang dimana ini digunakan untuk
meningkatkan pembangunan suatu negara. Namun, dalam pengoptimalan penerimaan
pajak masih mengalami kendala, salah satunya dikarenakan adanya agresivitas pajak.
Agresivitas pajak membantu perusahaan menghemat arus kas serta menyeimbangkan
kondisi keuangan perusahaan (Kubick & Lockhart, 2017). Selain itu juga Sektor
perpajakan ini adalah salah satu sumber pendapatan negara yang memang sangat
penting sehingga perlu dilakukan pembenahan dan pembinaan pengawasan serta
pemanfaatannya sebagai sumber pendapatan nasional. Pajak juga dapat digunakan
sebagai sarana atau alat bagi pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
dan berkelanjutan.
Pengertian pajak, Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara
yang masuk dalam kas negara yang melaksanakan pada undang-undang serta
pelaksanaannya dapat dipaksakan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut digunakan
oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum.(mardiasmo,
2016:3).
Pajak dipungut dengan syarat keadilan, syarat yuridis, tidak mengganggu ekonomi,
harus efisien, serta pemungutannya harus sederhana. Pajak adalah sumber utama
penerimaan Negara, sebagai sumber pembiayaan untuk kegiatan pembangunan
nasional dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Setiap tahunnya
pemerintah selalu meningkatkan target penerimaan pajak, namun pada kenyataannya
penerimaan pajak yang ditargetkan oleh pemerintah tidak tercapai.
Tabel 1.
Hal ini menandakan pemerintah gagal untuk mencapai target pajak pada tahun-tahun
tersebut.Namun di tahun 2022 persentase perbandingan realisasi dan target pajak naik.
Pada Tabel 1. besarnya realisasi penerimaan Negara dari sektor pajak yang meliputi
semua jenis pajak pada tahun 2020 adalah sebesar 1.285,2 Triliun Rupiah dari jumlah
penerimaan yang ditargetkan yaitu 1.404,5 Triliun Rupiah. Dengan tercapainya
penerimaan pajak sebesar itu maka bila dipersentasekan penerimaan pajaknya adalah
sebesar 91,50% dari jumlah target.
Tahun 2021 penerimaan pajaknya sebesar 2.011,3 Triliun Rupiah dari jumlah
penerimaan yang ditargetkan yaitu 2.784,4 Triliun Rupiah.Dengan tercapainya
penerimaan pajak sebesar itu maka bila dipersentasekan penerimaan pajaknya adalah
sebesar 72,23% dari jumlah target.Tahun 2022 pencapaian realisasi penerimaan
pajaknya adalah sebesar 2.436,8 Triliun Rupiah dari jumlah penerimaan yang
ditargetkan yaitu 2.626,4 Triliun Rupiah. Dengan tercapainya penerimaan pajak
sebesar itu maka bila dipersentasekan penerimaan pajaknya adalah sebesar 92,78%.
Dapat diketahui bahwa Target penerimaan pajak 2021 yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai sulit dicapai karena kondisi
perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian. Di satu sisi, perlu dilakukan
evaluasi dari tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tapi penerimaan
pajak masih rendah.begitupun target penerimaan pajak yang ditetapkan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terlalu tinggi sehingga sulit untuk
dicapai. Jika dilihat dan bandingkan 10 tahun ke belakang, target penerimaan pajak
selalu sulit tercapai. Apalagi mengingat pada 2021, perekonomian masih penuh
dengan ketidakpastian karena pandemi COVID–19 masih terjadi.
penerimaan pajak harus berbanding lurus dengan kinerja perekonomian. Jika tidak,
evaluasi harus dilakukan oleh pemerintah dalam berbagai hal, baik itu perdagangan
maupun kegiatan-kegiatan lainnya. kemungkinan besar ada masalah terkait
perdagangan, secara khusus penarikan pajak dari aktivitas impor. Pemerintah perlu
melakukan penelusuran yang lebih lanjut terkait kekurangan penarikan, apakah dari
pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penghasilan (PPh), atau bea impor.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada
laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Menurut
(Kasmir 2019:114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio
ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Menurut (Prihadi 2020:166), profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba.
Dalam pemberian CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan memang perusahaan
akan beranggapan bahwa CSR merupakan beban yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan, padahal sebenarnya CSR merupakan suatu bentuk timbal balik
perusahaan kepada masyarakat dalam hal tanggung jawab sosial terhadap masyarakat,
sedangkan ekspektasi yang diharapkan oleh sebagian besar masyarakat tidak sesuai
dengan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan (Oktaviana, 2014). Maka dari itu
Perusahaan akan berusaha mencari strategi keputusan perusahaan untuk
meminimalkan beban perusahaan. Praktik perencanaan agresivitas pajak sering
dilakukan oleh perusahaan. Entah itu perencanaan agresivitas pajak yang dilakukan
secara legal ataupun perencanaan agresivitas ilegal.
Effective Tax Rate (ETR) digunakan dalam penelitian ini untuk memproksikan
variabel agresivitas pajak.Wibowo (2012) dalam Hanum dan Zulaikha (2013)
mendefinisikan ETR sebagai suatu rasio pajak yang dibayarsuatu perusahaan
atasjumlah penghasilan sebelum pajak, dengan demikian bisadiketahui besarnya
prosentase perubahan pembayaran pajak sesungguhnya terhadap laba komersial yang
diterima perusahaan. Karayan dan Swenson (2007) mengungkapkan ada banyak cara
yang digunakan untuk menilaibagaimana perusahaan mengatur beban pajaknya, salah
satunya adalah dengan mengamati besaran tarif efektifnya.
Salah satu sektor industri yang menarik untuk diteliti adalah sektor
manufaktur.Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek penelitian karena
perusahaan manufaktur lebih mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan memiliki
tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap setiap kejadian baik internal maupun eksternal
perusahaan.Perusahaan manufaktur juga sangat terkait dengan lingkungan dan
masyarakat (Deriyarso, 2014).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
3. Apakah CSR dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas pada agresivitas
pajak?
4. Apakah CSR dapat memoderasi pengaruh likuiditas pada agresivitas pajak?
Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya
maupun yang secara langsung terkait di dalamnya. Adapun manfaat penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Akademik
Sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan kepatuhan
wajib pajak. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal
tersebut, serta diperolehnya manfaat dari pengalaman penelitian.
2. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan
ilmu pengetahuan.
b. Untuk menambah koleksi pengetahuan mahasiswa lain serta
sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.
c. Sebagai penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada dilapangan
3. Manfaat Praktis
Sebagai kontribusi dalam usaha peningkatan kepatuhan dan mengetahui kesadaran
wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan
penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk perusahaan dalam rangka
pelaksanaan dan pengungkapan CSR perusahaan, serta berguna bagi Direktorat
Jenderal Pajak untuk membuat kebijakan dalam menekan resiko yang ditimbulkan
dari agresivitas pajak.
4. Manfaat Kebijakan,
kontribusi kebijakan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris kepada
pemerintah sehingga dapat mempertimbangan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan pajak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PAJAK
Berdasarkan undang-undang Nomor. 28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran
rakyat.
2. PROFITABILITAS
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada
laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.
Menurut (Kasmir 2019:114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi. Menurut (Prihadi 2020:166), profitabilitas adalah
kemampuan menghasilkan laba.
3. LIKUIDITAS
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka
pendek yang dimiliki. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi
kemungkinan memiliki resources yang baik sehingga memiliki aktiva lancar yang
baik untuk menutupi hutang lancarnya, sedangkan apabila likuiditas perusahaan
rendah menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
yang dimiliki dengan kurang baik sehingga kemungkinan dapat mengacu pada
tindakan agresivitas pajak untuk memperbaiki likuiditas perusahaan (Herlinda &
Rahmawati, 2021). Pada umumnya likuiditas yang baik tidak akan meminimalisir
pajak dengan meminimalisir biaya yang ada. Menurut Prabowo & Sutanto (2019)
perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi akan berusaha untuk
mengalokasi laba periode berjalan ke periode selanjutnya
H3
PROFITABILITAS (X1)
LIKUIDITAS (X2) H1
AGRESITIVITAS PAJAK (Y)
H4
H2
CORPORATE
SOCIAL
2.3 HIPOTESIS
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang
bersifat asosiatif. Metode kuantitatif yang dikemukakan oleh Sugiyono (Azzahra,
2020) menjelaskan bahwa metode kuantitatif berdasarkan filosofi positivism yang
digunakan untuk meneliti populasi atau spesifik sampel, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Menurut Rusiadi, et al (2016:12),
penelitian asosiatif / kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala.
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui akses langsung situs resmi BEI
yaitu www.idx.co.id. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2020-2022
Objek penelitian ini adalah agresivitas pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2020-2022
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dilakukan pada
tahun 2020-2022. Pemilihan 3 tahun dengan tujuan mendapatkan data terbaru dan
diharapkan memeroleh hasil yang lebih baik.
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur di BEI pada 2020-
2022 dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 63
perusahaan. Penelitian ini menggunakan
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka. Sementara sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen yang terdapat laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI yang dapat diperoleh dari website
www.idx.co.id serta melalui www.sahamOK.com
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi.
Setelah memperoleh daftar semua perusahaan pada sektor pertambangan selama
periode tahun 2020-2022 di www.sahamok.com, kemudian mengakses laporan
keuangan dan laporan keuangan tahunannya dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan.
Teknik analisis data yang dilaksanakan ialah analisis regresi linear berganda dan
(MRA) Moderated Regression Analysis.
Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan lebih dari satu
variabel independen. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui
arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2018).Rumus untuk menguji pengaruh variable independen terhadap
variable dependen yaitu :
Salah satu cara untuk menguji regresi dengan variabel moderating yaitu dengan
menggunakan uji interaksi. Uji Interaksi Moderated Regression Analysis (MRA) yaitu
aplikasi dari regresi linear berganda dimana dalam persamaannya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua/lebih variabel independen). Moderated Regression Analysis
menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sample dan
memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Metode ini
dilakukan dengan menambahkan variabel perkalian antara variabel bebas dengan
variabel moderatingnya.
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan analisis khusus regresi berganda
linier dimana persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau
lebih variabel independen). Pada penelitian ini, interaksi yang terjadi adalah perkalian
antara profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas dan pengeluaran
zakat. Pengolahan analisis regresi moderasi dilakukan dengan membandingkan
persamaan regresi untuk menentukan jenis variabel moderator sebagai berikut :
(Model Regresi 2)
(Model Regresi 3)
Dans Devi., Luh Gede Krisna Dewi (2019). Pengaruh profitabilitas pada agresivitas
pajak dengan pengungkapan CSR sebagai variabel moderasi. Vol 27.
Mega Arisia Dewi., Devi Edriani., Swasta Bangun., Posman WH Hasibuan (2023).
License. Peran CSR Memoderasi Hubungan Intensitas Modal, Kepemilikan
Institusional, dan Ukuran Perusahaan dengan Penghindaran Pajak. Vol 7.
https://doi.org/10.33395
Lutfy Nur Kamelia., Nur Rahmanti., Puji Rahayu. (2023). pengaruh likuiditas,
profitabilitas dan leverage terhadap agresivitas pajak dengan corporate social
responsibility sebagai variabel moderasi. Vol 2.
https://ejournal.citakonsultindo.or.id/index.php/CITACONOMIA/indexdex.
Kadek Kristina Surya Dewi., Gerianta Wirawan Yasa (2020). The Effects of Executive
and Company Characteristics on Tax Aggressiveness. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Bisnis. Vol.15 No. 2. https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab