Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara dan Penghasilan terbesar suatu
negara salah satunya diperoleh dari pajak, yang dimana ini digunakan untuk
meningkatkan pembangunan suatu negara. Namun, dalam pengoptimalan penerimaan
pajak masih mengalami kendala, salah satunya dikarenakan adanya agresivitas pajak.
Agresivitas pajak membantu perusahaan menghemat arus kas serta menyeimbangkan
kondisi keuangan perusahaan (Kubick & Lockhart, 2017). Selain itu juga Sektor
perpajakan ini adalah salah satu sumber pendapatan negara yang memang sangat
penting sehingga perlu dilakukan pembenahan dan pembinaan pengawasan serta
pemanfaatannya sebagai sumber pendapatan nasional. Pajak juga dapat digunakan
sebagai sarana atau alat bagi pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
dan berkelanjutan.

Pengertian pajak, Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara
yang masuk dalam kas negara yang melaksanakan pada undang-undang serta
pelaksanaannya dapat dipaksakan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut digunakan
oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum.(mardiasmo,
2016:3).

Pajak dipungut dengan syarat keadilan, syarat yuridis, tidak mengganggu ekonomi,
harus efisien, serta pemungutannya harus sederhana. Pajak adalah sumber utama
penerimaan Negara, sebagai sumber pembiayaan untuk kegiatan pembangunan
nasional dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Setiap tahunnya
pemerintah selalu meningkatkan target penerimaan pajak, namun pada kenyataannya
penerimaan pajak yang ditargetkan oleh pemerintah tidak tercapai.

Tabel 1.

Penerimaan Pajak Tahun 2020 – 2022

Tahun Target(Dalam Realisasi(Dalam % tase Realisasi


Triliun Rupiah) Triliun Rupiah) Penerimaan Pajak

2020 1.404,5 1.285,2 91,50%


2021 2.784,4 2.011,3 72,23%
2022 2.626,4 2.436,8 92,78%

Sumber: www.kemenkeu.go.id, 2023 dan bps.go.id

Berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan berkenaan


dengan evaluasi penerimaan pajak di akhir tahun 2020-2021, terjadi peningkatan
jumlah penerimaan pajak tetapi persentase perbandingan realisasi dan target pajaknya
terus menurun.

Hal ini menandakan pemerintah gagal untuk mencapai target pajak pada tahun-tahun
tersebut.Namun di tahun 2022 persentase perbandingan realisasi dan target pajak naik.
Pada Tabel 1. besarnya realisasi penerimaan Negara dari sektor pajak yang meliputi
semua jenis pajak pada tahun 2020 adalah sebesar 1.285,2 Triliun Rupiah dari jumlah
penerimaan yang ditargetkan yaitu 1.404,5 Triliun Rupiah. Dengan tercapainya
penerimaan pajak sebesar itu maka bila dipersentasekan penerimaan pajaknya adalah
sebesar 91,50% dari jumlah target.

Tahun 2021 penerimaan pajaknya sebesar 2.011,3 Triliun Rupiah dari jumlah
penerimaan yang ditargetkan yaitu 2.784,4 Triliun Rupiah.Dengan tercapainya
penerimaan pajak sebesar itu maka bila dipersentasekan penerimaan pajaknya adalah
sebesar 72,23% dari jumlah target.Tahun 2022 pencapaian realisasi penerimaan
pajaknya adalah sebesar 2.436,8 Triliun Rupiah dari jumlah penerimaan yang
ditargetkan yaitu 2.626,4 Triliun Rupiah. Dengan tercapainya penerimaan pajak
sebesar itu maka bila dipersentasekan penerimaan pajaknya adalah sebesar 92,78%.

Dapat diketahui bahwa Target penerimaan pajak 2021 yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai sulit dicapai karena kondisi
perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian. Di satu sisi, perlu dilakukan
evaluasi dari tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tapi penerimaan
pajak masih rendah.begitupun target penerimaan pajak yang ditetapkan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terlalu tinggi sehingga sulit untuk
dicapai. Jika dilihat dan bandingkan 10 tahun ke belakang, target penerimaan pajak
selalu sulit tercapai. Apalagi mengingat pada 2021, perekonomian masih penuh
dengan ketidakpastian karena pandemi COVID–19 masih terjadi.

penerimaan pajak harus berbanding lurus dengan kinerja perekonomian. Jika tidak,
evaluasi harus dilakukan oleh pemerintah dalam berbagai hal, baik itu perdagangan
maupun kegiatan-kegiatan lainnya. kemungkinan besar ada masalah terkait
perdagangan, secara khusus penarikan pajak dari aktivitas impor. Pemerintah perlu
melakukan penelusuran yang lebih lanjut terkait kekurangan penarikan, apakah dari
pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penghasilan (PPh), atau bea impor.

Pengertian pajak berdasarkan undang-undang Nomor. 28 Tahun 2007 adalah


kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak memiliki unsur memaksa mengakibatkan banyak
perusahaan sebagai wajib pajak berusaha untuk melakukan praktek perlawanan pajak.
Perlawanan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat berupa perlawanan pajak
aktif maupun perlawanan pajak pasif. Diantara kedua perlawanan pajak tersebut
perlawanan pajak aktif lebih mendominasi strategi perusahaan untuk menghindari
pajak yang dapat diwujudkan dalam bentuk agresivitas pajak.

Pajak merupakan faktor yang memotivasi beberapa pengambilan keputusan


perusahaan (Lanis & Richardson, 2012). Hal itu terjadi karena pajak adalah salah satu
biaya bisnis paling signifikan yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan itu memiliki
dampak langsung pada profitabilitas dan nilai pemegang saham (Landry et al., 2013).
Akibatnya, perusahaan memiliki insentif keuangan untuk menjadi agresif pajak (Chen
et al., 2010). Namun, perilaku agresif pajak dapat berdampak buruk terhadap reputasi
perusahaan, aset yang tak ternilai. Perusahaan sebagai Wajib Pajak Badan memiliki
kewajiban membayar pajak berdasarkan laba bersih.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada
laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Menurut
(Kasmir 2019:114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio
ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Menurut (Prihadi 2020:166), profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendek


yang dimiliki. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi kemungkinan
memiliki resources yang baik sehingga memiliki aktiva lancar yang baik untuk
menutupi hutang lancarnya, sedangkan apabila likuiditas perusahaan rendah
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang dimiliki
dengan kurang baik sehingga kemungkinan dapat mengacu pada tindakan agresivitas
pajak untuk memperbaiki likuiditas perusahaan (Herlinda & Rahmawati, 2021). Pada
umumnya likuiditas yang baik tidak akan meminimalisir pajak dengan meminimalisir
biaya yang ada. Menurut Prabowo & Sutanto (2019) perusahaan yang memiliki
tingkat likuiditas tinggi akan berusaha untuk mengalokasi laba periode berjalan ke
periode selanjutnya.

Di sisi lain, perusahaan juga memiliki kewajiban melaksanakan kegiatan Corporate


Social Responsibility (selanjutnya disingkat menjadi CSR) sebagai tindak lanjut
tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Perusahaan terus berusaha memastikan
bahwa mereka beroperasi dalam batas dan norma masyarakat (Deegan, Rankin &
Tobin, 2002). Dalam konteks ini, Bowman & Haire (1976: 13) mendefinisikan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) secara luas sebagai "termasuk kepedulian
terhadap dampak semua aktivitas perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia, peraturan mengenai pemberian CSR yang dilakukan oleh perusahaan


diatur dalam Undang–Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3
yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
perseroan sendiri, komunitas setempat.

Dalam pemberian CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan memang perusahaan
akan beranggapan bahwa CSR merupakan beban yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan, padahal sebenarnya CSR merupakan suatu bentuk timbal balik
perusahaan kepada masyarakat dalam hal tanggung jawab sosial terhadap masyarakat,
sedangkan ekspektasi yang diharapkan oleh sebagian besar masyarakat tidak sesuai
dengan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan (Oktaviana, 2014). Maka dari itu
Perusahaan akan berusaha mencari strategi keputusan perusahaan untuk
meminimalkan beban perusahaan. Praktik perencanaan agresivitas pajak sering
dilakukan oleh perusahaan. Entah itu perencanaan agresivitas pajak yang dilakukan
secara legal ataupun perencanaan agresivitas ilegal.

Perusahaan yang teridentifikasi memiliki kecenderungan agresif terhadap pajak


identik akan rendahnya tingkat transparansi pada perusahaan (Balakrishnan et al.,
2011).Bukti-bukti empiris yang diperoleh memperlihatkan adanya indikasi tingginya
tingkat agresivitas pajak dikarenakan lemahnya tata kelola perusahaan (Jimenez,
2008).

Effective Tax Rate (ETR) digunakan dalam penelitian ini untuk memproksikan
variabel agresivitas pajak.Wibowo (2012) dalam Hanum dan Zulaikha (2013)
mendefinisikan ETR sebagai suatu rasio pajak yang dibayarsuatu perusahaan
atasjumlah penghasilan sebelum pajak, dengan demikian bisadiketahui besarnya
prosentase perubahan pembayaran pajak sesungguhnya terhadap laba komersial yang
diterima perusahaan. Karayan dan Swenson (2007) mengungkapkan ada banyak cara
yang digunakan untuk menilaibagaimana perusahaan mengatur beban pajaknya, salah
satunya adalah dengan mengamati besaran tarif efektifnya.
Salah satu sektor industri yang menarik untuk diteliti adalah sektor
manufaktur.Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek penelitian karena
perusahaan manufaktur lebih mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan memiliki
tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap setiap kejadian baik internal maupun eksternal
perusahaan.Perusahaan manufaktur juga sangat terkait dengan lingkungan dan
masyarakat (Deriyarso, 2014).

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah barang mentah menjadi


barang jadi atau setengah jadi, sehingga menambah nilai dari barang tersebut.Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
3. Apakah CSR dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas pada agresivitas
pajak?
4. Apakah CSR dapat memoderasi pengaruh likuiditas pada agresivitas pajak?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk atau bermaksud untuk:
mengintegrasikan beberapa penelitian yang telah ada sebelumnya serta
menganalisi kembali pengaruh yang ditimbulkanantara Profitabilitas
,likuiditas,dan terhadap Agresivitas Pajak dengan Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai variabel pemoderasi dengan menggunakan proksi ETR.
1.4 MANFAAT PENELITIAN

Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya
maupun yang secara langsung terkait di dalamnya. Adapun manfaat penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Akademik
Sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan kepatuhan
wajib pajak. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal
tersebut, serta diperolehnya manfaat dari pengalaman penelitian.

2. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan
ilmu pengetahuan.
b. Untuk menambah koleksi pengetahuan mahasiswa lain serta
sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.
c. Sebagai penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada dilapangan

3. Manfaat Praktis
Sebagai kontribusi dalam usaha peningkatan kepatuhan dan mengetahui kesadaran
wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan
penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk perusahaan dalam rangka
pelaksanaan dan pengungkapan CSR perusahaan, serta berguna bagi Direktorat
Jenderal Pajak untuk membuat kebijakan dalam menekan resiko yang ditimbulkan
dari agresivitas pajak.

4. Manfaat Kebijakan,

kontribusi kebijakan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris kepada
pemerintah sehingga dapat mempertimbangan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan pajak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN PUSTAKA

1. PAJAK
Berdasarkan undang-undang Nomor. 28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran
rakyat.

2. PROFITABILITAS
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada
laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.
Menurut (Kasmir 2019:114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi. Menurut (Prihadi 2020:166), profitabilitas adalah
kemampuan menghasilkan laba.

3. LIKUIDITAS
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka
pendek yang dimiliki. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi
kemungkinan memiliki resources yang baik sehingga memiliki aktiva lancar yang
baik untuk menutupi hutang lancarnya, sedangkan apabila likuiditas perusahaan
rendah menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
yang dimiliki dengan kurang baik sehingga kemungkinan dapat mengacu pada
tindakan agresivitas pajak untuk memperbaiki likuiditas perusahaan (Herlinda &
Rahmawati, 2021). Pada umumnya likuiditas yang baik tidak akan meminimalisir
pajak dengan meminimalisir biaya yang ada. Menurut Prabowo & Sutanto (2019)
perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi akan berusaha untuk
mengalokasi laba periode berjalan ke periode selanjutnya

5. CORPORATE SOCIAL RESPONIBILITY


CSR merupakan suatu bentuk timbal balik perusahaan kepada masyarakat dalam
hal tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, sedangkan ekspektasi yang
diharapkan oleh sebagian besar masyarakat tidak sesuai dengan CSR yang
diungkapkan oleh perusahaan (Oktaviana, 2014).

6. EFFECTIVE TAX RATE (ETR)


ETR digunakan dalam penelitian ini untuk memproksikan variabel agresivitas
pajak.Wibowo (2012) dalam Hanum dan Zulaikha (2013) mendefinisikan ETR
sebagai suatu rasio pajak yang dibayarsuatu perusahaan atasjumlah penghasilan
sebelum pajak, dengan demikian bias diketahui besarnya prosentase perubahan
pembayaran pajak sesungguhnya terhadap laba komersial yang diterima
perusahaan.

2.2 KERANGKA KONSEPTUAL

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas yaitu Profitabilitas (X1)


Likuiditas (X2), Sedangkan variabel terikatnya adalah Agresitivitas (Y), dan
variabel moderasinya adalah CSR (Z). sebagaimana paradigma penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

H3
PROFITABILITAS (X1)

LIKUIDITAS (X2) H1
AGRESITIVITAS PAJAK (Y)
H4

H2

CORPORATE
SOCIAL
2.3 HIPOTESIS

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mengahsilkan laba dalam kurun


waktu satu tahun berjalan. Profitabilitas di ukur menggunakan rasi ROA (return on
assets). ROA digunakan untuk menilai efektivitas perusahaan dalam
pemanfaatansumber daya yang dimilikinya (Sambiring & Sa’adah, 2022). Jika
perusahaan mampu melakukan pemanfaatan efektivitas sumber daya yang dimilikinya
untuk kegiatan usaha maka perusahaan tersebut akan mendapatkan penghasilan yang
tinggi. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar juga laba yang diperoleh
perusahaan. Jika laba perusahaan meningkat maka, jumlah pajak penghasilan juga
meningkat (Sambiring & Sa’adah, 2022). Jadi apabila laba perusahaan meningkat
maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan tindakan agresivitas pajak.

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak

H2 : Likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak

H3: CSR dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas pada agresivitas pajak

H4 : CSR dapat memoderasi pengaruh likuiditas pada agresivitas pajak


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang
bersifat asosiatif. Metode kuantitatif yang dikemukakan oleh Sugiyono (Azzahra,
2020) menjelaskan bahwa metode kuantitatif berdasarkan filosofi positivism yang
digunakan untuk meneliti populasi atau spesifik sampel, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Menurut Rusiadi, et al (2016:12),
penelitian asosiatif / kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala.

3.2 LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui akses langsung situs resmi BEI
yaitu www.idx.co.id. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2020-2022

3.3 OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah agresivitas pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2020-2022

3.4 VARIABEL PENELITIAN

Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2020:68) adalah suatu karakteristik


atau atribut dari individu atau organisasi yang dapat diukur atau di observasi yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dijadikan pelajaran
dan kemudian ditarik kesimpulan nya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2019), Variabel moderator adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan dependen.

Varibel Bebas (independent) : Profitabilitas (X1) Likuiditas (X2)

Variabel Terikat (dependent) : Agresitivitas Pajak (Y),

Variabel moderator : CSR (Z).

3.5 POPULASI, SAMPEL,DAN METODE PENENTUAN SAMPEL

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dilakukan pada
tahun 2020-2022. Pemilihan 3 tahun dengan tujuan mendapatkan data terbaru dan
diharapkan memeroleh hasil yang lebih baik.

Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur di BEI pada 2020-
2022 dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 63
perusahaan. Penelitian ini menggunakan

Metode purposive sampling yang pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan subjek


peneliti yang memenuhi kriteria sampel yang ditentukan agar sampel yang diperoleh
sesuai dan representatif.

3.6 JENIS DATA DAN SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka. Sementara sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen yang terdapat laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI yang dapat diperoleh dari website
www.idx.co.id serta melalui www.sahamOK.com

3.7 METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi.
Setelah memperoleh daftar semua perusahaan pada sektor pertambangan selama
periode tahun 2020-2022 di www.sahamok.com, kemudian mengakses laporan
keuangan dan laporan keuangan tahunannya dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan.

3.8 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang dilaksanakan ialah analisis regresi linear berganda dan
(MRA) Moderated Regression Analysis.

Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan lebih dari satu
variabel independen. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui
arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2018).Rumus untuk menguji pengaruh variable independen terhadap
variable dependen yaitu :

Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3 + e

regresi berganda dengan Moderated Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui


hubungan ukuran perusahaan dengan zakat dengan profitabilitas sebagai variabel
pemoderasi. Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan
aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya
mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen).
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh individual dari variabel-
variabel bebas dalam model terhadap variabel dependennya. Dengan melakukan
pengujian ini nilai-nilai statistik setiap variabel bebas.

Salah satu cara untuk menguji regresi dengan variabel moderating yaitu dengan
menggunakan uji interaksi. Uji Interaksi Moderated Regression Analysis (MRA) yaitu
aplikasi dari regresi linear berganda dimana dalam persamaannya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua/lebih variabel independen). Moderated Regression Analysis
menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sample dan
memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Metode ini
dilakukan dengan menambahkan variabel perkalian antara variabel bebas dengan
variabel moderatingnya.
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan analisis khusus regresi berganda
linier dimana persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau
lebih variabel independen). Pada penelitian ini, interaksi yang terjadi adalah perkalian
antara profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas dan pengeluaran
zakat. Pengolahan analisis regresi moderasi dilakukan dengan membandingkan
persamaan regresi untuk menentukan jenis variabel moderator sebagai berikut :

(Model Regresi 2)

Zakti,t = β0 + β1Sizei,t + β2ROAi,t + β3Size*ROAi,t + ε

(Model Regresi 3)

Zakti,t = β0 + β1Sizei,t + β2ROEki,t + β3Size*ROEi,t + ε


DAFTAR PUSTAKA

Dans Devi., Luh Gede Krisna Dewi (2019). Pengaruh profitabilitas pada agresivitas
pajak dengan pengungkapan CSR sebagai variabel moderasi. Vol 27.

Miladeny, N. N. M., & Damayanthi, I. G. E. A. (2021). Pengungkapan Corporate


Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Moderasi. E-Jurnal Akuntansi, 31(12), 3231.
Https://Doi.Org/10.24843/Eja.2021.V31.I12.P15

Ni Putu Meiditya Ningsih., Naniek Noviari (2022).Pengaruh Profitabilitas,Likuiditas,


Ukuran perusahaan,Intensitas Persediaan, dan pertumbuhan penjualan pada
agresitivitas pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2020. Vol 11. https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/index

Munawar., Ajeng Luthfiyatul Farida., Ratih Kumala., Desyi Erawati(2022). Pengaruh


Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas terhadap Agresivitas Pajak dengan
Komisaris Independen sebagai variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur
di BEI tahun 2016-2020. Vol. 6. https://doi.org/10.33395/owner.v6i2.846

Mega Arisia Dewi., Devi Edriani., Swasta Bangun., Posman WH Hasibuan (2023).
License. Peran CSR Memoderasi Hubungan Intensitas Modal, Kepemilikan
Institusional, dan Ukuran Perusahaan dengan Penghindaran Pajak. Vol 7.
https://doi.org/10.33395

Lutfy Nur Kamelia., Nur Rahmanti., Puji Rahayu. (2023). pengaruh likuiditas,
profitabilitas dan leverage terhadap agresivitas pajak dengan corporate social
responsibility sebagai variabel moderasi. Vol 2.
https://ejournal.citakonsultindo.or.id/index.php/CITACONOMIA/indexdex.

Irnia Nur Jaziro.,Anang Subardjo (2023). PENGARUH PROFITABILITAS


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CSR
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI. Vol 12.
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/issue/view/207
Pajar Sidik.,Suhono (2020). Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Agresitivitas
Pajak. ISSN : 2337-3067. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB

Ni Putu Meiditya Ningsih., Naniek Noviari (2022). PENGARUH PROFITABILITAS,


LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, INTENSITAS PERSEDIAAN, DAN
PERTUMBUHAN PENJUALAN PADA AGRESIVITAS PAJAK. E-JURNAL
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA. Vol. 11 No. 1062-1071 e-
ISSN: 2337-3067. Ava ila ble online a t https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/index

Kadek Kristina Surya Dewi., Gerianta Wirawan Yasa (2020). The Effects of Executive
and Company Characteristics on Tax Aggressiveness. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Bisnis. Vol.15 No. 2. https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab

Anda mungkin juga menyukai