Anda di halaman 1dari 3

Nama : Apriliantina

N.I.M : 63210366
Kelas : 63.2A.37
1. Cari data Pajak dalam APBN ( 2021 )

=> Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi pendapatan negara sementara


mencapai Rp 2.003,1 triliun sepanjang 2021. Angka itu tumbuh 21,6% dari periode yang
sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.647,8 triliun. Realisasi pendapatan negara
mencapai 114,9% alias melampaui dari target Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) 2021.
Tercatat, target pendapatan negara dalam APBN tahun ini sebesar RP 1.743,6 triliun. Secara
rinci, realisasi penerimaan negara dari pajak tercatat sebesar Rp 1.277,5 triliun pada 2021.
Jumlah itu meningkat 19,2% dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 1.072,1 triliun.

Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp 452 triliun pada
2021. Jumlahnya meningkat 31,5% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp
343,8 triliun. Sementara, realisasi penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai tercatat
sebesar Rp 269 triliun sepanjang tahun lalu. Jumlahnya meningkat 26,3% dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 213 triliun. Adapun, realisasi belanja
negara sementara tercatat mencapai Rp 2.786,8 triliun sepanjang 2021. Nilai itu tumbuh 7,4%
dari 2020 yang mencapai Rp 2.595,5 triliun. Alhasil, Indonesia masih mengalami defisit
anggaran sebesar Rp 783,7  triliun. Defisit tersebut setara dengan 4,65% terhadap produk
domestik bruto (PDB).

2. Cari data realisasi pajak ( 2021 )

=> Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan pajak sepanjang


tahun 2021 mencapai Rp 1.277,5 triliun. Jumlah itu naik 19,2%, dibandingkan capaian di
tahun 2020. “Realisasi tersebut telah menunjukkan penerimaan yang semakin pulih dari
adanya tekanan Covid-19 dibandingkan 2020. penerimaan pajak telah menunjukkan
penguatan, karena sejak 25 Desember 2021, realisasi penerimaan pajak telah capai 100%.
Selain itu, untuk realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai sepanjang 2021 sebesar
Rp 269,0 triliun atau tumbuh 26,3% dari tahun 2020. Sri Mulyani mengungkapkan, realisasi
tersebut setara dengan 125,1% dari target yang dipasang dalam APBN 2021 yang sebanyak
Rp 215,0 triliun. Kemudian, dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), realisasi
tembus Rp 452,0 triliun atau tumbuh 31,5% dibanding dengan kinerja pada periode 2020
silam. Sementara itu, realisasi belanja pada tahun lalu mencapai Rp 2.786,8 triliun atau
101,3% dari pagu Rp 2.750 triliun. Belanja tersebut juga mencatatkan pertumbuhan 7,4% dari
kinerja 2020. Realisasi belanja terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.001,1
triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) senilai Rp 785,7 triliun. Defisit APBN
2021 tercatat mencapai Rp 783,7 triliun. Defisit tersebut setara dengan 4,65% terhadap
produk domestik bruto (PDB). Realisasi defisit APBN 2021 yang lebih kecil dari UU APBN
2021 membuat pembiayaan utang tercatat hanya Rp967,4 triliun atau hanya 73,7% dari
rencana Rp1.177,4 triliun. "Pemerintah juga sudah tidak menerbitkan surat utang di domestik
sejak November 2021 karena penerimaan negara meningkat," pungkas Sri Mulyani.
3. Cari data Kepatuhan WP Terbaru (2021)

=> Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat jumlah pelaporan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan mencapai 12.481.644 pada 30 April 2021. Jumlah itu
mencakup pelaporan SPT dari orang pribadi yang telah berakhir sejak 31 Maret dan badan
yang baru saja ditutup pada akhir April lalu. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat DJP Kemenkeu Neilmaldrin Noor mengatakan jumlah laporan SPT Tahunan
pada tahun ini lebih banyak sekitar 1.461.642 SPT atau 13,3 persen dari 11.020.002 SPT.
Begitu juga dengan pelaporan SPT secara elektronik, tumbuh lebih tinggi dari tahun
sebelumnya. "Pelaporan SPT secara elektronik juga tumbuh sebesar 11,7 persen atau
1.244.789 SPT lebih banyak dari tahun sebelumnya yang terkumpul 10.647.673 SPT,"
jumlah SPT itu berasal dari pelaporan orang pribadi sebanyak 11.608.649 SPT dan badan
872.995 SPT. Berdasarkan saluran pelaporan, Neil mencatat mayoritas dilakukan melalui
elektronik, yaitu mencapai 95,3 persen, seperti e-filling, e-form, hingga e-SPT. Sisanya
secara manual.
4. Cari data total OP Usahawan dan perusahaan yang bayar pajak Terbaru (2021)
=> Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberi penghargaan kepada 24 wajib pajak (WP)
besar badan atau perusahaan yang dinilai patuh terhadap aturan perpajakan. Kesebelas
perusahaan di antaranya merupakan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Beberapa emiten yang dimaksud antara lain, PT Bukit Asam Tbk, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT United Tractors
Tbk. Enam WP orang pribadi itu merupakan pebisnis yang memiliki usaha di berbagai
bidang. Pengusaha sektor energi, Arifin Panigoro kembali mendapatkan kado dari negara
setelah tahun lalu juga meraih penghargaan.

Kemudian, ada pula Alexander Tedja yang kerap disebut sebagai raja properti di
bawah bendera Pakuwon Group, Budi Purnomo Hadisurjo yang menggerakkan bisnis Optik
Melawai, Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir, bos stasiun televisi swasta
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk Raden Eddy Kusnadi Sariaatmadja, dan Rachmat
Theodore Permadi atau TP Rachmat sebagai pendirk Triputra Group. Dirjen Pajak Robert
Pakpahan mengatakan penghargaan ini diberikan bukan hanya karena disiplin bayar pajak,
tapi juga responsif dalam memenuhi permintaan data di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
masing-masing. Selain itu, mereka juga dinilai mendukung program pajak yang diinisiasi
oleh DJP.
5. Jelaskan tentang hak perpajakan 5M
a). Mendaftarkan
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke kantor Pelayanan Pajak
(KPP) atau Kantor Penyuluhan Potensi perpajakan (KP4) yang wilayahnya meliputi tempat
tinggal atau kedudukan wajib pajak, dan dapat melalui e-register (media ekektronik online)
untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
b). Menghitung
Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak terutang yang dilakukan
pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara mengalikan tarif pajak dengan pengenaan
pajaknya. Sedangkan, memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang tersebut
dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal sebagai kredit pajak
(prepayment).
c). Menyetor
Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan
pajak.

d). Melaporkan
Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki fungsi sebagai suatu sarana bagi Wajib Pajak didalam
melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang. Selain itu, surat pemberitahuan berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau
pelunasan pajak, baik yang dilaksanakan Wajib Pajak sendiri maupun melalui mekanisme
pemotongan dan pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga, melaporkan harta dan
kewajiban, dan pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang pemotongan dan
pemungutan pajak yang telah dilakukan.
e). Menetapkan
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk menetapkan pajak setiap orang sesuai dengan
besarnya jumlah penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai