Anda di halaman 1dari 32

PENGUSAHA KENA

PAJAK (PKP)

OLEH :
EKO FATAH YASIN
SE., Ak., M.Ak.,CA, CPA, CPI, CFrA, BKP
PROFIL PEMATERI
Sertifikat Profesi
Pendidikan 1. Akuntan (A.k)
1. Sarjana Ekonomi Akuntansi (S.E) 2. Akuntan Berpraktek (CA)
2. Pendidikan Profesi Akuntansi (A.k) 3. Akuntan Publik (CPA)

3. Magister Akuntansi (M.Ak) 4. Professional Investigator (CPI)


5. Auditor Forensik (CFrA)
6. Konsultan Pajak B (BKP)
Jabatan :
1. Partner Kantor Akuntan Publik (KAP) Jeptha Nasib & Junihol, Jakarta (www.kapjnj.com)
2. Partner Kantor Jasa Akuntan (KJA) Yasin & Yasin, Pasuruan (www.kjayasin.com)

HP/WA : 0822-3121-2132
Email : ekofatahyasin@gmail.com
KEBIJAKAN FISKAL

Berdasarkan buku Kebijakan Fiskal dan Moneter: Teori dan Empirikal oleh I Wayan Sudirman :

a) Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan pasar barang dan jasa.
b) Kebijakan fiskal dibuat oleh Pemerintah bersama DPR dengan mengubah besaran penetapan pajak kepada
wajib pajak.
c) Pelaksanaannya wajib dipatuhi seluruh wajib pajak, pemungutan dan pengawasannya dilakukan aparat
pemerintah (DJP)
d) Kebijakan fiskal adalah penyesuaian dalam pendapatan dan pengeluaran pemerintah seperti yang sudah
ditetapkan APBN. Hal ini untuk mencapai kestabilan ekonomi yang lebih baik dan pembangunan ekonomi
sesuai rencana pembangunan yang sudah ditetapkan pemerintah.
e) Kebijakan fiskal adalah selalu berubah dari tahun ke tahun menyesuaikan keadaan ekonomi dan rencana
pembangunan yang saat itu tengah dilakukan pemerintah.
f) Pengubahan kebijakan fiskal ini bertujuan untuk mengubah pendapatan pemerintah yang bersumber dari wajib
pajak. Nantinya, pendapatan ini akan digunakan untuk mengubah kemampuan pemerintah dalam mendanai
program pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
g) Selain itu, pentingnya kebijakan fiskal adalah dikaitkan dengan penetapan pajak dalam jumlah tertentu ke wajib
pajak akan meningkatkan pendapatan pemerintah.
h) Kemudian, pemerintah akan lebih mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
i) Selanjutnya, hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya produksi nasional.
TAX RATIO

Tax Ratio menunjukkan jumlah penerimaan pajak yang dapat dipungut dari pendapatan
nasional atau produk domestik bruto. Artinya, rasio ini merupakan salah satu indikator penilaian
terhadap kinerja penerimaan perpajakan.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara berharap rasio perpajakan atau tax ratio pada tahun
2023 bisa lebih tinggi dari capaian 2022, pada kisaran 9,45-10 persen. Hal ini dinilai wajar
sebab sebagaimana paparan Ditjen Pajak kepada Panja Penerimaan Komisi XI DPR RI, kondisi
rasio perpajakan hingga akhir 2022 diperkirakan mencapai 9,3 persen. Proyeksi tersebut
melebihi target tax ratio dalam APBN 2022 yang sebesar 8,44 persen dari Produk Domestik
Bruto (PDB).

Pemerintah menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.021,2 triliun pada 2023.


Penerimaan ini diklaim pemerintah sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah. Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) optimistis dapat mencapai target tersebut.
Hal ini bisa dicapai dengan upaya pemerintah dalam merealisasikan reformasi perpajakan, term
asuk Program Pengungkapan Sukarela (PPS) dan integrasi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Dua hal ini akan mengurangi pengindaran dan peng
emplangan pajak serta meningkatkan kepatuhan pajak.
TAX RATIO ASEAN

Dari sisi rasio pajak (tax ratio) Pengamat ekonomi politik dan founder Gerakan KJP(Konsume
yaitu perbandingan antara pen n Jadi Produsen), Andy Azisi Amin, secara teoritis menilai jika
erimaan pajak terhadap tax ratio rendah mestinya utang tidak terlalu tinggi. Sementara
pendapatan nasional atau yang terjadi saat ini utang memegang rekor tertinggi sejak
produk domestik bruto (PDB), Indonesia berdiri. “Berdasarkan data dari Kementerian Keuang
masih di bawah standar yang an, utang pemerintah hingga Maret 2022 mencapai lebih dari
negara-nega ASEAN sebesar Rp7.000 triliun, tepatnya Rp7.052,5 triliun. Ini tertinggi dalam
15%. Tax ratioIndonesia tahun sejarah,” kata. Permasalahan tersebut disebabkan oleh ketidak
2021 mencapai 9,11% atau me patuhan orang/badan hukum di Indonesia untuk membayar
ningkat dari tahun 2020 pajak. Andy merujuk ke laporan Bank Pembangunan Asia
sebesar 8,33% PDB. (ADB) edisi Desember tahun 2021. “Laporan itu menunjukkan
adanya realitas banyak pengemplang pajak terutama perusaha
an-perusahaan besar yang berakibat tax to GDPratio Indonesia
menjadi yang paling rendah di ASEAN. Bahkan, Indonesia
kalah dengan Timor Leste,” ujarnya
PDB 2022 DAN TARGET PAJAK 2023
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku triwulan II-2022 mencapai Rp4 919,9 triliun. Artinya Proyeksi PDB tahun
2022 diperkirakan mencapai 19.000 Trilyun.

Tax Ratio 2022 sebesar 9,3% Target Pajak tahun 2022 mencapai Rp. 1.485,3 Trilyun.
Realisasi Penerimaan Pajak hingga Oktober 2022 mencapai1.448,2 Trilyun (97,5%)

Pemerintah menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.021,2 triliun pada 2023.


Penerimaan ini diklaim pemerintah sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah.Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) optimistis dapat mencapai target tersebut.

Upaya untuk mencapai target pajak ini pemerintah segera merealisasikan reformasi
perpajakan, termasuk Program Pengungkapan Sukarela (PPS) dan integrasi Nomor Pokok
Wajib Pajak NPWP) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Dua hal ini akan
mengurangi penghindaran dan pengemplangan pajak serta meningkatkan kepatuhan
pajak.
JENIS JENIS PAJAK
▪ Pajak Penghasilan (PPh)
▪ Pajak Pertambahan Nilai (PPN)- bagian yang dibahas dalam sesi ini
▪ Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) ...
• Bea Meterai (BM)
▪ Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ...
▪ Pajak Daerah.
▪ Bea dan Cukai ?

Bea yaitu pungutan dikenai pada barang yang masuk (impor) dan juga barang keluar (ekspor) dari wilayah pabean.
Cukai yaitu pungutan resmi yang negara membebankannya kepada barang-barang yang mempunyai karakteristik
khusus. Karakteristik khusus artinya barang yang memiliki sifat dalam pemakaiannya dapat memberikan pengaruh
negatif kepada lingkungan hidup dan masyarakat umum. Contoh Rokok, Miras dan sejenisnya.
PENGERTIAN PENGUSAHA MENURUT UU KUP
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar Daerah Pabean melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari
luar Daerah Pabean.

Pengusaha Kena Pajak yang selanjutnya disebut dengan PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN Tahun 1984
dan perubahannya.

Pengusaha yang melakukan penyerahan yang merupakan objek pajak sesuai Undang-Undang PPN wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Pengusaha kecil adalah merupakan pengusaha yang selama 1 (satu) tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp4.800.000.
000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah). Pengusaha kecil diperkenankan untuk memilih dikukuhkan menjadi PKP.

Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN atau Pajak PPnBM
yang terutang atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang dilakukannya.
sumber : www.pajak.go.id
HAK DAN KEWAJIBAN PKP

HAK PKP
KEWAJIBAN PKP
1. PKP wajib memungut PPN dan PPnBM terutang.
1. PKP dapat melakukan 2. PKP juga wajib menyetorkan PPN yang masih
pengkreditan pajak masukan/ harus dibayar dalam hal pajak keluaran lebih besar
pembelian atas BKP/JKP. dari pajak masukan yang bisa dikreditkan. Selain
2. PKP juga meminta restitusi itu, PKP juga wajib menyetorkan PPnBM terutang.
3. PKP wajib melaporkan penghitungan pajak ke
jika pajak masukan lebih besar
dalam SPT Masa PPN.
dari pajak keluaran/ penjualan 4. PKP wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
dan berhak pula atas sebagai PKP jika sudah memiliki omzet mencapai
kompensasi kelebihan pajak. Rp4,8 miliar dalam satu tahun buku.
5. PKP juga wajib menerbitkan faktur pajak atas
setiap penyerahan BKP/JKP.
KEUNTUNGAN MENJADI PKP

01 Wajib Pajak dianggap 02 Wajib pajak memiliki


telah memiliki sistem perusahaan yang cukup
yang legal secara hukum besar dan lebih dipercaya.
karena tertib membayar Hal tersebut sangat
pajak. berpengaruh saat ingin
menjalin kerja sama
dengan perusahaan lain
yang juga tergolong besar.
03 Wajib Pajak dapat
melakukan transaksi
jual-beli dengan
bendaharawan
pemerintah.
KERUGIAN MENJADI PKP ?

01 Pembayaran pajak 02 Mengurangi daya saing karena


semakin besar harga jual barang/jasa lebih
tinggi. Hal ini disebabkan
03 Menambah kerumitan dan risiko adanya pemungutan PPN pada
sanksi yang lebih besar. setiap transaksi. Setiap
Kerumitan yang dimaksud di sini penyerahan Barang Kena
terkait aturan-aturan dalam Pajak/Jasa Kena Pajak harus
pelaporan pajak, serta adanya ditambah dengan PPN.
risiko sanksi apabila ada
keterlambatan dalam membayar
pajak ataupun kesalahan pada
faktur.
MULTI STAGE PENGENAAN PPN

PPN adalah pungutan yang dibebankan


atas transaksi jual-beli barang dan jasa
yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi
atau wajib pajak badan yang telah
menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Namun, pihak yang berkewajiban
membayar PPN adalah Konsumen Akhir
CONTOH PEMUNGUTAN PPN

Kesimpulannya :
Pengusaha hanya membayar sebesar selisih harga jual dan harga
belinya. Sedangkan PPN atas pemanfaatan BKP/JKP menjadi beban
konsumen akhir.
RHITUNGAN HPP ANTARA PKP DIBANDINGKAN NON PKP

Kesimpulannya :
HPP bagi Perusahaan
PKP sebesar Rp.22.651
per unit , lebih kecil dari
pada perusahaan Non
PKP Rp. 23.656 per unit.
APAKAH RUGI DENGAN BER- PKP?
Dari beberapa penjelasan pada slide sebelumnya dapat disimpulkan bahwa.

1. Beban PPN sesungguhnya dibayar oleh konsumen akhir


2. Beban PPN merupakan beban multistage, dimana produsen/ penjual/ agen hanya membayar/ menyetor sebesar
selisih antara PPN Masukan (dari harga beli) dan PPN Keluaran (dari harga jual).
3. Jika WP tidak ber PKP maka PPN masukannya tidak dapat dikreditkan, sehingga PPNnya menjadikan komponen
harga pokok menjadi lebih tinggi.
4. WP non PKP dibatasi dengan omzet maximal 4,8 Milyar. Sebagai pengusaha apakah cukup puas dengan omzet
tersebut? Apakah perusahaan tidak ingin berkembang dengan omzet dan pendapatan yang semakin besar
(melampaui 4,8 M)?
5. Alasan produk tidak bisa bersaing akibat unsur PPN, dimungkinkan untuk transaksi dengan WP yang Non PKP
(UMKM), namun dengan WP yang PKP (non UMKM) tentu pangsa pasarnya lebih besar dan luas.
6. Kredibilitas perusahaan /WP yang PKP tentu lebih diperhitungkan, dan dapat bertransaksi dengan bendaharawan
/ instansi pemerintah.
7. Memang ada beban sementara terhadap cash flow perusahaan, akibat pembayaran pajak yang lebih besar, namun
dapat dikompensasi / diperhitungkan dengan utang PPN.
PERSIAPAN WP UNTUK BER-PKP

1. Pastikan WP sudah memikili omzet minimal 4,8 Milyar setahun, namun demikian bagi WP yang
berkeinginan untuk menjadi PKP walaupun omzet masih dibawah 4,8 Milyar, tetap diperbolehkan
2. Bagi WP Perusahaan, pastikan pengurus ( Direksi dan Komisaris) telah mempunyai NPWP dan
melaporkan kewajiban pajak/ SPT nya sesuai ketentuan.
3. WP telah menyelenggarakan pembukuan dengan baik dan rapi untuk penyusunan Laporan Keuangan
yang akan dipakai dasar untuk melaporkan SPT Tahunan
4. Memahami peraturan perpajakan khususnya UU tentang PPN serta peraturan pelaksanaannya
5. Setiap transaksi perolehan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) wajib meminta
faktur pajak (masukan) dari pihak penjual, agar supaya pajak masukannya dapat dikreditkan.
6. Meneliti setiap dokumen transaksi / faktur yang dapat dipersamakan dengan faktur pajak, seperti :
Kwitansi PT. Telkom, Dokumen PIB dan sejenisnya agar supaya PPN masukannya dapat dikreditkan.
7. Setiap transaksi penyerahan BKP dan JKP wajib menerbitkan faktur pajak (keluaran)
8. Memahami sistem pelaporan PPN secara online.
9. Melakukan equalisasi data pada akhir tahun buku antara Laporan SPT Tahunan dengan Laporan SPT
Masa PPN tiap bulan, untuk menghidari selisih pelaporan antara keduanya. Jika terdapat selisih ,
harus dilakukan penyesuaian/ pembetulan baik dari sisi SPT Tahunannya maupun dari sisi SPT Masa
PPN nya.
SYARAT PERMOHONAN PKP

1. Formulir Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang telah diisi lengkap
2. Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Usaha atau Pekerjaan Bebas dan Tempat atau Lokasi
Kegiatan Usaha atau Pekerjaan Bebas yang telah ditandatangani di atas meterai oleh salah satu
pengurus dan distempel
3. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan
4. Fotokopi kartu NPWP Badan
5. Fotokopi NPWP dan KTP semua pengurus;Bagi Warga Negara Indonesia (WNI)
6. Fotokopi bukti lapor SPT Tahunan Badan 2 tahun terakhir
7. Fotokopi bukti lapor SPT Tahunan Orang Pribadi semua pengurus 2 tahun terakhir
8. Fotokopi surat perjanjian sewa menyewa / sertifikat kepemilikan bangunan (sesuai dengan status
kepemilikan tempat usaha pada formulir)
9. Surat Kuasa bermeterai jika yang menyampaikan bukan pengurus
Sumber : panrb SIPPN

Di luar syarat tersebut, seorang pengusaha atau badan usaha juga harus memiliki pendapatan
dalam 1 tahun buku yang mencapai minimal Rp 4,8 miliar. Namun, apabila pendapatan dalam satu
tahun belum mencapai Rp 4,8 miliar pun tetap bisa mengajukan diri menjadi PKP, asalkan telah
memenuhi persyaratan tersebut diatas.
PROSEDUR PERMOHONAN PKP
CONTOH
SURAT
PENGUKUHAN
PKP
PERMOHONAN PENCABUTAN PKP
Permohonan pencabutan pengukuhan PKP dapat dilakukan dengan menyampaikan
permohonan secara tertulis :
1. Mengisi dan menandatangani Formulir Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
2. Melengkapi formulir penghapusan tersebut dengan dokumen yang disyaratkan meliputi
dokumen yang menunjukkan bahwa Pengusaha sudah tidak lagi memenuhi persyaratan
sebagai Pengusaha Kena Pajak.
3. Disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
diadministrasikan dengan cara:
a) langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau melalui Kantor Pelayanan Penyuluhan
dan Konsultasi Perpajakan;
b) melalui pos; atau
c) melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir.
SYARAT PENCABUTAN PKP

1. Sesuai Pasal 11 ayat (1) PMK-182/PMK.03/2015, pencabutan pengukuhan PKP dilakukan terhadap
PKP yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
2. Sesuai Pasal 11 ayat (2) PMK-182/PMK.03/2015, pencabutan pengukuhan PKP dilakukan dalam hal:
a) PKP dengan status Wajib Pajak non efektif;
b) PKP yang tidak diketahui keberadaan dan/atau kegiatan usahanya;
c) PKP menyalahgunakan pengukuhan PKP;
d) PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain;
e) PKP yang sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP; atau
f) PKP telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain.
sumber : pajaknesia.id
KEPUTUSAN PENCABUTAN PKP
1. Surat Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam hal berdasarkan hasil Pemeriksaan
terdapat rekomendasi pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, diterbitkan dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan sejak dokumen dalam rangka permohonan pencabutan pengukuhan diterima
secara lengkap.
2. Apabila jangka waktu tersebut terlampaui dan keputusan belum diterbitkan, permohonan dianggap
dikabulkan dan Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat pencabutan pengukuhan dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.
3. Surat Penolakan Pencabutan PKP juga dapat diterbitkan dalam hal berdasarkan hasil Pemeriksaan
terdapat rekomendasi untuk tidak melakukan pencabutan pengukuhan PKP
4. Pencabutan Secara Jabatan : Direktur Jenderal Pajak dapat mencabut pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak secara jabatan dalam hal terdapat data dan informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh
Direktur Jenderal Pajak yang menunjukkan bahwa Pengusaha Kena Pajak tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
WP KHUSUS YANG WAJIB PKP

Jasa Agen Assuransi, Jasa


Pialang Assuransi dan
Jasa Pialang Reassuransi,
Instansi Pemerintah
sesuai dengan PMK nomor
67/PMK.03/2022 tanggal
30 Maret 2022
PELAPORAN PPN SECARA ONLINE
Setelah WP mendapatkan Surat Keputusan PKP, maka langkah berikutnya adalah :
1. Mengajukan sertifikat elektronik ke KPP terdaftar
2. Mengajukan kode aktivasi ke KPP terdaftar
3. Mengajukan Electronic Filing Identification Number (e-FIN Pajak)
4. Membuat akun email direkomendasikan gmail.com
5. Akses link https://web-efaktur.pajak.go.id untuk media pelaporan dan input pembayaran
6. Untuk bisa menggunakan aplikasi e-Faktur, PKP harus mengunduh atau download dan
kemudian meng-install aplikasi e-Faktur di komputer. Setelah itu PKP bisa menggunakan
e-Faktur untuk membuat faktur pajak keluaran.

Atau datang dan hubungi pelayanan (helpdesk) KPP terdaftar, untuk meminta petunjuk /
praktek cara pembuatan faktur dan pelaporan PPN secara online.
CONTOH
SERTIFIKAT
ELEKTRONIK
CONTOH
EFIN
PREPOPULATED DATA

Merupakan pengisian informasi berdasarkan informasi yang telah terekam


sebelumnya. Jika mengutip dari sumber lain, prepopulated adalah sistem
penyediaan data oleh pihak berwenang pajak berdasarkan data yang telah
ada sebelumnya.
Adanya fitur ini membantu meningkatkan kepatuhan pajak wajib pajak.
Sebab, fitur ini mempermudah wajib pajak dengan mengotomatisasi
pengisian data pajak dalam aplikasi e-Faktur 3.0 (saat ini baru untuk pajak
masukan, PIB, dan untuk SPT Masa PPN). Dengan otomatisasi ini, turut
mengurangi risiko kesalahan pada pengisian SPT Masa PPN.

Sumber : online-pajak.com
PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN
Apakah Bisa Mendaftarkan PKP Secara Online?
Dalam aplikasi berbasis website yang disediakan DJP yaitu e-registration (https://ereg.pajak.go.id), memang memuat fitur “Pengukuhan
PKP”. Namun sampai artikel ini dibuat, fitur tersebut belum dapat digunakan. Pendaftaran pengukuhan PKP tetap harus dilakukan
dengan cara mendatangi KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dengan menyerahkan formulir pendaftaran dan juga syarat-syarat lainnya.

Bisakah Pendaftaran Pengukuhan PKP Ditolak? Mengapa?


Setelah Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk dikukuhkan menjadi PKP, dalam jangka waktu 3-5 hari setelah persyaratan yang diajukan
telah lengkap maka petugas akan melakukan survey atau verifikasi. Bila disetujui, maka sekitar 1-2 hari sejak survey, Surat Pengukuhan
PKP dapat diambil di KPP tempat mengajukan PKP tersebut. Keputusan Permohonan Pengajuan PKP diterbitkan paling lambat 5-10 hari
kerja setelah Bukti Penerimaan Surat diterbitkan.
Tetapi tidak semua pengajuan PKP diterima. Ada kalanya, pengajuan PKP ditolak karena:
1. Tidak memenuhi semua syarat pengajuan PKP.
2. Keraguan petugas atas keabsahan dan kelayakan perusahaan.
3. Pengusaha melakukan penyerahan BKP/JKP yang dikecualikan/bukan objek PPN.
Apabila pengajuan PKP ditolak, solusinya adalah Wajib Pajak berusaha memperbaiki kekurangan yang membuat petugas menolak
permohonan tersebut dan mengajukan permohonan kembali.

Setelah Dikukuhkan Menjadi PKP, Apa yang Perlu Dilakukan?


Setelah dikukuhkan menjadi PKP, wajib pajak harus melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai PKP. Wajib Pajak dapat mengunduh
dan menginstal e-faktur di website DJP (https://www.pajak.go.id/id/aplikasi-e-faktur-desktop-versi-22). Lalu, menerbitkan Faktur Pajak
atas setiap penjualan (Faktur Pajak Keluaran) dan mengkreditkan Faktur Pajak atas setiap pembelian (Faktur Pajak Masukan). Dan atas
Faktur Pajak PPN tersebut wajib menyetorkan PPN dan melaporkan SPT Masa PPN setiap bulannya dengan batas penyetoran dan
pelaporan setiap akhir bulan setelah masa pajak yang bersangkutan.
CONTOH
PENCATATAN
PPN KURANG
BAYAR
CONTOH
PENCATA
TAN PPN
LEBIH
BAYAR
CARA PELAPORAN SPT MASA PPN ONLINE

1. Buka laman https://web-efaktur.pajak.go.id/


2. Kemudian isi Password akun PKP
3. Klik administrasi SPT, lalu pilih monitoring SPT dan klik posting SPT
4. Pilih Tahun Pajak dan Masa Pajak yang ingin dilaporkan, jika ingin pembetulan
laporan ke-1 maka pada tampilan pembetulan diisi angka 1
5. Kemudian pilih Buka untuk proses pengecekan data apakah sudah benar atau
belum
6. Pilih Induk, lalu isi NTPN
7. Selanjutnya pilih metode pembayaran NTPN atau PBK,
8. Jika NTPN maka nomor NTPN diisi berdasarkan nomor di Bukti Pembayaran
9. Elektronik dan isi jumlah sesuai dengan PPN yang telah dibayar
10.Apabila hasil dari PBK maka isi Nomor PBK yang dikeluarkan oleh KPP dan isi
jumlah.
11.Sesudah semua diisi lalu klik tambah, kemudian pilih di kolom pernyataan dan
submit.

Sumber : pajakonline.com
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai