Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SITI RONIA

NPM : 2015310326
KELAS : III REG CLUSTER II B J/S
MATA KULIAH : PERPAJAKAN
DOSEN : GEBY CITRA ANANDA,SE,MM

Pengertian Tax Amnesty

Tax Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya dibayar dengan cara mengu
ngkap harta dan membayar uang tebusan. Hal ini diatur dalam UU No. 11 Tahun 2016 tentan
g Pengampunan Pajak.
Dalam undang-undang ini juga disebutkan, wajib pajak hanya perlu mengungkap hart
a dan membayar tebusan pajak sebagai pajak pengampunan atas harta yang selama ini tidak p
ernah dilaporkan.
Tax Amnesty atau pengampunan pajak merupakan sebuah program yang digaungkan oleh Ke
menterian Keuangan di bawah naungan Direktorat Jenderal Pajak.
Program ini dibentuk karena sebagian masyarakat Indonesia masih belum dan enggan
melaporkan pajaknya. Salah satu yang jadi kendala adalah masyarakat masih kesulitan mengh
itung Pajak Penghasilan (PPN).
Oleh sebab itu, Kementerian Keuangan mencetuskan Tax Amnesty yang bertujuan un
tuk menghapuskan denda keterlambatan pembayaran pajak.

Tujuan Tax Amnesty


Negara lain yang sudah menerapkan pengampunan pajak antara lain Australia, Belgia,
Kanada, Jerman, Yunani, Italia, Portugal, Rusia, Afrika Selatan, Spanyol, dan Amerika Serik
at.
Amnesti pajak dilakukan untuk menarik uang dari para wajib pajak yang disinyalir me
nyimpan secara rahasia di negara-negara bebas pajak.
Sementara itu, terdapat manfaat dan tujuan tax amnesty Indonesia bagi para wajib pajak, di a
ntaranya:
1. Meningkatkan Pemasukan Negara dari Pajak
Pajak merupakan sumber pemasukan utama pemerintah yang digunakan sebesar-besar
nya untuk kesejahteraan masyarakat umum.
Dengan Amnesti Pajak diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak dalam jangka pend
ek.
2. Mendorong Repatriasi Modal dan Aset
Pengampunan pajak juga bertujuan untuk membangun kesadaran dan kejujuran wajib
pajak untuk melaporkan harta kekayaannya secara sukarela.
Dengan demikian, diharapkan modal atau kekayaan para wajib pajak yang berada di luar neg
eri akan kembali ke Indonesia sehingga berdampak pada perbaikan perekonomian di dalam n
egeri.
3. Transisi Menuju Sistem Perpajakan yang Baru
Amnesti Pajak dapat dijustifikasi ketika pengampunan pajak dipakai sebagai alat trans
isi dari sistem perpajakan yang lama ke sistem perpajakan yang baru.
4. Meningkatkan Kepatuhan Membayar Pajak
Dengan memberikan pengampunan pajak kepada wajib pajak yang selama ini tidak at
au belum membayar pajak, diharapkan wajib pajak tersebut tidak dapat lagi menghindar dari
kewajibannya membayar pajak di kemudian hari.
Negara lain yang sudah menerapkan pengampunan pajak antara lain Australia, Belgia,
Kanada, Jerman, Yunani, Italia, Portugal, Rusia, Afrika Selatan, Spanyol, dan Amerika Serik
at.
Amnesti pajak dilakukan untuk menarik uang dari para wajib pajak yang disinyalir me
nyimpan secara rahasia di negara-negara bebas pajak.

Sementara itu, terdapat manfaat dan tujuan tax amnesty Indonesia bagi para wajib pajak, di a
ntaranya:
1. Meningkatkan Pemasukan Negara dari Pajak
Pajak merupakan sumber pemasukan utama pemerintah yang digunakan sebesar-besar
nya untuk kesejahteraan masyarakat umum.
Dengan Amnesti Pajak diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak dalam jangka pend
ek.
2. Mendorong Repatriasi Modal dan Aset
Pengampunan pajak juga bertujuan untuk membangun kesadaran dan kejujuran wajib
pajak untuk melaporkan harta kekayaannya secara sukarela.
Dengan demikian, diharapkan modal atau kekayaan para wajib pajak yang berada di luar neg
eri akan kembali ke Indonesia sehingga berdampak pada perbaikan perekonomian di dalam n
egeri.
3. Transisi Menuju Sistem Perpajakan yang Baru
Amnesti Pajak dapat dijustifikasi ketika pengampunan pajak dipakai sebagai alat trans
isi dari sistem perpajakan yang lama ke sistem perpajakan yang baru.
4. Meningkatkan Kepatuhan Membayar Pajak
Dengan memberikan pengampunan pajak kepada wajib pajak yang selama ini tidak at
au belum membayar pajak, diharapkan wajib pajak tersebut tidak dapat lagi menghindar dari
kewajibannya membayar pajak di kemudian hari.

Cara Kerja Tax Amnesty


Untuk para wajib pajak yang belum melaporkan pajaknya atau melakukan keterlambatan pem
bayaran pajak, dapat mencoba Tax Amnesty ini. Berikut caranya:
1. Lapor Amnesti Pajak ke KPP atau Online
Anda bisa mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat di kota Anda atau di lu
ar negeri, tergantung wilayah terdekat.
Proses ini harus dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dan tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun
termasuk konsultan pajak. Sebab ada proses pendataan yang bersifat rahasia.
Selain Anda datang ke kantor pelayanan pajak, Anda dapat melakukan pelaporan pajak secar
a online. Sudah tersedia software akutansi yang dapat membantu Anda dalam membuat lapor
an pajak.
Tanpa perlu datang ke kantor pajak, Anda sudah dapat melaporkan pajak secara online denga
n menggunakan aplikasi yang telah terintegrasi dengan pajak.
2. Menyetorkan Surat Pernyataan Aset
Proses selanjutnya adalah menyetorkan surat pernyataan aset kepada petugas pajak. S
ebelum menyetorkan surat pernyataan aset Anda memerlukan perhitungan penyusutan aset da
lam akutansi.
Anda harus mengetahui metode penyusutan aset tetap bisnis dalam akutansi agar tidak ada ke
lebihan bayar pajak.
Data-data dan dokumen yang akan dilaporkan wajib data yang asli dan sesuai. Selanjutnya w
ajib pajak akan mendapatkan surat keterangan dalam waktu kurang dari 10 hari sejak melapor
kan surat pernyataan aset.
3. Penghapusan dan Pembebasan Sanksi
Proses yang tidak kalah penting selanjutnya adalah proses pemberian fasilitas pemberi
an pajak, termasuk pembebasan dari sanksi pidana dan juga administrasi.

Tax Amnesty dan Kinerja PerPajakan 2016

Oleh Joko Tri Haryanto, pegawai Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI*

Setelah melewati badai ekonomi di tahun 2015, pemerintah merasa yakin perekonomi
an akan semakin membaik di tahun 2016. Karenanya, dalam kebijakan APBN 2016 pemerint
ah menetapkan target penerimaan pendapatan negara sebesar Rp1.822,5 triliun dengan sumba
ngan perpajakan mencapai 75% atau sebesar Rp1.360,2 triliun. Penetapan target pendapatan
dan perpajakan tersebut relatif lebih besar jika dibandingkan dengan target dalam APBN-P 20
15 sebesar Rp1.761,6 triliun dengan sumbangan perpajakan mencapai Rp1.294,3 triliun. Ken
aikan target penerimaan perpajakan yang terus meningkat, tak lepas dari upaya Presiden untu
k membawa Indonesia berpindah strategi dari negara yang mengandalkan industri ekstraktif b
erbasis sumber daya alam (SDA) menuju negara yang modern dimana perpajakan menjadi m
otor utama pembangunan.

Meskipun terasa berat, namun peningkatan target pendapatan dan perpajakan ini diras
a menjadi agenda utama yang wajib didukung seluruh pihak. Terlebih mulai penganggaran A
PBN 2016 ini, tercatat beberapa terobosan revolusioner dilakukan pemerintah dalam mengak
selerasi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Misalnya: pertama kali pemenuha
n anggaran kesehatan sebesar 5% dari belanja negara serta mempertahankan pemenuhan angg
aran pendidikan sebesar 20% dari belanja negara, percepatan pelaksanaan proyek-proyek pe
mbangunan infrastruktur, percepatan pengurangan kesenjangan antara lain melalui perluasan
coverage program keluarga harapan, menjaga kesejahteraan aparatur negara: THR dan gaji 13.

Selain itu penetapan alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APB
N 2016 juga pertama kalinya mendekati anggaran Kementerian/ Lembaga (Belanja K/L). Ke
mudian meningkatkan besaran dan memperbaiki formula alokasi DAU guna meningkatkan p
emerataan kemampuan keuangan antar daerah, meningkatkan besaran serta memperbaiki dan
memperkuat kebijakan DAK untuk mendukung implementasi nawacita dan pencapaian priori
tas nasional, meningkatkan alokasi Dana Desa hingga 6% dari dan diluar transfer ke daerah s
esuai Road Map Dana Desa 2015-2019 sekaligus mempertajam alokasi PMN melalui pening
katan peran BUMN dan penyediaan dukungan untuk pembangunan infrastruktur (listrik, jalan,
bandara dan elabuhan).

Tax Amnesty dan Kinerja Pajak


Beberapa kebijakan yang diluncurkan pemerintah terkait upaya pengamanan pencapai
an target pendapatan dan perpajakan khususnya diantaranya: optimalisasi pemeriksaan melal
ui focusing sektor-sektor unggulan dari masing-masing Kanwil, mengurangi transfer pricing
dan fraud, data matching, optimalisasi IT, e-tax invoice serta perbaikan regulasi. Tak ketingg
alan, tahun 2016 juga dijadikan momentum sebagai tahun penegakan hukum (law enforceme
nt) melalui penagihan aktif, pemeriksaan serta penyidikan.

Sama seperti tahun sebelumnya, di tahun 2016 ini pemerintah kembali mengkaji kemu
ngkinan penerapan kebijakan pengampunan pajak atau lebih dikenal sebagai kebijakan tax a
mnesty. Harapannya, dengan memberikan kebijakan pengampunan pajak ini, pihak-pihak yan
g menikmati kue pembangunan namun belum memberikan pembayaran pajak dengan benar,
akan tertarik untuk segera melaksanakan kewajibannya. Di tahap awal, pemerintah memperki
rakan kebijakan tax amnesty ini akan meningkatkan penerimaan perpajakan sebesar Rp60 trili
un. Namun ke depannya, kebijakan tersebut diharapkan mampu memperbaiki sistem administ
rasi perpajakan di Indonesia, sekaligus mengurangi kebocoran pajak akibat meningkatnya ke
giatan underground economy yang selama luput dari data perpajakan. 

Sayangnya, rencana penerapan kebijakan tax amnesty tersebut masih menghadapi ber
bagai tantangan. Banyak pihak menduga bahwa penerapan tax amnesty lebih didasarkan kepa
da permasalahan pemenuhan target penerimaan perpajakan semata.

Secara teori, arti tax amnesty adalah penghapusan pajak bagi Wajib Pajak (WP) yang
menyimpan dananya di luar negeri dan tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar paja
k lewat imbalan menyetor pajak dengan tarif yang lebih rendah. Sudah menjadi rahasia umu
m bahwa banyak orang-orang kaya di Indonesia yang memarkir dananya di luar negeri demi
menghindari kewajiban membayar pajaknya.

Pada tahun 1984, pemerintah pernah melakukan kebijakan tax amnesty di era Orde Ba
ru. Dalam implementasinya, kebijakan tersebut dinilai tidak terlalu sukses mengingat respon
WP yang tidak terlalu besar serta tidak terjadinya modernisasi sistem perpajakan di Indonesia.
Beberapa kebijakan pengampunan pajak dalam skala lebih kecil juga dilakukan pemerintah s
esudahnya. Tahun 2008 misalnya, pemerintah kembali menjalankan kebijakan sunset policy y
ang boleh dikatakan menjadi miniatur kebijakan tax amnesty secara keseluruhan. Dengan keb
ijakan sunset policy ini maka pemerintah memberikan penghapusan sanksi administrasi bagi
WP yang kurang bayar maupun melakukan kesalahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan
(SPT) pajak nya. Kebijakan sunset policy jilid I tahun 2008 ini, berhasil menghimpun dana hi
ngga Rp7,46 triliun.

Berkaca dari ketidakberhasilan kebijakan tax amnesty tahun 1984, salah satu hal poko
k yang menimbulkan keraguan bagi pihak WP adalah persoalan regulasi. Kebijakan tax amne
sty tahun 1984 tidak didasarkan kepada payung hukum Undang-undang (UU). Karenanya, lan
gkah pemeirntah untuk mengusulkan draft UU Tax Amnesty kepada DPR, sudah merupakan h
al yang sangat tepat meskipun menimbulkan membutuhkan waktu pembahasan yang semakin
panjang. Perbaikan mekanisme data base pajak serta kerelaan seluruh pihak untuk melakukan
mekanisme tukar menukar basis data juga menjadi faktor krusial lainnya yang wajib diperhati
kan.

Jika nantinya seluruh modalitas awal tersebut dapat diselesaikan oleh pemerintah, ma
ka penulis yakin bahwa kebijakan tax amnesty akan memberikan dampak positif yang luar bi
asa bagi struktur APBN ke depannya. Pengalaman di banyak negara sudah membuktikan hal t
ersebut. Korea Selatan, Afrika Selatan dan India adalah contoh-contoh negara yang sukses m
enerapkan kebijakan tax amnesty. Besarnya potensi dana masyarakat Indonesia yang terparkir
di luar negeri, juga terlalu sayang untuk dibiarkan begitu saja tanpa memberikan dampak pem
bangunan nasional. Di atas itu semua, isu nasionalisme jelas menjadi ultimate factor yang har
us selalu ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai