NIM : 042368975
Artikel 1.
1. Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak, Yon Arsal menyampaikan bahwa
“Pajak memegang peranan krusial di dalam APBN dalam kurun waktu beberapa tahun
belakangan ini. Hal ini tercermin dari kontribusi pajak yang semakin meningkat pada
sektor penerimaan negara. Namun demikian, di masa pandemi ini dimana aktivitas
ekonomi terdisrupsi cukup dahsyat, penerimaan pajak mengalami terkontraksi”, jelasnya.
Untuk menghindari perekonomian terkontraksi lebih dalam, Pemerintah mengeluarkan
beberapa kebijakan dan paket stimulus antara lain melalui perpajakan. Beberapa
kebijakan di sektor perpajakan antara lain berupa pemberian insentif bagi pekerja di
sektor yang terdampak langsung oleh pandemi melalui fasilitas pajak DTP PPh 21,
penurunan tarif PPh Badan, pembebasan PPh 22 Impor, pembebasan pajak impor alat
kesehatan dan vaksin. Dengan kebijakan stimulus ekonomi melalui perpajakan tersebut,
diharapkan dunia usaha dapat kembali menggeliat, iklim investasi kembali kondusif,
kesejahteraan masyarakat meningkat, dan UMKM dapat berkembang. Pada tahun 2020,
insentif pajak yang dikeluarkan oleh Pemerintah terbukti telah dimanfaatkan dan
membantu lebih dari 460 ribu Wajib Pajak. Hal tersebut menjadi bukti bahwa Pemerintah
merespon pandemi ini dengan sangat baik dari sisi ekonomi, sekaligus menunjukkan
bahwa Perpajakan berperan cukup sentral dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi.
Di sisi lain, Indonesia masih terus mengalami tantangan dalam hal perpajakan antara lain
berupa rendahnya tax ratio dan kesulitan menggali potensi perpajakan. Untuk itu, perlu
dilakukan reformasi di bidang perpajakan secara menyeluruh salah satunya melalui
perluasan pengenaan cukai bagi produk-produk tertentu (contoh: minuman manis dalam
kemasan) dan pemberian insentif perpajakan bagi produk-produk ramah lingkungan.
2. Secara teoritis, kehadiran sistem perpajakan memiliki sejumlah fungsi penting dalam
sebuah negara terutama untuk mencapai target pembangunan. Peranan itu dijalankan
antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi Anggaran (Budgeting)
Pemerintah suatu negara tentunya memiliki rencana pembangunan yang
diaktualisasikan dalam rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang.
b. Fungsi Mengatur (Regulated)
Pajak memiliki hubungan yang sangat erat dengan urusan negara terkait pendapatan
dan kas negara, karena itu, urusan perpajakan juga termasuk dalam rumpun kebijakan
fiskal di dalam konsep ekonomi negara. Kebijakan fiskal itu sendiri secara sederhana
diartikan sebagai langkah-langkah yang diterbitkan pemerintah dalam rangka
pengelolaan kas negara, termasuk didalamnya pendapatan, belanja dan pembiayaan
yang ada pada postur APBN.
c. Fungsi Stabilitas
Pajak bukan hanya menjalankan fungsi sebagai pengatur dan penyedia anggaran
pemerintah, dalam konteks yang lebih luas kehadiran sistem perpajakan menjadi
komponen untuk mencapai stabilitas ekonomi. Dalam suatu perekonomian, adanya
fenomena kenaikan harga yang signifikan dalam jangka waktu tertentu secara terus
menerus dikenal sebagai inflasi.
d. Fungsi Redistribusi
Negara berperan penting untuk menjamin kehidupan masyarakatnya, terutama
menjamin agar semua kelompok masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi bisa
hidup terjamin. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah harus mengelola rencana
pembangunan agar lebih berpihak pada kelompok ekonomi rentan. Karena berkaitan
dengan pembangunan, maka ini tentu tidak bisa lepas dari komponen APBN.
3. Menurut saya pendekatan fungsi pajak yang di utamakan dalam artikel adalah fungsi
stabilitas.Karena sebagai pengatur dan penyedia anggaran pemerintah, dalam konteks
yang lebih luas kehadiran sistem perpajakan menjadi komponen untuk mencapai
stabilitas ekonomi. Dalam suatu perekonomian, adanya fenomena kenaikan harga yang
signifikan dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus dikenal sebagai inflasi.
Karena itu, pemerintah perlu mengendalikan inflasi agar tidak naik tajam. Sebaliknya,
jika ekonomi terus mengalami deflasi tentu menguntungkan bagi konsumen karena harga
barang-barang turun sehingga barang jadi lebih murah, namun tidak baik bagi produsen
dan pemerintah.
Produsen jadi makin sulit mendapat untuk karena harga semakin murah, yang selanjutnya
pemerintah juga makin sulit memperoleh sumber pendanaan atau penarikan pajak dari
badan usaha karena bisnisnya berjalan lesu dan pendapatan berkurang. Karena itu,
pemerintah juga perlu mengatur agar deflasi tidak turun tajam dan membuat inflasi
berjalan normal.
Artikel 2.