Jawaban :
1. Peran dan fungsi Pajak berdasarkan artikel diatas adalah peran dan fungsi pajak dalam
masa pandemi Covid-19 cukup sentral dalam pemulihan ekonomi di masa pandemic.
Pajak berperan besar dalam memberikan stimulus secara menyeluruh terhadap
pemulihan ekonomi nasional khususnya di masa pandemic-covid 19.
Fungsi Pajak sejatinya ada 4 yaitu :
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Fungsi ini merupakan fungsi utama pajak atau fiskal, yaitu fungsi pajak semata
sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas Negara berdasarkan
undang undang perpajakan yang berlaku. Sebagai konsekuensinya pengenaan pajak
tidak membedakan dari sebab yang dilarang atau tidak dilarang dalam undang-
undang.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Fungsi ini merupakan fungsi tambahan karena hasil penerimaan dari pajak harus
digunakan untuk mengatur pemerintahan secara adil. Pajak yang memiliki pengaruh
dalam politik anggaran dan keuangan tentunya dapat berperan sebagai instrumen
untuk ikut serta mengatur agar pungutan pajak dapat dipatuhi karena dirasakan adil
bagi masyarakat. Fungsi mengatur dari pajak dimaksudkan bahwa pajak itu dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengatur pelaksanaan kebijakan Negara dalam
lapangan ekonomi dan sosial. Fungsi tersebut dapat diwujudkan dalam suatu bentuk
paket kebijakan perpajakan (fiscal policy) secara khusus misalnya insentif pajak
terhadap para investor, tidak mengenakan suatu pajak tertentu di daerah kawasan
berikat, mengenakan tarif pajak yang tinggi terhadap penjualan minimal beralkohol,
dll.
3. Fungsi Distribution of Income
Pajak yang dipungut pemerintah didistribusikan kembali kepada masyarakat sehingga
pendapatan nasional melalui pajak dapat dikontribusikan merata di seluruh lapisan
masyarakat. Dalam teori hukum pajak lazim disebut dengan earmarking tax, yaitu
bahwa penerimaan pajak harus diperuntukkan kembali kepada masyarakat. Dengan
adanya funsi ini memberika stimulus agar masyarakat patuh membayar pajak, ikut
juga mengawasi penggunaan dari penerimaan pajak.
4. Fungsi Harmonization of Political Wants and Economy
Kepentingan pemerintah dalam memungut pajak harus jelas sesuai dengan peraturan
perpajakan, namun tetap memperhatikan keserasian keadaan politik dan ekonomi
Negara. Misalnya, pungutan pajak harus menghormati dan memberlakukan
perjanjian pajak yang dilakukan secara bilateral antarnegara (tax treaty) dan pajak
internasional berikut ini.
a. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
b. Regulasi pajak secara internasional
2. Pendekatan fungsi pajak yang lebih diutamakan berdasarkan artikel diatas adalah fungsi
regulerend dikarenakan fungsi ini dapat berperan sebagai instrumen untuk ikut serta
mengatur agar pungutan pajak dapat dipatuhi karena dirasakan adil bagi masyarakat.
Fungsi mengatur dari pajak dimaksudkan bahwa pajak itu dapat dipergunakan sebagai
alat untuk mengatur pelaksanaan kebijakan Negara dalam lapangan ekonomi dan sosial
yang dalam hal ini Indonesia mengalami masa pandemic –Covid 19 yang telah
menyerang berbagai sendi kehidupan dan lapisan masyarakat. Tidak hanya bidang
kesehatan, pendidikan, sosial, efek pandemi juga merambah ke bidang ekonomi hingga
pariwisata. Dengan adanya fungsi regulerend ini pemerintah dapat memberikan stimulus
termasuk insentif pajak kepada masyarakat sehingga dapat mendukung tumbuhnya
perekonomian Indonesia di masa Pandemi-Covid 19.
Jadi berdasarkan artikel di atas, system pemungutan pajaknya yaitu Self Assessment
System, dikarenakan dengan menentukan sendiri besarnya pajak yang harus
dibayarkan oleh perusahaan atau badan usaha itu sendiri tanpa adanya pengawasan
dari pemerintah khususnya Direktorat Perpajakan, tentunya mereka akan melaporkan
PPh maupun PPn dari perusahaan atau badan usaha itu dengan nominal yang kecil
guna mendapatkan laba bersih yang lebih besar tentunya.
5. Yang dimaksud dengan tax avoidance dan tax evasion adalah Tax avoidance merupakan
praktik yang umumnya dilakukan oleh Wajib Pajak guna meminimalisir pembayaran beban
pajak individu atau perusahaan yang terutang pada kas negara. Hal tersebut tentu membawa
dampak buruk bagi negara karena bisa mengakibatkan berkurangnya pendapatan negara dari
sektor pajak. Contohnya adalah Para Pelaku usaha memecah Laporan Keuangan agar peredaran
bruto tidak melebihi 4,8 miliar sehingga mereka tetap mendapatkan keringanan pajak PPh
denga tarif sebesar 0.5 % dari peredaran bisnis. Sementara tax evasion merupakan tindakan
yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan tujuan mengurangi jumlah pajak terutang atau sama
sekali tidak membayar pajak melalui cara-cara illegal. Contohnya adalah Para Wajib Pajak tidak
melaporkan sebagian atau seluruh penghasilannya dalam SPT atau membebankan biaya-biaya
yang tidak seharusnya dijadikan pengurang penghasilan untuk tujuan meminimalkan beban
pajak mereka.
Jadi berdasarkan pengertian dari tax avoindance dan tax evasion dapat ditarik
kesimpulan bahwa hal yang melatarbelakangi terjadinya tax avoidance dan tax evasion
adalah persoalan kepatuhan wajib pajak/tax compliance dan tax morale. menurut OECD,
tax morale adalah ukuran persepsi atau kesadaran Wajib Pajak terhadap kewajiban
pembayaran pajak.
Sumber :
1. https://www.pajakku.com/read/5f6ad6402712877582239046/Apa-Bedanya-Tax-
Avoidance-dan-Tax-Evasion-?-
2. BMP HKUM 4407/MODUL 1 Hukum Pajak dan acara perpajakan