Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PERPAJAKAN BISNIS

FUNGSI PAJAK DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Elizabeth Marietta Puspa Wijayanti

NIM: 162214171

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2022
A. PAJAK DI INDONESIA
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., mengatakan bahwa pajak adalah
iuran rakyat kepada Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Terdapat beberapa unsur yang ada di dalam pajak:
1. Iuran dari rakyat kepada Negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara dan iuran tersebut berupa
uang bukan barang.
2. Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta
aturan pelaksanaanya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
dapat ditujukan dan dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan
adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yaitu pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat lain.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan
dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan Bersama-sama
melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai
pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada
anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Sesuai
dengan system yang dianut dalam sistem perpajakan Indonesia yaitu self
assessment. Direktorat Jendral Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban
untuk melakukan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan.
B. FUNGSI PAJAK
Pada dasarnya pajak mempunyai peran yang cukup besar dalam
kehidupan bangsa. Ada beberapa fungsi pajak, diantarnya:
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Fungsi Budgetair disebut sebagai fungsi utama pajak atau fungsi
fiscal function, yaitu suatu fungsi yang di mana fungsi pajak
dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal
ke kas berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku.
Fungsi ini disebut fungsi yang utama karena fungsi ini yang secara
historis pertama kali timbul. Disini pajak merupakan sumber
pembiayaan terbesar.
Contoh: pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setiap
tahunnya melakukan penyusunan APBD/APBN. Pajak salah satu
komponen pendapatan pemerintah yang utama, sehingga sangat
penting untuk menjaga potensi pajak agar pemerintah memilki dana
untuk pengeluaran-pengeluaran yang telah direncanakan setiap
tahunnya.
2. Sebagai alat pengukur (Regulerend)
Fungsi Regulerend mempunyai pengertian bahwa pajak dapat
dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai
contoh, ketika pemerintah berkeinginan melindungi kepentingan
petani dalam negeri, pemerintah dapat menetapkan pajak
tambahan, seperti pajak impor atau bea masuk, atas kegiatan
impor komoditas tertentu.
Contohnya:
 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah
untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
3. Sebagai alat penjaga stabilitas
Pemerintah dapat menggunakan sarana perpajakan untuk stabilitas
ekonomi. Sebagian barang-barang impor dikenakan pajak agar
produksi dalam negeri dapat bersaing. Untuk menjaga stabilitas
nilai tukar rupiah dan menjaga agar eficit perdangan tidak semakin
melebar, pemerintah dapat menetapkan pengenaan PPnBM
terhadap impor produk tertentu yang bersifat mewah. Upaya
tersebut dilakukan untuk meredam impor barang mewah yang
berkontribusi terhadap neraca perdagangan.
Contoh: ketika nilai tukar rupiah mengalami penurunan terhadap
dollar Amerika Serikat, jika pemerintah ingin memanfaatkan pajak
sebagai instrument stabilitas perekonomian, maka pemerintah
dapat mengeluarkan kebijakan perpajakan yang mendukung
penguatan rupiah seperti meningkatkan bea masuk maupun impor.
4. Fungsi Redistribusi pendapatan
Fungsi redistribusi pajak adalah pemanfaatan pajak untuk
membuka lapangan pekerjaan. Dengan bertambahnya lapangan
pekerjaan, maka semakin banyak pula penyerapan tenaga kerja
sehingga pendapatan masyarakat pun dapat diperoleh secara
merata.
Contoh: pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai
pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan.
Kebutuhan akan dana dapat dipenuhi melalui pajak yang hanya
dibebankan kepada mereka yang mampu membayar pajak. Namun
demikian, infrastruktur yang dibangun tadi, dapat juga dimanfaatkan
oleh mereka yang tidak mampu membayar pajak.
C. MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN PAJAK
Untuk mencapai optimalisasi penerimaan pajak, maka pihak fiskus dan
wajib pajak harus mempunyai kesadaran dalam menjalankan hak dan
kewajibannya. Dengan demikian baik fiskus dan membayar pajak akan
memahami mengenai pentingnya peranan mereka masing-masing. Kondisi
perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam
menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak
yang tinggi. yaitu, kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang
sesuai dengan kebenarannya. Karena semakin besar pekerjaan dalam
pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh wajib pajak, bukan fiskus
selalu pemungut pajak. Sehingga kepatuhan diperlukan dalam self
assessment system, dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan pajak
yang optimal.
Adapun indikator dari penerimaan pajak yaitu:
a. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi kemandirian
pembangunan.
b. Peningkatan penerimaan pajak memegang peranan strategis
karena akan meningkatkan kemandirian pembiayaan pemerintah
c. Sumber utama penerimaan Negara yaitu berasal dari pajak
d. Kerjasama fiskus dan wajib pajak diperlukan dalam meningkatkan
penerimaan pajak dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai