Anda di halaman 1dari 6

Tugas Khusus Perpajakan Bisnis

Tugas 3 – Pajak Penghasilan

1. Dasar hukum pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi


a) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan. UU ini
terdapat 4 kali perubahan:
- UU No 7 tahun 1991 tentang perubahan atas UU No.7/1983 tentang
pajak penghasilan
- UU No 10 tahun 1994 tentang perubahan kedua UU No.7/1983 tentang
pajak penghasilan
- UU Nomor 17 tahun 2000 tentang perubahan ketiga UU No.7/1983
tentang pajak penghasilan
- UU nomor 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat UU No.7.1983
tentang pajak penghasilan
b) UU cipta kerja No. 11 tahun 2020
c) UU HPP Nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

2. Yang menjadi objek pajak:


a) PPh 21
- Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap
- Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima industry
- Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja
- Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
- Imbalan kepada bukan pegawai
- Imbalan kepada peserta kegiatan
b) PPh 23
- Dividen
- Bunga
- Royalti
- Hadiah, penghargaan, bonus
- Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
- Imbalan sehubungan dengan jasa industry, jasa manajemen, dll.
c) PPh pasal 4 ayat 2
- Penghasilan berupa bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan
lainnya serta diskonto sertifikat bank Indonesia
- Penghasilan berupa bunga dari tabungan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota masing-masing.
- Penghasilan berupa hadiah lotre/undian
- Penghasilan dari transaksi penjualan saham
- Penghasilan dari transaksi atas pengalihan hak atas tanah atau
bangunan
- Penghasilan dari usaha konstruksi
- Penghasilan dari usaha real estate
- Penghasilan dari sewa tanah atau bangunan
- Pendapatan tertentu lainnya.
3. Macam-macam tarif pajak:
a) PPh 21 berdasarkan pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh No. 36/2008
- 5% untuk penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000 per tahun
- 15% untuk penghasilan Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 per tahun
- 25% untuk penghasilan Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 per tahun
- 30% untuk penghasilan Rp 500.000.000 – Rp 5.000.000.000 per tahun
- 35% untuk penghasilan di atas Rp 5.000.000.000 per tahun
- Untuk WP yang tidak memiliki NPWP, dikenakan tarif 20% lebih tinggi
dari yang memiliki NPWP
b) PPh 22
- Atas impor
o Bagi yang menggunakan angka pengenal importir (API) = 2,5%
x nilai impor
o Bagi non-API = 7,5% x nilai impor
o Bagi yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang
- Atas pembelian barang
Pembelian barang dilakukan oleh DJPB, bendahara pemerintah,
BUMN/BUMD, yakni:
= 15% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final)
- Atas penjualan hasil produksi
o Kertas = 0,1% x DPP PPN
o Semen = 0.25% x DPP PPN
o Baja = 0,3% x DPP PPN
o Otomotif = 0,45% x DPP PPN
- Atas pembelian bahan keperluan industry
= 0,25% x harga pembelian (tidak termasuk PPN)
- Atas impor kedelai, gandum dan tepung terigu oleh importir
= 0,5% x nilai impor
c) PPh 23
- Besar tarif pajak penghasilan pasal 23 ditetapkan sebesar:
o 15% dari DPP untuk pajak dividen, royalty, bunga, hadiah dan
penghargaan
o 2% dari DPP untuk objek pajak lainnya
- Besar tarif pajak penghasilan pasal 23 jika tidak mempunyai NPWP
o 30% dari DPP untuk pajak dividen, royalty, bunga, hadiah dan
penghargaan.
o 4% dari DPP untuk objek pajak lainnya
- Tarif khusus PPh23
o 25% dari DPP jika hadiah undian atau lotre yang dianggap
sebagai penghasilan
o 20% dari DPP jika penerima hadiah dan penghargaan
ekspatriat, dan bukan termasuk BUT Internasional
o 15% dari DPP jika penerima adalah sebuah organisasi,
termasuk BUT
d) PPh pasal 4 ayat 2
- 20% untuk penghasilan dari deposito, tabungan, diskonto, SBI (surat
berharga Indonesia)
- 5-15% untuk penghasilan dari bunga obligasi
- 0-10% untuk penghasilan dari simpanan koperasi
- O,1% untuk penghasilan atas penjualan saham
e) PPh 26
- 20% (final) dari jumlah Bruto
- 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto
- 20% (final) dari labar bersih penjualan atau pengalihan saham
perusahaan
- 20% (final) dari penghasilan kena pajak sesudah dikurangi pajak dari
BUT Indonesia
- 0% hingga kurang dari 20% untuk negara-negara yang berada dalam
perjanjian pajak dengan Indonesia yang dikenal sebagai perjanjian
penghindaran pajak berganda (P3B)
4. Perkebangan perubahan PTKP dari tahun 1984 sampai 2022
a) UU No.7 tahun 1984 (berlaku mulai 1 januari 1984 sampai 31 desember
1994)
- Untuk diri wajib pajak Rp 960.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 480.000
- Tambahan untuk istri yang berpenghasilannya digabung Rp 960.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 480.000
b) UU No. 10 tahun 1994 (berlaku mulai 1 januari 1995 sampai dengan 31
Desember 2000)
- Untuk diri wajib pajak Rp 1.728.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 864.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 1.728.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 864.000
c) UU No. 17 tahun 2000 (berlaku mulai 1 Januari 2001 sampai dengan 31
Desember 2004)
- Untuk diri wajib pajak Rp 2.880.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 1.440.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 2.880.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 1.440.000
d) PMK no. 564/KMK03/2004 (berlaku mulai 1 Januari 2005 sampai dengan
31 Desember 2005)
- Untuk diri wajib pajak Rp 12.000.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 1.200.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 12.000.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 1.200.000
e) PMK No. 137/PMK.03/2005 (berlaku mulai 1 januari 2006)
- Untuk diri wajib pajak Rp 13.200.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 1.200.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 13.200.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 1.200.000
f) UU no.36 Tahun 2008 (berlaku mulai 1 januari 2009)
- Untuk diri wajib pajak Rp15.840.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 1.320.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 15.840.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 1.320.000
g) PMK No.162/PMK.011/2012 (berlaku mulai 1 Januari 2013)
- Untuk diri wajib pajak Rp 24.300.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 2.025.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 24.300.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 1.025.000
h) PMK No.122/PMK.010/2015 (berlaku mulai tahun pajak 2015)
- Untuk diri wajib pajak Rp 36.000.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 3.000.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 36.000.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 3.000.000
i) PMK No.101/PMK 010/2016 (berlaku mulai tahun pajak 2016 sampai
sekarang)
- Untuk diri wajib pajak Rp 54.000.000
- Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 4.500.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung Rp 54.000.000
- Tambahan untuk setiap tanggungan Rp 4.500.000
5. Pendapat tentang wanita kawin berpenghasilan dan anak berpenghasilan
yang belum dewasa.
- Wanita kawin berpenghasilan.
Jika penghasilan yang digabung dengan suami maka harus
mempunyai perjanjian ketika nanti berpisah atau sebagainya, agar
pengurusan pajak lebih mudah.
- Anak berpenghasilan yang belum dewasa
Anak akan bergabung dengan NPWP bapak dari anak tersebut jika
memang belum memenuhi syarat untuk memiliki NPWP sendiri.
6. Pak Amir karyawan tetap PT Subur Makmur
Diketahui:
 Gaji bulan desember Rp 2.200.000
 THR Rp 2.200.000
 Iuran Pensiun Rp 25.000
 Menikah belum punya anak
PTKP K/0 Rp 58.500.000

Ditanya:

PPh 21 bulan Desember

Anda mungkin juga menyukai